Anda di halaman 1dari 48

KEBIJAKAN PENATAAN KEWENANGAN DESA BERDASARKAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN


2016 TENTANG KEWENANGAN DESA
Oleh :
Drs. H. Mahmun Syarif Nasution, M.AP
Mahmudah Lubis, M.SI

BIMTEK PERCEPATAN PENATAAN KEWENANGAN DESA


TAHUN 2019
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

UNDANG-UNDANG
TENTANG DESA

1. UNTUK MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN YANG ADA


DI DESA BAIK DIBIDANG SOSIAL- BUDAYA DAN EKONOMI
2. UNTUK MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DESA DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DESA
3. MEMPERKUAT DESA SEBAGAI ENTITAS MASYARAKAT YANG
MANDIRI
4. MENINGKATKAN PERAN APARAT PEMERINTAH DESA
SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM PEMBANGUNAN DAN
KEMASYARAKATAN
5. MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN GOTONG ROYONG
MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA.
KONSTRUKSI DESA
KE DEPAN

MAJU, MANDIRI
& SEJAHTERA
KETENTUAN UMUM

Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016
TENTANG
KEWENANGAN DESA
..
KETENTUAN UMUM lanjutan

Kewenangan Desa adalah Instrumen Kekuasaan/Hak Bagi Pemerintah Desa Utk
Melakukan Berbagai Upaya Untuk Mengatur Ketentraman dan Ketertiban Dan
mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat.

Oleh Sebab Itu Pemerintah Desa Harus Melakukan:

1. Penataan dan pengadministrasian penduduk (dgn berbagai struktur)


2. Tata guna dan peruntukan tanah
3. Penataan upaya pemberdayaan msy dan program pembangunan (sarana dan
prasarana)
4. Penataan rasa aman, tertib dan keamanan msy
5. Pengembangan ekonomi msy
6. Penataan produk hukum desa
7. Dsb-nya
UNDANG-UNDANG 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN

Pasal 294

3) Dana Desa dialokasikan oleh Pemerintah Pusat untuk


mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan, serta
pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan
kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai dengan
ketentuan undangundang mengenai Desa.
Pasal 79…..UU Nomor 6 Tahun 2014
(1) Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa
sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota.

(2) Perencanaan Pembangunan Desa disusun secara berjangka


meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka


waktu 6 (enam) tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut
Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
PENDAPATAN DESA
Pendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yg merupakan
hak desa dalam 1 TA yg tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan Desa Terdiri
dari :

1. Pendapatan 1. Hasil usaha; (hasil Bumdesa, tanah kas desa)


Asli Desa 2. Hasil aset; (tambatan perahu, pasar desa, tempat
(PADesa); pemandian umum, jaringan irigasi)
3. Swadaya, partisipasi dan Gotong royong;
(membangun dengan kekuatan sendiri yang
melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga,
barang yang dinilai dengan uang.)
4. Lain-lain pendapatan asli desa (hasil pungutan desa).
PENDAPATAN DESA
2. Transfer 1. Dana Desa;
2. Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota
dan Retribusi Daerah;
3. Alokasi Dana Desa (ADD);
4. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan
5. Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.

Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat bersifat umum
dan khusus.
Bantuan Keuangan bersifat khusus dikelola dalam APBDesa tetapi tidak
diterapkan dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% dan paling byk 30%
PENDAPATAN DESA

3. Pendapatan 1.Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yg


Lain-lain tidak mengikat; (adalah pemberian berupa
uang dari pihak ke tiga)
2.Lain-lain pendapatan Desa yang sah (antara
lain pendapatan sebagai hasil kerjasama
dengan pihak ketiga dan bantuan perusahaan
yg berlokasi di desa).
Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014

Yang dimaksud dengan “pendapatan asli


Desa” adalah pendapatan yang berasal dari
kewenangan Desa berdasarkan hak asal
usul dan kewenangan skala lokal Desa.
BELANJA DESA
Belanja desa, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yg merupakan kewajiban
desa dalam 1 TA yg tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa.
Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan
kewenangan Desa.

Klasifikasi Belanja 1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;


Desa, terdiri atas 2. Pelaksanaan Pembangunan Desa;
kelompok: 3. Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
4. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan
5. Belanja Tak Terduga.

Kelompok belanja dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan Desa yang telah
dituangkan dalam RKPDesa, terdiri atas jenis belanja : Pegawai, Barang dan Jasa, dan
Modal.
BELANJA MODAL
1 Belanja Modal, digunakan untuk pengeluaran dalam rangka
pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari
12 (dua belas) bulan
2 Pembelian /pengadaan barang atau bangunan digunakan untuk kegiatan
penyelenggaraan kewenangan desa.

OBJEK BELANJA MODAL (kegiatan penyelenggaraan kewenangan


desa) :

1. Belanja bentuk tanah;


2. Belanja peralatan dan mesin;
3. Belanja gedung dan bangunan;
4. Jalan;
5. Irigasi;
6. Jaringan dalam skala desa;
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
19 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN
DANA DESA TAHUN 2018

Dana Desa yang bersumber dari APBN digunakan Untuk


mendanai pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal
usul dan kewenangan lokal berskala Desa yang diatur dan
diurus oleh Desa
1. Hak Asal Usul Desa (merupakan warisan yg • Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan hak
masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa asal usul dan kewenangan lokal berskala desa didanai
masyarakat) sesuai dengan perkembangan dari APBDesa.
kehidupan masyarakat
• Penyelenggaraan Kewenangan lokal berskala desa
2. Lokal Berskala Desa (muncul karena
selain didanai dari APBDesa dapat didanai APBD
perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat dan APBN
Desa
• Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan
oleh pemerintah didanai dari APBN (dialokasikan
pada bagian kementerian/lembaga dan disalurkan
3. Ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah melalui SKPD Kabupaten/Kota.
Propinsi, Kabupaten/Kota: • Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan
oleh pemerintah daerah didanai dari APBD.

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh


Pemerintah, Pemerintah Daerah sesuai • Program akselerasi mempercepat pembangunan di
dengan Ketentuan Perundang- Desa, seperti BBGRM, PNPM, program Desa siaga, dll.
undangangan
JENIS KEWENANGAN DESA

JENIS KEWENANGAN DESA, meliputi:

1. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul;


2. Kewenangan Lokal Berskala Desa;
3. Kewenangan Yang Ditugaskan Oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, Atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Dan
4. Kewenangan Lain Yang Ditugaskan Oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
..
KETENTUAN UMUM lanjutan

Kewenangan berdasarkan hak asal usul


adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan
prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat
Desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat.
..
KETENTUAN UMUM lanjutan

Kewenangan lokal berskala Desa adalah


kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat Desa yang
telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif
dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat
Desa.
Rincian.....Lanjutan

B. Selain Kewenangan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


Dapat Melakukan Identifikasi Dan Inventarisasi Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul Lainnya Dengan
Mengikutsertakan Pemerintah Desa.

C. Berdasarkan Hasil Identifikasi Dan Inventarisasi


Kewenangan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Menetapkan Kewenangan Hak Asal Usul Lainnya Dengan
Memperhatikan Situasi, Kondisi, Dan Kebutuhan.

D. Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Diatur Dan


Diurus Oleh Desa.
PERINCIAN KEWENANGAN

1. Perincian kewenangan Desa berdasarkan hak asal-


usul, paling sedikit terdiri atas:

1. Sistem Organisasi Masyarakat Adat;


2. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
3. Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4. Pengelolaan Tanah Kas Desa; Dan
5. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.
PERINCIAN KEWENANGAN
2. Perincian kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul, hasil identifikasi
dan inventarisasi terdiri atas:

a. Menyelesaikan sengketa antar masyarakat diluar pemilikan hak-hak perdata


b. Pembinaan ketenteraman masyarakat.
c. Pencatatan dan inventarisasi kepemilikan hak atas tanah di desa
d. Pengamanan penetapan batas pemilikan tanah masyarakat
e. Pengelolaan hutan desa milik Negara
f. Pengembangan lembaga-lembaga keuangan desa
g. Pendayagunaan tanah-tanah desa untuk keperluan masyarakat desa
h. Peningkatan upaya gotong royong masyarakat
i. Pengamanan kekayaan dan asset desa
PERINCIAN KEWENANGAN
Perincian kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul:

1. Sistem Organisasi Masyarakat Adat;


2. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
3. Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4. Pengelolaan Tanah Kas Desa; Dan
5. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.
6. Menyelesaikan sengketa antar masyarakat diluar pemilikan hak-hak perdata
7. Pembinaan ketenteraman masyarakat.
8. Pencatatan dan inventarisasi kepemilikan hak atas tanah di desa
9. Pengamanan penetapan batas pemilikan tanah masyarakat
10. Pengelolaan hutan desa milik Negara
11. Pengembangan lembaga-lembaga keuangan desa
12. Pendayagunaan tanah-tanah desa untuk keperluan masyarakat desa
13. Peningkatan upaya gotong royong masyarakat
14. Pengamanan kekayaan dan asset desa
PERINCIAN KEWENANGAN
2. Perincian kewenangan lokal berskala Desa, paling sedikit terdiri
atas:
1. pengelolaan tambatan perahu;
2. pengelolaan pasar Desa;
3. pengelolaan tempat pemandian umum;
4. pengelolaan jaringan irigasi;
5. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
6. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
7. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
8. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
9. pengelolaan embung Desa;
10. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
11. pembuatan jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian.
Perincian .....lanjutan

B. Selain kewenangan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat


melakukan identifikasi dan inventarisasi kewenangan lokal berskala
Desa lainnya dengan mengikutsertakan Pemerintah Desa.

C. Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan lokal


berskala Desa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menetapkan
kewenangan lokal berskala Desa lainnya dengan memperhatikan
situasi, kondisi, dan kebutuhan.

D. Kewenangan Desa berskala lokal diatur dan diurus oleh Desa.


PERINCIAN KEWENANGAN
2. Perincian kewenangan lokal berskala Desa, paling sedikit terdiri
atas:
1. pengelolaan tambatan perahu;
2. pengelolaan pasar Desa;
3. pengelolaan tempat pemandian umum;
4. pengelolaan jaringan irigasi;
5. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
6. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
7. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
8. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
9. pengelolaan embung Desa;
10. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
11. pembuatan jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian.
PERINCIAN KEWENANGAN
2. Perincian kewenangan lokal berskala Desa, setelah dilakukan
identifikasi dan inventarisasi, terdiri atas:
1. Pembangunan jalan-jalan desa
2. Pendayagunaan bahan galian yang tidak diperdagangkan untuk pembangunan
desa dan rumah rakyat
3. Usaha ekonomi masyarakat
4. Penegakan hukum dansystem pengamanan lingkungan
5. Pengembangan pusat perekonomian desa, seperti pasar desa, perkoperasian,
perbankan dan lembaga keuangan lainnya
6. Pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
7. Melakukan penghijauan desa
8. Mengupayakan peningkatan pendidikan nonformal
9. Pengembangan industri rumah tangga
10. Kerjasama pemasaran produksi pertanian
11. Penanganan kebakaran hutan dan lahan
12. Pelayanan kesehatan dasar
PERINCIAN KEWENANGAN

Perincian kewenangan lokal berskala Desa, terdiri atas:


1. pengelolaan tambatan perahu;
2. pengelolaan pasar Desa;
3. pengelolaan tempat pemandian umum;
4. pengelolaan jaringan irigasi;
5. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
6. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan terpadu;
7. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
8. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
9. pengelolaan embung Desa;
10. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
11. pembuatan jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian.
12. Pembangunan jalan-jalan desa
13. Pendayagunaan bahan galian yang tidak diperdagangkan untuk pembangunan desa dan rumah rakyat
14. Usaha ekonomi masyarakat
15. Penegakan hukum dansystem pengamanan lingkungan
16. Pengembangan pusat perekonomian desa, seperti pasar desa, perkoperasian, perbankan dan lembaga keuangan lainnya
17. Pemanfaatan sumber daya alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
18. Melakukan penghijauan desa
19. Mengupayakan peningkatan pendidikan nonformal
20. Pengembangan industri rumah tangga
21. Kerjasama pemasaran produksi pertanian
22 Penanganan kebakaran hutan dan lahan
23. Pelayanan kesehatan dasar
Perincian.......lanjutan

3. 4. Perincian Kewenangan yang ditugaskan dan Kewenangan


lainnya dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa, meliputi:

1. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;


2. pelaksanaan Pembangunan Desa;
3. pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
4. pemberdayaan masyarakat Desa.

B. Kewenangan penugasan diurus oleh Desa sesuai ketentuan


peraturan perundang-undangan.
TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT

Hasil Identifikasi Dan Inventarisasi Kewenangan


Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa Dijadikan Bahan Bagi Bupati/Walikota
Untuk Menyusun Rancangan Peraturan
Bupati/Walikota Tentang Daftar Kewenangan Desa Dan
Desa Adat Berdasarkan Hak Asal-usul Dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa Sesuai Dengan Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
TATA CARA PELAKSANAAN .....Lanjutan

1. Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan


Desa Adat sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota dikonsultasikan kepada
Gubernur.

2. Gubernur dalam melakukan konsultasi atas Rancangan Peraturan


Bupati/Walikota tentang rincian daftar kewenangan Desa berkoordinasi dengan
Menteri.

3. Hasil koordinasi Gubernur MENJADI DASAR diterbitkannya rekomendasi


Gubernur kepada Bupati/Walikota.

4. Bupati/Walikota menetapkan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar


kewenangan Desa dan Desa Adat paling lama tujuh hari setelah mendapatkan
rekomendasi.
TATA CARA PELAKSANAAN .....Lanjutan

Berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar


Kewenangan Desa dan Desa Adat, Pemerintah Desa
menetapkan Peraturan Desa tentang kewenangan
berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa dan Desa Adat.

Peraturan Desa sesuai dengan situasi, kondisi, dan


kebutuhan lokal Desa yang bersangkutan.
lanjutan

1. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi


kewenangan pemerintah daerah provinsi dapat ditugaskan
sebagian pelaksanaan urusannya kepada Desa dan Desa
Adat.

2. Penugasan oleh Pemerintah Daerah Provinsi kepada


Desa) ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.
lanjutan

1. Untuk melaksanakan identifikasi dan inventarisasi


kewenangan pemerintah daerah provinsi yang
sebagian pelaksanaan urusannya akan ditugaskan
kepada Desa dan Desa Adat, Gubernur membentuk
kelompok kerja.

2. Kelompok kerja ditetapkan dengan Keputusan


Gubernur.
lanjutan

1. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi


kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota
dapat ditugaskan sebagian pelaksanaan urusannya
kepada Desa dan Desa Adat.

2. Penugasan oleh pemerintah daerah


kabupaten/kota kepada Desa ditetapkan dengan
Peraturan Bupati/Walikota.
lanjutan

1. Untuk melaksanakan identifikasi dan inventarisasi


kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang
sebagian pelaksanaan urusannya akan ditugaskan
kepada Desa dan Desa Adat, Bupati/Walikota
membentuk kelompok kerja.

2. Kelompok kerja ditetapkan dengan Keputusan


Bupati/Walikota.
PELAPORAN
1. Bupati/Walikota melaporkan kepada Gubernur pelaksanaan
penataan kewenangan Desa dan Desa Adat di wilayahnya.

2. Gubernur melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal


Bina Pemerintahan Desa terhadap pelaksanaan penataan
kewenangan Desa dan Desa Adat di Kabupaten/Kota.

2. Pelaporan dilakukan secara tertulis dan disampaikan paling sedikit


satu kali dalam satu tahun atau sesuai kebutuhan.

3.Hasil pelaporan dijadikan bahan Menteri untuk menyusun kebijakan


terkait pelaksanaan penataan kewenangan Desa.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
penataan kewenangan Desa dan Desa Adat secara nasional.
2. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penataan kewenangan Desa dan Desa Adat di
Kabupaten/Kota.
3. Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasaan terhadap
pelaksanaan penataan kewenangan Desa dan Desa Adat.
4. Pembinaan, melalui:
a. fasilitasi dan koordinasi;
b. peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa;
c. monitoring dan evaluasi; dan
d. dukungan teknis administrasi.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Dalam pembinaan dan pengawasan


terhadap penataan dan pelaksanaan
kewenangan Desa dan Desa Adat),
Bupati/Walikota dapat melimpahkan
sebagian tugas kepada Camat.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DESA OLEH CAMAT ATAU SEBUTAN
LAIN

Pasal 154 , PP 43 Tahun 2014

(1) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan dan


pengawasan Desa.
(2) Pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui:
a. fasilitasi penyusunan peraturan Desa dan peraturan kepala Desa;
b. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa;
c. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan pendayagunaan aset Desa;
d. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;
e. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan perangkat Desa;
g. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa;
h. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat Desa;
i. fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah dengan
pembangunan Desa;
j. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan;
k. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
l. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga
kemasyarakatan;
m. fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
n. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama Desa dengan pihak
ketiga;
o. fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan
pendayagunaan ruang Desa serta penetapan dan
penegasan batas Desa;
p. fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat Desa;
q. koordinasi pendampingan Desa di wilayahnya; dan
r. koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan
perdesaan di wilayahnya.
PEMBIAYAAN

Pembiayaan untuk pelaksanaan penataan kewenangan Desa


dan Desa Adat dibebankan pada:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;


2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; dan
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan
5. Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lain-lain

Desa dapat melaksanakan pungutan dalam


rangka peningkatan pendapatan asli Desa sesuai
dengan kewenangan Desa dan Desa Adat
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
PEMBELANJAAN DANA DESA

PEMBANGUNAN SARANA DAN 59 %


PRASARANA
PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI 3%

PEMANFAATAN SDA BERKELANJUTAN 4 %I

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 7%

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 11 %

PEMBINAAN KEMASYARAKATAN 1%
KEWENANGAN DESA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH VISI, MISI,


DESA (RPJMDesa) PROGRAM

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA


(RKPDesa) KEGIATAN

KEGIATAN DAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
ANGGARAN
KEWENANGAN DESA

KEWENANGAN KEPALA DESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Anda mungkin juga menyukai