Anda di halaman 1dari 6

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

INFOSYS

Disusun Oleh :

Asti Asmudiarti (01044881719003)

Indah Oktasari (01044881719015)

Dosen :

Ahmad Soediro, S.E., Ak., M.kom

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2018
Profil Perusahaan

Pada mata kuliah etika Profesi dan tata kelola korporat akan membahas mengenai kasus
Infosys. Infosys didirikan pada tahun 1981 oleh tujuh orang insinyur dengan modal awal
sebesar US$250. Perusahaan didirikan dengan prinsip membangun dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran besar yang mendorong kemajuan klien dan
memperpanjang kehidupan melalui solusi perusahaan. Dalam waktu tiga dekade, Infosys
telah berfokus pada hal tersebut.
Mereka menyadari pentingnya memelihara hubungan yang mencerminkan budaya etika yang
teguh dan saling menghormati. Itu datang tidak dengan begitu mengejutkan, bahwa 98.1
persen (per September 30, 2014) dari pendapatan mereka berasal dari klien yang sudah ada.
Infosys memiliki keberadaan global dengan lebih dari 165,000+ karyawan. Secara
global, perusahaan ini memiliki 73 kantor penjualan dan pemasaran, dan 93 pusat
pengembangan pada tanggal 31 Maret 2014. Di Infosys, mereka percaya tanggung jawabnya
melampaui bisnis. Itulah sebabnya mereka mendirikan Infosys Foundation untuk
memberikan bantuan dalam kehidupan sosial dan ekonomi pada sektor masyarakat bawah di
mana mereka bekerja. Dan itulah mengapa mereka berperilaku etis dan jujur dalam semua
interaksi mereka dengan klien, mitra dan karyawan.

Permasalahan yang dihadapi Infosys Technologies, Ltd.


Dalam mewujudkan visi perusahaan yaitu menjadi perusahaan yang paling dihormati di
India, N.R. Narayana Murthy, salah satu pendiri Infosys yang sekarang ini ditunjuk menjadi
Eksekutif Ketua Dewan (Executive Chairman of the Board) dari Infosys. Menurut beliau, ada
beberapa tantangan yang signifikan membuat perusahaan ini harus bekerja keras dalam
mewujudkan perusahaan yang berbasis nilai (values-based company).
1. Infosys memilih membayar pemerintah sesuai ketentuan dari pada memberikan suap
kepada petugas pemerintah. Di India, suap sangat memberikan pengaruh signifikan
untuk kesuksesan suatu bisnis. Sesuatu yang tidak normal di India jika terdapat
perusahaan yang dapat memenangkan tender tanpa memberikan sogokan kepada
calon klien mereka.
2. Infosys tidak mampu bersaing dengan rival mereka karena mereka banyak
menggunakan taktik bisnis untuk merendahkan ongkos produksi dan pajak.
3. Berhubungan dengan para senior eksekutif di Negara berkembang sangat memerlukan
pelicin baik berupa materiil maupun non materiil.
4. Infosys pernah berhenti mendistribusikan piranti lunak yang menyedot banyak
tambahan biaya (extra-cost) dikarenakan harus mengimpor barang tersebut yang bea
masuknya sangat tinggi pada akhir tahun 1980.
5. Tidak setiap manager Infosys mematuhi nilai-nilai perusahaan.
Mantan kepala penjualan di seluruh dunia Infosys ini, asisten eksekutif yang di AS
menuduhnya melakukan pelecehan seksual. Dia harus mengundurkan diri, dan
Infosys dan asuransi yang dibayar lebih dari $ 3 milInfosys baru-baru ini.
6. Dengan dikenal sebagai perusahaan yang berbasis nilai membuat tekanan pada
Infosys untuk melakukan yang lebih lagi di bidang-bidang lain (other areas).
7. Isu terakhir mengenai Infosys, bahwa perusahaan dituduh melanggar hukum AS visa
dengan menyediakan pekerja penuh waktu dengan visa dimaksudkan hanya untuk
pengunjung (business-trip visa yang diberikan dengan tujuan untuk seminar dan
traininig)

Tindakan Infosys Technologies, Ltd.


Infosys menyikapi penyuapan dengan tidak mengindahkan permintaan petugas
pemerintah dan berbuat hanya yang sesuai dengan aturan. Dengan kebenaran yang coba
disampaikan Infosys kepada pegawainya, pegawai merekapun menjadi bersemangat untuk
bertidak sesuai aturan, meski pegawai lain melakukan hal sebaliknya. Pegawai Infoys
menjadi rasa antusias yang tinggi, semakin berkomitmen, dan semakin produktif.
Dalam hal memenangkan tender, Infosys berani menolak memberikan mobil untuk
kenyamanan pribadi. Sehingga tanpa memberikan sebuah mobilpun, Infosys mampu
memenangkan tender tersebut. Perusahaan juga berani menutup produk yang tinggi ongkos
distribusinya dikarenakan bea masuk yang tinggi (hal ini terjadi karena Infosys tidak ingin
melibatkan penyuapan dalam transaksi tersebut).
Ada beberapa kasus pegawai Infosys yang tidak mematuhi nilai-nilai yang dianut
perusahaan. Perusahaan menjalankan praktek (zero tolerance policy) sehingga pegawai
tersebut tidak dipekerjakan kembali. Infosys bertindak cepat menyelesaikan kasus-kasus
tersebut sehingga kasus yang ada tidak menjadi bertambah besar. Sebaliknya, perusahaan
juga menyediakan penghargaan tahunan untuk pegawai yang mematuhi nilai-nilai perusahaan
mereka.
Untuk memenuhi tanggung jawab kepada pemangku kepentingan (stakeholders)
mereka, Infosys lebih menyukai mengungkapkan kerugian mereka kepada para pemangku
kepentingan (stakeholders), Infosys mengutamakan transparansi atas pengungkapan pada
laporan keuangan sehingga stakeholders pun tidak menghukum mereka malah semakin
mendukung Infosys.
Infosys memiliki nilai-nilai yang tidak tercatat sampai pada tahun 1998 berhasil
didokumentasikan. Nilai-nilai tersebut diberitahukan, dilatih dan disosialisasikan kepada
pegawai-pegawai baru. Cara-cara yang dilakukan dalam hal sosialisasi sistem nilai
perusahaan adalah:
a. Menyebarkan nilai-nilai perusahaan menggunakan Infy TV dan Infy Radio
b. Membuat titik temu (points of contact) untuk memecahkan dilema etika.
c. Pemimpin perusahaan yang tersebar sebanyak 700 orang terus-menerus memperkuat
nilai-nilai kami. Mereka banyak menghabiskan istirahat makan siang mereka dengan
karyawan muda, mendiskusikan nilai-nilai kami.

Untuk mendukung visi dari perusahaan, maka Infosys membuat suatu sistem nilai di
Perusahaan. Berikut ini sistem nilai yang dibuat perusahaan, dinamakan C-LIFE yaitu
sebagai berikut:
1. Kepuasan pelanggan (Customer delight):
Sebuah komitmen untuk melebihi harapan pelanggan kami.
2. Kepemimpinan dengan contoh (Leadership by Example):
Komitmen untuk menetapkan standar dalam bisnis dan transaksi kami dan
menjadi contoh bagi industri dan tim kita sendiri.
3. Integritas dan transparansi (Integrity and Transparency):
Komitmen untuk menjadi etis, tulus dan terbuka dalam hubungan kita.
4. Keadilan (Fairness):
Komitmen untuk bersikap objektif dan berorientasi transaksi, sehingga
mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat.
5. Pencapaian terbaik (Pursuit of Excellence):
Komitmen untuk berusaha tanpa henti, untuk terus meningkatkan Diri kita sendiri,
tim kami, layanan kami dan produk sehingga menjadi yang terbaik.
Filosofi dalam perusahaan yang terangkum ke dalam prinsip-prinsip:
 Satisfying the spirit of the law and not just the letter of the law (Memuaskan semangat
hukum, bukan hanya surat hukum)
 Going beyond the law in upholding corporate governance standards (Melampaui
hukum dalam menegakkan standar tata kelola perusahaan)
 Maintaining transparency and a high degree of disclosure levels (Menjaga transparansi
dan tingkat tinggi tingkat pengungkapan)
 Making a clear distinction between personal convenience and corporate resources
(Membuat perbedaan yang jelas antara kenyamanan pribadi dan sumber daya
perusahaan)
 Communicating externally in a truthful manner about how the company is run
internally (Berkomunikasi secara eksternal dengan cara jujur tentang bagaimana
perusahaan dijalankan secara internal)
 Complying with the laws in all the countries in which the company operates
(Mematuhi hukum di semua negara di mana perusahaan beroperasi )
 Having a simple and transparent corporate structure driven solely by business needs
(Memiliki struktur perusahaan sederhana dan transparan semata-mata didorong oleh
kebutuhan bisnis)
 Embracing a trusteeship model in which the management is the trustee of the
shareholders' capital and not the owner (Merangkul model wali amanat di mana
manajemen adalah wali dari modal pemegang saham, bukan pemilik)
 Driving business based on the belief, ‘when in doubt, disclose’ (Mengemudi bisnis
didasarkan pada keyakinan, 'bila ragu, ungkapkan')

Kesimpulan
Dalam kasus infosys, menurut kami Infosys telah berhasil dalam menjalankan bisnisnya
dengan tidak melakukan pelanggaran seperti menyuap pemerintah untuk memuluskan
usahanya. Kemudian Infosys terbukti telah membangun perusahaan mereka dengan nilai-nilai
etika sebagai pondasinya. Bukan profit yang mereka kejar, tapi dengan mengedepankan tata
kelola yang beretika maka perusahaan dapat mengejar ketinggalannya dalam segi profit.
Adapun dalam menjalankan bisnisnya infosys telah melaksanakan etika yang baik di
lingkungan perusahaan, dengan menanamkan nilai-nilai perusahaan sehingga karyawan lebih
semangat dan berproduktif dalam bekerja. Selanjutnya infosys juga telah merancang dan
mengimplementasikan program etika, sistem nilai yang disebut oleh Brooks, cultural values
dalam perusahaan. N. R. Narayana Murthy dan enam orang insinyur pendiri Infosys berhasil
menciptakan struktur korporasi yang beretika sejak tahun 1981.

Anda mungkin juga menyukai