Anggota :
TUGAS KELOMPOK I
Pertanyaan:
1. Diskusikan apakah UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP
No. 17 Tahun 2020 sudah menjamin birokrasi akan lebih efisien dan efektif bila
dikelola oleh ASN yang rekruitmennya dengan Sistem Merit!
Pembahasan:
Menurut pasal 1 ayat (22) UU No. 5 Tahun 2014, Sistem Merit adalah kebijakan dan
Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna
kulit,agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan.
Menurut PP No. 11 Tahun 2017 pasal 1 ayat (24) juga menyebutkan hal yang sama
tentang Sistem Merit. Menurut pasal 134 ayat 2 Sistem Merit sebagaimana
dimaksud pada ayat (l) meliputi kriteria:
a. seluruh Jabatan sudah memiliki kompetensi Jabatan
b. perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan beban kerja;
c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
d. memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola
karir, dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta;
e. memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada penilaian
kinerja yang objektif dan transparan;
f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
g. merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan kompetensi
sesuai hasil penilaian kinerja;
h. memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan penyalahgunaan
wewenang; dan
i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan dapat
diakses oleh seluruh Pegawai ASN.
Jadi berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 dan PP No. 11 Tahun 2017 juncto PP No.
17 Tahun 2020 tentang Aparatur Sipil Negara dan manajemen Aparatur Sipil Negara
Sistem Merit ini menjamin birokrasi yang efektif dan efisien karena dimulai dari
perencanaan kebutuhan, pelaksanaan rekruitmen berdasarkan pada kompetensi
ASN yaitu kompetensi teknis, manajerial, dan sosiokultural. Dan dalam pelaksanaan
kerja ASN didasarkan pada Sasaran Kinerja Pegawai, kemudian hasilnya dijadikan
sebagai dasar pertimbangan karir ASN sehingga terbuka peluang bagi ASN untuk
mengembangkan kompetensi dan karirnya.
Pertanyaan:
2. Di dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dinyatakan
bahwa ASN (PNS) memiliki hak dalam pengembangan kompetensinya
(mengikuti pelatihan) sedikitnya 20 JP/tahun. Diskusikan bentuk-bentuk
pengembangan kompetensi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah!
Pembahasan:
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 pasal 70 ayat (2) Pengembangan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran.
Selanjutnya menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pengembangan kompetensi dapat
dilakukan dari tingkat instansi hingga tingkat nasional.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 pasal 211
1. Pengembangan kompetensi dalam bentuk Pendidikan dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keahlian PNS melalui pendidikan formal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pengembangan kompetensi dalam bentuk Pendidikan formal dilaksanakan
dengan pemberian tugas belajar.
3. Pemberian tugas belajar diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan standar
kompetensi Jabatan dan pengembangan karier.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pasal 212
Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan dilakukan melalui jalur pelatihan
klasikal dan nonklasikal. Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan
klasikal dilakukan melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas, paling
kurang melalui pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.
Pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal dilakukan paling
kurang melalui e-leaming, bimbingan di tempat kerja, pelatihan jarak jauh, magang,
dan pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta.
Pengembangan kompetensi melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta
dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pasal 213
Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan secara:
a. mandiri oleh internal Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
b. bersama dengan Instansi Pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk
melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu; atau
c. bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pasal 214
Pelaksanaan pengembangan kompetensi teknis dilakukan melalui jalur pelatihan.
Pelatihan teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan standar kompetensi
Jabatan dan pengembangan karier.Pelaksanaan pengembangan kompetensi teknis
dapat dilakukan secara berjenjang. Jenis dan jenjang pengembangan kompetensi
teknis ditetapkan oleh instansi teknis yang bersangkutan. Pelatihan teknis
diselenggarakan oleh Lembaga pelatihan terakreditasi. Akreditasi pelatihan teknis
dilaksanakan oleh masing-masing instansi teknis dengan mengacu pada pedoman
akreditasi yang ditetapkan oleh LAN.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pasal 215
Pelaksanaan pengembangan kompetensi fungsional dilakukan melalui jalur
pelatihan. Pelatihan fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan standar
kompetensi Jabatan dan pengembangan karier. Pengembangan kompetensi
fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai
dengan jenis dan jenjang JF masing-masing. Jenis dan jenjang pengembangan
kompetensi fungsional ditetapkan oleh instansi pembina JF. Pelatihan fungsional
diselenggarakan oleh lembaga
pelatihan terakreditasi. Akreditasi pelatihan fungsional dilaksanakan oleh masing-
masing instansi pembina JF dengan mengacu pada pedoman akreditasi yang
ditetapkan oleh LAN.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pasal 216
Pelaksanaan pengembangan Kompetensi Sosial Kultural dilakukan melalui jalur
pelatihan. Pelatihan sosial kultural dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
standar kompetensi Jabatan dan pengembangan karier. Pengembangan
Kompetensi Sosial Kultural dilaksanakan untuk memenuhi Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan. Pengembangan Kompetensi Sosial
Kultural ditetapkan oleh LAN.
Menurut UU N0. 11 Tahun 2017 Pasal 217
Pelaksanaan pengembangan Kompetensi Manajerial dilakukan melalui jalur
pelatihan. Pelaksanaan pengembangan Kompetensi Manajerial melalui jalur
pelatihan dilakukan melalui pelatihan struktural. Pelatihan struktural terdiri atas:
a. kepemimpinan madya;
b. kepemimpinan pratama;
c. kepemimpinan administrator; dan
d. kepemimpinan pengawas.
Pelatihan struktural kepemimpinan madya diselenggarakan oleh LAN. Pelatihan
struktural kepemimpinan pratama, kepemimpinan administrator, dan kepemimpinan
pengawas diselenggarakan oleh lembaga pelatihan pemerintah terakreditasi.
Akreditasi pelatihan structural dilaksanakan oleh LAN. Pengembangan kompetensi
melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.
Pertanyaan:
3. Pengembangan kompetensi ASN dihadapkan dengan perubahan global dan
pandemi Covid-19 yang mendunia, diskusikan tambahan kompetensi apa yang
dibutuhkan ASN dengan menggunakan Pelayanan Publik Digital dalam
perubahan global dan pandemic Covid-19!
Pembahasan:
Kompetensi yang dibutuhkan ASN adalah critical thinking and problem solving, yaitu
suatu kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang kompleks, yang
memunculkan perspektif karena mampu mengoneksikan satu informasi dengan
informasi lainnya, dan menemukan solusi yang tepat untuk suatu permasalahan.
Kompetensi tersebut harus dimiliki karena dengan kompleksivitas permasalahan
yang akan muncul seiring perubahan global yang mengarah ke digitalisasi dan
kecerdasan buatan, dibutuhkan kompetensi yang tidak dapat tergantikan oleh media
digital agar ASN tidak kehilangan sisi humanismenya.
TUGAS KELOMPOK II
Jawaban :
Corporate University adalah Entitas pengembangan kompetensi yang
berperan sebagai saran strategis untuk mendukung organisasi induknya dalam
mencapai misi dengan menyelenggarakan kegiatan yang mendorong
pengembangan pengetahuan, kearifan serta pembelajaran individu dan
organisasi (Allen, 2002). Corporate University merupakan strategi
pengembangan SDM yang mengedepankan program terarah dan sistematis
dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Serta merupakan strategi
pembelajaran untuk melatih pegawai di instansi/perusahan guna meningkatkan
kinerja sesuai dengan visi misi dan strategi institusi. Corporate University
memiliki produk pembelajaran yang lebih bervariasi yang diarahkan untuk
memberikan dampak bagi visi, misi dan sasaran kinerja organisasi. Beberapa
produk yang bisa dikembangkan oleh Corporate University di antaranya adalah
class learning, e-learning, blended learning, coaching/mentoring, culture change,
Knowledge Management System (KMS), on the job training, knowledge sharing,
knowledge management working group, community of practice. Model
pengembangan kompetensi ASN yang bisa dilakukan dalam Corporate
University sebagai sarana strategis untuk mendukung organisasi induknya
dalam mengapai misinya dengan menyelenggarakan kegiatan yang mendorong
pengembangan pengetahuan, kearifan serta pembelajaran individu dan
organisasi. Corporate University yang baik dilakukan sesuai dengan sifat
tuntutan organisasi. Bertujuan untuk mengembangakan kompetensi dan
pelayanan organisasi kepada masyarakat. Bentuknya dapat berupa pelatihan
klasikal, coaching dan mentoring dan diskusi informal. Dalam era teknologi dan
informasi seperti sekarang ini Corporate University juga dapat integrasikan
dengan model pembelajaran blended learning yang melibatkan banyak pihak
seperti prinsip Whole Of Government. Pelatih atau fasilitator dari Corporate
University dapat memanfaatkan dari manajemen yang ada seperti pimpinan unit
di organisasi atau profesional yang sudah expert di bidangnya.
Tahapan model pengembangan kompetensi ASN dengan Corporate
University, yaitu :
1) Tahap 1 (Perencanaan)
Tahap perencanaan ini dilakukan dengan cara :
a. Usulan kebutuhan kompetensi untuk ASN
b. Validasi kebutuhan
c. Penyusunan dokumen rencana kebutuhan.
2) Tahap 2 (Pelaksanakan)
Pada tahap ini pengembangan kompetensi untuk ASN dapat menggunakan
Corporate University. Pelaksanakan pengembangan kompetensi ini
dilakukan melalui:
a. Pendidikan : Pelaksanakan pengembangan kompetensi untuk ASN
dengan pendidikan dapat menggunakan peraturan yang berlaku, sebagai
contoh Surat edaran Menteri PAN dan RB nomor 4 tahun 2013 tentang
Pemberian tugas belajar dan izin Belajar.
b. Pelatihan : Pada proses pelatihan ini Corporate University digunakan
untuk pengembangan kompetensi ASN. Bisa dilakukan secara mandiri
oleh instansi pemerintah maupun berkolaborasi dengan lembaga
pembelajaran, sebagai contoh Pemerintah Kabupaten Kendal
melaksanakan Latihan Dasar untuk CPNS bekerjasama dengan
BPSDMD Provinsi Jawa Tengah dan juga Lembaga Adminstrasi Negara
(LAN). Pelatihan dapat dilaksanakan di tempat kerja, dengan
memanfaatkan e-learning maupun mentoring di luar tempat kerja. Bisa
diterapkan metode pembelajaran bagi ASN yang memadukan pendekatan
klasikal dan non klasikal di tempat kerja (blended learning) dengan sistem
coaching dan mentoring untuk mendukung pencapaian strategi organisasi
dan kebijakan nasional. Pendekatan non klasikal sendiri bisa dilakukan
melalui metode e-learning. Dengan adanya Corporate University yang
berbasis digital ini tentu mampu mewujudkan pembelajaran yang
terintegrasi, responsif terhadap perubahan serta mewujudkan efisiensi
terkait keterbatasan waktu pegawai dan biaya penyelenggaraannya.
Corporate University berfungsi untuk menciptakan ASN yang semakin
profesional, serta memiliki pola pikir dan budaya yang mencerminkan
integritas dan kinerja yang semakin tinggi dalam rangka pelayanan prima
kepada masyarakat.
3) Tahap 3 (Evaluasi)
Evaluasi terhadap pengembangan kompetensi ASN ini dapat dilihat dari :
a. Evaluasi administratif : Sesuai atau tidaknya rencana dengan
pelaksanakan pengembangan kompetensi ASN
b. Evaluasi Substantif : Sesuai atau tidaknya kebutuhan kompetensi ASN
dalam organisasi dengan standar kompetensi jabatan dan
pengembangan karir.
Model pengembangan kompetensi ASN yang dilakukan dalam Corporate
University merupakan cara strategis untuk meningkatkan kualitas ASN dalam
menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisian. Pendekatan Corporate
University bisa diterapkan kepada ASN dengan orientasi kepuasan serta
kepercayaan publik terhadap pelayanan yang diberikan.
2. Sebutkan instansi yang sudah menerapkan Corporate University dalam
pengembangan kompetansi pegawainya, boleh instansi swasta, BUMN atau
instansi pemerintah!
Jawaban
Corporate University di Indonesia
Tren Corporate University di Indonesia bergerak lebih lambat daripada di
Barat. Di Indonesia, Corporate University pertama bahkan baru berdiri pada
pertengahan 2000-an. Beberapa Corporate University pertama di Indonesia
didirikan oleh perusahaan seperti Danamon, Pertamina, dan Telkom. Namun
keterlambatan tersebut tidak menghentikan perusahaan Indonesia lainnya untuk
mengikutinya. Tren Corporate University berkembang sejak perusahaan-
perusahaan besar seperti Garuda Indonesia dan BUMN berinvestasi dalam
inisiatif yang sama. Berikut ini beberapa Corporate University yang ada di
Indonesia:
1) Garuda Corporate University
Ketika mendirikan Garuda Corporate University, Garuda Indonesia ingin
meningkatkan kualitas SDM dengan membudayakan pembelajaran (learning).
Dengan adanya corporate university, learning akan menjadi bagian program
perusahaan dalam upaya untuk selalu menjadi perusahaan berkinerja
maksimal. Garuda menetapkan syarat dalam membangun standar sistem
corporate university, yakni setiap departemen harus sejalan dengan direktorat
agar mendapatkan persetujuan untuk apa yang dilakukan. Dengan demikian,
para direktur pun ikut bertanggung jawab pada setiap program pembelajaran
karyawan. Untuk tetap menjaga produktivitas karyawan ketika dalam proses
pembelajaran, Garuda Corporate University salah satinya juga menggunakan
metode e-learning. Sistem ini memungkinkan karyawan untuk mengikuti
pelatihan tanpa absen dari pekerjaan.
2) BNI Corporate University
BNI Corporate University dikembangkan sebagai lembaga pengembangan
kompetensi SDM dengan standar kelas dunia. Lembaga pendidikan BNI
tersebut telah memperoleh akreditasi Corporate Learning Improvement
Process (CLIP) dari European Foundation for Management Development
(EFMD). Akreditasi tersebut membuktikan bahwa BNI Corporate University
telah berhasil mewujudkan visi dan misinya dalam dalam upaya peningkatan
kompetensi karyawan BNI dengan konsisten. Tak hanya itu, BNI Corporate
University telah mengembangkan platform BNI Smarter (Sistem
Pembelajaran Terintegrasi). Ini adalah sebuah platform pelatihan serbaguna,
yang dengannya setiap pegawai dapat mengakses materi pembelajaran,
menghubungi pakar, mencari pelatihan publik, menjalani mentoring dan
pengembangan lainnya sesuai dengan bidang pekerjaan mereka.
3) PLN Corporate University
PLN Corporate University merupakan satu alat strategis PLN untuk
mengintegrasikan semua sumber daya learning, process dan people di
perusahaan, sehingga memungkinkan terwujudnya kinerja terbaik. Lembaga
pendidikan ini akan terus menerus meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan perilaku karyawan PLN dalam lingkungan ekosistem bisnis.
Salah satu peran PLN Corporate University adalah menyesuaikan kebutuhan
korporat dengan kebutuhan pembelajaran melalui sistem informasi yang
terintegrasi. Dengan adanya lembaga pendidikan korporat ini, PLN berupaya
terus mencetak pemimpin-pemimpin berkualitas bagi perusahaan di masa
depan.
4) United Tractors Corporate University
United Tractors Corporate University berperan sebagai center of
excellence bagi seluruh karyawan di United Tractors (UT). Selain sebagai
penggerak utama untuk membentuk budaya belajar, lembaga pendidikan
korporat ini juga menjadi barometer kompetensi dan sertifikasi, juga
menjadi resource utama bagi karyawan untuk mengembangkan diri.
5) Centre of Dynamic Learning Semen Indonesia
Centre of Dynamic Learning Semen Indonesia (CDL SI) adalah Corporate
University yang didirikan Semen Indonesia untuk memfasilitasi pembelajaran
karyawan. Lembaga pembelajaran korporat ini adalah wujud komitmen
Semen Indonesia untuk selalu berupaya meningkatkan kompetensi karyawan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prinsip adalah asas atau
kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak, dan sebagainya.
Atribut Kewargaan Digital dalam Literasi Digital menurut Yudha Pradana (2018), dalam
bukunya menyebutkan literasi digital memiliki 4 prinsip :
b. Menghemat waktu
Seseorang ASN dapat menghemat waktu dalam mengerjakan tugasnya,
pasalnya pekerjaan yang dilakukan dengan bantuan teknologi jauh lebih
cepatselesai ketimbang dilakukan tanpa bantuan teknologi.
f. Selalu terhubung
Kemudahan akses teknologi dapat membuat seorang ASN terhubung satu
sama lain, baik dalam telepon, pesan, dan cara lainnya. Sebagai contoh mengikuti
dilkat atau workshop melalui Zoom atau Googlemeet.
h. Terbukanya kesempatan
Terbuka lebarnya kesempatan bagi guru untuk mengembangkan
kapasitas diri,mengakses sumber belajar, dan lebih produktif dalam menciptakan
media ajardigital.
Kompetensi mengenai Literasi Digital yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika
digital dan keamanan digital!
a. Kecakapan digital
Kecakapan digital merupakan kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digitaldalam kehidupan sehari-
hari. Dasar yang digunakan adalah :
2) Dasar 2 : Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
3) Dasar 3 : Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduhdan mengganti Setting.
Masing-masing sub indikator yang membentuk pilar kecakapan bermedia digital yaitu
kecakapan terkait penggunaan perangkat keras dan lunak, mesin pencarian informasi,
aplikasi percakapan dan media sosial, serta dompet digital, loka pasar,dan transaksi digital.
b. Budaya digital
1. Dasar 1 : Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinek Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
2. Dasar 2 : Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, sepertiperpecahan, radikalisme, dll.
3. Dasar 3 : Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baikdan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana
setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah
menjadi warga negara digital. Dalam konteks ke-Indonesiaan, sebagai warga negara digital,
tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh
aktivitasbermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-
nilai kebangsaan, yakni Pancasiladan Bhinneka Tunggal Ika. Hal inikarena Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan
berbudaya di Indonesia. Pertama, konsep dasar nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan
bernegara. Kedua, Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
c. Etika Digital
1. Dasar 1 : Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama,dan
etika berinternet (netiquette)
Etika tradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut
tata cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap
kelompok masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai
pedoman sikap dan perilaku anggota masyarakat. Etika kontemporer adalah etika elektronik
dan digital yang menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena
teknologi yang memungkinkan pertemuan sosial budaya secara lebih luas dan global. Maka,
ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi
kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal
tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik. Ruang
lingkup Etika Digital diantaranya yaitu:
1) Kesadaran
Kesadaran adalah kondisi individu yang menyediakan sumber daya secara penuh ketika
menggunakan media digital, sehingga individu tersebut memahami apa saja yang sedang
dilakukannya denganperangkat digital.
2) Kebajikan
Kebajikan menyangkut hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan serta
prinsip penggunaan media digital untuk meningkatkan derajat sesama manusia atau kualitas
kehidupan bersama.
3) Integritas (kejujuran)
Integritas adalah prinsip kejujuran sehingga individu selalu terhindar dari keinginan dan
perbuatan untuk memanipulasi, menipu, berbohong, plagiasi, dan sebagainya, saat
bermedia digital.
4) Tanggung jawab
Tanggung jawab berkaitan dengan dampak atau akibat yang ditimbulkan dari suatu
tindakan. Maka bertanggung jawab artinya adalah kemauan menanggung konsekuensi dari
tindakan dan perilakunya dalam bermedia digital.
Sementara itu, Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self- control setiap
individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital,
sehingga media digitalbenar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif.
d. Keamanan Digital
digital yaitu:
2. Dasar 2 : Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
3. Dasar 3 :Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
4. Dasar 4 :Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan dalam transaksi digital
dan protokol keamanan seperti PIN dan kodeotentikasi Membahas tentang keamanan digital
berarti membahas berbagai aspek keamanan, mulai dari menyiapkan perangkat
yang aman hingga menyediakanpanduan untuk berperilaku di media digital yang
rendah risiko.
Jawaban :
Penerapan kehidupan sehari-hari kemudian kaitkan dengan pengamalan Lima (5)Sila
Pancasila :
1. Kecakapan Digital
Sebagai ASN dalam kecakapan digital harus selalu mencoba belajar hal baru, khususnya
dibidang IT/digital, karena seiring perkembangan zaman teknologi selalu berkembang
sehingga kita sebagai ASN harus selalu mengikuti perkembangan teknologi.
2. Budaya Digital
Sebagai ASN dalam budaya digital harus menggunakan teknologi dan informasi harus
memahami regulasi dan kebijakan tentang ranah digital, di Indonesia ditetapkan UU ITE
yang telah mengalami revisi 2016, juga UU Kebebasan memperoleh informasi
3. Etika Digital
a. Sebaai ASN harus menggunakan media sosial secara bijak dengan tidak melihat
konten-konten yang menyimpang dari norma
b. Sebagai ASN harus menghargai karya orang lain di dalam media digital dan tidak
menggunakannya untuk hal yang tidak baik.
c. Selalu menjaga sikap dan etika saat memberikan komentar pada sebuah postingan,
bahan dan video di social media.
4. Keamanan Digital
Sebagai ASN harus menjaga rahasia baik pribadi maupun kelompok dengan tidak
menyebarkan konten negatif dengan menggunakan password di dalam gadget dan tidak
menyebarkan informasi pribadi.
Saya mencari relasi saya di dunia nyata menggunakan media digital dan berteman dengan
semua teman tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, ras, agama, status sosial, kelompok
politik, disabilitas fisik dan pembedaan lainnya.
a) Tidak mengikuti grup-grup pada media digital yang berisi tentang ujaran kebencian
maupun rasis
"Saya, kata 'sembelih' itu juga tidak pada Ade Armando, pada konteks
lain yang diambil orang itu diedit dan masukkan satu frame bahwa saya
melakukan ujaran kebencian. Padahal hanya guyonan saja dan
pemilihan diksinya," kata Karna, Senin (18/4) lalu
Sumber : https://www.detik.com/jateng/jogja/d-6047575/a-z-ujaran-
kebencian-kasus-ade-armando-oleh-guru-besar-ugm-prof-karna
c. Cyber Bullying
"Ini suara apa sih? Berisik ya?" tanya Soimah kepada bayi Lesti. "Aduh
eyang... berisik ya?"
Cuplikan video Soimah sempat diunggah ulang oleh salah satu akun
gosip di media sosial. Melihat video bayi Lesti, haters langsung bereaksi.
Haters tak segan mengolok fisik bayi Lesti. Beberapa haters malah
menghina bayi Lesti mirip tuyul hingga spirit doll.
"Mirip tuyul 😢," hina pemilik akun @dave.d***d166. "Kok gak bikin
gemes ya," balas akun @chac***707. "Kirain awal2 spirit doll 😭," sahut
akun @noer***17. "Lucuan spirit doll deh kayaknya😢," timpal
akun @cacaa***ieu. "Serem bocilnya," timpal akun @mf***mlh.
Lantas, apa tanggapan Lesti dan Billar soal cibiran pedas haters?
Sayang, hingga kini masih belum ada komentar apapun dari keduanya
Sumber : https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00409565.html