Anda di halaman 1dari 5

QUIZ TATA KELOLA PERUSAHAAN

NAMA : MARINA JUNIANTI WURANGIAN


NIM : 2016-01-01-283
PRODI : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI & BISNIS
SOAL
1. Sebutkan & Jelaskan 5 prinsip GCG ?
2. Sebutkan & jelaskan mekanisme penerapan GCG ?
3. Sebutkan kebijakan Dewan Komisaris ?
4. Jelaskan mengenai GCG dari 5W + 1H ?
5. Jelaskan Perkembangan GCG
6. Jelaskan Konsep kunci keberhasilan GCG ?
JAWAB
1. 5 Prinsip GCG
a. Transparansi : Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup,
akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.
b. Akuntabilitas : Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur,
system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara
efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta
tanggung jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
c. Responsibility : Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial,
kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan
bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip
ini, diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada shareholder juga
kepada stakeholders-lainnya.
d. Independensi : Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa
ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, prinsip ini menuntut
bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan.
e. Fairness : Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam
perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela
yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain.

2. Mekanisme Penerapan GCG


a. Tahap persiapan
 Awareness building : membangun kesadaran akan pentingnya GCG dan
membangun komitmen bersama dalam penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan
dengan memakai tenaga ahli independen dari luar melalui seminar, lokakarya, dan
diskusi kelompok.
 GCG Assessment; mengukur/memetakan kesiapan perusahaan saat ini dalam
penerapan GCG. Langkah ini penting untuk menentukan infrastuktur dan struktur
perusahaan/organisasi yang dibutuhkan untuk kesuksesan penerapan GCG.
 GCG manual building; Penyusunan manual dapat dibantu oleh tenaga ahli
independen dari luar perusahaan/organisasi. Manual dapat dibedakan menjadi
manual untuk organ-organ perusahaan dan manual untuk keseluruhan anggota
perusahaan/organisasi. Secara umum harus mencakup : Kebijakan GCG
perusahaan/organisasi, Pedoman GCG bagi organ-organ perusahaan/organisasi,
Pedoman perilaku, Audit commitee charter, Kebijakan disclosure dan transparansi,
Kebijakan dan kerangka manajemen risiko, Roadmap implementasi
b. Tahap Implementasi
 Sosialisasi, diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh perusahaan
berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG khususnya mengenai
pedoman penerapan GCG. Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim
khusus yang dibentuk untuk itu, langsung berada di bawah pengawasan direktur
utama atau salah satu direktur yang ditunjuk sebagai GCG champion di
perusahaan.
 Implementasi, yaitu kegiatan yang dilakukan sejalan dengan pedoman GCG yang
ada, berdasar roadmap yang telah disusun. Implementasi harus bersifat top down
approach yang melibatkan dewan komisaris dan direksi perusahaan. Implementasi
hendaknya mencakup pula upaya manajemen perubahan (change management)
guna mengawal proses perubahan yang ditimbulkan oleh implementasi GCG.
 Internalisasi, yaitu tahap jangka panjang dalam implementasi. Internalisasi
mencakup upayaupaya untuk memperkenalkan GCG di dalam seluruh proses
bisnis perusahaan kerja, dan berbagai peraturan perusahaan. Dengan upaya ini
dapat dipastikan bahwa penerapan GCG bukan sekedar dipermukaan atau sekedar
suatu kepatuhan yang bersifat superficial, tetapi benarbenar tercermin dalam
seluruh aktivitas perusahaan.
c. Tahap evaluasi adalah tahap yang dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu untuk
mengukur sejauh mana efektifitas GCG yang telah dilakukan. Tahap ini bisa dibantu oleh
pihak independen untuk melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang
telah dilaksanakan. Banyak perusahaan konsultan yang dapat memberikan jasa audit dan
scoring tersebut. Evaluasi dalam bentuk assessment, audit atau scoring juga dapat
dilakukan secara mandatory seperti yang diterapkan dalam lingkungan BUMN.
3. Kebijakan Dewan Komisaris
a. Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku
berjalan kepada RUPS
b. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja
perseroan
c. Memberikan nasihat kepada direksi dalam melaksanakan pengurusan perseroan
d. Memantau dan memastikan bahwa Good Corporate Governance telah ditetapkan secara
efektif dan berkelanjutan
e. Mengusulkan kebijakan Remunerasi Perseroan kepada RUPS
f. Melakukan evaluasi kinerja melalui penyusuna Key Performance Indicator (KPI) Dewan
komisaris dengan sistem self assessment atau sistem lain untuk kemudian diputuskan
dalam rapat dewan komisaris
g. Mengevaluasi tahapan proses manajemen investasi dan risiko Perseroan, mulai dari
identifikasi sampai dengan pengungkapan serta mitigasi risiko.
h. Melakukan kajian atas efektivitas pengurusan Perseroan dari aspek manajemen risiko
secara terintegrasi sebagai bahan rekomendasi Dewan Komisaris.
4. GCG menurut 5W + 1H
a. What
Apa itu GCG ?
GCG ialah suatu peraturan yang dibuat oleh suatu perusahaan itu sendiri yang dijalankan
oleh stakeholder dalam perusahaan yang bertujuan menciptakan citra baik perusahaan
dimata pada investor dan masyarakat. Memiliki prinisip Transparan, Akuntabilitas,
Responsibility, Independency, Fairness
b. Why
Mengapa GCG harus diimplementasikan ?
Karena apabila suatu perusahaan sudah menerapkan GCG dengan baik dan sesuai aturan,
maka tujuan dan manfaat yang akan diperoleh sesuai dengan rencana/diharapkan
c. Where
Dimana Asas GCG diimplementasikan ?
GCG seharusnya diimplementasikan di wilayah para pelaku atau pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan GCG seperti masyarakat, dunia usaha dan pemerintah
d. When
Kapan GCG diimplementasikan ?
Ketika kita sudah mulai terlibat sebagai pelaku ataupun pelaksana GCG dan wajib
mengimplementasikan
e. Who
Siapa saja pelaku GCG tersebut ?
Ada pemerintah, komisaris, direksi, manajer, sekretaris perusahaan, Tim penerapan GCG,
Satuan pengawas Intern
f. How
Bagaimana cara GCG Bisa diimplementasikan ?
a. Membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen untuk melaksanakan GCG
b. Melakukan kajian tentang kondisi perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan GCG dan tindakan korektif yang diperlukan
c. Melakukan internalisasi pelaksanaan GCG
d. Melakukan penilaian independen untuk memastikan penerapan GCG secara
berkala
5. Perkembangan GCG
Perkembangan GCG saat ini di Indonesia masih belum sesuai dengan harapan
perusahaan/korporasi yang ada di indonesia karena GCG di Indonesia masih dinilai terdapat konflik
dan memikirkan diri sendiri, masih terdapat risiko yang kemungkinan sulit dikendalikan, penerapan
prinsip GCG yaitu ( Transparansi, Akuntabilitas, Responsibility, Independency, Fairness ) masih
rapuh. Oleh karena itu perlu adanya implementasi GCG untuk menjawab permasalahan mengenai
GCG yang terjadi Indonesia. Tujuan implementasi GCG tersebut ialah
a. Mengelola sumber daya korporasi secara amanah dan juga bertanggung jawab, yang akan
meningkatkan kinerja korporasi secara sustainable
b. Meningkatkan keyakinan investor terhadap korporasi sehingga menjadi lebih atraktif sebagai
target investasi
c. Perbaikan citra korporasi sebagai agen ekonomi yang bertanggung jawab sehingga
meningkatkan nilai perusahaan.
d. Memudahkan akses terhadap investasi domestic dan asing
e. Melindungi direksi dan dewan komisaris dan tuntutan hukum

6. Kunci keberhasilan dari suatu GCG ialah manajemen dimana manajemen memiliki fungsi
planning, organizing, leading, actuating, controlling.
onsep kunci keberhasilan GCG :
Kunci keberhasilan dari suatu GCG ialah manajemen dimana manajemen memiliki fungsi
planning, organizing, leading, actuating, controlling. Semua fungsi itu saling melengkapi antara
satu dengan yang lain. Satu fungsi saja tidak dijalankan, maka akan mengganggu manajemen secara
keseluruhan. Tentu ini dapat merugikan perusahaan secara makro. Badan usaha yang merupakan
kesatuan antara yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor produksi dengan tujuan mencari
keuntungan dengan memberi layanan jasa kepada masyarakat, selayaknya mendisiplinkan
penerapan seluruh fungsi manajemen secara baik dan benar. Tujuan akhir dari semua itu adalah
meraih keuntungan semaksimal mungkin demi kesejahteraan bersama. Penentu kebijakan tidak
mutlak berada ditangan top manajemen, namun merupakan hasil dari analisa dan strategi setiap
level manajemen. Hasil itu diimplementasikan menjadi sebuah keputusan, yang mana akan menjadi
keputusan badan usaha/perusahaan. Untuk dapat menghasilkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good corporate governance), tentu setiap pihak yang terlibat dalam proses pengambilan
keputusan.

A. Memimpin ( Leading )
Fungsi memimpin disini harus mampu mengakomodir fungsi – fungsi manajemen yang
lain. Tanpa seni memimpin yang baik, tentu akan berakibat buruk bagi kelangsungan organisasi itu
sendiri. Seorang pemimpin organisasi harus mampu memfungsikan dirinya sebagai leader yang
instruktif ( instruction),consultative, participation and restraint .Hal ini berlaku untuk semua level
manajemen guna memahami masalah yang terjadi di lapangan. Sehingga dalam menentukan
sebuah kebijakan organisasi adalah kebijakan untuk tujuan bersama. Tanpa mementingkan
kepentingan personal maupun golongan.

B. Merencanakan ( Planning )
Jika semua level manajemen baik ditingkat top manajemen, middle manajamen maupun
lower manajemen dapat menjalankan 5 fungsi manajemen dengan baik, maka apa yang menjadi
tujuan sebuah organisasi/perusahaan tentu dapat tercapai secara maksimal. Fungsi manajemen
yang kedua adalah merencanakan ( planning). Dalam menyusuni sebuah perencanaan tentang target
yang ingin diwujudkan maka hal-hal berikut perlu diperhatikan :

• Menetapkan tujuan dan target bisnis


• Merumuskan strategi ( strategy formulate) untuk mencapai tujuan dan target bisnis yang
diinginkan
• Menentukan sumberdaya yang dibutuhkan Menetapkan indicator keberhasilan untuk mencapai
tujuan serta target bisnis.

C. Menyusun ( Organizing )
Mengatur SDM dan sumber daya yang lain yang dimiliki adalah hal penting yang harus
dilakukan, agar dapat menjalankan planning yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Hal ini merupakan fungsi organizing dalam manajemen. Untuk itu fungsi
pengorganisasian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

•Menetapkan sebuah struktur organisasi/perusahaan


•Mendelegasikan wewenang sesuai tugas dan fungsi
•Memantapkan hubungan ( relationship)
• Jika struktur organisasi sudah ditetapkan dari top manajemen hingga lower manajemen,
kemudian mendelegasikan wewenang untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai level
manajemen, membangun hubungan timbal balik antara setiap stakeholder, niscaya akan
menghasilkan suatu hasil utuh sesuai tujuan dan target organisasi/perusahaan
D. Mengawasi (Controlling)
Fungsi pengawasan perlu dilakukan seorang Manager untuk menilai jalannya suatu
kegiatan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain: •Menetapkan standar dan metode untuk
mengukur prestasi kerja pekerja/karyawan
•Menentukan prestasi kerja harus sesuai standar prosedur organisasi/perusahaan
• Mengambil tindakan yang diperlukan bila pelaksaanaan pekerjaan di lapangan
menyimpang dari prosedur organisasi/perusahaan

E. Actuating

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali
memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-
masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai