Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, pada hari ini Rabu tanggal 27 Januari 2016 telah
ditetapkan kembali Corporate Governance Policy (CGP) PT ANTAM (Persero) Tbk. CGP ini
merupakan Induk Kebijakan bagi seluruh pelaksanaan pengelolaan Perusahaan serta acuan
dalam pengambilan keputusan operasional Perusahaan. Sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan Perusahaan, maka seluruh kebijakan, peraturan dan keputusan dalam bentuk apapun
juga, harus merujuk dan menjadikan CGP ini sebagai suatu pedoman yang wajib diikuti.
Pemberlakuan CGP dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang ada
di Perusahaan akan mengandung prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
yang bersifat universal, yaitu Transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability),
Pertanggungjawaban (Responsibility), Kemandirian/Independensi (Independency), dan Kewajaran
(Fairness). Petunjuk pelaksanaan penyusunan kebijakan seluruh pelaksanaan pengelolaan
Perusahaan dibuat berdasarkan proses bisnis/value chain yang berlaku.
Tanpa persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris dan Direksi, tidak diperbolehkan adanya
perubahan isi dari CGP PT ANTAM (Persero) Tbk.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P iii
Pengantar Komisaris Utama
Fachrul Razi
Komisaris Utama
iv K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pengantar Direktur Utama
Kami berharap Pembaharuan CGP ini dapat menjadi landasan dari Kebijakan
Manajemen (Management Policy), Standard Operating Procedure (SOP), dan
Work Instruction (WI) yang lebih solid dalam kerangka acuan operasional
Perusahaan sebagai bagian dari perangkat GCG, serta menjadi koridor
penting dalam menjaga arah pengelolaan Perusahaan secara benar dan
beretika untuk tercapainya Visi dan Misi ANTAM 2030.
Semoga apa yang telah digariskan didalam Pembaharuan CGP ini dapat
dilaksanakan dengan dengan penuh rasa tanggung jawab, jiwa saling
memiliki Perusahaan dan menjadikan sandaran bagi kebijakan operasional
Perusahaan.
Tedy Badrujaman
Direktur Utama
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P v
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang dan Tujuan 2
1.1.1 Latar Belakang Penyusunan Corporate Governance Policy (CGP) 2
1.1.2 Tujuan Penyusunan CGP 3
1.2 Hierarki Peraturan dan Kebijakan Perusahaan 4
1.2.1 Hierarki Peraturan 4
1.2.2 Kebijakan Perusahaan 6
1.2.3 Pendekatan Penyusunan Kebijakan 8
vi K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Daftar Isi
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P vii
g. Kebijakan Desain Organisasi di Anak Perusahaan 64
h. Kebijakan Proses Pengembangan Budaya Perusahaan 64
3.4.3 Kesekretariatan Korporasi 64
a. Filosofi Pedoman Proses Kesekretariatan Korporasi 64
b. Tujuan Proses Kesekretariatan Korporasi 65
c. Risiko dalam Proses Kesekretariatan Korporasi 65
d. Kebijakan Proses untuk Menjamin Ketaatan Terhadap Peraturan
Perundang-Undangan 65
e. Kebijakan Proses Komunikasi Pemegang Saham, Dewan
Komisaris, Komite Penunjang Dewan Komisaris dan Direksi 65
f. Kebijakan Proses Penyelenggaraan Rapat 65
g. Kebijakan Proses Pemberian Informasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi 66
h. Kebijakan Proses Induksi Anggota Dewan Komisaris, dan Anggota Direksi 66
i. Kebijakan Proses Koordinasi Transaksi yang bersifat Material
dan/atau Afiliasi 66
j. Kebijakan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan 67
k. Kebijakan Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan 67
l. Kebijakan Proses Koordinasi Penerbitan Kebijakan (Policy Coordination) 68
m. Kebijakan Pemberian Informasi Benturan Kepentingan kepada
Pemegang Saham, Komite Penunjang Dewan Komisaris dan Direksi 68
n. Kebijakan Proses Administrasi Arsip, Dokumen, Saham dan
Surat Berharga 68
o. Kebijakan Proses Komunikasi atas Isu Korporasi 68
p. Kebijakan Identitas ANTAM 68
q. Kebijakan Proses Komunikasi atas Identitas ANTAM 68
r. Kebijakan Proses Pemberian Sumbangan 69
3.4.4 Pengawasan dan Pengendalian Internal (Internal Audit & Control) 69
a. Filosofi Pedoman Pengawasan dan Pengendalian Internal 69
b. Tujuan Proses Pengawasan dan Pengendalian Internal 69
c. Risiko Proses Pengawasan dan Pengendalian Internal 69
d. Kebijakan Penyelarasan Strategi Internal Audit 69
e. Kebijakan Proses Penilaian Risiko 70
f. Kebijakan Perencanaan Internal Audit 70
g. Kebijakan Pelaksanaan Internal Audit 70
h. Kebijakan Komunikasi Hasil Internal Audit dan Penugasan Khusus 70
viii K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P ix
Pendahuluan
x K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P xi
Pendahuluan
Bab IV Penutup 97
Sosialisasi, Implementasi dan Evaluasi CGP 98
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Hierarki Peraturan Perusahaan 4
Gambar 1.2 Struktur Kebijakan Perusahaan 6
Gambar 1.3 Penyusunan Kebijakan Berdasarkan Objective, Risk and Control serta 9
xii K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
Bab I
Pendahuluan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 1
Pendahuluan
Awal penerapan Good Corporate Governance (GCG) ANTAM didasari atas ke
butuhan ANTAM untuk tumbuh, berkembang serta berkelanjutan. Dual listing di
bursa menjadi pendorong ANTAM untuk menerapkan GCG sebagai suatu sistem,
yakni sistem pengelolaan Perusahaan yang baik sejalan dengan prinsip-prinsip GCG
TARIF: Transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban
(Responsibility), Independensi (Independency) dan Kewajaran (Fairness). Listing ANTAM
di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia mengharuskan ANTAM untuk dapat
memenuhi standar GCG yang lebih ketat. Hal tersebut memberikan dampak pada
peningkatan implementasi GCG di ANTAM, yang pada gilirannya mengoptimalkan
kinerja ANTAM serta memberikan nilai tambah bagi para Pemangku Kepentingan
(Stakeholders).
ANTAM terus berbenah diri menuju suatu organisasi yang berkomitmen untuk
menerapkan GCG. Pengembangan GCG ANTAM mengakomodasikan adanya pe
rubahan yang dinamis dan terbuka terhadap konsep-konsep baru. ANTAM telah
mengembangkan GCG dengan membangun aspek infrastruktur GCG, baik hard
structure maupun soft structure. Hard structure yang telah dibangun diantaranya
adalah dengan dibentuknya organ Dewan Komisaris yang terdiri dari Komisaris dan
Komisaris Independen beserta 3 (tiga) Komite Penunjang Dewan Komisaris, meliputi
Komite Audit, Komite Good Corporate Governance-Nominasi dan Remunerasi
2 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
(GCG-NR) dan Komite Manajemen Risiko. Soft structure GCG yang telah dikembangkan
awalnya adalah Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP), Management Policy (MP),
Standard Operating Procedure (SOP), disamping Standar Etika Perusahaan (Code of
Conduct/CoC), Charter Dewan Komisaris, Charter Direksi, Charter Komite Penunjang
Dewan Komisaris, serta Charter Internal Audit dan Sistem Pelaporan Pelanggaran/
Whistleblowing System (WBS).
PKP merupakan dokumen hidup yang senantiasa dikaji secara periodik guna di
sesuaikan dengan perkembangan dan isu-isu internal dan eksternal ANTAM.
Sehubungan dengan hal tersebut, saat ini cakupan PKP telah diperluas dan di
sempurnakan menjadi CGP yakni dengan dengan melengkapi PKP dengan GCG
Code yang disusun berdasarkan Pedoman Umum GCG Indonesia (GCG Code,
Komite Nasional Kebijakan Governance/KNKG 2006), ASX Corporate Governance
Principles & Recommendations 3rd Edition 2014, Penerapan Tata Kelola yang Baik
(Good Corporate Governance) berdasarkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) No. SK.16/S.MBU/2012, ASEAN Corporate Governance Scorecard, dan Pedoman
Tata Kelola Perusahaan Terbuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tahun 2015. CGP
diharapkan tidak saja memuat Pedoman GCG (GCG Code) tetapi juga memuat
kumpulan kebijakan yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip GCG yang menjadi acuan
dalam melaksanakan kegiatan dan pengambilan keputusan di ANTAM, sekaligus dapat
menjadi pedoman dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta menjadi
kriteria penguji dalam mengkaji kesahihan (validity) atas semua keputusan dan peraturan
yang dikeluarkan ANTAM. Perluasan cakupan Pedoman Kebijakan diarahkan untuk
melengkapi aspek-aspek kebijakan proses yang telah diatur sebelumnya dengan
aspek pedoman praktis implementasi GCG. Selanjutnya, seluruh acuan penyusunan
CGP ini merujuk namun tidak terbatas pada acuan kebijakan yang tercantum dalam
Bab II butir 2.4 pada buku ini.
CGP ini disusun dengan tujuan untuk menyempurnakan PKP yang dikembangkan
menjadi suatu sistem kebijakan yang bersifat holistik dan terintegrasi sesuai prinsip-
prinsip GCG.
Pemberlakuan CGP dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang ada di
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 3
Pendahuluan
ANTAM disusun dengan pendekatan Objective, Risk, and Control (ORC) yang diarahkan
untuk mendorong manajemen agar mampu menghidupkan checks and balances
pada setiap proses bisnis di tiap level maupun fungsi manajemen berdasarkan jiwa dan
prinsip-prinsip GCG.
Keputusan RUPS
Keputusan Keputusan
Dewan Komisaris Direksi
Surat Edaran
Direksi
Keputusan SVP/VP,
General Manager
Unit/Unit Bisnis,
Project
Gambar 1.1
Hierarki Peraturan Perseroan
4 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memuat hal-hal yang perlu
mendapat persetujuan Pemegang Saham (Shareholders), sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar Perseroan;
e. CGP merupakan bagian dari keputusan Direksi dan keputusan Dewan Komisaris;
f. Surat Edaran Direksi merupakan surat dinas yang diedarkan dengan maksud agar
pesan atau berita dinas diketahui para Karyawan atau pihak-pihak tertentu, sesuai
dengan maksud pengedaran surat tersebut; dan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 5
Pendahuluan
Unit Bisnis/Project, harus dikonsultasikan kepada Divisi Legal & Compliance, Divisi
Risk Management, Divisi Corporate Secretary serta Divisi lainnya yang terkait.
1) Kebijakan di ANTAM terdiri dari 3 tingkat (Gambar 1.2) yaitu di tingkat 1 adalah
CGP, di tingkat 2 meliputi Code of Conduct (CoC), Management Policy (MP)
dan Charter, dan di tingkat 3 adalah SOP dan WI.
Cakupan dan alur isinya dirinci mulai dari pokok-pokok kebijakan pada
peringkat teratas sampai acuan kebijakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan,
baik yang menyangkut kegiatan usaha, penanganan risiko, maupun fungsi-
fungsi pendukung yang diperlukan.
Gambar 1.2
Struktur Kebijakan ANTAM
3) Agar alur kebijakan tetap konsisten maka pada setiap CoC, Charter, MP, SOP
dan WI harus memuat langsung bagian-bagian yang terkait dengan CGP.
Dengan demikian, inkonsistensi dan benturan kebijakan yang mungkin terjadi
akan mudah dideteksi dan dapat langsung dihindari;
6 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
b. Operasionalisasi
6) Pengesahan SOP yang berlaku di Divisi Kantor Pusat mengacu pada kebijakan
Pedoman Mutu ISO 9001:2008 Kantor Pusat dan dapat menjadi lampiran
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 7
Pendahuluan
atas kebijakan yang terkait. Pengesahan SOP yang berlaku di Unit/Unit Bisnis
ditandatangani oleh masing-masing Kepala Unit/Unit Bisnis.
b. Menjadikan risk management dan control sebagai bagian integral dalam aktivitas
sehari-hari;
Pendekatan ORC diarahkan untuk mendorong fungsi level manajemen mampu meng
hidupkan tata kelola (governance) yang dilandasi oleh checks and balances pada
setiap level dan fungsi manajemen.
8 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Pendahuluan
Objective hanya dapat dicapai apabila Perusahaan dapat mengelola risiko dan
memiliki kontrol atas organisasi yang mencakup seluruh rangkaian proses di dalam
Perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah bagi Perusahaan, baik proses inti
Perusahaan (core), maupun proses yang menunjang (enabler) dan mengontrol
(compliance) berjalannya proses inti tersebut (value chain) sesuai dengan dinamika
usaha dan regulasi yang berlaku.
Transparancy Accountability
Objective
Responsibility Independency
Risk Control
Fairness
Gambar 1.3
Pendekatan Penyusunan Kebijakan Berdasarkan
Objective, Risk, and Control serta Prinsip-Prinsip GCG
Penyusunan kebijakan juga memperhatikan arahan strategis dan kebijakan lain yang
telah dituangkan dalam kebijakan Dewan Komisaris dan Direksi sebelumnya. Proses
penyusunan dilakukan secara bertahap melalui Top Down dan Bottom Up Approach.
Risk dan opportunity digunakan sebagai “dua sisi mata uang” untuk menyatukan
governance, risk and control. Tujuannya adalah untuk membumikan pemahaman
konsep tata kelola pada semua tingkatan mulai dari manajemen puncak hingga
operator.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 9
Pendahuluan
Catatan/Notes:
10 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Bab II
Panduan
Tata Kelola
Perusahaan
yang Baik
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
12 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2.3 Sasaran
a. Terlaksananya sistem manajemen stratejik yang handal, sehingga mampu
merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang sejalan dengan rencana strategis
(strategic plan) Perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang;
b. Adanya keterbukaan serta komunikasi dua arah baik dengan regulator, pelaku pasar
modal dan Pemangku Kepentingan lainnya;
c. Berfungsinya dengan baik organ-organ pendukung kegiatan pengendalian internal
dan pengembangan Perusahaan, antara lain Komite Audit, Komite GCG-NR,
Komite Manajemen Risiko, Internal Audit, Manajemen Risiko, Corporate Secretary,
dan sebagainya;
d. Ditegakkannya komitmen dan aturan main dari praktik penyelenggaraan bisnis
yang beretika;
e. Tersedianya sumber daya manusia yang handal, unggul, profesional dan bebas dari
benturan kepentingan;
f. Dipastikannya seluruh jajaran Perusahaan mengetahui dan mampu menjalankan
tugas, kewajiban dan tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku serta
mengetahui penalty dan rewardnya; dan
g. Ditegakkannya kepedulian pada masyarakat sekitar dan pada kelestarian lingkungan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 13
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
14 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
a. Modal Dasar
1) Peningkatan keunggulan daya saing Insan ANTAM.
2) Inovasi teknologi dan energi.
3) Penguasaan dan keunggulan Sumber Daya Alam.
b. Kegesitan
1) Peningkatan nilai tambah komoditas berbasis Nikel.
2) Peningkatan nilai tambah komoditas berbasis Bauksit.
3) Peningkatan nilai tambah komoditas berbasis Logam Mulia.
4) Penguasaan kesinambungan rantai nilai.
5) Peningkatan daya ungkit komunitas.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 15
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
c. Kekuatan Pertumbuhan
ANTAM mempunyai nilai-nilai dan norma perilaku yang wajib dipatuhi dan diterapkan dalam
pelaksanaan kerja sehari-hari oleh segenap jajaran Perusahaan. Nilai-nilai dasar ANTAM yang
dianut jajaran Perusahaan dan diwujudkan dalam praktik bisnis sehari-hari adalah PIONEER
(Professionalism, Integrity, glObal mentality, harmoNy, ExcEllence dan Reputation):
a. Professionalism
b. Integrity
c. glObal mentality
1) Membangun mental global (cara berpikir, kompetensi, rasa percaya diri dan
cara bertindak) sesuai dengan business acumen kelas dunia;
2) Mengikuti perkembangan bisnis secara luas pada tingkat global untuk
melakukan transformasi guna meningkatkan kinerja Perusahaan; dan
3) Mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perbedaan dan
perubahan budaya (baik lokal maupun internasional).
16 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
d. harmoNy
e. ExcEllence
f. Reputation
a. Komitmen yang penuh dari Dewan Komisaris dan Direksi untuk meng
implementasikan GCG;
b. Pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip GCG disetiap jajaran manajemen;
c. Adanya suatu mekanisme evaluasi yang terus menerus atas implementasi GCG; dan
d. Standar Etika Perusahaan dipahami dan dilaksanakan oleh Insan ANTAM.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 17
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
ANTAM berkomitmen untuk selalu menerapkan standar tata kelola terbaik sesuai
dengan standar yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu ANTAM mengadopsi
berdasarkan Pedoman Umum GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006.
Prinsip dan rekomendasi yang menjadi rujukan ANTAM sesuai Pedoman Umum GCG
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Asas GCG
ANTAM memastikan bahwa prinsip-prinsip GCG diterapkan pada setiap aspek
proses bisnis dan di semua jajaran Perusahaan. Prinsip-prinsip GCG yang di
maksud adalah Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian/
Independensi dan Kewajaran yang diperlukan untuk mencapai keberlanjutan
(sustainability) Perusahaan dengan memperhatikan Pemangku Kepentingan.
18 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2) Akuntabilitas
Prinsip Dasar
ANTAM mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
dapat dipercaya. Untuk itu ANTAM berupaya melaksanakan pengelolaan
Perusahaan secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perusahaan
dengan tetap memperhitungkan kepentingan Pemegang Saham dan
Pemangku Kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang di
perlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 19
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
3) Pertanggungjawaban
Prinsip Dasar
ANTAM selalu berupaya untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4) Kemandirian/Independensi
Prinsip Dasar
Untuk melaksanakan prinsip GCG, ANTAM melaksanakan pengelolaan
Perusahaan secara independen sehingga masing-masing organ Perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5) Kewajaran
Prinsip Dasar
Dalam melaksanakan kegiatannya, ANTAM senantiasa memperhatikan ke
pentingan Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan berdasarkan asas
kewajaran.
20 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
c. Organ Perusahaan
Organ Perusahaan yang terdiri dari RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi, mempunyai
peran penting dalam pelaksanaan GCG secara efektif. Organ Perusahaan harus
menjalankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas dasar prinsip
bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan Perusahaan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 21
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Prinsip Dasar
Pemangku Kepentingan -selain Pemegang Saham- adalah mereka yang memiliki
kepentingan terhadap Perusahaan dan mereka yang terpengaruh secara langsung
oleh keputusan strategis dan operasional Perusahaan, yang antara lain terdiri dari
Karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat terutama sekitar tempat usaha Perusahaan.
Antara Perusahaan dengan Pemangku Kepentingan harus terjalin hubungan yang
sesuai dengan asas kewajaran berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi masing-
masing pihak. Agar hubungan antara Perusahaan dengan Pemangku Kepentingan
berjalan dengan baik, perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Perusahaan menjamin tidak terjadinya diskriminasi berdasarkan suku,
agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik serta terciptanya perlakuan
yang adil dan jujur dalam mendorong perkembangan Karyawan sesuai
dengan potensi, kemampuan, pengalaman dan keterampilan masing-
masing;
2) Perusahaan dan mitra bisnis harus bekerja sama untuk kepentingan kedua
belah pihak atas dasar prinsip saling menguntungkan; dan
3) Perusahaan harus memperhatikan kepentingan umum, terutama masyarakat
di sekitar Perusahaan, serta pengguna produk dan jasa Perusahaan.
22 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2) Mitra Bisnis
a) Mitra Bisnis adalah pemasok, distributor, kreditur, debitur, dan pihak lainnya
yang melakukan transaksi usaha dengan Perusahaan;
b) Perusahaan memiliki peraturan yang dapat menjamin dilaksanakannya
hak dan kewajiban mitra bisnis sesuai dengan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan;
c) Mitra bisnis berhak memperoleh informasi yang relevan sesuai hubungan
bisnis dengan Perusahaan sehingga masing-masing pihak dapat membuat
keputusan atas dasar pertimbangan yang adil dan wajar; dan
d) Kecuali dipersyaratkan lain oleh peraturan perundang-undangan, Perusahaan
dan mitra bisnis berkewajiban untuk merahasiakan informasi dan me
lindungi kepentingan masing-masing pihak.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 23
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
24 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
b. Membuat struktur Dewan Komisaris dan Direksi yang memberi nilai tambah:
1) Perusahaan harus memiliki Komite Nominasi yang dipimpin oleh Komisaris
Independen yang setidaknya terdiri dari 3 (tiga) orang anggota dan memiliki
Piagam Komite;
2) Perusahaan harus memiliki dan mengungkapkan keahlian dari Dewan
Komisaris/Direksi dan keragaman yang telah dimiliki dan/atau yang akan dicapai;
3) Perusahaan harus mengungkapkan infomasi terkait Komisaris Independen;
4) Mayoritas Anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen;
5) Komisaris Utama merupakan Komisaris Independen;
6) Jabatan Komisaris Utama dan Direktur Utama tidak boleh dipegang oleh orang
yang sama; dan
7) Perusahaan harus memiliki program induksi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
baru dan memberikan kesempatan pengembangan keahlian/pengetahuan
bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 25
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
26 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 27
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2) RUPS/Pemilik Modal
a) Melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi;
b) Melakukan pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris;
c) Memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan
usaha Perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar Perseroan;
d) Memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan
keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar Perseroan;
e) Mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta dapat
dipertanggungjawabkan; dan
f) Melaksanakan GCG sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Dewan Komisaris
a) Melaksanakan program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan;
b) Melakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara
jelas serta menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris;
c) Memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan
oleh Direksi;
d) Memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan
kebijakan Perusahaan;
e) Mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga;
f) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan
anak Perusahaan/Perusahaan patungan;
g) Berperan dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja Direksi
(individu dan kolegial) dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai
ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja Direksi;
h) Melakukan tindakan terhadap potensi benturan kepentingan yang me
nyangkut dirinya;
i) Memantau dan memastikan bahwa praktik Tata Kelola Perusahaan yang
Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan;
j) Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang efektif dan menghadiri
Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
28 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
4) Direksi
a) Memiliki program pengenalan dan pelatihan/pembelajaran serta me
laksanakan program tersebut secara berkelanjutan;
b) Melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung jawab secara
jelas;
c) Menyusun perencanaan Perusahaan;
d) Berperan dalam pemenuhan target kinerja Perusahaan;
e) Melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap
implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan;
f) Melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan;
g) Melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi Perusahaan dan Pemangku
Kepentingan;
h) Memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota
Direksi dan manajemen dibawah Direksi;
i) Memastikan Perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi dan
komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
tepat waktu;
j) Menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
k) Menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif;
l) Menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan
efektif; dan
m) Menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 29
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
6) Aspek Lainnya
a) Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh benchmark bagi
Perusahaan-Perusahaan lainnya di Indonesia; dan
b) Praktik Tata Kelola Perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip GCG sesuai
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011, Pedoman Umum
GCG Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan lainnya.
30 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 31
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2.7.5 Penerapan GCG berdasarkan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK)
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dikeluarkan OJK untuk mendorong penerapan
praktik tata kelola sesuai dengan praktik international dan diharapkan dapat menjadi
salah satu kerangka tata kelola Perusahaan yang baik di industri pasar modal. Pedoman
ini terdiri dari 5 (lima) aspek, 8 (delapan) prinsip tata kelola Perusahaan yang baik, serta
25 (dua puluh lima) rekomendasi penerapan aspek dan prinsip tata kelola yang baik,
yakni:
32 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
• Ringkasan risalah RUPS tersedia dalam situs web Emiten atau Perusahaan
Publik paling kurang selama 1 (satu) tahun.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 33
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
5) Keterbukan Informasi
Meningkatkan Pelaksanaan Keterbukaan Informasi.
• Perusahaan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi secara lebih luas
selain situs web sebagai media keterbukaan informasi; dan
• Laporan tahunan Perusahaan mengungkapkan pemilik manfaat akhir dalam
kepemilikan saham Perusahaan paling sedikit 5% (lima persen), selain pe
ngungkapan pemilik manfaat akhir dalam kepemilikan saham Perusahaan
melalui pemegang saham utama dan pengendali.
34 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2.8.1 RUPS
RUPS adalah organ Perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-
undang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar Perseroan. RUPS merupakan
wadah para Pemegang Saham untuk dapat menggunakan hak yang dimilikinya untuk
mengemukakan pendapat dan memperoleh keterangan yang berkaitan dengan
Perusahaan sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan
dengan kepentingan Perusahaan serta memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan dan peraturan perundang-undangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS
harus didasarkan pada kepentingan usaha Perusahaan dalam jangka panjang. RUPS
dan/atau Pemegang Saham tidak diperkenankan melakukan intervensi terhadap
tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi
wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan
dan peraturan perundang-undangan.
1) Dewan Komisaris dan Direksi yang diangkat dalam RUPS harus terdiri dari
orang-orang yang patut dan layak (fit and proper) bagi Perusahaan dan telah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2) Dalam mengambil keputusan menerima atau menolak laporan Dewan
Komisaris dan Direksi, perlu juga dipertimbangkan kualitas laporan yang
berhubungan dengan GCG;
3) Dalam penetapan auditor eksternal, harus mempertimbangkan pendapat dari
Komite Audit yang disampaikan kepada Dewan Komisaris, baik mengenai
proses tender yang dilakukan, kinerja auditor eksternal, besaran fee, sampai
dengan usulan rekomendasinya;
4) Dalam hal Anggaran Dasar Perseroan dan atau peraturan perundang-undangan
mengharuskan adanya keputusan RUPS tentang hal-hal yang berkaitan dengan
usaha Perusahaan, keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan
para Pemangku Kepentingan.
5) Dalam mengambil keputusan pemberian bonus, tantiem dan dividen harus
memperhatikan kondisi kesehatan keuangan Perusahaan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 35
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
36 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 37
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Dewan Komisaris sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara
kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi secara
independen terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dalam
mengelola Perusahaan serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG.
Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan
operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris, termasuk Komisaris
Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan
anggota Dewan Komisaris. Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat berjalan
secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:
38 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 39
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
c) Pembagian Kerja
Dalam mengoptimalkan tugas sebagai Dewan Komisaris, maka Dewan
Komisaris melakukan pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan
keahlian masing-masing Anggota Dewan Komisaris dengan memperhatikan
lingkup usaha Perusahaan. Pembagian tugas tersebut diatur sendiri diantara
anggota Dewan Komisaris dan tertuang dalam Charter Dewan Komisaris.
40 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
f) Benturan Kepentingan
1) Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara
kepentingan ekonomis Perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi
Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta Karyawan
Perusahaan;
2) Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, Dewan Komisaris harus
senantiasa mendahulukan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan
pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya;
3) Anggota Dewan Komisaris dilarang menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain;
4) Dewan Komisaris harus mengungkapkan seluruh benturan kepentingan
yang sedang dihadapi maupun yang berpotensi menjadi benturan
kepentingan atau segala sesuatu yang dapat menghambat anggota Dewan
Komisaris untuk bertindak independen;
5) Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung
unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan
ikut serta;
6) Setiap anggota Dewan Komisaris yang memiliki wewenang pengambilan
keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya
dan telah melaksanakan Standar Etika yang ditetapkan oleh Perusahaan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 41
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
42 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
i) E
valuasi Kinerja
1) Evaluasi kinerja Dewan Komisaris secara detail akan ditetapkan berdasarkan
Keputusan Dewan Komisaris yang akan dievaluasi secara periodik;
2) Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilaksanakan dengan sistem self
assessment yang terdiri dari atas 60% kinerja Komite dengan bobot yang
sama dan 40% kinerja lainnya dengan bobot yang bervariasi;
3) Penilaian kinerja Dewan Komisaris berdasarkan indikator yang sudah
ditetapkan di setiap awal tahun akan disusun oleh Komite GCG-NR sesuai
dengan masukan dari nilai capaian Perseroan dan masukan nilai Komite
yang kemudian diputuskan oleh Dewan Komisaris;
4) Komite GCG-NR bertanggung jawab menyiapkan data yang diperlukan
untuk melakukan evaluasi dan mengusulkan capaiannya berdasarkan
data dan masukan dari setiap komite penunjang Dewan Komisaris dan
mengusulkan kepada Dewan Komisaris untuk dirapatkan di tingkat Dewan
Komisaris;
5) Evaluasi terhadap kinerja Dewan Komisaris, dilakukan setiap tahun dan
hasilnya diinformasikan kepada RUPS.
6) RUPS wajib menetapkan Indikator Pencapaian Kinerja (Key Performance
Indicator) Dewan Komisaris yang merupakan ukuran penilaian keberhasilan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris berdasarkan
usulan dari Dewan Komisaris
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 43
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
j) Remunerasi
1) Anggota Dewan Komisaris diberikan gaji/honorarium dan fasilitas/tunjangan,
termasuk santunan purna jabatan yang besarnya ditentukan oleh RUPS;
2) Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris diberikan dengan basis formula
yang ditetapkan oleh RUPS yang sebelumnya telah melalui kajian oleh
Dewan Komisaris melalui pendalaman yang dilakukan oleh Komite GCG-
NR;
3) Dewan Komisaris (melalui Komite GCG-NR) mengajukan usulan formula
remunerasi bagi anggota Direksi untuk selanjutnya besarannya diputuskan
dalam rapat Dewan Komisaris;
4) Anggota Dewan Komisaris harus melaporkan besarnya remunerasi yang
diterima (termasuk opsi saham jika ada) serta dasar perhitungan remunerasi
tersebut dalam laporan tahunan Perseroan.
k) Pelaporan
Pada setiap tahun Dewan Komisaris melaporkan kemajuan Perusahaan dalam
Laporan Tahunan Perusahaan dan bersama-sama Direksi menandatanganinya
dan diajukan kepada RUPS guna mendapatkan persetujuan dan pengesahannya.
l) Pertanggungjawaban
1) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris bertanggung jawab
kepada RUPS;
2) Dalam hal Perusahaan menunjukkan gejala kemunduran yang mencolok,
Dewan Komisaris harus segera melaporkan kepada RUPS, dengan disertai
usulan mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh;
3) Dewan Komisaris memberikan pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai setiap permasalahan yang dianggap penting bagi pengelolaan
Perusahaan;
4) Dewan Komisaris memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi
(triwulan, tahunan) serta pada setiap waktu yang diperlukan mengenai
perkembangan Perseroan dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya
kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna tepat pada waktunya;
5) Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan
laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan Perseroan
oleh Direksi. Laporan pengawasan Dewan Komisaris merupakan bagian
dari laporan tahunan yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh
persetujuan;
44 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
2.8.3 Direksi
Direksi adalah organ Perusahaan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan.
Prinsip Dasar
Direksi sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial
dalam mengelola Perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan
tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya.
Namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan
tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk
Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama adalah mengkoordinasikan
kegiatan Direksi.
Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-
prinsip berikut:
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 45
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
c) Nominasi Direksi
1) Proses nominasi anggota Direksi melalui Komite GCG-NR. Hasil proses
nominasi disampaikan kepada Pemegang Saham Seri-A Dwiwarna untuk
dilakukan seleksi lebih lanjut tanpa membatasi calon lain dari yang diusulkan
sebelum ditetapkan dalam RUPS;
2) Anggota Direksi dipilih dan diangkat oleh RUPS berdasarkan proses pencalonan
sesuai peraturan perundangan, diantaranya adalah di bidang Perseroan Terbatas
dan berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi, memahami masalah-
masalah manajemen Perseroan, memiliki pengetahuan yang memadai di
bidang usaha Perseroan tersebut serta dapat menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugasnya;
46 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
d) Fungsi Direksi
Fungsi pengelolaan Perusahaan oleh Direksi diantaranya mencakup:
1) Kepengurusan
• Direksi harus menyusun Visi, Misi, dan nilai-nilai serta program jangka panjang
dan jangka pendek Perusahaan untuk disampaikan dan disetujui oleh Dewan
Komisaris atau RUPS sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan;
• Direksi harus dapat mengendalikan sumberdaya yang dimiliki oleh Perusahaan
secara efektif dan efisien;
• Direksi harus memperhatikan kepentingan yang wajar dari Pemangku
Kepentingan;
• Direksi memiliki tata tertib dan pedoman kerja (Charter Direksi) sehingga
pelaksanaan tugasnya dapat terarah dan efektif serta dapat digunakan
sebagai salah satu alat penilaian kinerja.
2) Manajemen Risiko
• Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem manajemen risiko
Perusahaan yang mencakup seluruh aspek kegiatan Perusahaan;
• Untuk setiap pengambilan keputusan strategis, termasuk penciptaan produk
atau jasa baru, harus diperhitungkan dengan seksama dampak risikonya;
• Untuk memastikan dilaksanakannya manajemen risiko dengan baik,
Perusahaan harus memiliki unit kerja atau penanggung jawab terhadap
pengendalian risiko.
3) Pengendalian Internal (Internal Control)
• Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
Perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja
Perusahaan serta memenuhi peraturan perundang-undangan;
• Internal Audit melaksanakan pengujian dan review terhadap sistem pe
ngendalian internal Perusahaan;
• Internal Audit melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama;
• Secara struktural Internal Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama
dan mempunyai hubungan koordinasi dengan Komite Audit.
4) Komunikasi
• Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Perusahaan dengan
Pemangku Kepentingan dengan memberdayakan fungsi Corporate Secretary;
• Perusahaan memiliki Corporate Secretary yang fungsinya dapat mencakup
pula hubungan dengan investor (Investor Relations);
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 47
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
f) Benturan Kepentingan
1) Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan
ekonomis Perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi Pemegang Saham,
anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta Karyawan Perusahaan;
2) Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, Direksi dan Karyawan Perusahaan
harus senantiasa mendahulukan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan
pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya;
3) Direksi dan Karyawan Perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain;
4) Direksi harus mengungkapkan seluruh benturan kepentingan yang sedang
dihadapi maupun yang berpotensi menjadi benturan kepentingan atau segala
sesuatu yang dapat menghambat anggota Direksi untuk bertindak independen;
5) Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur
benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut
serta; dan
48 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
g) Evaluasi Kinerja
1) Dewan Komisaris menetapkan Indikator Pencapaian Kinerja (Key Performance
Indicators) Direksi;
2) Dewan Komisaris mengevaluasi capaian kinerja Direksi untuk kemudian di
sampaikan ke RUPS;
3) Penilaian kinerja Direksi berdasarkan kriteria umum yang dituangkan dalam KPI
(Key Performance Indicator):
h) Remunerasi
1) Remunerasi anggota Direksi diputuskan dalam RUPS dengan mem
pertimbangkan saran dari Dewan Komisaris;
2) Remunerasi Direksi harus terkait dengan prestasi kerja berdasarkan evaluasi
Dewan Komisaris atas saran dari Komite GCG-NR;
3) Direksi harus melaporkan besarnya remunerasi yang mereka terima (termasuk
opsi saham jika ada) serta dasar perhitungan remunerasi tersebut dalam
Laporan Tahunan.
i) Pelaporan
Secara teratur sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Direksi membuat laporan
bulanan, triwulanan, tengah tahunan dan tahunan kepada Dewan Komisaris,
Otoritas Pasar Modal, instansi terkait atau kepada RUPS.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 49
Panduan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
j) Pertanggungjawaban Direksi
1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS;
2) Dalam melaksanakan tugasnya Direksi bertanggung jawab penuh untuk
kepentingan Perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya;
3) Dalam menjalankan tugasnya, Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan
Anggaran Dasar Perseroan dan perundang-undangan yang berlaku, Ketetapan
RUPS dan Ketetapan Dewan Komisaris;
4) Direksi harus menyusun pertanggungjawaban pengelolaan Perusahaan dalam
bentuk Laporan Tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan
kegiatan Perusahaan, dan laporan pelaksanaan GCG;
5) Laporan Tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus untuk
laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS;
6) Dengan diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan
atas laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan
pelunasan tanggung jawab kepada masing-masing anggota Direksi sejauh
hal-hal tersebut tercermin dari Laporan Tahunan, dengan tidak mengurangi
tanggung jawab masing-masing anggota Direksi dalam hal terjadi tindak
pidana atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi
pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi dengan aset Perusahaan;
7) Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akun
tabilitas pengelolaan Perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas GCG.
50 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Bab III
Kebijakan Pokok
Perusahaan
Kebijakan Pokok Perusahaan
Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku tidak boleh bertentangan dengan norma-norma
umum di dalam dunia bisnis dan masyarakat.
52 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 53
Kebijakan Pokok Perusahaan
a. Etika Usaha
1) Hubungan dengan Karyawan
ANTAM menyadari bahwa karyawan merupakan aspek terpenting dalam
menunjang keberhasilan Perusahaan. Oleh karena itu ANTAM memberikan
kesempatan yang sama terhadap semua karyawan untuk berpartisipasi aktif
dalam mencapai Visi dan Misi Perusahaan.
2) Hubungan dengan Pelanggan
ANTAM berkomitmen memenuhi seluruh kontrak penjualan yang telah
disepakati dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan dan pemenuhan
pasokan pada pelanggan.
3) Hubungan dengan Pemasok
ANTAM mendasarkan hubungan Perusahaan dengan pemasok pada prinsip-
prinsip praktik usaha yang sah, efisien dan wajar (fair). ANTAM mengharapkan
agar setiap pemasok selalu menjunjung tinggi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam berhubungan dengan Insan ANTAM, antar
pemasok dan ANTAM sebagai sebuah Perusahaan.
4) Hubungan dengan Pesaing
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, ANTAM berkomitmen untuk
melakukannya dengan tata cara yang dapat dipertanggung-jawabkan sehingga
ANTAM selalu berkomitmen untuk menerapkan persaingan yang sehat dan
menganggap pesaing sebagai pemacu Perusahaan untuk selalu memberikan
yang terbaik bagi pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
5) Hubungan dengan Regulator
ANTAM berkomitmen untuk membangun hubungan dengan semua instansi
dan pejabat Pemerintah (regulator) berdasarkan standar etika bisnis dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6) Kemitraan dengan Masyarakat Sekitar
Sejalan dengan Prinsip Good Corporate Citizen, Perusahaan tidak akan dapat
tumbuh berkembang tanpa mengikutsertakan masyarakat sekitar untuk ikut
tumbuh dan berkembang secara bersama-sama.
7) Hubungan dengan Investor dan Pemegang Saham (Shareholders)
Insan ANTAM berkomitmen untuk senantiasa berusaha keras agar Perusahaan
mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan berdasarkan standar
bisnis yang saling menguntungkan hingga dapat memberikan kontribusi yang
optimal bagi Shareholders.
54 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
b. Etika Kerja
1) Kepatuhan terhadap hukum
ANTAM menyadari bahwa kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan merupakan standar bagi Perusahaan untuk dapat men
jalankan bisnisnya dengan cara-cara yang wajar sehingga seluruh hukum
dan peraturan yang berlaku haruslah dihayati dan dilaksanakan dalam setiap
kegiatan bisnis Perusahaan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 55
Kebijakan Pokok Perusahaan
2) Benturan Kepentingan
ANTAM menyadari bahwa setiap Insan ANTAM mempunyai hak untuk ikut
serta dalam kegiatan keuangan, usaha, sosial budaya, politik dan kegiatan lain
yang sah di luar pekerjaan dengan tetap memperhatikan kewajibannya kepada
Perusahaan. Kegiatan tersebut harus sah dan bebas dari konflik kepentingan
dengan tanggung jawab mereka sebagai Insan ANTAM. Insan ANTAM tidak
boleh menyalahgunakan sumber daya atau pengaruh ANTAM sehingga dapat
mendiskreditkan nama baik dan reputasi ANTAM.
3) Memberi dan Menerima
Penerimaan dan pemberian hadiah atau bantuan dalam pekerjaan, dapat
menyebabkan benturan kepentingan serta turunnya kepercayaan publik
terhadap integritas Perusahaan. Oleh karena itu, ANTAM menetapkan standar
etika yang mengatur secara khusus mengenai penerimaan dan pemberian
hadiah dari pihak ketiga di luar Perusahaan.
4) Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia
ANTAM percaya bahwa hak asasi manusia adalah sesuatu yang bersifat
universal. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, ANTAM
mendorong usaha-usaha untuk menjamin terpenuhinya hak asasi manusia
serta mempertimbangkan setiap akibat dari kegiatan operasi terhadap
masyarakat sekitar. ANTAM berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap
kegiatan operasi Perusahaan tidak melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia.
5) Kesempatan Kerja yang Adil
ANTAM berkomitmen untuk menciptakan kesempatan kerja yang adil,
termasuk didalamnya larangan terhadap segala bentuk diskriminasi dan
disorientasi. ANTAM memberikan kesempatan yang sama dan perlakuan yang
adil kepada seluruh Insan ANTAM.
6) Pembayaran Tidak Wajar
Insan ANTAM dilarang untuk menawarkan atau memberikan sesuatu yang
berharga untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu atau perlakuan
istimewa dalam melakukan penjualan atas barang atau pemberian jasa atau
melakukan transaksi keuangan kepada pejabat pemerintah atau pihak-pihak di
luar ANTAM. Kebijakan Pembayaran Tidak Wajar mengatur standar etika dan
praktik ANTAM mengenai pembayaran khusus, hiburan (entertainment)
dan sumbangan politis, baik kepada pejabat pemerintah maupun pihak-
pihak diluar ANTAM. ANTAM tidak mentolerir praktik-praktik yang tidak
memenuhi kebijakan ini. ANTAM akan memproses lebih lanjut pelanggaran
atas kebijakan ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
56 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
Dengan adanya Charter, Dewan Komisaris, Direksi, Komite Penunjang Dewan Komisaris,
dan Internal Audit dalam melaksanakan tugasnya senantiasa bertindak dan bersikap
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 57
Kebijakan Pokok Perusahaan
berdasarkan prinsip-prinsip GCG, sesuai dengan Standar Etika Perusahaan, serta selalu
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dewan Komisaris, Komite Penunjang Dewan Komisaris, Direksi, dan Internal Audit
bertanggung jawab dalam penyusunan Charter terkait bidang tugasnya secara
komprehensif, sebagai penjabaran atas kebijakan yang tercantum dalam CGP ANTAM.
58 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
Dewan Komisaris dan Direksi memiliki tanggung jawab yang utama (ultimate
responsibility) untuk memastikan bahwa ANTAM memiliki strategi yang formal.
Selanjutnya Dewan Komisaris dan Direksi harus membagi peran penyusunan
manajemen strategis ANTAM sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar Perseroan serta Charter/Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan
Direksi. Setiap pihak yang berperan dalam proses perencanaan strategis ANTAM
termasuk RJPP harus memastikan bahwa seluruh data dan informasi yang
digunakan proses perencanaan strategis tersebut adalah akurat dan mutakhir (up
to date).
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 59
Kebijakan Pokok Perusahaan
60 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 61
Kebijakan Pokok Perusahaan
62 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 63
Kebijakan Pokok Perusahaan
3) Tanggung jawab, yaitu kewajiban yang jelas dan formal untuk melaksanakan
suatu tugas atau aktivitas yang bertujuan untuk mencapai hasil kerja tertentu;
4) Otoritas/Kewenangan, yaitu hak/pengaruh yang diberikan secara formal
kepada suatu posisi untuk membuat keputusan dan menggunakan sumber
daya;
5) Pendelegasian, yaitu adanya mekanisme formal yang mengatur bagaimana
tugas dan/atau kewenangan diserahkan kepada bawahan, namun atasan
yang mendelegasikan tetap bertanggungjawab terhadap hasil akhir;
6) Akuntabilitas, yaitu bagaimana hasil pelaksanaan suatu tanggung jawab dan
penggunaan otoritas akan dipertanggunggugatkan; dan
7) Pembagian tugas (division of work), yaitu bagaimana Desain Organisasi ANTAM
(dibagi-bagi ke dalam unit-unit organisasi yang lebih kecil dengan tidak
mengorbankan efektifitas dan efisiensi organisasi.
64 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 65
Kebijakan Pokok Perusahaan
1) Tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi;
2) Kebijakan dan prosedur yang mengatur pelaksanaan tugas anggota Dewan
Komisaris dan anggota Direksi;
3) Bisnis dan struktur organisasi ANTAM beserta para staf intinya;
4) Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh ANTAM;
5) Gambaran ANTAM yang berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan,
kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek dan
jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis lainnya;
6) Keterangan yang berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit
internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk
Komite Audit; dan
7) Informasi-informasi lain yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi;
66 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 67
Kebijakan Pokok Perusahaan
68 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
Pemberian sumbangan ANTAM kepada pihak lain hanya dapat berupa donasi
untuk amal atau tujuan sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 69
Kebijakan Pokok Perusahaan
ANTAM. Dalam penyusunan strategi tersebut harus dipastikan bahwa semua input
dari pihak-pihak yang berkepentingan (Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit,
Akuntan Publik, para kepala unit organisasi dan lain-lain) dengan proses internal
audit telah dipertimbangkan. Strategi internal audit juga harus mencakup ukuran-
ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengevaluasi proses internal audit.
Proses internal audit juga harus memastikan adanya rekomendasi yang diterima
(acceptable) dan dapat dipraktikkan (practicable) oleh pemilik proses untuk
memperbaiki efektifitas pengendalian intern dan memberikan nilai tambah pada
efisiensi ANTAM. Seluruh jajaran manajemen unit-unit organisasi bertanggung
jawab untuk melaksanakan tindak lanjut yang memadai atas rekomendasi hasil
audit yang telah disepakati bersama. Pelaksanaan tindak lanjut sebaiknya dijadikan
salah-satu faktor dalam menilai kinerja unit-unit organisasi tersebut.
70 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
para pemilik proses dalam keseluruhan proses internal audit (penyusunan strategi,
penilaian risiko, perencanaan audit, dan pelaksanaan audit) tanpa mengorbankan
asas kerahasiaan (confidentiality).
Kebijakan tata kelola risiko ini merupakan dasar bagi penyusunan seluruh kebijakan
Perusahaan dan memberikan masukan bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan Perusahaan yang terkait dengan pengelolaan risiko ANTAM. Direksi
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaksanaan Manajemen Risiko di
Perusahaan berjalan efektif dan menjadi bagian dari operasional Perusahaan, serta
memastikan bahwa semua risiko Perusahaan berada pada level toleransi yang
dapat diterima selaras dengan strategi Perusahaan.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 71
Kebijakan Pokok Perusahaan
72 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 73
Kebijakan Pokok Perusahaan
74 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
3.4.7 Pengembangan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 75
Kebijakan Pokok Perusahaan
76 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 77
Kebijakan Pokok Perusahaan
Visi dan Misi ANTAM. Dalam hal ANTAM belum berada dalam posisi mayoritas,
Direksi harus memastikan bahwa klausul kerjasama pendirian anak Perusahaan
dan Anggaran Dasar Perseroan tidak menempatkan ANTAM dalam posisi lemah.
78 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
3.4.8 Operasi
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 79
Kebijakan Pokok Perusahaan
80 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 81
Kebijakan Pokok Perusahaan
82 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 83
Kebijakan Pokok Perusahaan
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka strategi yang dilakukan Perusahaan adalah:
1) Memastikan Seluruh knowledge yang ada di ANTAM mampu dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kepentingan Perusahaan;
2) Memastikan Penerapan ANTAM Knowledge Management System dilakukan
bertahap sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan organisasi dan terus di
lakukan penyempurnaan secara berkelanjutan;
84 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 85
Kebijakan Pokok Perusahaan
86 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 87
Kebijakan Pokok Perusahaan
88 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
Kerangka kerja (framework) tata kelola ICT yang telah disusun, meliputi proses
serta aktivitas-aktivitas dalam pengelolaan ICT yang mengacu pada Peraturan
Menteri BUMN No. PER-02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan
Teknologi Informasi BUMN. Untuk menjaga implementasi pelaksanaan proses-
proses tata kelola ICT, manajemen berkewajiban untuk menyusun strategi dan
roadmap implementasinya, serta panduan yang lebih terperinci yang berisi MP,
SOP, WI serta dokumen pendukung lainnya.
b. Tujuan Proses ICT
Tujuan proses ICT adalah untuk mendukung proses bisnis untuk mencapai Visi
dan Misi ANTAM.
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 89
Kebijakan Pokok Perusahaan
90 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 91
Kebijakan Pokok Perusahaan
92 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 93
Kebijakan Pokok Perusahaan
Proses pengelolaan surat dan kearsipan harus memuat aturan tentang tata laksana
surat, mekanisme dan wewenang atas penandatangan surat dinas dan surat
keputusan sesuai dengan ruang lingkup, batas wewenang/tanggung jawab dan
mengatur tata laksana kearsipan secara fisik dan elektronik.
94 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Kebijakan Pokok Perusahaan
K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
Corporate G o v ernance P olic y/CG P 95
Kebijakan Pokok Perusahaan
Catatan/Notes:
96 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
Bab IV
Penutup
Penutup
Perusahaan akan terus melakukan tahapan sosialisasi, implementasi dan evaluasi CGP secara
berkesinambungan.
Kegiatan sosialisasi akan terus dilakukan secara berkesinambungan terhadap pihak internal
maupun eksternal Perusahaan. Sosialisasi terhadap pihak internal dititikberatkan pada adanya
pemahaman, timbulnya kesadaran dan kebutuhan untuk menerapkan CGP secara konsisten.
Sosialisasi kepada pihak eksternal ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang cara kerja
sesuai CGP yang berlaku di Perusahaan.
Implementasi CGP akan terus dilaksanakan secara konsisten dengan komitmen penuh dari
seluruh jajaran Manajemen ANTAM dan dukungan dari seluruh Pemangku Kepentingan
lainnya. Salah satu bentuk implementasi tersebut tercermin dari adanya laporan dari masing-
masing unit kerja secara berkala mengenai implementasi CGP dan dikaitkan dengan sistem
reward dan punishment yang dikembangkan oleh Perusahaan bagi setiap Divisi maupun Insan
ANTAM.
Perusahaan akan terus melakukan evaluasi terhadap CGP. Evaluasi ini ditujukan untuk
mengetahui dan mengukur kesesuaian CGP dengan kebutuhan Perusahaan serta efektivitas
dari program implementasi yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut,
perbaikan maupun pengembangan CGP dan program implementasinya akan terus dilakukan
secara berkesinambungan.
98 K E B I J A K A N TATA K E LO L A P E R U S A H A A N
C orporate G o v ernance P olic y/CG P
K antor Pusat
Gedung Aneka Tambang Tower A Tel : (62-21) 7891234
Jl. Let. Jen. T.B. Simatupang No. 1 Fax : (62-21) 7891224
Lingkar Selatan, Tanjung Barat Email : corsec@antam.com
Jakarta 12530, Indonesia www.antam.com