Anda di halaman 1dari 31

DETERMINAN MINAT KEPERILAKUAN UNTUK MENGGUNAKAN SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI


I WAYAN DEBY CAKRA WINDARTA

Penyaji :
RAUDHAH TRISNA WARDHANI
(196020300111026)
Agenda 01 PENDAHULUAN

Style 02
TELAAH LITERATUR

03 RERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

04 METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


05

SIMPULAN
06
BAB I
PENDAHULUAN
Kegagalan implementasi Memahami mengapa seseorang
FENOMENA sistem yang dikarenakan ISU menerima atau menolak sistem JENIS
adanya faktor manusia, informasi berbasis teknologi
yaitu penolakan atas adalah salah satu isu paling
sistem menantang dalam
tersebut. penelitian sistem informasi
(Swanson, 1988 dalam Davis et
al. 1989).

Studi ini menguji konstruk Studi ini mengikuti saran Studi ini adalah studi
penelitian Lee et al (2005) penelitian (Venkatesh replikasi dan
pada konteks kultur yang dan Davis, 2000; Lee et pengembangan model
berbeda yaitu di Indonesia. al, 2003; Schepers dan TAM dan
Peneliti membutuhkan Wetzels, 2007. TAM2 melalui
konstruk lain, sehingga penggabungan
menambahkan konstruk yang beberapa studi .
ada di penelitin Lam et
al(2007) dan Yu et al (2009)
Determinan minat keperilakuan :
1. Sikap Sehingga Peneliti tertarik
2. Norma Subjektif untuk melakukan studi terkait
determinan minat
3. Kegunaan persepsian keperilakuan untuk
4. Kemudahan penggunaan menggunakan SIA berbasis
teknologi.
persepsian
5. Image
Motivasi Penelitian

Peneliti memfokuskan studi ini pada dikarenakan terdapat beberapa


isu mengapa seseorang menerima fenomena penolakan seseorang
atau menolak menggunakan SIA pada SIA
berbasis teknologi.
berbasis teknologi.
.

Studi ini berusaha


menjelaskan mengapa seseorang
menolak untuk menggunakan SIA
berbasis
teknologi melalui determinan
konstruk minat keperilakuan.
Perumusan Masalah

Apakah sikap berpengaruh terhadap minat keperilakuan


untuk menggunakan SIA berbasis teknologi informasi?

Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap minat


keperilakuan untuk menggunakan SIA berbasis
teknologi informasi?
Apakah kemudahan penggunaan persepsian
berpengaruh terhadap minat keperilakuan untuk
menggunakan SIA berbasis teknologi informasi?

Apakah kegunaan persepsian berpengaruh terhadap minat


keperilakuan untuk menggunakan SIA berbasis teknologi
informasi?
Apakah image berpengaruh terhadap minat keperilakuan
untuk menggunakan SIA berbasis teknologi informasi?
Tujuan Penelitian
Untuk menguji pengaruh sikap terhadap minat
01 keperilakuan untuk menggunakan SIA berbasis
teknologi informasi.

Untuk menguji pengaruh norma subjektif terhadap


02 minat keperilakuan untuk menggunakan SIA
berbasis teknologi informasi.
Untuk menguji pengaruh kemudahan penggunaan
03 persepsian terhadap minat keperilakuan untuk CONTENTS
menggunakan SIA berbasis teknologi informasi. TITLE
Untuk menguji pengaruh kegunaan persepsian
04 terhadap minat keperilakuan untuk menggunakan
SIA berbasis teknologi informasi.

Untuk menguji pengaruh image terhadap minat


05 keperilakuan untuk menggunakan SIA berbasis
teknologi informasi.
Kontribusi Penelitian
Kontribusi Teori Kontribusi Praktik

Temuan studi ini Hasil studi ini dapat


memperkuat argumen diterapkan pada praktik
hubungan konstruk perancangan dan
kegunaan persepsian implementasi SIA
dan sikap pada minat berbasis teknologi.
keperilakuan dalam TAM dan
TAM2.
Kontribusi Penelitian
Selanjutnya
Penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menguji
konstruk TAM dalam
model ini pada tempat
dan waktu yang berbeda
dan pengembangan
model yang
lebih baik.
BAB II TELAAH
LITERATUR

SIA PERILAKU MANUSIA


Ilmu yang mempelajari perilaku manusia
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian
merupakan bagian dari cabang ilmu psikologi
prosedur formal pengumpulan data untuk
sehingga, teori-teori keperilakuan atas
diproses menjadi informasi dan didistribusikan
pemanafaatan sistem informasi berasal dari
kepada para pemakai (Hall, 2001:7). SIA lebih
ilmu ini. Aliran behaviorisma dalam ilmu
cenderung pada transaksi keuangan,
psikologi adalah aliran yang mempelajari
misalnya penjualan produk maupun jasa,
perilaku yang dapat diobservasi dan diukur
pembelian persediaan, pembayaran gaji dan
(Hartono, 2007:7). Aliran behaviorisma dalam
lain-lain
studi SIA berbasis teknologi berusaha
menjelaskan bagaimana perilaku atau tindakan
manusia atas sebuah sistem informasi, seperti
menerima atau menolak terhadap SIA berbasis
teknologi.
Perilaku Penggunaan Sistem
Informasi
Konsep perilaku penggunaan sistem informasi
pada awalnya dijelaskan melalui teori
psikologi, yaitu Theory of Reasoned Action
(TRA). TRA dikembangkan oleh Ajzen dan
Fishbein pada tahun 1980. TRA menjelaskan
bahwa perilaku akan terjadi karena adanya
sebuah minat keperilakuan dan minat
Perkembangan Studi pada
keperilakuan dibentuk oleh norma subjektif dan Penerimaan Teknologi Informasi
sikap. Untuk memvalidasi konstruk pada model
penerimaan teknologi, beberapa studi berusaha
untuk menghubungkan satu konstruk dengan
Penerimaan Teknologi Informasi konstruk laiinya. Davis et al. (1989)
Konsep penerimaan teknologi pertama kali membandingkan dua teori, yaitu TRA dan TAM
dikenalkan oleh Fred D. Davis pada tahun dalam menjelaskan penerimaan teknologi. Dari
1986 melalui sebuah teori bernama studi ini dapat disimpulkan bahwa konstruk
Technology Acceptance Model (TAM) yang dalam TAM dapat menjelaskan penerimaan
merupakan sebuah teori yang diadopsi dari teknologi lebih baik dari konstruk TRA. TAM
TRA. seiring jalan mengalami perkembangan.
BAB III
RERANGKA KONSEPTUAL STUDI
Rerangka Konseptual Studi

Konsep Minat Keperilakuan

Minat diasumsikan sebagai faktor motivasi


yang memengaruhi sebuah perilaku, melalui
indikasi dari seberapa keras usaha seseorang
rela untuk mencoba, melakukan seberapa
banyak sebuah usaha yang telah
direncanakan untuk melakukan sebuah
perilaku (Ajzen,1991). Davis et al. (1989)
berpendapat bahwa minat keperilakuan
merupakan indikator utama model
penggunaan teknologi.
Hipotesis Sikap Terhadap Minat Keperilakuan (H1)

Sikap didefinisikan sebagai tingkat evaluasi diri saat seseorang merasa


menguntungkan atau tidak menguntungkan saat penilaian terhadap perilaku
yang dimaksud (Ajzen,1991). TRA dan TAM menghubungkan konstruk sikap
pada konstruk minat keperilakuan. Pengujian model konstruk sikap terhadap
minat keperilakuan untuk menggunakan sistem informasi berbasis teknologi
digunakan dalam studi Lam et al. (2007). Hasil studi ini adalah konstruk sikap
memengaruhi secara positif konstruk minat keperilakuan dalam
menggunakan sistem informasi berbasis teknologi pada karyawan hotel.
Chau dan Hu (2002) Hasil studi ini adalah konstruk sikap memengaruhi
konstruk minat keperilakuan para dokter dalam menggunakan telemedicine
technology.

H1: Sikap berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan penggunaan sistem


informasi akuntansi berbasis teknologi informasi.
Hipotesis Norma Subjektif Terhadap Minat Keperilakuan (H2)

Norma subjektif adalah persepsi seseorang bahwa banyak orang-orang yang


penting bagi dirinya berfikir tentang perilaku apa yang seharusnya dan apa
yang tidak seharusnya dilakukan (Ajzen dan Fishbein,1975;302). TRA dan
TAM2 menghubungkan konstruk norma subjektif pada konstruk minat
keperilakuan. Chau dan Hu (2002) , Yu et al. (2009) Hasil studi ini adalah
konstruk norma subjektif tidak memengaruhi konstruk minat keperilakuan.
beberapa penelitian (Yi et al., 2006; Calisir et al., 2009; Lam et al., 2010)
mendukung penelitian dari Venkatesh dan Davis (2000). menemukan bahwa
konstruk norma subjektif memengaruhi konstruk minat keperilakuan.

H2: Norma subjektif berpengaruh terhadap minat keperilakuan penggunaan


sistem informasi akuntansi berbasis teknologi informasi.
Hipotesis Kegunaan Persepsian Terhadap Minat Keperilakuan (H3)

Davis (1989) mendefinisikan kegunaan persepsian tingkat


keyakinan seseorang bahwa dengan menggunakan sebuah sistem
tertentu akan meningkatkan kinerja. Konstruk kegunaan persepsian
dijelaskan melalui TAM dan TAM2. Hubungan konstruk kegunaan
persepsian pada minat keperilakuan telah diuji pada berbagai jenis
aplikasi. Konstruk kegunaan persepsian adalah konstruk yang
paling berpengaruh pada minat keperilakuan. Dilakukan oleh
Venkatesh dan Davis 2000; Chau dan Hu, 2002; Wang, 2002; Lee
et al., 2005; Yu et al., 2006; Awwad dan Al-Adaileh, 2006; Yu et al.,
2009; Yu et al., 2009; Calisir et al., 2009; Pai dan Huang, 2010.

H3: Kegunaan Persepsian berpengaruh positif terhadap minat keperilakuan


penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis teknologi informasi.
Hipotesis Kemudahan Penggunaan Persepsian Terhadap Minat Keperilakuan (H4)

Kemudahan penggunaan persepsian adalah tingkat keyakinan


seseorang bahwa menggunakan sebuah sistem tertentu akan
memudahkan pekerjaannya (Davis ,1989). Konstruk kemudahan
penggunaan persepsian dijelaskan melalui TAM dan TAM2. Venkatesh
dan Davis (2000) kemudahan penggunaan persepsian memengaruhi
minat keperilakuan penggunaan sistem informasi berbasis
teknologi. (Wang, 2002; Lee et al., 2005; Yu et al., 2009; Pai dan
Huang, 2010) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara
konstruk kemudahan penggunaan persepsian dan konstruk minat
keperilakuan. (Awwad dan Al-Adaileh,2006; Yi et al., 2006) tidak
menemukan hubungan antara konstruk kemudahan penggunaan
persepsian dan konstruk minat keperilakuan.

H4: Kemudahan penggunaan persepsian berpengaruh positif terhadap minat


keperilakuan penggunaan sistem informasi akuntansi berbasis teknologi
informasi.
Hipotesis Image Terhadap Minat Keperilakuan (H5)

Moore dan Benbasat (1991) dalam Yu et al. (2009) mendefinisikan image


sebagai tingkat saat seseorang merasa bahwa menggunakan sebuah
inovasi akan meningkatkan statusnya pada sistem sosial. Konstruk image
dijelaskan melalui TAM2 . Yu et al. (2009) menjelaskan bahwa image
memiliki pengaruh signifikan negatif pada minat keperilakuan karena
perawat mengasumsikan image yang baik adalah ketika mereka dapat
merawat dengan baik seseorang bukan pada penggunaan teknologi.

H5: Image berpengaruh terhadap minat keperilakuan penggunaan sistem


informasi akuntansi berbasis teknologi informasi.
BAB IV

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel


Jumlah populasi Peneliti mengikuti
saran dari Rescoe (1975) dalam
Populasi studi ini adalah seluruh
Sekaran dan Bougie (2010:296)
karyawan perhotelan yang
untuk menentukan ukuran sampel
menggunakan SIA berbasis
yaitu berkisar diatas 30 hingga 500
teknologi di Bali. Hotel yang akan
sampel. Penentuan sampel dengan
dijadikan obyek penelitian dalam
metode snowball sampling, yaitu
studi ini adalah hotel berbintang
metode pengambilan sampel yang
empat dan lima karena hotel
dilakukan dengan memilih sampel
berbintang empat dan lima pada
berdasarkan referensi suatu jaringan
umumnya telah menggunakan SIA
(Hartono,2004:81).
yang berbasis teknologi.
Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Operasional Variabel

Teknik pengumpulan data yang digunakan Pengukuran tiap-tiap variabel menggunakan skala Likert
adalah teknik pengumpulan data survey. Studi ini 1 sampai dengan 7 yang mempunyai arti sebagai berikut
menggunakan mail survey. Sebelum kuisioner (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju,
disebar kepada sampel peneliti telah melakukan (3) Agak Tidak Setuju, (4) Netral, (5) Agak Setuju,
pre-test , Setelah melakukan pre-test selanjutnya (6) Setuju, dan (7) Sangat Setuju Sekali.
peneliti melakukan pilot test. Uji pilot test
dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas instrument, dan melakukan beberapa
hal yang bertujuan untuk meminimalisir 02
ketidakpahaman responden dengan kuisioner.
Metode Statistik

Metode Statistik dengan Partial


Least Square (PLS) dengan bantuan
program SmartPLS ver. 2.0 M3.
tahapan dalam menjalankan PLS :

1.Menggambar diagram jalur.


2. Menentukan banyak blok (variabel laten) yang dibangun dengan
indikator
pada tiap variabel laten.
3. Melakukan estimasi tiap variabel laten sebatai total bobot indikator.
4. Memperbaharui “inner relations,” selanjutnya memperbaharui “outer
relations”.
5. Melakukan estimasi regresi sederhana tiap indikator terhadap proksi
variabel laten dan regresi berganda proksi variabel laten terhadap
seluruh indikatornya.
6. Melakukan estimasi “case values” untuk tiap observasi dengan
menggunakan bobot formatif atau proporsional bobot terhadap loading
dengan mempertimbangkan kendala varian (F)=1.
Model Spesifikasi

Outer Model Inner Model Weight Relation

Weight relation
menunjukan hubungan
nilai varian antar
indikator dengan
konstruk sehingga
diasumsikan memiliki
nilai rata-rata sama
dengan nol dan
varian sama dengan satu
untuk menghilangkan
konstanta dalam
persamaan
kausalitas.
Evaluasi Model Hipotesis Penelitian

Outer Model Inner Model


Outer model merupakan
model pengukuran untuk Inner model merupakan model
menilai validitas dan struktural untuk memprediksi
reliabilitas model hubungan kausalitas antar variabel
(Hartono dan laten (Hartono dan
Abdillah,2009:57). Uji Abdillah,2009:57). Model struktural
validitas terkait seberapa PLS diuji dengan mengukur nilai R2
dan koefisien path melalui
baik suatu instrumen perbandingan tstatistics dengan
yang dibuat mengukur nilai t-table pada output smartPLS.
konsep tertentu yang
ingin diukur
(Sekaran dan Bougie,
2010:157).
Model Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis H1 hingga H5 menggunakan analisis
PLS. Pengujian
hipotesis dalam studi ini akan dilakukan dengan cara
sebagai berikut, yaitu :
1. Menentukan level signifikan atau nilai kritis (α) yaitu
sebesar 5%.
2. Membandingkan nilai t-statistics pada tampilan output
bootstraping
program smartPLS dengan nilai t-table. Jika t-statistics
lebih tinggi
dibandingkan nilai t-table, berarti hipotesis terdukung.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pilot Test Deskripsi Data Demografi Responden

<0,7 >0,5

<0,7

Nunnaly (1987) dalam hartono (2008:52)


reabilitas dianggapcukup antara 0,5-0,6
Frekuensi Jawaban Responden

Tanggapan Responden Terhadap Konstruk Tanggapan Responden Terhadap Konstruk


Sikap Norma Subjektif

Tanggapan Responden Terhadap Konstruk


Tanggapan Responden Terhadap Konstruk
Kemudahan Penggunaan
Kegunaan Persepsian
Persepsian
Tanggapan Responden Terhadap Konstruk Sikap
Lanjutan

Tanggapan Responden Terhadap Tanggapan Responden Terhadap Konstruk


Konstruk Image Minat Keperilakuan
Outer model Tidak diuji lebih dahulu, model
Evaluasi Model belum lolos uji validitas dan
Inner model
reliabilitas.
Outer Model Mengevaluasi relibilitas dan
validitas

<0,7

Uji Reliabilitas
Berdasarkan Gambar 5.10 dapat dilihat bahwa
terdapat satu konstruk yaitu norma subjektif yang
memiliki nilai cronbach alpha dan composite
reliability yang kurang dari 0,7. Untuk
meningkatkan reliabilitas data, peneliti akan
menghapus indikator-indikator yang tidak
konvergen atau mengarah pada konstruk
yang dimaksud melalui uji validitas.
Uji Validitas

Validitas konvergen Validitas diskriminan

Validitas Konvergen
Validitas Diskriminan
Untuk lolos uji validitas konvergen, Peneliti menguji validitas diskriminan
konstruk dalam model studi ini harus dengan melihat skor cross loading
memiliki nilai AVE dan communality yang pada Tabel 5.11. Pada Tabel 5.11 dapat
lebih besar dari 0,5 dan nilai faktor loading dilihat bahwa skor cross loading seluruh
yang lebih besar dari 0,7. Berdasarkan indikator telah berkumpul pada konstruk
Tabel 5.9 Hanya indikator KP2, KPP2, yang dimaksud. Hal ini membuktikan
KPP3, KPP4, KPP5, NS1, NS2 dan NS3 bahwa setiap konstruk memprediksi
yang dihapus dari model pengukuran indikator pada blok mereka lebih baik
karena memiliki skor loading kurang dari dibandingkan dengan indikator di blok
0,5. IM1, IM2, SK1, dan SK3 tidak dihapus lainnya.
dari model karena memiliki nilai AVE dan
communality yang lebih besar dari 0,5.
Evaluasi Outer Model Setelah Modifikasi Indikator Konstruk

>0,7
<0,5

>0,5 >0,5

Hasil setelah pengurangan indikator konstruk


yang <0,5 (NS1,NS2,NS3,KP2)
Menurut Werts et al (1974), Salisbury et al
(2002) dalam Hartno dan Abdillah (2009:62)
composite reliability lebih baik dalam
mengestimasi konsistensi internal

Simpulan dari Tabel 5.12 dan 5.13 adalah data telah valid dan reliabel untuk dilakukan pengujian berikutnya.
Evaluasi Inner Model Setelah Modifikasi Indikator Konstruk
Kesimpulan

Hasil studi ini menyimpulkan bahwa minat keperilakuan


seseorang untuk menggunakan SIA berbasis teknologi,
ditentukan oleh sikap dan kegunaan persepsian. Dalam studi
ini, kegunaan persepsian lebih dominan memengaruhi minat
keperilakuan dibandingkan dengan konstruk sikap. Kegunaan
persepsian memengaruhi minat keperilakuan dikarenakan
keyakinan persepsi seseorang bahwa dengan menggunakan SIA
berbasis teknologi akan meningkatkan kinerjanya sedangkan
sikap memengaruhi minat keperilakuan dikarenakan seseorang
merasa bahwa menggunakan SIA berbasis teknologi adalah hal
yang menyenangkan. Studi ini tidak berhasil untuk membuktikan
bahwa minat keperilakuan dipengaruhi oleh norma subjektif,
kemudahan penggunaan persepsian dan image.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai