Anda di halaman 1dari 6

Strategi Meningkatkan Kinerja Pegawai Dalam Penempatan Pegawai

(Studi Kasus pada Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo)


Sugeng Triadi, S.Ikom1, Dr. Ika Nurul Qamari, M.Si2, Dr. Arni Suwanti, M.Si2
1
Departemen Magiter Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
2
Dosen Departemen Magiter Manajemen, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia
Email Korespodensi: Sugengtriadi11@gmail.com
Abstrak
Pelaksanaan otonomi daerah memiliki tujuan agar masing masing daerah memiliki
kewenangan-kewenangan dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, hal ini di
khususkan pada wilayah kabupaten dan kota.. Untuk melaksanakan urusan rumah tangga
daerahnya bupati/walikota bekerja dengan sumber daya manusia (SDM) dimana pada
konteks ini adalah pegawai. Pegawai sebagai SDM dalam menjalankan tugas-tugasnya
menjadi indikator dari berhasil atau tidak berhasilnya pemerintahan. Pengelolaan pada SDM
salah satunya adalah melalui penempatan pegawai. Tujuan pada penelitian yang berupa
penelitian kualitatif ini adalah mendeskripsikan strategi meningkatkan kinerja pegawai dalam
penempatan pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo (SETDA). Hasil analisis
SWOT menunjukkan bahwa posisi SETDA Purworejo berada pada posisi lemah tapi sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang dapat dilakukan adalah dilakukan peningkatan skill
terhadap teknologi komputer guna menunjang akurasi penempatan pegawai yang diharapkan
dapat membuat penempatan pegawai lebih tepat dan meningkatkan kinerja pegawai.
Kata kunci: Penempatan pegawai; Analisis Swot; Kinerja.
PENDAHULUAN
Pelaksanaan untuk otonomi daerah di Indonesia disesuaikan dengan Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, sebagai pengganti Undang-undang
sebelumnya membawa konsekuensi bagi pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan
prima yang maksimal kepada masyarakat daerahnya. Kelanjutan akan pelayanan dan
pengeyelenggaraan pemerintahan yang baik ini dapat di tanggapi oleh pemerintah melalui
reformasi manajemen sumber daya manusia (SDM) dimana dalah hal ini adalah pegawainya.
Hal ini pula didukung di dalam undang-undang nomor 5 tahun 2014 pasal 56 menjelaskan
bahwa setiap instansi pemerintahan wajib untuk menyusun kebutuhan dan jenis jabatan
Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Lebih
lanjutnya hal yang ada pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor : Kep/33/M.PAN/7/2011 tentang pedoman analisis jabatan pada
bab 2 mendeskripsikan bahwa syarat jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki
oleh seseorang untuk menduduki sebuah jabatan pada pemerintahan. Persyaratan yang
dimaskudkan adalah wajib bagi seorang pegawai yang hendak menduduki jabatan tertentu
dalam birokrasi pemerintahan untuk wajib menunjukkan kemampuan, keahlian/keterampilan
kerja yang menjadi dasar dari kepemilikan pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan yang
pernah dimiliki serta kecocokan antara pribadi, minat dan kemampuan serta kesempatan yang
terkait dengan organisasi.
Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo merupakan salah satu bagian dari sistem
pemerintahan yang bertugas untuk menyusun kebijakan dan pula melakukan koordinasi dari
dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo terdiri
untuk melakukan tugasnya dibantu oleh bagian asisten pemerintahan, asisten ekonomi dan
pembangunan, dan asisten administrasi dan kesra. Dimana asisten pemerintahan dibantu oleh
3 bagian yang terdiri dari bagian pemerintahan, bagian pemerintahaan desa dan kelurahan,
dan bagian hukum. Asisten ekonomi dan pembangunan dibantu oleh bagian perekonomian,
bagian pembangunan dan bagian hubungan masyarakat. Asisten administrasi dan kesra yang
dibantu oleh bagian organisasi dan aparatur, bagian umum dan bagian kesejahteraan rakyat.
Masing- masing bagian yang disebutkan diatas memiliki 3 sub-bagian. Tujuan dari penelitian
ini adalah mendeskripsikan strategi penempatan pegawai dalam meningkatkan kinerja,
mengidentifikasi peluang serta hambatan-hambatan yang ada saat implementasi dari strategi
penempatan pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Purworejo, mendeskripsikan serta melakukan analisa dari upaya yang dilakukan Sekretariat
Daerah Kabupaten Purworejo untuk menanggulangi hambatan – hambatan penempatan
pegawai guna untuk meningkatkan kinerja pegawainya.

TELAAH PUSTAKA
Penempatan Pegawai
Penempatan adalah proses penugasan atau pengisian jabatan atau penugasan kembali
pegawai pada tugas atau jabatan baru atau jabatan yang berbeda. Penugasan ini dapat berupa
penugasan pertama untuk pegawai baru direkrut, tetapi dapat juga melalui promosi,
pengaalihan, dan penurunan jabatan atau bahkan pemutusan hubungan kerja (Hariandja,
2002).
Adapun faktor – faktor yang prtlu dipertimbangkan dalam penempatan dari pegawai
Menurut Werther dan Davis (2002) dalam Suwatno (2003) yaitu faktor pendidikan / prestasi
akademis, pengalaman, kesehatan fisik dan mental, status perkawinan, usia. Berdasarkan
konsep atau jenis dari proses penempatan pegawai maka penempatan pegawai dapat berupa
promosi, demosi dan transfer (Siagian, 2005).
Kinerja
Menurut Agunis (2009) definisi dari kinerja tidak termasuk pada hasil dari perilaku
pegawai, tetapi hanya perilakunya sendiri. Kinerja adalah tentang perilaku atau apa yang
pegawai lakukan, tidak tentang produk hasil dari pegawai atau hasil akhir. Sejalan dengan itu
pemerintah telah menentukan bagaimana mengukur kinerja suatu organisasi pemerintah yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor :09/M.PAN/5/2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Idikator Kinerja Utama (IKU), yaitu pada pasal 1 yang
menyebutkan bahwa kinerja instansi pemerintah adalah gambaran bagaimana tingkat
pencapaian sasaran atau tujuan organisasi menghasilkan atau gagal dalam pelaksanaan
kegaitan-kegiatan sesuai dengan program yang telah ditetapkan, dijelaskan bahwa “indikator
kinerja adalah alat ukur spesifik secara kualitatif dan/atau untuk masukan, proses, keluaran,
hasil, manfaat, dan atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program
atau kegiatan.
Pegawai
Menurut Suharno (2008) pegawai adalah seseorang yang ditugaskan sebagai pekerja
dari sebuah perusahaan untuk melakukan operasional perusahaan dia bekerja untuk digaji dan
sebagai penggerak utama dari setiap organisasi, dalam atian lain tanpa mereka organisasi dan
sumber daya lainnya tidak akan pernah menjadi sesuatu yang berarti. Karyawan adalah
pekerja dalam perusahaan dan seringkali berhubungan dengan masalah administrasi.
Sedangkan pegawai umumnya adalah mereka yang bekerja di instansi pemerintahan alias
pegawai negeri sipil. Sebenarnya, ketiga kata itu, buruh, karyawan, dan pegawai sama-sama
menerima upah.

METODE PENELITIAN
Desain dari penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Melalui desain tersebut, peneliti berusaha mendeskripsikan data yang diperoleh dan
kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan analisis SWOT. Populasi pada
penelitian ini adalah 1 Sekertaris Daerah Kabupaten Purworejo, 3 Asisten Sekertaris Daerah
Kabupaten Purworejo, 8 Kepala Bagian, 136 Kepala Sub Bagian, Staff atau Pegawai pada
Jabatan Fungsional. Sedangkan sampel 1 (satu) orang Sekretaris Daerah, 1 (satu) orang
Asisten Sekretaris Daerah, 3 (tiga) orang Kepala Bagian, dan 25 Kepala Sub Bagian, Staff
atau Pegawai pada Jabatan Fungsional Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo, jadi jumlah
keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 (Tiga Puluh). Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara mengenai dengan kebijakan
strategis dari Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dari kinerja pegawainya dan kuesioner mengenai penempatan pegawai yang
diberikan kepada pegawai masing-masing bagian dari Sekretariat Daerah Kabupaten
Purworejo. Dilakukan analisis data dengan mendeskripsikan data yang terkumpul dan
dilakukan analsis menggunakan SWOT Analysis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
eksternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara
terbaik untuk melangsungkan sebuah strategi. Berikut dikemukakan analisis SWOT faktor
internal (Strength dan Weaknesses) dan faktor eksternal (Oppurtunities dan Threats) :
a. Kekuatan (Strength):
1) Memiliki pegawai yang berkompeten
2) Sekeretaris Daerah Kabupaten Purworejo memiliki fasilitas untuk memunjang
keberlangsungan kerja pegawai
3) Peraturan bupati purworejo no 64 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas fungsi serta tata kerja Sekretatiat Daerah Kabupaten Purworejo
sebai landasan hukum.
4) Tersusunnya analisis jabaran dari analisis beban kerja yang memuat secara rinci
uraian tugas.
b. Kelemhan (Weaknesses)
1) Jumlah pegawai yang ada di setiap bagian masih sangat kurang.
2) Variasi penempatan kerja para pegawai yang kurag menarik minat pegawai.
3) Kurangnya pelatihan yang dilakukan untuk sumber daya manusia.
4) Kurangnya apresiasi atau reward dari instansi sehingga menurunkan minat pegawai
untuk mengejar karirnya.
c. Peluang (Oppurtunities)
1) Diberikan promosi jabatan untuk pegawai yang berprestasi dalam kinerjanya.
2) Diberikan oleh SETDA Purworejo diklat aatau pendidikan dan laithan dalam bidang
teknologi untuk bisa mengoperasikan pelayanan yang berbasis digital.
3) Kerjasama yang baik dengan instansi diluar setda purworejo
4) Adanya semangat Good Governance yang menjadi motivasi para pegawai untuk
berinovasi dan kreatif dalam bekerja
d. Ancaman (Threats)
1) Pihak atasan memberikan tuntutan terhadap pendidikan terakhir untuk setiap
golongan.
2) Adanya perubahan terhadap peraturan-peraturan tertentu terkait tingkat pendidikan
formal terakhir dari pemerintah pusat
3) Era globalisasi yang membuat sumber daya manusia harus yang siap bersaing.
4) Kebutuhan kan pegawai yang telah mempunyai kemampuan yang cocok terhadap
era industri yang masih kurang.
Berdasarkan hasil penentuan nilai bobot pada masing – masing indikator (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) serta penentuan nilai tertimbang pada masing – masing
indikator (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dilakukan penentuan atas nilai
tertemibang dengan cara mengalikan jumlah bobot masing – masing indikator dengan jumlah
nilai masing – masing dari indikator. Dari langkah ini akan diperoleh sebuah perhitgan nilai
tertimbang tiap indikator yang dikenal dengan istilah IFAS (Internal Strategic Factor Analysis
Summary) dan EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary) dimana langkah ini hal
untuk meletakkan posisi organisasi yang diteliti (Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo)
pada salah satu posisi matrik SWOT. Berikut disajilan perhitungannya :
a.Nilai tertimbang IFAS

Nilai tertimbang kekuatan = 2,525


Nilai tertimbang kelemahan = 2,575
Nilai IFAS = - 0,05

b. Nilai tertimbang EFAS

Nilai tertimbang peluang = 2,5


Nilai tertimbang ancaman = 2,45
Nilai EFAS = 0,05
Berdasarkan hasil dari penilaian nilai IFAS dan EFAS maka dapat menunjukkan posisi dari
Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram SWOT


Dalam gambar tersebut dapat terlihat bahwa posisi kinerja dari Sekretariat Daerah
Kabupaten Purworejo ada pada posisi Kuadran II yaitu terbentuk oleh potongan sumbu
horizontal negatif (kekuatan) dan potongan sumbu vertikal positif (peluang). Sekretariat
Daerah Kabupaten pada hal ini menunjukkan bahwa organisasi adalah lemah tetapi sangat
berpeluang. Rekomendasi yang disarankan adalah mengubah strategi, mengatasi kelemahan
internal yang ada dengan menggunakan pilihan peluang yang tersedia.
Dari diagram tersebut dapat ditetapkan alternatif strategi yang di analisis menggunakan
tabel matriks SWOT, sebagai berikut :
Tabel 1. Matriks Analisis SWOT
IFAS Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
EFAS
Opputunity (Peluang) Strategi SO Strategi WO
Threats (Ancaman) Strategi ST Strategi WT
Keterangan diagram strategi SWOT :
Strategi : Strength and Oppurtiniy – SO
1. Pegawai yang berkompeten dalam menjalankan tugas dengan cepat dan efisien akan
mendapatkan peluang untuk promosi jabatan.
2. Dengan Good Governance yang dijadikan motivasi bagi para pegawai untuk
berinovasi dan kreatif dalam bekerja, setda purworejo akan memberikan fasilitas
kendaraan oprasional dan fasilitas lain untuk menunjang pekerjaan.
3. Dengan tersusunya analis rincian tugas yang jelas, para pegawai di setda dapat
mendapatkan peluang yang baik untuk berpindah atau mutasi ke luar instansi setda.
Strategi: Weakness and Oppurtunity – WO
1. Diberikan pemilihan bagian kerja yang diminati oleh pegawai sehingga dapat
menunjang dan memberikan efek positif dan semangat terhadap pegawai dalam
menjalankan tugasnya.
2. Jumlah pegawai akan ditambah pada bagian-bagian yang terdapat kekosongan dan
dibekali skil dari hasil diklat sehingga para pegawai telah mumpuni dan keahlihan
dibidangnya sehingga mendapatkan keuntungan bagi dari nya.
3. Pemberian reward untuk pegawai sehingga memberikan semangat dalam bekerja
meraih reward tersebut.
Strategi Strenght and Threat – ST
1. Meningkatkan kualitas jenjang pendidikan bagi para pegawai untuk mengisi
jabatan-jabatan yang sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut
2. Dilakukanya diklat kepada para pegawai untuk bisa lebih mengoptimalkan
kinerjanya di era globalisasi
3. Memberikan fasilitas kendaraan oprasional kepada pegawai yang berprestasi dalam
pekerjaan
Strategi Weakness and Threat – WT
1. Diberikanya penempatan pegawai / rotasi yang sesuai dengan bidang ahlinya.
2. Tambahan pegawai disetiap bagian sehingga tidak rangkap kerjaan.
3. Memberikan pelatihan kepada seluruh pegawai untuk bisa mengoprasikan alat-alat
yg digunakan pada era globalisasi
Diketahui dari posisi Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo berada pada kuadran II,
Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo diharapkan untuk segera membereskan kelemahan
internal yang ada dengan cara memanfaatkan peluang yang ada agar dapat meningkatkan
kinerja pegawai melalui penempatan pegawai. Maka dapat dipilih strategi weakness dan
opportunity.
KESIMPULAN (Conclusion)
Berdasarkan analisis SWOT dimana faktor internal yag berupa kekuatan dan
kelemahan serta faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman di Sekretariat Daerah
Kabupaten Purworejo menunjukkan menunjukkan bahwa pada tabel Matriks IFAS dan
EFAS, diketahui bahwa nilai IFAS nya adalah – 0,05 dan nilai EFAS nya adalah 0,05.
Dengan demikian Sekretariat Daerah Kabupaten Purworejo berada pada kuadran II, dimana
hal ini menunjukkan bahwa organisasi/instansi lemah tetapi sangat berpeluang. Rekomendasi
yang disarankan untuk instansi adalah mengubah strategi, mengatasi kelemahan internal yang
ada dengan menggunakan pilihan peluang yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aguinis, H., 2009, Performance management 2 edition, Person Education, ine
publisihing.
2. Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Grafindo, 2002), cet. ke-
3, hal. 45
3. Le Tran Thach Thao, C. S. Hwang, 2015, Factors Affecting Employee Performance -
Evidence From Petrovietnam Engineering Consultancy J.S.C, Human Resource
Management Journal, 1 - 13.
4. Sastrohadiwiryo, 2002, Manajemen Tenaga Kerja Idnonesia : Pendekatan
Administratif dan Operasional, Jakarta: Bumi Aksara.
5. Siagian, Sondang. P., 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
6. Suharno, 2008, Prinsip-prinsip Dasar Kebijakan Publik, Yogyakarta : UNY Press.
7. William B. Werther, Jr., Keith Davis, 2002, Human Resources & Personnel
Management, Fifth edition (International Edition) McGraw-Hill Inc, USA.

Anda mungkin juga menyukai