Anda di halaman 1dari 96

INTERNAL AUDIT SMP

LINGKUP BAHASAN / MATA AJAR

1. SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN


2. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
3. POLA PENGAMANAN
4. KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN
5. STANDAR KEMAMPUAN PELAKSANA PENGAMANAN
6. MONITORING DAN EVALUASI
7. AUDIT SMP

www.pln.co.id
|
SISTEM MANAJEMEN
PENGAMANAN
01
PENGERTIAN SISTEM

Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang


mempunyai pengertian bagian atau komponen yang saling
berhubungan secara teratur dan merupakan satu
keseluruhan. Pemakaian sistem itu dapat digolongkan
secara garis besar pada dua golongan pemakaian saja,
yaitu yang menunjuk pada sesuatu “entitas” sesuatu
wujud benda (abstrak maupun kongkret, termasuk juga
yang konseptual) dan sebagai suatu metode atau tata cara

www.pln.co.id
|
CIRI SISTEM
a. Sistem itu bersifat terbuka, atau pada umumnya bersifat terbuka. Boleh
dikatakan dalam kenyataan tidak ada sistem yang benar-benar tertutup.
Sesuatu sistem dikatakan terbuka bila berinteraksi dengan lingkungannya.
Dan sebaliknya dikatakan tertutup jika mengisolasikan diri dari pengaruh
apapun di lingkungannnya;
b. Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem. Di setiap subsistem
terdiri lagi dari subsistem yang lebih kecil. Begitulah seterusnya;
c. Di antara subsistem-subsistem itu terdapat saling ketergantungan, satu
sama lain saling memperlukan. Satu subsistem memperlukan masukan
(input) yang diperolehnya dari subsistem yang lain. Dengan kata lain
keluaran (output) satu subsistem diperlukan sebagai masukan bagi
subsistem yang lain;
d. Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk dengan sendirinya
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (self adjustment). Kegiatan ini
dimungkinkan karena ada sistem umpan balik atau balikan (feedback);
e. Sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri (self
regulating); dan
f. Sistem mempunyai tujuan atau sasaran.
www.pln.co.id
|
MODEL SISTEM

a. Model skematik yaitu bagan (chart) dua dimensi yang melukiskan unsur-unsur
sistem dan perkaitannya;
b. Model sistem arus yaitu berfungsi terutama menunjukkan arus barang
(material), energi informasi yang mengikat unsur-unsur sistem dan menjelaskan
perilakunya;
c. Model sistem statik, model ini dirancang atau disusun untuk melukiskan hanya
satu pasang hubungan saja, misalnya antara kegiatan dan waktu atau antara
biaya dan jumlah (kuantitas); dan
d. Model sistem dinamik, yang melukiskan sistem secara tetap dan terus-menerus
berubah, sistem yang mangatur diri sendiri, mengarahkan dirinya sendiri, dan
berperilaku dengan sesuatu tujuan. Model sistem dinamik biasanya terdiri dari:
1) Masukan yang memasuki sistem;
2) Pemroses, tempat kegiatan transformasi terjadi;
3) Program yang diperlukan bagi atau oleh kegiatan pemrosesan; dan
4) Keluaran yang merupakan hasil karya proses transformasi.
www.pln.co.id
|
PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen menurut Terry (1986:3) merupakan sebuah


proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serat sumber-sumber
yang lain.

www.pln.co.id
|
PRINSIP MANAJEMEN

a. Perencanaan adalah menentukan sebelumnya apa yang dilakukan dan bagaimana


cara melakukannya. Perencanaan meliputi tindakan: memilih dan menghubungkan
fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang
akan datang dalam hal menvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang
diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Perencanaan bersifat vital dalam bidang manajemen oleh karena itu bersifat dasar
bagi fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan diperlukan pada setiap fungsi
fundamental lainya seperti misalnya dalam bidang: pengorganisasian, menggerakan
dan pengawasan;
b. Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan
yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien
dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas
tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu;
c. Menggerakkan (Actuating) merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota
kelompok demikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang bersangkutan dan sasaran-sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut;
d. Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan
korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana. www.pln.co.id
|
PENGERTIAN PENGAMANAN

Pengamanan menurut Perpol No 3 Tahun 2019 adalah


segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka
pencegahan, penangkalan dan penanggulangan serta
penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan
gangguan keamanan

www.pln.co.id
|
SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN

Sistem Manajemen Pengamanan


(SMP) adalah bagian dari
manajemen yang saling terkait
dalam bentuk pembinaan teknis
dan audit terhadap seperangkat
elemen pengamanan yang terdiri
dari komitmen dan kebijakan, pola
pengamanan, konfigurasi standar
pengamanan, standar kemampuan
pelaksanaan pengamanan dan
monitoring evaluasi.

www.pln.co.id
|
TUJUAN PENERAPAN SMP

Tujuan secara umum dari penerapan SMP adalah


terciptanya sistem pengamanan di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang secara profesional terintegrasi
untuk mencegah dan mengurangi kerugian akibat
ancaman, gangguan dan/atau bencana serta mewujudkan
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

www.pln.co.id
|
KEUNTUNGAN 1

Bagi Obvitnas / Objek Tertentu keuntungan yang diperoleh dari penerapan


SMP, meliputi:
1. Tersedianya gambaran yang jelas dan terperinci mengenai status dan
mutu pengelolaan sistem manajemen pengamanan dalam perusahaan
atau organisasinya;
2. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran bagi pengelola Objek Vital
Nasional dan Objek Tertentu mulai dari pimpinan sampai dengan tenaga
kerja mengenai aspek keamanan sehingga dapat mencegah kerugian
(loss prevention);
3. Meningkatnya citra dan nilai Objek Vital Nasional atau Objek Tertentu
dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif termasuk di dalamnya
kepercayaan pemodal dan masyarakat (konsumen);
4. Meningkatnya kinerja Objek Vital Nasional dan Objek Tertentu sehingga
akan berkontribusi secara tidak langsung terhadap peningkatan
produktivitas serta keberlangsungan usah atau kegiatan dalam jangka
panjang.
www.pln.co.id
|
KEUNTUNGAN 2
Keuntungan bagi Polri terkait dengan penerapan SMP pada Objek Vital
Nasional atau Objek Tertentu, meliputi:
1. Diperolehnya data mengenai profil keamanan nasional secara
komprehensif pada sektor usaha yang dikelola oleh Obje Vital Nasional
dan Objek Nasional.
2. Terbangunnya peraturan dan standar nasional penerapan Sistem
Manajemen Pengamanan (SMP) di Indonesia sesuai dengan
standar-standar manajemen pengamanan internasional;
3. Meningkatnya kualitas dan citra positif keamanan nasional di mata
dunia internasional khususnya pada sektor perekonomian sehingga
dapat meningkatkan investasi di Indonesia;
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Sistem
Manajemen Pengamanan (SMP) pada Objek Vital Nasional dan Objek
Tertentu; dan
5. Berkembangnya kompetensi personel Polri dalam melaksanakan
pembinaan sistem manajemen pengamanan (SMP) pada Objek Vital
Nasional dan Objek Tertentu
www.pln.co.id
|
KOMITMEN DAN
KEBIJAKAN
02
PENGERTIAN KOMITMEN

Komitmen adalah niat atau keinginan seorang pemimpin


Obvitnas/ Objek Tertentu untuk menggunakan
kompetensi, tanggungjawab dan wewenangnya untuk
mencapai tujuan peningkatan keamanan secara terus
menerus dan berkelanjutan sehingga dapat mencegah
terjadinya kerugian.

www.pln.co.id
|
PENGERTIAN KEBIJAKAN

Kebijakan adalah salah satu wujud dari dokumen


informasi dari kepemimpinan puncak Objek Vital Nasional
/ Objek Tertentu.

www.pln.co.id
|
KEBIJAKAN PENGAMANAN

Kebijakan manajemen puncak terkait dengan sistem


pengamanan Obvitnas / Objek Tertentu sebagai hasil dari
penjabaran visi dan misi sebagai arah tujuan dan strategi
perusahaan, yang telah ditetapkan para pendiri atau
pemilik atau pemodal (shareholder) perusahaan.

www.pln.co.id
|
DOKUMEN KEBIJAKAN PENGAMANAN
Dokumen adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak dan segala benda yang
mempunyai keterangan yang dipilih untuk dikumpulkan, disusun, disediakan
atau untuk disebarkan.
Kebijakan pengamanan dibuat dan ditetapkan dalam bentuk dokumen
informasi pernyataan yang mengandung substansi sebagai berikut:
a. Secara umum mengandung pernyataan kebijakan yang sesuai dengan
tujuan dan konteks organisasi serta mendukung arah strategi organisasi;
b. Pernyataan ingin memenuhi peraturan atau persyaratan yang diacu
(terkait secara hukum);
c. Pernyataan ingin meningkatkan sistem manajemen pengamanan (proses
dan atau kinerja secara berkelanjutan);
d. Sebaiknya memasukan pernyataan yang terkait dengan visi dan misi
perusahaan (Muhammad & Agung, 2019:153).

www.pln.co.id
|
KEBIJAKAN PENGAMANAN SESUAI DENGAN
PERKIRAAN ANCAMAN
Penetapan kebijakan pengamanan Obvitnas / Objek
Tertentu harus menyesuaikan dengan perkiraan ancaman
yang didasarkan pada sifat dan skala resiko keamanan.
Berpijak pada hal ini maka diperlukan informasi yang
komprehensih terkait dengan resiko yang dihadapi oleh
perususahan (Obvitnas / Objek tertentu). Berpijak pada
hal ini maka perumusan kebijakan perusahaan hendaknya
dilaksanakan melalui rapat yang dihadiri oleh berbagai
bidang dalam Obvitnas atau Objek Tertentu sehingga
dapat diperoleh informasi yang lengkap terkait dengan
resiko yang dihadapi oleh masing-masing bidang.

www.pln.co.id
|
MENGKOMUNIKASIKAN KEBIJAKAN
PENGAMANAN
Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai proses
pengiriman dan penerimaan informasi (lisan, tulisan,
simbol, gambar dll) antara dua individu atau lebih, baik
secara langsung atau menggunakan media yang efektif
(tidak langsung) sehingga dicapainya saling pemahaman
antar pihak ((Muhammad & Agung, 2019:239).

www.pln.co.id
|
KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKTERNAL

Sebagaimana ISO 9001: 2015, organisasi harus menentukan


komunikasi internal dan eksternal yang relevan dengan
Sistem Manajemen Pengamanan (SMP). Komunikasi
tersebut meliputi beberapa aspek yaitu:
1) Apa yang akan dikomunikasikan;
2) Kapan atau waktu berkomunikasi;
3) Siapa atau objek penerima komunikasi;
4) Bagaimana komunikasi dilakukan;
5) Siapa yang terlibat dalam komunikasi.

www.pln.co.id
|
KOMUNIKASI KEBIJAKAN
Komunikasi kebijakan pengamanan sebagaimana gambar
di atas terkait dengan Sistem Manajemen Pengamanan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kebijakan pengamanan dikomunikasikan kepada
pihak internal pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu
(unsur manajemen dan pegawai/karyawan agar sadar
dan memiliki tanggung jawab individu di bidang
pengamanan pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu).
b. Kebijakan pengamanan dikomunikasikan kepada
pihak eksternal pengelola Obvitnas dan Objek
Tertentu (agar terbangun koordinasi dan sinergi dalam
pengamanan pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu).

www.pln.co.id
|
KOMUNIKASI KEBIJAKAN PENGAMANAN

a. Kebijakan pengamanan
dikomunikasikan kepada pihak
internal pengelola Obvitnas dan
Objek Tertentu (unsur manajemen
dan pegawai/karyawan agar sadar
dan memiliki tanggung jawab
individu di bidang pengamanan
pengelola Obvitnas dan Objek
Tertentu).
b. Kebijakan pengamanan
dikomunikasikan kepada pihak
eksternal pengelola Obvitnas dan
Objek Tertentu (agar terbangun
koordinasi dan sinergi dalam
pengamanan pengelola Obvitnas
dan Objek Tertentu).

www.pln.co.id
|
MEKANISME KOMUNIKASI

Mekanisme komunikasi kebijakan pengamanan terkait


dengan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP). Dalam ISO
9001: 2015 disebutkan bahwa manajemen perusahaan
dapat menetapkan mekanisme komunikasi, menyediakan
dan menetapkan media untuk komunikasi. Menurut
Muhammad & Agung (2019: 242-244) mekanisme
komunikasi internal dan eksternal tersebut dapat
ditetapkan secara langsung (pertemuan langsung) dan
komunikasi tidak langsung (menggunakan media).

www.pln.co.id
|
KOMUNIKASI LANGSUNG

1) Briefing harian;
2) Rapat mingguan;
3) Rapat bulanan;
4) Rapat evaluasi triwulan atau semester;
5) Rapat tinjauan manajemen;
6) Rapat rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

www.pln.co.id
|
KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG

1) Komunikasi melalui surat elektronik (email);


2) Komunikasi melalui telepon;
3) Komunikasi melalui audio phone (paging);
4) Komunikasi dengan radio frekuensi rendah;
5) Komunikasi menggunakan memo, papan komunikasi,
poster dll;
6) Komunikasi dengan buletin (majalah perusahan)

www.pln.co.id
|
BUKTI PENERAPAN KOMUNIKASI

1) Dokumen informasi yang disampaikan terkait dengan


kebijakan pengamanan;
2) Bukti perangkat media komunikasi (perangkat
komputer, dan jaringan internet/intranet, nomor
akses telepon, nomor call center, perangkat radio
komunikasi, papan komunikasi dll);
3) Bukti rekaman hasil pelaksanaan pertemuan
komunikasi langsung (foto, data peserta rapat, resume
rapat, dll);
4) Bukti rekaman hasil komunikasi dengan pihak
eksternal (bukti email, data surat dari pihak eksternal
dll).
www.pln.co.id
|
PENERAPAN KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
PENGAMANAN

www.pln.co.id
|
PENERAPAN KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
PENGAMANAN
1. Terdapat penunjukan manajemen khusus yang diberi tanggung jawab dan
wewenang untuk menerapkan SMP.
2. Penetapan struktur pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu pengamanan
termasuk tanggung jawab dan wewenang yang didokumentasikan,
dikomunikasikan dan harus tersedia personel yang cukup dan memadai
untuk melaksanakan tugas pengamanan.
3. Sumber daya dan infrastruktur terinventarisasi guna menunjang penerapan
SMP.
4. Terdapat alokasi anggaran dan/atau biaya pengamanan guna menunjang
penerapan SMP.
5. Terdapat ketentuan untuk melaksanakan Audit SMP sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
6. Terdapat penetapan pendokumentasian dan pengomunikasian
penyelenggaraan tata kelola pengamanan dan tugas pengamanan pengelola
Obvitnas dan Objek Tertentu.
www.pln.co.id
|
PENGERTIAN AUDIT
Audit dapat didefinisikan sebagai proses kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis, terdokumentasi, oleh pihak
(personal atau tim) yang independen, untuk mendapatkan
bukti-bukti hasil proses penilaian atau evaluasi, yang hasil
tersebut diverifikasi dengan kriteria audit guna ditetapkan
status kesesuaian atau ketidaksesuaian (Muhammad & Agung,
2019: 383). Sedangkan pengertian audit menurut Perpol 3/2019
adalah proses kegiatan pemeriksaan untuk meyakinkan tingkat
kesesuaian antara satu kondisi yang menyangkut kegiatan dari
suatu identitas dengan kriterianya yang dilakukan oleh auditor
yang berkompeten dengan mendekatkan serta mengevaluasi
bukti-bukti pendukungnya secara sistematis, analitis, kritis dan
selektif guna memberikan pendapat, kesimpulan serta
rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

www.pln.co.id
|
PENGERTIAN INTERNAL AUDIT

Pengertian Internal Audit menurut Muhammad & Agung


(2019:385) adalah kegiatan audt yang dilaksanakan suatu
perusahaan, untuk menilai atau mengevaluasi perusahaan
tersebut, oleh pihak internal perusahaan atau pihak eksternal
yang ditetapkan oleh pimpinan perusahaan sebagai Tim Audit
Internal. Kemudian pemahaman yang lain terkait dengan audit
internal disampaikan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA)
yang menyatakan bahwa audit internal merupakan kegiatan dan
konsultasi yang dilakukan secara independen dan objektif yang
diranacang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
kegiatan operasional organisasi. Audit internal membantu
organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang
sistematik dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektifitas pengelolaan resiko, pengendalian dan tata kelola (Faiz,
2013: 1-2)
www.pln.co.id
|
INTERNAL AUDIT SMP

a. Terdapat auditor internal yang


memiliki kompetensi bidang SMP
sesuai peraturan
perundang-undangan
b. Terdapat penyelenggaraan Audit SMP
yang dilaksanakan secara berkala
oleh Auditor internal paling sedikit 1
(satu) tahun sekali.
c. Terdapat catatan hasil Audit SMP dan
tindak lanjutnya guna memberikan
umpan balik untuk semua pihak yang
terkait.

www.pln.co.id
|
AUDITOR INTERNAL

a. Syarat kompetensi pengetahuan, Auditor Internal seharusnya memiliki


pengetahuan tentang kegiatan atau proses objek yang akan diaudit,
dokumen informasi yang diterapkan oleh Obvitnas / Objek Tertentu,
pengetahuan peraturan SMP dan persyaratan lainnya;
b. Syarat pengalaman, Auditor Internal seharusnya memiliki pengalaman
waktu yang cukup dalam bekerja pada lingkungan Obvitnas / Objek
Tertentu yang menjadi objek audit. Dapat juga ditetapkan pengalaman
audit pada kegiatan audit internal pada Obvitnas / Objek Tertentu
sebelumnya;
c. Syarat pelatihan, Auditor Internal seharusnya memiliki bukti pernah
mengikuti pelatihan (Sertifikat) yang terkait Audit tentang Sistem
Manajemen Pengamanan (SMP)
d. Syarat Ketrampilan, Auditor internal seharusnya memiliki kompetensi
kemampuan personal terkait ketrampilan berbahasa dan
berkomunikasi, kemampuan analisis, kemampuan mengendalikan emosi
atau kesabaran menghadapi auditee atau ketrampilan lain yang terkait
dengan proses yang menjadi objek audit.
www.pln.co.id
|
TINJAUAN MANAJEMEN

Tinjauan manajemen adalah proses untuk mengkaji dan


mengevaluasi seluruh proses penerapan Sistem Manajemen
Pengamanan (SMP) oleh manajemen terkait, yang hasil kajiannya
dilaporkan kepada pimpinan perusahaan (manajemen puncak),
untuk mendapatkan respon dan perintah rekomendasi untuk
melakukan tindakan perbaikan terhadap semua penyimpangan
dari hasil penerapan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP).
Dalam konteks ini maka Direktur atau manajemen puncak
perusahaan harus meninjau dan mengevaluasi penerapan Sistem
Manajemen Pengamanan (SMP) tersebut, sesuai dengan peiode
waktu yang telah ditetapkan, guna memastikan kesesuaian,
kecukupan, keefektifannya selaras dengan arah strategik
perusahaan (Muhammad & Agung, 2019:393-394).

www.pln.co.id
|
TINJAUAN MANAJEMEN SMP

a. Status tindakan dari tinjauan manajemen terdahulu;


b. Perubahan isu internal dan eksternal yang relevan
dengan sistem manajemen mutu;
c. Informasi kinerja dan efektifitas dari Sistem
Manajemen Pengamanan (SMP);
d. Kecukupan sumber daya;
e. Keefektifan tindakan yang diambil ditujukan pada
resiko dan peluang; dan
f. Peluang peningkatan.

www.pln.co.id
|
KELUARAN TINJAUAN MANAJEMEN SMP

a. Peluang peningkatan;
b. Keperluan perubahan apapun terhadap Sistem
Manajemen Pengamanan (SMP); dan
c. Kebutuhan sumber daya.

www.pln.co.id
|
IMPLEMENTASI TINJAUAN MANAJEMEN

a. Terdapat penetapan mekanisme


pelaksanaan tinjauan manajemen
tentang penerapan SMP, paling
sedikit 1 (satu) tahun sekali dan
terdokumentasikan;
b. Terdapat bukti kehadiran pimpinan
puncak dalam pelaksanaan rapat
tinjauan manajemen SMP;
c. Terdapat catatan hasil pelaksanaan
dan tindak lanjut tinjauan
manajemen SMP yang disahkan oleh
pimpinan puncak Obvitnas atau
Objek Tertentu; dan
d. Terdapat bukti peningkatan
berkelanjutan penerapan SMP.

www.pln.co.id
|
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN

www.pln.co.id
|
POLA PENGAMANAN
03
PENGERTIAN POLA PENGAMANAN

Pengertian pola pengamanan Obvitnas dan Objek Tertentu


menurut Perpol 3/2019 adalah bentuk, sifat, sasaran dari
segala usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam rangka
pencegahan, penangkalan dan penanggulangan, serta
penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan
gangguan keamanan di kawasan Obvitnas dan Objek
Tertentu.

www.pln.co.id
|
KRITERIA POLA PENGAMANAN

www.pln.co.id
|
MANAJEMEN RISIKO

Dalam Perkap 13/2017 a. Ancaman yang bersumber dari


dalam Pasal 15 disebutkan lingkungan internal maupun
bahwa sebelum ditentukan eksternal, yang berpotensi
pola pengamanan maka membahayakan kelangsungan
terlebih dahulu dilakukan berfungsinya Obvitnas dan Objek
identifikasi objek. Tertentu; dan
Identifikasi tersebut berupa b. Gangguan yang dapat
spesifikasi objek dan menimbulkan kerugian berupa
potensi kerawanan. korban jiwa, harta benda dan
trauma psikis.

www.pln.co.id
|
KRITERIA MANAJEMEN RISIKO

www.pln.co.id
|
BENTUK PENGAMANAN

a. Pengamanan langsung.
Pengamanan langsung merupakan kegiatan yang
berupa pengerahan dan penggelaran kekuatan
beserta sarana prasarana pengamanan sesuai
kebutuhan dan perkiraan ancaman dan/atau
gangguan Kamtibmas yang mungkin terjadi; dan
b. Pengamanan tidak langsung.
Pengamanan tidak langsung merupakan kegiatan
berupa pemantauan, pengawasan dan penerimaan
laporan dari pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu

www.pln.co.id
|
SIFAT PENGAMANAN
PENGAMANAN TERBUKA
1) Pemeriksaan terhadap badan, barang dan kendaraan yang masuk dan keluar;
2) Pengaturan terhadap manusia, barang dan kendaraan yang masuk dan keluar, ruang parkir, rute lalu
lintas dalam area objek, tempat penyimpanan dan penimbunan barang sesuai dengan jenisnya;
3) Penjagaan yang bersifat tetap maupun insidential dengan penempatan pos-pos jaga sesuai dengan luas
area objek;
4) Pengawalan terhadap manusia, dokumen dan barang yang masuk maupun keluar Obvitnas dan
Objek Tertentu;
5) Patroli yang dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan Obvitnas dan Objek Tertentu dengan
menggunakan kendaraan atau berjalan kaki Pengawasan terhadap dokumen, manusia, barang dan
lingkungan;
7) Penanganan terhadap aksi unjuk rasa;
8) Penanganan terhadap pemogokan atau kerusuhan massa secara proporsional;
9) Penanganan terhadap ancaman atau gangguan teror;
10) Penanganan terhadap bencana alam, kecelakaan kerja, bahaya kebakaran;
11) Penanganan tindak pidana secara terbatas; dan
12) Memberdayakan peran serta karyawan dan masyarakat di sekitar Obvitnas dan Objek Tertentu

www.pln.co.id
|
SIFAT PENGAMANAN

PENGAMANAN TERTUTUP
1) Deteksi terhadap potensi kerawanan yang mungkin terjadi baik
yang bersumber dari dalam maupun luar lingkungan Obvitnas atau
Objek Tertentu;
2) Pengawasan terhadap tamu, karyawan, barang, dan dokumen;
3) Penggalangan terhadap karyawan dan masyarakat di sekitar
Obvitnas atau Objek Tertentu; dan
4) Pengamanan dan perlindungan terhadap personel dan tamu
Obvitnas atau Objek Tertentu yang termasuk dalam kategori Very
Important Person / Very Very Important Person (VIP / VVIP).

www.pln.co.id
|
SASARAN PENGAMANAN
a. Manusia meliputi:
1) Pejabat/direksi perusahaan;
c. Tempat, meliputi:
2) Tenaga ahli;
1) Gedung/perkantoran;
3) Karyawan;
2) Kompleks perumahan; dan
4) Tamu; dan
3) Tempat kegiatan produksi
5) Masyarakat sekitar;
d. Dokumen;
b. Barang meliputi:
e. Kegiatan meliputi:
1) Mesin produksi;
1) Kegiatan
2) Instalasi; produksi/nonproduksi; dan
3) Alat perkantoran; dan 2) Kunjungan
4) Hasil produksi;

www.pln.co.id
|
AREA PENGAMANAN
a. Lingkungan pada area dalam kawasan Obvitnas dan Objek Tertentu
meliputi:
1) Lokasi produksi;
2) Perkantoran;
3) Pergudangan; dan
4) Perparkiran;
b. Lingkungan di luar area dalam kawasan Obvitnas dan Objek Tertentu
meliputi:
1) Batas bangunan dengan pagar terluar; dan
2) Pagar terluar batas bangunan dengan pemukiman penduduk.
c. Lingkungan sekitar di luar kawasan Obvitnas dan Objek Tertentu,
meliputi pemukiman penduduk dan objek lain di sekitar Obvitnas dan
Objek Tertentu.

www.pln.co.id
|
KOMANDO DAN PENGENDALIAN

a. Pengelola Obvitnas atau Objek Tertentu, bila situasi


dan kondisi Obvitnas atau Objek Tertentu dalam
keadaan normal; dan
b. Polri, bila:
1) Terjadi ancaman dan gangguan yang melibatkan
masyarakat atau karyawan; dan
2) Terjadi kontinjensi.

www.pln.co.id
|
KONFIGURASI STANDAR
PENGAMANAN
04
PENGERTIAN

Konfigurasi standar pengamanan menurut Pasal 1, Perpol


3/2019, adalah gambaran atau sketsa yang menjelaskan
tentang komponen standar pengamanan, penetapan dan
pembinaan area pengamanan, konsep umum pengamanan
dan personel pengamanan dalam Sispam Obvitnas dan
Objek Tertentu.

www.pln.co.id
|
KRITERIA KONFIGURASI STANDAR
PENGAMANAN

www.pln.co.id
|
KOMPONEN STANDAR PENGAMANAN

www.pln.co.id
|
MANUSIA

Komponen Standar Pengamanan yang pertama adalah


manusia, dalam konteks ini adalah adanya pembentukan
satuan pengamanan pada Obvitnas atau Objek Tertentu.
Satuan pengamanan adalah satuan atau kelompok
petugas yang dibentuk oleh instansi / proyek / badan
usaha untuk melaksanakan pengamanan fisik dalam
rangkaa menyelenggarakan keamanan swakarsa di
lingkungan/kawasan kerjanya (Awaloedin, 2015: 225).

www.pln.co.id
|
KEGIATAN SATPAM
a. Mengadakan pengaturan dengan maksud menegakan tata tertib yang berlaku di
lingkungan kerja, khususnya yang menyangkut keamanan dan ketertiban dan
tugas-tugas lain yang diberikan kepada instansi/proyek/badan usaha yang
bersangkutan
b. Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi masuk/keluarnya orang atau
barang dan mengawasi keadaan-keadaan atau hal-hal yang mencurigakan di sekitar
tempat tugasnya;
c. Melakukan patroli di sekitar kawasan kerja menurut route dan waktu tertentu
dengan maksud mengadakan pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan terhadap
segala sesuatu yang tidak wajar dan tidak pada tempatnya, yang diperkirakan
menimbulkan ancaman dan gangguan.
d. Mengadakan pengawalan uang/barang bila diperlukan disesuikan dengan
kebutuhan instansi/proyek/badan usaha yang bersangkutan;
e. Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila terjadi suatu tindakan
pidana, antara lain seperti:
f. Memberikan tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat melalui alat-alat alarm/
kode-kode / isyarat-isyarat tertentu, bila terjadi kebakaran, bencana alam atau
kejadian-kejadian yang membahayakan jiwa, badan atau harta benda orang banyak
di sekitar kawasan kerjanya serta memberikan pertolongan dan bantuan
penyelamatan. www.pln.co.id
|
INFRASTRUKTUR

Infrastuktur adalah semua struktur dan fasilitas dasar


yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengamanan
pada Obvitnas atau Objek Tertentu. Infrastruktur sendiri
dapat dibagi sesuai dengan peruntukannya yaitu fasilitas
perorangan (perlengkapan) maupun fasilitas kelompok /
organisasi dalam Obvitnas / Objek tertentu.
• Sarana Prasarana
• Piranti lunak pengamanan.
• Dokumen

www.pln.co.id
|
SARANA PRASARANA
Sarana dan prasarana pada sistem pengamanan juga biasa disebut dengan
security fisik (physical security). Sekuriti fisik menurut Awaloedin (2015:
112-113) adalah upaya sekuriti yang didesain untuk mencegah akses bagi yang
tidak berwenang ke fasilitas, peralatan dan sumber daya dan untuk
melindungi personel dan asset lainnya dari kerusakan atau bahaya (seperti
mata-mata, pencurian dan teroris).
Sekuriti fisik melibatkan penggunana berbagai sistem yang saling terkait
termasuk pengamatan CCTV, anggota Satpam, pintu penghalang, kunci-kunci,
pengendalian akses dan berbagai teknik lainnya. Sistem sekuriti fisik untuk
melindungi fasilitas pada umumnya bertujuan:
1) Menangkal potensi penyusupan (dengan memberikan tanda petunjuk
dan batas pagar)
2) Mendeteksi penyusupan dan memonitor / merekam pada penyusup
(sistem alarm dan CCTV);
3) Merespon kejadian/inscident (anggota Satpam dan polisi).

www.pln.co.id
|
PIRANTI LUNAK PENGAMANAN
Perangkat lunak atau piranti lunak dalam kompenen standar
pengamanan adalah regulasi dan berbagai dasar yang digunakan
oleh Obvitnas dan Objek Tertentu untuk mendukung manajemen
pengamanan sehingga mudah dilaksanakan pengawasan dan
pengendalian serta sebagai sarana legalitas tindakan yang
dilakukan dalam kegiatan pengamanan. Berbagai piranti lunak
pengamanan yang digunakan meliputi:
• Peraturan perundang-undangan
• Nota kesepahaman/pedoman Kerja Sama
• Standar Operasional Prosedur
• Struktur organisasi dan uraian tugas satuan/unit kerja
pengamanan.

www.pln.co.id
|
DOKUMEN

a) Sistem pengarsipan meliputi pengumpulan,


pengolahan data, analisis dan evaluasi, laporan
kegiatan pengamanan;
b) Sistem akses dengan menggunakan kode rahasia; dan
c) Buku mutasi/administrasi kegiatan pengamanan

www.pln.co.id
|
PENETAPAN DAN PEMBINAAN AREA
PENGAMANAN
TEORI DEFENSIBLE SPACE
Defensible space menurut Newman adalah suatu istilah
lain bagi suatu jangkauan mekanisme penghalang baik
yang nyata maupun simbolis, wilayah yang dibatasi secara
jelas dari pengaruh, mengubah kesempatan bagi
pemantauan yang bekerja bersama-sama untuk membawa
suatu lingkungan agar berada di bawah pengawasan
penghuninya.

www.pln.co.id
|
KONSEP DEFENSIBLE SPACE
a. Territoriality, yang mengacu pada sikap untuk mempertahankan
wilayah. Para penduduk merasakan keterpaduan dan keakraban yang
kuat dan bersatu dalam orientasi mereka sendiri untuk melindungi
wilayah mereka. Dugaan adanya territoriality ini, maka jika terdapat
adanya pendatang baru maka akan mudah diketahui;
b. Natural surveilance, yang mengacu pada kemampuan penduduk untuk
mengawasi dan mengamati sambil lalu maupun terus menerus,
lingkungan umum mereka;
c. Image atau milieu, meliputi kemampuan tentang desain lingkungan yang
dapat meniadakan persepsi tentang proyek perumahan yang menjadi
terisolasi dan penghuninya mudah diserang kejahatan; dan
d. Safe areas, adalah wilayah yang memungkinkan pengamatan dan
pengawasan yang cermat oleh polisi dalam menjamin keselamatan
seseorang dari kejahatan.

www.pln.co.id
|
PEMBAGIAN ZONA

Garner (1981) menjelaskan tentang pembagian daerah (zone) dalam rangka “defensible
space”. Untuk menjamin penguasaan maksimum sebuah lingkungan dibagi menjadi
bagian-bagian kecil (zone) yang batas-batasnya jelas. Terminology yang dipakai adalah
“defensible space” untuk daerah yang telah dinyatakan sebagai “zone of defense”
karena karakteristik daerahnya. Daerah dibagi atas zone publik, semi privat, dan
privat. Pembedaan ini dimaksudkan agar jelas siapa yang boleh berada atau
menggunakan daerah sesuai ketentuan, yaitu:
a. Public zones. Daerah ini terbuka bagi semua pihak dengan pengamanan
minimum dibanding dengan zona lainnya. Zona ini sengaja tidak dipasang akses
kontrol dan pengamatan yang ketat.
b. Semi-private zones. Daerah ini merupakan penyangga anara public zone dan
private zone dan berfungsi sebagai daerah serba guna seperti taman dalam.
Daerah ini dapat diakses oleh publik tetapi terpisah dari public zone. Pemisahan
ini terjadi dengan adanya batas transisi antara kedua zona.
c. Private zone. Daerah ini adalah daerah sangat terbatas akses dikontrol ketat dan
terbatas hanya khusus untuk orang tertentu. Sebagai contoh rumah pribadi
adalah private zone.

www.pln.co.id
|
IMPLEMENTASI PENETAPAN DAN PEMBINAAN
AREA

www.pln.co.id
|
IMPLEMENTASI PENETAPAN DAN
PEMBINAAN AREA
a. Terdapat penetapan area pengamanan dalam kawasan Obvitnas dan Objek
Tertentu.
b. Penataan tata ruang area pengamanan sesuai dengan huruf a ditetapkan dengan
klasifikasi zona 1 (warna merah) oleh pengelola sesuai potensi ancaman dan
karakteristik area.
c. Terdapat penetapan area pengamanan di dalam dan di luar kawasan Obvitnas
atau Objek Tertentu, meliputi:
1) batas bangunan dengan pagar terluar atau batas dalam penguasaan
pengelola Obvitnas atau Objek Tertentu;
2) pagar terluar batas bangunan dengan pemukiman penduduk dalam
lingkup wilayah RT/RW; dan
3) penggunaan simbol atau tanda batas bagi Obvitnas dan Objek Tertentu
yang tidak memiliki batas bangunan dan pagar terluar.
d. Penataan area pengamanan sesuai dengan huruf c ditetapkan dengan klasifikasi
zona 2 (warna kuning) oleh pengelola sesuai potensi ancaman dan karakteristik
area.
www.pln.co.id
|
IMPLEMENTASI PENETAPAN DAN
PEMBINAAN AREA
e. Lingkungan sekitar di luar kawasan obvitnas dan objek tertentu berupa:
pemukiman penduduk dan/atau objek lain dalam lingkup wilayah
desa/kelurahan atau kecamatan/kabupaten atau lintas provinsi.
f. Penataan area pengamanan sesuai dengan huruf e ditetapkan dengan klasifikasi
zona 3 (warna hijau) oleh pengelola sesuai potensi ancaman dan karakteristik
area.
g. Terdapat pengklasifikasian area pengamanan dalam bentuk pembatas (barrier)
secara fisik atau simbol.
h. Terdapat bukti penetapan dan pengendalian klasifikasi area pengamanan sesuai
dengan hasil

www.pln.co.id
|
KONSEP UMUM PENGAMANAN

a. Penjelasan secara rinci tentang rencana desain


pengamanan berkaitan dengan tujuan yang hendak
dicapai;
b. Strategi dan langkah yang diambil;
c. Jangka waktu yang diperlukan;
d. Anggaran keamanan; dan
e. Perencanaan pengamanan situasi darurat
(kontijensi), berisi kebijakan dan kewenangan secara
tertulis tentang keadaan darurat (kontijensi) serta
perintah untuk menutup atau menghentikan kegiatan
evakuasi, baik secara keseluruhan maupun sebagian.
www.pln.co.id
|
KRITERIA KONSEP UMUM PENGAMANAN

1. Terdapat bukti terdokumentasi berupa dokumen rencana pengamanan


kontingensi dan rencana pengamanan kegiatan masing-masing
fungsi/departemen/bagian tentang penyelenggaraan manajemen
pengamanan secara ringkas dan jelas terhadap potensi ancaman,
sasaran, sumber daya dukung dan strategi pencapaiannya (konsep
pengamanan, target pengamanan, dan cara bertindak) selama periode
atau waktu tertentu.
2. Terdapat perencanaan pengamanan kontingensi, berisi kebijakan dan
kewenangan secara tertulis tentang keadaan darurat (kontingensi) serta
perintah untuk menutup atau menghentikan operasional perusahaan,
baik secara keseluruhan maupun sebagian.
3. Terdapat penyelenggaraan manajemen keamanan pada masing-masing
fungsi/departemen/bagian sesuai dengan dokumen rencana
pengamanannya.
4. Terdapat evaluasi penyelenggaraan manajemen keamanan
masing-masing fungsi/departemen/bagian secara berkala paling sedikit
2 kali dalam setahun.
www.pln.co.id
|
PERSONEL PENGAMANAN

a. Kebutuhan jumlah personel pengamanan


berdasarkan identifikasi luas dan banyaknya area
pada kawasan Obvitnas dan Objek Tertentu yang
diamankan serta tingkat ancaman dan resiko
terhadap kelangsungan Obvitnas;
b. Kekuatan personel pengamanan terdiri atas regu
dengan pelaksanaan tugas sesuai penjadwalan waktu
yang dibagi ke dalam shift; dan
c. Kekuatan/jumlah personel pengamanan oleh Polri
disesuaikan dengan Kontrak Kerja Sama.

www.pln.co.id
|
STANDAR KEMAMPUAN
PELAKSANA
PENGAMANAN
05
PENGERTIAN KEMAMPUAN

Kemampuan adalah kapasitas untuk melaksanakan


berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan
seseorang pada hakikatnya tersusun dari dua faktor yaitu
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Tujuh
dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk
kemampuan intelektual adalah kemahiran berhitung,
pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran
induktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang dan daya
ingat. Sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan
untuk menjalankan tugas yang menuntut stamina,
ketrampilan, kekuatan dan karakteristik-karakteristik
serupa (Robbins, 2006: 52-54).
www.pln.co.id
|
STANDAR KEMAMPUAN PELAKSANA
PENGAMANAN

www.pln.co.id
|
STANDAR KEMAMPUAN PELAKSANA
PENGAMANAN
Standar kemampuan pelaksana pengamanan diperoleh
melalui:
a. Pembinaan teknis dan pembinaan kemampuan
pengamanan; dan/atau
b. Pendidikan dan/atau pelatihan.

www.pln.co.id
|
STANDAR KEMAMPUAN PELAKSANA
PENGAMANAN
ANGGOTA POLRI h) Menembak paling rendah kelas 3;
1) Memiliki masa dinas paling singkat 2 (dua) i) Search and Rescue (SAR) terbatas;
tahun; dan
j) Membuat Laporan Informasi; dan
2) Memiliki kompetensi di bidang:
k) Pemahaman karakteristik
a) Pembuatan laporan polisi; Obvitnas dan Objek Tertentu.
b) Pengaturan Penjagaan Pengawalan
dan Patroli Turjawali;
c) Tindakan Pertama Tempat
Kejadian Perkara (TPTKP);
d) Penanganan tindak pidana ringan;
e) Kemampuan intel dasar;
f) Komunikasi sosial;
g) Beladiri;

www.pln.co.id
|
KEMAMPUAN PETUGAS PENGAMANAN
INTERNAL
a. Gada Pratama yaitu pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka
menghasilkan Satpam yang memiliki kepribadian, kesampataan fisik,
dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan dasar sebagai pelaksanaan
tugas Satpam;
b. Gada Madya yaitu pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka
menghasilkan Satpam yang memiliki kepribadian, kesampataan fisik,
dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan manajerial tingkat dasar
dengan kualifikasi supervisor petugas Satpam;
c. Gada Utama yaiutu pelatihan yang dilaksanakan dalam rangka
menghasilkan Satpam yang memiliki kepribadian, kesampataan fisik,
dan memiliki pengetahuan serta ketrampilan sebagai manajer / chief
security dengan kemampuan melakukan analisis tugas dan kegiatan,
kemampuan memecahkan masalah dalam lingkup tugas dan tanggung
jawabnya.

www.pln.co.id
|
MONITORING DAN
EVALUASI
06
PENGERTIAN MONITORING

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan


indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan tentang
kegiatan / program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program / kegiatan itu selanjutnya (Soekartawi : 2006).
Sedangkan menurut Muhammad & agung (2019: 364) yang dimaksud dengan
monitoring adalah kegiatan untuk mendapatkan data atau informasi dari
suatu kegiatan atau proses yang menghasilkan produk atau jasa, yang dapat
didapat secara visual atau secara tidak langsung dengan menggunakan media
tertentu.
Sedangkan monitoring Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) adalah suatu
kegiatan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait dengan penerapan
sistem manajemen pengamanan (SMP) yang dilaksanakan oleh internal
Obvitnas atau Objek Tertentu sehingga diketahui secara dini penyebab
terjadinya ketidaksesuaian dan melaksanakan kegiatan perbaikan dalam
rangka mengurangi resiko yang lebih besar.

www.pln.co.id
|
TUJUAN DARI KEGIATAN MONITORING
SMP
1. Menjaga agar kebijakan yang sedang
diimplementasikan terkait Sistem Manajemen
Pengamanan (SMP) pada Obvitnas / Objek Tertentu
sesuai dengan tujuan dan sasaran.
2. Menemukan kesalahan sedini mungkin terkait
penerapan Sistem Manajemen Pengamanan sehingga
mengurangi risiko yang lebih besar.
3. Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan
apabila hasil monitoring sistem manajemen
pengamanan (SMP) mengharuskan untuk itu.

www.pln.co.id
|
PENGERTIAN EVALUASI

evaluasi adalah proses dan mekanisme untuk


memverifikasi dan menilai data serta informasi, guna
menetapkan status data dan informasi tersebut, apakah
valid (benar, legal dan murni) sesuai dengan persyaratan
dalam Sistem Manajemen Pengamanan (SMP). Hasil
evaluasi juga menunjukan data yang tidak sesuai dengan
persyaratan dalam Sistem Manajemen Pengamanan (SMP).

www.pln.co.id
|
PENGUKURAN DAN ANALISIS

Pada dasarnya kegiatan monitoring tidak akan terlepas


dari dua kegiatan yang lain yaitu pengukuran dan analisis.
Pengukuran adalah untuk mendapatkan data atau
informasi dari suatu kegiatan atau proses pengamanan
Obvitnas dan Objek Tertentu yang didapat secara langsung
dengan menggunakan alat ukur atau dari hasil pengujian.
Kemudian analisis adalah kegiatan untuk mengkalifikasi
dan mengolah (menghitung dan memformulasi) data atau
informasi yang didapat dari hasil pemantauan dan
pengukuran, untuk dapat dilanjutkan pada evaluasi data
(Muhammad & Agung, 2019: 364-365).

www.pln.co.id
|
KRITERIA MONITORING DAN EVALUASI

www.pln.co.id
|
KRITERIA MONITORING DAN EVALUASI

1. Pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu harus mengidentifikasi


parameter kinerja dari pengamanan secara menyeluruh untuk Pengelola
Obvitnas dan Objek Tertentu terkait kebijakan dan sasaran, program
pengamanan, umpan balik dari kelemahan sistem, dan kegiatan
pelatihan atau kegiatan membangun kesadaran pengamanan.
2. Terdapat prosedur dan mekanisme pemantauan dan pengukuran yang
berkaitan dengan kinerja pengamanan, baik pengukuran secara
kualitatif maupun kuantitatif sesuai kebutuhan Pengelola Obvitnas dan
Objek Tertentu, efektivitas pengendalian pengamanan, dan evaluasi
pematuhan peraturan perundangan aspek keamanan.
3. Terdapat catatan hasil pemantauan pelaksanaan perencanaan dan
program SMP yang telah ditetapkan.
4. Terdapat prosedur pemeliharaan dan kalibrasi yang terdokumentasi
untuk peralatan yang dipersyaratkan untuk kegiatan pemantauan dan
pengukuran.

www.pln.co.id
|
KRITERIA MONITORING DAN EVALUASI

5. Terdapat catatan hasil pelaksanaan pemeliharaan dan kalibrasi


peralatan untuk kegiatan pemantauan dan pengukuran yang
dipersyaratkan
6. Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai pelaporan internal
terkait semua hasil pelaksanaan pemantauan dan pengukuran, Audit
dan tinjauan ulang SMP.
7. Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai pelaporan eksternal
yang dipersyaratkan terkait aspek keamanan
8. Terdapat catatan bukti pelaporan internal dan eksternal pelaksanaan
SMP Pengelola Obvitnas dan Objek Tertentu.

www.pln.co.id
|
AUDIT SMP
07
TUGAS AUDITOR
Tugas auditor Audit internal SMP adalah:
a. menyusun rencana Audit berdasarkan program Audit SMP melalui pemahaman terhadap
lingkup Audit antara lain:
b. melakukan kajian terhadap dokumentasi yang relevan dengan lingkup Audit antara lain:
c. menyiapkan daftar periksa berdasarkan kajian terhadap dokumentasi yang relevan dengan
lingkup Audit;
d. menyusun jadwal/agenda Audit antara lain waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan,
melaksanakan Audit sampai dengan penyusunan laporan hasil Audit;
e. memeriksa penerapan SMP dengan mengamati bukti objektif, mengumpulkan dan
merekam dokumen yang diperlukan;
f. mencatat dan melaporkan hasil pengamatan selama Audit, mendiskusikan dengan seluruh
tim Audit mengenai pendapat dan saran yang diberikan selama Audit dan menuangkan
setiap tahapan Audit dalam daftar periksa;
g. membahas temuan hasil Audit dengan Auditi, meminta klarifikasi temuan pada Auditi
melalui persetujuan temuan Audit; dan
h. memberikan rekomendasi, membuat kesimpulan hasil Audit, menyusun laporan hasil Audit
dan menindaklanjuti temuan hasil Audit.

www.pln.co.id
|
FUNGSI DAN PERAN AUDITOR
a. Konsultasi penerapan SMP;
b. Katalisator, yaitu menampung, mengolah informasi,
mendorong tercapainya tujuan SMP;
c. Atestasi, yaitu memeriksa, menguji SMP dengan cara
membandingkan kriteria yang ditentukan dan menyatakan
pendapatnya;
d. Jaminan (assurance), yaitu memberikan keyakinan atas kondisi
Audit SMP yang diaudit, didukung dengan bukti yang objektif;
e. Akselerator, yaitu mempercepat proses pencapaian tujuan
Audit SMP; dan
f. Membangun nilai tambah pada setiap tahapan Audit SMP pada
auditi.

www.pln.co.id
|
SASARAN AUDIT
1. Komitmen dan kebijakan, merupakan bentuk dukungan pimpinan puncak
dengan jajarannya untuk menerapkan seluruh elemen SMP, yang dibuktikan
dengan pernyataan kebijakan yang diikuti seluruh jajarannya mengenai strategi
implementasi penerapan SMP terkait dengan alokasi, sumber daya, mekanisme
evaluasi, dan perbaikan berkesinambungan untuk mencapai tujuan organisasi;
2. Pola Pengamanan, merupakan bentuk, sifat, sasaran dari segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan dalam rangka pencegahan, penangkalan dan
penanggulangan, serta penegakan hukum terhadap setiap ancaman dan
gangguan keamanan di kawasan Obvitnas dan Objek Tertentu;
3. Konfigurasi standar pengamanan, merupakan gambaran atau sketsa yang
menjelaskan tentang komponen standar pengamanan, penetapan dan
pembinaan area pengamanan, konsep umum pengamanan dan personel
pengamanan dalam SMP Obvitnas dan Objek Tertentu;
4. Standar kemampuan pelaksana pengamanan, merupakan ukuran
tertentu/kriteria maupun patokan yang digunakan oleh pelaksana pengamanan;
dan
5. Monitoring dan evaluasi, merupakan bentuk kegiatan untuk memantau,
mengevaluasi, memperbaiki, mengalokasikan anggaran dan sumber daya
lainnya dalam rangka pencapaian tujuan penerapan SMP.

www.pln.co.id
|
FUNGSI AUDIT

Fungsi dari audit SMP adalah untuk memastikan penerapan


standar manajemen pengamanan pada Obvitnas dan Objek
Tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan pada berbagai aspek yang meliputi:
1. Seluruh personel, pada setiap tingkatan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya;
2. Sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan SMP;
3. Prosedur telah diikuti secara rinci sesuai dengan SMP; dan
4. Tindak lanjut SMP Obvitnas dan Objek Tertentu berdasarkan
hasil temuan Audit

www.pln.co.id
|
TATA CARA AUDIT

PERENCANAAN
Tahapan perencanaan pelaksanaan audit SMP merupakan kegiatan untuk
menyusun produk perencanaan pelaksanaan audit SMP. Penyusunan produk
perencanaan dalam pelaksanaan audit SMP terdiri atas rencana kegiatan dan
rencana kebutuhan anggaran. Rencana kegiatan Audit SMP dibuat dalam
bentuk format matrik yang berisi:
a. Nomor pada kolom 1 (Satu);
b. Hari/tanggal/waktu pada kolom 2 (Dua);
c. Kegiatan/sasaran pada kolom 3 (Tiga);
d. Cara bertindak (CB) pada kolom 4 (Empat);
e. Pelibatan kekuatan personil pada kolom 5 (Lima);
f. Dukungan anggaran (Dukgar) pada kolom 6 (Enam); dan
g. Keterangan pada kolom 7 (Tujuh).

www.pln.co.id
|
TATA CARA AUDIT

PERSIAPAN
a. Tahapan persiapan dilakukan oleh Tim Audit
dengan kegiatan rapat persiapan, meliputi:
b. Tim Audit mengkoordinasikan persiapan audit
c. Tim Audit memberitahukan kepada Auditi tentang
rencana kegiatan Audit,.

www.pln.co.id
|
TATA CARA AUDIT

PELAKSANAAN
a. Acara pembukaan kegiatan Audit
b. Pendalaman terhadap materi Audit SMP dilakukan
oleh anggota Tim sesuai lingkup Audit pada HP1 dan
HP2, dengan sasaran kegiatan:
c. Kegiatan konsolidasi, tim audit melakukan
pembahasan terhadap temuan audit, berupa:
d. Acara penutupan kegiatan Audit.

www.pln.co.id
|
TATA CARA AUDIT

PENYELESAIAN
a. Menyelesaikan seluruh kegiatan yang direncanakan
dan disetujui oleh auditi;
b. Mengembalikan dan menyimpan dokumen yang
terkait dengan Audit sesuai dengan keperluan; dan
c. Membuat pernyataan penutupan

www.pln.co.id
|
TATA CARA AUDIT

PENYUSUNAN LAPORAN
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Hasil Audit
Lengkap paling lama 2 (dua) hari

www.pln.co.id
|
PARAMETER PENILAIAN
Parameter Penilaian setiap kriteria yang ada pada daftar periksa
Audit SMP ditetapkan dengan skor nilai angka 0, 1 dan 2, dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Skor nilai angka 0 diberikan apabila dalam penerapan
kriteria yang ada pada daftar periksa Audit SMP tidak
dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan;
b. Skor nilai angka 1 diberikan apabila dalam penerapan
kriteria yang ada pada daftar periksa Audit SMP tidak
sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan; dan
c. Skor nilai angka 2 diberikan apabila dalam penerapan
kriteria yang ada pada daftar periksa Audit SMP
dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

www.pln.co.id
|
DAFTAR PERIKSA
a. komitmen dan kebijakan, memuat sejumlah 18
kriteria;
b. pola pengamanan, terdiri atas bentuk pengamanan,
sifat pengamanan, sasaran pengamanan, area
pengamanan, komando dan pengendalian, memuat
sejumlah 49 kriteria;
c. konfigurasi standar pengamanan, terdiri atas
komponen standar pengamanan, penetapan dan
pembinaan area pengamanan, konsep umum
pengamanan dan personel pengamanan memuat
sejumlah 31 kriteria;
d. Standar kemampuan pelaksana pengamanan, terdiri
atas anggota Polri dan petugas pengamanan internal,
memuat sejumlah 10 kriteria ; dan
www.pln.co.id
e. Monitoring dan evaluasi, memuat sejumlah 10 kriteria.
|
BOBOT PENILAIAN

a. Komitmen dan kebijakan, dengan bobot 15 %;


b. Pola pengamanan, dengan bobot 25 %;
c. Konfigurasi pengamanan, dengan bobot 30 %;
d. Standar kemampuan pelaksana pengamanan, dengan
bobot 20%; dan
e. Monitoring dan evaluasi SMP, dengan bobot 10 %

www.pln.co.id
|
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai