Administrasi kepegawaian ialah keseluruhan aktivitas ataupun kegiatan yang juga berkaitan
dengan masalah penggunaan pegawai “tenaga kerja” agar dapat mencapai tujuan. Sedangkan
administrator memiliki tujuan agar dapat menyusun dan juga mengendalikan dari keseluruhan
aktivitas supaya dapat memelihara, mengembangkan, mendapatkan ataupun menggunakan
para pegawai dengan sesuai dari beban kerjanya sehingga dapat mencapai tujuan dari
organisasi ataupun perusahaan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pengarahan pegawai ialah suatu teori dan keyakinan untuk dapat memotivasi pegawai dengan
secara keseluruhan akan tetapi tidak ada kesepakatan mengenai apa yang bisa dimotivasi.
Oleh karena itu menjadi sangat sulit bagi perusahaan ataupun organisasi supaya sampai
kepada kebijakan dan juga pendekatan yang dapat memuaskan para pegawainya.
Selain hal itu bagi setiap perusahaan ataupun organisasi dengan skala apa saja membuat
nalisis dengan mendalam tentang apa yang bisa memotivasi dari setiap tenaga kerjanya
merupakan hal yang tidak praktis akan tetapi terdapat sebuah aturan-aturan yang praktis yang
dapat diikuti untuk bisa membantu memotivasi para pegawai dan juga meningkatkan kinerja
dari para pegawai.
Perumusan Administrasi Kepegawaian
Sebagai Ilmu
Sebagai Proses
Sebagai Fungsi
Mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang meliputi kegiatan:
1.
1. Merumuskan tujuan dan sasaran pokok kebijaksanaan politik.
2. Menyusun organisasi untuk menyelenggarakan pelaksanaan tujuan dan sasaran
pokok/kebijaksanaan politik.
Sebagai Seni
Seni memilih pegawai baru serta menggunakan pegawai-pegawai lama dengan cara
sedemikian rupa sehingga dari segenap tenaga kerja manusia itu diperoleh hasil dan jasa yang
maksimal baik mengenai jumlah maupun mutunya.
Terwujudnya penataan pegawai sesuai kompetensi jabatan dan syarat jabatan serta
memperhatikan pola karir.
Peningkatan pembinaan pegawai untuk meningkatkan akuntabilitas dan kesejahteraan
pegawai.
Peningkatan kinerja pelayanan kepegawaian dalam rangka meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik “Good Governance”.
Kebijaksanaan dasar sistem administrasi kepegawaian di negara kita mengacu pada Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang
taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang
merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang
menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi Administrasi Kepegawaian
Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada
masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga
kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan sebagai kontributor
pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam menentukan sumber-
sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai
dengan sumber-sumber yang tersedia.
Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal
organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh
sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.
Pengorganisasian Kepegawaian
Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi dan dalam
struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lain.
Dengan kata lain, struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang
dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan
pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam mendesain struktur organisasi bagian
kepegawaian perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan dalam
kegiatan belajar ini.
Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan
tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi organisasi untuk
sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu,
bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam tentang apa yang
memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan praktis yang dapat
diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan
kerja, yaitu sebagai berikut.
1. Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa
mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka
2. Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan bahwa
setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai
3. Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja
adalah objektif
4. Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang
dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya
5. Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan gaya
manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan
lingkungan
6. Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran yang
dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang
7. Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana
lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat
menjadi sumber ketidakpuasan
Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian
tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan
memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja,
yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Standar adalah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata.
Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-kegiatan
kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus mampu
menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat dipantau berdasarkan
penyimpangan.
Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas dan pokok membantu pejabat Pembina kepegawaian
daerah dalam melaksanakan tugas pokoknya, BKD menyelenggarakan fungsi:
- Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah dibidang kepegawaian sesuai
dengan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan pemerintah.
- Perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah.
- Penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah.
- Penyiapan dan pelaksanaan kepangkatan, kenaikan pangkat, pemindahan dan pemberhentian
pegawai negeri sipil daerah sesuai dengan norma standar prosedur yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
- Penyelenggaraan administrasi pegawai negeri sipil daerah
- Pengelolaan sistem informasi daerah
- Penyiapan informasi kepegawaian daerah kepada badan kepegawaian Negara.
Untuk pembinaan pegawai negeri sipil secara nasional dibangun dan dikembangkan tata laksana
jaringan informasi kepegawaian antara BKD propinsi/Kota/Kabupaten dan BKN. Pembangunan
tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan dengan cara sebagai berikut:
- Setiap BKD propinsi menyiapkan informasi pengembangan data dilingkungan masin-masing
kepada BKN
- Setiap BKD kabupaten/Kota menyiapkan informasi perkembangan data kepegawaian
dilingkungan masaing-masing.