Hal
I. Pendahuluan................................................................................................................................1
XV. Penyaluran Dana Untuk Kegiatan Sosial Baik Jumlah Maupun Pihak Penerima Dana ..............74
Dalam rangka mewujudkan industri perbankan syariah yang sehat, prudent dan tangguh, Mandiri Syariah
sebagai salah satu bank yang mengelola kegiatan usaha secara syariah wajib menerapkan tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) serta memenuhi prinsip-prinsip syariah. Pelaksanaan GCG
merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan stakeholder dan meningkatkan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada
industri perbankan syariah.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat menguatkan integritas jajaran perusahaan dan
menjaga kepercayaan stakeholder. Mandiri Syariah berkomitmen secara berkesinambungan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik untuk menjadikan Mandiri Syariah sebagai perusahaan
yang sehat dan turut menjadi bagian dalam membangun industri perbankan syariah di Indonesia. Mandiri
Syariah menyadari perlunya untuk terus mempraktekkan dan mengikuti perkembangan GCG sesuai
dengan kebutuhan. Pentingnya implementasi prinsip-prinsip GCG menjadikan Mandiri Syariah untuk terus
berupaya menjalankan sistem perbankan yang sehat dan berkesinambungan.
Sejak awal berdiri, Mandiri Syariah terus berupaya menyempurnakan dan menerapkan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang selaras dengan tuntutan regulasi dan best practice yang berlaku
dibidang perbankan. Manajemen secara berkesinambungan menyampaikan pesan kepada setiap insan
Mandiri Syariah agar konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dan menjadikannya sebagai
budaya kerja seiring dengan langkah dalam menegakkan prinsip keuangan syariah.
I. PENDAHULUAN
Semangat menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) melalui pengelolaan yang didasarkan
pada asas Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Profesionalitas, serta Kewajaran akan
meningkatkan kualitas perusahaan. Mandiri Syariah meyakini bahwa pelaksanaan GCG yang
menyeluruh di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya mewujudkan sasaran bisnis
serta memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang. Penerapan
prinsip-prinsip GCG yang tercermin di setiap kegiatan usaha akan menjadikan nilai keunggulan baik
dalam layanan dan kinerja, serta mewujudkan visi dan misi menjadi Bank Syariah Terdepan dan
Modern.
Implementasi GCG harus dilakukan secara terencana dan terarah dengan standar terbaik dalam
mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
berkesinambungan dan melibatkan seluruh elemen perusahaan dengan berlandaskan pada prinsip
Transparansi (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility),
Profesional (Professional), dan Kewajaran (Fairness). Hal tersebut mengacu pada Peraturan Bank
Indonesia No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia
Implementasi Corporate Governance yang baik dapat menyelaraskan tujuan Bank dengan tujuan
stakeholder demi terciptanya iklim bisnis yang kondusifyang pada akhirnya membantu perusahaan
dalam mencapai kinerja yang ditetapkan.
Sebagai dasar pedoman, Bank telah memiliki aturan internal terkait GCG yang dituangkan dalam
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan PT Bank Syariah Mandiri dengan No. registrasi KBP/01-2016
yang sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2014 tentang Penerapan
Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Kebijakan Tata Kelola Perusahaan telah
dilakukan kajian secara berkala dan disempurnakan tanggal 27 Desember 2017.
Bank menjalankan aktivitas bisnis perlu menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan nasabah,
vendor, rekanan dan seluruh stakeholder yang didasarkan pada etika, rasa saling percaya, dan
bertanggung jawab. Dengan demikian diharapkan kepentingan bisnis tetap berjalan dengan baik
sesuai dengan visi dan misi Bank. Mandiri Syariah sebagai institusi swasta yang mempunyai
potensi sebagai pihak pemberi gratifikasi kepada Pegawai Negeri, Penyelenggara Negara,
institusi/lembaga pemerintahan, perlu dijaga oleh unit khusus yang mempunyai fungsi
pengendalian gratifikasi agar terhindar dari sanksi regulator. Untuk melindungi Bank dari tindakan
gratifikasi yang terindikasi suap, maka Mandiri Syariah telah membentuk suatu Unit Pengendali
Gratifikasi (UPG) yang melekat pada unit kerja Compliance. Mandiri Syariah melakukan upaya
pengendalian gratifikasi dengan membuat Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Pengendalian
Gratifikasi yang berlaku sejak tanggal 31 Desember 2018.
4. Pemeringkatan GCG
Mandiri Syariah secara rutin mengikuti rating dan survey Corporate Governance Perception Index
(CGPI) yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). CGPI
merupakan program riset dan pemeringkatan GCG untuk melakukan penilaian kualitas penerapan
Corporate Governance suatu perusahaan. CGPI diikuti oleh perusahaan publik (emiten), BUMN,
perbankan dan perusahaan swasta lainnya.
Sejak tahun 2011 sampai tahun 2018 Mandiri Syariah telah mengikuti CGPI, Selama 8 (delapan)
periode (periode penilaian tahun 2011-2018) keikutsertaan Mandiri Syariah dalam program CGPI,
Mandiri Syariah mendapatkan predikat perusahaan “The Most Trusted Companies”. Dengan
Pencapaian peringkat tersebut secara berturut-turut menunjukkan komitmen Mandiri Syariah
dalam mengimplementasikan GCG secara berkelanjutan.
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan, jalannya pengurusan perseroan
oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi, untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan.
Untuk meningkatkan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pengawasan proses jalannya perusahaan, maka telah dibentuk komite- komite untuk membantu
Dewan Komisaris. Keberadaan komite-komite tersebut telah sesuai dengan ketentuan regulasi
sebagai implementasi penerapan prinsip-prinsip GCG.
Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan memberi pendapat,
rekomendasi maupun saran kepadaDewan Komisaris, seluruh anggota Komite Audit tidak
memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun Pemegang Saham Pengendali (PSP).
Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik. Selain itu anggota
Komite Audit juga wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan pengalaman serta persyaratan
Independensi.
b. Komite Pemantau Risiko
Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki kompetensi cukup
dibidangnya masing-masing dengan sudah berpengalaman. Komite Pemantau Risiko senantiasa
mengedepankan independensi baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan hasil
kerja kepada Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko yaitu
mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka memenuhi Peraturan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan
prinsip kehati-hatian, khususnya yang berkaitan dengan manajemen risiko.
c. Komite Remunerasi & Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi, dibentuk oleh dan bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Komisaris. Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi bersifat independen dan tidak
memiliki rangkap jabatan di dalam dan di luar Perseroan yang dapat mempengaruhi kemampuan
mereka untuk bertindak independen. Independensi tersebut tercermin dalam hubungan
keluarga, hubungan keuangan, kepengurusan serta kepemilikan saham.
Sepanjang tahun 2019, ketiga komite telah menunjukkan kinerja yang baik dan telah memberikan
kontribusi besar terhadap pertumbuhan Mandiri Syariah. Selain melalui implementasi program kerja
yang tepat, fungsi masing-masing komite juga senantiasa ditingkatkan untuk lebih mendukung tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Dengan bantuan ketiga komite tersebut, Dewan Komisaris
senantiasa mendorong penerapan standar tata kelola yang baik secara menyeluruh di Mandiri
Syariah.
Direksi sebagai pengurus Bank bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengurus Bank wajib memenuhi persyaratan
integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan.
Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada
Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. DPS bertugas memberikan
nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
Hasil pengawasan DPS disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan setiap semester.
Dalam hal pelaksanaan tugas pengawasan, DPS bekerja sama dengan Satuan Kerja Kepatuhan dan
Satuan Kerja Audit Intern untuk memastikan pelaksanaan kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.
DPS tidak hanya melakukan pemberian opini kepada produk dan aktivitas baru Bank, namun DPS juga
melakukan pemastian terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan bisnis dan operasional
Bank dengan melakukan koordinasi dan asistensi kepada unit-unit kerja terkait dalam Bank. Dengan
demikian harapannya dari sisi bisnis tetap tumbuh dan dari aspek syariah terpenuhi, karena hal inilah
yang menjadi nilai tambah sekaligus kekuatan yang sangat fundamental bagi Mandiri Syariah untuk
mewujudkan “Bank Syariah Terdepan, dan Modern”.
Komitmen penerapan GCG terbukti memberikan dampak positif dan sejalan dengan pencapaian
kinerja perusahaan yang meningkat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip transparansi dan
akuntabilitas untuk menjaga kepercayaan tidak hanya para nasabah dan pemegang saham namun
juga stakeholder lainnya.
Komitmen
GCG
Struktur
Keberlanjutan
GCG
Sosialisasi Mekanisme
dan Evaluasi GCG
Mandiri Syariah mengimplementasikan GCG melalui beberapa tahapan yang dimulai melalui:
1. Komitmen GCG
Tahapan awal dalam implementasi GCG adalah membangun komitmen jajaran perusahaan untuk
menjadi bagian dalam implementasi GCG. Bentuk implementasi komitmen GCG bersama dimulai
membangun landasan yang menjadi dasar pelaksanaan komitmen implementasi GCG seperti;
Anggaran Dasar Perusahaan, Visi Misi Perusahaan, Code of Conduct, dan GCG charter.
2. Struktur GCG
Mandiri Syariah melengkapi dan menempatkan sumber daya yang tepat pada struktur
perusahaan dan menyempurnakan berbagai infrastruktur pendukung untuk memastikan
governance process dapat berjalan sebagaimana mestinya.
3. Mekanisme GCG
Prinsip-prinsip GCG dibuat melekat dalam kebijakan, pedoman dan prosedur kerja, dan aturan
internal lainnya guna memastikan benar terlaksana dalam governance processnya.
5. Keberlanjutan
Keberhasilan implementasi GCG tidak didapatkan secara instan, konsistensi dan keberlanjutan
implementasi prinsip-prinsip GCG menjadi kunci penting dalam implementasi GCG. Evaluasi yang
dilaksanakan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki implementasi GCG yang telah
berjalan. Selain evaluasi, inovasi dalam implementasi GCG juga menjadi kunci dalam
keberlanjutan GCG.
Penerapan GCG merupakan proses jangka panjang yang akan menghasilkan sustainable value, sehingga
Bank mutlak memerlukannya untuk menghadapi persaingan usaha, meningkatkan efektifitas dan efisiensi
dalam mengelola sumber daya, memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga Mandiri Syariah mampu
beroperasi dan tumbuh secara berkelanjutan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari
pertumbuhan perusahaan harus diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan, manajemen
Mandiri Syariah memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan GCG secara konsisten dengan
melanjutkan tahapan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan dan target yang ingin dicapai Bank guna
mendorong terciptanya budaya yang menjunjung tinggi profesionalisme, integritas, kualitas layanan.
Dalam rangka penerapan prinsip Transparansi dan Profesionalisme (termasuk independensi) dalam
pelaksanaan GCG, seluruh anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan rangkap jabatannya.
Kondisi rangkap jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris memiliki pemahaman dan kompetensi yang
memadai, sehingga dapat menghadapi permasalahan yang timbul dalam kegiatan usaha Bank,
membuat keputusan secara independen, mendorong peningkatan kinerja Bank, serta dapat secara
efektif melakukan penelaahan dan memberikan masukan konstruktif terhadap kinerja Direksi.
Komposisi Dewan Komisaris harus memenuhi unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi
independensi, keahlian/pendidikan, dan pengalaman kerja.
Dewan Komisaris memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-
masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman tata tertib kerja yang dievaluasi dan dilakukan
pengkinian secara berkala. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Pemegang Saham,
pertanggungjawaban Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS. Pertanggungjawaban Dewan
Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan
perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Tata Tertib Dewan Komisaris serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Dewan Komisaris bertugas, antara lain:
a. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Bank yang dilakukan Direksi serta memberi
nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan Bank, pelaksanaan
ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan atau RPUS Luar Biasa dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dalam
Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS dan RUPS Luar Biasa secara efektif dan efisien serta
terpeliharanya efektivitas komunikasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, Auditor
Eksternal dan Otoritas Pengawas Bank atau Pasar Modal.
c. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
laporan tahunan tersebut;
Dimas Oky Nugroho )* Komisaris Independen 12 Maret 2018 –14 Oktober 2019
Dimas Oky Nugroho )* Komisaris Independen 12 Maret 2018 –14 Oktober 2019
*) Dimas Oky Nugroho, masa tugas sebagai Komisaris Independen Mandiri Syariah yaitu sejak 12 Maret 2018 s.d. 14
Oktober 2019. Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris Independen sebagaimana tercantum dalam Akta No. 55
tanggal 22 Oktober 2019 perihal Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Syariah
Mandiri.
**) Dikdik Yustandi, masa tugas sebagai Komisaris Mandiri Syariah yaitu sejak 15 Januari 2019 s.d. 15 April 2019.
Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris dikarenakan ybs. diangkat sebagai Direktur Pelaksana di Lembaga
Pembiayaan Export Indonesia (LPEI).
***) Agus Sudiarto, masa tugas sebagai Komisaris Mandiri Syariah yaitu sejak 27 Maret 2019 s.d. 1 Oktober 2019.
Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris dikarenakan ybs. diangkat sebagai Direktur di PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk.
****) M. Kapitra Ampera saat ini masih dalam proses pemenuhan dokumen persyaratan pengajuan penilaian fit and
proper test kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hubungan Kepemilikan Saham 5% Dewan Komisaris (Periode 1 Juli 2019 – 31 Desember 2019)
Saham Pada Saham Pada Perusahaan
Nama Jabatan
Mandiri Syariah Lain
Mulya E Siregar Komisaris Utama/ Nihil Nihil
Independen
Bambang Widianto Komisaris Independen Nihil Nihil
Dimas Oky Nugroho Komisaris Independen Nihil Nihil
Agus Sudiarto Komisaris Nihil Nihil
M. Kapitra Ampera Komisaris Independen Nihil Nihil
Rapat-rapat yang diselenggarakan antara lain Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi (Rakomdir),
Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah (Ragab), dan Rapat
Komite-Komite. Dalam rangka mendukung pelaksanaan fungsi dan tanggung jawab, Dewan
Komisaris maka dibentuk Komite-Komite penunjang yang bertugas pemberian nasihat kepada
Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2019, pelaksanaan rapat-rapat tersebut dilakukan sebanyak
87 (delapan puluh tujuh) kali atau sebesar >100% jika dibandingkan kewajiban penyelenggaraan
rapat dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud PBI No.11/33/PBI/2009
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah.
Adapun pembahasan rapat antara lain mengenai evaluasi berkala terhadap realisasi pencapaian
target RBB Tahun 2019, pembahasan terkait isu-isu yang berkembang, tantangan yang dihadapi,
strategi/action plan yang akan dilakukan, dan sebagainya.
a. Dewan Komisaris dengan Direksi dan SEVP (RaKomDir)
Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi atau Direktur Bidang, dengan agenda realisasi
pencapaian rencana bisnis bank bulanan, issue-issue terkini Bank, inisiatif strategis Bank
seperti corporate plan, pengelolaan profil risiko, digital banking dan lainnya.
b. Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah (Ragab)
Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah dengan agenda kinerja Bank,
issue-issue terkini Bank, inisiatif strategis Bank, kepatuhan pelaksanaan prinsip syariah pada
kegiatan usaha Bank, dsb.
c. Rapat Komite-Komite
Rapat yang dilaksanakan Komite-Komite (Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite
Selama tahun 2019, Jumlah Rapat yang telah dilakukan Dewan Komisaris sebanyak 87 (delapan
puluh tujuh) kali rapat. Berikut rincian pelaksanaan rapat yang dilakukan oleh anggota Dewan
Komisaris:
Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode1 Januari – 26 Maret 2019)
Dewan Komisaris
Total Mulya Dimas
No. Nama Rapat Bambang Dikdik
Rapat Effendi Oky
Widianto Yustandi*
Siregar Nugroho
1 Rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi dan/atau
Dewan Pengawas Syariah 6 6 6 0 4
(Rakomdir/Ragab)
2 Rapat Komite Audit 3 3 2 0 1
3 Rapat Komite Pemantau Risiko 6 6 3 3 1
4 Rapat Komite Remunerasi dan 4 4 4 4 0
Nominasi
Total 19 19 12 8 3
Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 27 Maret –15 April 2019)
Dewan Komisaris
Total Mulya Dimas
No. Nama Rapat Bambang Dikdik Agus
Rapat Effendi Oky
Widianto Yustandi Sudiarto
Siregar Nugroho
1 Rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi dan / atau
Dewan Pengawas Syariah 0 0 0 0 0 0
(Rakomdir / Ragab)
2 Rapat Komite Audit 2 2 2 2 2 0
3 Rapat Komite Pemantau Risiko 2 2 2 1 1 1
4 Rapat Komite Remunerasi dan 1 1 1 1 0 1
Nominasi
Total 6 6 6 4 4 2
Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 2 Oktober – 14 Oktober 2019)
Dewan Komisaris
Total Rapat Mulya Effendi Bambang Dimas Oky
No. Nama Rapat
Siregar Widianto Nugroho
1 Rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi dan/atau
0 0 0 0
Dewan Pengawas Syariah
(Rakomdir/Ragab)
2 Rapat Komite Audit 2 2 1 0
3 Rapat Komite Pemantau Risiko 2 2 0 0
4 Rapat Komite Remunerasi dan 2 2 2 0
Nominasi
Total 6 6 3 0
Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 15 Oktober – 31 Desember 2019)
Dewan Komisaris
No. Total Rapat
Nama Rapat Mulya Effendi Bambang M. Kapitra
Siregar Widianto Ampera
1 Rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi dan/atau
8 8 7 7
Dewan Pengawas Syariah
(Rakomdir /Ragab)
2 Rapat Komite Audit 2 2 2 1
3 Rapat Komite Pemantau Risiko 7 7 5 7
4 Rapat Komite Remunerasi dan 0 0 0 0
Nominasi
Total 17 17 14 15
Pengurus Bank wajib memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan.
Guna memenuhi persyaratan integritas, calon anggota Direksi Bank harus memiliki akhlak dan
moral yang baik, komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,
memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional bank. Untuk memenuhi
persyaratan kompetensi anggota Direksi wajib memiliki pengetahuan yang memadai di bidang
perbankan dan relevan dengan jabatannya, memiliki pengalaman dan keahlian di bidang
perbankan dan/atau bidang keuangan dan memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan
strategis dalam rangka pengembangan bank yang sehat.
Pada tanggal 14 Oktober 2019 telah ditandatanganinya Keputusan Di Luar Rapat Umum
Pemegang Saham PT Bank Syariah Mandiri yang menghasilkan perubahan manajemen, yaitu
mengangkat Sdri. Rosma handayani sebagai Direktur perseroan. Dengan demikian susunan
anggota anggota Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
Susunan Direksi (Periode 14 Oktober 2019 – 31 Desember 2019)
No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Pengangkatan Lulus Fit & Proper
Test
1. Toni Eko Boy Direktur Akta No. 01, RUPS 10 April 2017-10 April Kep-20/D.03/2018,
Subari Utama tanggal 2 Mei 2020 15 Februari 2018
2017
2. Achmad Syafii Direktur Akta No. 01, RUPS 10 April 2017-10 April Kep-21/D.03/2018,
tanggal 2 Mei 2020 15 Februari 2018
2017
3. Putu Direktur Akta No. 01, RUPS 2014 – 2020 Kep 100/D03/2014,
Rahwidhiyasa tanggal 2 Mei 10 April 2017-10 April 10 Oktober 2014
2017 2020 (perpanjang)
4. Kusman Yandi Direktur Akta No. 01, RUPS 2015 – 2021 Kep-51/D-03/2015,
tanggal 2 Mei 12 Maret 2018-12 24 Agustus 2015
2017 Maret 2021
(perpanjang)
5. Ade Cahyo Direktur Akta No. 01, RUPS 10 April 2017-10 April Kep-2/D.03/2018,
Nugroho tanggal 2 Mei 2020 4 Januari 2018
2017
6. Rosma Direktur Akta No. 24, RUPS 14 Oktober 2019 – Masih dalam
Handayani Sirkuler tanggal penutupan RUPS Tahun proses fit and
14 Oktober 2019 Buku 2022 proper test
Dalam rangka mendukung pelaksanaan dan tanggung jawab Direksi, Mandiri Syariah telah
mengangkat 4 (empat) pejabat SEVP yaitu:
1. Bapak Anton Sukarna sebagai SEVP Distribution & Sales Directorate, sesuai SK Direksi Nomor
21/052-Kep/DIR tanggal 22 Januari 2019 tentang Penetapan Jabatan Pegawai PT Bank Syariah
Mandiri.
Kusman Yandi Warga Negara Indonesia. Lahir di Dumai 1 Mei 1965. Alumnus Fakultas
Direktur Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Riau dan meraih gelar MBA di
bidang business administration dari Universitas Gadjah Mada tahun 2018.
Perjalanan karir:
- Vice President Commercial Banking Center Manager Area Bekasi (2007).
- Vice President Commercial Banking Center Manager Area JakartaKelapa
Gading (2007–2010).
- Vice President Commercial Banking Center Manager Area Jakarta Plaza
Mandiri (2010–2013).
- Executive Business Office Commercial & Business Banking Bank Mandiri
(2013–2014).
- SEVP Wholesale Mandiri Syariah (2014–2015).
Ade Cahyo Nugroho Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta 19 Maret 1978.
Alumnus Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia tahun
Direktur
2003 dan meraih gelar MBA tahun 2011 dari Rotterdam School of
Management, Erasmus University Netherland.
Perjalanan karir:
- Officer Development Program PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2003).
- Manager General Admin & Support – Finance & Strategy Directorate –
PTBank Mandiri (Persero) Tbk (2005-2007).
- Senior Manager Strategic & Performance Group PT Bank Mandiri(Persero)
Tbk (2007-2010).
- Department Head Decision Support Consumer Finance PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. (2012-2014).
- Deputy Director PT Mandiri Tunas Finance (2014- 2015).
- Direktur Finance & Strategy PT Mandiri Tunas Finance (2015-2016).
- SEVP Finance & Strategy di PT Bank Syariah Mandiri (2016 – 2017).
3. Hubungan Keluarga dan Keuangan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain
dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
Selama tahun 2019, Direksi tidak mempunyai hubungan keluarga dan keuangan baik dengan
anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau Pemegang Saham Pengendali serta
hubungan kepengurusan dengan perusahaan lain.
Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan Hubungan
Dewan Direksi Pemegang Dewan Direksi Pemegang Kepengurusan
Nama Komisaris Saham Komisaris Saham dengan
Pengendali Pengendali perusahaan
lain
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Toni Eko Boy Subari - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
Achmad Syafii - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
Putu Rahwidhiyasa - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
Choirul Anwar - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
Kusman Yandi - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
Rosma Handayani )* - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
)* Diangkat melalui RUPS Sirkuler tanggal 14 Oktober 2019 dan berlaku efektif setelah mendapatpersetujuan dari OJK atas fit
and proper test.
4. Kepemilikan Saham
Selama tahun 2019, Direksi tidak memiliki saham di PT Bank Syariah Mandiri, di Bank Lain dan di
Perusahaan lain. Anggota berasal dari Direksi pihak yang tidak memiliki hubungan dengan
perusahaan afiliasi Mandiri Syariah dan atau Pemegang Saham Pengendali.
Susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Mandiri Syariah periode 27 Maret 2019 – 14 Oktober 2019
No Nama Jabatan Dasar Hukum Tanggal Efektif
1 Prof. Dr. KH. Ma’ruf Ketua − Akta No. 07 tanggal 5 April 2016 5 April 2017
Amin − Akta No. 86 tanggal 27 Maret 2019
2 Dr. H. Mohamad Anggota – Akta No. 24, tanggal 8 Sept 1999 5 April 2017
Hidayat, MBA, MH – Akta No. 10 tanggal. 19 Juni 2008
– Akta No. 19 tanggal 28 Juni 2011
– Akta No. 07 tanggal 5 April 2016
Susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Mandiri Syariah periode 14 Oktober 2019 - 13 November
2019
No Nama Jabatan Dasar Hukum Tanggal Efektif
1 Dr. H. Mohamad Ketua Akta No. 5 tanggal 14 Oktober 2019 22 Oktober 2019
Hidayat, MBA, MH
2 Dr. H. Oni Sahroni, Anggota Akta No. 5 tanggal 14 Oktober 2019 Masih dalam Proses
MA Persetujuan OJK
Susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Mandiri Syariah periode 13 November 2019 – 31 Desember
2019
No Nama Jabatan Dasar Hukum Tanggal Efektif
1 Dr. H. Mohamad Ketua Akta No. 5 tanggal 14 Oktober 2019 22 Oktober 2019
Hidayat, MBA, MH
2 Dr. H. Oni Sahroni, MA Anggota Akta No. 5 tanggal 14 Oktober 2019 Masih dalam Proses
Persetujuan OJK
3 Dr. Hj. Siti Ma’rifah, Anggota Akta No. 24 tanggal 13 Masih dalam Proses
MM, MH, MA November2019 Persetujuan OJK
Dr. Hj. Siti Ma’rifah, Warga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967
MM, MH, MA Pengalaman Kerja
(Berlaku efektif setelah Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah Mandiri Syariah,
mendapat persetujuan beliau pernah menjabatsebagai:
dari OJK) a. Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia,
b. Anggota Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI,
c. Rektor Tazkia University College of Islamic Economics,
d. Global Shariah Advisor di Dubai,
Prof. Dr. H. Muhammad Warga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967
Syafii Antonio, M.Ec
Anggota Pengalaman Kerja
(Berhenti menjabat Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah Mandiri
sejak 27 Maret 2019) Syariah, beliau pernah menjabat sebagai:
a. Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia,
b. Anggota Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI,
c. Rektor Tazkia University College of Islamic Economics,
d. Global Shariah Advisor di Dubai,
e. Komite Ahli Perbankan Syariah Kuala Lumpur dan Bank Indonesia.
f. Anggota Komite Ekonomi Nasional, dan
g. Komite Ekonomi dan Industri Nasional.
Pendidikan dan Pelatihan
a. Meraih gelar PhD di bidang Micro Finance, dari University of Melbourne
Australia tahun 2004.
b. Gelar Master di bidang Ekonomi International Islamic University (IIU)
Malaysia tahun 1992.
c. S1 dalam Bidang Syariah dan Hukum Islam dari University of Jordan.
d. Penulis 35 buku dalam bidang keuangan, perbankan, leadership dan
manajemen.
Dasar Pengangkatan:
Akta No. 10 tanggal 3 Juli 2001
Akta No. 10 tanggal 19 Juni 2008
Akta No. 19 tanggal 28 Juni 2011
Akta No. 07 tanggal 5 April 2016
Periode Jabatan:
5 April 2016 – 27 Maret 2019
Pada tahun 2019 DPS telah mengeluarkan 13 Opini Syariah, adapun opini yang
dikeluarkan DPS dengan rincian sebagai berikut:
No Opini Tentang
Dengan konsentrasi uji petik yaitu dokumen transaksi pendanaan, pembiayaan dengan
dengan basis akad:
(1) Murabahah.
(2) Mudharabah.
(3) Musyarakah, termasuk Musyarakah Mutanaqisah.
(4) Ijarah.
(5) Pembiayaan skemaTake Over
(6) Pembiayaan skema Refinancing
(7) Pembiayaan kepada koperasi
Guna melengkapi proses pemeriksaan, DPS juga meminta dan mempelajari hasil temuan
Internal Audit Group (IAG) dari masing-masing Kantor Cabang yang diuji petik sebagai bahan
penilaian dan memberikan rekomendasi-rekomendasi berdasarkan ketentuan syariah
Hal ini dimaksudkan agar semua pejabat cabang memahami dan mengenali kembali skema
produk dan jasa perbankan syariah. Termasuk akad-akad standar yang digunakan dalam
produk pendanaan, pembiayaan dan jasa. Sehingga harapannya dari sisi bisnis tetap tumbuh
dan dari aspek syariah terpenuhi.
Untuk menunjang semua pencapaian di atas, DPS secara moral spiritual memiliki kewajiban
untuk menyampaikan motivasi dan arahan kepada semua pejabat dan pegawai cabang agar
senantiasa mengedepankan akhlak/etika islami dalam menjalankan semua tugas dan
tanggung jawab yang menjadi amanah Perusahaan. Keseluruhan temuan hasil uji petik
langsung pada kantor cabang telah disampaikan kepada Direksi atau unit kerja terkait untuk
ditindaklanjuti dan diperbaiki guna memenuhi kesesuaian dengan prinsip syariah yang telah
ditetapkan.
Sebagai salah satu pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit, dengan ini
disampaikan Laporan Komite Audit PT Mandiri Syariah selama periode 1 Januari 2019 sampai
dengan 31 Desember 2019.
a. Independensi Anggota Komite Audit
Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan pemberi pendapat,
rekomendasi maupun saran kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite Audit yang
berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi
kemampuan bertindak independen.
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran, seluruh anggota Komite
Audit memiliki latar belakang keuangan dan/atau akuntansi. Dengan demikian seluruh
persyaratan independensi anggota Komite Audit yang sesuai dengan peraturan dan kaidah
praktik terbaik GCG telah dipenuhi
b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana diatur dalam
Charter Komite Audit dimaksud, selama Tahun 2019 Komite Audit telah secara proaktif
menyelenggarakan rapat-rapat Komite Audit dengan berbagai tema pembahasan terkait
kegiatan bisnis dan/atau operasional Bank maupun melakukan kajian on site/observasi ke
lapangan untuk melihat langsung kegiatan bisnis dan/atau operasional di Cabang-Cabang,
serta menghadiri Rapat Dewan Komisaris & Direksi & DPS (Rakomdir/Ragab), Rapat Komite
Pemantau Risiko dan Rapat Komite Remunerasi & Nominasi.
Sesuai Charter Komite Audit yang disusun dengan mengacu pada PBI No. 11/33/PBI/2009,
Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
1) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dan ekstern dalam
rangka menilai kecukupan pengendalian intern (internal control system) termasuk
kecukupan dalam proses pembuatan laporan keuangan. Dalam rangka melaksanakan
tugas tersebut, Komite melakukan evaluasi terhadap:
a) Pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi/unit audit intern.
b) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau rekomendasi
Mulya E Siregar
Ketua, Komisaris Ada pada bagian Dewan Komisaris
Utama/Independen
Bambang Widianto
Anggota, Ada pada bagian Dewan Komisaris
Komisaris
Independen
Dimas Oky Nugroho
Anggota, Ada pada bagian Dewan Komisaris
Komisaris
Independen
Dikdik Yustandi Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota, Komisaris
Agus Sudiarto
Anggota, Komisaris Ada pada bagian Dewan Komisaris
Djoko Seno Adji, Lahir di Bogor, Jawa Barat, 27 Mei 1959.
Anggota Pendidikan:
Akademi Akuntansi Indonesia Jakarta (D3), Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta (S1), Fakultas Hukum
Universitas Indonesia Jakarta (S1 - Extention).
Sertifikasi yang dimiliki:
- Qualified Internal Auditor (QIA),
- Sertifikasi Kompentensi Level I pada Bidang Manajemen Risiko
Perbankan
- Sertifikasi Kompentensi Auditor (Level Senior Auditor).
Pengalaman kerja:
- Pegawai Bank Exim Cabang Jakarta Gambir (1981-1988),
- Internal Auditor Bank Exim (1989-1999),
- Internal Auditor Bank Mandiri (2000-2015).
Training/ workshop yang pernah diikuti, antara lain:
- Technical Skill Computer Audit,
- Managing Credit Administration,
- Training KYC – AML & Auditing,
Pengalaman Kerja:
- Staf Direktorat Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA),
Direktorat Jendral Kehutanan, Departemen Pertanian (1981-
1982),
- Staf Biro Pemasaran PT Inhutani I (Persero), (1982-1983),
- Account Manager/Senior Account Manager di Urusan Kredit
Perkebunan dan Kehutanan, Bank Bumi Daya Kantor Pusat, (1983-
1990),
- Loan Administration Supervisor, Accounting & Information
Processing Supervisor dan Loan Recovery Supervisor, Bank Bumi
e. Hubungan Keluarga, Keuangan dan Kepengurusan serta Kepemilikan Saham Anggota Komite
Audit
Setiap anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan dengan perseroan ataupun hubungan
kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi lainnya.
Kepengurusan dan
Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan Kepemilikan Saham pada
dengan Perusahaan lain
Nama
Dewan Direksi Komite Dewan Direksi Komite Dewan Direksi Komite
Komisaris Lainnya Komisaris Lainnya Komisaris Lainnya
Mulya E
Siregar - - - - - - - - -
Bambang
Widianto - - - - - - - - -
Dimas Oky
Nugroho - - - - - - - - -
Dikdik
Yustandi - - - - - - - - -
Agus
Sudiarto - - - - - - - - -
Djoko
Seno Adji - - - - - - - - -
Saifudin
Latief - - - - - - - - -
Kayim
Hanuri - - - - - - - - -
Komite Audit membuat risalah pada setiap rapat dilakukan dengan rincian agenda sebagai
berikut:
1) Progres Pengembangan Information Technology (termasuk Digital Banking) (10
Januari 2019);
2) Hasil Audit Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri (10 Januari 2019);
3) Realisasi Hasil Pemeriksaan Internal Audit (IAG) periode November s.d. Desember
2018 (24 Januari 2019);
4) Laporan Realisasi Hasil Audit dan Top Letters IAG Periode Januari s.d. Februari 2019
(28 Maret 2019);
5) Annual Audit Plan Tahun 2019 (28 Maret 2019);
6) Progres Pengembangan Information Technology/IT (termasuk Digital Banking) (25
April 2019);
7) Progres Pengembangan Information Technology/IT (termasuk Digital Banking dan
Mitigasi Operational Risk terkait IT) (1 Agustus 2019);
8) Realisasi Hasil Pemeriksaan Internal Audit Group (IAG) Periode Maret s.d. Juni 2019 (8
Agustus 2019);
9) Entrance Meeting Audit Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Posisi 31 Juli 2019
dan 31 Desember 2019 oleh PWC (26 September 2019);
10) Realisasi Hasil Pemeriksaan Internal Audit Group (IAG) Periode Juli s.d. Agustus 2019
(3 Oktober 2019);
11) Progres Pengembangan Information Technology/IT (termasuk Digital Banking) (9
Oktober 2019);
2) Rapat Dengan Dewan Komisaris dan RakomDir, Rapat Komite Pemantau Risiko
Di samping itu, Komite Audit juga mengikuti berbagai macam rapat yaitu Rapat Dewan
Komisaris (Rakom) sebanyak 14 (empat belas) kali, Rapat Dewan Komisaris dengan
Direksi dan SEVP (Rakomdir) sebanyak 13 (tiga belas) kali, Rapat Gabungan Dewan
Komisaris, Dewan Pengawas Syariah (DPS), Direksi dan SEVP (Ragab) sebanyak 1 (satu)
kali dan Rapat Komite Pemantau Risiko sebanyak 40 (empat puluh) kali. Dengan
demikian jumlah rapat keseluruhan yang dihadiri Komite Pemantau Risiko sebanyak 68
(enam puluh delapan) kali dengan agenda pembahasan Evaluasi kinerja PT Mandiri
Syariah per bulan, Action Plan, dan isu-isu Strategis Lainnya.
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Mandiri Syariah
No. 18/002-SKB/KOM.DIR tanggal 1 November 2016 telah ditetapkan Revisi Pedoman dan Tata
Tertib (Charter) KPR, sebagai acuan KPR dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan
Komisaris melakukan pengawasan secara aktif atas penerapan Manajemen Risiko di Mandiri
Syariah.
Komite Pemantau Risiko, dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam
melakukan pengawasan. Komite Pemantau Risiko memiliki peran dalam pemantauan dan
pengkajian atas kebijakan pengelolaan risiko dan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik
secara menyeluruh. Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki
kompetensi cukup dibidangnya masing-masing dengan sudah berpengalaman. Para profesional
ini tidak memiliki hubungan dengan perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota
Komisaris dan Direksi lainnya. Komite Pemantau Risiko senantiasa mengedepankanindependensi
baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris.
Latar belakang para anggota Komite Pemantau Risiko beragam, yakni manajemen strategis,
manajemen risiko, perbankan/keuangan dan akuntansi dan dimaksud untuk menjamin kualitas
rekomendasi serta menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan manajemen risiko Bank. Mandiri
Syariah telah menetapkan acuan Komite Pemantau Risiko dalam melaksanakan tugasnya
membantu Dewan Komisaris melakukan pengawasan secara aktif atas penerapan Manajemen
Risiko di Mandiri Syariah.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab KPR sebagaimana diatur dalam Charter Komite
Pemantau Risiko dimaksud, selama periode 1 Januari 2019 sampai 31 Desember 2019, Komite
Pemantau Risiko(KPR) telah secara proaktif menyelenggarakan rapat-rapat dengan berbagai
tema pembahasan terkait kegiatan bisnis dan/atau operasional Bank maupun melakukan kajian–
kajian (review) secara on desk atau secara on site (observasi) ke lapangan untuk melihat langsung
kegiatan bisnis dan/atau operasional di Cabang-Cabang, serta menghadiri Rapat Dewan Komisaris
& Direksi & DPS (Rakomdir/Ragab), Rapat Komite Audit dan Rapat Komite Remunerasi dan
Nominasi. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, KPR bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris.
Riwayat Hidup Singkat Anggota Komite Pemantau Risiko (Periode Per 31 Desember 2019)
Nama Jabatan
Mulya E Siregar
Ketua/Komisaris Ada pada bagian Dewan Komisaris
Utama/Independen
Bambang Widianto
Anggota/Komisaris Ada pada bagian Dewan Komisaris
Independen
Dimas Oky Nugroho
Anggota, Komisaris Ada pada bagian Dewan Komisaris
Independen
Dikdik Yustandi
Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota, Komisaris
Agus Sudiarto Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota, Komisaris
Kayim Hanuri
Anggota, pihak
Ada pada bagian Komite Audit
independen di luar
pengurus Bank
Hari Dewanto Lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1958.
Anggota, pihak Pendidikan :
independen di luar Sarjana Peternakan dari InstitutPertanian Bogor tahun 1981,melanjutkan
pengurus Bank pendidikan di Australiadan memperoleh Post Graduate Diplomadibidang
Ekonomi Pertanian tahun 1987dan memperoleh Master of Economics
pada tahun 1988 dari University of New England Australia.
Pengalaman Kerja:
- Tahun 1981 di PT Mercubuana sebagai tenaga marketing
- Tahun 1989 di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) sebagai
anggota Tim Pembiayaan Proyek II, Divisi Korporasi.
- Tahun 1992-1995 sebagai anggota Tim Pembiayaan Proyek I, Divisi
Bisnis Skala Kecil dan Menengah Bapindo.
- Pada tahun 1996-1999, menjadi Kepala Pembiayaan Kredit pada
Bapindo Cabang Lampung.
- Tahun 1999-2000 mulai bergabung di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.,
sebagai Senior Officer Risk Management pada Divisi Retail &
Commercial Risk Management.
- Tahun 2000-2002 ditunjuk sebagai Grup Head Retail & Commercial
Risk Management untuk Wilayah IX dan Wilayah X
Pada tahun 2019, pelaksanaan Rapat Komite Pemantau Risiko sebanyak 40 (empat puluh) kali
rapat. Adapun agenda Rapat Komite Pemantau Risiko selama tahun 2019, sbb.:
1. Laporan Tingkat Kesehatan Bank Semester II Tahun 2018;
2. Self Assesment Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Semester II Tahun 2018;
3. Laporan Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Direktur yang Membawahkan Fungsi
Kepatuhan Triwulan IV Tahun 2018;
4. Realisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Tahun 2018 dan Rencana
Pengembangan SDM Tahun 2019;
5. Mekanisme Perhitungan dan Strategi Peningkatan Contribution Margin dan Produktifitas SDM;
6. Strategi Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia;
7. Marketing Communication Strategy 2019;
8. Kinerja Komite Manajemen Risiko Bank Syariah Mandiri Tahun 2018;
9. Update Kebijakan & Prosedur PT Bank Syariah Mandiri;
Dewan Komisaris telah membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi untuk mendukung
efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri
(selanjutnya disebut Mandiri Syariah). Hal ini sejalan dengan implementasi good corporate
governance (vide PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah).
Komite Remunerasi dan Nominasi Mandiri Syariah telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja
sebagaimana dimaksud SKB Dewan Komisaris dan Direksi No.16/002-SKB/KOM-DIR tanggal 08
Desember 2014 tentang Penetapan Revisi Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan
Nominasi PT Bank Syariah Mandiri.
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari pihak independen dan dapat
merangkap jabatan sebagai pihak independen anggota Komite lainnya pada perusahaan yang
sama, dan/atau perusahaan lainKomite Remunerasi dan Nominasi bertanggung jawab langsung
kepada Dewan Komisaris dan bekerja secara kolektif serta melaksanakan tugasnya secara
independen terhadap manajemen.
Komite Remunerasi dan Nominasi juga wajibmelaporkan hasil evaluasi yang telah dilakukan
kepada Dewan Komisaris. Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite
Remunerasi dan Nominasi, berikut Laporan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank
Syariah Mandiri selama tahun 2019.
a. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki tugas dan tanggung jawab, antara lain sebagai
berikut:
1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
2) Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut;
Pengalaman Kerja:
- Human Capital Policy Group Head (2019-2020)
c. Tingkat Kehadiran Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
Selama tahun 2019, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan 7 (tujuh) kali Rapat
dengan agenda pembahasan dan kehadiran masing-masing anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi, sebagai berikut:
Nama Jabatan Total Rapat Jumlah Rapat
Bambang Widianto Ketua 7 7
Mulya E Siregar Anggota 7 7
Dimas Oky Nugroho* Anggota 4 4
Dikdik Yustandi** Anggota 3 3
Agus Sudiarto*** Anggota 3 3
*) Masa tugas sebagai Komisaris Independen berakhir sejak tanggal 14 Oktober 2019.
**) Masa tugas sebagai Komisaris berakhir sejak tanggal 15 April 2019.
***) Masa tugas sebagai Komisaris berakhir sejak tanggal 1 Oktober 2019.
Kepengurusan dan
Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan Kepemilikan Saham pada
Perusahaan lain
Nama
Dewan Direksi Komite Dewan Direksi Komite Dewan Direksi Komite
Komisaris Lainnya Komisaris Lainnya Komisaris Lainnya
Bambang
Widianto - - - - - - - - -
Mulya E
Siregar - - - - - - - - -
Dimas Oky
Nugroho - - - - - - - - -
Dikdik
Yustandi - - - - - - - - -
Agus
Sudiarto - - - - - - - - -
Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG yang lebih baik.
Pelaksanaan self assessment Pelaksanaan GCG telah sesuai dengan SE OJK yang meliputi tiga aspek
governance, yaitu governance structure, governance process dan governance outcome. Penilaian
ketiga aspek governance tersebut dilakukan terhadap:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa;
6. Penanganan benturan kepentingan;
7. Penerapan fungsi kepatuhan;
8. Penerapan fungsi audit intern;
9. Penerapan fungsi audit ekstern;
10. Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD); dan
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan Good Corporate
Governance serta pelaporan internal.
Dalam menyimpulkan faktor positif (strength) dan faktor negatif (weakness) ketiga aspek governance,
perlu diperhatikan substansi penerapan Tata Kelola dan bukan hanya pada pemenuhan persyaratan
formal prosedural (normatif). Penilaian pada governance structure, governance process, dan
governance outcome merupakan satu rangkaian penilaian yang terintegrasi, komprehensif dan
terstruktur sehingga kesimpulan hasil penilaian governance outcome mencerminkan sejauh mana
penerapan governance process dan dukungan yang memadai dari governance structure, yang perlu
diuji dan dibuktikan lebih lanjut.
Mandiri Syariah telah menyampaikan hasil self assessment pelaksanaan Good Corporate Governance
(GCG) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setiap semester. Pada semester I tahun 2019 dengan hasil
penilaian 1 atau kategori predikat “Sangat Baik” yang mencerminkan Manajemen Bank telah
melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum sangat baik. Hal ini tercermin
dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Adapun
kesimpulan umum hasil self assessment semester I 2019 adalah sebagai berikut:
5. Pelaksanaaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta
Pelayanan Jasa
Kekuatan Kelemahan
DPS telah menyampaikan Laporan Hasil • Perlu adanya peningkatan penyediaan waktu
Pengawasan DPS kepada Direksi, sekaligus Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam
menjadi rekomendasi manajemen peningkatan pelaksanaan jumlah rapat/
menjalankan penerapan prinsip-prinsip forum DPS
syariah dalam operasional dan produk bank • Masih terdapat temuan ketidaksesuaian
penggunaan akad. Bank diminta untuk
melakukan penerapan prinsip syariah yang
lebih baik.
11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal
Kekuatan Kelemahan
• Bank telah menyampaikan laporan Terdapat pengulangan jenis pelanggaran
pelaksanaan Good Corporate pelaporan eksternal yang berakibat denda
Governance kepada Pemegang Saham
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta
lembaga lainnya sesuai dengan aturan
regulasi
• Bank telah memberikan informasi
mengenai karakteristik informasi Produk
Bank melalui materi promosi kepada
nasabah secara akurat dan sebenar-
benarnya.
Pada semester II 2019 hasil penilaian Self Assessment GCG adalah 1 atau masuk dalam kategori
“Sangat Baik”. Secara umum kesimpulan hasil Self Assessmentsemester II 2019 adalah sebagai berikut:
• Pada semester II 2019, telah dilaksanakan Terdapat satu orang anggota Dewan Komisaris
44 kali Rapat Dewan Komisaris masih dalam proses fit and proper test dalam
• Dewan Komisaris berjumlah 3 (tiga) orang, rangka mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa
di mana ketiganya merupakan Komisaris Keuangan (OJK)
Independen atau 100% dari total Dewan
Komisaris
• Pada semester II 2019, telah dilaksanakan 24 Terdapat satu orang anggota Direksi masih
kali Rapat Direksi dalam proses fit and proper test dalam rangka
• Direksi tidak memiliki rangkap jabatan mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa
sebagai Dewan Komisaris, anggota Direksi Keuangan (OJK)
atau pejabat eksekutif pada bank atau
lembaga lainnya yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan
5. Pelaksanaaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta
Pelayanan Jasa
Kekuatan Kelemahan
DPS telah menyampaikan Laporan Hasil Masih terdapat ketidaksesuaian penerapan
Pengawasan DPS kepada Direksi, sekaligus prinsip prinsip syariah dalam dalam operasional
menjadi rekomendasi manajemen menjalankan dan produk bank.
penerapan prinsip-prinsip syariah dalam
operasional dan produk bank
Adapun maksud dan tujuan dibentuknya Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya persamaan persepsi antara dan seluruh Perusahaan Anak dengan Bank Mandiri
terkait peningkatan kualitas tata kelola yang baik dalam Konglomerasi Keuangan.
2. Membangun sinergi dan aliansi bisnis yang kuat antara seluruh Perusahaan Anak dengan Bank
Mandiri untuk menciptakan nilai tambah bagi Konglomerasi Keuangan secara berkesinambungan.
Telah terjadi perubahan struktur Perwakilan Komite TKT Mandiri Syariah mengirimkan Perwakilan
Komite TKT berdasarkan surat No.21/442-3/DIR-CSG tanggal 15Juli 2019 adalah sebagai berikut:
1. Bpk. Mulya E Siregar sebagai anggota Komite TKT dari Komisaris Independen
2. Bpk. DR. KH. Mohamad Hidayat, MBA sebagai anggota DPS Komite TKT.
Komite TKT telah melakukan evaluasi dengan melalui rapat yang diadakan tanggal 4 Desember 2019
dengan fokus pembahasan mengenai:
1. Tindak Lanjut Masukan Komite TKT
2. Penyesuaian Piagam TKT
3. Rencana Kerja Satuan Kerja Terintegrasi 2020
b. Rapat IRC
Rapat IRC diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu tahun atau setiap
waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang atau lebih anggota komite dengan
hak suara (Voting Member) atau atas permintaan Direksi atau atas usulan tertulis dari unit
kerja terkait dengan menyampaikan materi yang akan dibahas dan berkoordinasi dengan
Sekretaris Komite. Selama tahun 2019, Komite IRC telah melaksanakan rapat) dengan agenda
fokus pembahasan sbb:
1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Mandiri/Risk Based Bank Rating (RBBR) secara
Konsolidasi dan Profil Risiko Terintegrasi Posisi Desember 2018
2. Penilaian Profil Risiko Individu dan Konsolidasi Kuartal 1 2019
3. Tingkat Kesehatan Bank konsolidasi Semester 1 2019
4. Self Assessment Profil Risiko Konsolidasi Triwulan III 2019
2. Board Forum
Mandiri Syariah sebagai Perusahaan Anak (PA) secara rutin mengikutsertakan Direksi ke agenda
board forum yang diadakan oleh Entitas Utama (Bank Mandiri) baik yang dilaksanakan secara
Triwulan dan Semesteran.
Berikut laporan peggunaan pendapatan dan penggunaan dana sosial/kebajikan Mandiri Syariah
tahun 2019
(dalam Jutaan Rupiah)
Sumber Dana 2018 2019
Sumber dana kebajikan
Denda 22.809 15.667
Sumbangan/hibah -
Penerimaan non-halal 628 139
Dana sosial lainnya 536 903
Jumlah sumber dana kebajikan 23.973 16.709
Penggunaan dana kebajikan disalurkan melalui:
TOTAL 61,698,562,843
Pengelolaan reward pegawai terdiri dari komponen reward transaksional dan reward non-
transaksional. Reward transaksional merupakan reward tampak yang muncul dari transaksi
antara Bank dan pegawai berkenaan dengan penghasilan, baik tetap maupun tidak tetap, dan
fasilitas. Sementara reward non-transaksional adalah reward tidak tampak yang berkenaan
dengan pembelajaran dan pengembangan serta pembangunan iklim lingkungan kerja.
Program reward yang bersifat transaksional dikembangkan untuk membuat posisi Total
Guaranteed Cash tetap kompetitif di industri yang sejenis. Pemberian variable income berupa
contest tidak hanya bertujuan meningkatkan kinerja, namun dapat membentuk perilaku
pegawai dalam menjalankan tugasnya.
Program reward yang bersifat non-transaksional memiliki peran yang besar untuk
meningkatkan engagement pegawai. Sistem manajemen kinerja yang terukur baik maupun
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang sejalan dengan pengembangan karir
pegawai. Kualitas interaksi kerja serta teladan dari kepemimpinan turut membentuk iklim
lingkungan kerja yang kondusif.
Jenis risiko utama (key risk) yang 1. Resiko Operasional: penetapan pemberian remunerasi
digunakan dalam menerapkan didasarkan pada jenis pekerjaan tertentu yang memiliki
Remunerasi. risiko dalam melakukan pekerjaan
2. Risiko Hukum : penetapan pemberian remunerasi
didasarkan pada regulasi dari pemerintah agar comply
dengan aturan Pemerintah
Kriteria untuk menentukan jenis - Regulasi dari Pemerintah terkait aturan remunerasi tertentu
risiko utama, termasuk - Kondisi remunerasi di market yang di survey melalui
untuk risiko yang sulit diukur. survey tahunan melalui konsultan dan kondisi risiko
pekerjaan tertentu
- Risiko pekerjaan
- Pekerjaan yang ber-impact langsung terhadap laba
dan kontribusi margin
- Pekerjaan yang memiliki keahilan khusus
Dampak penetapan risiko utama - Comply dengan regulasi pemerintah dan terhindari dari
terhadap kebijakan Remunerasi sanksi
yang Bersifat Variabel, termasuk - Berkurangnya gap dari kondisi remuenerasi market
dampak penetapan risiko utama dengan remunerasi perusahaan
terhadap kebijakan Remunerasi - Meminimalisasi turn over
yang Bersifat Tetap apabila ada. - Meningkatkan engagement pegawai
- Meningkatkan motivasi pegawai
Perubahan penentuan jenis risiko - Regulasi dari pemerintah
utama dibandingkan dengan tahun - Kondisi remunerasi di market pada tahun berjalan
lalu beserta alasan perubahan
apabila ada, termasuk perubahan
kriteria yang digunakan untuk
menentukan jenis risiko utama
selama periode laporan beserta
alasan dan dampak perubahan
terhadap kebijakan Remunerasi.
a. Paket Remunerasi dan fasilitas yang Diterima oleh Direksi, Dewan Komisaris dan DPS
Jumlah Diterima dalam 1 (Satu) Tahun
Jenis Remunerasi dan
Fasilitas Direksi Dewan Komisaris DPS
Orang Jutaan (RP) Orang Jutaan (RP) Orang Jutaan (RP)
Gaji, bonus, tunjangan 5 31.833 3 6.674 3 2.402
rutin, tantiem, dan
fasilitas lain dalam
bentuk non natura
Fasilitas lain dalam 5 334 3 80 3 42
bentuk natura
(perumahan, asuransi
kesehatan, dan
sebagainya) yang:
a. dapat dimiliki;
dan/atau tidak dapat
dimiliki.
b. Jumlah anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima remunerasi
dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagaimana tabel di bawah
ini:
(satuan orang)
Jumlah Remunerasi*) per orang Jumlah Dewan Jumlah Direksi Jumlah DPS
dalam 1 tahun Komisaris
Diatas Rp2 miliar 2 5 -
Diatas Rp1 miliar s.d Rp2 miliar - - -
Diatas Rp500 juta s.d Rp1 miliar - - 1
Rp500 juta kebawah 1 2
*) yang diterima dalam bentuk keuangan (non natura)
d. Shares Option yang Dimiliki Direksi, Dewan Komisaris, DPS, dan Pejabat Eksekutif
Jumlah Opsi Harga Jangka
Jumlah Saham
Yang Yang Telah Opsi (Rp) Waktu
Keterangan/ Nama yang Dimiliki
Diberikan Dieksekusi
(lembar
(lembar (lembar
saham)
saham) saham)
Direksi (nama) - - - - -
Dewan Komisaris (nama)
- - - - -
DPS (nama)
- - - - -
Pejabat (jumlah
- - - - -
Eksekutif orang)
Total
- - - - -
e. Remunerasi yang telah dibayarkan kepada anggota komite remunerasi selama 1 tahun.
Jumlah yang diterima dalam 1 (satu) tahun
Jenis Remunerasi dan
Komite Remunerasi
Fasilitas lainnya
Orang jutaan Rupiah
Remunerasi 5 6.709
f. Jumlah pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja dan total nominal; pesangon yang
dibayarkan.
Jumlah Nominal pesangon yang dibayarkan per
Jumlah Pegawai
orang dalam 1 tahun
Lebih dari 1 Milyar -
Lebih dari 500juta s.d. 1 milyar -
Kurang dari sama dengan 500Juta -
Ket: *) hanya untuk material risk taker dan dinyatakan dalam jutaan rupiah
h. Informasi Kuantitatif
Jenis remunerasi yang Sisa yang Masih Total Pengurangan Selama Periode Laporan
bersifat variable *) Ditangguhkan
Disebabkan Disebabkan Total
penyesuaian penyesuaian
(A) + (B)
Eksplisit (A) Implisit (B)
2. Saham atau - - - -
instrument yang
berbasis saham
yang diterbitkan
bank (dalam
lembar saham dan
nominal jutaaan
rupiah yang
merupakan
konversi dari
lembar saham
tersebut)
Total (dalam - - - -
jutaan rupiah)
Ket: hanya untuk material risk takers
Gaji yang dibandingkan dalam rasio gaji tersebut di atas, adalah gaji yang diterima oleh anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai per bulan.
Keterangan:
a) Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari perusahaaan atau
pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah dilakukannya.
b) Pegawai adalah pegawai tetap BUS sampai batas pelaksana.
Visi:
“ Mengukuhkan Bank Syariah Mandiri sebagai market leader dengan teknologi informasi terkini
dan inovatif ”
Organisasi TI Mandiri Syariah saat ini terdiri dari IT Operation Group (IOG), IT Architecture & Strategy
Group (ISG) dan IT Development Group (IDG) yang berada di bawah Direktorat Teknologi & Operation.
Operasional TI dijalankan oleh IOG, sedangkan untuk aktivitas perencanaan strategi dilakukan oleh
ISG dan pengembangan TI dilakukan oleh IDG. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dapat
meningkatkan risiko yang dihadapi perbankan termasuk Mandiri Syariah. Dalam rangka untuk dapat
meminimalisir risiko tersebut, Mandiri Syariah meresponnya dengan menerapkan manajemen risiko
secara efektif dan bertahap sesuaiketentuan:
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 38/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum; dan
2. Surat Edaran OJK (SE OJK) No. 21/SEOJK.03/2017 tertanggal 6 Juni 2017 tentang Penerapan
Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
Dalam penerapan manajemen risiko tersebut, Mandiri Syariah senantiasa melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi atas pelaksanaan proyek TI.
2. Melengkapi, mengembangkan dan menyempurnakan kebijakan dan prosedur penggunaan TI.
3. Menyempurnakan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
penggunaan TI.
4. Melakukan uji coba atas Disaster Recovery Plan (DRP) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang mengharuskan Bank untuk melakukan uji coba DRP paling kurang sekali dalam satu tahun
dengan melibatkan end user.
5. Melaksanakan sistem pengendalian intern atas penggunaan TI.
6. Membangun dan mengembangkan aplikasi pendukung manajemen risiko.
7. Melakukan evaluasi profil risiko teknologi informasi secara berkala paling kurang sekali dalam satu
tahun yang kemudian dilaporkan kepada Direktur Bidang.
8. Penerapan program IT Risk & Security Awareness, yaitu suatu program peningkatan kesadaran
stakeholder akan keamanan informasi. Metode yang digunakan yaitu dengan cara sosialisasi
melalui media desktop wallpaper, intranet wallpaper dan upload materi pembelajaran e-
learning mengenai Information Security.
IT Group senantiasa menerapkan strategi untuk menghadapi risiko-risiko teknologi informasi, antara
lain:
a. Bank telah melakukan pengkinian standar prosedur operasional teknologi informasi mencakup
perencanaan, pengembangan, pengelolaan operasional dan pengamanan Teknologi Informasi.
b. Bank telah melakukan pengkinian petunjuk teknis operasional terkait pengembangan,
operasional dan pengamanan Teknologi Informasi.
c. Bank telah melakukan pengkinian Surat Keputusan (SK) penetapan komite pengarah teknologi
informasi (IT Steering Committee) menyesuaikan dengan perubahan struktur organisasi Bank
khususnya organisasi TI.
2. Budaya Kepatuhan
Dalam rangka menumbuhkan budaya kepatuhan terhadap ketentuan eksternal, Satuan Kerja
Kepatuhan melakukan sosialisasi ketentuan baru yang terkait dengan aktivitas operasional Bank.
Seluruh Pegawai Mandiri Syariah bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya Budaya
Kepatuhan (Risk Awareness). Hasil sosialisasi dimaksud untuk mencegah serta meminimalisir
adanya penyimpangan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) bertugas mengelola Risiko Kepatuhan untuk mencegah risiko yang
diakibatkan Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah. Mandiri Syariah menjalankan kegiatan
usaha diwajibkan untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh
Pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional-MUI
(DSN-MUI).
Pengelolaan Risiko Kepatuhan terkait erat dengan profil Risiko Kepatuhan dimana Mandiri
Syariah memiliki risiko inheren untuk Risiko Kepatuhan Mandiri Syariah selama tahun 2019
adalah Low to Moderat (peringkat 2) dengan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR)
Satisfactory (memadai).
Hal-hal informatif lain terkait penguatan fungsi kepatuhan dalam kaitannya dengan
pelaksanaan APU & PPT dilakukan melalui jalur komunikasi SKAP Kantor Pusat dengan
seluruh outlet melalui media yang dimiliki bank berupa email, lync, telepon.
Komunikasi tersebut merupakan bagian dari pemantauan dan pemberian
arahan/petunjuk kepada jajaran pegawai yang terkait dengan penerapan APU & PPT
agar menjalankan tugas sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku.
c. Pengendalian Gratifikasi
Dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari Bank perlu menjaga hubungan kerjasama
yang baik dengan nasabah, vendor, rekanan, mitra kerja dan seluruh stakeholders yang
didasarkan pada etika, rasa saling percaya, dan bertanggung jawab. Bank menyadari bahwa
pengendalian gratifikasi merupakan kegiatan yang penting untuk menjaga proses bisnis
berjalan sesuai dengan etika bisnis yang menjunjung tinggi nilai integritas. Oleh karena itu,
Mandiri Syariah telah membentuk Unit Pengendali Gratifikasi yang didukung dengan
terbitnya Petunjuk Teknis Operasional (PTO) No.54/2018 tanggal 31 Desember 2018 Perihal
Petunjuk Teknis Operasional Pengendali Gratifikasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang gratifikasi, menguraikan proses pelaporan, aspek pencegahan dan
penindakan, serta pengenalan Sistem Pengendalian Gratifikasi, sehingga kepentingan bisnis
tetap berjalan dengan baik dan beretika namun tidak bertentangan dengan ketentuan
larangan gratifikasi dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari dengan nasabah,
e. Syariah Compliance
Memastikan dan melakukan pengawalan berjalannya prinsip-prinsip syariah dalam
kegiatan operasional Bank, melalui:
1) Memastikan tersedianya kajian syariah atas permintaan unit kerja
2) Memastikan tersedianya opini DPS atas permintaan unit kerja
3) Memastikan tindak lanjut hasil audit syariah, baik internal maupun eksternal
4) Memastikan tersusunnya laporan hasil pengawasan DPS dan penyampaiannya kepada
OJK secara periodik (semester)
5) Memastikan terlaksananya pengawalan aspek syariah pada forum komite pembiayaan
level Direksi
6) Memastikan terlaksananya People Development khususnya aspek syariah
7) Memastikan pelaksanaan Uji Petik DPS berjalan dengan baikCPG melakukan
pendampingan kepada DPS dalam pelaksanaan Uji Petik, yang telah dilaksanakan
kepada Area/Cabang sebagai berikut:
f. Business Compliance
1) Pelaksanaan Compliance Review atas aktivitas strategis Bank diantaranya adalah
sebagai berikut:
(a) Melakukan pengujian kepatuhan (compliance review) terhadap usulan rencana
Mandiri Syariah menyadari sepenuhnya bahwa tantangan dan persaingan yang dihadapi kedepannya
akan semakin kompleks. Untuk mendapat SDM yang handal maka Mandiri Syariah telah
melaksanakan strategi pengelolaan SDM yang dimulai dari proses rekruiment, dan pengembangan
talent untuk suksesi yang selaras dengan bisnis Bank serta program pengembangan jangka panjang
yang dilaksanakan oleh Mandiri Syariah University.
Program Pengembangan berkelanjutan Sumber Daya Manusia Mandiri Syariah sebagai berikut:
1. Menyediakan program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang komprehensif bekerja sama
dengan unit terkait untuk mendukung strategi bisnis sesuai Corplan Bank:
Dalam hal pemenuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi, Mandiri Syariah juga
melakukan Strategi Akusisi Talent (Talent Acquisition Strategy) jangka panjang, diuraikan sebagai
berikut:
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Tahun 2019
Salah satu upaya perseroan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik terkait benturan
kepentingan yakni anjuran tidak menerima hadiah/parcel lebaran yang disampaikan melalui media
internal secara berkala kepada seluruh pegawai Mandiri Syariah. Adapun media yang digunakan
diantaranya melalui :
Optimalnya penerapan CoC menjadi tolok ukur keberhasilan penerapan Tata Kelola yang baik.
Komitmen dan integritas dari masing-masing jajaran Bank untuk mewujudkan pelaksanaan Tata
Kelola yang baik cerminan dari upaya dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan Bank yang
berkelanjutan
Jenis Pelanggran 2018 2019
Praktek Risywah 6 2
Penyalahgunaan Wewenang 2 3
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan mitra bisnis seluruh unit kerja yang berfungsi
memberikan consulting yang independen dan obyektif dalam memberikan rekomendasi yang
bernilai tambah dan memperbaiki operasional organisasi. SKAI membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian intern dan proses tata kelola.
SKAI telah menetapkan kerja dan ruang lingkup tugas antara lain sebagai berikut:
1. Mengevaluasi efektifitas Sistem Pengendalian Intern secara berkesinambungan berkaitan
dengan pelaksanakan operasional bank
2. Berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas penerapaan Sistem Pengendalian Intern sesuai
sasaran yang telah ditetapkan bank
3. Melaksanakan audit berbasis risiko (risk based audit) secara independen dan objektif.
Internal Audit membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur yang membawahi
Kepatuhan. IAG telah secara konsisten bertindak obyektif mengemukakan temuan
berdasarkan bukti-bukti atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan karena kedudukan IAG
yang independen dari Unit Kerja Operasional maupun dari Unit Kerja second line of defense.
Internal Audit dipimpin oleh seorang Group Head dan sesuai POJK No.1/POJK.03/2019 tanggal
28 Januari 2019 tentang fungsi Audit Intern pada Bank Umum,organisasi Satuan Kerja Audit
Intern berada pada level Direktorat dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
dan dapat berkomunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Group Head IAG
diangkat dan diberhentikan langsung oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris
dan/atau Komite Audit dan selanjutnya dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hasil Audit atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern telah dipergunakan sebagai salah satu
bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan, infrastruktur, maupun pengelolaan Sumber Daya
Manusia. Pemantauan terhadap tindak lanjut perbaikan atas hasil audit dimonitor secara ketat,
untuk meyakini bahwa seluruh permasalahan telah diselesaikan dan risiko telah dikendalikan.
Pada tahun 2019 seluruh temuan hasil audityang jatuh tempo sd Desember 2019, telah
ditindaklanjuti 100%.
SKAI Mandiri Syariah sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap fungsi
pengawasan intern kedudukannya berada dibawah Direktur Utama dan dapat berkomunikasi
secara langsung dengan Dewan Komisaris/Komite Audit.
Ruang lingkup pelaksanaan audit mencakup semua area operasional Mandiri Syariah untuk
menentukan kecukupan kualitas internal control, penerapan risk management, dan governance
process.
4. Jumlah Penyimpangan (Internal Fraud) dan Upaya Penyelesaian oleh Mandiri Syariah
Internal fraud adalah tindakan fraud yang dilakukan oleh pengurus, pegawai Mandiri Syariah
maupun pegawai tidak tetap (outsourcing) untuk kepentingan pribadi yang mempengaruhi
kondisi keuangan Mandiri Syariah secara signifikan. Berikut data internal fraud selama tahun
2019, dengan progress penyelesaian sebagai berikut:
Adapun upaya penyelesaian kejadian fraud dilakukan oleh Mandiri Syariah dengan segera
memberikan sanksi kepada para pelaku, pegawai terlibat dan terkait. Para pelaku juga diminta
untuk mengembalikan kerugian Bank sebagai bentuk recovery. Untuk menimbulkan efek jera,
Mandiri Syariah juga telah memproses para pelaku ke jalur hukum. Mitigasi yang dilakukan Bank
guna mencegah terulangnya kejadian fraud dengan perbaikan design control dan penguatan
internal control di unit kerja tempat kejadian dilakukan agar kasus serupa tidak terulang dimasa
mendatang.
Pelanggaran yang dilaporkan meliputi tindakan fraud, suap, gratifikasi yang dianggap suap,
benturan kepentingan dan pelanggaran pedoman etika perusahaan.Pelanggaran bisa dilakukan
oleh internal perusahaan maupun oleh pihak eksternal, sehingga whistleblowing system
diharapkan dapat untuk mendeteksi sejak dini atas terjadinya suatu tindak pelanggaran yang
dapat menimbulkan kerugian financial termasuk hal – hal yang dapat merusak image Bank.
1. Landasan Whistleblowing System
Bank sudah memiliki kebijakan yang mengatur tentang whistleblowing system sebagai upaya
untuk mendorong pendeteksian secara dini atas setiap tindakan penyimpangan. Beberapa
ketentuan yang menjadi landasan penerapan whistleblowing di Mandiri Syariah adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Perbankan Syariah;
2. Peraturan Bank Indonesia No. 1/61PBI /1999 tanggal 20 September 1999 tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan dan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
(SPFAIB);
3. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah;
4. Peraturan Bank Indonesia No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum;
5. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal
Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum;
6. Surat Edaran Umum KBP/01-2018, tanggal 5 April 2018 perihal Kebijakan Anti Fraud Bank
Syariah Mandiri;
7. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 35/SEOJK.03/2017 tanggal 07 Juli 2017, perihal
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum;
8. Kebijakan Sistem Pengendalian Internal Mandiri Syariah, No.KBP/02-2018, tanggal berlaku
05 April 2018;
9. Kebijakan Pengendalian Internal Audit Mandiri Syariah, No.KBP/02-2016, tanggal berlaku
18 Juli 2019;
10. Standar Prosedur Pengendalian Internal Audit, No.SPP/01-2019, tanggal berlaku 27 Mei
2019.
7 3 0 2 2
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, Mandiri Syariah membentuk
unit layanan yaitu Mandiri Syariah Call 14040 yang dapat diakses selama 24 jam dalam 7 hari.
Fungsi Unit layanan tersebut adalah untuk melayani kebutuhan nasabah akan informasi terkait
produk, fasilitas dan layanan Mandiri Syariah serta pengaduan nasabah yang dapat disampaikan
melalui media komunikasi antara lain: telepon, handphone, fax dan email serta social media.
Untuk meningkatkan kualitas layanan, Mandiri Syariah telah melakukan diantaranya:
a. Mengembangkan Panduan Layanan
Strategi inisiatif dalam hal layanan adalah merubah produck centric menjadi customer
centric yakni membangun customer experience. Dengan Customer Experience dibutuhkan
kreativitas untuk menciptakan layanan yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan Panduan
Layanan untuk para Frontliners dengan harapan terciptanya Service Create Sales.
Panduan layanan merupakan tools utama bagi seluruh petugas di frontliners dalam melayani
nasabah. Panduan layanan ini selalu kami update secara periodik menyesuaikan dengan
kebutuhan, behavior dan life style nasabah. Dengan selalu meng-update Panduan Layanan,
seluruh petugas frontliners akan dapat melayani nasabah sesuai dengan kebutuhan,
behavior dan life style nya.
c. Program Monitoring
Untuk memastikan bahwa petugas front liners memberikan layanan yang prima, secara
periodik Service Quality Management(SQM) bersama petugas Service Quality Officer(SQO)
melakukan pengukuran diantaranya:
- Melakukan Riset pengukuran kepuasan pelanggan yang tidak hanya fokus pada aspek
kepuasan namun juga secara utuh mengukur pada kepuasan (satisfaction), loyalitas
(loyalty) dan keterikatan emosional (engagement) nasabah. Tujuan survei adalah untuk
mengukur tingkat keterikatan (engagement) nasabah terhadap bank serta faktor-faktor
yang mempengaruhi hal tersebut.
- Untuk memastikan bahwa petugas front liners memberikan layanan yang prima, secara
periodik, Tim Branch experience DSGbersama petugas Service Quality Officer(SQO)
melakukan pengukuran ke lapangan dalam bentuk On Site Assurance (OSA) dan On Call
Assurance (OCA). Metode pengukuran yang digunakan adalah mystery shopping dan
mystery calling.
Agar pelanggan tetap setia, Mandiri Syariah selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi
harapan dan kebutuhan pelanggan, serta membuat pengembangan program loyalitasuntuk
meningkatkan konsistensi melayani sebagai berikut:
1. Perbaikan bisnis proses
Perbaikan bisnis proses yang telah dilakukan adalah implementasi percepatan proses
transaksi di Customer Service dan Teller melalui eform untuk pengisian data dan transaksi
nasabah. Proses administrasi CS dan Teller yang sudah berkurang dengan adanya e form
diharapkan CS dan Teller dapat lebih maksimal untuk melakukan customer intimacy kepada
nasabah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan bisnis
2. Service benchmarking
Benchmark ke industri layanan dlakukan untuk memperoleh gambaran dalam (insight)
mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih
sasaran yang diinginkan. Benchmark dilakukan ke beberapa industri jasa seperti Bank BCA,
Bank Commonwealth, Bank CIMB Niaga, dll.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan benchmarking, yaitu perbaikan terus menerus untuk
mencapai kinerja yang lebih baik, meningkatkan pengetahuan terhadap kinerja produk dan
jasa, dan membantu dalam memfokuskan sumberdaya untuk mencapai target.
Berikut perkara hukum perdata dan pidana yang dihadapi Mandiri Syariah selama periode tahun
laporan dan telah diajukan melalui proses hukum.
Upaya-upaya dalam memitigasi risiko hukum terkait intensitas jumlah perkara hukum:
1) Perbaikan ketentuan dan dokumentasi: Proses Pembiayaan, Pendanaan, Supporting, akad dan
Perjanjian Kerja Sama:
− Melakukan review ketentuan
− Melakukan perubahan SUP, SUPR, akad pembiayaan dan dokumen terkait.
− melakukan Legal review terhadap perjanjian kerja sama baik dalam rangka penghimpunan
dana, pemberian fasilitas pembiayaan, maupun pengadaan barang dan jasa.
2) Peningkatan kompetensi Hukum Pegawai Mandiri Syariah:
− Melalui Rangkaian Program legal Awareness.
− Penyelenggaraan Improvement Skill Training Legal Banking.
3) Aktif dalam Rapat Teknis Pembiayaan
4) Aktfi dalam Rapat Komite Pembiayaan
5) Melakukan Uji Petik/Review Dokumen Pembiayaan di Lapangan (outlet)
6) Penguatan tim Legal di Region
1 PT. Suksesindo Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
2 PT. Bahtera Pesat Lintasbuana Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
3 PT. Sumberdaya Dian Mandiri Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
4 PT. Prima Karya Sarana Sejahtera Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
5 PT. Perdana Prima Bhakti Mandiri Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
6 PT. Dutagriya Sarana Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
7 PT. Personel Alih Daya Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
8 PT. Bumi Daya Plaza Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
9 PT. Bangun Sumber Daya Mandiri Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
10 PT. Perdana Perkasa Elastindo Perusahaan penyedia Jasa Tenaga Alih Daya / Outsourching Penyedia Jasa TAD
14 PT. Asuransi Mandiri Inhealth Pengelola Asuransi Kesehatan Pegawai Asuransi Pegawai
16 PT. Indodev Niaga Internet Development System Kepegawaian Support System Kepegawaian
17 KJPP Ruky & Rekan Memberikan jasa penilaian kepada eksternal berupa: estimasi dan KJPP
pendapat atas nilai ekonomis suatu objek penilaian pada saat
26 KJPP Syarif& Rekan Memberikan jasa penilaian kepada eksternal berupa: estimasi dan KJPP
4. Asuransi
PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI) Memberikan jasa berupa: memberikan jaminan perlindungan dari
1 Asuransi Kerugian
- Unit Syariah risiko-risiko kerugian bagi nasabah
PT Asuransi Bringin Sejahtera Memberikan jasa berupa: memberikan jaminan perlindungan dari
6 Asuransi Kerugian
Arthamakmur risiko-risiko kerugian bagi nasabah
PT Asuransi Bumiputera Muda 1967 - Unit Memberikan jasa berupa: memberikan jaminan perlindungan dari
7 Asuransi Kerugian
Syariah risiko-risiko kerugian bagi nasabah
PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG - Cabang Memberikan jasa berupa: memberikan jaminan perlindungan dari
8 Asuransi Jiwa
Syariah risiko-risiko kerugian bagi nasabah
5. Balai Lelang
PT. Balai Mandiri Prasarana (Baleman) Memberikan jasa lelang terhadap agunan nasabah pembiayaan
3 Balai Lelang
bank yg bermasalah/untuk kepentingan bank lainnya
PT. Power Asetindo Selaras (Power Memberikan jasa lelang terhadap agunan nasabah pembiayaan
6 Balai Lelang
Auction) bank yg bermasalah/untuk kepentingan bank lainnya
6. Konsultan/Vendor lainnya
36 PT. Gema Graha Sarana, Tbk Pekerjaan Renovasi/Bangun Kantor Jasa Kontraktor
38 PT. Bran Desain Plus Aline Pekerjaan Renovasi/Bangun Kantor Jasa Kontraktor
53 PT Prima Karya Sarana Sejahtera Pengadaan Tenaga Alih Daya Jasa SDM
56 PT Perdana Prima Bhakti Mandiri Pengadaan Tenaga Alih Daya Jasa SDM
57 Koperasi Pensiunan Bank Mandiri (KPBM) Pengadaan Tenaga Alih Daya Jasa SDM
58 PT Perdana Perkasa Elastindo (PERSAELS) Pengadaan Tenaga Alih Daya Jasa SDM
7. Konsultan Hukum
2 Gunawan Raka, Sh & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
7 Silaban Suhendra Farizka & Partners (Ssf) Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
8 Samuel Bonaparte & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
9 Syuratman Usman & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
10 Junaidi Tirtanata & Co Attorney At Law Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
11 Karsa Mandiri Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
12 Rusyad Hoessein & Associates Law Firm Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
13 Kantor Hukum W. Abdillah & Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Partners Mandiri Syariah
14 Purbadi & Associates Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
15 Heru Suyanto & Partners Advocate & Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Legal Consultant Mandiri Syariah
16 Suhardiman Kardono Swadiri Hazwar Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
17 BG & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
18 Nasrun Kalianda & Associates Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
19 MHS Law Firm & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
20 Radjiman Billitea & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
21 Thrienandya Advocates and Counsellor at Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Law Mandiri Syariah
22 Law Office Matt, Evert & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
23 Law Firm Boer & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
24 Razif Novwan & Putranto Law firm Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
25 Wetmen Sinaga & Rekan Advokat dan Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Konsultan Hukum Mandiri Syariah
26 Law Firm Ivan Almaida Baely & Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Firmansyah Mandiri Syariah
27 Kantor Advokat/Pengacara & Konsultan Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Hukum Jou Hasyim Waimahing, SH. MH Mandiri Syariah
28 Siregar, Susanto & Widodo Attorneys at Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Law Mandiri Syariah
29 Pradjoto & Associates (PNA) Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
30 Redy Firdaus Advocates & Registered IP Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Attorney Mandiri Syariah
31 SHS Law Office Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
32 Marsinih Martoatmodjo Iskandar Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Kusdihardjo Law Office Mandiri Syariah
33 Kantor Hukum Silaban & Rekan Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
34 Carond Law Office Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
35 Soemadipradja & Taher Advocates Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
36 HDP Lawfirm Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
37 Sentot, SH & Associates lawfirm Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
38 Dewan Syam & Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
39 Suhendra and Partners Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
40 RDS and Partners Law Office Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
41 Sintesa Law Office Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
42 Erlangga & Partner Attorney At Law Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
43 Hikmat Nazar Soebandi, S.H.,M.M. Jasa Pelayanan Hukum untuk Bank Membela kepentingan hukum
Mandiri Syariah
8. Pialang Asuransi
9. Notaris/PPAT