Anda di halaman 1dari 25

Public Personel Administration

ZAHRA NUR WAHIDAH (21042378)


Definisi Public Personel Administration

Public personel administration atau diartikan sebagai administrasi kepegawaian public. Istilah
administrasi kepegawaian atau personel administration di Amerika serikat digunakan dalam
bidang pemerintahan sedangkan personel management digunakan dalam bidang bisnis. Yang
mana di Indonesia cenderung menggunakan manajemen kepegawaian (personel administration)
baik dalam bidang administrasi maupun bidang bisnis.
Yang mana pengertian administrasi kepegawaian menurut para ahli diantaranya :
1. Menurut Felix A. Nigro (1963:36) mengatakan administrasi kepegawaian ialah seni memilih
pegawai-pegawai baru dan memperkerjakan pegawai-pegawai lama sedemikian rupa sehingga
dari pegawai-pegawai itu diperoleh mutu dan jumlah hasil serta pelayanan yang maksimum.
Lanjutan…

2. Menurut Glen O. Stahl (1962:15) merumuskan administrasi kepegawaian sebagai keseluruhan


yang berhubungan dengan sumber daya manusia dari organisasi.

3. Sementara menurut Prof. Dr R Arifin Abdulrachman (1960:5) mengatakan administrasi


kepegawaian negara adalah salah satu cabang dari administrasi negara yang berkaitan dengan segala
persoalan mengenai pegawai-pegawai negara.

4. Menurut Paul Pigors dan Charles A. Myers serta Thomas G Spates (1961:12) berpendapat bahwa
administrasi kepegawaian adalah suatu tata cara atau prosedur tentang cara-cara mengorganisasi dan
memperlakukan orang yang bekerja sedemikian rupa sehingga mereka masing-masing mendapatkan
hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya, jadi memperoleh efisiensi yang maksimum untuk
dirinya sendiri dan golongannya.
Lanjutan…

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam kamus administrasi (1968:195)


administrasi kepegawaian dirumuskan sebagai segenap aktivitas yang bersangkut paut
dengan masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas administrasi kepegawaian terutama berkisar
pada penerimaan, pengembangan, pemberian balas jasa dan pemberhentian.
Fungsi-fungsi public personel administration
Fungsi-fungsi administrasi kepegawaian secara terperinci dikemukakan oleh William E Mosher
dan J Donald Kingsley. Menurut keduanya fungsi administrasi kepegawaian yang luas dan up-
to-date yaitu:
1) klasifikasi – yurisdiksi
2) Klasifikasi – kewajiban
3) Penarikan tenaga kerja
4) Seleksi dan sertifikasi
5) Percobaan
6) Penilaian kecakapan pegawai
7) Pemindahan
8) Kenaikan pangkat
Lanjutan…
10) Latihan dan Pendidikan 19) Kesehatan, rekreasi dan kesejahteraan
11) Kehadiran, absensi 20) Lingkungan kerja
12) Pengeluaran pegawai 21) Kerjasama pegawai
13) Disiplin 22) Kerjasama pegawai- atasan
14) Pengajuan keberatan
23) Peraturan dan ketentuan
15) Kompensasi, imbalan jasa
24) Penyelidikan atas pelaksanaan undang-
16) Pemeriksaan daftar pembayaran/gaji undang
17) Pensiun 25) Riset
18) Keluhan dan saran 26) Hubungan masyarakat.
Lanjutan…
Dapat dilihat bahwa fungsi administrasi kepegawaian secara umum terbagi menjadi dua yaitu fungsi
manajerial dan fungsi operatif atau teknis yaitu:
1. Fungsi Manajerial
Fungsi manajerial mempunyai arti fungsi yang erat kaitannya dengan pekerjaan yang mengutamakan
pengelolaan atau tidak dengan hal teknis. Yang mana mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian para pegawai.
Dalam Perencanaan mencakup penentuan kebutuhan para pegawai, mengantisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi terkait dengan kebutuhan pegawai, dan lain-lain sebagainya. Hal ini termasuk di dalamnya
perencanaan guna mengisi kursi dari posisi yang akan kosong nantinya. Sedangkan dalam
Pengorganisasian mencakup pembagian tugas dan wewenang yang juga biasanya ditunjukan lewat hierarki
dari struktur organisasi atau perusahaan. Pengarahan pegawai ini lebih ke arah peningkatan kinerja bagi
karyawan seperti pemberian reward dan bentuk apresiasi lainnya. Untuk pengendalian pegawai ini,
dilakukan pengukuran dan penilaian kinerja pegawai berupa pengawasan atau monitoring.
Lanjutan…

2. Fungsi Operatif atau Teknis


Fungsi operatif atau teknis berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan secara fisik dan lebih teknis
mencakup pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi sampai pada pensiunan pegawai.
Dalam hal ini, Pengadaan pegawai mencakup proses rekrutmen pegawai dan seleksi. Pengembangan
pegawai dapat mencakup pengembangan kemampuan atau skill dari karyawan lewat training, seminar, dan
lain sebagainya. Menciptakan integrasi antar pegawai supaya bisa bekerja dengan efektif dan kooperatif
juga menciptakan loyalitas pegawai terhadap perusahaan. Selain itu, melalui fungsi operatif administrasi
kepegawaian ini akan diurus berbagai bentuk balas jasa berupa kompensasi sampai tunjangan hari tua
pegawai atau pensiunan.
Lanjutan…

3. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai diartikan sebagai suatu proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan
datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan penyediaan tenaga kerja yang ada di
perusahaan atau organisasi.
Perencanaan pegawai menjadi bagian penting dan sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis,
karena membantu organisasi dalam menentukan sumber-sumber yang diperlukan, serta membantu
menentukan apa yang benar-benar bisa dicapai dengan sumber-sumber yang telah tersedia. Perencanaan
pegawai yang baik akan memperbaiki beberapa hal seperti pemanfaatan pegawai, menyesuaikan
aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan dengan efisien, meningkatkan efisiensi dalam merekrut
pegawai baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian yang bisa membantu kegiatan
kepegawaian dan unit organisasi perusahaan lainnya.
Lanjutan…

4. Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian merupakan suatu langkah dalam rangka menetapkan, menggolong-golongkan, dan
mengatur berbagai macam kegiatan yang dirasa perlu, penetapan tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber
dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang
yang bekerja di dalamnya bisa bekerja sama dengan berdaya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
5. pengarahan Pegawai
Dalam hal ini, terdapat beberapa teori dan keyakinan tentang apa sih yang memotivasi para pegawai.
Secara keseluruhan, memang tidak ada kesepakatan tentang motivasi ini. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi
organisasi perusahaan untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua
pegawai perusahaan agar bekerja dengan baik dan efektif.
Lanjutan…

Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam mengenai apa yang
memotivasi setiap pegawai menjadi tidak praktis. Akan tetapi, ada aturan-aturan praktis yang dapat
diikuti setidaknya untuk membantu memotivasi para pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja para
pegawai.

6. Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian adalah proses pengukuran dan penilaian tingkat
efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi
pada pencapaian tujuan perusahaan. Setiap kegiatan pengawasan, diperlukan tolok ukur atau kriteria
untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja ini disebut sebagai
sebuah standar pekerjaan.
Tujuan Administrasi Kepegawaian
a. Guna memperkuat sistem perencanaan dan pengembangan pegawai dan pemenuhan atau rekrutmen
sesuai dengan tingkat kebutuhan yang telah tersedia.
b. Untuk mengembangkan sistem manajemen informasi kepegawaian.
c. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur guna meningkatkan kompetensi sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi yang dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, peningkatan pendidikan formal,
dan meningkatkan keterampilan teknik, serta fungsional para aparatur pemerintah atau perusahaan
d. Guna mewujudkan penataan pegawai sesuai dengan kompetensi jabatan dan syarat jabatan dan
memperhatikan pola karir perusahaan
e. Untuk meningkatkan pembinaan pegawai guna meningkatkan akuntabilitas dan kesejahteraan para
pegawai.
f. Di lingkup pemerintahan, untuk peningkatan kinerja pelayanan kepegawaian guna meningkatkan
kapasitas pemerintah daerah untu mewujudkan tata pemerintahan yang baik atau biasa disebut sebagai
Good Governance
Situasi problematic administration

Situasi problematic adalah hal, keadaan, pikiran, peristiwa atau objek tertentu yang gagasan-
gagasan tentangnya masih kabur sehingga memicu rasa keingintahuan ilmuwan dan peneliti untuk
memahami, menjelaskan, mendeskripsikan ataupun meramalkan (Ihalauw, 2008: 172). Sebuah
situasi problematic dapat bersumber pada teori-teori yang telah ada, laporan penelitian dalam
jurnal-jurnal ilmiah, fakta, peristiwa, objek, atau fenomena empirik (173).

Dapat dilihat dari berita terkait permasalahan ASN yaitu berita tentang sesat pikir pengangkatan
Kembali ASN koruptor. Yang mana diluncurkan pada Senin, 29 agustus 2022 – 08:45. dapat
dilihat dari wacana pengangkatan Kembali 17 aparatur sipil negara (ASN) koruptor oleh Bupati
Mukomuko merupakan sesat pikir dan kemunduran bagi upaya reformasi birokrasi yang tengah
dilakukan oleh pemerintah. Bukan hanya itu, acana ini telah disampaikan ke Kementerian Dalam
Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM oleh Sapuan selaku Bupati dapat menjadi preseden
buruk dan berpotensi direplikasi oleh daerah lain apabila disetujui oleh Kementerian.
Lanjutan…
Yang mana hal ini telah dirancang Sejak 2010 Indonesia telah merancang untuk mereformasi birokrasi
melalui Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
2025. Rencana tersebut dibagi ke dalam 3 (tiga) tahap: 1). Pada 2010-2014, penguatan birokrasi
pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN),
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada
masyarakat; 2). Tahun 2015-2019, implementasi hasil-hasil yang sudah dicapai pada lima tahun pertama
pada berbagai komponen strategis birokrasi pemerintah; 3). Periode 2020-2024, peningkatan secara terus
menerus kapasitas birokrasi sebagai kelanjutan dari reformasi birokrasi pada lima tahun kedua, untuk
mewujudkan pemerintahan kelas dunia.
Saat ini, proses pembenahan reformasi birokrasi telah memasuki tahap terakhir yakni periode 2020-2024.
Jika melihat fakta yang terjadi di Kabupaten Mukomuko, artinya daerah tersebut tidak lulus untuk
mengimplementasikan agenda reformasi birokrasi tahap awal yakni upaya untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Yang menjadi persoalan adalah, masyarakat tidak dapat
memonitoring capaian agenda Grand Design reformasi birokrasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Lanjutan…

Oleh itu, Usulan untuk mengangkat kembali koruptor menjadi ASN merupakan salah satu
permasalahan yang pada akhirnya menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk merealisasikan
gagasan besarnya dalam mereformasi birokrasi. Masalah lain yang ditemukan misal, masih
banyaknya ASN yang terjerat kasus korupsi. Berdasarkan data Indonesia Corruption Watch
(ICW) selama tahun 2019-2021 diketahui ada sebanyak 828 ASN yang terjerat kasus korupsi
dengan tren meningkat setiap tahunnya. Misalnya, ASN yang terjerat kasus korupsi pada 2019
sebanyak 213 orang, di 2020 bertambah menjadi 272 orang, dan pada 2021 meningkat menjadi
343 orang.
Lanjutan…

Yang mana dalam Kondisi ini menunjukan bahwa upaya penindakan yang dilakukan oleh penegak
hukum belum optimal. Faktor yang melatarbelakangi hal tersebut terjadi diduga karena
ketidakpahaman atau pengabaian oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) yang diemban oleh
Kepala Daerah untuk tidak memecat ASN yang telah terbukti korupsi berdasarkan putusan inkracht
pengadilan.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) pun masih menemukan adanya ASN yang telah mendapatkan
putusan inkracht atas tindakan korupsi namun belum dipecat. Padahal ketentuan pidana mengenai
ASN yang terjerat korupsi telah jelas tercantum pada Pasal 87 ayat (4) huruf b Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa ASN diberhentikan tidak
hormat karena dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan
yang ada hubungannya dengan jabatan.
Lanjutan…

Oleh itu, dengan permasalahan ini pemerintah sepatutnya dapat bersinergi untuk bertukar informasi
antara pengadilan dengan setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah melalui sistem yang dapat
diakses oleh masyarakat. Mekanisme check and balances penting dilakukan agar masyarakat dapat
melakukan monitoring dan melaporkannya kepada lembaga yang berwenang apabila masih terdapat
institusi yang tidak patuh.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan punishment and rewards bagi institusi yang berhasil atau
tidak berhasil dalam melakukan pembenahan birokrasi. Tanpa adanya mekanisme check and balances
serta punishment and rewards, atau mekanisme lain yang dianggap bermanfaat, upaya mereformasi
birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan kelas dunia yang bersih tanpa KKN hanyalah jargon dan
isapan jempol belaka.
Lanjutan…

Oleh itu dapat dikaitkan bahwa pengangkatan ASN yang korupsi dengan materi saat ini,
bahwa kurangnya pemerintah dalam menangani hal ini. Banyaknya korupsi yang terjadi pada
ASN bukan hanya sebagai pegawai di daerah namun di pemerintahan juga ada. Maka
sebaiknya pemerintah dapat menangani korupsi yang dilakukan oleh aparatur sipil negara
(ASN) ini dengan baik dan sesuai dengan peraturan dan UU yang berlaku. Bukan hanya
melihat peraturan dan UU hanya sekilas saja namun dengan berpedoman pada peraturan dan
UU yang telah dibuat dan disepakati oleh pemerintah.
Pembentukan karakter pegawai

Bagi sebuah perusahaan, memiliki sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan dapat mampu
menjawab segala tantangan adalah suatu hal yang diharapkan. Ini sudah bukan menjadi impian
belaka, namun bisa diwujudkan melalui sebuah manajemen SDM yang baik. Meningkatkan
SDM sebuah perusahaan sudah selayaknya, jika perusahaan memperhatikan kualitas pegawai
yang mampu berdaya saing tinggi.
Untuk itu, diperlukan penegembangan Skill (Ketrampilan), Personal`s Atribut (Atribut
Perseorangan), Knowledge ( ilmu pengetahuan) dan tercermin dari Job Behaviour (Perilaku
Kinerja) yang terukur, dan dapat diamati sehingga dapat dievaluasi.
Lanjutan…

Dimana semua proses untuk mengambil sebuah keputusan didasari pada sebuah informasi akan
kebutuhan dari kompetensi sebuah jabatan, serta kompetensi setiap individu guna menggapai tujuan
perusahaan atau sebuah organisasi. Sekali pun perusahaan sudah memiliki sebuah sistem, mesin atau
visi misi yang sempurna tetapi jika sumber daya manusia yang bekerja di dalamnya tidak mampu
bekerja dengan baik dan loyal maka tetap akan percuma karena tidak akan menghasilkan perubahan
apapun pada perusahaan itu sendiri.
Terkait membangun karakter seorang pegawai atau karyawan, harus dimulai dari penekanan nilai-
nilai budaya perusahaan kepada mereka. Dimana nilai-nilai budaya perusahaan harus dijadaikan
sebuah lanasan dasar bagi mereka dalam melakukan pekerjaan. Hal ini guna tercipta SDM yang
memiliki kompenesi dan berkarakter, sehingga mereka mamapu beradaptasi dalam segala situasi dan
kondisi dengan hasil yang maksimal bagi perusahaan.
UU ASN

1) Kepegawaian pertama kali diatur UU Nomor 21 Tahun 1952. UU tersebut menetapkan


"Undang-Undang Darurat tentang Hak Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai-
Pegawai Republik Indonesia Serikat" (Undang-Undang Darurat Nr 25 Dan 34 Tahun
1950) Sebagai Undang-Undang Republik Indonesia.
2) tahun 1957, keluarlah UU Nomor 28 Tahun 1957 yang menambahkan UU sebelumnya.
3) Empat tahun berikutnya keluar UU Nomor 17 Tahun 1961 tentang Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 1952 Tentang Hak Mengangkat dan Memberhentikan Pegawai
Negeri Sipil. Penetapan UU tersebut disusul dengan UU Nomor 18 Tahun 1961 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kepegawaian.
4) Lalu, UU Nomor 18 Tahun 1961 dicabut dengan UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok- Pokok Kepegawaian. Sehingga, status UU Nomor 8 Tahun 1974 mencabut UU
Nomor 21 Tahun 1952, UU Nomor 28 Tahun 1957, UU Nomor 17 Tahun 1961, dan UU
Nomor 18 Tahun 1961. UU tersebut kemudian diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999
dan dicabut dengan UU Nomor 5 Tahun 2014.
Lanjutan…

Kepegawaian pegawai ASN Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 23, terdapat delapan
kewajiban pegawai ASN, antara lain sebagai berikut:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
Lanjutan…

6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pegawai ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah, yakni
PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan terbaru tersebut berlaku
sejak tanggal 31 Agustus 2021.
Daftar Pustaka
HTTPS://WWW.ANTIKORUPSI.ORG/ID/SESAT-PIKIR-PENGANGKATAN-KEMBALI-ASN-
KORUPTOR
Thank You

zahranurwahidah@gmail.com
Ig zahranurwahidah
WA 082268819174

Anda mungkin juga menyukai