Anda di halaman 1dari 11

Eksis: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 11(1), Mei 2020, 45-55

ISSN 2580-6882 (Online) | ISSN 2087-5304 (Print)


DOI 10.33087/eksis.v11i1.193

Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar


CPNS Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
Musfarita Affiani
Widyaiswara BPSDM Provinsi Jambi

Abstract. Service quality including reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibility had a positive and significant
effect on the satisfaction of training participants for candidates for civil servants. Efforts to improve service quality can be
improved through service provision by referring to the dimensions of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible,
where assurance and empathy can be used as efforts to improve the quality of services that are more optimal. Finance Keywords:
Quality Services, Training Participants Satisfaction.

Keywords: Service Quality, Satisfaction

Pendahuluan wajib menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun.


Peningkatan kualitas sumber daya manusia Masa percobaan tersebut merupakan masa prajabatan
khususnya pada sektor pemerintah daerah, merupakan yang di lakukan melalui proses pendidikan dan pelatihan
suatu keharusan, karena pengembangan sumber daya yang hanya di ikuti satu kali. Sesuai Peraturan Lembaga
manusia merupakan suatu solusi dari setiap masalah Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 12 Tahun 2018
yang terjadi dalam organisasi pemerintahan. Pendidikan tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
dan komunikasi yang baik antara para pelaku organisasi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, maka
mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
kualitas pelayanan, dimana dapat terciptanya suatu Prajabatan dilaksanakan dengan nomenklatur baru ialah
kepuasan tersendiri dihati para konsumen. Melalui Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu jenis
pendidikan individu dan masyarakat melakukan Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka
komunikasi antara satu sama yang lain sehingga kualitas pembentukan kemampuan bersikap dan bertindak
pelayanan dapat terlihat dan dirasakan serta perilaku profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar
masing-masing. Begitu dengan instansi pemerintah, para yang meliputi : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
pegawai maupun pimpinan berkomunikasi dan Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, serta di
memberikan pelayanan yang benar-benar berkualitas sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi
untuk menjalin hubungan yang baik, untuk mencapai : Manajemen ASN, Whole of Government dan
tujuan yang diharapkan. Dengan alasan ini instansi Pelayanan Publik. Kebutuhan pendidikan dan pelatihan
selalu berusaha memberikan pendidikan kepada setiap yang berkualitas secara ideal memerlukan suatu sistem
pegawai, baik pendidikan formal maupun pendidikan yang dinamis. Sistem diklat yang dinamis senantiasa
non formal. membutuhkan data dan informasi akurat yang
Sumber daya manusia aparatur harus memiliki menggambarkan secara nyata dan objektif untuk
kompetensi dan profesionalitas yang tinggi karena dijadikan acuan dalam peningkatan mutu lulusan diklat.
merupakan aset bangsa dan Negara dalam melaksanakan Diklat harus dipandang sebagai suatu sistem, dimana
pembangunan nasional di berbagai sektor. Untuk sistem dari pelatihan akan terdiri dari sub-sub sistem
menciptakan sumber daya manusia aparatur yang yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
memiliki kompentensi tersebut diperlukan peningkatan pelatihan, sehingga pelatihan akan terlaksana secara
mutu profesionalisme dan pengembangan wawasan sistematis, optimal dan terpadu. Namun, nampaknya
Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil (PNS) banyak lembaga-lembaga diklat pemerintah yang belum
merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki melaksanakan diklat secara sistematis, optimal dan
peranan penting dalam mengelola kondisi Indonesia saat terpadu. Hal ini akan mengakibatkan tidak bertemunya
ini. Sejumlah kebijakan, keputusan-keputusan strategis, dua titik, antara tujuan yang diharapkan dengan
perencanaan pembangunan, dan pelayanan terhadap pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan, sehingga
masyarakat ditetapkan dan dilakukan oleh PNS menyebabkan ketidakseimbangan antara tuntutan tugas
diberbagai bidang manapun sektor pembangunan. Untuk di organisasi dengan sumber daya manusia yang
memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS dimiliki.
yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi Organisasi baik di sektor publik maupun swasta
standar kompetensi dan melaksanakan tugas jabatannya telah menginvestasikan anggaran yang besar untuk
secara efektif dan efisien. melaksanakan pelatihan, yang diharapkan dapat
Dalam peraturan pemerintah nomor 11 Tahun meningkatkan kinerja organisasi sebagai nilai balikan
2017 tentang manajemen PNS, disebut bahwa CPNS investasi (return on investment) dari program
45
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

pengembangan pegawai ini. Dengan alokasi dana yang pelayanan merupakan bagian yang diberikan
besar, maka masyarakat dan para pemangku kepentingan merupakan satu keastuan proses yang akan
kediklatan mulai menyoroti efektifitas dan dampak menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran
penyelenggaraan diklat. Mengukur kualitas pelayanan Latsar.bertanggung jawab terhadap pelayanan
jika hanya dilakukan oleh lembaga pemberi jasa itu administrasi bagi peserta pelatihan. Apabila dilihat dari
sendiri cenderung menghasilkan ukuran yang bias, pendekatan system , maka proses pendidikan dan
artinya lembaga pemberi jasa mengukur kualitas pelatihan terdiri dari input (sasaran diklat) dan output
pelayanan berdasarkan selera pemberi jasa, bukan (perubahan perilaku) dan faktor yang mempengaruhi
menurut selera pelanggan. Pelayanan jasa pendidikan proses tersebut (software dan Hardware). Perangkat
dan pelatihan terbagi dalam dua jenis pelayanan yaitu, lunak meliputi kurikulum,organisasi diklat, peraturan-
pelayanan pengajaran dan pelayanan administrasi. Salah peraturan, metode belajar mengajar, tenaga pengajar atau
satu instansi yang menyelenggarakan diklat adalah pelatih. Kualitas pelayanan yang diberikan kepada
Badan Kepegawaian Sumber Daya Manusia Daerah peserta latsar dalam penyelenggaraan latsar oleh
Kabupaten Tebo. Badan ini ini mempunyaitugas dan BKPSDMD Kab. Tebo merupakan factor yang
fungsi sebagai pelayan dalam bidang administrasi mempengaruhi pelaksanaan latsar serta menentukan
kepegawaian serta instansi yang mempunyai bidang tingkat kepuasan peserta latsar, namun kadang kala
pengembangan sumber daya manusia aparatur terdapat berbagai kekurangan. Hal ini dapat
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kualitas memungkinkan terjadinya ketidakpuasan peserta latsar
pelayanan penyelenggara Latsar menjadi faktor yang terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh
sangat penting karena kualitas pelayanan yang diberikan penyelenggara diklat selama kegiatan latsar berlangsung.
akan menentukan sejauh mana para peserta Latsar dapat Sehingga ketidakpuasan tersebut menyebabkan peserta
mengikuti semua rangkaian kegiatan dalam Latsar. latsar tidak dapat mengikuti latsar dengan baik, maka
Pelayanan oleh penyelenggara Latsar itu nantinya akan tujuan latsarpun tidak dapat tercapai dengan baik. Untuk
menentukan berhasil atau tidaknya Latsar tersebut. Hal lebih jelas jumlah peserta Latsar Kabupaten Tebo Tahun
ini dimaklumi karenapada dasarnya Latsar serta 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1
Jumlah Peserta Latsar Kabupaten Tebo berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Golongan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
31 9
III 75 39 114
Total 106 48 154
Sumber : BKPSDMD Kabupaten Tebo

Tabel 2
Jumlah Peserta Latsar Kabupaten Tebo berdasarkan Formasi
Golongan Guru Teknis Kesehatan Jumlah
II -- 4 36 40
III 81 16 17 114
Total 81 20 53 154
Sumber : BKPSDMD Kabupaten Tebo

Pelayanan administrasi yang diberikan oleh pelatihan dasar antara lain penyaluran air yang tidak
BKPSDMD Kabupaten Tebo akan diukur kualitasnya lancar, fasilitas pendingin ruangan yang kurang
berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yaitu reliabilitas berfungsi, panitia yang terkadang tidak ada saat proses
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan belajar mengajar dan ruangan belajar yang kurang
(assurance), empati (empathy), dan bukti fisik (tangible) bersih.
(Tjiptono, 2011). Kelima dimensi kualitas pelayanan
tersebut lebih dikenal dengan SERVQUAL (Service Literature Review
Quality Model). Dengan adanya pelayanan kepada Menurut Tse & Wilton (Tjiptono & Chandra,
peserta Latsar, maka penting bagi Badan Kepegawaian 2011) kepuasan adalah respon konsumen pada evaluasi
Sumber Daya Manusia Kabupaten Tebo untuk persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal (atau
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung standar kinerja tertentu) dan kinerja aktual produk
kualitas pelayanan Pelatihan Dasar terhadap kepuasan sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk.
peserta. Keluhan-keluhan yang muncul saat pelaksanaan Menurut Churcill & Suprenant (Tjiptono & Chandra,
46
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

2011) kepuasan adalah hasil pembelian dan pemakaian diterima terletak di bawah jasa yang diharapkan,
yang didapatkan dari perbandingan yang dilakukan oleh pelanggan tidak berminat lagi dengan penyedia jasa
pembeli atas reward dan biaya pembelian dengan tersebut, sedangkan bila jasa yang diterima dirasakan
konsekuensi yang diantisipasi. Menurut Kotler dan memenuhi atau melebihi harapan maka pelanggan
Keller (2003) kepuasan pelanggan adalah perasaan cenderung akan menggunakan kembali penyedia jasa
konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan tersebut. Implikasi dari karakteristik tersebut adalah sulit
yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah bagi pelanggan untuk mengevaluasi jasa pada tahap
produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas sebelum dikonsumsi, saat dikonsumsi dan setelah
produk tersebut. Ada beberapa metode yang bisa dikonsumsi untuk pembuatan keputusan pelanggan.
dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan Sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan
memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan dengan menyampaikan secara konsisten layanan yang
pesaing. Kotler, et al (Tjiptono & Chandra, 2011) berkualitas lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan
mengidentifikasi empat metode untuk mengukur yang lebih tinggi daripada harapan pelanggan.
kepuasan pelanggan, yaitu: 1) Sistem keluhan dan saran ; Harapan-harapan itu dibentuk oleh pengalaman
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan dimasa lalu, pembicaraan dari mulut ke mulut, dan iklan
(customer oriented) perlu menyediakan kesempatan dan perusahaan jasa. Setelah menerima jasa itu, pelanggan
akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang
guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan diharapkan. Jika jasa yang dialami berada dibawah jasa
keluhan, 2) Ghost Shopping ; Metode ini dilaksanakan yang diharapkan, pelanggan tidak berminat lagi terhadap
dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost penyedia jasa itu. Jika jasa yang dialami memenuhi atau
shopper) untuk berperan atau berpura-pura sebagai melebihi harapan, mereka akan menggunakan penyedia
pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing ; 3) jasa itu lagi (Kotler, 2009). Kualitas pelayanan
Lost customer analysis ; Metode ini dilaksanakan dengan merupakan totalitas bentuk dari karakteristik barang atau
cara perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk
berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar memuaskan kebutuhan–kebutuhan pelanggan, baik yang
dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya Nampak jelas maupun yang tersembunyi (Kotler, 2009).
dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan Kualitas layanan jasa dapat diukur dengan melihat
selanjuntya ; 4) Survei kepuasan pelanggan ; Penelitian seberapa jauh efektifitas layanan jasa dapat mempertipis
mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan kesenjangan antara harapan dengan layanan jasa yang
menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, diberikan. Tjiptono & Chandra (2011) menyatakan
email, websites, maupun wawancara langsung. bahwa kualitas adalah kondisi dinamis yang
Jasa merupakan suatu hasil yang diciptakan berhubungan dengan produk, pelayanan, sumber daya
melalui aktifitas dalam keterkaitan diantara pemasok dan manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
pelanggan dan melalui aktifitas internal pemasok, untuk melebihi harapan. Contoh, lokasi, biaya, status
memenuhi kebutuhan pelanggan. Jasa sebagai setiap akreditasi, jumlah dan kualifikasi staf dan guru. Lebih
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh lanjut Tjiptono, dkk (2011) menyatakan bahwa dalam
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak ditawarkan organisasi harus berkualitas. Karena kualitas
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa memiliki sejumlah level: universal (sama dimanapun),
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa kultural (tergantung sistem nilai budaya), sosial
adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat (dibentuk oleh kelas sosial ekonomi, kelompok etnis,
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada keluarga, teman sepergaulan), dan personal (tergantung
intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan preferensi atau selera setiap individu). Kualitas layanan
kepemilikan apapun (Kotler, 2009). Suatu produk / hasil berkontribusi signifikan bagi pengembangan
dari jasa mungkin saja ataupun tidak mungkin berkaitan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap
dengan produk fisik. Salah satu cara untuk membedakan organisasi pemasaran, baik perusahaan manufaktur
sebuah perusahaan jasa adalah dengan memberikan jasa maupun penyedia jasa. Lebih lanjut Tjiptono, dkk (2011)
dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara menyatakan bahwa kualitas layanan mencerminkan
konsisten. Kuncinya adalah dengan memenuhi atau perbandingan antara tingkat layanan yang disampaikan
melebihi ekspektasi pelanggan. Ekspektasi pelanggan dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan
dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan
dari mulut ke mulut dan promosi yang dilakukan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
perusahaan. Dalam membeli jasa, pelanggan memilih dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan.
penyedia jasa berdasarkan hal ini, dan setelah menerima Parasuraman, dkk dalam Tjiptono & Chandra
jasa itu, mereka akan membandingkan jasa yang (2011) membagi lima dimensi kualitas pelayanan jasa,
diterima dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang yaitu:

47
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan - Tidak terampil dalam melayani pelanggan


kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan - Cara berpakaian kurang sesuai dengan
yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat konteks
kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya - Tutur kata karyawan kurang sopan atau
sesuai dengan waktu yang disepakati. bahkan menyebalkan
2. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan - Bau badan karyawan mengganngu
kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk kenyamanan pelanggan
membantu para pelanggan dan merespon - Karyawan selalu cemberut atau pasang
permintaan mereka, serta menginformasikan kapan tampang angker
jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa 2. Intensitas tenaga kerja yang tinggi
secara cepat. Keterlibatan karyawan secara intensif dalam
3. Jaminan (assurance), yakni perilaku para karyawan penyampaian layanan dalam dapat dula
mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan menimbulkan masalah kualitas, yaitu berupa
terhadap perusahaan dan perusahaan bisa tingginya variabilitas layanan yang dihasilkan.
menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain
Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu upah yang rendah, pelatihan yang kurang
bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan memadai, tingkat perputaran karyawan terlalu
keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani tinggi, motivasi kerja karyawan rendah.
setiap pertanyaan atau masalah pelanggan. 3. Dukungan terhadap pelanggan internal
4. Empati (emphaty), berarti bahwa perusahaan (pelanggan perantara) kurang memadai.
memahami masalah para pelanggannya dan Karyawan front-line merupakan ujung tombak
bertindak demi kepentingan pelanggan, serta sistem penyampaian layanan dan cerminan jasa
memberikan perhatian personal kepada para yang dipersepsikan konsumen. Agar para
pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. karyawan front line mampu melayani pelanggan
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik secara efektif, mereka membutuhkan dukungan
fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang dari fungsi-fungsi utama manajemen.
digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan. 4. Gap/kesenjangan komunikasi
Gummesson dalam Tjiptono & Chandra (2011) Komunikasi merupakan faktor esensial dalam
mengidentifikasi empat sumber kualitas yang menjalin kontak dan relasi dengan pelanggan.
menentukan penilaian kualitas jasa, yaitu: Bila terjadi gap komunikasi, maka bisa timbul
1. Design product, yang menjelaskan bahwa kualitas penilaian atau persepsi negatif terhadap kualitas
jasa ditentukan sejak pertama kali jasa dirancang layanan. Gap-gap komunikasi dapat berupa:
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan a. Penyedia layanan memberikan janji yang
2. Production quality, yang menjelaskan bahwa berlebihan, sehingga tidak mampu
kualitas jasa ditentukan oleh kerja sama antara memenuhinya
departemen produksi/operasi dan departemen b. Penyedia layanan tidak bisa selalu
pemasaran menyediakan informasi terbaru kepada para
3. Delivery quality, yang menjelaskan bahwa kualitas pelanggan
jasa dapat ditentukan oleh janji perusahaan kepada c. Pesan komunikasi penyedia layanan
pelanggan tidak dipahami pelanggan
4. Relationship quality, yang menyatakan bahwa d. Penyedia layanan tidak memperhatikan atau
kualitas jasa ditentukan pula oleh relasi profesional tidak segera menindaklanjuti keluhan dan
dan sosial antara perusahaan dan stakeholder saran pelanggan.
(pelanggan, pemasok, perantara, pemerintah, dan 5. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara
karyawan). yang sama
Ada beberapa faktor penyebab buruknya kualitas Pelanggan merupakan individu unik dengan
suatu jasa, menurut Tjiptono (2008): preferensi, perasaan dan emosi masing-masing,
1. Produksi dan konsumsi yang terjadi secara sehingga tidak semua pelanggan bersedia
simultan menerima layanan-layanan yang seragam
Salah satu karakteristik yang unik dari jasa (standardized service). Hal ini memuculkan
adalah inseparability, artinya jada diproduksi tantangan-tantangan bagi penyedia layanan
dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini kerap dalam hal kemampuan memahami kebutuhan
kali membutuhkan partisipasi pelanggan dalam spesifik pelanggan individulan dan memahami
proses penyampaian layanan. Beberapa perasaan pelanggan terhadap penyedia layanan
kelemahan yang mungkin berdampak negatif spesifik yang mereka terima.
terhadap persepsi kualitas meliputi:

48
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

6. Perluasan atau pengembangan layanan secara peneliti menggunakan trianggulasi sumber. Hasil
berlebihan wawancara ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
Memperkenalkan layanan baru atau satu pintu dinas pendidikan kota Surabaya sudah
menyempurnakan layanan lama dapat diterapkan dimensi Tangible, Reliability, Responsiviness,
meningkatkan peluang pertumbuhan bisnis dan Assurance, dan Empathy beserta indikatornya. Namun
menghindari terjadinya layanan-layanan yang ada beberapa indikator yang belum berjalan sesuai
buruk. Tetapi bila terlampau banyak layanan dengan keinginan masyarakat, antara lain kurangnya
yang didapat belum tentu optimal bahkan keamanan tempat dinas pendidikan kota Surabaya dan
mungkin saja timbul masalah-masalah standar sarana dan prasarana yang masih belum lengkap. Faktor
kualitas layanan. penghambat pelaksanaan pelayanan satu pintu dinas
7. Visi bisnis jangka pendek pendidikan kota Surabaya adalah ketidakhadiran pejabat
Visi jangka pendek seperti orientasi pencapaian di kantor atau sedang tugas di luar instansi dan koneksi
target penjualan dan laba tahunan, penghematan jaringan internet yang terganggu. Sedangkan faktor
biaya, peningkatan produktifitas tahunan dapat pendukungnya adalah kesadaran para pegawai melayani
merusak kualitas layanan yang sedang dibentuk masyarakat, pengetahuan dan pengalaman pegawai
untuk jangka panjang. dalam melakukan tugas, jumlah pegawai yang memadai
Penelitian yang dilakukan oleh Nurrahmi Hayani dan kelengkapan sarana dan prasarana sebagai
(2015) yang berjudul: Analisis Tingkat Kualitas penunjang pelayanan satu pintu.
Pelayanan Pendidikan Mahasiswa Luar Negeri Suska Penelitian yang dilakukan oleh Anik (2011)
Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan Lembaga
mutu pelayanan pendidikan mahasiswa luar negeri di Pendidikan terhadap Kepuasan Konsumen”, penelitian
UIN SUSKA Riau pada tahun 2013. Subjek penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui adanya pengaruh
ini adalah mahasiswa UIN SUSKA Riau yang berasal positif antara dimensi kualitas layanan terhadap
dari luar negeri. Objek dari penelitian ini adalah tingkat kepuasan konsumen Lembaga Pendidikan Mental
kualitas pelayanan pendidikan Universitas Islam Negeri Aritmetika di Kota Malang, (2) mengetahui tingkat
SUSKA Riau. Populasi yang diambil dalam penelitian kepuasan konsumen terhadap kinerja Lembaga
ini adalah seluruh mahasiswa UIN SUSKA Riau yang Pendidikan Mental Aritmetika di Kota Malang.
berasal dari luar negeri terhitung sejak tahun 2008 Penelitian ini dilakukan di Kota Malang dengan memilih
hingga 2013. Sebanyak 144 angket telah disebarkan enam Lembaga Pendidikan Mental Aritmetika yang
kepada responden yang dipilih melalui teknik menyelenggarakan program pendidikan mental
proportional random sampling. Penafsiran hasil analisa aritmetika mulai tingkat dasar, tingkat lanjutan sampai
dan pengolahan data mengacu kepada ketentuan dalam tingkat mahir yang telah terdaftar pada Departemen
metode Educational Service Quality ESQ yang Pendidikan Nasional Kota Malang. Besarnya sampel
dikembangkan Holdford and Patkar (2003) yang setiap lembaga ditetapkan secara proportional random
dikombinasikan dengan Surat Keputusan Menteri sampling, yaitu dipilih secara acak dengan jumlah
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor sebanding dengan jumlah peserta program pendidikan di
25/M.PAN/2/2004. Data yang terkumpul dianalisis setiap lembaga. Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik SERVQUAL dengan dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda dan
bantuan perangkat sofware komputer SPSS versi 17. Analisis Kepuasan Pelanggan. Hasil temuan dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UIN SUSKA penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial dan
Riau telah mampu memberikan pelayanan pendidikan simultan dimensi kualitas layanan jasa (keandalan, bukti
dengan tingkat mutu “B” atau Baik terhadap mahasiwa langsung, daya tanggap, jaminan dan empati) yang
yang berasal dari luar negeri. diberikan oleh Lembaga Pendidikan Mental Aritmetika
Khulasotul Wafiyah (2018) dengan judul di Kota Malang berpengaruh positif dan signifikan.
penelitian: Kualitas Pelayanan Satu Pintu di Dinas Penelitian ini juga menghasilkan temuan bahwa
Pendidikan Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan Lembaga Pendidikan Mental Aritmetika di Kota Malang
untuk menjelaskan pelaksaan Pelayanan Satu Pintu belum sepenuhnya memuaskan konsumen, karena nilai
Dinas Pendidikan kota Surabaya, kualitas pelayanan satu harapan konsumen masih lebih tinggi dibandingkan
pintu beserta faktor pendukung dan penghambatnya. dengan kinerja yang ditunjukkan oleh lembaga-lembaga
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. tersebut. Kualitas pelayanan adalah program atau strategi
Dalam proses pencarian data, penelitian menggunakan yang digunakan oleh Sekretariat Panitia Pelatihan Dasar
metode observasi, wawancara mendalam terhadap CPNS Kabupaten Tebo untuk memberikan pelayanan
subyek penelitian, dan dokumentasi. Dalam analisis dan yang lebih baik dan terpuaskan kepada peserta Pelatihan
interpretasi data, peneliti menggunakan model Miles and Dasar CPNS. Hal ini maksudkan untuk memberikan
Huberman yaitu reduksi, penyajian, dan pengambilan kepuasan kepada peserta Latsar berkaitan dengan
kesimpulan data. Sedangkan dalam uji keabsahan data

49
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

pemberian pelayanan yang diberikan oleh Sekretariat adalah wakil representatif yang terpilih dari populasi
Panitia Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo. untuk dijadikan sumber data atau responden (Sutja, dkk,
2017). Sampel dalam penelitian ini adalah Peserta Latsar
Metode Kabupaten Tebo Tahun 2019. Besarnya sampel dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel menurut
adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016) pendapatan Slovin (Sutja, dkk, 2017) dengan rumus
metode kuantitatif yaitu data yang digunakan untuk sebagai berikut:
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, n=
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan Dimana: n = Jumlah sampel representatif yang
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis diperlukan; N = Jumlah populasi secara keseluruhan; e =
data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data Tingkat signifikansi (error) yang ditetapkan peneliti
primer yaitu data yang diambil oleh peneliti langsung
dari sumbernya atau responden (Sutja, dkk, 2017). Data Dengan menggunakan formula diatas dapat
primer dalam penelitian ini secara khusus dikumpulkan dihitung jumlah sampel sebagai berikut:
oleh peneliti dan berhubungan langsung dengan masalah n= = 58.33
yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh Jadi, jumlah sampel dibulatkan menjadi 59 orang peserta
melalui penyebaran kuisioner secara langsung kepada
responden yaitu Peserta Latsar CPNS Kabupaten Tebo. Teknik sampling adalah teknik pengambilan
Pengukuran variabel merupakan tahap awal dalam sampel (Sugiyono, 2016,56) Adapun teknik pengambilan
sebuah pengukuran penelitian. Tujuan pengukuran sampel, dengan menggunakan teknik proportionate
variabel ini baru pada tahap menjawab pertanyaan stratified random sampling. Proportionate Stratified
“bagaimana cara untuk mengukur variabel tersebut”. Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang
Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
menggunakan pengukuran skala rating (rating scale) dan Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
skala yang digunakan adalah skala Likert. anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
Menurut Sugiyono (2016) skala likert digunakan proporsional. Dalam stratified random sampling elemen
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang populasi dikelompokkan pada tingkatan-tingkatan
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan tertentu dengan tujuan pengambilan sampel akan merata
skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan pada seluruh tingkatan dan sampel mewakili karakter
menjadi indikator varianel. Dalam penelitian ini seluruh elemen populasi yang heterogen. Alasan
digunakan pernyataan dengan rentang skala penilaian menggunakan teknik ini karena yang menjadi populasi
sebagai berikut: Sangat tidak setuju = nilai 1; Tidak dalam penelitian ini hanya Peserta Latsar CPNS
setuju = nilai 2; Netral/Ragu-Ragu = nilai 3; Setuju = Kabupaten Tebo yang terbagi berdasarkan Golongan
nilai 4; Sangat setuju = nilai 5. Populasi merupakan yaitu Golongan II dan Golongan III, juga berdasarkan
lingkup, wilayah atau tempat keberadaan dari Jenis Kelamin yaitu Laki-Laki dan Perempuan. Agar
karakteristik subjek yang diteliti dan yang akan semua dapat terwakili, maka sampel diambil dari
disimpulkan nantinya (Sutja, dkk, 2017). Populasi yang masing-masing kelas dengan proporsi yang sama.
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta
Latsar CPNS Kabupaten Tebo tahun 2019. Sampel

Tabel 3
Daftar Sampel Penelitian berdasarkan Golongan
No Golongan Jumlah Peserta Persentase Sampel
1 Golongan II 40 30% 12
2 Golongan III 114 30% 35
Jumlah 154 47
Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2020

Tabel 4
Daftar Sampel Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Peserta Persentase Sampel
1 Laki-Laki 106 30% 32
2 Perempuan 48 30% 15
Jumlah 154 47
Sumber : Data olahan
50
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

Untuk keperluan tersebut peneliti menggunakan Sedangkan untuk mencari rentang skala menurut
teori Umar (2013) mengatakan bahwa skor setiap Rangkuti (2011) digunakan rumus sebagai berikut:
komponen yang diteliti dengan mengalikan seluruh = =5
frekuensi dan nilai bobot dengan rumus sebagai berikut:
Skor terendah = bobot terendah x jumlah sampel Jadi setelah diperoleh besarnya rentang skala,
Skor tertinggi = bobot tertinggi x jumlah sampel maka rentang skala kriteria penilaian tersebut dapat
Skor terendah = 1 x 59 = 59 diurutkan sebagai berikut:
Skor terendah = 5 x 59 = 295

Tabel 5
Rentang Skor Skala Variabel Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Peserta Latsar CPNS Kabupaten Tebo
Variabel Rentang Penelitian Kategori
59 – 106,1 Sangat Rendah
106,2 – 153,3 Rendah
Kualitas pelayanan 153,4 – 200,5 Sedang
200,6 – 247,7 Tinggi
247,8 - 295 Sangat Tinggi
59 – 106,1 Sangat Rendah
106,2 – 153,3 Rendah
Kepuasan peserta 153,4 – 200,5 Sedang
200,6 – 247,7 Tinggi
247,8 - 295 Sangat Tinggi
Sumber : Data olahan

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan


menggunakan analisis regresi sederhana. Analisis regresi Koefisien Determinasi (R2)
sederhana digunakan untuk melihat pengaruh dimensi Koefisien determinasi (R2) pada intinya
kualitas pelayanan terhadap kepuasan Peserta Latsar mengukur seberapa jauh model dalam menerangkan
Kabupaten Tebo. Analisis regresi sederhana dengan variabel dependen. Nilai R square yang kecil berarti
model berikut: kemampuan variabel-variabel independen dalam
Y = a + bx + e menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, nilai R
Keterangan: Y = kepuasan Peserta; a = konstanta; x = square yang mendekati satu menandakan variabel-
kualitas pelayanan; e = standard error variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen. R2 =
Uji Hipotesis 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan
Uji t pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap
Uji t digunakan untuk menguji signifikan variabel tergantung, atau variasi variabel bebas yang
pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap kepuasan digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun
mahasiswa (Y) secara individual. variasi variabel tergantung. Sebaliknya R 2 = 1, maka
1) H1 diterima berarti terdapat pengaruh yang positif persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
antara variabel independen terhadap variabel bebas terhadap variabel tergantung adalah sempurna,
dependen atau variasi variabel bebas yang digunakan dalam model
2) Menentukan tingkat signifikan (α) sebesar 0,05 menjelaskan 100% variasi variabel tergantung koefisien
membandingkan thitung dengan ttabel, jika t hitung lebih determinan bila diakarkan (√) menjadi koefisien korelasi
besar dari ttabel maka H1 diterima. (R) dan bila dikuadratkan menjadi koefisien determinasi
3) Berdasarkan probabilitas H1 akan diterima jika (R2).
nilai probabilitasnya kurang dari 0,05 (α)
4) Menentukan variabel independen nama yang Hasil
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
variabel dependen, hubungan ini dapat dilihat dari
koefisien regresinya.

51
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

Tabel 6
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (I)

Golongan II
Unstandardized Coefficients
Model Std. Error t Sig.
1 (Constant) 4.087 -1.933 .082
X .184 7.059 .000
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan hasil analisis regresi linier diasumsikan = 0 maka kepuasan Peserta secara
sederhana didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: konstan bernilai 4.087.
Y = 4,087 +0,184X 2. Koefisien regresi Kualitas Pelayanan berpengaruh
Persamaan garis regresi itu dapat dijelaskan sebagai positif terhadap kepuasan Peserta Latsar CPNS
berikut: Kab. Tebo. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
1. Nilai konstanta (intercept) sebesar 4.087 penambahan satu-satuan Kualitas Pelayanan, maka
memberikan arti bahwa apabila Kualitas Pelayanan akan terjadi peningkatan kepuasan peserta sebesar
0,184

Tabel 7
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (II)

Golongan III
Unstandardized Coefficients
Model Std. Error t Sig.
1 (Constant) 4.042 -.024 .981
X .187 5.287 .000
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan hasil analisis regresi linier diasumsikan = 0 maka kepuasan Peserta secara
sederhana didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: konstan bernilai 4.042
Y = 4.042 + 0,187X 2. Koefisien regresi Kualitas Pelayanan berpengaruh
Persamaan garis regresi itu dapat dijelaskan sebagai positif terhadap kepuasan Peserta Latsar CPNS
berikut: Kab. Tebo. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
1. Nilai konstanta (intercept) sebesar 4.042 penambahan satu-satuan Kualitas Pelayanan, maka
memberikan arti bahwa apabila Kualitas Pelayanan akan terjadi peningkatan kepuasan peserta sebesar
0,187

Tabel 8
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (III)

Jenis Kelamin Laki-Laki


Unstandardized Coefficients
Model Std. Error T Sig.
1 (Constant) 3.207 .225 .824
X .145 6.477 .000
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan hasil analisis regresi linier 1. Nilai konstanta (intercept) sebesar 3.207
sederhana didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: memberikan arti bahwa apabila Kualitas Pelayanan
Y = 3.207 + 0,145X diasumsikan = 0 maka kepuasan Peserta secara
Persamaan garis regresi itu dapat dijelaskan sebagai konstan bernilai 3.207
berikut:
52
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

2. Koefisien regresi Kualitas Pelayanan berpengaruh penambahan satu-satuan Kualitas Pelayanan, maka
positif terhadap kepuasan Peserta Latsar CPNS akan terjadi peningkatan kepuasan peserta sebesar
Kab. Tebo. Hal ini menunjukkan bahwa dengan 0,145

Tabel 9
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (III)

Jenis Kelamin Perempuan


Unstandardized Coefficients
Model Std. Error t Sig.
1 (Constant) 4.574 -1.768 .100
X .208 6.380 .000
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana Kab. Tebo. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: penambahan satu-satuan Kualitas Pelayanan, maka
Y = 4.574 +0,208X akan terjadi peningkatan kepuasan peserta sebesar
Persamaan garis regresi itu dapat dijelaskan sebagai 0,208
berikut:
1. Nilai konstanta (intercept) sebesar 4.574 Uji Hipotesis
memberikan arti bahwa apabila Kualitas Pelayanan Untuk melihat pengaruh Kualitas Pelayanan
diasumsikan = 0 maka kepuasan Peserta secara secara parsial terhadap kepuasan Peserta Latsar CPNS
konstan bernilai 4.574 Kab. Tebo dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
2. Koefisien regresi Kualitas Pelayanan berpengaruh
positif terhadap kepuasan Peserta Latsar CPNS

Tabel 10
Perbandingan t Hitung dan t Tabel
Uji t Satu Arah Gol 2 Gol 3 Laki-laki Perempuan
t Hitung 7,059 5,287 6,477 6,380
t Tabel 2,22814 2,03452 2,04227 2,16037
Sumber: Data primer (diolah), 2020

a. Golongan II
Taraf Signifikansi 5 % atau 0,05 dan Nilai Df = N-K-I = 12-1-1 = 10 maka didapat nilai t Tabel = 2,22814
Kesimpulan t Hitung > t Tabel yaitu 7,059 > 2,22814 artinya artinya Kualitas Pelayanan berpengaruh
positif Terhadap Kepuasan Peserta Latsar CPNS Golongan II Kab. Tebo

b. Golongan III
Taraf Signifikansi 5 % atau 0,05 dan Nilai Df = N-K-1 =35-1-1 = 33 maka didapat nilai t Tabel = 2,03452
Kesimpulan t Hitung > t Tabel yaitu 5,287 > 2,03452 artinya artinya Kualitas Pelayanan berpengaruh
positif Terhadap Kepuasan Pelanggan Pegawai Gol. 3

c. Jenis Kelamin Laki-Laki


Taraf Signifikansi 5 % atau 0,05 dan Nilai Df = N-K-1 = 32-1-1 = 30 maka didapat nilai t Tabel = 2,04227
Kesimpulan t Hitung > t Tabel yaitu 6,477 > 2,04227 artinya artinya Kualitas Pelayanan berpengaruh
positif Terhadap Kepuasan Peserta Latsar CPNS Laki-laki Kabupaten Tebo

d. Jenis Kelamin Perempuan


Taraf Signifikansi 5 % atau 0,05 dan Nilai Df = N-K-1 = 15-1-1 = 13 maka didapat nilai t Tabel = 2,16037
Kesimpulan t Hitung > t Tabel yaitu 6,380 > 2,16037 artinya artinya Kualitas Pelayanan berpengaruh
positif Terhadap Kepuasan Peserta Latsar CPNS Perempuan Kabupaten Tebo

53
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

Tabel 11
Hasil Koefisien Determinasi (I)
a. Golongan II
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .913 .833 .816 1.27765
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan tabel diatas diperoleh besarnya II (Y) dijelaskan oleh variabel Kualitas Pelayanan
koefisien determinasi (R square) 0,833. Artinya bahwa sedangkan sisanya sebesar 16,7% dijelaskan oleh
sebesar 83,3% variasi kepuasan peserta Latsar Golongan variabel lain yang tidak terdapat dalam model.

Tabel 12
Hasil Koefisien Determinasi (II)
b. Golongan III
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .677a .459 .442 1.5696
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan tabel diatas diperoleh besarnya III (Y) dijelaskan oleh variabel Kualitas Pelayanan
koefisien determinasi (R square) 0,459. Artinya bahwa sedangkan sisanya sebesar 54,1% dijelaskan oleh
sebesar 45,9% variasi kepuasan peserta Latsar Golongan variabel lain yang tidak terdapat dalam model.

Tabel 13
Hasil Koefisien Determinasi (III)
c. Jenis Kelamin Laki-Laki
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .591 .577 1.48069 .591
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan tabel diatas diperoleh besarnya (Y) dijelaskan oleh variabel Kualitas Pelayanan
koefisien determinasi (R square) 0,577. Artinya bahwa sedangkan sisanya sebesar 42,3% dijelaskan oleh
sebesar 57,7% variasi kepuasan peserta Latsar Laki-Laki variabel lain yang tidak terdapat dalam model.

Tabel 14
Hasil Koefisien Determinasi (IV)
d. Jenis Kelamin Perempuan
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .871a .758 .739 1.41803
Sumber: Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan tabel diatas diperoleh besarnya dan peningkatan kebersihan kamar, ruang belajar dan
koefisien determinasi (R square) 0,739. Artinya bahwa kamar mandi. Perbaikan yang dilakukan sebagai bukti
sebesar 73,9% variasi kepuasan peserta Latsar bahwa BKPSDMD Kabupaten Tebo berusaha
Perempuan (Y) dijelaskan oleh variabel Kualitas memberikan layanan yang terbaik guna meningkatkan
Pelayanan sedangkan sisanya sebesar 26,1% dijelaskan kepuasan Peserta. Pihak manajemen harus memikirkan
oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. hal semacam ini, agar konsumen mendapatkan
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel kemudahan-kemudahan, tentunya semacam ini tidak
Kualitas Pelayanan (X) secara parsial berpengaruh akan didapat tanpa adanya perencanaan yang matang dan
positif dan signifikan terhadap kepuasan Peserta Latsar kekompakan-kekompakan semua pihak yang ada pada
CPNS Kabupaten Tebo. Kualitas Pelayanan yang BKPSDMD.
diberikan oleh BKPSDMD Kabupaten Tebo. Dari Kabupaten Tebo. Menurut Parasuraman dalam
indikator-indikator tersebut selanjutnya akan digunakan Tjiptono (2004) mendefinisikan reliability mencakup
oleh pihak BKPSDMD Kabupaten Tebo untuk dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan
mempertahankan Kualitas Pelayanan yang telah ada kemampuan untuk dipercaya (dependability). Dengan
serta meningkatkannya bila diperlukan, seperti perbaikan demikian dapat dikatakan bahwa yang turut
54
Musfarita Affiani, Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi

mempengaruhi kepuasan peserta BKPSDMD Kabupaten Kotler, Philip & Keller, KL.. (2003). Manajemen
Tebo adalah kualitas layanan yang ditunjukkan dengan Pemasaran: Edisi Kesepuluh. Diterjemahkan
memberikan kemudahan-kemudahan bagi konsumen dan oleh: Bob Sabran. Jakarta: PT. Indeks.
keakuratan dalam menangani keluhan para peserta terse- Kotler, Philip & Keller, KL. (2009). Manajemen
but. Kesimpulannya adalah bahwa tingkat kepuasan Pemasaran: Edisi ke-13. Diterjemahkan oleh:
peserta Latsar dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
harapan peserta pada keandalan, yaitu keakurasian, Khulasotul, Wafiyah. (2018). Kualitas Pelayanan Satu
ketepatan dan ketangkasan panitia dalam pelayanan dan Pintu di Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
widyaiswara terhadap peserta. BKPSDMD Kabupaten Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Tebo memberikan informasi yang jelas dan mudah Hayani, Nurrahmi. (2015). Analisis Tingkat Kualitas
dimengerti serta kecepatan menangani keluhan peserta. Pelayanan Pendidikan Mahasiswa Luar Negeri
Panitia dan Widyaiswara memegang peranan penting di Universitas Islam Negeri Suska Riau.
dalam memberikan kualitas layanan yang mampu Kutubkhanah, Volume 18 Nomor 1.
memberikan kepuasan bagi peserta, karena peserta Nurrahmi, Hayani. (2015). Analisis Tingkat Kualitas
memiliki kemampuan berfikir matematis yang berbeda- Pelayanan Pendidikan Mahasiswa Luar Negeri
beda, maka widyiswara harus memiliki daya tanggap Suska Riau. Khutubkhanah, Volume 18 Nomor
yang baik terutama dalam pemberian informasi pada 1.
proses pembelajaran dan ketepatan menyelesaikan Rangkuti, Freddy. (2011). Measuring Customer
masalah, sehingga membuat peserta merasa lebih Satisfaction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
nyaman dan puas. Kualitas layanan oleh BKPSDMD Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian Untuk
Kabupaten Tebo merujuk pada keramahan dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
kesopanan panitia dalam memberikan layanan, Siregar, Syofian. (2010). Statistika Deskriptif untuk
penanganan keluhan dan berlaku adil dalam memberikan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
sanksi kepada peserta. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian: Kuantitatif,
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh Sutja, Akmal; dkk. (2017). Penulisan Skripsi untuk
signifikan terhadap kepuasan peserta Latsar CPNS Produi Bimbingan Konseling. Yogyakarta:
Kabupaten Tebo. Dalam upaya peningkatan kualitas Wahana Resolusi.
pelayanan pihak BKPSDMD Kabupaten Tebo senantiasa Tjiptono, Fandy; dkk.. (2008). Pemasaran Strategik.
harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan yang Yogyakarta: ANDI.
diberikannya. Hal ini dilakukan dengan selalu berusaha Tjiptono, F., & Chandra, G. (2011). Service Quality &
untuk memperbaiki bukti fisik, keandalan, daya tanggap, Satisfaction. Yogyakarta: ANDI.
empati dan jaminan. Dengan adanya pembenahan dalam
dimensi-dimensi pelayanan tersebut diharapkan dapat
mempertahankan kepuasan peserta Latsar CPNS
Kabupaten Tebo. Dengan tercapainya kepuasan
konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu
hubungan antara BKPSDMD dengan peserta menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi para peserta
Latsar CPNS dan akan memberikan cerita positif dari
mulut ke mulut. Dengan terciptanya kepuasan peserta
tersebut sangat membantu BKPSDMD Kabupaten Tebo
untuk meningkatkan kinerja Layanan agar selalu
berubah menjadi lebih baik.

Simpulan
BKPSDMD Kabupaten Tebo diharapkan dapat
mempertahankan pelayanan yang diberikan sehingga
dapat menjaga kepuasan Peserta Latsar CPNS
Kabupaten Tebo yang akan datang.

Daftar Pustaka
Anik Indrawati. (2011). Pengaruh Kualitas Layanan
Lembaga Pendidikan terhadap Kepuasan
Konsumen. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH. 16, No.
1.

55

Anda mungkin juga menyukai