0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan19 halaman
Ekonomi (mengusahakan dan mencari rizki yang halal) adalah bagian penting dari kehidupan;
Penghasilan yang mencukupi kebutuhan (sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan) akan melahirkan ketenangan hidup;
Mempertahankan hidup termasuk menjalankan perintah agama.
Kegiatan ekonomi harus berlandaskan nilai agama.
Ekonomi (mengusahakan dan mencari rizki yang halal) adalah bagian penting dari kehidupan;
Penghasilan yang mencukupi kebutuhan (sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan) akan melahirkan ketenangan hidup;
Mempertahankan hidup termasuk menjalankan perintah agama.
Kegiatan ekonomi harus berlandaskan nilai agama.
Ekonomi (mengusahakan dan mencari rizki yang halal) adalah bagian penting dari kehidupan;
Penghasilan yang mencukupi kebutuhan (sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan) akan melahirkan ketenangan hidup;
Mempertahankan hidup termasuk menjalankan perintah agama.
Kegiatan ekonomi harus berlandaskan nilai agama.
DAN BP-4 OLEH; DRS, MAHMUN SYARIF NASUTION, M.AP Widyaiswara Madya
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN MEDAN
2012 ARTI PERKAWINAN Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan menurut KHI perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalididzan, untuk menaati perintah Allh dan melaksanakannya merupakan ibadah. tujuan Tujuan perkawinan berdasarkan penjelasan Undang-undang No.1 Tahun 1974 adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal (mendapatkan keturunan) bedasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Ar-Rum: 21 (Menjadi Keluarga Sakinah) Na 2 Gabe 1 PENGERTIAN KELUARGA SAKINAH
Keluarga sakinah adalah Keluarga yang dibina atas
perkawinan yang sah mampu memenuhi hajat spiritual dan meterial secara layak dan seimbang diliputi suasana kasih sayang antara anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras serta mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai- nilai keimanan ,ketaqwaan dan akhlak mulia (Keputusan Direktur jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor : D/71/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Gerakan Keluarga Sakinah Bab III Pasal 3) 4 Hikmah Supaya umat manusia itu hidup dalam masyarakat yang teratur dan tentram, baik lahir maupun batin. Supaya kehidupan dalam suatu rumah tangga teratur dan tertib menuju kerukunan anak-anak yang shaleh, yang berjasa dan berguna kepada kedua orang tua, agama, masyarakat, bangsa dan negara. Supaya terjalin hubungan yang harmonis antara suami istri, seterusnya hubungan famili, sehingga akan terbentuk ukhuwah yang mendalam yang diridhoi Allah swt. Model Pembinaan Nikah Pembinaan Usia Nikah Bimbingan Konseling di Sekolah. Kursus Calon Pengantin Seminar dan Lokakarya Konsultasi Layanan Contac Person Layanan Jejaring Sosial Biro Jodoh Dll. Materi Pembinaan N Pembinaan Agama dalam Keluarga Gerakan Keluarga Sakinah Pembinaan Gizi Keluarga Kesehatan Reproduksi Psikologi Keluarga/ Perkawinan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Hukum Munakahat dan Etika Perkawinan UU No. 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan Pembinaan BP4 Pertama, pada 1960, BP4 merupakan akronim dari Badan Penasihatan Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian. Pada 1977 berubah menjadi Badan Pembinaan, Penasehatan Perkawinan dan Perselisihan Rumah tangga. Terakhir pada Musyawarah Nasional ke XIV yang berlangsung pada 1-3 Juni 2009, berubah menjadi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Peranan BP-4 Di Munas ke XIV (1-3- Juni 2009) ditegaskan kembali mengenai posisi BP4 yang merupakan lembaga otonom (profesional yang bersifat sosial keagamaan) dan merupakan mitra dari Kementerian Agama RI dengan tugas membantu dan meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangkan gerakan keluarga sakinah Peraturan Mentri Agama No. 3 Tahun 1975 Pasal 28 ayat (3) menyebutkan bahwa “Pengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasehat Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga”. (BP-4 Sebagai Mediator dan Advokasi) Tingginya Angka Perceraian Badan Peradilan Agama, bahwa pada 2009 lalu perkara yang diputuskan Pengadilan Agama/Mahkamah Syari’yah mencapai angka 223.371 perkara. Selama 9 tahun terakhir ini tiap tahun rata-rata terdapat 161.656 perceraian. Demikian kalau kita asumsikan 1 tahun terjadi 2 juta peristiwa pernikahan maka, 8% di antaranya berakhir dengan perceraian. Sungguh data-data ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran terhadap keberlangsungan lembaga keluarga di Indonesia. Isu Aktual Perkawinan Masalah-masalah yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan perkawinan dan keluarga berkembang pesat antara lain; tingginya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, kasus perkawinan sirri, perkawinan mut’ah, poligami, dan perkawinan di bawah umur meningkat tajam yang sangat berpengaruh terhadap eksistensi kehidupan sebuah keluarga. Oleh sebab itu, dan seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dan keluarga, maka BP4 perlu menata kembali peran dan fungsinya agar lebih sesuai dengan kondisi dan perkembangan terkini Penataan Kelembagaan BP-4 Untuk menjawab persoalan tersebut, BP4 harus menyiapkan seluruh perangkat pelayanan termasuk SDM, sarana dan prasarana yang memadai. Tuntutan BP4 ke depan peran dan fungsinya tidak sekadar menjadi lembaga penasihatan tetapi juga berfungsi sebagai lembaga mediator dan advokasi. Selain itu BP4 perlu mereposisi organisasi demi kemandirian organisasi secara profesional, independent, dan bersifat profesi sebagai pengemban tugas dan mitra kerja Kementarian Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah Pemberdayaan Organisasi Peraturan Direktur Jenderal Bimas Islam Nomor Dj.II/491 Tahun 2009 Kursus Calon Pengantin sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran meliputi materi: tatacara dan prosedur perkawinan, pengetahuan agama, peraturan perundangan di bidang perkawinan dan keluarga, hak dan kewajiban suami isteri, kesehatan reproduksi, manajemen keluarga, dan psikologi perkawinan dan keluarga ? Bisakah BP-4 menjadi lembaga profesional….? Setiap tahun ada dua juta perkawinan, tetapi yang memilukan perceraian bertambah menjadi dua kali lipat, setiap 100 orang yang menikah, 10 pasangannya bercerai, dan umumnya mereka yang baru berumah tangga Berdasarkan data, di Jakarta dari 5.193 kasus, sebanyak 3.105 (60 persen) adalah kasus isteri gugat cerai suami dan sebaliknya suami gugat cerai isteri 1.462 kasus. Di Surabaya dari 48.374 kasus sebanyak 27.805 (80 persen) adalah kasus isteri gugat cerai suami, sedangkan suami gugat cerai isteri mencapai 17. 728 kasus. Di Bandung dari 30.900 kasus perceraian, sebanyak 15.139 (60 persen) adalah kasus isteri gugat cerai suami dan suami gugat cerai isteri sebanyak 13.415 kasus. Selanjutnya, di Medan dari 3.244 kasus sebanyak 1.967 (70 persen) adalah isteri gugat cerai suami dan suami gugat cerai isteri hanya 811 kasus. Di Makassar dari 4.723 kasus sebanyak 3.081 (75 persen) adalah isteri gugat cerai suami, dan suami gugat cerai isteri hanya 1.093 kasus. Sedangkan di Semarang dari 39.082 kasus sebanyak 23.653 (70 persen) adalah isteri gugat cerai suami dan suami gugat cerai isteri hanya 12.694 kasus. Penyebab perceraian tersebut antara lain karena ketidakharmonisan rumah tangga mencapai 46.723 kasus, faktor ekonomi 24.252 kasus, krisis keluarga 4. 916 kasus, cemburu 4.708 kasus, poligami 879 kasus, kawin paksa 1.692 kasus, kawin bawah umur 284 kasus, penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 916 kasus. Suami atau isteri dihukum lalu kawin lagi 153 kasus, cacat biologis (tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis) 581 kasus, perbedaan politik 157 kasus, gangguan pihak keluarga 9. 071 kasus, dan tidak ada lagi kecocokan (selingkuh) sebanyak 54. 138 kasus. Diskusi Susunan Pengurus BP-4 Kecamatan Program Kerja BP-4 (Sesuai Bidang) Konseling Keluarga Sakinah Pemberdayaan ekonomi keluarga. THANKS