Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Administrasi Kepegawaian

Administrasi kepegawaian ialah keseluruhan aktivitas ataupun kegiatan yang juga berkaitan
dengan masalah penggunaan pegawai “tenaga kerja” agar dapat mencapai tujuan. Sedangkan
administrator memiliki tujuan agar dapat menyusun dan juga mengendalikan dari keseluruhan
aktivitas supaya dapat memelihara, mengembangkan, mendapatkan ataupun menggunakan
para pegawai dengan sesuai dari beban kerjanya sehingga dapat mencapai tujuan dari
organisasi ataupun perusahaan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pengorganisasian kepegawaian ialah menggolongkan dan menetapkan serta mengatur


berbagai macam dari aktivitas ataupun kegiatan yang juga dianggap sangat penting yakni
seperti menetapkan tugas dari seseorang, menetapkan wewenang dari seseorang dan juga
yang lainnya. Dalam sebuah pola tertentu dengan sedemikian rupa sehingga para pegawai
yang bekerja didalamnya bisa saling bekerja sama untuk bisa mempermudah di dalam
mencapai suatu tujuan dari perusahaan ataupun organisasi.

Pengarahan pegawai ialah suatu teori dan keyakinan untuk dapat memotivasi pegawai dengan
secara keseluruhan akan tetapi tidak ada kesepakatan mengenai apa yang bisa dimotivasi.
Oleh karena itu menjadi sangat sulit bagi perusahaan ataupun organisasi supaya sampai
kepada kebijakan dan juga pendekatan yang dapat memuaskan para pegawainya.

Selain hal itu bagi setiap perusahaan ataupun organisasi dengan skala apa saja membuat
nalisis dengan mendalam tentang apa yang bisa memotivasi dari setiap tenaga kerjanya
merupakan hal yang tidak praktis akan tetapi terdapat sebuah aturan-aturan yang praktis yang
dapat diikuti untuk bisa membantu memotivasi para pegawai dan juga meningkatkan kinerja
dari para pegawai.
Perumusan Administrasi Kepegawaian

Adapun administrasi kepegawaian dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Sebagai Ilmu

Mempelajari segenap proses penggunaan tenaga manusia sejak penerimaan hingga


pemberhentiannya.

 Sebagai Proses

Proses penyelenggaraan politik kepegawaian “kebijakan politik kepegawaian” atau program


kerja/tujuan yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia yang digunakan dalam usaha
kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

 Sebagai Fungsi

Mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang meliputi kegiatan:

1.
1. Merumuskan tujuan dan sasaran pokok kebijaksanaan politik.
2. Menyusun organisasi untuk menyelenggarakan pelaksanaan tujuan dan sasaran
pokok/kebijaksanaan politik.
 Sebagai Seni

Seni memilih pegawai baru serta menggunakan pegawai-pegawai lama dengan cara
sedemikian rupa sehingga dari segenap tenaga kerja manusia itu diperoleh hasil dan jasa yang
maksimal baik mengenai jumlah maupun mutunya.

Tujuan Administrasi Kepegawaian

Efisiensi, efektifitas dan produktivitas organisasi untuk mencapai tingkat setinggi-tingginya


ialah merupakan tujuan utama administrasi. Untuk mencapai tujuan administrasi, dibutuhkan
peran sumber daya manusia serta peran sumber daya bukan manusia “makmur, 2008:60”.

Tujuan administrasi kepegawaian yaitu:

 Memperkuat sistem perencanaan dan pengembangan pegawai serta


pemenuhan/rekrutmen sesuai dengan tingkat kebutuhan dan yang tersedia.
 Mengembangkan sistem manajemen informasi kepegawaian.
 Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur untuk meningkatkan kompetensi sesuai tugas
pokok dan fungsi yang dilaksanakan melalui pendidikanf dan latihan, peningkatan
pendidikan formal dan meningkatkan ketrampilan teknik dan fungsional aparatur
pemerintah.

 Terwujudnya penataan pegawai sesuai kompetensi jabatan dan syarat jabatan serta
memperhatikan pola karir.
 Peningkatan pembinaan pegawai untuk meningkatkan akuntabilitas dan kesejahteraan
pegawai.
 Peningkatan kinerja pelayanan kepegawaian dalam rangka meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik “Good Governance”.

Sistem Administrasi Kepegawaian

Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang


kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya
tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah kesatuan.

Kebijaksanaan dasar sistem administrasi kepegawaian di negara kita mengacu pada Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang
taat hukum,

berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang
merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang
menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi Administrasi Kepegawaian

Perencanaan Pegawai

Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada
masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga
kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan sebagai kontributor
pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam menentukan sumber-
sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai
dengan sumber-sumber yang tersedia.

Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, menyesuaikan


aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam
merekrut pegawai baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian yang dapat
membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lainnya. Melalui perencanaan dapat
diketahui kekurangan dibanding kebutuhan sehingga dapat dilakukan perekrutan pegawai
baru, promosi, dan transfer secara proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi.

Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal
organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh
sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.

Pengorganisasian Kepegawaian

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan


mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian
mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu
sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya dapat bekerja sama secara
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi dan dalam
struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lain.
Dengan kata lain, struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang
dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan
pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam mendesain struktur organisasi bagian
kepegawaian perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan dalam
kegiatan belajar ini.

Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan
tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi organisasi untuk
sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu,
bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam tentang apa yang
memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan praktis yang dapat
diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan
kerja, yaitu sebagai berikut.

1. Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa
mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
2. Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan bahwa
setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai
3. Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja
adalah objektif
4. Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang
dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya

5. Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan gaya
manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan
lingkungan
6. Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran yang
dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang
7. Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana
lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat
menjadi sumber ketidakpuasan

Pengendalian Pegawai

Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian
tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan
memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja,
yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.

Standar adalah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata.
Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-kegiatan
kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus mampu
menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat dipantau berdasarkan
penyimpangan.

SISTEM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

SISTEM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN


menurut modul UT yang kubaca :
Administrasi kepegawaian merupakan suatu sistem terbuka yang terdiri dari unsur-unsur
(komponen) yang dikendalikan kearah sasaran agar mencapai hasil yang optimal. Untuk itu sistem
mendapat input berupa informasi tentang kebutuhan pegawai yang diperlukan, keadaan pasar
tenaga kerja dan lain-lain. Input diproses dalam sistem menghasilkan output. proses yang terjadi
dalam sistem adalah interaksi unsur yang berhubungan secara seri yaitu suatu kegiatan merupakan
kelanjutan dari seri sebelumnya.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa sistem kepegawaian memiliki pengertian lebih luas bukan
hanya berkaitan dengan sistem pengangkatan pegawai tetapi juga meliputi perencanaan,
pembinaan karier, pengendalian dan sebagainya. Secara umum kita mengenal beberapa sistem
kepegawaian sebagai berikut:
- Integratet system: suatu sistem kepegawaian, dimana manajamen kepegawaian mulai dari
rekutmen, penempatan, pengembangan, penilaian sampai dengan penggajian dan pensiun
ditentukan oleh pusat.
- Separated system: suatu sistem kepegawaian dimana manajamen mulai dari rekruktmen
sampai penggajian dan pensiunan dilakukan oleh masing-masing daerah.
- Unified System: suatu sistem kepegawaian dimana manajamen kepegawaian dilakukan oleh
suatu lembaga tingkat nasional yang khusus dibentuk untuk keperluan itu.
Sedangkan sistem pengangkatan pegawai secara umum dapat dibedakan menjadi:
- Spolis System
Sistem ini pengangkatan pegawai didasarkan atas keanggotaan partai. Sistem ini yang paling tua dan
sudah banyak negara yang tidak menggunakan sistem ini, karena kurang memperhatikan faktor
kecakapan yang sangat penting bagi tercapainya efesiensi kerja.
- Nepotism System
Dalam sistem ini pengangkatan pegawai lebih didasarkan pada keluarga, saudara dan teman dekat.
- Patronage System
Pengangkatan pegawai atas sistem ini didasarkan atas keinginan untuk membantu pegawai tersebut.
- Merit System
Pengangkatan pegawai atas sistem ini didasarkan atas kecakapan. Sistem ini beranggapan bahwa
Negara akan maju apabila pegawai-pegawainya terdiri atas orang-orang yang cakap.
- Career system
Sistem ini menekankan bahwa dalam pengangkatan pertama pegawai didasarkan atas kecakapan,
sedangkan dalam pengembangan lebih lanjut masa kerja pegawai diperhitungkan dan ikut
menentukan.
A. Sistem Kepegawaian Nasional.
Kebijaksanaan dasar sistem adminitrasi kepegawaian dinegara kita mengacu pada Undang-undang
Nomor 43. tahun 1999 tentang perubahan atas undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-
pokok kepegawaian dalam undang-undang tersebut, pegawai negeri sipil didefinisikan sebagai
sebagai setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwewanang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pegawai negeri terdiri dari:


1. Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri sipil terdiri dari pegawai negeri sipil pusat dan pegawai negeri sipil daerah. Secara
rinci institusi tempat pegawai negeri pusat bertugas adalah sebagai berikut:
- Di kementrian negara yang bernomenklatur, yaitu departemen dan di kantor menteri
kordinator dan menteri negara.
- Di lembaga-lembaga non departemen dan perwakilannya didaerah
- Di kantor wilayah departemen
- Di lingkungan perwakilan RI di luar negeri dan perwakilan instansi di luar negeri
- Dilingkungan pemerintah wilayah adaministrasi propinsi
- Diperbantukan kepada pemerintah daerah
- Diperbantukan kepada BUMN/BUMD
- Ditugaskan kepada proyek-proyek pemerintah.
Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai negeri sipil daerah atau provinsi/ kabupaten/ kota yang
gajinya dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dan bekerja pada pemerintah
daerah atau di luar instansi induknya.
Pegawai negeri sipil daerah antara lain bertugas pada:
- Sekertariat daerah provinsi dengan seluruh jajaran organisasai dilingkungan yang terdiri atas
asisten, biro, bagian, sub bagian, seksi dan sebagainya.
- Bappeda provinsi, kabupaten/kota dan satuan-satuan dilingkungan masing-masing seperti
bagian, sub bagian, seksi dan sebagainya.
- Badan pengawas daerah dan jajaran satuan organisasi dan satuan jabatan seperti inspektur dan
pemeriksa.
- BKPMD di daerah propinsi/kota
- Dinas-dinas otonom.
- Di satuan - satuan lain yang tidak termasuk kepada salah satu satuan organisasai tersebut.
seperti proyek
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Pada dasarnya anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah pegawai negeri. Namun beberapa
ketentuan tentang pegawai negeri tidak berlaku bagi anggotaTNI/Polri. Oleh karena itu, perlu diatur
dengan peraturan perundang-undangan.UU No.34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
dinyatakan bahwa prajurit adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan perundang-
undangan dan diangkat oleh pejabat yang berwewenang.
Setiap prajurit TNI berhak memperoleh penghasilan yang layak dan dibiayai seluruh dari anggaran
pertahanan negara yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Prajurit dan
prajurit siswa mempunyai kebutuhan dasar prajurit yang meliputi:
- Perlengkapan perseorangan dan
- Pakaian dinas
Prajurit dan prajurit dinas memperoleh rawatan dan layanan kedinasan,meliputi:
a.penghasilan yang layak
b.tunjangan keluarga
c.perumahan/asrama/mess
d.rawatan kesehatan
e.pembinaan mental dan layanan keagamaan
f..bantuan hokum
g.asuransi kesehatan dan jiwa
h.tunjangan hari tua
i.asuransi penugasan operasi militer

Keluarga prajurit memperoleh rawatan kedinasan,yang meliputi:


a.rawatan kesehatan
b.pembinaan mental dan pe;layanan keagamaan
c.bantuan hukum
Prajurit dapat diberhentikan dengan hormat atau dengan tidak hormat.
Prajurit berpangkat Kolonel dan perwira tinggi diberhentikan dari keprajuritan dengan keputusan
presiden. Sedangkan prajurit diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan karena:
- atas permintaan sendiri
- telah habis masa dinasnya
- menjalani massa pension
- tidak memenuhi persyaratan jasmani dan rohani
- gugur, tewas atau meninggal dunia
- alih status menjadi pegawai negeri sipil
- berdasarkan pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas.
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyrakat dalam rangka pemeliharaan keamanan dalam negeri.
Pegawai negeri pada Kepolisian Negara RI terdiri atas :
- Anggota kepolisian Negara RI
- Pegawai negeri sipil (bagi pegawai negeri sipil kepolisian Negara RI berlaku ketentuan
perundang-undangan dibidang kepegawaian.
4. Pejabat Negara
Pegawai negeri dapat diangkat menjadi pejabat negara. Pejabat Negara adalah pimpinan atau
lembaga tertinggi/tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
pejabat negara lainnya yang ditentukan dalam undang-undang.
- Presiden dan wakil presiden
- Ketua, wakil ketua dan anggota MPR
- Ketua, wakil ketua dan anggota DPR
- Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim agung pada Mahkamah Agung.
- Hakim pada badan peradilan umum, peradilan tata usaha Negara, peradilan agama, peradilan
militer dan hakim yang dipekerjakan untuk tugas perdilan.
- Ketua, wakil ketua, anggota badan pemeriksa keuangan
- Ketua, wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.
- Gubernur dan wakil gubernur
- Bupati/Walikota, Wakil Bupati dan Wakil walikota
- Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang.
5. PNS Lainnya
Sebagaimana telah dikemukankan bahwa PNS dapat diperbantukan pada BUMN/BUMND. Namun
demikian tidak semua pegawai BUMN/BUMND berstatus sebagai pegawai negeri sipil.

B..Sistem Kepegawaian Daerah


Dalam sistem kepegawaian secara nasional, pegawai negeri sipil memiliki posisi penting untuk
menyelenggarakan perintahan dan difungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Kepegawaian daerah
adalah suatu sistem dan prosedur yang diatur dalam peraturan perundang- undangan
aktivitas/fungsi yang dilaksanakan dalam sistem kepegawaian daerah meliputi: perencanaan,
persyaratan, pengangkatan, penempatan, pendidikan dan latihan, penggajian, pemberhentian,
pensiunan, pembinaan, kedudukan, hak, kewajiban, tanggung jawab, larangan, sanksi dan
penghargaan yang merupakan sub sistem dari sistem kepegawaiaan secara nasional.
Sistem manajamen kepegawaiaan yang yang sesuai dengan kondisi pemerintahan saat ini tidak
murni menggunakan unfied system dan Seaparted system. Namun sebagai konsekuensi
dilaksanakan kebijakan desentralisasi maka dalam hal ini digunakan gabungan antara unfied system
dan Seaparted system. Artinya ada bagian – bagian yang menjadi kewenangan pemerintah dan ada
bagian-bagian yang menjadi kewenangan diserahkan kepada daerah.

C. Badan Kepegawaian Negara


Badan kepegawaian Negara (BKN) adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari presiden. BKN menyelenggarakan fungsi sebagai
berikutr:
- Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang kepegawaian dan penyelenggaraan
koordinasi identifikasi kebutuhan kependidikan dan pelatihan, pengawasan dan pengendalian
pemanfaatan Pendidikan dan Pelatihan SDM Pegawai Negeri Sipil.
- Penyelenggaraan administrasi kepegawian pejabat negara dan mantan pejabat negara.
- Penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian dan mutasi antar propoinsi
dan penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma standar.
- Pelancaran kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian.
- Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya dan perumusan kebijakan dibidangnya
untuk mendukung pembangunan secara makro.
- Penetapan sistem informasi di bidangnya.
- Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar propinsi dan perumusan pelaksanaan kebijakan
tertentu dibidang kepegawaian.
- Penyelenggaraan administrasi kepegawaian secara nasional dan perencanaan kebijakan dan
pemantauan pemanfaatan pendidikan dan pelatihan struktural.
- Pengawasan dan pengendalian norma standard dan prosedur kepegawaian.
Instansi BKN didaerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala BKN
adalah kantor regional dan Badan Kepegawaian Negara. Untuk melaksnakan tugas pokok tersebut
Kantor regional BKN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
- Koordinasi bimbingan pemberian petunjuk teknis dan pengendalian terhadap pelaksanaan
peraturan perudang-undangan.
- Pemberian pertimbangan atau penetapan mutasi kepegawaian bagi pegawai negeri sipil dan
daerah diwilayah kerja sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
- Penetapan pertimbangan pensiun PNS pusat dan penetapan status kepgawaian diwilayah
kerjanya.
- Pemberian pertimbangan pensiun Pegawai Negeri Sipil dan penetapan status kepegawaian
diwilayah kerjanya.

D.Badan Kepegawaian Daerah


Badan kepegawaian daerah adalah perangkat daerah yang melaksanakan Manajamen Pegawai
Negeri Daerah dalam membantu tugas pokok pejabat Pembina kepegawaian daerah. Badan
Kepegawaian Daerah berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. Pembentukan
BKD ditetapkan dengan peraturan daerah yang unsur- unsur terdiri dari:
- Kepala
- Sekretariat
- Bidang
- Kelompok jabatan fungsional

Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas dan pokok membantu pejabat Pembina kepegawaian
daerah dalam melaksanakan tugas pokoknya, BKD menyelenggarakan fungsi:
- Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah dibidang kepegawaian sesuai
dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan pemerintah.
- Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah.
- Penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah.
- Penyiapan dan pelaksanaan kepangkatan, kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian
pegawai negeri sipil daerah sesuai dengan norma standar prosedur yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
- Penyelenggaraan administrasi pegawai negeri sipil daerah
- Pengelolaan sistem informasi daerah
- Penyiapan informasi kepegawaian daerah kepada badan kepegawaian Negara.
Untuk pembinaan pegawai negeri sipil secara nasional dibangun dan dikembangkan tata laksana
jaringan informasi kepegawaian antara BKD propinsi/Kota/Kabupaten dan BKN. Pembangunan
tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan dengan cara sebagai berikut:
- Setiap BKD propinsi menyiapkan informasi pengembangan data dilingkungan masin-masing
kepada BKN
- Setiap BKD kabupaten/Kota menyiapkan informasi perkembangan data kepegawaian
dilingkungan masaing-masing.

E.Tata Usaha Kepegawaian


Tata usaha kepegawaian (TUK) merupakan rangkaian kegiatan berkaitan dengan pengumpulan
penyusunan, pengelolaan, pemeliharaan dan penyimpanan data kepegawaian secara tertib dan
teratur sehingga setiap data kepegawaian dapat dalam waktu yang relatif singkat.
Pendataan kepegawaian harus dilakukan secara berkesinambungan dan terpadu demi kelangsungan
atau pembangunan organisasi. Hal ini perlu dilakukan sebagai dampak dari adanya perubahan
kuantitas dan kualitas pegawai. Kegiatan pendataan pegawai meliputi:
- Pencatatan/monitoring terhadap perubahan data pegawai.
- Penyusunan statistik kepegawaian.
- Arsip dan dokumentasi kepegawaian.
Dalam kaitan dengan hal tersebut diatas pegawai negeri sipil perlu disusun dan dipelihara baik di
BKN maupun di BKD dalam bentuk komputerisasi atau buku induk atau tata naskah kepegawaian.

Anda mungkin juga menyukai