Anda di halaman 1dari 3

Mutasi, Antara Harapan dan Realita

Slamet Adi Priyatna


Rabu, 19 Oktober 2022 pukul 15:52:00

M utasi di lingkungan kerja Aparatur


Sipil Negara merupakan salah satu
upaya pengembangan
pegawai melalui pemindahan karyawan pada
karier

posisi yang lebih tepat dengan pekerjaan yang


Hasibuan (2002, h.102-103) menyebutkan
bahwa ada tiga dasar/landasan pelaksanaan
mutasi pegawai yang kita kenal yaitu:

a. Merit system.
sesuai (Ropi, 2017), agar produktivitas Merit system adalah mutasi pegawai yang
kerjanya menjadi meningkat (Hasibuan, 2009 didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah,
dalam Indrawan, 2015), memberikan kepuasan objektif, dan hasil prestasi kerjanya. Merit
kerja serta memberikan prestasi yang system atau career system ini merupakan dasar
sebesarbesarnya (Chrishartanto dan Said, mutasi yang baik karena output dan
2019). Berdasarkan Peraturan BKN RI Nomor produktivitas kerja meningkat, semangat kerja
5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan meningkat, jumlah kesalahan yang diperbuat
Mutasi, disebutkan bahwa mutasi dilakukan menurun, absensi dan disiplin pegawai
atas dasar kesesuaian antara kompetensi ASN semakin baik, jumlah kecelakaan akan
dengan persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan menurun.
dan pola karier, dengan memperhatikan
kebutuhan organisasi. Melalui kebijakan b. Seniority system
mutasi diharapkan kualitas SDM yang dimiliki
oleh setiap organisasi dapat terjamin serta Seniority system adalah mutasi pegawai yang
dapat dimanfaatkan secara optimal (Ulfah, didasarkan atas landasan masa kerja, dan
2013). Lebih lanjut diuraikan, secanggih pengalaman kerja dari pegawai bersangkutan.
apapun peralatan yang dimiliki oleh organisasi Sistem mutasi seperti ini tidak objektif karena
tidak akan bermanfaat jika tidak didukung oleh kecakapan orang yang dimutasikan
SDM handal, professional, terampil dan berdasarkan senioritas belum tentu mampu
mempunyai kinerja yang tinggi (Ulfa, 2013). memangku jabatan baru.

Dalam sebuah organisasi pemerintahan, mutasi c. Spoiled system


merupakan hal biasa dalam upaya memberikan
kesempatan kepada pegawai agar memperoleh Spoiled system adalah mutasi pegawai yang
pengetahuan dan pengalaman yang lebih dan didasarkan atas landasan
menyeluruh, berkaitan dengan jabatannya kekeluargaan/kepentingan kelompok/relasi.
dengan jalan berpindah dari suatu pekerjaan Sistem mutasi seperti ini kurang baik karena
atau unit kerja ke pekerjaan lain sehingga didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak
diharapkan akan meningkatkan kinerja suka (like or dislike)
pegawai tersebut. Pemindahan atau mutasi
merupakan suatu kegiatan rutin dalam suatu
organisasi untuk dapat melaksanakan prinsip
A dapun faktor pendukung pelaksanaan
mutasi pegawai yaitu antara lain adanya
komitmen dari pimpinan yang terlibat faktor
“the right man and the right place” atau “orang pendukung pelaksanaan mutasi pegawai.
yang tepat dan tempat yang tepat”. Sebenarnya Komitmen pimpinan ini merupakan unsur
penafsiran konsep tersebut bukan hanya dilihat penting didalam mengambil suatu kebijakan
bagaimana menempatkan seorang pegawai termasuk didalamnya penempatan pola mutasi
sesuai dengan tempat dan kemampuannya, dengan berbagai bahan pertimbangan dalam
namun juga harus dilihat sebaliknya pelaksanaan mutasi itu sendiri. Selain itu, yang
bagaimana seorang pemimpin menempatkan menjadi faktor pendukung adalah peraturan
kompetensi ilmu yang dimilikinya sesuai perundang-undangan yang menjadi payung
dengan kepemilikan keputusan yang hukum dari pelaksanaan mutasi. Faktor lain-
dilakukannya. lain yang bisa menjadi pendukung untuk
Pelaksanaan mutasi dilandaskan pada beberapa dilakukannya mutasi seperti
dasar atau landasan. Menurut pendapat kemanusian,keamanan, kenyamanan , konflik
kepentingan dan lain-lain.Selain itu, faktor c. Prestasi Kerja
yang menjadi penghambat pelaksanaan mutasi
pegawai adalah adanya unsur subjektif dalam Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai
menilai kinerja dan perilaku seorang pegawai. oleh seorang Aparatur Sipil Negara dalam
Faktor penghambat pelaksanaan mutasi melaksanakan tugas yang dibebankan
pegawai tersebut berpotensi mengandung padanya. Pada umumnya pretasi kerja seorang
unsur subjektif dalam penilaiannya sehingga ASN dipengaruhi oleh kecakapan,
dengan adanya unsur subjektif tersebut, dapat keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan
memunculkan spoiled system. Selain itu, pegawai yang bersangkutan.
faktor penghambat lainnya adalah seniority
system. Faktor penghambat pelaksanaan d. Jenjang Pangkat
mutasi pegawai yang masih didasarkan pada
Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan
pertimbangan pada masa kerja, pengalaman
tingkatan seorang ASN berdasarkan
kerja (seniority system) dari pegawai yang
jabatannya dalam rangkaian susunan
bersangkutan yang belum tentu mampu atau
kepegawaian dan digunakan sebagai dasar
mumpuni untuk memangku jabatan yang
penggajian. Kenaikan pangkat adalah
lowong.
penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja
Samsudin (2006) menjelaskan mutasi ASN dan pengabdian ASNl terhadap Negara, serta
harus mempertimbangkan faktor-faktor yang sebagai dorongan kepada Pegawai untuk lebih
dianggap objektif dan rasional dengan prinsip meningkatkan prestasi kerja dan
The Right Man on The Right Job, untuk pengabdiannya.
meningkatkan moral kerja sebagai media
e. Tanpa Diskriminasi
kompetisi yan rasional untuk promosi,
mengurangi laour turnover dan harus Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang
terkoordinasi. Adapun faktor-faktor tersebut tidak adil terhadap individu tertentu, di mana
yaitu layanan ini dibuat berdasarkan kumpulan yang
diwakili oleh individu berkenaan. Diskriminasi
a. Pertimbangan Berdasarkan Prinsip
merupakan suatu perbuatan yang biasa
Profesionalisme. dijumpai dalam masyarakat manusia. Ia
Dalam Pelaksanaan Mutasi Jabatan berpuncak daripada kecenderungan manusia
Pertimbangan penempatan pegawai yang di untuk membedabedakan manusia lainnya
mutasi harus berdasarkan prinsip terkait dengan gender, suku, hingga agama.
profesionalisme sesuai dengan kompetensi,
f. Loyalitas
prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat Pelaksanaan mutasi jabatan juga tak lepas dari
obyektif lainnya tanpa membedakan jenis pertimbangan loyalitas seorang ASN yang
kelamin, suku, agama, ras atau golongan agar akan ditempatkan pada jabatan tertentu.
mampu mendorong terciptanya birokrasi yang Hasibuan (2007 : 111) juga telah menjelaskan
professional dalam penyelenggaraan beberapa syarat-syarat agar pegawai bisa
pemerintahan dan pelayanan publik. diangkat pada jabatan tertentu (promosi) yaitu
dengan menilai loyalitasnya dengan artian
b. Kompetensi
pegawai harus loyal dalam membela
Kompetensi adalah seperangkat tingkah laku, perusahaan atau korps dari tindakan yang
keterampilan dan pengetahuan tertentu yang merugikan, ini membuktikan bahwa dia ikut
menjadi syarat utama dan elemen kunci bagi berpartisipasi aktif terhadap perusahaan atau
lahirnya kepemimpinan yang efektif dan korpsnya.
efisien. Secara umum kompetensi dipahami
g. Hukuman Disiplin
sebagai sebuah kombinasi antara keterampilan
(skill), atribut personal dan pengetahuan Dalam pertimbangan mutasi jabatan perlu
(knowledge) yang tercermin melalui perilaku sangat dipertimbangkan terkait hukuman
kinerja (job behavior) yang dapat diamati, disiplin yang telah diputuskan. Penjatuhan
diukur dan dievaluasi. hukuman disiplin sangat berpengaruh
didalampenilaian karier seorang pegawai. tercorengnya integritas dan profesionalisme
Hukuman disiplin merupakan cerminan pegawai didalam sebuah organisasi.

Anda mungkin juga menyukai