SAP 4
(GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI DUNIA, ASIA DAN INDONESIA)
Oleh:
Kelompok 1:
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
1. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI DUNIA
1.1.Pemicu Timbulnya Good Corporate Governance di Dunia
Pada awal dekade 2000an dunia dikejutkan oleh tumbangnya perusahaan -
perusahaan raksasa terkemuka di berbagai negara industri maju termasuk Amerika
Serikat, Inggris, Itali, Australia, Singapura, dan Hongkong. Regulator pemerintah tiap
negara dan pakar manajemen memberikan kesimpulan bahwa penyebab utama
tumbangnya perusahaan perusahaan besar tersebut adalah karena lemahnya penerapan
prinsip – prinsip good corporate governance mereka.
Kelemahan corporate governance tersebut antara lain ditandai oleh berbagai
macam hal, diantaranya yaitu :
1. Renggangnya hubungan antara para pemegang saham dengan manajemen
perusahaan.
2. Lemahnya peranan dewan pengurus dalam mengarahkan dan mengendalikan
kebijaksanaan dan pengelolaan harta, utang, dan operasi bisnis perusahaan.
3. Semakin bebasnya manajemen perusahaan mengelola dan mengambil keputusan –
keputusan penting yang bersangkutan dengan kelangsungan hidup perusahaan.
4. Tidak transparan, akurat, dan tepat waktunya penyampaian laporan perkembangan
bisnis dan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada para pemegang
saham dan kreditur.
5. Dalam banyak kasus auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan tidak
bekerja di bawah pengawasan langsung dari komite audit
1.2.Reaksi Dunia Internasional
Kejatuhan perusahaan raksasa multinasional pada awal tahun 2000an
menyadarkan masyarakat bisnis dan pemerintah bahwa corporate governance di negara
mereka perlu di reformasi. Dua negara yang paling serius menangani imbas skandal
perusahaan – perusahaan publik di dunia itu adalah Inggris dan Amerika Serikat. Hal
itu disebabkan karena pasar modal di kedua negara itu merupakan motor perkembangan
ekonomi mereka.
Reaksi pemerintahan kerajaan Inggris terhadap skandal yang terjadi di perusahaan
– perusahaan serta kejatuhan perusahaan publik adalah :
1. Pemerintah Inggris mengeluarkan pendapat tentang reformasi persyaratan
perusahaan publik.
2. Pemerintah Inggris membentuk komite – komite corporate governance.
2
Reaksi Amerika Serikat terhadap skandal yang terjadi di perusahaan – perusahaan
serta kerjatuhan perusahaan publik adalah :
3
efek tersebut. Pedoman iniditerbitkan pada tahun 2007 dan merupakan revisi atas
pedoman yang diterbitkan sebelumnya.
1. Metode penerapan Pedoman Good Corporate Governance
Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bagi perusahaan bersifat
complyand explain. Dengan demikian tidak ada sanksi apabila perusahaan tidak
menerapkanseluruh aspek dalam Pedoman tersebut.
2. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap Pedoman Good Corporate
Governance
Penerapan Pedoman Good Corporate Governance bersifat comply and explains
sehingga tidak terdapat sanksi dalam hal perusahaan tidak menerapkan seluruh
aspekdalam Pedoman Good Corporate Governance.
3. Ruang lingkup Pedoman Good Corporate Governance
Pedoman Good Corporate Governanc terdiri dari tiga bagian yaitu :
a) Bagian 1 :
Memuat prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang luas yang berlaku
di Malaysia.
Bagian 2 :
Menetapkan praktik-praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan.
Bagian 3 :
Dorongan atau himbauan bagi pihak-pihak selain tersebut di atas yang
bersifat sukarela. Hal ini tidak ditujukan kepada perusahaan yang terdaftar
tetapi untuk investor dan auditor untuk meningkatkan peran mereka dalam
tata kelola perusahaan.
2.2. Pedoman Good Corporate Governance Di Singapura
1. Metode Penerapan Pedoman Good Corporate Governance
Metode penerapan Pedoman Good Corporate Governance bersifat comply and
explain. Perusahaan juga didorong untuk melakukan konfirmasi positif tentang
pemenuhan prinsip-prinsip tata kelola dan mengungkapkan setiap ketidak
patuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut dalam laporan tahunan perusahaan.
2. Sanksi atas ketidakpatuhan
Penerapan Pedoman Good Corporate Governance oleh perusahaan hanya bersifat
voluntary. Oleh karena itu, tidak ada sanksi bagi perusahaan yang tidak
menerapkannya. Akan tetapi, perusahaan harus menjelaskan dengan rinci alasan
untuk tidak menerapkannya.
4
3. Ruang lingkup Pedoman Good Corporate Governance
Ruang lingkung Tata Kelola perusahaan : (a) Board Matters, (b) Remuneration
Matters, (c) Accountability and Audit, (d) Communication with Shareholders, (e)
Disclosure of Corporate Governance Arrangements.
5
3. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari
waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan GCG telah
dilakukan dengan meminta pihak independen melakukan audit implementasi
dan scoring atas praktek GCG yang ada.
3.2. Penerapan GCG di Indonesia
Krisis ekonomi yang menghantam Asia yang terjadi beberapa tahun lalu.
ternyata berdampak luas teutama dalam merontokkan rezim-rezim politik yang
berkuasa di Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia. Ketiga Negara yang diawal tahun
1990-an dipandang sebagai “the Asian tiger”, harus mengakui bahwa pondasi
ekonomi mereka rapuh, yang pada akhirnya merambah pada krisis politik.
Bagaimana dengan Indonesia?. Era pascakrisis ditandai dengan goncangan
ekonomi berkelanjutan. Mulai dari restrukturisasi sektor perbankan, pelelangan asset
para konglomerat, yang berakibat pada penurunan iklim berusaha (Bakrie,2003).
Kajian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menunjukkan
beberapa faktor yang memberi kontribusi pada krisis di Indonesia. Pertama,
konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi; kedua, tidak efektifnya fungsi
pengawasan dewan komisaris, ketiga; inefisiensi dan rendahnya transparansi
mengenai prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan; keempat, terlalu
tingginya ketergantungan pada pendanaan eksternal; dan kelima, ketidak memadainya
pengawasan oleh para kreditor.
3.3.Implementasi GCG
Dalam penerapan GCG di Indonesia, seluruh pemangku kepentingan turut
berpartisipasi. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance yang diawal tahun
2005 di ubah menjadi Komite Nasional Kebijkan Governance telah menerbitkan
pedoman GCG pada bulan Maret 2001. Pedoman tersebut kemudian disusul dengan
penerbitan Pedoman GCG Perbankan Indonesia, Pedoman untuk komite audit, dan
pedoman untuk komisaris independen di tahun 2004. Semua publikasi ini dipandang
perlu untuk memberikan acuan dalam mengimplementasikan GCG.
Pemerintah pun melakukan upaya-upaya khusus bergandengan tangan dengan
komunitas bisnis dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan GCG. Dua
sektor penting yakni BUMN dan Pasar Modal telah menjadi perhatian pemerintah.
Aspek baru dalam implementasi GCG di lingkungan BUMN adalah kewajban untuk
memiliki statement ofcorporate intent (SCI).
6
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Etty Retno.Good Corporate Governance (Konsep, Prinsip dan Praktik). Lembaga
Komisaris dan Direktur Indonesia(LKDI)
www.bapepam.go.id (diakses pada 20 Februari 2018)
Sutojo, Siswanto & Aldridge, John. Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan
Yang Sehat), Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka, 2008