1. Metode Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bagi perusahaan bersifat comply explain.
2. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap pedoman Good Corporate Governance bersifat comply and explains sehingga
tidak terdapat sanksi dalam hal perusahaan tidak menerapkan seluruh aspek dalam Pedoman Good Corporate
Governance.
3. Ruang lingkup Pedoman Good Corporate Governance terdiri dari 3 bagian yaitu:
• Bagian I : Memuat prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang berlaku luas di Malaysia.
• Bagian II : Menetapkan praktik-praktik terbaik dalam tata Kelola perusahaan.
• Bagian III : Dorongan atau himbauan bagi pihak-pihak selain tersebut di atas yang bersifat sukarela.
4
Pedoman Good Corporate Governance di
Good
Corporate Malaysia
Governanc
e di Asia Ruang lingkup dari Pedoman Good Corporate Governance adalah:
The Board Structure, Duties and Effectiveness Conflict of Interest and Related Party Transactions
The Audit Committee and its Challenges Nominating Committee
Assessing the Risk and Control Environment Remuneration Committee
Effective Oversight of Financial Reporting
Shareholder Relations
Internal and External Audit: “Eyes And Ears” of
Audit Committee
5
Pedoman Good Corporate Governance di
Good
Corporate Singapura
Governanc
e di Asia
1. Metode Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bagi perusahaan bersifat comply and explain.
2. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap pedoman Good Corporate Governance bersifat voluntary. Oleh karena itu, tidak
ada sanksi bagi perusahaan yang tidak menerapkannya.
3. Ruang lingkup Pedoman Good Corporate Governance terdiri dari:
a. Board Matters a. Communication with Shareholders
b. Remuneration Matters
b. Disclosure of Corporate Governance Arrangements
c. Accountability and Audit
6
Pedoman Good Corporate Governance di
Good
Corporate Thailand
Governanc
e di Asia
1. Metode Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bagi perusahaan bersifat comply and explain.
2. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap pedoman Good Corporate Governance bersifat voluntary. Oleh karena itu, tidak
ada sanksi bagi perusahaan yang tidak menerapkannya.
3. Prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik Good Corporate Governance Perusahaan tercatat yang direkomendasikan
mencakup 5 kategori yaitu:
a. Hak pemegang saham a. Keterbukaan & transparansi
b. Perlakuan adil terhadap pemegang saham b. Tanggung jawab direksi
c. Peran pemangku kepentingan
7
Pedoman Good Corporate Governance
Good
Corporate diPhilipina
Governanc
e di Asia
1. Metode Penerapan Pedoman Good Corporate Governance di Philipina merupakan suatu kewajiban. Bursa Efek
Philipina mewajibkan perusahaan tercatat untuk melaporkan secara periodic mengenai kepatuhan terhadap manual tata
kelola termasuk hal-hal yang belum dapat dipenuhi wajib diungkapkan lengkap dengan alasannya.
2. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap Pedoman Good Corporate Governance Kegagalan untuk mengadopsi manual tata
kelola perusahaan seperti yang ditentukan untuk perusahaan, setelah pemberitahuan waktu dan alasan jatuh tempo
dikenakan denda sebesar P100, 000.00.
3. Ruang lingkup Pedoman Good Corporate Governance yaitu:
a. Commitment governance a. Stakeholder’s right and minitory stakeholder
b. The board governance b. Evaluation system
c. Supply Information c. Disclosure and transpatancy
d. Accountability and audit d. Administrative sanction
8
Good Corporate Governance di Indonesia
Tahap-Tahap Penerapan Good Corporate Governance
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini terdiri atas 3 tahapan yaitu:
- Awareness Building
- GCG Assessment
- GCG Manual Building
2. Tahap Implementasi
Tahapan ini terdiri dari 3 Langkah utama yaitu:
- Sosialisasi
- Implementasi
- Internalisasi
Good Corporate Governance di Indonesia
Tahap-Tahap Penerapan Good Corporate Governance
3. Tahap Evaluasi
Langkah-Langkah yang diperlukan pada tahap ini:
- Menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan perusahaan, serta system operasional
pencapaiannya secara jelas;
- Mengembangkan suatu struktur yang menjaga keseimbangan peran dan fungsi organ perusahaan
- Membangun sistem informasi, baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun
keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;
- Membangun sistem audit yang handal, yang tak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan dan
prosedur operasi standar, tetapi juga mencakup pengendalian risiko perusahaan
- Membangun sistem yang melindungi hak-hak pemegang saham secara adil dan setara diantara
pemegang saham;
- Membangun sistem pengembangan SDM, termasuk pengukuran kinerjanya.
Good Corporate Governance di Indonesia
Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia
Laporan tentang GCG oleh CLSA (2003), menempatkan Indonesia di urutan terbawah dengan skor 1,5 untuk
masalah penegakan hukum, 2,5 untuk mekanisme institusional dan budaya corporate governance, dan dengan
total 3,2. Meskipun skor Indonesia di tahun 2004 lebih baik dibandingkan dengan 2003, kenyataannya,
Indonesia masih tetap berada di urutan terbawah di antara Negaranegara Asia. Faktor-faktor penyebab
rendahnya kinerja Indonesia adalah penegakan hukum dan budaya corporate governance yang masih berada
di titik paling rendah di antara Negara-negara lain yang sedang tumbuh di Asia.
Penilaian yang dilakukan oleh CLSA didasarkanpada faktor eksternal dengan bobot 60% dibandingkan faktor
internal yang hanya diberi bobot 40% saja. Fakta ini menunjukkan bahwa implementasi GCG di Indonesia
membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan penegakan yang lebih nyata lagi.
Good Corporate Governance di Indonesia
Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia
Terdapat tiga arah agenda penerapan GCG di Indonesia (BP BUMN, 1999) yakni, menetapkan
kebijakan nasional, menyempurnaan kerangka nasional dan membangun inisiatif sektor swasta. Terkait
dengan kerangka regulasi, Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan Self-Regulated Organization (SRO) yang
didukung oleh Bank Dunia dan ADB telah menghasilkan beberap proyek GCG seperti JSX Pilot project.
Dalam penerapan GCG di Indonesia, seluruh pemangku kepentingan turut berpartisipasi. Komite
Nasional Kebijakan Corporate Governance yang diawal tahun 2005 di ubah menjadi Komite Nasional
Kebijkan Governance telah menerbitkan pedoman GCG pada bulan Maret 2001. Pedoman tersebut kemudian
disusul dengan penerbitan Pedoman GCG Perbankan Indonesia, Pedoman untuk komite audit, dan pedoman
untuk komisaris independen di tahun 2004. Semua publikasi ini dipandang perlu untuk memberikan acuan
dalam mengimplementasikan GCG. Pemerintah pun melakukan upaya-upaya khusus bergandengan tangan
dengan komunitas bisnis dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan GCG. Dua sektor penting yakni
BUMN dan Pasar Modal telah menjadi perhatian pemerintah.
Good Corporate Governance di Indonesia
Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia
Aspek baru dalam implementasi GCG di lingkungan BUMN adalah kewajban untuk memiliki
statement of corporate intent (SCI). SCI pada dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap pemegang
saham dalam bentuk suatu kontrak yang menekankan pada strategi dan upaya manajemen dan didukung
dengan dewan komisaris dalam mengelola perusahaan. Terkait dengan SCI, direksi diwajibkan untuk
menanda tangani appointment agreements (AA) yang merupakan komitmen direksi untuk memenuhi fungsi-
fungsi dan kewajiban yang diembannya. Indikator kinerja direksi terlihat dalam bentuk reward and
punishment system dengan meratifikasi undang-undang BUMN.
Pasar modal juga perlu menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk perusahaan publik. Ini ditunjukkan
melalui berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang menyatakan bahwa seluruh
perusahaan tercatat wajib melaksanakan GCG. Implementasi GCG dimaksudkan untuk meningkatkan
perlindungan kepentingan investor, terutam para pemegang saham di perusahaanperusahaan terbuka.
Good Corporate Governance di Indonesia
Good Corporate Governance di Lingkungan Perbankan
Dalam undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, secara umum telah diatur ketentuan
yang terkait dengan GCG baik yang termasuk governance structure, governance process, maupun governance
outcome.
Governance structure terdiri atas:
Uji kelayakan dan kepatuhan
Independensi manajemen bank
Ketentuan bagi direktur kepatutan dan peningkatan fungsi audit bank public
Mengenai governance outcome, Bank Indonesia juga telah mengeluarkan beberapa peraturan,
antara lain transparansi mengenai kondisi keuangan bank dan peningkatan peran auditor eksternal. Bank
diwajibkan untuk mengungkapkan non performingloan (NPL), pemegang saham pengendali dan afiliasinya,
praktik manajemen resiko dalam pelaporan keuangan.
Good Corporate Governance di Indonesia
Peran Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan secara langsung maupun tidak langsung telah mendorong implementasi
prinsip-prinsip GCG di Indonesia, dengan menerbitkan peraturan dan kebijakan yang terkait dengan GCG.
Peraturanperaturan tersebut antara lain menyangkut keputusan Bapepam mengenai prinsip transparansi yang
mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi kepada publik, disclosure mengenai beberapa aspek
yang terkait dengan pemegang saham, transaksi material, dan perubahan dalam aktivitas bisnis inti, keputusan
mengenai merger dan akuisisi perusahaan publik, serta ketentuan tentang pengungkapan mengenai apakah
suatu perusahaan tengah dalam proses peradilan kepailitan.