SERTA INTEGRITAS
APARATUR SIPIL NEGARA
• Aparatur Sipil Negara Yang Selanjutnya Disingkat ASN Adalah Profesi Bagi Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Pemerintah Dengan
Perjanjian Kerja Yang Bekerja Pada Instansi Pemerintah.(Pasal 1 (1) UU 5/2014)
• Pegawai Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Yang Selanjutnya Disebut Pegawai Adalah Aparatur Sipil Negara Dan Tenaga
Lainnya Yang Bekerja Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.
• Kode Etik Dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Adalah Pedoman Sikap, Perilaku, Perbuatan,
Tulisan Dan Ucapan Pegawai Dalam Melaksanakan Tugas Dan Fungsi Serta Kegiatan Sehari- Hari.
• Pelanggaran Adalah Sikap, Perilaku, Perbuatan, Tulisan Dan Ucapan Pegawai Yang Bertentangan Dengan Kode Etik Dan Kode Perilaku.
• Majelis Kode Etik Dan Kode Perilaku Yang Selanjutnya Disebut Majelis Adalah Tim Yang Bersifat Ad Hoc Yang Dibentuk Di
Lingkungan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Dan Bertugas Melaksanakan Penegakan Kode Etik Dan Kode Perilaku.
• Etika Berkaitan Dengan Adat / Kebiasaan Hidup Yang Dianggap Baik Oleh Kalangan / Masyarakat Tertentu. Kebiasaan Ini Dianut
& Bahkan Diwariskan Dari Satu Generasi Ke Generasi Lain.
• Etika Lebih Merupakan Pola Perilaku / Kebiasaan Yang Baik & Dapat Diterima Oleh Lingkungan Pergulan Seseorang / Sesuatu
Organisasi Tertentu.
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
(PERMENKUMHAM NO. 20 TAHUN 2017)
KODE ETIK
APARATUR SIPIL NEGARA
1. Melaksa nak an tugasnya dengan juju r, bertanggung j aw a b dan berint eg rit as tingg i;
2. Melaksanakan tugasnya dangan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap honnat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanan tugasnya sesuai dengan ketentuan per aturan peru ndang -undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan at au pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan deng a n ketent uan per atur an perundang-undangan dan etik a
pemer intahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan inf ormasi int er n negara, t ugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya un tuk men dap at atau menc ar i keuntungan atau manf aat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas asn; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai asn.
TATA NILAI-NILAI
ORGANISASI PROFESIONAL Mampu menyelesaikan
tugas dengan terpuji, tuntas sesuai dengan
kompetensi atau keahlian dan berintegritas
untuk mencapai hasil prima melalui
kerjasama
1. Sifat ad hoc
2. Dibentuk ditiap unit es I dan Kanwil berdasarkan keputusan
Pimpinan Unit Es I/ Kepala Kantor Wilayah
3. Susunan Keanggotaan:
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Anggota
Anggota berjumlah ganjil dengan anggota paling sedikit 3 orang
Dibentuk baling lama 7 hari sejak pengaduan
ALUR PENEGAKAN KODE ETIK
• Membuat
laporan
• Mengirim Memerintahkan • Memproses
Laporan berserta • Mengirim Majelis Kode Laporan
bukti Laporan etik untuk • Menjatuhkan
Laporan harus berserta bukti menindak Putusan paling
disertai identitas lanjuti Laporan lama 14 hari kerja
pelapor dan
ditanda tangani
PELANGGARAN KODE ATIK DAN
PERILAKU
SANKSI MORAL SANKSI ADMINISTRATIF
1 Ditetapkan dengan keputusan Pejabat yang Berwenang Dalam hal pengenaan sanksi
(memuat pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang moral terhadap Pegawai yang
dilanggar oleh Pegawai ) telah melanggar Kode Etik dan
Kode Perilaku dianggap tidak
2 dapat disampaikan secara tertutup atau terbuka cukup, Pegawai dapat dikenakan
tindakan administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
1. Pelatihan dan Kesadaran: Pemerintah harus menyediakan pelatihan yang memadai kepada
ASN tentang pentingnya integritas, konsekuensi pelanggaran etika, dan tindakan yang harus
diambil untuk mempromosikan integritas dalam tugas mereka.
2. Pembentukan Kode Etik: Perlu ada kode etik yang jelas dan komprehensif yang mengatur
perilaku ASN. Kode etik ini harus memberikan panduan tentang prinsip-prinsip integritas yang
harus dipatuhi ASN.
3. Pengawasan dan Penegakan: Diperlukan sistem pengawasan yang efektif untuk memantau
kegiatan ASN dan mendeteksi pelanggaran integritas. Tindakan tegas harus diambil terhadap
ASN yang terlibat dalam pelanggaran etika.
4. Penghargaan dan Sanksi: ASN yang mempertahankan tingkat integritas yang tinggi harus
dihargai dan diberi pengakuan yang layak. Di sisi lain, pelanggaran integritas harus dikenai
sanksi yang sesuai untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan sebagai contoh bagi yang
lain.
5. Pelibatan Masyarakat: Masyarakat harus terlibat dalam pengawasan terhadap ASN. Mekanisme
harus dibuat untuk menerima pengaduan tentang pelanggaran integritas dan memberikan
perlindungan kepada pelapor.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH