A. BERORIENTASI PELAYANAN
Dalam melaksanakan nilai berorientasi pelayanan, kita harus menerapkan
prinsip bahwa ASN adalah seorang pelayan yang bekerja untuk masyarakat
dengan berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Kita harus merubah
paradigma pelayan ASN pada zaman dahulu dimana ASN meminta untuk dilayani
dengan pelayanan yang instan. Implementasi pelayanan sekarang adalah
mengacu pada ASN yang melayani masyarakat, menerapkan nilai anti korupsi dan
mampu memahami isu lebih awal. ASN harus menghindari jiwa birokrasi amternal
yang malas dan suka menerima suap untuk kepentingan pribadi, melainkan ASN
harus mengutamakan kepentingan rakyat. Hal yang wajib dilakukan dalam
memberikan pelayanan adalah dengan menerapkan 5S (senyum, salam, sapa,
sopan dan santun), cekatan dalam membantu masyarakat dengan memberikan
solusi, dapat diandalkan ketika masyarakat mengalami kesulitan dan tidak
membedakan status sosial masyarakat. Salah satu contoh adalah ketika ada
pasien yang datang untuk berobat harus dilayani dengan baik karena orang sakit
pasti akan menjadi sangat sensitif. Sebagai ASN harus bisa menerima kritik dan
saran, kemudian menjadikannya sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan. Dalam melaksanakan nilai berorientasi pelayanan, seorang ASN harus
memiliki jiwa kepemimpinan untuk menentukan prioritas dalam memberikan
pelayanan, contohnya sebagai perawat harus sigap dan cermat saat merujuk
pasien ke Unit Pelayanan yang lebih lengkap dalam keadaan gawat darurat. ASN
harus mampu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat agar tercapainya
kepuasan masyarakat. Kualitas pelayanan memberikan dampak penilaian pada
masyarakat sehingga perbaikan pelayanan harus selalu dilakukan agar pelayanan
yang diberikan ASN mampu menciptakan kesan yang baik dan kepuasan pada
masyarakat dengan adanya kemudahan birokrasi di Indonesia.
B. AKUNTABEL
C. KOMPETEN
Kompeten dalam melakukan pelayanan adalah dengan terus belajar dan
mengembangkan kapabilitas. Seperti filosofi lama yaitu kejarlah ilmu sampai ke
negeri Cina, ASN tidak boleh malas dan terjebak dalam zona nyaman tetapi harus
terus belajar dan meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan dalam
melakukan pelayanan kepada masyarakat yang tentunya selalu berubah seiring
dengan majunya teknologi digital. ASN harus selalu mengembangkan diri dengan
belajar melalui internet, diklat, seminar, dan pendidikan formal untuk jenjang yang
lebih tinggi seperti contoh kita ASN dengan lulusan D3 harus mengembangkan lagi
menjadi S1, S2 dan bahkan S3 untuk mewujudkan SMART ASN yang menguasai
IT, pandai berbahasa asing, mampu membuat jejaring serta memiliki integritas
tinggi. Pada zaman dahulu saat teknologi belum selengkap dan secanggih
sekarang, masyarakat sulit untuk mendapatkan informasi. ASN memiliki peran
penting pada zaman sekarang untuk membantu orang lain mendapatkan informasi,
contohnya adalah dengan cara membagikan informasi melalui media sosial yang
sering diakses oleh masyarakat.
D. HARMONIS
Harmonis dalam melakukan pelayanan merupakan sikap untuk saling peduli
dan menghargai perbedaan latar belakang yaitu suku, ras, agama dan golongan.
Sebagai pemberi pelayanan, ASN harus menerapkan sikap toleransi dan
menghargai perbedaan, bersikap adil dan netral, hal tersebut dapat dimulai dari hal
kecil seperti menghargai kebiasaan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
penting karena setiap individu di masyarakat pasti memiliki latar belakang dan
kebiasaan yang berbeda, sehingga dalam memberikan pelayanan kita harus
menerapkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat secara profesional dan berkualitas. Sebagai ASN kita juga
harus membangun suasana kerja yang kondusif agar pelayanan dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien contoh kecilnya adalah dengan saling berbagi makanan
dengan teman saat bekerja.
E. LOYAL
Sebagai pemberi pelayanan, ASN harus menerapkan nilai loyal dimana kita
harus memiliki komitmen untuk berdidikasi mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Hal paling utama yang harus dimiliki ASN adalah rasa nasionalisme.
Jika kita bangga dan mencintai negara, maka selanjutnya kita bisa menerapkan
nilai BERAKHLAK dengan baik. Salah satu contoh nilai loyal adalah kita sebagai
ASN harus bisa menangkap isu lebih awal sebelum menjadi lebih complicated
dalam rangka menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara.
Dari kisah tenggelamnya kapal TITANIC kita juga belajar bahwa nahkoda yang
menggerakkan kapal harus tau mana yang menjadi prioritas untuk dievakuasi.
Seabagi contoh lain yaitu kisah dari Tumenggung Endronoto yang menghianati
Kerajaan Mataram sehingga menggagalkan serangan Mataram ke Batavia adalah
salah satu wujud sikap tidak menjaga rahasia jabatan dan negara.
F. ADAPTIF
Dalam melaksanakan tugas, ASN harus selalu siap terhadap perubahan dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Hal ini menjadi motivasi untuk
menumbuhkan kreativitas dan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Antusias dan proaktif dalam menghadapi perubahan agar
mampu memuaskan kebutuhan masyarakat dalam kondisi lingkungan dan
teknologi yang selalu berubah dapat mewujudkan SMART ASN. Contohnya adalah
dengan hadirnya MPP (Mall Pelayanan Publik) di Kabupaten Banyumas sebagai
bentuk inovasi dengan mengahadirkan banyak instansi mencapai 259 layanan. Di
Puskesmas contohnya adalah dengan membuat inovasi terhadap program
puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat.
G. KOLABORATIF
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat ASN tidak dapat bekerja
sendiri sehingga harus membangun kerjasama yang sinergis dengan pihak-pihak
terkait. Degan membangun kerjasama yang bersinergi juga akan dapat
menggerakkan pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan
bersama. Sebagai contoh adalah dalam kegiatan vaksinasi COVID-19, Puskesmas
tidak dapat bekerja sendiri, namun memerlukan kerjasama dari berbagai pihak
seperti TNI/POLRI dalam menentukan sasaran vaksinasi, dan juga dinas
kesehatan dalam alokasi jumlah vaksin yang tersedia. Dengan adanya kolaborasi
diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan kesempatan untuk berbagai pihak
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Contoh lain adalah
dalam pelaksanaan latsar CPNS, kita juga menerapkan nilai kerjasama dalam
menyelesaikan tugas dan juga saling berbagi makanan saat sedang berdiskusi
mengerjakan tugas kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
TUGAS INDIVIDU-2
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya penerapan perilaku PATUH pada pasien penderita Hipertensi
di Puskesmas Kembaran I
2. Belum optimalnya pelayanan kesehatan promotif, preventif dan kuratif sesuai
dengan standar minimal puskesmas (SPM) di Puskesmas Kembaran I
3. Meningkatnya pergaulan bebas masyarakat yang mengakibatkan peningkatan
kasus HIV/AIDS di Puskesmas Kembaran I
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya penerapan perilaku PATUH pada pasien penderita Hipertensi di
Puskesmas Kembaran I
Penyebab Isu Prioritas : 1. Man Power : Kurangnya kesadaran pasien Hipertensi untuk taat dalam
pengobatan dan menjalankan pola hidup sehat
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Penerapan Perilaku PATUH pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Kembaran I
Kompeten
Dalam melakukan
konsultasi saya
menerapkan learning
agility (belajar terus
menerus) untuk
meningkatkan
kompetensi diri dalam
melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik
dan mencapai
keberhasilan
Kolaboratif
Dalam berkonsultasi
dengan pimpinan saya
memberikan
kesempatan pihak lain
untuk berkontribusi dan
kerjasama untuk
menghasilkan nilai
tambah
Kolaboratif
Dalam berkonsultasi
dengan pimpinan (mentor)
saya memberikan
kesempatan pihak lain
untuk berkontribusi dan
kerjasama untuk
menghasilkan nilai
tambah
Kompeten
Saya membuat desain
kartu perilaku PATUH
dengan kualitas terbaik
c. Mencetak kartu Tercetaknya Kolaboratif
perilaku PATUH kartu perilaku Saya bekerjasama
PATUH dengan percetakan untuk
mencetak kartu perilaku
PATUH