Anda di halaman 1dari 13

Pertemuan Ke II

Akuntansi Manajemen EMA 323 (C1)

Kelompok I

I Gagus Irsan Putra Satria ( 1506305082 )


I Gusti Putu Agung Darma Wicaksana ( 1506305107 )
I Putu Agus Aditya Pramana Putra ( 1506305116 )

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2017
Peran, Sejarah, Arah Perkembangan, serta Konsep Akuntansi Manajemen

Berikut materi yang akan kelompok saya paparkan :

2.1 Peran, Sejarah, dan Arah Perkembangan Akuntansi Manajemen


2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
2.1.2 Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
2.1.3 Sejarah Singkat Akuntansi Manajemen
2.1.4 Arah Perkembangan Akuntansi Manajemen
2.1.5 Peranan Akuntansi Manajemen
2.2 Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
2.2.1 Pembebanan Biaya : Penelusuran Langsung, Penelusuran Penggerak, dan
Alokasi
2.2.2 Harga Pokok Produk dan Jasa
2.2.3 Laporan Keuangan Eksternal
2.2.4 Overview terhadap Sistem Akuntansi Manajemen
2.1 Peran, Sejarah, dan Arah Perkembangan Akuntansi Manajemen

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan
dan digunakan untuk memenuhi tujuan manajemen. Inti dari sistem informasi
akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas,
seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan pengelolaan
informasi. Informasi mengenai peristiwa ekonomi diproses untuk menghasilkan
keluaran yang memenuhi tujuan sistem tersebut. Keluaran ini bisa mencakup laporan
khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, bahkan komunikasi
pribadi. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria
formal apa pun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya.
Kriteria tersebut bersifat fleksibel dan tergantung pada tujuan tertentu yang hendak
dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum:
1. Menyediakan informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk, atau obyek
lain yang menjadi kebutuhan/kepentingan manajemen.
2. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian
dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan


penguna lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun
bentuk orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa,
manajer harus memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi
akuntansi.
Pengumpulan pengukuran Laporan khusus biaya
Penyimpanan analisis produk biaya pelanggan
Pelaporan pengelolaan anggaran laporan kinerja
Komunikasi pribadi
Kegiatan ekonomi

Masukan Proses Keluaran

Pengguna

Gambar diatas merupakan model operasional sistem akuntansi manajemen

Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas - aktivitas perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Proses manajemen mendeskripsikan
fungsi – fungsi yang dilaksanakan oleh para manajer dan pekerja yang diberdayakan.
Berikut adalah proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini:
1. Perencanaan. Perencanaan adalah formulasi terperinci dari kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan memerlukan penetapan tujuan
dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengendalian. Pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor
implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Pengendalian
biasanya dicapai dengan menggunakan umpan balik. Dalam hal ini, umpan balik
adalah informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi atau memperbaiki
langkah – langkah yang dilakukan dalam mengimpelentasikan suatu rencana.
Berdasarkan hal tersebut, manajer dapat memutuskan untuk membiarkan
pelaksanaan tersebut berlangsung, mengambil tindakan perbaikan agar langkah
yang diambil sesuai dengan rencana awal, atau melakukan perencanaan ulang di
tengah proses implementasi.
3. Pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan berkaitan erat dengan
perencanaan dan pengendalian. Manajer tidak dapat membuat rencana tanpa
mengambil keputusan. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan
metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih.
2.1.2 Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama,
yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Sistem akuntansi
keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna eksternal dengan
menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan serta proses yang memenuhi aturan dan
konvensi tertentu. Tujuan sistem akuntansi keuangan adalah menyusun laporan eksternal
bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya, dimana
nantinya informasi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan investasi, evaluasi,
dan ketentuan peraturan. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki
kesamaan, yaitu:
1. Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship). Manajemen
sebagai wakil perusahaan harus mempertanggungjawabkan keuangan dan operasional
perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan
dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen
berkaitan dengan satuan-satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan
pertanggungjawaban yang lebih terinci.
2. Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu sistem
akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena
penyelenggaraan dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang, hal
tersebut juga akan sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan buku-
buku akuntansi, waktu dan tenaga ekstra.

Berikut perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen :


1. Pengguna utama. Akuntansi manajemen berfokus pada kebutuhan informasi dari
pengguna internal, sedangkan akuntansi keuangan berfokus pada informasi bagi
pengguna eksternal
2. Jenis informasi. Pembatasan dalam akuntansi keuangan cenderung menghasilkan
informasi keuangan yang objektif dan dapat diverifikasi. Dalam akuntansi
manajemen, informasinya dapat berupa informasi keuangan dan nonkeuangan,
dan lebih subjektif.
3. Orientasi waktu. Akuntansi keuangan memiliki orientasi historis. Fungsinya
adalah mencatat dan melaporkan kegiatan – kegiatan yang telah terjadi. Akuntansi
manajemen juga mencatat dan melaporkan kejadian – kejadian yang telah terjadi,
namun lebih menekankan pada penyediaan informasi dimasa mendatang
4. Keluasan. Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen meliputi aspek – aspek ekonomi manajerial, rekayasa
industri, ilmu manajemen, dan berbagai bidang lainnya.

2.1.3 Sejarah Singkat tentang Akuntansi Manajemen


Sebagian besar prosedur penentuan harga produk dan prosedur akuntansi internal
yang digunakan di abad ini dikembangkan pada tahun 1880-1925. Sebelum tahun 1914,
banyak perkembangan awal yang menekankan pada perhitungan biaya produk. Akan
tetapi, penekanan pada hal tersebut mulai ditinggalkan pada tahun 1925 seiring dengan
munculnya pendekatan perhitungan biaya persediaan. Pada tahun 1950an-1960an,
dilakukan beberapa usaha untuk meningkatkan pemanfaatan secara manajerial dari sistem
biaya tradisional. Para pengguna mendiskusikan kelemahan informasi yang disediakan
oleh sistem yang didesain untuk menyusun laporan keuangan. Pada tahun 1980an-1990an,
diketahui bahwa banyak praktik akuntansi manajemen tradisional yang sudah tidak
mampu lagi memenuhi kebutuhan manajerial. Tindakan signifikan mulai dilakukan untuk
mengubah konsep dan praktik akuntansi manajemen agar manajemen dapat meningkatkan
mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya dalam lingkungan bisnis yang semakin
kompetitif. Ini menandai dimulainya era akuntansi manajemen kontemporer.

2.1.4 Arah Perkembangan Akuntansi Manajemen


Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik – praktik akuntansi
manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen
berdasarkan aktivitas banyak dikembangkan dan diimplementasikan oleh organisasi.
Selain itu, fokus sistem akuntansi manajemen telah diperluas agar memungkinkan para
manajer melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Berikut ini
1. Activity Based Management. Permintaan informasi akuntansi manajemen yang lebih
akurat dan relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan
aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan yang terintegrasi
di seluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas
yang bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dihasilkan.
2. Orientasi pada Pelanggan. Manajemen berdasarkan aktivitas bertujuan
meningkatkan nilai pelanggan dengan cara mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan
adalah fokus utama karena perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing
dengan menciptakan nilai yang lebih baik bagi pelanggan dengan biaya yang sama
atau lebih rendah dari pesaing. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang
pelanggan terima dengan apa yang pelanggan serahkan
3. Bisnis secara Elektronik. Bisnis secara elektronik adalah transaksi bisnis atau
pertukaran informasi yang dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. E- business diharapkan tumbuh pesat pada tahun – tahun mendatang.

2.1.4 Peranan Akuntan Manajemen


Peran seorang akuntan manajemen dalam organisasi adalah sebagai pendukung
organisasi. Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan, mengintepretasikan dan
mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan. Akuntan manajemen biasanya terlibat secara langsung dalam proses
manajemen sebagai anggota penting dalam tim manajemen, misalnya sebagai kontroler
dan manajer akuntan biaya. Akuntan manajemen bertugas membantu orang-orang lini,
yaitu pihak yang bertanggungjawab langsung dalam melaksanakan tujuan dasar
organisasi, misalnya manajer bagian produksi. Dalam hal ini, akuntan manajemen berada
dalam posisi staff, yaitu posisi yang mendukung tugas lini dan tidak bertanggungjawab
langsung terhadap tujuan dasar organisasi.

2.2 Konsep Dasar Akuntansi Manajemen

2.2.1 Pembebanan Biaya : Penelusuran Langsung, Penelusuran Penggerak, dan


Alokasi
Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan
termonologi yang berkaitan dengan biaya.

Biaya.
Biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. Biaya
dikatakan sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa
yang diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan dengan bahan yang digunakan untuk
produksi. Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan
untuk mencapai keuntungan tertentu. Dalam hal ini, manajer juga harus memahami yang
namanya biaya peluang. Biaya peluang adalah manfaat yang dikorbankan ketika satu
alternatif dipilih dari alternatif lainnya. Sebagai contoh, seseorang mungkin memilih
untuk meninvestasikan uang Rp 100.000.000 dalam peralatan guna meningkatkan
produksi daripada menginvestasikannya di bank dengan bunga 10% pertahun.

Objek Biaya
Sistem akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan biaya pada
entitas yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti
produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain – lain yang digunakan untuk
mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika rumah sakit ingin menetapkan
biaya unit operasi, maka objek biayanya adalah unit operasi.
Beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang penting. Aktivitas
adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat juga
dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi
para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Keakuratan Pembebanan
Pembebanan biaya secara akurat pada objek biaya sangatlah penting. Keakuratan
adalah suatu konsep yang relatif dan harus dilakukan secara wajar dan logis terhadap
penggunaan metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah mengukur dan membebankan
biaya dari sumber daya yang dikonsumsi objek biaya sebaik mungkin.

Ketertelusuran
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek biaya secara
langsung maupun tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya. Sedangkan biaya langsung
adalah biaya yang dapat ditelusuri dengan mudah dan akurat sebagai objek biaya.
Sebagai contoh, jika rumah sakit merupakan objek biaya, maka biaya pemanas dan
pendingin ruang rumah sakit adalah biaya langsung. Akan tetapi, jika objek biayanya
adalah produk yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut, maka biaya utilitas ini
merupakan biaya tidak langsung.
Metode Penelusuran
Penelusuran berarti pembebanan aktual biaya pada objek biaya dengan menggunakan
ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya.
Penelusuran pada objek biaya dapat terjadi melalui salah satu dari 2 cara berikut :
1. Penelusuran langsung, adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya yang berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu objek. Penelusuran ini
paling sering dikerjakan melalui pengamatan secara fisik.
2. Penelusuran penggerak adalah penggunaan penggerak untuk membebankan biaya
pada objek biaya. Penggerak merupakan faktor penyebab teramati yang mengukur
konsumsi sumber daya oleh objek. Walaupun tidak seakurat penelusuran langsung,
namun jika hubungan sebab akibatnya baik, maka tingkat keakuratan yang tinggi
dapat diharapkan.
a. Penggerak sumber daya (resources driver): mengukur permintaan sumber
daya ke aktivitas dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya
ke aktivitas. Contoh: untuk membebankan biaya sumber daya listrik yang
dikonsumsi oleh aktivitas pemeliharaan peralatan, digunakan penggerak
sumber daya yaitu jam mesin.
b. Penggerak aktivitas (activity driver): mengukur permintaan aktivitas oleh
objek biaya, dan digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek
biaya. Contoh: untuk membebankan biaya aktivitas pemeliharaan
peralatan ke objek biaya departemen produksi, digunakan penggerak
aktivitas yaitu jumlah jam kerja pemeliharaan.

2.2.2 Harga Pokok Produk dan Jasa


Keluaran organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting ada dua jenis
keluaran, yaitu berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang dihasilkan
dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan modal,
seperti pabrik, lahan, dan mesin. Jasa adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk
pelanggan atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan dengan menggunakan produk
atau fasilitas organisasi.
Dalam hal ini, harga pokok produk adalah pembebanan biaya yang mendukung
tujuan manajerial yang spesifik. Arti “harga pokok produk” bergantung pada tujuan
manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini mengilustrasikan prinsip manajemen
biaya yang fundamental, yaitu “biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda”.
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya
produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang
berkaitan dengan fungsi perancangan dan pengembangan, pemasaran, distribusi,
layanan pelanggan dan administrasi umum. Biaya produksi dikelompokkan lebih
lanjut menjadi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
1. Biaya Bahan Langsung, yaitu bahan yang secara langsung dapat ditelusur ke barang
atau jasa yang diproduksi. Contoh: besi pada mobil, kayu pada furnitur, kain pada
pakaian,gandum pada roti, dll
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung, yaitu tenaga kerja yang dapat secara langsung
ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: gaji buruh di pabrik, tenaga
dokter dan perawat pada operasi, upah sopir pada perusahaan ngkutan.
3. Biaya Overhead, yaitu seluruh biaya produksi lain, selain biaya bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Contoh: depresiasi bangunan dan peralatan,
pemeliharaan peralatan, supervisi, pajak, dll.

2.2.3 Laporan Keuangan Eksternal


Dalam menyusun laporan keuangan eksternal, biaya-biaya harus dikelompokkan
berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba rugi, biaya produksi dan biaya
nonproduksi harus dipisahkan. Biaya produksi dianggap sebagai harga pokok produk
sedangkan biaya nonproduksi dianggap sebagai biaya periode. Biaya produksi yang
melekat pada produk yang sudah terjual diakui sebagai beban dan dilaporkan dalam
laporan laba rugi, sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk yang belum
terjual dilaporkan dalam neraca sebagai persediaan. Beban penjualan dan administrasi
yang dianggap sebagai biaya periode dikurangi pada setiap periode sebagai beban.
Berikut macam – macam laporan keuangn eksternal yang dibuat perusahaan :
1. Laporan laba – rugi, adalah laporan keuangan yang memberikan informasi tentang
hasil kegiatan operasi perusahaan selama satu periode tertentu.
2. Laporan ekuitas, adalah laporan keuangan yang memberikan informasi tentang
perubahan ekuitas pemilik selama satu periode tertentu.
3. Laporan posisi keuangan, adalah laporan keuangn yang memberikan informasi
tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada saat tertentu.
4. Laporan arus kas, adalah laporan keuangan yang memberikan informasi tentang
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
5. Catatan atas laporan keuangan, adalah laporan berupa informasi baik yang bersifat
keuangan maupun non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan
tentang kebijakan – kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan.

2.2.4 Overview terhadap Sistem Akuntansi Manajemen


Sistem akuntansi manajemen dapat dikelompokkan dalam sistem tradisional dan
sistem kontemporer. Kedua sistem ini dipraktikkan dalam dunia bisnis. Sistem akuntansi
manajemen tradisional berbasis pada fungsional / FBM (functional based management)
sedangkan sistem akuntansi manajemen kontemporer berbasis aktivitas / ABM (activity
based costing management). Sistem manajemen biaya kontemporer saat ini sudah mulai
banyak digunakan, terutama dalam perusahaan yang memiliki beragam produk yang
kompleks dan beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif. Meskipun demikian, tidak
berarti bahwa sistem tradisional ditinggalkan. Untuk lingkungan bisnis yang relatif stabil
dan variasi produk relatif kecil, sistem manajemen biaya tradisional masih digunakan
secara luas.

Tinjauan biaya FBM dan ABM


Dalam sistem akuntansi FBM, biaya – biaya sumber daya dibebankan pada unit –
unit yang berfungsi, kemudian pada produk. Dalam pembebanan biaya, penelusuran
langsung dan penelusuran penggerak digunakan. Namun, penelusuran penggerak dalam
sistem FBM hanya menggunakan penggerak produksi yang merupakan pengukuran
konsumsi yang sangat berkolerasi dengan keluaran produksi. jadi, unit – unit produk atau
penggerak yang sangat berkolerasi dengan unit – unit yang diproduksi, seperti jam kerja
dari tenaga kerja langsung, adalah hanya penggerak yang diasumsikan penting.
Sedangkan, dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya ditelusuri hingga
aktivitas, kemudian produk. Penelusuran langsung dan penggerak digunakan. Peranan
penelusuran penggerak secara signifikan diperluas dengan mengidentifikasi dan
menggunakan penggerak yang tidak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi.
Jadi, pembebanan biaya berdasarkan aktivitas menekankan pada penelusuran alokasi.

Tinjauan efisiensi operasional FBM dan ABM


Pada FBM, penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah
tujuan lain dari akuntansi manajemen. pendekatan manajemen berdasarkan fungsi untuk
pengendalian membebankan biaya pada unit organisasional, kemudian menuntut tanggung
jawab manajer unit organisasional untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja
diukur dengan membandingkan hasil actual dengan hasil yang dianggarkan. Jadi,
pendekatan berdasarkan fungsi menelusuri biaya individu yang bertanggung jawab atas
biaya yang terjadi. Sedangkan pada ABM, manajemen pada aktivitas berfokus pada
pengelolaan aktivitas dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima pelanggan dan laba
yang diterima dengan menyediakan nilai ini. Tinjauan proses berkaitan dengan identifikasi
faktor – faktor penyebab biaya suatu aktivitas, pengekuran pekerjaan apa yang telah
diselesaikan, serta evaluasi pekerjaan dan hasil yang dicapai.
Daftar Pustaka

Don R.Hansen, Maryanne M.Women. 2009. Akuntansi Manajerial. Yogyakarta : Salemba


Empat

staff.uny.ac.id/sites/default/..../Modul%20Akuntansi%20Manajemen%202007.pdf ( diakses pada


tanggal 10 februari 2017 )

http://kingboer99.blogspot.co.id/2013/07/peran-sejarah-dan-arah-akuntansi.html ( diakses
pada tanggal 10 februari 2017 )

Anda mungkin juga menyukai