Oleh:
SEPRIATI
(02002003)
A. LATAR BELAKANG
Beberapa tahun terakhir istilah GCG sudah sangat dikenal di berbagai
belahan dunia karena merupakan instrumen penting dalam pertumbuhan dan
profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang, serta krisis di kawasan Asia
dan Amerika Latin akibat kegagalan implementasi GCG (Daniri, 2005). Pada
tahun 1998 banyak negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia pulih dari
krisis. Persaingan bisnis global bukanlah persaingan antar negara tetapi
persaingan lebih pada keterlibatan perusahaan di negara tersebut. Fokus pada
Tata Kelola Perusahaan juga dipicu oleh skandal-skandal besar seperti kasus
Enron, Worldcom, dll. Kehancuran perusahaan karena kegagalan strategi dan
penipuan dari manajemen puncak dan berlangsung lama tidak terdeteksi karena
lemahnya pengawasan independen.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pengelolaan
perusahaan sangatlah penting dan di Indonesia perusahaan belum dikelola
dengan baik. Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
dalam situs okezone tahun 2017 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk yang
terendah dalam tata kelola perusahaan di Asia Tenggara. Survey Booz Allen
tahun 1998 menunjukkan hasil bahwa Indonesia memperoleh nilai Corporate
Governance sangat rendah yaitu 2,88, lebih rendah dari Singapura (8,93),
Malaysia (7,72) dan Thailand (4,89). Buruknya kualitas penerapan GCG
diduga berdampak pada krisis ekonomi di Indonesia dan juga hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mc Kinsey & Company dalam situs hukum online pada
tahun 2000, Indonesia menempati posisi paling buncit dalam penerapan Good
Corporate Governance berdasarkan survey yang melibatkan investor di Asia,
Eropa dan Amerika dari lima negara di Asia. Penelitian Mc Kinsey &
Company pada tahun yang sama menemukan bahwa hampir semua nilai pasar
perusahaan Indonesia di pasar saham dinilai terlalu tinggi. Dari sini terdapat
ketidakjujuran yang mungkin dilakukan oleh mereka yang mendapatkan
keuntungan pribadi.
B. TUJUAN PENELTIAN
Untuk menawarkan keuntungan atau untuk mengilustrasikan aspek-aspek
fenomena yang relevan yang menarik bagi peneliti, dari perspektif individu,
organisasi atau perspektif lainnya. Ini akan sangat berguna sebelum
mempertimbangkan langkah-langkah korektif yang akan diambil dalam suatu
organisasi
C. KAJIAN PUSTAKA
1. Penngertian GCG dan Teori berkaitan dengan tata Kelola perusahaan
Good corporate governance (GCG) adalah suatu sistem yang
mengendalikan dan mengatur perusahaan dalam rangka menciptakan
nilai tambah (Value Added) bagi Stakeholders (Monks, 2003). Ada
beberapa hal yang perlu dipahami dalam hal ini, pertama dalam
memperoleh informasi yang benar dan tepat waktu mengenai
pemegang saham menjadi bagian yang sangat penting. Kedua,
pengungkapan seluruh informasi kinerja perusahaan, struktur
kepemilikan dan pemangku kepentingan secara transparan, akurat dan
tepat waktu merupakan kewajiban.
Ada dua teori yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan, yaitu
stewardship theory dan agency theory. Stewardship theory adalah
mempercayai dan memandang bahwa manajemen dapat dipercaya dan
bertindak baik demi kepentingan publik atau pemegang saham.
Sedangkan teori keagenan memandang manajemen sebagai agen dan
akan bertindak secara sadar untuk kepentingannya sendiri dan bukan
sebagai pihak yang adil bagi pemegang saham. Dalam banyak
perspektif teori keagenan lebih mencerminkan kenyataan yang terjadi
di lapangan, sehingga tata kelola perusahaan lebih diarahkan pada teori
keagenan oleh manajemen perusahaan yang penuh kepatuhan terhadap
peraturan dan ketentuan yang berlaku
2. Prinsip Dasar GCG
Ada lima prinsip dasar tata kelola perusahaan yang baik, antara lain:
1. Transparansi, merupakan tindakan keterbukaan dalam melakukan
kegiatan pengambilan keputusan dan relevansi informasi dalam
perusahaan 2. Akuntabilitas, adalah kejelasan sistem dan fungsi
pertanggungjawaban untuk pengelolaan perusahaan yang efektif.
3. Akuntabilitas, merupakan kepatuhan dan kesesuaian dalam
menjalankan perusahaan secara profesional sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Kemandirian, adalah pengelolaan perusahaan dengan kegiatan
profesional tanpa benturan kepentingan yang mempengaruhi kebijakan
perusahaan dan sesuai dengan peraturan perusahaan.
5. Kewajaran, Merupakan sikap adil dan patut untuk memenuhi hak-
hak pemegang saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Tahap Penerapan GCG
1) Tahap Persiapan
- Awareness building, merupakan tahapan awal dalam
membangun kesadaran akan pentingnya GCG dan pelibatan
seluruh komponen perusahaan dalam penerapannya. Salah satu
cara untuk melakukan tahapan ini adalah dengan menggunakan
jasa pihak ketiga yang independen dan tenaga ahli dibidangnya
yang berasal dari luar perusahaan. Seperti dalam bentuk
pelatihan, diskusi kelompok, seminar dan lain-lain.
- Penilaian kedua, merupakan upaya untuk menilai dan
mengukur kondisi perusahaan terhadap penerapan GCG saat
ini. Tahapan ini perlu dilakukan agar dapat memetakan level
implementasi GCG sejak awal dan mempersiapkan kebutuhan
infrastruktur yang tepat agar implementasi GCG dapat berjalan
dengan efektif.
- Manual bilding ketiga, merupakan tahapan setelah assessment
yang berfungsi untuk melihat kemampuan perusahaan
menyusun manual sebagai pedoman dalam penerapan GCG.
Tahapan ini juga dapat menggunakan jasa pihak ketiga yang
independen dan ahli dibidangnya yang berasal dari luar
perusahaan.
2) Implementasi Fase
Tahap implementasi ini merupakan tahap lanjutan yang terdiri
dari 3 langkah penting yang harus dilakukan yaitu:
1. Sosialisasi, merupakan tahapan yang digunakan untuk
memperkenalkan seluruh komponen perusahaan terkait
penerapan GCG, khususnya terkait penerapan GCG. Dalam
sosialisasi ini harus dibentuk tim khusus yang dipimpin
langsung oleh direktur utama atau salah satu direktur yang
ditunjuk di perusahaan.
2. Implementasi, merupakan tahapan yang dilakukan sejalan
dengan pedoman GCG berdasarkan alur yang telah disusun.
Implementasi harus mencakup manajemen perubahan untuk
mengawasi proses perubahan yang muncul sebagai akibat
penerapan GCG.
3. Internalisasi, merupakan tahapan implementasi dalam proses
jangka panjang yang berfungsi untuk memperkenalkan GCG di
seluruh proses bisnis perusahaan. Berdasarkan hal tersebut,
diharapkan penerapan GCG tidak hanya dalam hal kepatuhan
terhadap regulasi, namun tertanam dalam nilai-nilai perusahaan
dan tercermin dalam seluruh proses kegiatan usaha perusahaan.
3) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan kegiatan yang perlu dilakukan
secara terus menerus untuk menilai seberapa efektif
implementasi GCG yang telah dilakukan dengan menggunakan
pihak ketiga yang independen untuk melakukan audit
implementasi dan penilaian atas implementasi GCG yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Dengan melakukan tahap evaluasi
perusahaan dapat mengetahui capaian implementasi GCG.
Dengan demikian gap yang ada dapat diperbaiki berdasarkan
rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan.
D. METODE PENELITIAN
PENUTUP
1. Kesimpulan
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan suatu perusahaan guna menciptakan nilai
tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Sistem GCG ini
menitikberatkan pada dua hal, pertama dalam memperoleh informasi yang
benar dan tepat waktu bahwa pemegang saham merupakan bagian yang
sangat penting. Kedua, pengungkapan seluruh informasi kinerja perusahaan,
struktur kepemilikan dan pemangku kepentingan secara transparan, akurat
dan tepat waktu merupakan kewajiban. Ada lima prinsip utama yang
diperlukan dalam penerapan GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independensi, dan kewajaran. Kelima prinsip tersebut sangat penting
karena penerapan GCG secara konsisten dan efektif dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan dan juga mencegah terjadinya penyimpangan
dalam kegiatan usaha yang mengakibatkan penyajian laporan keuangan tidak
sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. .
Berdasarkan berbagai survey dan penelitian dari lembaga independen,
hasilnya menunjukkan bahwa implementasi GCG di Indonesia masih sangat
buruk. Dari sini dapat disimpulkan bahwa korporasi di Indonesia belum
dikelola dengan baik dan benar sehingga diperlukan perhatian khusus dari
berbagai pihak dalam penerapan GCG agar berdampak pada peningkatan
kemampuan perekonomian Indonesia di masa mendatang.
2. Saran
Penerapan GCG diharapkan dapat meningkatkan kualitas wacana dan
juga dapat mendorong penerapan check and balances di lingkungan
manajemen dalam memberikan perhatian khusus kepada pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya. Selain perlindungan investor, regulasi
mewajibkan penerapan transparansi dan akuntabilitas dalam kegiatan bisnis
antar perusahaan agar tidak menimbulkan benturan kepentingan
DAFTAR PUSTAKA