Anda di halaman 1dari 17

P ENGARUH PENGAWASAN KERJA DAN PROFESIONALISME

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN TAMBAKSARI KOTA


SURABAYA
“EFFECT OF WORDKSUPERVISIOR AND PROFESIOLISM ON
PERFORMANCE OF EMPOLYEES IN TAMBAKSARI SUB-
DISTRICT,SURABAYA CITY’’

Oleh :
YONNIF WADU ROHI
Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Wijaya Putra Surabaya
Jl. Benowo no 1-3 Kota Surabaya Jawa Timur
Email: amaryonifrohi@gmail.com
Abstrak: Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengawasan
dan profesionalisme pegawai pemerintah yang merupakan faktor yang menjadi penentu
tingkat kinerja seorang pegawai. Fenomena terkait profesionalisme ditemukan pada
Kecamatan Tambaksari Surabaya dimana ditemukan adanya pegawai yang masih kurang
profesional dalam bekerja yang ditunjukkan melalui rendahnya produktivitas dan diiringi
dengan tingginya tingkat absensi serta keterlambatan pegawai dalam bekerja. Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh Pengawasan dan Profesionalisme terhadap
Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak
38 yang merupakan seluruh pegawai yang bekerja di Kecamatan Tambaksari Surabaya.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat diambil
kesimpulan bahwa: Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya. Pengawasan dan
Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan
Tambaksari Kota Surabaya.
Kata Kunci : Pengawasan, Profesionalisme, Kinerja

Abstract: Performance is influenced by several factors, one of which is the supervision


and professionalism of government employees which is a factor that determines the level
of employee performance. The phenomenon related to professionalism was found in
Tambaksari Subdistrict, Surabaya, where there were employees who were still less
professional at work, which was indicated by low productivity and accompanied by high
absenteeism and staff delays in working. The purpose of this study is to describe the
influence of Supervision and Professionalism on Employee Performance in Tambaksari
Subdistrict, Surabaya City. This type of research is a causal research with a quantitative
approach. The sampling technique used is total sampling. The number of samples used
was 38 which are all employees who work in Tambaksari Subdistrict, Surabaya. Data
collection is done by distributing questionnaires. The analysis technique used is multiple
linear regressions. Based on the analysis results it can be concluded that: Supervision has
a significant influence on the Employees Performance in Tambaksari Subdistrict,
Surabaya City. Professionalism has a significant influence on the Employees
Performance in Tambaksari Subdistrict, Surabaya City. Supervision and Professionalism
have a significant influence on the Employees Performance in Tambaksari Subdistrict,
Surabaya City.

Keywords: Supervision, Professionalism, Employee Performance

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang potensial dan
strategis perannya di setiap bentuk organisasi. Sumber daya manusia memiliki
peranan yang sangat penting bagi suatu instansi pemerintahan. Peran dan kualitas
sumber daya manusia yang ada didalam organisasi menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi untuk
mewujudkan visi dan misinya. Dengan demikian diperlukan adanya
pengembangan sumber daya manusia secara kontinu agar diperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas, sehingga dalam bekerja dapat memberikan hasil yang
optimal.
Sumber daya yang dimiliki instansi tidak akan memberikan hasil yang
optimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai
kinerja baik. Kinerja karyawan yang baik juga ditandai dengan kemampuan
karyawan menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang ditentukan dan dapat
mencapai setiap target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, seperti halnya yang
dikemukakan oleh Mangkunegara (2010) menjelaskan bahwa kinerja merupakan
prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai SDM baik secara kualitas maupun
kuantitas persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengawasan. Pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur
apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria norma standar atau
rencana-rencana yang ditetapkan (Handoko, 2004). Kegiatan pengawasan mutlak
dilakukan agar dapat terlaksana kegiatan instansi dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Pengawasan yang efektif akan memberikan suatu jaminan yang
mengikat seluruh pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan
penuh tanggung jawab. Pengawasan yang diberikan kepada pegawai akan
mendorong pegawai untuk teliti dalam melaksanakan tugas sehingga apabila
terjadi kesalahan tidak akan terulang kembali. Dengan demikian, pengawasan
yang diberikan pada pegawai akan meminimalisir terjadinya kesalahan-kesalahan
atau penyimpangan kerja dan memberi dampak pada peningkatan kinerja
pegawai.
Tujuan adanya aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat adalah untuk
melaksanakan kegiatan dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri
dalam melakukan pembangunan nasional. Menurut Undang-undang No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara pasal 11 menunjukkan bahwa pegawai ASN
bertugas: (1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (2)
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan (3)
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemudian pada pasal 12 menunjukkan bahwa pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dengan persyaratan
yang demikian, sdm aparatur dituntut memiliki profesionalisme pada prinsipnya,
di dalam diri setiap aparatur pemerintah melekat peran, tugas, dan tanggung jawab
yang dilandasi oleh nilai, kode etik, dan moral. Untuk mampu meningkatkan
mutu, pengetahuan, dan ketrampilan seorang pegawai pemerintah haruslah
memiliki rasa tanggung jawab, dimana tugas pemerintah dan pengabdiannya
hanya untuk mengabdikan kepada masyarakat. Dalam hal ini, profesionalisme
pegawai pemerintah merupakan faktor yang menjadi penentu tingkat kinerja
seorang pegawai. Dalam Undang-undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara pasal 2 disebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen
ASN berdasarkan pada beberapa asas, salah satunya adalah profesionalitas.
Kemudian dalam pasal 3 dijelaskan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan
pada beberapa prinsip salah satunya adalah profesionalitas jabatan.

Berdasarkan pengamatan sementara pada Kinerja Pegawai di Kantor


Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya,terdapat beberapa masalah yang
diindentifikasi sebagai berikut:
1. Pengawasan yang dilakukan Pimpinan masih kurang efektif, karena masih
ada pegawai yang bekerja tidak sesuai prosedur jika tidak ada pengawasan
secara rutin.
2. Profesionalisme pegawai masih rendah, karena masih ada pegawai yang
tingkat absensi dan keterlambatan pegawai dalam bekerja.
3. Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penilitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang disajikan di atas, rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya?
2. Apakah Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya?
3. Apakah Pengawasan dan Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya?

Adapun Tujuan penilitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh secara parsial


dan dan simultan pengawasan dan profesionalisme terhadap kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Sumber Daya Manusia
Siagian (2008) menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia
merupakan salah satu prosedur berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok
suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya. Definisi lain mengenai manajemen sumber daya manusia juga
dikemukakan oleh Mangkunegara (2013) yang mengungkapkan bahwa
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan,
pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, dan pemisahan tenaga
kerja guna mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia adalah salah satu
sumber daya yang terdapat dalam organisasi.

Kinerja Pegawai
Menurut Sedarmayanti (2013:39) adalah hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan
organisasi, yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan harus
sesuai dengan moral maupun etika.

Pengawasan Kerja
Pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa
yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria norma standar atau rencana-
rencana yang ditetapkan (Handoko, 2004). Pengawasan yang dilakukan oleh
atasan merupakan pengawasan yang menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan
oleh bawahan dengan maksud agar atasan mengetahui kegiatan nyata dan setiap
aspek pelaksanaan tugas atau lingkungan unit organisasi masing-masing dan tidak
menyimpang dan upaya pencapaian tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.
Bila terjadi penyimpangan atasan segera mengambil langkah-langkah perbaikan
seperlunya (Ardansyah dan Wasilawati, 2014).

Profesionalisme
Menurut Departemen Dalam Negeri adalah merupakan kehandalan dalam
pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat,
cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan.
Disamping itu Kusnandar (2007:46) juga menjelaskan bahwa pengertian
profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian sesseorang. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme adalah mutu, kualitas,
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.

Penilitian Terdahulu
Azis (2017) dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Pofesionalisme
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Kabupaten Konawe Utara”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis dan mengetahui: (1) Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai, (2) Pengaruh profesionalisme terhadap kinerja pegawai, dan (3)
Pengaruh disiplin kerja dan profesionalisme secara bersama-sama terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe
Utara. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai
pada Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe Utara.
Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai; (2) Profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai; (3) Disiplin kerja dan profesionalisme secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap kinerja pegawai.
Lukas dkk (2017) dengan judul “Pengaruh Pengawasan, Kepemimpinan
dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Pengelola Keuangan dan
Barang Milik Daerah Kabupaten Minahasa Utara”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan pengawasan dan
disiplin kerja terhadap kinerja KSK Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung
Tengah. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan pada badan keuangan Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 55
responden. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebar kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian ini membuktikan bahwa
secara simultan Pengawasan, Kompensasi dan Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Namun, secara parsial hanya kompensasi
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai sedangkan Pengawasan
dan Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Pengaruh Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai


Pengawasan mempunyai arti penting bagi setiap perusahaan. Pengawasan
akan mendorong seseorang karyawan melakukan suatu kegiatan dengan
menggunakan seluruh kemampuannya untuk mencapai tujuan. Fungsi
pengawasan dalam penyelenggaraan manajemen perusahaan (coorporation)
sangat diperlukan untuk mencegah berbagai kendala pelaksanaan setiap kegiatan
organisasi di lingkungan perusahaan atau badan usaha baik milik pemerintah
maupun swasta. Efek yang diharapkan dari dilaksanakannya fungsi pengawasan
adalah meningkatnya kinerja perusahaan. Kinerja karyawan berkaitan dengan
kemampuan masing-masing karyawan dalam melaksanakan tugas secara tepat
waktu dan sesuai dengan hasil yang ditentukan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardansyah dan Wasilawati (2014)
menyatakan bahwa pengawasan mempunyai hubungan dalam kategori sangat
tinggi dan positif dengan kinerja KSK, baik secara individu atau bersama-sama.
Dalam meningkatkan kinerja KSK Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung
Tengah adalah dengan memperbaiki mekanisme pengawasan pimpinan, baik
pengawasan langsung maupun pengawasan tidak langsung.

Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Pegawai


Profesionalisme karyawan menentukan kinerja karyawan. Pendapat
Kusnandar (2007:46) mengatakan bahwa profesionalisme adalah kondisi, arah,
nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan
mata pencaharian sesseorang. Begitupula menurut Departemen Dalam Negeri
profesionalisme merupakan kehandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga
terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur
yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan. Kinerja pada dasarnya adalah
apa yang dilakukan karyawan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Penelitian
Permanasari dkk ( 2014 ) menunjukan bahwa profesionalisme memiliki hubungan
pengaruh terhadap kinerja
Hipotesis

H01 : Pengawasan tidak berpengaruh signitif terhadap kinerja pegawai di


Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya
Ha1 : Pengawasan berpengaruh signitif terhadap kinerja pegawai di kecamatan

Tambaksari Kota Surabaya


H02 : Profesionalisme tidak berpengaruh signitif terhadap kinerja pegawai di
Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya
Ha2 : Profesionalisme berpengaruh signitif terhadap kinerja pegawai di

Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya


H03 : Pengawasan dan Profesionalisme tidak berpengaruh signitif terhadap

kinerj pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya


Ha3 : Pengawasan dan Profesionalisme berpengaruh signitif terhadap kinerj

pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya

METODE PENILITIAN
Jenis Penilitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal. Penelitian kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab akibat (Sugyono, 2016:62). Pendekatan yang
digunakan adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016:11) metode
kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Lokasi dan Waktu Penilitian


Penilitian ini berlokasi di Kator Kecamatan Tambaksari, dengan alamat di
Jl. Mendut no 7 ( seblah polsek Mendut ) Kota Surabaya-Jawa Timur. Waktu
Penilitian, dimulai dari tanggal 27 juni 2019 sampai dengan 24 Juli 2019.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kecamatan
Tambaksari Surabaya sebanyak 38 pegawai. Dimana dari 38 peagawai terdapat 33
PNS dan 5 Pegawai Honorer. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2016:81). Pengambilan sampel ini
bertujuan untuk mewakili seluruh populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2016:81). Jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 38 yang merupakan seluruh pegawai yang bekerja di
Kecamatan Tambaksari Surabaya.

Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas
instrumen penilitian, regresi linear berganda dan uji F dan uji t.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan regresi linear berganda. Analisis regresi
linear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau
lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya) (Sugiyono, 2016:275).
Model dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + ε
Dimana:
Y : Kinerja Pegawai
α : Konstanta
β1,... β3: Koefisien regresi
X1 : Pengawasan Kerja
X2 : Profesionalisme
ε : Residual

HASIL PENILITIAN DA PEMBAHASAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas


Bila tingkat dari nilai signifikansi yang diperoleh dari tiap pernyataan
variabel ≤ 0,05, maka dianggap valid.
Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila
nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut
reliabel.
Tabel 1.
Uji Valiiditas
Variabel Pernyataan rhitung Sig Kesimpulan
X1.1 0.335 0.040 Valid
X1.2 0.740 0.000 Valid
X1.3 0.776 0.000 Valid
X1.4 0.628 0.000 Valid
Pengawasan X1.5 0.676 0.000 Valid
Kerja (X1) X1.6 0.484 0.002 Valid
X1.7 0.609 0.000 Valid
X1.8 0.857 0.000 Valid
X1.9 0.706 0.000 Valid
X1.10 0.774 0.000 Valid
X2.1 0.521 0.001 Valid
X2.2 0.447 0.005 Valid
X2.3 0.576 0.000 Valid
X2.4 0.689 0.000 Valid
X2.5 0.607 0.000 Valid
X2.6 0.738 0.000 Valid
X2.7 0.457 0.004 Valid
Profesionalisme
X2.8 0.636 0.000 Valid
(X2)
X2.9 0.522 0.001 Valid
X2.10 0.482 0.002 Valid
X2.11 0.353 0.030 Valid
X2.12 0.525 0.001 Valid
X2.13 0.645 0.000 Valid
X2.14 0.590 0.000 Valid
X2.15 0.568 0.000 Valid
Kinerja Y1 0.557 0.000 Valid
Pegawai (Y) Y2 0.760 0.000 Valid
Y3 0.846 0.000 Valid
Y4 0.727 0.000 Valid
Y5 0.767 0.000 Valid
Y6 0.640 0.000 Valid
Y7 0.606 0.000 Valid
Y8 0.588 0.000 Valid
Y9 0.796 0.000 Valid
Y10 0.515 0.001 Valid
Y11 0.554 0.000 Valid
Variabel Pernyataan rhitung Sig Kesimpulan
Y12 0.709 0.000 Valid
Sumber: pengolahan data menggunakan SPSS 23,2017

Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian validitas indikator


dari semua variabel bebas maupun variabel terikat menunjukkan valid, karena
mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari nilai signifikan yaitu 0.05, dan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh
item pernyataan dari variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat tersebut
seluruhnya valid, dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 2.
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan
Pengawasan Kerja (X1) 0.841 Reliabel
Profesionalisme (X2) 0.832 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0.882 Reliabel
Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS 23,2017

Dapat dilihat dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa hasil pengujian

reliabilitas indikator variabel Pengawasan Kerja, Profesionalisme dan Kinerja

Pegawai menunjukkan reliabel, karena nilai Cronbach Alpha > 0,6.

Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Variabel
B Std. Error
Cons tant 0.536 0.535
Pengawasan Kerja (X1) 0.261 0.106
Profesionalisme (X2) 0.594 0.160
Sumber : Pengolahan menggunakan data SPSS 23,2017
Berdasarkan Tabel 3. diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda
yang signifikan sebagai berikut :
Y = 0.536 + 0.261 X1 + 0.594 X2 + ε
Keterangan :
X1 : Pengawasan Kerja
X2 : Profesionalisme
Y : Kinerja Pegawai
Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :
Dari nilai perolehan persamaan model regresi linear berganda diketahui
bahwa variabel yang terdiri dari Pengawasan Kerja (X 1) dan Profesionalisme (X2),
menunjukkan nilai koefisien regresi positif, hal tersebut menunjukkan adanya arah
hubungan searah dari variabel yang terdiri dari Pengawasan Kerja (X 1) dan
Profesionalisme (X2) terhadap Kinerja Pegawai.
Variabel Pengawasan Kerja memiliki nilai sebesar 0.261 Artinya jika
variabel Pengawasan Kerja naik satu satuan akan meningkatkan kinerja Pegawai
sebesar 0.261 satuan. Demikian juga apabila Pengawasan Kerja turun satu satuan
akan menurunkan kinerja Pegawai sebesar 0.261. Variabel Profesionalisme
mempunyai nilai sebesar 0.594, artinya jika variabel Profesionalisme naik satu
satuan akan meningkatkan kinerja Pegawai sebesar 0.594 satuan. Demikian juga
apabila Profesionalisme turun satu satuan akan menurunkan kinerja Pegawai
sebesar 0.594 satuan.

Tabel 4.
Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 0.761 0.579 0.555 0.23741
Sumber: Pengolahan menggunakan SPSS 23,2017

Pada Tabel 4. dapat dilihat nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.761. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa hubungan variabel Pengawasan Kerja (X1) dan

Profesionalisme (X2) dengan variabel Kinerja Pegawai adalah kuat. R square

sebesar 0.579. Hal ini menunjukan bahwa 57.9% variasi dalam variabel Kinerja

Pegawai dapat dijelaskan oleh variabel Pengawasan Kerja (X1) dan

Profesionalisme (X2). Sedangkan sisanya 42.1% dipengaruhi variabel lain yang

tidak termasuk dalam penelitian ini.

Tabel 5.
Hasil Uji t ( parsial )
Uji t
B
Variabel t Sig
Pengawasan Kerja (X1) 0.261 2.464 0.019
Profesionalisme (X2) 0.594 3.704 0.001
Sumber: Pengolahan menggunakan SPSS 23, 2017
Berdasarkan dari Tabel 5, diatas didapatkan hasil pengujian dari variabel
pengawasan dan profesionalismesebagai berikut:

Hasil analisis regresi, nilai koefisien regresi variabel Pengawasan Kerja


sebesar 0.261 dan nilai t hitung sebesar 2.464 dengan nilai signifikansi 0.019.
Angka signifikansi uji t sebesar 0.019 yang lebih kecil daripada  sebesar 5%
maka H0 ditolak sehingga kesimpulannya secara parsial variabel Pengawasan
Kerja mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Pegawai. Arah pengaruh
pengawasan kerja terhadap kinerja pegawai adalah positif. dengan demikian,
semakin tinggi pengawasan kerja akan semakin tinggi kinerja pegawai dan
sebaliknya semakin rendah pengawasan kerja akan semakin rendah pula kinerja
pegawai.

Hasil analisis regresi, nilai koefisien regresi variabel Profesionalisme


sebesar 0.594 dan nilai t hitung sebesar 3.704 dengan nilai signifikansi 0.001.
Angka signifikansi uji t sebesar 0.001 lebih kecil daripada  sebesar 5% maka H0
ditolak sehingga kesimpulannya secara parsial variabel Profesionalisme memiliki
pengaruh terhadap Kinerja Pegawai. Arah pengaruh profesionalisme terhadap
kinerja pegawai adalah positif. Dengan demikian, semakin tinggi profesionalisme
akan semakin meningkatkan kinerja pegawai dan sebaliknya semakin rendah
profesionalisme akan semakin menurunkan kinerja pegawai.
Tabel 6.
Hasil Uji F ( simultan )
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 2.710 2 1.355 24.042 0.000
Residual 1.973 35 0.056
Total 4.683 37
Sumber: Pengolahan menggunaka SPSS 23,2017

Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa nilai sig. sebesar 0,000 sig. atau
< 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh karena itu dapat diambil
kesimpulan bahwa semua variabel bebas (Pengawasan Kerja dan Profesionalisme
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel terikat (Kinerja Pegawai
(Y)).
Interpretasi ( Pembahasan )

Pengaruh Pengawasan Kerja dan Profesionalisme Secara Parsial Terhadap


Kinerja Pegawai
Hasil uji pengaruh parsial yang dilakukan dengan uji t menunjukkan
Pengawasan Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai, karena
nilai tsig sebesar 0.019 atau < 0,05, maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5%,
sehingga kesimpulannya adalah variabel Pengawasan Kerja (X1) mempunyai
pengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Pegawai (Y). Maka hipotesis pertama
dalam penelitian ini yang berbunyi ”Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya”, dinyatakan diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ardansyah dan Wasilawati (2014) yang menemukan bahwa pengawasan
mempunyai hubungan positif dengan kinerja KSK secara individu. Dalam
meningkatkan kinerja KSK Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah
adalah dengan memperbaiki mekanisme pengawasan pimpinan, baik pengawasan
langsung maupun pengawasan tidak langsung.
Hasil uji pengaruh parsial yang dilakukan dengan uji t menunjukkan
bahwa Profesionalisme secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai,
karena nilai tsig sebesar 0.001 atau < 0,05, maka H0 ditolak pada tingkat
signifikansi 5%, sehingga kesimpulannya adalah variabel Profesionalisme (X2)
mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Pegawai (Y). Maka
hipotesis kedua dalam penelitian ini yang berbunyi ”Profesionalisme berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya”,
dinyatakan diterima. . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Permanasari, dkk (2014) menunjukkan bahwa
Profesionalisme memiliki hubungan pengaruh terhadap kinerja.

Pengaruh Pengawasan Kerja dan Profesionalisme Secara Simultan

Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil uji pengaruh simultan dilakukan dengan uji F menunjukkan bahwa


Pengawasan Kerja (X1) dan Profesionalisme (X2) berpengaruh terhadap Kinerja
Pegawai (Y). Hal ini dibuktikan dari nilai Fsig sebesar 0,000 < 0,05. Pengawasan
Kerja (X1) dan Profesionalisme (X2) menunjukkan adanya arah positif atau
hubungan searah terhadap Kinerja Pegawai (Y), sehingga dapat diartikan bahwa
jika semakin meningkat Pengawasan Kerja dan Profesionalisme maka kinerja
Pegawai juga akan semakin meningkat, begitu pula sebaliknya jika Pengawasan
Kerja dan Profesionalisme semakin menurun maka kinerja Pegawai akan semakin
menurun. Dengan demikian, hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang berbunyi
“Pengawasan dan Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya”, dinyatakan diterima.
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:

1. Pengawasan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai


di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya
2. Profesionalisme secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya
3. Pengawasan dan Profesionalisme secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, saran dan masukan
yang dapat diberikan pada Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya guna perbaikan
kedepannya adalah sebagai berikut:
1. (a). Berdasarkan total hasil Mean 4.0158 pada variabel pengawasan dengan
interval tertinggi, Pemimpin Kecamatan Tambaksari diharapkan agar tetap
meningkatkan pengawasan kerja secara rutin serta menjaganya tetap optimal
agar pegawai dapat bekerja dengan lebih profesional sesuai dengan apa yang
ingin dicapai oleh instansi. (b). Diharapkan setiap pegawai mampu bekerja
lebih atau meningkatkan daya saing dengan rekan kerja guna memiliki
kualitas dan kuantitas kerja sesuai standar yang di tetapkan Instansi.
2. Diharapkan agar pimpinan kecamatan Tambaksari kota Surabaya mampu
meningkatkan profesionalisme para pegawai dengan meningkatkan
partisipasi para pegawai dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
instansi agar pegawai dapat lebih memiliki rasa keterikatan terhadap instansi
dan kemudian meningkatkan rasa profesionalismenya dalam bekerja.
3. Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini
dengan menambah variabel yang dapat berpengaruh terhadap kinerja
aparatur sipil negara atau dapat menggunakan pendekatan lainnya seperti
kualitatif yang memperoleh data dengan wawancara sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Adri, A. 2017. “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap


Kinerja Pegawai Pada Kantor Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan”.
Skripsi. Ekonomi Dan Bisnis Islam Uin Alauddin Makassar.
Ardansyah dan Wasilawati. 2014. “Pengawasan, Disiplin Kerja, Dan Kinerja
Pegawai Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah”. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan (JMK), 16 (2) : 153–162.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azis, A. 2017. “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Pofesionalisme Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten
Konawe Utara”, Jurnal XW, Vol. 1, No.1, hal.1-16.
Fujianti, Lailah. (2012). Pengaruh Profesionalisme Terhadap Komitmen
Organisasi Dan Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja
Akuntan Pendidik. Prosiding Seminar Nasional Forum Bisnis & Keuangan
ISBN : 978-602-17225-0-3.
Handoko, T. H. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu. S. P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
https://kepri.kemenkumham.go.id/attachments/article/2595/Modul%201%20rev
%2020%20nov%202017.pdf (diakses tanggal 12 agustus 2019 )
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2014/5TAHUN2014UU.htm.( diakses 12
agustus 2019 )
Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi Ketiga,. Jakarta.
Erlangga.
Kusnandar. 2007. Guru Profesional : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Jakarta: Grafindo.
Lukas, M., Tewal, B., dan M. D. Walangitan. 2017. “Pengaruh Pengawasan,
Kepemimpinan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan
Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Kabupaten Minahasa Utara”.
Jurnal EMBA. 5 (2) : 1921 - 1928.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2010. Evaluasi Kinerja Sumber Daya.
Manusia. Bandung: Refika Aditama.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Manullang. 2011. Manajemen Personalia. Jakarta: Aksara Baru.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat.
Mathis, Robert L., dan John Harold Jackson. 2013. Human Resources
Management, Thomson Learning.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 73 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan Kota Surabaya.
Permanasari, R., Setyaningrum, R. M., dan S. Sundari. 2014. “Model Hubungan
Kompetensi, Profesionalisme dan Kinerja Dosen”. Jurnal Bisnis,
Manajemen & Perbankan. 1 (2) : 157-174.
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama
Siagian, S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Siagian, S. P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama.
Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sujarweni, V. W., dan Endrayanto, P. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutrisno, Edy. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Jakarta:
Kencana.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Edisi Keempat. Jakarta : Rajawali Pers
Wirawan. 2013. Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Yuniarsih, Tjutju., dan Suwatno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai