Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurmala Sari Abd.

Rahman
Npm : 02272011052
Corporate governance
1. Pemicu Timbulnya Good Corporate Governance di Dunia
Pada awal dekade 2000an dunia dikejutkan oleh tumbangnya perusahaan
perusahaan raksasa terkemuka di berbagai negara industri maju termasuk Amerika Serikat,
Inggris, Itali, Australia, Singapura, dan Hongkong. Regulator pemerintah tiap negara dan
pakar manajemen memberikan kesimpulan bahwa penyebab utama tumbangnya perusahaan
perusahaan besar tersebut adalah karena lemahnya penerapan prinsip prinsip good
corporate governance mereka
Kelemahan corporate governance tersebut antara lain ditandai oleh berbagai macam hal,
diantaranya yaitu :
1. Renggangnya hubungan antara para pemegang saham dengan manajemen perusahaan.
2. Lemahnya peranan dewan pengurus dalam mengarahkan dan mengendalikan
kebijaksanaan dan pengelolaan harta, utang, dan operasi bisnis perusahaan.
3. Semakin bebasnya manajemen perusahaan mengelola dan mengambil
keputusan -keputusan penting yang bersangkutan dengan kelangsungan hidup
perusahaan.
4. Tidak transparan, akurat, dan tepat waktunya penyampaian laporan perkembangan
bisnis dan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada para
pemegang saham dan kreditur.
5. Dalam banyak kasus auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan tidak
bekerja di bawah pengawasan langsung dari komite audit
Kelemahan-kelemahan corporate governance itulah yang memberikan peluang dewan
pengurus dan manajemen perusahaan yang memiliki moral dan etika bisnis yang buruk
mengelola perusahaan demi kepentingan pribadi atau golongan mereka bukan demi
kepentingan perusahaan. Dalam melakukan penyalah gunaan jabatan tersebut tidak sedikit
manajemen perusahaan berkolusi dengan institusi profesi papan atas seperti
penasehat hukum, perusahaan konsultan, dan perusahaan akuntan publik. Skandal bisnis
perusahaan-perusahaan raksasa dunia tersebut telah melukai kehidupan ekonomi banyak
negara. Dampak negatif skandal tersebut antara lain adalah menurunnya kepercayaan
investor untuk menanamkan dananya dalam perdagangan surat berharga. Selain itu
bank dan Lembaga keuangan non –bank lebih selektif dalam menyalurkan kredit
mereka. Sejak terjadinya skandal bisnis tersebut diatas para investor surat berharga dan
bank - bank kreditur sadar bahwa hak dan kepentingan mereka di perusahaan dimana mereka
menanamkan dananya tidak sepenuhnya terlindungi
2. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI ASIA
Good Corporate Governance menjadi penting untuk Asia dalam beberapa tahun
terakhir dengan sebagian besar pasar telah memperkenalkan peraturan yang komprehensif.
Regulator perusahaan dan investor memiliki peran penting dalam Good Corporate
Governance. Meskipun masih ada beberapa kekurangan dalam kerangka peraturan di banyak
negara di kawasan Asia ini yang berfungsi untuk melumpuhkan manfaat apa yang telah
dicapai. Meskipun ada perusahaan yang sadar melebihi standar tata kelola juga ada bukti
yang jelas bahwa pendekatan terhadap masalah pemerintahan oleh banyak perusahaan di Asia
berjumlah lebih sedikit. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara praktik
Good
Corporate Governance yang baik dan keuntungan finansial.
1. Metode penerapan Pedoman Good Corporate Governance
Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bagi perusahaan bersifat
complyand explain. Dengan demikian tidak ada sanksi apabila perusahaan tidak
menerapkan seluruh aspek dalam Pedoman tersebut. Bagi perusahaan yang tercatat di
bursa efek Malaysia, prinsip prinsip Good Corporate Governance dan praktik-
praktik terbaik yang telah diterapkan perusahaan wajib diungkapkan dalam
laporan tahunan. Perusahaanjuga wajib mengidentifikasi prinsip dan praktik
terbaik yang tidak dilaksanakan disertaialasan atas ketidakpatuhan tersebut.
Apabila perusahaan mengadopsi praktek tatakelola negara lain, hal ini juga harus
diungkapkan.

2. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap Pedoman Good Corporate Governance


Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bersifat comply and explains
sehingga tidak terdapat sanksi dalam hal perusahaan tidak menerapkan
seluruh aspek dalam Pedoman Good Corporate Governance. Namun terdapat
kewajiban untuk mengungkapkan pelaksanaan dari Pedoman tersebut dalam
laporan tahunan. Dengan demikian bagi perusahaan yang tercatat atau akan
mencatatkan sahamnya di bursatidak mengungkapkan dalam laporan
tahunannya terkait dengan penerapan tata kelola, Bursa Malaysia dapat
mengambil tindakan terhadap perusahaan atau direksisebagaimana tercantum dalam
Persyaratan Listing di Bursa Malaysia.

3. Ruang lingkup Pedoman Good Corporate Governance


Pedoman Good Corporate Governanc terdiri dari tiga bagian yaitu :
a) Bagian 1 :
Memuat prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang luas yang berlaku di
Malaysia. Tujuan dari prinsip-prinsip ini adalah untuk memungkinkan fleksibilitas
perusahaan dalam menerapkan prinsipprinsip sesuai dengan keadaan
masingmasing perusahaan.
b) Bagian 2 :
Menetapkan praktik-praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan.
Mengidentifikasi seperangkat pedoman atau praktek yang dimaksudkan untuk
membantu perusahaan dalam merancang pendekatan mereka terhadap tata
kelola perusahaan yang baik bagi perusahaannya.
c) Bagian 3 :
Dorongan atau himbauan bagi pihak-pihak selain tersebut di atas yang bersifat
sukarela. Hal ini tidak ditujukan kepada perusahaan yang terdaftar tetapi untuk
investor dan auditor untuk meningkatkan peran mereka dalam tata kelola
perusahaan

3. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA


Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah Good Corporate
Governance (GCG) kian populer. Tak hanya populer, istilah tersebut juga ditempatkan di
posisi terhormat. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan
untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan
persaingan bisnis global. Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin
yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG. Pada tahun 1999, kita melihat
negara-negara di Asia Timur yang sama-sama terkena krisis mulai mengalami pemulihan,
kecuali Indonesia. Harus dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi
antarnegara melainkan antarkorporat di negara-negara tersebut. Jadi menang atau kalah,
menang atau terpuruk, pulih atau tetap terpuruknya perekonomian satu negara bergantung
pada korporat masing-masing . Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporat kita
belum dikelola secara benar. Dalam bahasa khusus, korporat kita belum menjalankan
governansi . Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
Indonesia memiliki indeks corporate governance paling rendah dengan skor 2,88 jauh di
bawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72) dan Thailand (4,89). Rendahnya kualitas GCG
korporasi-korporasi di Indonesia ditengarai menjadi kejatuhan perusahaanperusahaan
tersebut.
Tahap-Tahap Penerapan GCG
Salah satu tujuan utama ditegakannya good corporate governance ialah untuk
menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan dalam pengendalian perusahaan
sedemikian rupa sehingga mampu mengurangi peluang terjadinya kesalahan mengelola (miss
management), menciptakan insentif bagi manajer untuk memaksimumkan produktivitas
penggunaan asset sehingga menciptakan nilai tambah perusahaan yang optimal. Dalam
pelaksanaan penerapan GCG di perusahaan adalah penting bagi perusahaan untuk
melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi
perusahaan, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat berjalan lancar dan
mendapat dukungan dari seluruh unsur di dalam perusahaan. Beberapa tahapan dalam
menerapkan GCG yaitu:
a. Tahap persiapan
Tahap ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu:
1. Awareness Building
Awareness Building merupakan langkah sosialisasi awal untuk membangun
kesadaran mengenai arti pentingnya GCG dan komitmen bersama dalam
penerapannya. Upaya ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli
independen dari luar perushaan. Kegiatan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya,
dan diskusi kelompok.
2. GCG Assessment
GCG Assessment merupakan upaya untuk mengukur atau memetakan kondisi
perusahaan dalam penerapan GCG saat ini. Langkah ini perlu guna memastikan titik
awal atau level penerapan GCG dan untuk mengidentifikasi langkah-langkah
yang tepat guna mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang
kondusif bagi penerapan GCG
secara efektif.
3. GCG Manual Buildig
GCG Manual BuildingGCG Manual Building adalah langkah berikutnya
setelah GCG Assessment dilakukan.Berdasarkan hasil pemetaan tingkat
kesiapan untuk kesiapan perusahaan dan upayaidentifikasi prioritas
penerapannya, penyusunan manual atau pedoman implementasi GCGdapat disusun.
b. Tahap Implementasi
Tahap ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu:
1. Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada seluruh perusahaan
berbagai aspekyang terkait dengan implementasi GCG khususnya mengenai
pedoman penerapan GCG.Upaya sosialisasi perlu dilakukan dengan suatu tim
khusus yang dibentuk untuk itu, langsungberada dibawah pengawasan Direktur
Utama.
2. Implementasi
Implementasi adalah kegiatan yang dilakukan sejalan dengan pedoman
GCG yang ada,berdasarkan roadmap yang telah disusun. Implementasi harus
bersifat top down approachyang melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi
perusahaan.
3. Internalisasi
Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan GCG di dalam seluruh
prosesbisnis perusahaan melalui berbagai prosedur operasi, sistem kerja, dan berbagai
peraturanperusahaan. Dengan upaya ini dapat dipastikan bahwa penerapan
GCG bukan sekadardipermukaan atau sekadar suatu kepatuhan yang
bersifat superficial, tetapi benar-benartercermin dalam seluruh aktivitas
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai