Anda di halaman 1dari 12

Efektivitas Pelaksanaan Mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah

Dan Diklat Kabupaten Ciamis

Ade Ropi

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan efektivitas pelaksanaan mutasi PNS


khususnya berkenaan dengan penugasan PNS yang ditetapkan mutasi oleh BKDD Kabupaten Ciamis
yang masih belum optimal dilaksanakan, sehingga hal tersebut sangat berkaitan dengan kajian-kajian
ilmu pemerintahan. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana efektivitas
pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Kabupaten Ciamis? Bagaimana hambatan dalam efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis? Bagaimana upaya untuk
mengatasi hambatan dalam efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis?Metode yang digunakan adalah deskriptif
analisis, dengan jumlah informan sebagai sumber data primer sebanyak 8 orang yang terdiri dari
Kepala BKDD Kabupaten Ciamis sebanyak 1 orang, Pegawai BKDD Bidang Mutasi Kepegawaian
Kabupaten Ciamis sebanyak 4 orang dan PNS yang telah dimutasikan pindah kerja sebanyak 3 orang.
Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri
dari observasi, dan wawancara.Hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa: 1).
efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan
Diklat Kabupaten Ciamis sudah cukup baik jika ditijau dari pendekatan pengukuran efektivitas kinerja
pegawai, yakni adaptasi, integrasi, motivasi dan produksi. 2). hambatan efektivitas pelaksanaan
mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis,
yaitu hambatan penempatan pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikan, Hambatan dalam
kompetensi sumberdaya manusia di Badan Kepegawaian, hambatan dalam sosialisasi mutasi PNS,
dan hambatan dalam pencapaian target pelaksanaan mutasi PNS. 3). upaya untuk mengatasi
hambatan dalam efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis, yakni melakukan pendataan ulang pegawai di
setiap OPD di Kabupaten Ciamis, melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan, melakukan
komunikasi dan koordinasi dan Melakukan komitmen dan kerjasama penempatan pegawai di setiap
OPD dan SKPD.

Kata Kunci: efektivitas, Kinerja pegawai dan Mutasi

I. PENDAHULUAN kebutuhan serta sama sekali tidak ada unsur


I.1 Latar Belakang Penelitian politisnya.
Pada era desentralisasi sekarang ini, Pelaksanaan mutasi di lingkungan kerja
terdapat fenomena yang terjadi di beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak hanya kegiatan
daerah ataupun di instansi pemerintah dengan memindahkan tenaga kerja Khususnya di dalam
melakukan suatu kebijakan mutasi terhadap ruang lingkup Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari
Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan oleh Kepala suatu tempat kerja ke tempat kerja lain. Akan
Daerah. Pelaksanan kebijakan mengenai mutasi tetapi, mutasi sebenarnya tidak selamanya sama
Pegawai Negeri Sipil tesebut terkesan dilakukan dengan pemindahan. Mutasi dilakukan dapat
tanpa pertimbangan profesional, bahkan ada meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja,
kecenderungan dilakukan melalui pertimbangan- pengoperan tanggung jawab, pemindahan status
pertimbangan yang tidak rasional. ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun
Akibatnya pelaksanaan mutasi tersebut pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan
sering di identikan sebagai kepentingan politik tenaga kerja dari suatu tempat ke tempat lain.
dari Kepala Daerah. Menariknya lagi, alasan Jadi, mutasi lebih luas ruang lingkupnya
dilakukannya mutasi yang penuh kejutan tersebut ketimbang pemindahan. Salah satu perwujudan
biasanya diwarnai oleh penjelasan yang sepele. kegiatan mutasi adalah pemindahan tenaga kerja
Padahal pelaksanaan mutasi yang dilakukan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain.
Kepala Daerah di setiap instansi/Dinas biasa Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
dilakukan dalam sebuah organisasi, jadi tidak Kabupaten Ciamis memiliki tugas pokok dalam
perlu dibesar-besarkandan disesuaikan dengan mendukung penyelenggaraan pemerintahan
92
dalam hal ini mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
khususnya di wilayah Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Ciamis?
melalui bidang mutasi kepegawaian dalam
rangka upaya mengatur setiap kebutuhan tiap-tiap II. TINJAUAN TEORITIS
instansi/dinas di daerah khususnya di 2.1 Pengertian Efektivitas
Pemerintahan Kabupaten Ciamis. Berdasarkan Kata efektif berasal dari bahasa Inggris
hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu
di lingkungan kerja Badan Kepegawaian Daerah yang dilakukan berhasil dengan baik.
dan Diklat Kabupaten Ciamis terdapat data yang (P asolong, 2007:4).
terdaftar sebagai mutasi Pegawai Negeri Sipil di Selanjutnya menurut Pasolong (2007:4)
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat mengemukakan bahwa :
Kabupaten Ciamis yang belum terealisasikan atau Efektivitas pada dasarnya berasal dari kata
ditempatkan di tempat kerja yang diinginkan oleh “efek” dan digunakan istilah ini sebagai
pemohon pindah kerja tersebut, khususnya pada hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat
tahun 2014 sehingga menghambat terhadap dipandang sebagai suatu sebab dari variabel
kinerja dan produktifitas kerja pegawai dalam lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang
menjalankan tugasnya. Hal tersebut telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai
mengindikasikan terjadinya suatu permasalahan atau dengan kata lain sasaran tercapai karena
dalam pelaksanaan mutasi yang dilakukan oleh adanya proses kegiatan.
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Menurut Gie, (Syamsi, 2007:2)
Kabupaten Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari mengemukakan bahwa: “Efektivitas mengandung
indikator permasalahan sebagai berikut: arti terjadinya efek atau akibat yang
1. Lambatnya verifikasi dan pengolahan data dikehendaki”. Berdasarkan pendapat tersebut
pengajuan mutasi. Hal ini terlihat dari data dapat dijelaskan bahwa segala perbuatan atau
pengajuan mutasi yang terdaftar dari tahun kegiatan seseorang dapat dikatakan efektif jika
2014 yang masih dalam proses sebanyak 22 perbuatan atau kegiatan tersebut menimbulkan
orang, yang mengakibatkan penumpukan akibat sebagaimana dikehendaki. Setiap
data pengajuan perpindahan (mutasi) di pekerjaan yang efisien tentu berarti juga efektif,
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan karena dilihat dari segi usaha, hasil yang
Diklat Kabupaten Ciamis. dikehendaki telah tercapai dan bahkan dengan
2. Kurangnya kepastian waktu dalam penggunaan unsur yang minimal. Suatu institusi
penempatan pegawai negeri sipil (PNS). Hal pemerintah yang berhasil diukur dengan melihat
ini dilihat dari data mutasi PNS yang seberapa jauh institusi tersebut dapat mencapai
terdaftar di Badan Kepegawaian Daerah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
(BKD) dan Diklat Kabupaten Ciamis tahun Menurut Emerson, (Hasibuan 2005: 242)
2014 belum di tempatkan di instansi terkait, mengemukakan bahwa: ‘Efektivitas adalah
yakni dari 42 orang yang terdaftar sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau
data/daftar mutasi dari semua instansi dan tujuan yang telah ditentukan’. Berdasarkan
profesi di lingkungan kerja Pemerintah pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa
Kabupaten Ciamis baru dapat terealisasi efektivitas dalam insitusi pemerintah
sebanyak 20 orang, sehingga akan merupakan sejauhmana pencapaian tujuan
menghambat kinerja pegawai. dari rencana dan program pemerintah yang
Berdasarkan uraian pada latar belakang telah ditetapkan sebelumnya.
tersebut di atas, dapat dirumuskan rumusan Menurut Robbins, (Tika, 2008:129)
masalah sebagai berikut : memberikan definisi bahwa ‘Efektivitas
1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan mutasi sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan jangka pendek dan jangka penjang.
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Maksudnya adalah efektivitas merupakan suatu
Ciamis? standar pengkuran untuk menggambarkan
2. Bagaimana hambatan dalam efektivitas tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam
pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil mencapai sasaran yang telah ditetapkan
(PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan sebelumnya’. Berdasarkan pendapat tersebut
Diklat Kabupaten Ciamis? dapat dijelaskan bahwa efektivitas
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi merupakan alat pengukuran terhadap
hambatan dalam efektivitas pelaksanaan keberhasilan kinerja seseorang dalam tujuan
mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh dan sasaran suatu organisasi.

93
Selanjutnya menurut Rosjidi, (Iskandar, Teori multiple constituency dapat memberikan
2005:330) mengemukakan pengertian efektivitas keseimbangan antara bagian sistemdengan
sebagai berikut: ‘Efektivitas adalah hasil guna memberikan kepuasan pada bagian-bagian
yang dapat dicapai dengan melakukan serangkain organisasi (Individual dan kelompok
kegiatan sesuai dengan perturan dan perencanaan ndividual yang mempunyai peran dalam
yang telah ditetapkan’. Selanjutnya Rosjidi, organisasi).
(Iskandar, 2005:330) mengatakan bahwa: Sedangkan menurut Robbins, (Iskandar,
Efektivitas dalam suatu organisasi pemerintah 2005:342-343) mengemukakan pandangan-
pertama-ama harus dlihat dari sesuai atau pandanagan efektivitas adalah sebagai berikut:
tidak dengan peraturan yang ada, dan 1. Pendekatan pencapaian tujuan (goal
keduanya sesuai atau tidak dengan attainment approach).
perencanaan yang telah ditetapkan Pendekatan ini memandang bahwa
sebelumnya baik menyangkut sumber daya keefektifan organisasi dapat dilihat dari
manusia, biaya, materi, eralatan dan prosedur pencapaian tujuannya (ends) daripada
Sedangkan menurut Emerson, (Iskandar, caranya (means). Kriteria pendekatan yang
2005:320) mengemukakan bahwa: ‘Efektivitas populer digunakan adalah memaksimalkan
sebagai pengukuran dalam arti tercapainnya laba, memenangkan persaingan dan lain
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sebaginya. Metode manajemen yang terkait
sebelumnya’. Berdasarkan pendapat tersebut dengan pendekatan ini dekenal
dapat dijelaskan bahwa dalam suatu organisasi dengan Manajemen By Objectives (MBO)
dikatakan efektivitas, jika suatu kegiatan yaitu falsafah manajemen yang menilai
organisasi tersebut dapat mencapai sasaran dan keefektifan organisasi dan anggotanya
tujuan yang telah ditentukan sebelumnnya. dengan cara menilai seberapa jauh mereka
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut mencapai tujuan-tujuan yang telah
dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan ditetapkan.
pengoptimalisasian sumber-sumber yang ada 2. Pendekatan sistem.
dalam suatu organisasi yang diarahkan pada Pendekatan ini menekankan bahwa untuk
pencapaian tujuan, rencana serta peraturan yang meningkatkan kelangsungan hidup
berlaku sehingga organisasi tersebut dapat organisasi, maka perlu diperhatikan adalah
berhasil guna dan berdaya guna. sumber daya manusianya, mempertahankan
diri secara internal dan memperbaiki struktur
2.2 Pendekatan-Pendekatan Efektivitas organisasi dan pemanfaatan teknologi agar
Mengingat tidak adanya kriteria yang dapat berintegrasi dengan lingkungan yang
tunggal dan universal untuk mengukur efektivitas darinya organisasi tersebut memerlukan
kinerja, maka diperlukan pendekatan-pendekatan dukungan terus menerus bagi kelangsungan
untuk mengukur efektivitas. Adapun pendekatan- hidupnya.
pendekatan efektivitas menurut Gibson, (Saputra, 3. Pendekatan konstituensi-strategis.
2002:38-42) adalah sebagai berikut: Pendekatan ini menekankan pada
1. Pendekatan Tujuan mencapai efektivitas pemenuhan tuntutan konstituensi itu di
Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan dalam lingkungan yang darinya orang
mengevaluasi efektivitas yang dimaksudkan tersebut memerlukan dukungan yang terus
untuk mencapai tujuan tertentu artinya dengan menerus bagi kelangsungan hidupnya.
efektivitas adalah pencapaian sasaran dari 4. Pendekatan nilai-nilai bersaing.
upaya bersama. Dalam pendekatan ini Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke
pimpinan menspesifikasi terlebih sasaran yang tiga pendekatan diatas, masing-masing
hendak dicapai oleh bawahan dan kemudian didasarkan atas suatu kelompok nilai.
di evaluasi secara periodik tingkat Masing-masing didasarkan atas suatu
keberhasilan pencapaiannya. kelompok nilai. Masing-masing nilai
2. Pendekatan teori sistem efektivitas selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur
Dalam konteks teori sistem organisasi adalah hidup di mana organisasi itu berada.
satu elemen dari sejumlah elemen yang Berdasarkan pendapat tersebut di atas
berinteraksi secara interpedensi. Teori sistem dapat dijelaskan bahwa efektvitas pegawai dalam
menekankan terhadap sistem yang lebih besar suatu organsasi sangat erat kaitannya dengan
yakni lingkungan dalam hal ini perilaku kinerja pegawai dalam organisasi sebagai
individu maupun kelompok dalam organisasi. tingkatan pencapaian tujuan dan sasaran
3. Pendekatan model multiple constituency organisasibaik jangka pendek maupun jangka
panjang.
94
bila para anggotanya merasa puas. Pandangan ini
2.3 Pengukuran Efektivitas sebagai kelanjutan dari pandangan penganut
Adapun Etzioni, (Iskandar, 2005:344) paham hubungan antar manusia, yang
mengemukakan pendekatan-pendekatan menempatkan kepuasan anggota sebagai inti
pengukuran efektivitas kinerja pegawa antara lain persoalan organisasi dan manajemen sehingga
adalah sebagai berikut: dapat diukur sejauhmana tujuan secara individu
1. Adaptasi maupun organisasi dapat tercapai.
Kemampuan suatu organisasi untuk Selanjutnya menurut sterrs (Iskandar,
menyesuaikan diri dengan 2005:349) mengemukakan kriteria pengukuran
lingkungannya. Tolok ukurnya adalah adalah sebagai berikut:
proses pengadaan dan pengisian tenaga 1. Kemampuan menyesuaikan diri
keja serta ruang lingkup kegiatan (keluwesan).
organisasi tersebut. 2. Produktivitas.
2. Integrasi 3. Kepuasan kerja.
Pengukuran terhadap tingkat kemampuan 4. Kemampuan berlaba.
suatu organisasi untuk mengadakan 5. Pencarian sumber daya.
sosialisasi, pengembangan konsensus dan Sedangkan Gibson, (Iskandar, 2005:349)
komunikasidengan berbagai macam mengemkakan lima kriteria efektivitas (Jangka
organisasi lainnya. pendek) adalah sebagai berikut:
3. Motivasi Anggota 1. Produktivitas.
Kriterian dan hubungan antara pelaku Kemampuan organisasi dalam menghasilkan
organisasinya dengan kinerja pegawainya barang dan jasa seper yang dituntut oleh
dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan lingkungan yakni seperti dokumen selesai
tugas pokok dan fungsi organisasi. diproses, klien dll.
4. Produksi 2. Mutu.
Usaha pengukuran efektivitas kinerja Mutu menjadi kriteria efektivitas individu,
pegawai dihubungkan dengan jumlah dan kelompok dan organisasi guna memenuhi
mutu keluaran organisasiserta intensitas harapan-harapandari klien.
kegiatan suatu organisasi. 3. Efisiensi.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas Diartikan sebagai ratio keluaran dibanding
dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan masukan. Diaman lebih menfokuskan pada
upaya pengoptimalisasian sumber-sumber yang siklus masukan, proses dan keluaran sehinga
adal dalam organisasi (manusia, sarana dapat diukur biaya dan waktu dalam suatu
Prasarana) dengan pencapaian tujuan dari pekerjaan
organisasi. Sedangkan menurut Sterrs, (Iskandar, 4. Fleksibilitas.
2005:345-346) mengemukakan untuk menilai Aspek fleksibilitas mempengaruhi terhadap
efektivitas kinerja pegawai diperlukan 3 sudut kemampuan dalam menjawab perubahan
pandang yakni: lingkungan eksternal, sehingga mampu
1. Optimasi yang akan dicapai adalah bila mengadaptasikan praktek perencanaan,
beberapa bagian dari tujuan itu mendapat pengorganisasian, pengarahan dan
perhatian dan alokasi sumber dana dan pengendalian.
daya yang lebih besar. 5. Kepuasan
2. Interaksi antara kinerja pegawai dengan Ditujukan pada perasaan karyawan terhdap
keadaan sekelilingnya. pekerjaan dan peran di dalam organisasi.
3. Penekanan pada aspek perilaku yang Sementara Gibson (dalam Tangkilisan
lebih memuaskan perhatian pada 2007: 140) mengatakan bahwa efektivitas
pentingnya peranan perilaku manusia organisasi dapat pula diukur sebagai berikut:
dalam peroses pencapaian tujuan kinerja 1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai.
dalan efektivtas kinerja pegawai. 2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas 3. Proses analisa dan perumusan
dapat dijelaskan bahwa efektivitas kinerja kebijaksanaan yang mantap.
pegawai dalam suatu organisasi lebih banyak 4. Perencanaan yang matang.
dipengaruhi oleh bagaimana pimpinan mengolah 5. Penyusunan program yang tepat.
dan mengoptimalkan sumber-sumber yang ada 6. Tersedianya sarana dan prasarana.
dalam organisasi untuk mencapai tujuan dan 7. Sistem pangawasan dan pengendalian
sasaran organisasi yang telah ditetapkan yang bersifat mendidik.
sebelumnya. Sesuatu organisasi dikatakan efektif
95
Berdasasarkan pendapat diatas, ukuran menyusun dan menjelaskan data yang diperoleh
dalam menentukan tingkat efektivitas kerja untuk kemudian dianalisis sesuai dengan teori
meliputi semua bidang kegiatan, dari yang ada.
produktivitas sampai dengan pencarian sumber Menurut Nawawi (2001:63) metode deskriptif ini
dana. Dengan demikian diharapkan semua tujuan diartikan sebagai berikut:
yang telah direncanakan dapat dicapai. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
Menurut Georgepoulus dan Tannenbaum, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
(Indrawijaya, 2000:22) mengemukakan bahwa: dengan cara menggambarkan/melukiskan
‘suatu cara pengukuran efektivitas yang keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,
mempergunakan beberapa unsur yang biasa lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
terdapat dalam kehidupan organisasi yang sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
berhasil, yaitu: tampak atau sebagaimana adanya.
1. Produktivitas (efisiensi dalam arti Ciri-ciri dari metode deskriptif menurut Nawawi
ekonomi). (2001: 63) adalah:
2. Tekanan-stress (dibuktikan dengan a. Memusatkan perhatian pada masalah-
tingkat ketegangan dan konflik). masalah yang ada pada saat penelitian
3. Fleksibilitas (atau kemampuan untuk dilakukan (saat sekarang) atau masalah-
menyusuaikan diri dengan perubahan masalah yang bersifat aktual.
intern dan ekstern) b. Menggambarkan fakta-fakta tentang
Sedangkan menurut Indrawijaya, masalah yang diselidiki sebagaimana
(2000:229) yang dikenal dengan multiple factor adanya, diiringi dengan interpretasi
modelmengemukakan bahwa : “Pengukuran rasional yang akurat.
efektivitas organisasi sesungguhnya harus Sedangkan Nazir (2005:54) mengemukakan
mencakup berbagai kriteria, seperti :efisiensi, bahwa:
kemampuan menyusuaikan diri dengan tuntutan Metode deskriptif adalah suatu metode
perubahan adaptasi, integrasi, motivasi dan dalam meneliti status sekelompok manusia,
produksi”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
dijelaskan bahwa tingkat efektivitas organisasi pemikiran,ataupun suatu kelas peristiwa
menunjukkan pada tingkat seberapa jauh pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
organisasi melaksanakan kegiatan/fungsi-fungsi, deskriptif ini adalah membuat deskripsi,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat gambaran atau lukisan secara sistematis,
tercapai dengan menggunakan secara optimal faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
alat-alat dan sumber-sumber yang ada. Dengan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
demikian berbicara mengenai efektivitas yang diselidiki.
organisasi ada dua aspek di dalamnya yaitu Berdasarkan hal tersebut dapat
tujuan organisasi dan pelaksanaan dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif
fungsi/cara/alat untuk mencapai tujuan tersebut. itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara
atas dapat dijelaskan bahwa untuk mengukur hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisi
sejauhmana efektivitas maka dibagi atas reflektif terhadap berbagai dokumen yang
efektivitas secara individu, kelompok, dan ditemukan di lapangan, dan membuat laporan
organisasi yang di arahkan pada pencapaian penelitian secara mendetail.
tujuan dan sasaran yang ditetapkan sebelumnya Pertimbangan yang berhubungan dengan
dengan mengoptimalkan sumber-sumber yang obyek penelitian maka dilakukan upaya -upaya
ada sehingga perencaanaan, pengorganisasian, untuk menggali segala sesuatu yang berkaitan
pengerahan, pengendalian serta pengevaluasian dengan sumber diusahakan penuh dengan
dapat berjalan dengan optimal. keakraban karena akan berpengaruh dengan
informasi dapat digali. Dalam metode kualitatif,
III. METODE PENELITIAN peneliti mencoba memanfaatkan wawancara
3.1Desain Penelitian tertulis (pertanyaan isian) ataupun tidak tertulis
Metode penelitian yang digunakan dalam dan observasi sebagai instrumen penelitian.
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Jadi dengan demikian penulis melakukan
Metode deskriptif analisis diartikan sebagai suatu penelitian secara kualitatif dengan menggunakan
metode penelitian yang menggambarkan obyek metode deskriptif analisis, di mana penulis secara
penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan intensif, berpartisipasi lama dilapangan, mencatat
sedang berlangsung pada saat penelitian secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan
dilakukan dengan cara mengumpulkan, analisi reflektif terhadap berbagai dokumen yang
96
ditemukan di lapangan, sehingga data yang adalah sebanyak 8 orang
diperoleh di lapangan dapat informan.Sedangkan data sekunder
dipertanggungjawabkan. merupakan data yang diharapkan dapat
melengkapi dan mempertajam
3.2 Subjek Penelitian kecendrungan yang muncul dari data
a. Data primer. Data sekunder ini diperoleh dari
Menurut Arikunto (2002:96) dokumen, data statistik dari kantor
mengemukakan bahwa:”data adalah Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
hasil pencatatan peneliti baik yang Kabupaten Ciamis, buku-buku, jurnal
berupa fakta ataupun angka.” ilmiah, surat kabar dan catatan lain
Selanjutnya dalam SK Menteri P dan K yang berkaitan dengan penelitian.
No.0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977
(Arikunto,2002:96) bahwa: ‘data adalah 3.3 Prosedur
segala fakta dan angka yang dapat Adapun teknik pengumpulan data yang
dijadikan bahan untuk menyusun suatu dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut :
informasi, sedangkan informasi adalah 1. Studi kepustakaan, yaitu teknik
hasil pengolahan data yang dipakai pengumpulan data yang dilakukan dengan
untuk suatu keperluan.’ jalan mempelajari buku-buku atau literatur-
Data dalam penelitian ini terdiri literatur untuk memperoleh data yang
atas data primer dan data sekunder. relevan yang bersifat teoritis sehingga
Data primer diperoleh melalui jawaban memperoleh suatu gambaran mengenai teori
dari wawancara dengan informan. Para dari masalah yang akan dibahas untuk
informan diharapkan dapat memberikan melengkapi data yang diperlukan.
informasi yang mendalam dan juga 2. Studi lapangan, yaitu teknik mengumpulkan,
jelas, sehingga informasi itu akan meneliti dan menyeleksi data yang diperoleh
membentuk satuan data tentang secara langsung di lokasi penelitian. Studi
penelitian ini. lapangan ini dilakukan dengan cara:
b. Sumber Data a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan
Sumber data yang dijadikan data dengan cara melakukan pengamatan
sebagai informan dalam penelitian ini langsung terhadap objek penelitian yaitu
adalah Kepala BKDD Kabupaten di kantor Badan Kepegawaian Daerah
Ciamis sebanyak 1 orang, Pegawai dan Diklat Kabupaten Ciamis.
BKDD Bidang Mutasi Kepegawaian b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan
Kabupaten Ciamis sebanyak 4 orang, data yang dilakukan dengan cara
dan PNS yang telah dimutasikan pindah mengajukan beberapa pertanyaan kepada
kerja sebanyak 3 orang. Untuk Kepala BKDD Kabupaten Ciamis,
menentukan informan/narasumber Pegawai BKDD Bidang Mutasi
dalam penelitian ini dilaksanakan Kepegawaian Kabupaten Ciamis, dan
secara purposive yang menurut Sugiono PNS yang telah dimutasikan pindah
(2011:96) bahwa :“Sumpling purposive kerja.
adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.” Dengan 3.4 Teknik Analisis Data
demikian tujuannya bukanlah Analisis data dalam penelitian ini penulis
memusatkan diri pada adanya menggunakan analisis kualitatif. Menurut
perbedaan-perbedaan yang nantinya Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007:248) analisis
dikembangkan kedalam generalisasi. data kualitatif adalah:
Tujuannya adalah untuk merinci Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
kekhususan yang ada dalam ramuan dengan data, mengorganisasikan data,
konteks yang unik, maksud kedua dari memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
sampling ialah menggali informasi dikelola, mensistesiskannya, mencari dan
yang akan menjadi dasar dari rencana menemukan pola, menemukan apa yang
dan teori yang muncul. Oleh sebab itu penting dan apa yang dipelajari, dan
pada penelitian kualitatif tidak ada memutuskan apa yang dapat diceritakan
sampel acak, tetapi sampel bertujuan ( kepada orang lain
purposive sample ). Berdasarkan uraian Secara umum, proses pengolahan data
tersebut diatas maka sumber data atau analisis hasil penelitian lapangan dilakukan
primer yang akan dijadikan sebagai
97
dengan menggunakan analisis yang dilakukan lanjut dan sangat diharapkan agar
meliputi tiga tahap, seperti berikut: memberikan data faktual.
1. Tahap Reduksi, yaitu bahwa proses analisis 4. Proses uji ulang meliputi berbagai kegiatan
diarahkan untuk menelaah data antara lain:
(mendeskripsikan dan menginterpretasikan) a. Melakukan cek ulang (member check)
data lapangan. Kegiatan operasional yang atas kesimpulan yang diambil dengan
dilakukan antara lain: mempelajari kembali data awal dan
a. Mengelompokkan data temuan lapangan temuan penelitian.
berkaitan dengan substansi permasalahan b. Menyusun kesimpulan sebagai bagian
penelitian yang diajukan. akhir dari analisa proses akuntabilitas
b. Menemukan pokok-pokok substansi efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai
penelitian yang prinsip dari setiap materi Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
permasalahan yang ada dalam penelitian Kepegawaian Daerah dan Diklat
ini. Kabupaten Ciamis.
2. Tahap Display, yaitu tahap ini merupakan
periode interpretasi dan analisis sebagai IV. HASIL PENELITIAN DAN
berikut: PEMBAHASAN
a. Memberikan makna dari tiap pokok- 4.1 Efektivitas Pelaksanaan Mutasi Pegawai
pokok temuan sehingga menjadi suatu Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
faktor yang paling esensial. Kepegawaian Daerah dan Diklat
b. Menyusun kesimpulan tiap pokok-pokok Kabupaten Ciamis
temuan berdasarkan interpretasi tertentu. Berdasarkan 8 pertanyaan yang penulis
c. Menyusun kesimpulan umum sebagai ajukan kepada informan mengenai efektivitas
studi general dari proses analisis yang pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dilakukan. Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
3. Tahap verifikasi, yaitu uji kebenaran Kabupaten Ciamis, yang berdasarkan indikator-
terhadap kesimpulan yang telah diambil indikator dari aspek-aspek kajian adaptasi,
dengan mewujudkan situasi agar pihak- integrasi, motivasi dan produksi maka diperoleh
pihak yang memiliki informasi lengkap, rekapitulasi keseluruhan hasil wawancara
akurat bersedia dimintai keterangan lebih tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL 1
REKAPITULASI HASIL WAWANCARA TERHADAP INFORMAN MENGENAI
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) OLEH BADAN
KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT KABUPATEN CIAMIS

No. Indikator pertanyaan Jawaban Informan

1. Bagaimana penempatan pegawai Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 8 orang


sesuai dengan latar belakang informan memberikan jawaban bahwa penempatan
pendidikan di Badan pegawai di Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis dalam pelaksanaan mutasi PNS
Kabupaten Ciamis dalam masih banyak yang kurang sesuai dengan latar
pelaksanaan mutasi PNS? belakang pendidikan pegawai. Jawaban informan no.
1,2,3,4,5,6,7,8. Jika dipersentasekan 8/8X100=100%
dan termasuk dalam kategori kurang baik.
2. Bagaimana kondusifitas kerja Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 8 orang
pegawai di Badan Kepegawaian informan memberikan jawaban bahwa kondusifitas
Daerah dan Diklat Kabupaten kerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah dan
Ciamis dalam pelaksanan mutasi Diklat Kabupaten Ciamis dalam pelaksanan mutasi
PNS? PNS sudah cukup kondusif. Jawaban informan no.
1,2,3,4,5,6,7,8. Jika diperentasekan 8/8X100=100%
dan termasuk dalam kategori cukup baik.

98
3. Bagaimana kompetensi sumberdaya Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 5 orang
manusia di Badan Kepegawaian informan memberikan jawaban bahwa kompetensi
Daerah dan Diklat Kabupaten pegawai di Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Ciamis dalam melaksanakan mutasi Kabupaten Ciamis cukup baik dalam pelaksanan
PNS? mutasi PNS. Jawaban informan no. 1,2,3,4,5. Jika
dipersentasekan 5/8X100=62,5% dan termasuk dalam
kategori cukup baik. Sedangkan sebanyak 3 orang
informan memeberikan jawaban bahwa kompetensi
yangdimiliki oleh Badan Kepegawaian Daerah dan
Diklat Kabupaten Ciamis khususnya bidang mutasi
kepegawaian kurang baik sehingga tidak ada ketepatan
waktu dalam menempatkan PNS mutasi. Jawaban
informan no. 6,7,8. Jika dipersentasekan
3/8X100=37,5% dan termasuk dalam kategori kurang
baik.
4. Bagaimana sosialisasi yang Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 2 orang
dilakukan oleh Badan Kepegawaian informan memberikan jawaban bahwa sosialisasi
Daerah dan Diklat Kabupaten dilakukan kepada setiap lembga/OPD di lingkungan
Ciamis dalam pelaksanaan mutasi Pemerintah Kabupaten Ciamis, namun tidak secara
PNS rutin. Jawaban informan no. 1,7. Jika dipersentasikan
2/8X100=25,0% dan termasuk dalam kaegori cukup
baik. Sedangkan sebanyak 7 orang informan
memeberikan jawaban bahwa sosialisasi mutasi PNS
yang dilakukan oleh BKDD kabupaten Ciamis dirasa
kurang maksimal dan kurang berkesinambungan.
Jawaban informan no. 2,3,4,5,6,8. Jika dipersentasikan
6/8X100=75,0% dan termasuk dalam kategori kurang
baik.
5. Bagaimana sarana yang dimiliki Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 3 orang
oleh Badan Kepegawaian Daerah informan memberikan jawaban bahwa sarana yang
dan Diklat Kabupaten Ciamis saat dimiliki oleh BKDD Ciamis dalam pelaksanaan mutasi
pelaksanaan mutasi PNS? cukup memadai meskipun belum optimal
menggunakan sarana prasarana tersebut dalam
pelayanan publik. Sedangkan sebanyak 5 orang
informan memeberikan jawaban bahwa Saya rasa
sarana cukup baik, namun belum memadai dan optimal
saat menggunakan sarana tersebut pada pelaksanaan
mutasi PNS. Sistem komputerisasi di BKDD Ciamis
masih belum ptimal sehingga informasi menenai
mutasi PNS tidak dapat diakses secaraluas oleh publik.
Jawaban inforrman no. 1,2,3,4,5,6,7,8. Jika
dipersentasekan 8/8X100=100% dan termasuk dalam
kategori cukup baik.
6. Bagaimana kejelasan prosedur Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 8 orang
dalam pelaksanaan mutasi PNS di informan memberikan jawaban bahwa BKDD
Badan Kepegawaian Daerah dan Kabupaten Ciamis khususnya bidang mutasi
Diklat Kabupaten Ciamis? kepegawaian memiliki prosedur kerja yang cukup jelas
dalam menjalankan mutasi PNS di lingkungan kerja
Pemerintah Kabupaten Ciamis. Jawaban inforrman no.

99
1,2,3,4,5,6,7,8. Jika dipersentasekan 8/8X100=100%
dan termasuk dalam ketegori cukup baik.
7. Bagaimana kejelasan target Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 8 orang
pencapaian pelaksanaan mutasi informan memberikan jawaban bahwa BKDD
PNS di Badan Kepegawaian Kabupaten Ciamis khususnya bidang mutasi
Daerah dan Diklat Kabupaten kepegawaian memiliki target pencapaian dalam
Ciamis? melaksanakan mutasi PNS, meskipun target penugasan
belum tercapai setiap tahunnya. Jawaban informan no.
1,2,3,4,5,6,7,8. Jika dipersentasekan 8/8X100=100%
dan termasuk dalam kategori cukup baik.

8. Bagaimana intensitas pelaksanan Hasil jawaban informan bahwa sebanyak 6 orang


mutasi PNS oleh Badan informan memberikan jawaban bahwa BKDD
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis cukup baik dalam intensitas
Kabupaten Ciamis pelaksanan mutasi PNS yang dilakukan setiap
tahunnya. Jawaban informan no. 1,2,4,6,7,8. Jika
dipersentasekan 6/8X100=75,0% dan termasuk
kategori cukup baik. Sedangkan sebanyak 2 informan
memberikan jawaban kurang baik pelaksanaan
intensitas mutasi PNS maupun rotasi PNS di
lingkungan Kerja Pemerintah Kabupaten Ciamis,
meskipun kurang menentu waktunya, karena berkaitan
dengan kebijakan Bupati Ciamis. Jawaban informan
no. 3,5. Jika dipersentasekan 2/8X100=25,0% dan
termasuk dalam kategori kurang baik.

Jika dipersentasekan dapat diketahui nilai Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
rata-rata item tiap indikator pertanyaan yakni telah penulis lakukan dengan informan dalam
sebagai berkut: wawancara tersebut penulis mengacu kepada pedoman
1. Kurang Baik = wawancara yang telah disusun berdasarkan empat
dimensi pegukuran efektivitas kinerja pegawai menurut
= 29,69%. Etzioni (Iskandar, 2005:344-345) telah diketahui bahwa
2. Cukup Baik = adanya hambatan Dalam Efektivitas Pelaksanaan
= 70,31%. Mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
Jadi dengan demikian skor rata-rata tiap Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis
item pertanyaan yang penulis ajukan kepada diantaranya sebagai berikut:
informan jika dipersentasekan dan diklasifikasikan 1. Hambatan penempatan pegawai sesuai dengan
diperoleh untuk kategori kurang baik sebesar latar belakang pendidikan di Badan
29,69%. Untuk kategori cukup baik sebesar 70,31%. Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
Dengan kata lain efektivitas pelaksanaan mutasi Ciamis dalam pelaksanaan mutasi PNS.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan 2. Hambatan dalam pemerataan kompetensi
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis sumberdaya manusia di Badan Kepegawaian
sudah cukup baik jika ditijau dari pendekatan Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis dalam
pengukuran efektivitas kinerja pegawai, yakni adaptasi, melaksanakan efektivitas pelaksanaan mutasi
integrasi, motivasi dan produksi. PNS.
3. Hambatan dalam sosialisasi yang dilakukan
4.2 Hambatan-Hambatan Dalam Efektivitas oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Pelaksanaan Mutasi Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Ciamis dalam pelaksanaan mutasi
(PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan PNS.
Diklat Kabupaten Ciamis

100
4. Hambatan dalam pencapaian target pelaksanaan efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil
mutasi PNS di Badan Kepegawaian Daerah dan (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Diklat Kabupaten Ciamis. Kabupaten Ciamis, sebaiknya Badan Kepegawaian
Hasil observasi menunjukkan bahwa Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis memberikan
hambatan-hambatan yang ditemukan dalam masukan dan arahan kepada setiap PNS tentang arti
efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil penting serta tujuan dari mutasi, sehingga PNS tidak
(PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat menjadikan mutasi sebagai suatu ancaman karier
Kabupaten Ciamis terjadi lebih banyak terjadi di PNS tetapi untuk meningkatkan kualitas
dalam (internal) seperti faktor kualitas sumber daya penyelelenggaraan Pemerintahan serta pelayanan
manusia di Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat publik. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Kabupaten Ciamis, keterbatasan jumlah personel Kabupaten Ciamis juga harus membuat data base
serta kepastian waktu dalam menempatkan PNS PNS yag berdasarkan latar belakang pendidikan
yang terdaftar sebagai mutasi di Badan dalam menempatkan pegawai sehingga efektivitas
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis. kerja pegawai menjadi lebih baik.
2. Upaya-Upaya Guna Mengatasi Hambatan
Dalam Efektivitas Pelaksanaan Mutasi Pegawai V. KESIMPULAN DAN SARAN
Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian 5.1 Kesimpulan
Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Dalam mewujudkan efektivitas kerja yang dilakukan oleh peneliti, baik melalui observasi
pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan wawancara terhadap informan mengenai
Oleh Badan Kepegawaian Daerah Dan Diklat efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil
Kabupaten Ciamis tidak terlepas dari berbagai (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
hambatan, namun juga memiliki upaya guna Kabupaten Ciamis, maka dapat disimpulkan sebagai
mengatasi hambatan tersebut dengan harapan berikut:
efektivitas kerja dapat tercapai dengan baik dan 1. Bahwa efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai
maksiamal yang berdasarkan hasil wawancara dan Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian
observasi yang telah penulis lakukan dengan informan. Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis, masih
Dalam wawancara tersebut penulis mengacu kepada belum maksimal. Hasil wawancara
pedoman wawancara yang telah disusun berdasarkan menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan
empat dimensi pegukuran efektivitas kinerja pegawai mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
diantaranya sebagai berikut: Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
1. Melakukan pendataan ulang pegawai di setiap Ciamis belum baik jikan dilihat dari aspek
OPD di Kabupaten Ciamis, meskipun kajian pengukuran efektivitas kinerja pegawai,
memerlukan waktu yang cukup lama sehingga yakni adaptasi, integrasi, motivasi dna
mampu menerapkan pola penempatan pegawai produksi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
sesuai dengan latar belakang pendidikannya. rekapitulasi yang menyatakan kurang baik
2. Melakukan pembinaan, pendidikan dan sebesar 29,69% dan yang menyatakan cukup
pelatihan bagi pegawai di BKDD Kabupaten baik sebesar 70,31%. Hasil observasi
Ciamis khususnya bidang mutasi kepegawaian menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan
sehingga target dan tujuan mutasi tercapai mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
dengan maksimal. Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
3. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Ciamis masih kurang berjalan dengan
seluruh OPD dan SKPD di Pemerintah maksimal. Hal ini terlihat dari masih
Kabupaten Ciamis serta pihak-pihak terkait terdapatnya permasalahan seperti Lambatnya
sehingga sosialisasi pelaksanaan mutasi dapat verifikasi dan pengolahan data pengajuan
tersampaikan secara menyeluruh kepada mutasi. data pengajuan mutasi yang terdaftar
seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di dari tahun 2014 yang masih dalam proses
Pemerintah kabupaten Ciamis. sebanyak 22 orang, dan kurangnya kepastian
4. Melakukan komitmen dan kerjasama waktu dalam penempatan pegawai negeri sipil
penempatan pegawai di setiap OPD dan SKPD (PNS).
sehingga mutasi bukan hanya berdasarkan 2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
keinginan PNS yang dimutasikan ataupun terdapat hambatan efektivitas pelaksanaan
kekosongan pegawai di OPD dan SKPD mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
tertentu tetapi berdasarkan pada kompetensi dan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
latar belakang pendidikan PNS tersebut. Ciamis, yakni:
Hasil observasi menunjukkan bahwa upaya a. Hambatan penempatan pegawai sesuai
guna mengatasi hambatan yang ditemukan dalam dengan latar belakang pendidikan di
101
Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat pada kompetensi dan latar belakang
Kabupaten Ciamis dalam pelaksanaan pendidikan PNS tersebut.
mutasi PNS. Hasil observasi menunjukkan bahwa upaya
b. Hambatan dalam kompetensi sumberdaya guna mengatasi hambatan yang ditemukan dalam
manusia di Badan Kepegawaian Daerah dan efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil
Diklat Kabupaten Ciamis dalam (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
melaksanakan efektivitas mutasi PNS. Kabupaten Ciamis, sebaiknya Badan Kepegawaian
c. Hambatan dalam sosialisasi yang dilakukan Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis memberikan
oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat masukan dan arahan kepada setiap PNS tentang arti
Kabupaten Ciamis dalam pelaksanaan penting serta tujuan dari mutasi, sehingga PNS tidak
mutasi PNS. menjadikan mutasi sebagai suatu ancaman karier
d. Hambatan dalam pencapaian target PNS tetapi untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaan mutasi PNS di Badan penyelelenggaraan Pemerintahan serta pelayanan
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten publik. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Ciamis. Kabupaten Ciamis juga harus membuat data base
Hasil observasi menunjukkan bahwa PNS yang berdasarkan latar belakang pendidikan
hambatan-hambatan yang ditemukan dalam dalam menempatkan pegawai sehingga efektivitas
efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil kerja pegawai menjadi lebih baik.
(PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
Kabupaten Ciamis terjadi lebih banyak terjadi di 5.2 Saran
dalam (internal) seperti faktor kualitas sumber daya Setelah penulis mengamati dan mempelajari
manusia di Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat mengenai efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai
Kabupaten Ciamis, keterbatasan jumlah personel Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian
serta kepastian waktu dalam menempatkan PNS Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis, maka penulis
yang terdaftar sebagai muatsi di Badan mencoba memberikan saran untuk menjadi bahan
Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis. pertimbangan untuk perbaikan di masa yang akan
3. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan datang sebagai berikut:
terdapat upaya untuk mengatasi hambatan 1. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat
dalam efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Kabupaten Ciamis sebaiknya membuat data
Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian base mutasi PNS yang didasarkan pada latar
Daerah dan Diklat Kabupaten Ciamis, yakbi belakang pendidikan sehingga saat terjadi
sebagai berikut: kekosongan di suatu OPD/SKPD khususnya di
a. Melakukan pendataan ulang pegawai di lingkungan pemerintah kabupaten ciamis, serta
setiap OPD di Kabupaten Ciamis, meskipun menentapkan komposisi strategis pegawai di
memerlukan waktu yang cukup lama setiap OPD/SKPD guna mengefektifkan kinerja
sehingga mampu menerapkan pola pegawai dalam melaksanakan pelayanan.
penempatan pegawai sesuai dengan latar 2. Untuk menghindari terulangnya kembali
belakang pendidikannya. hambatan-hambatan yang ditemukan dalam
b. Melakukan pembinaan, pendidikan dan efektivitas pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri
pelatihan bagi pegawai di BKDD Kabupaten Sipil (PNS) Oleh Badan Kepegawaian Daerah
Ciamis khususnya bidang mutasi dan Diklat Kabupaten Ciamis maka seyogyanya
kepegawaian sehingga target dan tujuan memerlukan penanganan yang lebih serius dan
mutasi tercapai dengan maksimal. perhatian dari semua pihak terkait seperti
c. Melakukan komunikasi dan koordinasi komitmen bersama, integrasi serta
dengan seluruh OPD dan SKPD di profesionalitas dalam menjalankan setiap tugas
Pemerintah Kabupaten Ciamis serta pihak- pokok dan fungsi.
pihak terkait sehingga sosialisasi 3. Mengenai upaya-upaya untuk mengatasi
pelaksanaan mutasi dapat tersampaikan hambatan dalam efektivitas pelaksanaan mutasi
secara menyeluruh kepada seluruh Pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Oleh Badan
Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah kabupaten Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten
Ciamis. Ciamis perlu meningkatkan kompetensi
d. Melakukan komitmen dan kerjasama pegawai negeri sipil baik sistem komputerisasi,
penempatan pegawai di setiap OPD dan maupun perbaikan sistem dan pola mutasi PNS
SKPD sehingga mutasi bukan hanya agar kepastian waktu penugasan PNS efektif
berdasarkan keinginan PNS yang dan efisien.
dimutasikan ataupun kekosongan pegawai di
OPD dan SKPD tertentu tetapi berdasarkan
102
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif
A.W. Widjaja, 2006. Administrasi kepagawaian. kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-17. Bandung
Jakarta : Rajawali. : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V Dokumen-dokumen:
Cetakan Keduabelas. Jakarta: Rineka Cipta. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Iskandar, Jusman. 2005. Kapita Selekta Administrasi Pemerintahan Daerah.
Negara dan Kebijakan Publik. Bandung: Peraturan Bupati Ciamis Nomor 13 Tahun 2009
Puspaga. tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi
Indrawijaya, Adam Ibrahim. 2000. Perilaku Satuan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
Organisasi. Bandung: Sinar Baru. Kabupaten.
Musanef. 1994. Manajemen Kepegawaian di Data mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten
Indonesia. Jakarta: CV. Haji Masagung. Ciamis.
Priansa dan Agus garnida. 2013. Manajemen
Perkantoran. Alfabeta: Bandung.
Siagian . P. Sondang. 2008.Manajemen Sumber Riwayat Penulis :
Daya Manusia. Bandung: Aksara baru. Ade Ropi lahir di Ciamis pada tanggal 1
. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Januari 1994, bertempat tinggal di Jalan Leuwinyiru
Bandung: Aksara baru. Lingkungan Bangunsari RT 02 RW 07 Kelurahan
Sedarmayanti. 2009.Manajemen Sumber Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
DayaManusia danProduktivitas. Provinsi Jawa Barat. Tercatat sebagai mahasiswa
Kerja.Bandung:CV.MandarMaju. aktif di FISIP Universitas Galuh Program Studi Ilmu
Stoner, A.F.James. 1982,Manajemen, Second Administrasi Negara.
Edition, diterjemahkan Erlangga,Jakarta.
Steers, Richard.1980. Efektifitas Organisai. Jakarta:
Erlangga.

103

Anda mungkin juga menyukai