2, November 2013
Ajib Rakhmawanto
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara
Jl. MayJend. Soetoyo 12 Cililitan Jakarta Timur
Email: ajib_mami@yahoo.com
Abstrak
Rekrutmen pegawai yang profesional berbasis kompetensi menjadi kunci utama untuk mendapatkan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang handal dilingkungan instansi pemerintah. Dengan PNSyang handal dan kompeten akan memberikan
keleluasaan bagi instansi pemerintah dalam mengoptimalkan pemanfaatan seluruh komponen guna pencapaian tujuan
pemerintahan. Dalam sistem kepegawaian dikenal istilah Pegawai Tetap/PNS dan Pegawai Tidak Tetap/Honorer (PTT).
Untuk memberi penghargaan terhadap pengabdian PTT kepada pemerintah, maka pemerintah menerapkan kebijakan
untuk merekrut PTT menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sistem rekrutmen yang diterapkan dengan sistem
seleksi melalui tes kompetensi dasar dan tes kompetensi bidang. Tujuannya untuk mendapatkan CPNS yang kompeten
dibidangnya.
Kata Kunci: Pegawai Tidak Tetap, Sistem Rekrutmen, Kompetensi
Abstract
A profesional employee recruitment based on competency is the main key to obtain reliable civil servants in governmental
agencies.With a reliable and competent civil servants will give a privilege for government agencies in optimizing all
components to reach government’s goal. In civil service there is a term known as permanent civil servant and non-
permanent (temporary workers). To recognizethe temporary workers’ devotion to the government, then the government
implementing policies to recruit temporary workers to be civil servants.The recruitment systemthat applied is a selection
system with a basic competency tests and specific test based on the incumbent’s field. The goal is to obtain civil servants
who are competent in their jobs.
Key words: Temporary Workers, Recruitment Systems, Competency.
dalam perencanaan kepegawaian (Simamora, kriteria yang telah ditetapkan ataupun jumlah
1997:212). yang dibutuhkan. Setelah proses seleksi
Mathis dan Jackson (2002:261) selesai, para pelamar yang diterima diangkat
mengemukakan bahwa “recruitment, including menjadi pegawai (Triton, 2005: 44). Dalam
the identification and evaluation of source, kepegawaian, seleksi merupakan proses
is a major step in the total staffing process. pengambilan keputusan dengan membatasi
That process begins with the determination jumlah pegawai yang dapat dikontrak kerjakan
of manpower needs for the organization. It dari pilihan sekelompok calon-calon pegawai
continues with inventories of capabilities, yang berpotensi.
recruitment, selection, placement, and Sedangkan sistem rekrutmen ber-basis
orientation. Sedangkan Schermerhorn kompetensi (competency based recruitment
mendifinisikan rekrutmen sebagai proses and selection) menurut Hooghiemstra dalam
penarikan sekelompok kandidat untuk Mitrani, (1995:32) biasanya dititik beratkan
mengisi posisi yang lowong, rekrutmen pada cara-cara penyaringan yang dapat
yang secara efektif akan membawa peluang digunakan untuk memilih secara cepat dan
pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang efisien sejumlah calon kuat dari sekelompok
yang berkemampuan dan keterampilannya besar pelamar. Penilaian karyawan baru
memenuhi spesifikasi pekerjaan (http:// menampilkan tantangan-tantangan khusus,
jurnal-sdm.blogspot.com). Menurut Gomes seperti menyaring banyak pelamar dalam
(2003:105) rekrutmen merupakan proses waktu singkat dan memisahkan pelamar-
mencari, menemukan, dan menarik para pelamar yang baru lulus sekolah, yang tidak
pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh mem-punyai pengalaman kerja, sebagai dasar
suatu organisasi. Dari berbagai pendapat penilaian. Oleh karena itu, sistem perekrutan
tersebut dapat dimaknai bahwa intinya berdasarkan kompetensi ditekankan paling
rekrutmen merupakan proses komunikasi tidak pada tiga kompetensi inti, sebagai berikut:
dua arah antara pelamar yang menghendaki 1. Kompetensi yang telah dikembangkan
pekerjaan dengan organisasi yang mem- dan ditunjukkan oleh para pelamar dalam
butuhkan tenaga kerja. kehidupan kerjanya.
Berdasarkan penjelasan di atas 2. Kompetensi yang memprakirakan
dapat dikemukakan dua hal; pertama bahwa kemungkinan-kemungkinan keberhasilan
sebuah proses rekrutmen dimulai dengan calon dalam jangka panjang, yang sukar
pencarian calon dan terakhir sampai lamaran dikembangkan melalui pelatihan karyawan
mereka diterima; kedua, rekrutmen mencakup atau pengalaman dalam pekerjaan.
semua kegiatan rekrutmen mulai dari seleksi, 3. Kompetensi yang secara meyakinkan
penempatan, dan bahkan sampai orientasi, dapat diketahui secara langsung melalui
yaitu seluruh proses kegiatan mulai dari wawancara peristiwa singkat dan terarah.
mencari sampai menempatkan dan orientasi Dalam sistem perencanaan penem-
pegawai (Herman, 2004:18). Sedangkan patan berdasarkan kompetensi sebaiknya
seleksi pada dasarnya merupakan usaha dipusatkan untuk menemukan calon-calon
yang sistematis yang dilakukan guna lebih terbaik bagi tugas-tugas terpenting yang
menjamin bahwa mereka yang diterima adalah memberi nilai tambah pada suatu organisasi.
yang dianggap paling tepat, baik dengan Oleh karena itu, sistem seleksi dan penem-
patan harus ditekankan pada pengenalan
4 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013
secara seksama. Tes kompetensi dasar dan desentralisasi, tergantung pada keadaan
kompetensi bidang diperlukan untuk me- (besarnya) organisasi, kebutuhan, dan jumlah
nentukan apakah calon-calon tersebut memiliki calon pegawai yang hendak direkrut. Umumnya
kompetensi yang diperlukan atau tidak. Untuk diinstansi pemerintah menggunakan kombinasi
menilai calon pegawai dapat digunakan dari kedua jenis rekrutmen tersebut, hal ini
berbagai cara, seperti tes wawancara, tes menunjukan pengendalian menjadi ketat dan
tertulis, tes simulasi laporan penilaian kinerja, pada waktu bersamaan akan memberikan
penilaian atasan, dan sebagainya. Data hasil kepada instansi-instansi kesempatan me-
kerja di masa lalu dan wawancara peristiwa lakukan rekrutmen yang lebih tepat waktu dan
perilaku biasanya merupakan alat seleksi yang lebih fleksibel (Gomes, 1995: 113-114).
paling efektif. Adapun manfaat penggunaan
kompetensi dalam rekrutmen dan seleksi
menurut Ruky (2003:109) adalah: KEBIJAKAN REKRUTMEN CPNS DARI PTT
1. Memberikan gambaran yang lengkap
terhadap tuntutan kompetensi dari tiap PTT atau tenaga honorer adalah
pekerjaan (job). seseorang yang diangkat oleh Pejabat
2. Meningkatkan ketepatan prediksi untuk Pembina Kepegawaian (PPK) atau pejabat
mempekerja-kan orang yang akan sukses. lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan
3. Meminimalkan biaya (cost) dalam bentuk tugas-tugas tertentu pada instansi pemerintah
uang dan waktu pada karyawan yang atau yang penghasilannya menjadi beban
mungkin tidak bisa mencapai harapan Anggaran Pendapatan Belanja Negara(APBN)
orang. atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
4. Melakukan proses wawancara yang lebih (APBD).PPK adalah pejabat yang mempunyai
sistematis. kewenangan mengangkat, memindahkan, dan
5. Membantu membedakan dengan yang memberhentikan PNS di lingkungannya sesuai
sulit untuk dikembangkan. dengan peraturan perundang-undangan yang
Menurut Ruky (2003:155) tujuan berlaku. PTT yang bekerja pada beberapa
dari tahap seleksi adalah mencari calon instansi pemerintah baik pusat maupun daerah
yang dianggap paling tepat untuk mengisi sampai selama ini belum memiliki manajeman
sebuah jabatan (dan seyogyanya mempunyai yang jelas, terutama dari sistem rekrutmen.
potensi untuk dikembangkan agar bisa Sistem rekrutmen PTT dilaksanakan oleh
mengisi jabatan-jabatan lain yang mungkin masing-masing instansi tanpa mendasarkan
lebih berat tanggung jawabnya). Dengan pada kebutuhan dan bobot pekerjaan organisasi
kata lain, tujuan seleksi tidak hanya mencari serta mengesampingkan aspek kompetensi
orang yang baik atau qualified tetapi juga dan keahliannya. Sedangkan dalam sistem
orang yang tepat pada jabatan yang tepat. penggajiannya belum menitik beratkan pada
Umumnya, proses seleksi dilakukan melalui bobot pekerjaan, tanggung-jawab dan resiko
tahapan seleksi dokumen, tes pengetahuan yang dihadapi. Mereka pada umumnya hanya
akademik, tes psikologi, tes intelegensi, tes mendapatkan honor atau gaji yang besaran
kepribadian, tes bakat dan kemampuan, tes serta pembiayaannya tergantung pada kas
kesehatan dan wawancara (Mangkunegara, instansi masing-masing, sehingga dirasa
2004:35). Sedangkan teknik rekrutmen dapat kurang adil dan tidak ada keseragaman.
dilakukan melalui asas sentralisasi atau
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 5
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013
kembali agar Kepala BKN dan Kepala fasilitas pelayanan kesehatan milik
BPKP melakukan verifikasi dan pemerintah di daerah terpencil,
validasi ulang baik dokumen maupun tertinggal, perbatasan atau tempat
ke lapangan bila diperlukan dengan yang tidak diminati, dapat diangkat
melibatkan kepolisian. menjadi CPNS.
c. Hasil verifikasi dan validasi ulang b. Tenaga Ahli tertentu/khusus yang
terakhir per instansi dilaporkan dibutuhkan oleh negara tetapi tidak
oleh Kepala BKN dan Kepala tersedia di kalangan PNS dapat
BPKP kepada Menteri PAN untuk diangkat menjadi CPNS.
ditetapkan formasinya sesuai c. Pengangkatan untuk dokter dan
persyaratan pengangkatan tenaga tenaga ahli tertentu/khusus tersebut
honorer kategori 1 sama dengan dengan ketentuan usia paling tinggi
persyaratan yang diatur dalam PP 46 tahun dan telah mengabdi kepada
48 sebagaimana telah diubah dengan negara sekurang-kurangnya 1 tahun
Peraturan Pemerintah Nomor 43 pada 31 Desember 2005.
Tahun 2007 (PP 43) dan PP 56. d. Pengangkatan dokter dan tenaga ahli
2. Penyelesaian tenaga honorer yang tertentu/khusus dilakukan sampai
penghasilannya dibiayai bukan dari dengan Tahun Anggaran 2014.
APBN/APBD (tenaga honorer kategori 2), Persyaratan pengangkatan PTT/
sebagai berikut: tenaga honorer sebagaimana tertuang dalam
a. Lulus seleksi kelengkapan admi- Pasal 6 ayat (3) PP 56dilakukan melalui
nistrasi dan lulus ujian tertulis pemeriksaan kelengkapan administrasi dan
kompetensi dasar dan kompetensi lulus seleksi ujian tertulis kompetensi dasar
bidang sesama tenaga honorer. dan kompetensi bidang. Tes dilaksanakan
b. Pembuatan soal dan pengolahan satu kali dengan materi TKD berdasarkan kisi-
hasil ujian kompetensi dasar seta kisi yang ditetapkan pemerintah.Pembuatan
pelak-sanaan ujian tertulis dilakukan soal dan pengolahan hasil ujian kompetensi
bekerjasama konsorsium Perguruan dasar dilakukan oleh Konsorsium PTN yang
Tinggi Negeri (PTN). dibentuk oleh Menteri PAN dan RB bersama
c. Setelah lulus ujian tertulis kompetensi Menteri yang menyelenggarakan urusan
dasar berdasarkan nilai ambang pemerintahan dibidang pendidikan. Pelak-
batas kelulusan(passing grade)maka sanaan ujian tertulis di lingkungan instansi
dilakukan TKB (profesi). pemerintah dan provinsi dilaksanakan oleh
d. Tenaga honorer yang dinyatakan lulus PPK masing-masing. Sedangkan untuk
ujian dapat diangkat menjadi PNS kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Gubernur
berdasarkan jumlah dan kualifikasi selaku wakil pemerintah di wilayah provinsi.
formasi sampai dengan tahun Kelulusan berdasarkan passing grade yang
anggaran 2014. ditetapkan Menpan atas pertimbangan
3. Penyelesaian tenaga dokter dan tenaga Kemendiknas dengan memperhatikan pen-
ahli, sebagai berikut: dapat dari konsorsium PTN. Adapun hasil
a. Dokter yang telah selesai atau sedang atau pengumuman kelulusan dilakukan oleh
melaksanakan tugas sebagai PTT Menpan, PTT atau tenaga honor yang lulus
atau sebagai tenaga honorer pada
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 7
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013
ujian TKD dilakukan TKB dengan memper- pegawai pada dasarnya adalah upaya untuk
timbangkan dedikasi oleh masing-masing menarik minat tenaga kerja di masyarakat agar
instansi. bersedia mengajukan lamaran sebagai PNS.
Prinsip rekrutmen CPNS dari PTT Pengadaan CPNS dilakukan ber-
adalah; (1) Obyektif, proses pelaksanaan dasarkan lima prinsip, yaitu: netral, obyektif,
pengadaan CPNS sesuai dengan keadaan akuntabel, bebas KKN, dan terbuka, yang
yang sesungguhnya; (2) Transparan, proses dilaksanakan sebagai berikut;
pelaksanaan pengadaan CPNS dilaksanakan 1. Setiap warga negara Indonesia yang
secara terbuka; (3) Kompetitif, penentuan hasil memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi,
seleksi didasarkan pada nilai ambang batas tanpa membedakan jenis kelamin, suku,
tertentu (passing grade) dan atau nilai terbaik agama, ras, golongan, atau daerah.
seluruh peserta; (4) Akuntabel, seluruh proses 2. Pengumuman penerimaan PNS di-
pengadaan PNS dapat dipertanggungjawab- umumkan secara luas dengan meng-
kan kepada stakeholders maupun masyarakat; gunakan media yang tersedia (internet,
(5) Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme televisi, radio, surat kabar, dan/atau papan
(KKN) seluruh proses pengadaan CPNS harus pengumuman).
terhindar dari unsur KKN; (6) Non diskriminatif, 3. Pengadaan PNS dilaksanakan oleh dan
dalam arti dalam proses pengadaan tidak menjadi tanggungjawab masing-masing
boleh membedakan pelamar berdasarkan PPK.
suku, agama, ras, jenis kelamin, dan golongan 4. Setiap pelamar tidak dipungut biaya
berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin, apapun.
dan golongan; (7) Tidak dipungut biaya, 5. Seleksi dilakukan secara objektif, terbuka/
pelamar tidak dibebankan biaya apapun dalam transparan dan pelaksanaan ujian bagi
pengadaan CPNS; (8) Efektif, pengadaan pelamar umum maupun pengisian/jawaban
CPNS disesuaikan dengan kebutuhan daftar pertanyaan mengenai pengetahuan
organisasi; (9) Efisien, penyeleng-garaan tata pemerintahan/pemerintahan yang
pengadaan CPNS dilakukan dengan biaya baik bagi tenaga honorer dilakukan secara
seminimal mungkin. serentak di seluruh Indonesia.
Tujuan dari ditetapkannya peraturan 6. Hasil ujian bagi pelamar umum maupun
tersebut agar menjadi suatu tujuan adalah hasil pengisian/jawaban daftar pertanyaan
sebagai acuan bagi PPK terkait pelaksanaan mengenai pengetahuan tata pemerintahan
rekrutmen CPNS guna tercapainya; (1) CPNS yang baik bagi tenaga honorer diolah
yang profesional, jujur, bertanggungjawab, dengan komputer.
netral, dan memiliki kompetensi sesuai dengan 7. Penetapan peserta yang lulus dan
tugasnya; (2) Mencegah terjadinya KKN dalam diterima bagi pelamar umum dan yang
penerimaan CPNS; (3) Untuk memperoleh diprioritaskan untuk diangkat sebagai
pemahaman yang relatif utuh terkait dengan CPNS bagi tenaga honorer diumumkan
pengadaan CPNS. Menurut Tayibnapis secara terbuka oleh PPK atau pejabat lain
(1995:128-129) pengadaan pegawai yang tepat yang ditunjuk.
merupakan langkah awal dari pelaksanaan Rekrutmen CPNS yang berasal dari
rencana kepegawaianyang bertujuan untuk PTT didasarkan atas adanya kekosongan
memperoleh tenaga-tenaga potensial dari formasi dalam suatu organisasi pada umumnya
masyarakat. Rekrutmen atau pengadaan
8 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013
disebabkan oleh dua hal, yaitu: adanya PNS uji publik. Dari hasil uji publikterdapat 111
yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia, instansi yang menyatakan sudah clear karena
atau adanya perluasan organisasi. Karena tidak ada keberatan/sanggahan. Memper-
pengadaan CPNS adalah untuk mengisi hatikan program pemerintah terhadap sistem
formasi yang lowong, maka penerimaan PNS rekrutmen CPNS yang berasal dari PTT ini,
harus berdasarkan kebutuhan. Pengadaan menunjukan adanya iktikad baik pemerintah
CPNS dilakukan mulai dari perencanaan, untuk menyelesaikan persoalan berkaitan
pengumuman, pelamaran, penyaringan, dengan tenaga honorer. Sistem rekrutmen lebih
pengangk atan CPNS sampai dengan professional dengan tes kompetensi, dapat
pengangkatan menjadi PNS. Pengadaan mewujudkan CPNS yang kompeten.
CPNS dilaksanakan oleh PPK.
Terkait dengan formasi PNS tahun
2012 pihak Menpan telah menerima usulan PENUTUP
formasi dari 85 daerah, tetapi hanya 20
yang melengkapi dengan analisa jabatan Rekrutmen dan seleksi berbasis
(anjab), analisa beban kerja (abk) serta kompetensi merupakan kunci utama bagi
proyeksi kebutuhan pegawai hingga lima instansi pemerintah untuk mendapatkan
tahun ke depan(http://www.menpan.go.id). pegawai yang profesional di bidangnya.
Sebagaimana ketentuan Menpan tersebut, Untuk melaksanakan sistem rekrutmen
bagi yang tidak melaporkan dengan benar atas PNS yang kompeten, pemerintah telah
persyaratan pengajuan formasi CPNS sesuai mengambil kebijakan berkaitan dengan
dengan kebijakan moratorium, maka tidak akan seleksi PTT sebagaimana tertuang dalam
diberi alokasi. Untuk formasi CPNS tahun 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
pemerintah pusat mengalokasikan sebanyak 2012. Berdasarkan kebijakan ini pemerintah
kurang lebih 72 ribu bagi tenaga honorer menyusun dua strategi dalam melakukan
dan sekitar 60 ribu bagi pelamar umum. rekrutmen dan seleksi tenaga honorer menjadi
Akhir juni merupakan batas akhir pengajuan PNS.Mekanisme rekrutmen PNS bagi PTT
formasi CPNS untuk tahun 2012, karenapada tenaga honorer dilaksanakan dengan sistem
bulan tersebut sudah harus masuk dalam seleksi kelengkapan administrasi, ujian tertulis
pembahasan APBN. Kalau pengajuan formasi dasar dan kompetensi bidang. Penentuan hasil
sesudah bulan Juni, maka akan masuk dalam atau kelulusan PTT berdasarkan nilai ambang
prioritas untuk formasi tahun 2013. batas (passing grade).Sistem rekrutmen
Terhadap sechedule rekrutmen CPNS dengan menerapkan tes kompetensi akan
yang berasal dari PTT pada tahun 2012BKN mengasilkan PNS yang kompeten. Sehingga
bersama BPKP dan Menpan telah melakukan diarapkan dapat menjalankan tugas-tugas
kegiatan verifikasi TH K1 sebanyak 152 ribu pemerintahan khususnya dalam memberikan
dan hanya ada 72 ribu dianggap valid (http:// pelayanan publik secara profesional.
www.menpan.go.id). Kemudian hasilnya Rekrutmen PTTberbasis kompetensi ini akan
dilakukan uji publik, dari 523 instansi pusat menjadi harapan baru bagi peningkatan
dan daerah hingga pertengahan tahun 1012 kualitas SDM aparatur negara disemua lini unit
yang sudah melakukan uji publik ada 429 instansi pemerintahan.
instansi, dan 94 yang masih mempersiapkan Untuk perbaikan suatu rekrutmen
PNS hendaknya dilakukan dengan metode
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 9
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 7, No.2, November 2013