Oleh :
YONNIF WADU ROHI
Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Wijaya Putra Surabaya
Jl. Benowo no 1-3 Kota Surabaya Jawa Timur
Email: amaryonifrohi@gmail.com
Abstrak: Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengawasan
dan profesionalisme pegawai pemerintah yang merupakan faktor yang menjadi penentu
tingkat kinerja seorang pegawai. Fenomena terkait profesionalisme ditemukan pada
Kecamatan Tambaksari Surabaya dimana ditemukan adanya pegawai yang masih kurang
profesional dalam bekerja yang ditunjukkan melalui rendahnya produktivitas dan diiringi
dengan tingginya tingkat absensi serta keterlambatan pegawai dalam bekerja. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh Pengawasan dan Profesionalisme terhadap
Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak
38 yang merupakan seluruh pegawai yang bekerja di Kecamatan Tambaksari Surabaya.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil
kesimpulan bahwa: Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Pengawasan dan
Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan
Tambaksari Kota Surabaya.
Kata Kunci : Pengawasan, Profesionalisme, Kinerja
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang potensial dan
strategis perannya di setiap bentuk organisasi. Sumber daya manusia memiliki
peranan yang sangat penting bagi suatu instansi pemerintahan. Peran dan kualitas
sumber daya manusia yang ada didalam organisasi menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi untuk
mewujudkan visi dan misinya. Dengan demikian diperlukan adanya
pengembangan sumber daya manusia secara kontinu agar diperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas, sehingga dalam bekerja dapat memberikan hasil yang
optimal.
Sumber daya yang dimiliki instansi tidak akan memberikan hasil yang
optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai
kinerja baik. Kinerja karyawan yang baik juga ditandai dengan kemampuan
karyawan menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang ditentukan dan dapat
mencapai setiap target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, seperti halnya yang
dikemukakan oleh Mangkunegara (2010) menjelaskan bahwa kinerja merupakan
prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai SDM baik secara kualitas maupun
kuantitas persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengawasan. Pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur
apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria norma standar atau
rencana-rencana yang ditetapkan (Handoko, 2004). Kegiatan pengawasan mutlak
dilakukan agar dapat terlaksana kegiatan instansi dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Pengawasan yang efektif akan memberikan suatu jaminan yang
mengikat seluruh pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan
penuh tanggung jawab. Pengawasan yang diberikan kepada pegawai akan
mendorong pegawai untuk teliti dalam melaksanakan tugas sehingga apabila
terjadi kesalahan tidak akan terulang kembali. Dengan demikian, pengawasan
yang diberikan pada pegawai akan meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan
atau penyimpangan kerja dan memberi dampak pada peningkatan kinerja
pegawai.
Tujuan adanya aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat adalah untuk
melaksanakan kegiatan dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri
dalam melakukan pembangunan nasional. Menurut Undang-undang No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 11 menunjukkan bahwa pegawai ASN
bertugas: (1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (2)
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan (3)
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemudian pada pasal 12 menunjukkan bahwa pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dengan persyaratan
yang demikian, sdm aparatur dituntut memiliki profesionalisme pada prinsipnya,
di dalam diri setiap aparatur pemerintah melekat peran, tugas, dan tanggung jawab
yang dilandasi oleh nilai, kode etik, dan moral. Untuk mampu meningkatkan
mutu, pengetahuan, dan ketrampilan seorang pegawai pemerintah haruslah
memiliki rasa tanggung jawab, dimana tugas pemerintah dan pengabdiannya
hanya untuk mengabdikan kepada masyarakat. Dalam hal ini, profesionalisme
pegawai pemerintah merupakan faktor yang menjadi penentu tingkat kinerja
seorang pegawai. Dalam Undang-undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara pasal 2 disebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen
ASN berdasarkan pada beberapa asas, salah satunya adalah profesionalitas.
Kemudian dalam pasal 3 dijelaskan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan
pada beberapa prinsip salah satunya adalah profesionalitas jabatan.
Kinerja Pegawai
Menurut Sedarmayanti (2013:39) adalah hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi, yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan harus
sesuai dengan moral maupun etika.
Pengawasan Kerja
Pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa
yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria norma standar atau rencana-
rencana yang ditetapkan (Handoko, 2004). Pengawasan yang dilakukan oleh
atasan merupakan pengawasan yang menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan
oleh bawahan dengan maksud agar atasan mengetahui kegiatan nyata dan setiap
aspek pelaksanaan tugas atau lingkungan unit organisasi masing-masing dan tidak
menyimpang dan upaya pencapaian tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.
Bila terjadi penyimpangan atasan segera mengambil langkah-langkah perbaikan
seperlunya (Ardansyah dan Wasilawati, 2014).
Profesionalisme
Menurut Departemen Dalam Negeri adalah merupakan kehandalan dalam
pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat,
cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan.
Disamping itu Kusnandar (2007:46) juga menjelaskan bahwa pengertian
profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian sesseorang. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme adalah mutu, kualitas,
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Penilitian Terdahulu
Azis (2017) dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Pofesionalisme
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Kabupaten Konawe Utara”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan mengetahui: (1) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai, (2) Pengaruh profesionalisme terhadap kinerja pegawai, dan (3)
Pengaruh disiplin kerja dan profesionalisme secara bersama-sama terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe
Utara. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai
pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Utara.
Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai; (2) Profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai; (3) Disiplin kerja dan profesionalisme secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap kinerja pegawai.
Lukas dkk (2017) dengan judul “Pengaruh Pengawasan, Kepemimpinan
dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Pengelola Keuangan dan
Barang Milik Daerah Kabupaten Minahasa Utara”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan pengawasan dan
disiplin kerja terhadap kinerja KSK Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung
Tengah. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan pada badan keuangan Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 55
responden. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebar kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa
secara simultan Pengawasan, Kompensasi dan Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Namun, secara parsial hanya kompensasi
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai sedangkan Pengawasan
dan Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
METODE PENILITIAN
Jenis Penilitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal. Penelitian kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugyono, 2016:62). Pendekatan yang
digunakan adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:11) metode
kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas
instrumen penilitian, regresi linear berganda dan uji F dan uji t.
Tabel 2.
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan
Pengawasan Kerja (X1) 0.841 Reliabel
Profesionalisme (X2) 0.832 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0.882 Reliabel
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS 23,2017
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Variabel
B Std. Error
Cons tant 0.536 0.535
Pengawasan Kerja (X1) 0.261 0.106
Profesionalisme (X2) 0.594 0.160
Sumber : Pengolahan menggunakan data SPSS 23,2017
Berdasarkan Tabel 3. diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda
yang signifikan sebagai berikut :
Y = 0.536 + 0.261 X1 + 0.594 X2 + ε
Keterangan :
X1 : Pengawasan Kerja
X2 : Profesionalisme
Y : Kinerja Pegawai
Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :
Dari nilai perolehan persamaan model regresi linear berganda diketahui
bahwa variabel yang terdiri dari Pengawasan Kerja (X 1) dan Profesionalisme (X2),
menunjukkan nilai koefisien regresi positif, hal tersebut menunjukkan adanya arah
hubungan searah dari variabel yang terdiri dari Pengawasan Kerja (X 1) dan
Profesionalisme (X2) terhadap Kinerja Pegawai.
Variabel Pengawasan Kerja memiliki nilai sebesar 0.261 Artinya jika
variabel Pengawasan Kerja naik satu satuan akan meningkatkan kinerja Pegawai
sebesar 0.261 satuan. Demikian juga apabila Pengawasan Kerja turun satu satuan
akan menurunkan kinerja Pegawai sebesar 0.261. Variabel Profesionalisme
mempunyai nilai sebesar 0.594, artinya jika variabel Profesionalisme naik satu
satuan akan meningkatkan kinerja Pegawai sebesar 0.594 satuan. Demikian juga
apabila Profesionalisme turun satu satuan akan menurunkan kinerja Pegawai
sebesar 0.594 satuan.
Tabel 4.
Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 0.761 0.579 0.555 0.23741
Sumber: Pengolahan menggunakan SPSS 23,2017
Pada Tabel 4. dapat dilihat nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.761. Nilai
sebesar 0.579. Hal ini menunjukan bahwa 57.9% variasi dalam variabel Kinerja
Tabel 5.
Hasil Uji t ( parsial )
Uji t
B
Variabel t Sig
Pengawasan Kerja (X1) 0.261 2.464 0.019
Profesionalisme (X2) 0.594 3.704 0.001
Sumber: Pengolahan menggunakan SPSS 23, 2017
Berdasarkan dari Tabel 5, diatas didapatkan hasil pengujian dari variabel
pengawasan dan profesionalismesebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa nilai sig. sebesar 0,000 sig. atau
< 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat diambil
kesimpulan bahwa semua variabel bebas (Pengawasan Kerja dan Profesionalisme
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel terikat (Kinerja Pegawai
(Y)).
Interpretasi ( Pembahasan )
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, saran dan masukan
yang dapat diberikan pada Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya guna perbaikan
kedepannya adalah sebagai berikut:
1. (a). Berdasarkan total hasil Mean 4.0158 pada variabel pengawasan dengan
interval tertinggi, Pemimpin Kecamatan Tambaksari diharapkan agar tetap
meningkatkan pengawasan kerja secara rutin serta menjaganya tetap optimal
agar pegawai dapat bekerja dengan lebih profesional sesuai dengan apa yang
ingin dicapai oleh instansi. (b). Diharapkan setiap pegawai mampu bekerja
lebih atau meningkatkan daya saing dengan rekan kerja guna memiliki
kualitas dan kuantitas kerja sesuai standar yang di tetapkan Instansi.
2. Diharapkan agar pimpinan kecamatan Tambaksari kota Surabaya mampu
meningkatkan profesionalisme para pegawai dengan meningkatkan
partisipasi para pegawai dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
instansi agar pegawai dapat lebih memiliki rasa keterikatan terhadap instansi
dan kemudian meningkatkan rasa profesionalismenya dalam bekerja.
3. Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini
dengan menambah variabel yang dapat berpengaruh terhadap kinerja
aparatur sipil negara atau dapat menggunakan pendekatan lainnya seperti
kualitatif yang memperoleh data dengan wawancara sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA