Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.

2, November 2013

SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI:


ANALISIS PERSPEKTIF PENGANGKATAN PTT MENJADI CPNS

COMPETENCY-BASED EMPLOYEE RECRUITMENT SYSTEM:


A PERSPECTIVE ANALYSIS ABOUT TEMPORARY WORKERS APPOINTMENT TO BE
CIVIL SERVANTS

Ajib Rakhmawanto
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara
Jl. MayJend. Soetoyo 12 Cililitan Jakarta Timur
Email: ajib_mami@yahoo.com

(Diterima 13 November 2013, direvisi 18 November 2013, dterbitkan 28 November 2013)

Abstrak
Rekrutmen pegawai yang profesional berbasis kompetensi menjadi kunci utama untuk mendapatkan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang handal dilingkungan instansi pemerintah. Dengan PNSyang handal dan kompeten akan memberikan
keleluasaan bagi instansi pemerintah dalam mengoptimalkan pemanfaatan seluruh komponen guna penca­paian tujuan
pemerintahan. Dalam sistem kepegawaian dikenal istilah Pegawai Tetap/PNS dan Pegawai Tidak Tetap/Honorer (PTT).
Untuk memberi penghargaan terhadap pengabdian PTT kepada pemerintah, maka pemerintah menerapkan kebijakan
untuk merekrut PTT menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sistem rekrutmen yang diterapkan dengan sistem
seleksi melalui tes kompetensi dasar dan tes kompetensi bidang. Tujuannya untuk mendapatkan CPNS yang kompeten
dibidangnya.
Kata Kunci: Pegawai Tidak Tetap, Sistem Rekrutmen, Kompetensi

Abstract
A profesional employee recruitment based on competency is the main key to obtain reliable civil servants in governmental
agencies.With a reliable and competent civil servants will give a privilege for government agencies in optimizing all
components to reach government’s goal. In civil service there is a term known as permanent civil servant and non-
permanent (temporary workers). To recognizethe temporary workers’ devotion to the government, then the government
implementing policies to recruit temporary workers to be civil servants.The recruitment systemthat applied is a selection
system with a basic competency tests and specific test based on the incumbent’s field. The goal is to obtain civil servants
who are competent in their jobs.
Key words: Temporary Workers, Recruitment Systems, Competency.

PENDAHULUAN mulai dari lembaga (organization), tatalaksana


(business process), dan peningkatan kualitas
Pesatnya perkembangan Ilmu Sumber Daya Manusia (SDM) atau human
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta capital. Tuntutan reformasi birokrasi lebih
dinamika perubahan lingkungan strategis banyak disebabkan oleh kesan dan citra
akan mempengaruhi performa baru birokrasi buruk dari birokrasi pemerintahan yang
pemerintahan. Reformasi birokrasi merupakan belum ditata sesuai dengan kaidah-kaidah
tuntutan perbaikan manajemen pemerintahan nyata dalam manajemen modern.Reformasi

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 1


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

birokrasi hakikatnya merupakan upaya untuk segera dibenahi.


melakukan perubahan mendasar terhadap Sebagaimana diketahui bahwa
sistem penyelenggaraan pemerintahan. terdapat 2 (dua) jenis pegawai dalam birokrasi
Berbagai permasalahan dan hambatan yang pemerintahan, yaitu Pegawai Negeri Sipil
meng-akibatkan sistem penyelenggaraan (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap Pemerintah
peme-rintah tidak berjalan sebagaimana (PTT). Sebagaimana tertuang dalam pasal
mestinya, oleh karenanya perlu segera ditata 2 ayat (3) Undang-undang Nomor 43 Tahun
ulang dan diperbaiki. 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang
Salah satu faktor penting untuk Nomor 8 Tahun 1974tentang Pokok-Pokok
menopang eksistensi birokrasi pemerintah Kepegawaian (UU Kepegawaian) disebutkan
dalam persaingan global adalah kompetensi bahwa disamping pegawai negeri pejabat
aparatur negara yang bekerja dalam peme- yang berwenang dapat mengangkat PTT
rintahan. Sebagai pelaksana kegiatan opera- yang diangkat untuk jangka waktu tertentu
sional pemerintah, peranan aparatur negara guna melaksanakan tugas pemerintahan
sangat dominan dalam memberikan pelayanan dan pembangunan yang bersifat teknis
kepada masyarakat. Dengan penguasaan profesional dan administrasi sesuai dengan
tingkat kompetensi aparatur yang memadai, kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam
organisasi pemerintah dapat melakukan kerangka sistem kepegawaian. PTT disini
kegiatan secara lebih efektif, efisien, punya tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri.
daya saing dan berkinerja tinggi. Penguasaan Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan
kompetensi bagi aparatur negara juga akan dan pembangunan selain PNS terdapat juga
dapat memberikan keleluasaan dalam meng- beberapa jenis pegawai yang melaksanakan
optimalkan pemanfaatan seluruh komponen tugas sebagaimana dilaksanakan oleh PNS,
pemerintahan guna pencapaian tujuan akan tetapi pendekatannya atau sebutan
pemerintahan. istilahnya di berbagai instansi baik pusat
Sistem pemerintahan yang baik (good maupun daerah berbeda-beda. Hal ini
governance) dalam birokrasi perlu didukung disebabkan karena sampai saat ini belum ada
oleh yang profesional, bertanggungjawab, adil, norma, standar, prosedur yang mengatur hal
jujur dan kompeten di bidangnya. Kompeten tersebut. Pegawai tersebut saat ini diangkat
maksudnya ada penguasaan terhadap dalam berbagai macam penamaan pada
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), instansi pemerintah antara lain di Kementerian
dan integritas (integrity) yang dapat membantu Kesehatan (Kemenkes) untuk Dokter PTT dan
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Bidan PTT, Kementerian Pendidikan Nasional
Dengan kata lain aparatur yang diharapkan (Kemendiknas) untuk Guru Tidak Tetap/Guru
harus memiliki keahlian dan ketrampilan Bantu, di Kementerian Agama (Kemenag)
khusus untuk menunjang pelaksanaan tugas untuk Guru Tidak Tetap, Penyuluh Agama)
pokoknya. Oleh karena itu perlu menata dan dibeberapa daerah propinsi/kabupaten/
kembali manajemen aparatur pemerintahan kota yang memilih PTT.
untuk mewujudkan aparatur yang profesional. Permasalahan yang terjadi pada PTT
Permasalahan atas rendahnya kinerja dan yaitu tidak direkrut secara profesional dengan
kompetensi pegawai merupakan persoalan sistem seleksi yang obyektif. Selama ini PTT
serius bagi birokrasi pemerintahan untuk hanya dikontrak secara langsung oleh pejabat

2 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

yang berwenang tanpa memperhatikan kualitas berbagai permasalahan berkaitan dengan


dan kualifikasi yang dibutuhkan organisasi. PTT. Kebijakan rekrutmen CPNS dari PTT
Praktek yang terjadi justru banyak instansi sebetulnya merupakan kebijakan pemerintah
pemerintah merekrut PTT atas pertimbangan yang sudah lama diprogramkan melalui
politis, seperti kedekatan keluarga PNS, anak Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005
pejabat, kolega, dan lain sebagainya. Bahkan (PP 48). Kebijakan tersebut memprioritaskan
PTT dijanjikan oleh para pejabat di instansi pada pengadaan CPNS periode 2005-
tersebut apabila, bekerja baik nantinya akan 2009 pada pengangkatan PTT atau tenaga
diangkat menjadi PNS. Hal ini diperparah honorer melalui seleksi khusus untuk mengisi
lagi dengan berbagai kebijakan pemerintah formasi.Disinilah urgent-nya analisi tulisan ini,
tentang PTT yang banyak dinilai oleh berbagai bagaimanakah sistem rekrutmen dan seleksi
kalangan kurang rasional dan profesional. CPNS yang berasal dari PTT dilakukan oleh
Berbagai kritik masyarakat terhadap pemerintah instansi pemerintah pada saat ini?
berkaitan dengan kebijakan PTT yang terus
berkelanjutan, seperti masalah kontrak yang
tidak jelas, sistem penggajian, kesejahteraan, REKRUTMEN BERBASIS KOMPETENSI
kedudukan hukum, dan lain sebagainya.
Terlepas dari banyaknya faktor yang Salah satu kunci sukses untuk
harus dibenahi dalam manajemen aparatur, mewujudkan reformasi dalam birokrasi
masalah rekrutmen PTT perlu menjadi prioritas pemerintahan adalah adanya SDM aparatur
utamauntuk segera dibenahi. Rekrutmen PTT yang berkualitas. Instansi pemerintah dituntut
pemerintah harus dilakukan secara transparan untuk dapat lebih selektif dalam memilihdan
dengan menerapkan sistem merit. Penerapan memperkerjakan pegawainya yang mampu
sistem merit berbasis kompetensi merupakan menunjukkan prestasi kerja yang baik.
solusi yang tepat. Dengan sistem ini di-harapkan Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi
akan menghasilkan pegawaiyang kompeten merupakan salah satu kunci dengan akurasi
dan qualified dibidangnya.Syarat utama untuk lebih tinggi dibandingkan metode tradisional
menerapkan sistem merit dalam rekrutmen biasa dalam mengidentifikasikan kesesuaian
pegawai adalah adanya sistem seleksiyang calon pegawai dengan tuntutan kompetensi
obyektif dan transparan. Masalah rekrutmen organisasi pemerintahan. Metode rekrutmen
PTT ini menjadi menarik ketika pemerintah merupakan kegiatan tentang bagaimana
di tahun 2013 ini mencoba melakukan sistem menarik calon pegawai untuk melamar,
seleksi khusus bagi PTT untuk diangkat sedangkan metode seleksi adalah bagaimana
menjadi CPNS dengan menerapkan tes cara memilih calon pegawai yang sesuai dengan
kompetensi dasar (TKD) dan tes kompetensi pekerjaan yang akan dijabat. Penerapan
bidang (TKB). metode rekrutmen dan seleksi pegawai
Harapannya instansi pemerintah yang baik akan menghasilkan pegawai
akan mendapatkan aparatur yang qualified yang profesional dan kompeten. Rekrutmen
dan kompeten sebagaimana yang dibutuhkan pada dasarnya merupakan serangkaian
oleh masing-masing organisasi pemerintah. aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja
Sistem rekrutmen CPNS yang berasal dari PTT dengan motivasi, kemampuan, keahlian,
merupakan salah satu solusi untuk mengurangi dan pengetahuan yang diperlukan guna
menutupi kekurangan yang diidentifikasi
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 3
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

dalam perencanaan kepegawaian (Simamora, kriteria yang telah ditetapkan ataupun jumlah
1997:212). yang dibutuhkan. Setelah proses seleksi
Mathis dan Jackson (2002:261) selesai, para pelamar yang diterima diangkat
mengemukakan bahwa “recruitment, including menjadi pegawai (Triton, 2005: 44). Dalam
the identification and evaluation of source, kepegawaian, seleksi merupakan proses
is a major step in the total staffing process. pengambilan keputusan dengan membatasi
That process begins with the determination jumlah pegawai yang dapat dikontrak kerjakan
of manpower needs for the organization. It dari pilihan sekelompok calon-calon pegawai
continues with inventories of capabilities, yang berpotensi.
recruitment, selection, placement, and Sedangkan sistem rekrutmen ber-basis
orientation. Sedangkan Schermerhorn kompetensi (competency based recruitment
mendifinisikan rekrutmen sebagai proses and selection) menurut Hooghiemstra dalam
penarikan sekelompok kandidat untuk Mitrani, (1995:32) biasanya dititik beratkan
mengisi posisi yang lowong, rekrutmen pada cara-cara penyaringan yang dapat
yang secara efektif akan membawa peluang digunakan untuk memilih secara cepat dan
pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang efisien sejumlah calon kuat dari sekelompok
yang berkemampuan dan keterampilannya besar pelamar. Penilaian karyawan baru
memenuhi spesifikasi pekerjaan (http:// menampilkan tantangan-tantangan khusus,
jurnal-sdm.blogspot.com). Menurut Gomes seperti menyaring banyak pelamar dalam
(2003:105) rekrutmen merupakan proses waktu singkat dan memisahkan pelamar-
mencari, menemukan, dan menarik para pelamar yang baru lulus sekolah, yang tidak
pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh mem-punyai pengalaman kerja, sebagai dasar
suatu organisasi. Dari berbagai pendapat penilaian. Oleh karena itu, sistem perekrutan
tersebut dapat dimaknai bahwa intinya berdasarkan kompetensi ditekankan paling
rekrutmen merupakan proses komunikasi tidak pada tiga kompetensi inti, sebagai berikut:
dua arah antara pelamar yang menghendaki 1. Kompetensi yang telah dikembangkan
pekerjaan dengan organisasi yang mem- dan ditunjukkan oleh para pelamar dalam
butuhkan tenaga kerja. kehidupan kerjanya.
Berdasarkan penjelasan di atas 2. Kompetensi yang memprakirakan
dapat dikemukakan dua hal; pertama bahwa kemungkinan-kemungkinan keberhasilan
sebuah proses rekrutmen dimulai dengan calon dalam jangka panjang, yang sukar
pencarian calon dan terakhir sampai lamaran dikembangkan melalui pelatihan karyawan
mereka diterima; kedua, rekrutmen mencakup atau pengalaman dalam pekerjaan.
semua kegiatan rekrutmen mulai dari seleksi, 3. Kompetensi yang secara meyakinkan
penempatan, dan bahkan sampai orientasi, dapat diketahui secara langsung melalui
yaitu seluruh proses kegiatan mulai dari wawancara peristiwa singkat dan terarah.
mencari sampai menempatkan dan orientasi Dalam sistem perencanaan penem-
pegawai (Herman, 2004:18). Sedangkan patan berdasarkan kompetensi sebaiknya
seleksi pada dasarnya merupakan usaha dipusatkan untuk menemukan calon-calon
yang sistematis yang dilakukan guna lebih terbaik bagi tugas-tugas terpenting yang
menjamin bahwa mereka yang diterima adalah memberi nilai tambah pada suatu organisasi.
yang dianggap paling tepat, baik dengan Oleh karena itu, sistem seleksi dan penem-
patan harus ditekankan pada pengenalan
4 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

secara seksama. Tes kompetensi dasar dan desentralisasi, tergantung pada keadaan
kompetensi bidang diperlukan untuk me- (besarnya) organisasi, kebutuhan, dan jumlah
nentukan apakah calon-calon tersebut memiliki calon pegawai yang hendak direkrut. Umumnya
kompetensi yang diperlukan atau tidak. Untuk diinstansi pemerintah menggunakan kombinasi
menilai calon pegawai dapat digunakan dari kedua jenis rekrutmen tersebut, hal ini
berbagai cara, seperti tes wawancara, tes menunjukan pengendalian menjadi ketat dan
tertulis, tes simulasi laporan penilaian kinerja, pada waktu bersamaan akan memberikan
penilaian atasan, dan sebagainya. Data hasil kepada instansi-instansi kesempatan me-
kerja di masa lalu dan wawancara peristiwa lakukan rekrutmen yang lebih tepat waktu dan
perilaku biasanya merupakan alat seleksi yang lebih fleksibel (Gomes, 1995: 113-114).
paling efektif. Adapun manfaat penggunaan
kompetensi dalam rekrutmen dan seleksi
menurut Ruky (2003:109) adalah: KEBIJAKAN REKRUTMEN CPNS DARI PTT
1. Memberikan gambaran yang lengkap
terhadap tuntutan kompetensi dari tiap PTT atau tenaga honorer adalah
pekerjaan (job). seseorang yang diangkat oleh Pejabat
2. Meningkatkan ketepatan prediksi untuk Pembina Kepegawaian (PPK) atau pejabat
mempekerja-kan orang yang akan sukses. lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan
3. Meminimalkan biaya (cost) dalam bentuk tugas-tugas tertentu pada instansi pemerintah
uang dan waktu pada karyawan yang atau yang penghasilannya menjadi beban
mungkin tidak bisa mencapai harapan Anggaran Pendapatan Belanja Negara(APBN)
orang. atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
4. Melakukan proses wawancara yang lebih (APBD).PPK adalah pejabat yang mempunyai
sistematis. kewenangan mengangkat, memindahkan, dan
5. Membantu membedakan dengan yang memberhentikan PNS di lingkungannya sesuai
sulit untuk dikembangkan. dengan peraturan perundang-undangan yang
Menurut Ruky (2003:155) tujuan berlaku. PTT yang bekerja pada beberapa
dari tahap seleksi adalah mencari calon instansi pemerintah baik pusat maupun daerah
yang dianggap paling tepat untuk mengisi sampai selama ini belum memiliki manajeman
sebuah jabatan (dan seyogyanya mempunyai yang jelas, terutama dari sistem rekrutmen.
potensi untuk dikembangkan agar bisa Sistem rekrutmen PTT dilaksanakan oleh
mengisi jabatan-jabatan lain yang mungkin masing-masing instansi tanpa mendasarkan
lebih berat tanggung jawabnya). Dengan pada kebutuhan dan bobot pekerjaan organisasi
kata lain, tujuan seleksi tidak hanya mencari serta mengesampingkan aspek kompetensi
orang yang baik atau qualified tetapi juga dan keahliannya. Sedangkan dalam sistem
orang yang tepat pada jabatan yang tepat. penggajiannya belum menitik beratkan pada
Umumnya, proses seleksi dilakukan melalui bobot pekerjaan, tanggung-jawab dan resiko
tahapan seleksi dokumen, tes pengetahuan yang dihadapi. Mereka pada umumnya hanya
akademik, tes psikologi, tes intelegensi, tes mendapatkan honor atau gaji yang besaran
kepribadian, tes bakat dan kemampuan, tes serta pembiayaannya tergantung pada kas
kesehatan dan wawancara (Mangkunegara, instansi masing-masing, sehingga dirasa
2004:35). Sedangkan teknik rekrutmen dapat kurang adil dan tidak ada keseragaman.
dilakukan melalui asas sentralisasi atau
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 5
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

Setelah memperhatikan berbagai Tahun 2012 juga mengatur mengenai tenaga


aspek dan pertimbangan tertentu terhadap honorer kategori 2, yang sebenarnya antara
segala permasalahan PTT, akhirnya peme- keduanya hampir sama. Bedanya untuk tenaga
rintah menerbitkan Peraturan Pemerintah honorer kategori 2 dibiayai bukan dari APBN
Nomor 56 Tahun 2012 tentang Pengangkatan atau APBD. Sistem seleksinya tidak dilakukan
Tenaga Honorer Menjadi CPNS. Peraturan verifikasi administrasi, tapi akan dilakukan TKD
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 merupakan dan TKB. TKD akan dilakukan pemerintah
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah pusat secara terpadu dan serentak dalam
Nomor 48 Tahun 2005. Peraturan Pemerintah waktu yang sama. tenaga honorer kategori 2
Nomor 56 Tahun 2012 mengatur tiga hal, yakni tersebut yang lulus TKD berhak untuk mengikuti
mengenai tenaga honorer kategori 1, tenaga tes kompetensi bidang yang pelaksanaannya
honorer kategori 2, dan jabatan mendesak akan dilaksanakan oleh instansi masing-
untuk diangkat menjadi CPNS. Intinya masing. Dalam seleksi tenaga honorer kategori
Peraturan Pemerintah tersebut secara umum  2 juga memper-timbangkan aspek masa kerja
berisi langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai penghargaan terhadap tenaga honor
khususnya oleh Kementerian Pendayagunaan yang memiliki pengabdian lebih lama. Menpan,
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi BKN, Kementerian Keuangan, dan Dewan
(Menpan), Badan Kepegawaian Negara Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati
(BKN) dan Badan Pengawas Keuangan dan alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut
Pembangunan (BPKP), dalam penangananan di-bebankan pada APBN tahun 2013. Isi
tenaga honorer, dalam kaitannya dengan dari Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
penataan jumlah dan distribusi PNS. 2012 ini juga memungkinkan bagi seorang
Peraturan Pemerintah Nomor 56 dokter yang mau bekerja di daerah terpencil
Tahun 2012 adalah sebagai payung hukum dapat diangkat menjadi CPNS tanpa melalui
dalam pengangkatan tenaga honorer secara seleksi, namun usianya dibatasi, maksimal 46
adil dan transparan atas dasar pertimbangan tahun(http://www.menpan.go.id).
administrasi dan kompetensi. Dengan Adapun pokok-pokok materi yang
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 terdapat dalam PP 56 ini adalah bahwa:
tersebut diharapkan bisa mengakhiri rezim 1. Penyelesaian tenaga honorer yang
honorer, sehingga manajemen PNS dapat penghasilannya dibiayai dari APBN/APBD
ditata sesuai dengan prinsip-prinsip merit (tenaga honorer kategori 1), sebagai
system dan tidak dijadikan komoditi politik dan berikut:
ajang KKN, yang mengakibatkan rendahnya a. Pengangkatan tenaga honorer
kualitas birokrasi di tanah air (http://www. kategori 1 menjadi PNS, dilakukan
menpan.go.id). Sejalan dengan prinsip itu, untuk mengisi formasi tahun
konsekuensinya tidak semua yang sudah anggaran 2012 berdasarkan data
lolos verifikasi bisa diangkat menjadi CPNS. tenaga honorer hasil verifikasi dan
Pasalnya setelah diuji publik ternyata banyak validasi oleh Menpan, BKN dan BPKP
aduan, laporan, serta keluhan dari berbagai yang telah diumumkan ke publik.
pihak terkait dengan kebenaran PTT atau b. Masih banyak melaporkan bahwa
honorer dimaksud. data tersebut belum valid sehingga
Dalam Peraturan Pemerintah 56 Menpan sudah memerintahkan

6 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

kembali agar Kepala BKN dan Kepala fasilitas pelayanan kesehatan milik
BPKP melakukan verifikasi dan pemerintah di daerah terpencil,
validasi ulang baik dokumen maupun tertinggal, perbatasan atau tempat
ke lapangan bila diperlukan dengan yang tidak diminati, dapat diangkat
melibatkan kepolisian. menjadi CPNS.
c. Hasil verifikasi dan validasi ulang b. Tenaga Ahli tertentu/khusus yang
terakhir per instansi dilaporkan dibutuhkan oleh negara tetapi tidak
oleh Kepala BKN dan Kepala tersedia di kalangan PNS dapat 
BPKP kepada Menteri PAN untuk diangkat menjadi CPNS.
ditetapkan formasinya sesuai c. Pengangkatan untuk dokter  dan
persyaratan pengangkatan tenaga tenaga ahli tertentu/khusus tersebut
honorer kategori 1 sama dengan dengan ketentuan usia paling tinggi
persyaratan yang diatur dalam PP 46 tahun dan telah mengabdi kepada
48 sebagaimana telah diubah dengan negara sekurang-kurangnya 1 tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 43 pada 31 Desember 2005.
Tahun 2007 (PP 43) dan PP 56. d. Pengangkatan dokter dan tenaga ahli
2. Penyelesaian tenaga honorer yang tertentu/khusus dilakukan sampai
penghasilannya dibiayai bukan dari dengan Tahun Anggaran 2014.
APBN/APBD (tenaga honorer kategori 2), Persyaratan pengangkatan PTT/
sebagai berikut: tenaga honorer sebagaimana tertuang dalam
a. Lulus seleksi kelengkapan admi- Pasal 6 ayat (3) PP 56dilakukan melalui
nistrasi dan lulus ujian tertulis pemeriksaan kelengkapan administrasi dan
kompetensi dasar dan kompetensi lulus seleksi ujian tertulis kompetensi dasar
bidang sesama tenaga honorer. dan kompetensi bidang. Tes dilaksanakan
b. Pembuatan soal dan pengolahan satu kali dengan materi TKD berdasarkan kisi-
hasil ujian kompetensi dasar seta kisi yang ditetapkan pemerintah.Pembuatan
pelak-sanaan ujian tertulis dilakukan soal dan pengolahan hasil ujian kompetensi
bekerjasama konsorsium Perguruan dasar dilakukan oleh Konsorsium PTN yang
Tinggi Negeri (PTN). dibentuk oleh Menteri PAN dan RB bersama
c. Setelah lulus ujian tertulis kompetensi Menteri yang menyelenggarakan urusan
dasar berdasarkan nilai ambang pemerintahan dibidang pendidikan. Pelak-
batas kelulusan(passing grade)maka sanaan ujian tertulis di lingkungan instansi
dilakukan TKB (profesi). pemerintah dan provinsi dilaksanakan oleh
d. Tenaga honorer yang dinyatakan lulus PPK masing-masing. Sedangkan untuk
ujian dapat diangkat menjadi PNS kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Gubernur
berdasarkan jumlah dan kualifikasi selaku wakil pemerintah di wilayah provinsi.
formasi sampai dengan tahun Kelulusan berdasarkan passing grade yang
anggaran 2014. ditetapkan Menpan atas pertimbangan
3. Penyelesaian tenaga dokter dan tenaga Kemendiknas dengan memperhatikan pen-
ahli, sebagai berikut: dapat dari konsorsium PTN. Adapun hasil
a. Dokter yang telah selesai atau sedang atau pengumuman kelulusan dilakukan oleh
melaksanakan tugas sebagai PTT Menpan, PTT atau tenaga honor yang lulus
atau sebagai tenaga honorer pada
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 7
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

ujian TKD dilakukan TKB dengan memper- pegawai pada dasarnya adalah upaya untuk
timbangkan dedikasi oleh masing-masing menarik minat tenaga kerja di masyarakat agar
instansi. bersedia mengajukan lamaran sebagai PNS.
Prinsip rekrutmen CPNS dari PTT Pengadaan CPNS dilakukan ber-
adalah; (1) Obyektif, proses pelaksanaan dasarkan lima prinsip, yaitu: netral, obyektif,
pengadaan CPNS sesuai dengan keadaan akuntabel, bebas KKN, dan terbuka, yang
yang sesungguhnya; (2) Transparan, proses dilaksanakan sebagai berikut;
pelaksanaan pengadaan CPNS dilaksanakan 1. Setiap warga negara Indonesia yang
secara terbuka; (3) Kompetitif, penentuan hasil memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi,
seleksi didasarkan pada nilai ambang batas tanpa membedakan jenis kelamin, suku,
tertentu (passing grade) dan atau nilai terbaik agama, ras, golongan, atau daerah.
seluruh peserta; (4) Akuntabel, seluruh proses 2. Pengumuman penerimaan PNS di-
pengadaan PNS dapat dipertanggungjawab- umumkan secara luas dengan meng-
kan kepada stakeholders maupun masyarakat; gunakan media yang tersedia (internet,
(5) Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme televisi, radio, surat kabar, dan/atau papan
(KKN) seluruh proses pengadaan CPNS harus pengumuman).
terhindar dari unsur KKN; (6) Non diskriminatif, 3. Pengadaan PNS dilaksanakan oleh dan
dalam arti dalam proses pengadaan tidak menjadi tanggungjawab masing-masing
boleh membedakan pelamar berdasarkan PPK.
suku, agama, ras, jenis kelamin, dan golongan 4. Setiap pelamar tidak dipungut biaya
berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin, apapun.
dan golongan; (7) Tidak dipungut biaya, 5. Seleksi dilakukan secara objektif, terbuka/
pelamar tidak dibebankan biaya apapun dalam transparan dan pelak­sanaan ujian bagi
pengadaan CPNS; (8) Efektif, pengadaan pelamar umum maupun pengisian/jawaban
CPNS disesuaikan dengan kebutuhan daftar pertanyaan mengenai pengetahuan
organisasi; (9) Efisien, penyeleng-garaan tata pemerintahan/pemerintahan yang
pengadaan CPNS dilakukan dengan biaya baik bagi tenaga honorer dilakukan secara
seminimal mungkin. serentak di seluruh Indonesia.
Tujuan dari ditetapkannya peraturan 6. Hasil ujian bagi pelamar umum maupun
tersebut agar menjadi suatu tujuan adalah hasil pengisian/jawaban daftar pertanyaan
sebagai acuan bagi PPK terkait pelaksanaan mengenai pengetahuan tata pemerintahan
rekrutmen CPNS guna tercapainya; (1) CPNS yang baik bagi tenaga honorer diolah
yang profesional, jujur, bertanggungjawab, dengan komputer.
netral, dan memiliki kompetensi sesuai dengan 7. Penetapan peserta yang lulus dan
tugasnya; (2) Mencegah terjadinya KKN dalam diterima bagi pelamar umum dan yang
penerimaan CPNS; (3) Untuk memperoleh diprioritaskan untuk diangkat sebagai
pemahaman yang relatif utuh terkait dengan CPNS bagi tenaga honorer diumumkan
pengadaan CPNS. Menurut Tayibnapis secara terbuka oleh PPK atau pejabat lain
(1995:128-129) pengadaan pegawai yang tepat yang ditunjuk.
merupakan langkah awal dari pelaksanaan Rekrutmen CPNS yang berasal dari
rencana kepegawaianyang bertujuan untuk PTT didasarkan atas adanya kekosongan
memperoleh tenaga-tenaga potensial dari formasi dalam suatu organisasi pada umumnya
masyarakat. Rekrutmen atau pengadaan
8 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

disebab­kan oleh dua hal, yaitu: adanya PNS uji publik. Dari hasil uji publikterdapat 111
yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia, instansi yang menyatakan sudah clear karena
atau adanya perluasan organisasi. Karena tidak ada keberatan/sanggahan. Memper-
pengadaan CPNS adalah untuk mengisi hatikan program pemerintah terhadap sistem
formasi yang lowong, maka penerima­an PNS rekrutmen CPNS yang berasal dari PTT ini,
harus berdasarkan kebutuhan. Pengadaan menunjukan adanya iktikad baik pemerintah
CPNS dilakukan mulai dari perencanaan, untuk menyelesaikan persoalan berkaitan
pengumuman, pelamaran, penyaringan, dengan tenaga honorer. Sistem rekrutmen lebih
pengang­k atan CPNS sampai dengan professional dengan tes kompetensi, dapat
pengangkatan menjadi PNS. Pengadaan mewujudkan CPNS yang kompeten.
CPNS dilaksanakan oleh PPK.
Terkait dengan formasi PNS tahun
2012 pihak Menpan telah menerima usulan PENUTUP
formasi dari 85 daerah, tetapi hanya 20
yang melengkapi dengan analisa jabatan Rekrutmen dan seleksi berbasis
(anjab), analisa beban kerja (abk) serta kompetensi merupakan kunci utama bagi
proyeksi kebutuhan pegawai hingga lima instansi pemerintah untuk mendapatkan
tahun ke depan(http://www.menpan.go.id). pegawai yang profesional di bidangnya.
Sebagaimana ketentuan Menpan tersebut, Untuk melaksanakan sistem rekrutmen
bagi yang tidak melaporkan dengan benar atas PNS yang kompeten, pemerintah telah
persyaratan pengajuan formasi CPNS sesuai mengambil kebijakan berkaitan dengan
dengan kebijakan moratorium, maka tidak akan seleksi PTT sebagaimana tertuang dalam
diberi alokasi. Untuk formasi CPNS tahun 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
pemerintah pusat mengalokasikan sebanyak 2012. Berdasarkan kebijakan ini pemerintah
kurang lebih 72 ribu bagi tenaga honorer menyusun dua strategi dalam melakukan
dan sekitar 60 ribu bagi pelamar umum. rekrutmen dan seleksi tenaga honorer menjadi
Akhir juni merupakan batas akhir pengajuan PNS.Mekanisme rekrutmen PNS bagi PTT
formasi CPNS untuk tahun 2012, karenapada tenaga honorer dilaksanakan dengan sistem
bulan tersebut sudah harus masuk dalam seleksi kelengkapan administrasi, ujian tertulis
pembahasan APBN. Kalau pengajuan formasi dasar dan kompetensi bidang. Penentuan hasil
sesudah bulan Juni, maka akan masuk dalam atau kelulusan PTT berdasarkan nilai ambang
prioritas untuk formasi tahun 2013. batas (passing grade).Sistem rekrutmen
Terhadap sechedule rekrutmen CPNS dengan menerapkan tes kompetensi akan
yang berasal dari PTT pada tahun 2012BKN mengasilkan PNS yang kompeten. Sehingga
bersama BPKP dan Menpan telah melakukan diarapkan dapat menjalankan tugas-tugas
kegiatan verifikasi TH K1 sebanyak 152 ribu pemerintahan khususnya dalam memberikan
dan hanya ada 72 ribu dianggap valid (http:// pelayanan publik secara profesional.
www.menpan.go.id). Kemudian hasilnya Rekrutmen PTTberbasis kompetensi ini akan
dilakukan  uji publik, dari 523 instansi pusat menjadi harapan baru bagi peningkatan
dan daerah hingga pertengahan tahun 1012 kualitas SDM aparatur negara disemua lini unit
yang sudah melakukan uji publik ada 429 instansi pemerintahan.
instansi, dan 94 yang masih mempersiapkan Untuk perbaikan suatu rekrutmen
PNS hendaknya dilakukan dengan metode
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 9
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

satu pintu yaitu rekrutmen PNS nasional. Jakarta: PT Pradnya Paramita


Tidak seperti sekarang ini ada istilah rekrutmen Triton, PB, (2005); Paradigma Baru Manajemen
CPNS dari pelamar umum dan rekrutmen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
CPNS dari tenaga honorer. Pemerintah Tugu
sebaiknya mempertegas dan memperjelas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Jo
sistem kontrak bagi PTT pemerintah, sehingga Undang-Undang Nomor 43 Tahun
tidak mempersepsikan PTT secara otomatis 1999, Tentang Pokok-pokok Kepe-
dapat diangkat menjadi CPNS. gawaian, Jakarta: BKN
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun
2000; tentang Pengadaan PNS
DAFTAR PUSTAKA sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11
Faustino Cardoso Gomes (2003); Manajemen Tahun 2002
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
Andi Press 2002;tentang Pengadaan PNS dan
Herman (2006); Analisis Implementasi ketentuan pelaksanaan­nya, Jakarta:
Kebijakan Rekrutmen Pegawai Negeri BKN
Sipil Nasional, Jakarta: Puslitbang Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
BKN 2005;tentang Pengangkatan Tenaga
Mangkunegara, Anwar Prabu, (2004); Honorer Menjadi CPNS, Jakarta: BKN
Manajemen Sumber Daya Manu- Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
sia Perusahaan, Bandung, Remaja 2012;tentang Pengangkatan Tenaga
Rosdakarya Honorer tahun 2012, Jakarta: BKN
Mathis, Robert L. Jackson, John. H, (2002); Peraturan Kepala BKN Nomor 22 Tahun
Management Sumber Daya Manusia, 2005;tentang Pedoman Pelaksanaan
(terjemahan), Jakarta: Salemba Empat Pengadaan Calon PNS Tahun 2005,
Mitrani, Alain, (1995);Manajemen Sumber Jakarta: BKN
Daya Manusia Berbasis Kompetensi http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/
(Terjemahan). Jakarta: PT Intermasa rekrutmen-recruitment-karyawan-
Ruki, Achmad .S, (2003);Sumber Daya definisi.html
Manusia Berkualitas Mengubah http://www.menpan.go.id/berita-terkini/650-
Visi Menjadi Realitas Pendekatan terbitnya-pp-no-562012-tuntaskan-
Mikro Praktis Untuk Memperoleh masalah-honorer
dan Mengembangkan Sumber http://www.menpan.go.id
Daya Manusia Berkualitas Dalam http://jurnal-sdm.blogspot.com
Organisasi, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Simamora, Hanry, (1995); Manajemen Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta: STIE
YKPN
Tayibnapis, Baharudin. A (1995); Administrasi
Kepegawaian: Suatu Tijauan Analitik,

10 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 11

Anda mungkin juga menyukai