Anda di halaman 1dari 6

RMK TEORI AKUNTANSI

SAP 3

Oleh

I Putu Agus Aditya Pramana Putra

1506305116 (21)

EKA 441 C4

REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
SAP 3

1.1 Konsep Dasar oleh Paton dan Littleton


Konsep dasar akuntasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam
Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraph 22 dan
23 menyatakan bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan
kelangsungan usaha ( going concern ). Menurut International Financial Reportime
Standard (IFRS) pada The Conceptual Framework for Financial paragraph 4.1
sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan
menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardiono (2005), konsep dasar
akuntansi terdiri dari konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha
(Going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat (cost attach), upaya dan
hasil (effort and accomplishment), bukti terverifikasi dan asumsi.
Adapun penjelasan dari Konsep Dasar Akuntansi yang dikenankan oleh Paton
dan Littleton yaitu:
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha ( The business entity )
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis
diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik bisnis
tersebut. Hal ini termasuk bahwa transaksi – transaksi dalam bisnis
tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari urusan
pribadi dari seorang pemiliknya.
2. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Konsep ini menyatakan bahwa jika tidak ada tanda – tanda atau rencana
pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau
dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut
akan terus menerus sampai waktu yang tidak terbatas.
3. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau
penghargaan sepakatan yang tidak terlibat dalam tiap transaksi atau
kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling
objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomi yang keluar.
4. Kos Melekat
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat
mudah bergerak dan dapat dipecah – pecah atau digabung – gabungkan
kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos mempunyai daya
saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek – objek
yang disimbolkannya.
5. Upaya dan Hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil
(pendapatan) tanpa upaya biaya.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akun mempunyai
tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggi
apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti – bukti yang objektif
dan dapat diuji kebenarannya. Setiap transaksi keuangan harus didukung
oleh bukti transaksi yang kuat dan sah.
7. Asumsi
Contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep
yang relevan adalah salah satunya kontinuitas usaha. Penerapan konsep ini
harus tetap mempertimbangkan dalam proses pelaporan.

1.2 Gambaran Umum Konsep Dasar oleh FASB


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB
sebagai : Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu system
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan,
yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,
fungsi, serta batas – batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuanga.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Finacial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept
yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu :
 SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”,
yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
 SFAC no. 2 “qualitative caracterictics of accounting information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi
bermanfaat.
 SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”,
yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
 SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of
business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan
pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
 SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan
SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan
organisasi – organisasi nirlaba.
 SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in
accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi
pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang
(present value) sebagai dasar pengukuran.
Tingkat pertama adalah tujuan pelaporan keuangan, tingkat kedua adalah
konsep – konsep fundamental dan tingkat ketiga adalah pengakuan dan
pengukuran. Adapun masalah – masalah dalam kerangka konseptual dimana FASB
mencoba menunjukkan masalah – masalah konseptual terpenting yang berkaitan
dengan penetapan standar, yaitu pertama masalah pandangan mengenai laba atau
penghasilan mana yang harus digunakan ? Dan yang kedua yaitu maslah definisi.
1.3 Joint Project FASB-IASB
Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan
peragkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual
Framework Project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep-
konsep yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan
lingkungan ekonomi yang teah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep
pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna
standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara
internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, dewan IASB dan
FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.
Pada Oktober 2004, FASB dan IASB menambahkan proyek gabungan dengan
agenda mereka untuk mengembangkan kerangka konseptual umum yang
ditingkatkan. Direvisinya kerangka kerja ini akan memanfaatkan kerangka kerja
IASB dan FASB yang ada dan mempertimbangkan perkembangan selanjutnya
dengan penerbitan kerangka tersebut. Dewan menyatakan bahwa kerangka tersebut
sangat penting untuk memenuhi tujuan dewan dalam mengembangkan standar yang
berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan dipusatkan secara internasional.
FASB adalah keadaan proyek ini akan melakukan hal berikut ;
1) Fokus pada perubahan lingkungan sejak kerangka asli diterbitkan, serta
kelalaian yang terjadi pada kerangka asli, dalam rangka untuk secara
efisien dan efektif meningkatkan dan menyatukan kerangka kerja yang
ada.
2) Memberikan prioritas untuk mengatasi dan merundingkan isu – isu
tersebut dalam setiap fase yang cenderung menghasilkan manfaat bagi
Dewan dalam jangka pendek, yaitu isu lintas sektoral yang
mempengaruhi sejumlah proyek mereka untuk standar baru atau revisi.
Mulanya mempertimbangkan konsep yang berlaku untuk badan usaha
swasta. Kemudian dewan bersama-sama akan mempertimbangkan
penerapan konsep-konsep untuk sektor swasta bukan untuk organisasi
nirlaba.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono.2005.Teori Akuntasi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.


BPFE: Yogyakarta

http://ghalihlhegawa.blogspot.co.id/2011/04/kerangka-konseptual-fasb.html ( diakses
pada tanggal 25 September 2017 )

http://www.academia.edu/18621080/BAB_4_KERANGKA_KONSEP ( diakses pada


tanggal 25 September 2017 )

https://stefanusariyanto.wordpress.com/201303/27/masa-depan-akuntansi-sewa-joint-
project-iasb-fasb-on-leases/ (diakses pada tanggal 25 September 2017 )

Anda mungkin juga menyukai