Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL


(STUDI KASUS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KECAMATAN
KRAMAT JATI, KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR)

Muhamad Arif1
Ahmad Badawi Saluy2

PEMERINTAH KECAMATAN KRAMAT JATI, KOTA ADMINISTRASI JAKARTA


TIMUR

Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana Jakarta


e-mail : areef.stone@gmail.com, badawi_saluy@yahoo.co.id

Abstract : This study aims to analyze the influence of leadership, motivation and work discipline
through employee servant of government performance. The sampling used as many as 90
employees of civil servant of first district at Kramat Jati. This study are observed in August until
September 2019 at first district Kramat Jati, East Jakarta. The analyctical tool used smartPLS
volume 3.2.8 (Partial Least Square). The result showed the influence of variable leadership and
motivation are positive and significant effect for employee performance directly. The leadership
directly had positive influence but insignificantly to employee performance. Motivation has
positive direct and significant influence to employee performance. In a while, leadership and
motivation with work discipline as an intervening variable, indirect has positive influence but
insignificant to employee performance for civil servant in first district Kramat Jati, East Jakarta.

Keyword : Leadership, motivation, work discipline and employee performance for civil
servant

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja PNS. Objek penelitian ini adalah 90 responden yang mengisi
kuesioner, dengan teknik non probability sampling atau teknik sampling jenuh. Penelitian ini
dilakukan pada Agustus sampai bulan September 2019, di Lingkungan Pemerintahan Kecamatan
Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur. Data dianalisis dengan menggunakan aplikasi
smartPLS 3.2.8 (Partial Least Square). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap disiplin kerja.
Kepemimpinan berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja PNS dan motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS. Sementara itu, kepemimpinan dan
motivasi yang dimediasi oleh disiplin kerja (intervening) berpengaruh positif tapi tidak signifikan
secara tidak langsung terhadap kinerja PNS. Pengaruh total kepemimpinan terhadap kinerja
bernilai positif tapi tidak sinifikan terhadap kinerja sedangkan motivasi berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap kinerja PNS di Lingkungan Pemerintah Kecamatan Kramat
Jati Kota Administrasi Jakarta Timur.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai Negeri Sipil
PENDAHULUAN reformasi birokrasi yang dirancang oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah
Pegawai Negeri DKI Jakarta juga berupaya melakukan
sipil adalah pegawai yang telah reformasi birokrasi dalam
memenuhi syarat yang ditentukan, penyelenggaran pemerintah daerah.
diangkat oleh pejabat yang berwenang Dengan reformasi birokrasi diharapkan
dan diserahi tugas dalam suatu dapat diterapkan kaidah prinsip good
jabatan negeri, atau diserahi governance di pemerintahan DKI
tugas negara lainnya, dan digaji Jakarta.Salah satu langkah yang sudah
berdasarkan peraturan perundang- dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta
undangan yang berlaku. Undang adalah melakukan restrukturisasi dan
Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo remunerasi di dalam penyelenggaraan
Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 Pemerintah Daerah Provinsi DKI
diperbarui oleh pemerintah dengan Jakarta.
menerbitkan Undang-Undang No. 5 Peningkatan kinerja yang
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil dimaksud adalah ditunjukkan dengan
Negara. Sehingga TNI dan Kepolisian usaha-usaha dalam melaksanakan output
dianggap tidak lagi menjadi bagian dari yang berkenaan dengan tugas, pokok
pegawai negeri. Adapun pada UU ASN, dan fungsi PNS serta dapat dilihat dari
definisi pegawai negeri dalam konteks ketepatan mereka menyelesaaikan
pemerintahan Indonesia diganti pekerjaan maupun ketepatan
dengan Aparatur Sipil Negara, penyelesaian dalam melayani warga,
sementara pegawai negeri sipil (PNS) sehinggga pada akhirnya dapat
menjadi salah satu jenis meningkatkan kepercayaan masyarakat
pekerjaan Aparatur Sipil terhadap kinerha pegawai negeri sipil.
Negara selain PPPK/P3K. Pengertian kinerja menurut para ahli,
Berkenaan dengan Pegawai diantaranya adalah
Negeri Sipil dalam Undang-Undang Menurut Sedarmayanti (2017:284) meng
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur ungkapkan bahwa : “Kinerja merupakan
Sipil Negara, Bab I Pasal 1 (1) Aparatur terjemahan dari performance yang
Negara yang selanjutnya disingkat ASN berarti hasil kerja seorang pekerja,
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil sebuah proses manajemen atau suatu
dan Pegawai Pemerintah dengan organisasi secara keseluruhan, dimana
Perjanjian yang bekerja pada Instansi hasil kerja tersebut harus dapat
pemerintah. Bab I pasal 1 (2) Pegawai ditunjukkan buktinya secara konkrit dan
Negeri Sipil Negara yang selanjutnya dapat diukur (dibandingkan dengan
disebut pegawai ASN adalah Pegawai standar yang telah ditentukan).”
Negeri Sipil dan Pegawai pemerintah Keberhasilan dan pencapaian
dengan perjanjian kerja yang diangkat kinerja pegawai negeri sipil di
oleh Pejabat Pembina kepegawaian dan lingkungan Pemerintah Kramat Jati Kota
diserahi tugas dalam suatu jabatan Administrasi Jakarta Timur, salah satu
pemerintahan atau diserahi tugas Negara dapat diukur dari capaian realisasi
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan anggaran. Dari 3 tahun terakhir, capaian
perundang-undangan. realisasi anggaran di lingkungan
Pegawai negeri sipil di Pemerintah Kecamatan Kramat Jati
lingkungan Pemerintah Provinsi DKI masih belum optimal, dilihat dari data
Jakarta, yang merupakan jantungnya realisasi anggaran Kecamatan Kramat
pemerintah di Negara Kesatuan Jati dari tahun 2016 s.d. 2018, berkisar
Republik Indonesia, harus mampu dari 80-85% masih dibawah target
menjadi role model bagi pemerintah
daerah lainnya. Sejalan dengan program
sebesar 90-95% (sistem e-monev DKI kantor setiap tahunnya. Data Absensi
Jakarta). pada lingkungan Pemerintah Kecamatan
Selain realisasi anggaran, salah Kramat Jati tiga tahun terakhir, dapat
satu tolok ukur kinerja juga bisa dilihat dilihat pada gambar dibawah ini
tingkat ketepatan hadir absen masuk

4000
3500
3000
2500
2000 Tahun 2016
1500 Tahun 2017
1000
Tahun 2018
500
0

Jumlah Menit Terlambat


Jumlah Menit Cepat
Pulang

Gambar 1. Data Jumlah Menit Terlambat dan Cepat pulang Pegawai di


Pemerintah Kecamatan Kramat Jati
Sumber : Sistem e-absensiKecamatan Kramat Jati, 2019

Berdasarkan data tersebut, bahwa Namun menurut penelitian


menunjukkan fluktuatif jumlah menit terdahulu, dalam Sihotang (2012:183)
terlambat dan cepat pulang dari yang dikutip oleh Mohammad Fajar
Pemerintah Kecamatan Kramat Jati dari Purnomo, bahwa syarat-syarat
tahun 2016 sampai dengan tahun kepemimpinan antara lain adalah (1)
2018.Dari tahun 2016 jumlah menit Pendidikan umum yang luas, (2)
terlambat malah meningkat di tahun Kemampuan analis, (3) Keterampilan
2017, namun di tahun 2018 mengalami berkomunikasi, (3) Rasionalitas dan
penurunan.Kedisiplinan PNS terhadap objektivitas, (4) Programatis, (5)
aturan jam kerja dianggap masih kurang Kesederhanaan dan (6) Keberanian
optimal. mengambil keputusan.
Hasil pra survey terhadap 25 Hasil pra survey selanjutnya
responden, menunjukkan bahwa faktor adalag faktor motivasi, kondisi motivasi
kepemimpinan di Pemerintah pegawai secara intrinsik belum sesuai
Kecamatan Kramat Jati secara dengan yang diharapkan dalam
keseluruhan belum sesuai dengan yang mendukung optimalisasi kinerja PNS di
diharapkan, hal ini dikarenakan masih lingkungan Kecamatan Kramat Jati.
terdapat beberapa indikator mengenai Terutama pada pertanyaan bahwa masih
kepemimpinan yang cenderung negatif, adanya pegawai yang masih merasa
seperti pimpinan belum mampu beban pekerjaan yang diberikan kadang
menjalankan fungsi manajerialnya tidak sesuai dengan pendidikan dan
dengan baik, dan belum mampu keahlian sebesar 60%. Dari faktor
melakukan fungsi pengawasan dengan tersebut menunjukkan bahwa
baik diangka 56%. manajemen pembagian tugas dan fungsi
pokok seorang PNS harus lebih
diperhatikan lagi dari segi kompetensi kondisi yang ada kearah yang lebih baik
SDM, sehingga faktor motivasi dalam dalam meningkatkan disiplin kerja PNS.
peningkatan kinerja seorang PNS akan Pemerintah memberikan sebuah
lebih tinggi. kebijakan melalui peraturan pemerintah
Teori motivasi dalam No. 53 tahun 2010 yaitu tentang disiplin
Alfisah (2013) sering kali pegawai negeri sipil. Peraturan tersebut
ditekankan pada rangsangan yang sebagai bagian dari reformasi birokrasi
dan penataan kembali pegawai negeri
muncul dari seseorang baik dari
sipil untuk lebih meningkatkan disiplin
dalam dirinya (motivasi dalam bekerja. Dengan melalui sistem
intrinsik), maupun dari luar reward and punishment diharapkan
dirinya (motivasi ekstrinsik). kondisi displin pegawai negeri sipil
Faktor intrinsik adalah faktor- akan lebih meningkat.
faktor dari dalam yang Identifikasi Masalah
berhubungan dengan kepuasan, Dari beberapa faktor yang akan diteliti,
antara lain keberhasilan maka kami mengidentifikasi
permasalahan khususnya kinerja PNS di
mencapai sesuatu dalam karir,
lingkungan Pemerintah Kecamatan
pengakuan yang diperoleh dari Kramat Jati, Kota Administrasi Jakarta
institusi, sifat pekerjaan yang Timur yang terjadi antara lain :
dilakukan, kemajuan dalam 1. Dalam faktor kepemimpinan,
berkarir, serta pertumbuhan pimpinan belum mampu
profesional dan intelektual yang menjalankan fungsi manajerialnya
dialami seseorang. Sebaliknya, dengan baik, pimpinan belum
apabila karyawan tidak merasa mampu menjalankan fungsi
pengawasan dengan baik dan belum
puas dengan pekerjaannya,
mampu menjalankan komunikasi
munculnya ketidakpuasan pada yang baik dengan bawahan.
umumnya dikaitkan dengan faktor- 2. Untuk faktor motivasi baik secara
faktor yang sifatnya ekstrinsik instrinsik maupun ekstrinsik adalah
atau bersumber dari luar seperti pembagian tugas dan kerjaan yang
kebijakan organisasi, pelayanan dibebankan belum sesuai dengan
administrasi, supervisi dari keahlian dan belum adanya kebijakan
atasan, hubungan dengan teman pemberian insentif bagi pegawai
yang berprestasi.
sekerja, kondisi kerja, gaji
3. Pada variabel disiplin kerja, adalah
yang diperoleh, dan ketenangan beban pekerjaan yang diberikan
kerja (Cooke, 1999). belum sesuai dengan kompetensi,
Hasil pra survey untuk pimpinan belum bisa menjadi
faktor disiplin kerja, panutan bawahan, dan perlakuan
menunjukkan pemberian beban serta beban pekerjaan dirasakan
pekerjaan yang diberikan belum sesuai belum seimbang atau merata.
dengan kompetensi pegawai sebesar 4. Dari ketiga poin diatas, dari hasil pra
56%. Selain itu, perlakuan dan beban survey yang telah dilaksanakan
pekerjaan yang belum seimbang antara menunjukkan bahwa hasilnya
satu pegawai dengan pegawai prosentase dari ketiga faktor tersebut
lainnya.Ini menjadi tantangan tersendiri sangat tinggi atau dominan, sehingga
bagi organisasi untuk membuat aturan dianggap menjadi fenomena untuk
ataupun kebijakan yang dapat merubah diteliti seberapa signifikan akan
berpengaruh terhadap kinerja PNS di
lingkungan Pemerintah Kecamatan 5. Pengaruh kepemimpinan, motivasi
Kramat Jati. dan disiplin kerja sebagai intervening
Tujuan Penelitian secara bersama-sama terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk kinerja pegawai negeri sipil di
mengetahui serta menganalisis: lingkungan Pemerintah Kecamatan
1. Pengaruh kepemimpinan terhadap Kramat Jati.
disiplin kerja pegawai negeri sipil di Kerangka Pemikiran
lingkungan Pemerintah Kecamatan Dapat dirumuskan kerangka
Kramat Jati. pemikiran dalam penelitian ini yang
2. Pengaruh motivasi kerja terhadap merupakan hubungan dari keempat
disiplin kerja pegawai negeri sipil di variabel tersebut yaitu kinerja (Y1)
lingkungan Pemerintah Kecamatan merupakan variabel yang dipengaruhi
Kramat Jati. oleh kepemimpinan (X1), Motivasi (X2)
3. Pengaruh kepemimpinan terhadap dan disiplin kerja (Y2) sebagai variabel
kinerja pegawai negeri sipil di yang dapat mendukung dan
lingkungan Pemerintah Kecamatan mempengaruhi ketiga variabel tersebut
Kramat Jati. (variabel intervening).
4. Pengaruh motivasi terhadap kinerja
pegawai negeri sipil di lingkungan
Pemerintah Kecamatan Kramat Jati.

Kepemimpinan
(X1) H3
Sedarmayanti
(2017:273)
 Peran antar
manusia Disiplin Kerja (Y2)
 Peran Hasibuan (2009:194)
informative dalam Manik (2015) Kinerja Pegawai
 Peran  Tujuan (Y1) Bangun
pembuat  Teladan pimpinan (2012:233) dalam
keputusan H1  Balas Jasa (gaji Budiarto (2018)
dan kesejahteraan)  Kuantitas
 Keadilan
H5 pekerjaan
 Pengawasan  Kualitas
melekat pekerjaan
 Sanksi  Ketepatan
 Hubungan waktu
H2 kemanusiaan  Kehadiran
 Ketegasan  Kemampuan
pimpinan kerjasama
Motivasi
(X2) menurut
Frederick
Hezberg dalam H4
Sutrisno (2017)
a. Intrinsik
b. Ekstrinsik

Gambar 1. Model Konseptual


TINJAUAN PUSTAKA, adanya jaminan pekerjaan, status dan
KERANGKA PEMIKIRAN DAN tanggung jawab serta peraturan yang
HIPOTESIS fleksibel.
Menurut penelitian terdahulu
1. Pengaruh Kepemimpinan yang dikemukan oleh Sundoro Yekti
terhadap Disiplin Kerja (2012), Aurelio Potu (2013), Sudarmin
Menurut Azwar dan Manik (2015), Indra Lestari Sumbung,
Winarningsih (2016) dalam Sobariah, Syaikhul Falah, Alfiana Antoh (2015),
Sanusi dam Yazid (2018), disiplin kerja Rommy Beno rumondor, Altje Tumbel,
adalah suatu alat komunikasi dengan Jantje L.Sepang (2016), Althon
karyawan agar mereka bersedia Karaman Pongtuluran, H. salim
mengubah suatu perilaku serta sebagai Basalamah, H. Zaenal Arifin,
upaya untuk meningkatkan kesadaran Jamaluddin Bijang (2018) bahwa
dan kesediaan seseorang menaati semua Motivasi memiliki pengaruh posistif dan
peraturan perusahaan dan norma-norma signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan
sosial yang berlaku. Menurut penelitian penjelesan diatas, maka hipotesis dalam
terdahulu dalam Sobariah, Sanusi dam penelitian ini adalah
Yazid (2018) bahwa semakin tinggi H2 = Motivasi kerja berpengaruh
persepsi gaya kepemimpinan positif dan signifikan terhadap
transformasional maka disiplin kerja disiplin kerja
pegawai semakin meningkat. Selain itu, 3. Pengaruh Kepemimpinan
berdasarkan penelitian terdahulu lainnya terhadap Kinerja PNS
seperti Permadi, Dharmanegara dan Dimensi kepemimpinan yang
Sitiari (2018), bahwa kepemimpinan digunakan dalam penelitian ini adalah
berpengaruh positif dan signifikan Menurut Sedarmayanti (2017:273)
terhadap disiplin. Berdasarkan mengemukakan bahwa ada tiga peran
penjelasan tersebut, hipotesis pada kepemimpinan yaitu peran antar
penelitian ini adalah manusia, peran informatif dan peran
H1 = Kepemimpinan berpengaruh pembuat keputusan.Dilihat dari dimensi
positif dan signifikan terhadap tersebut, faktor kepemimpinan harus
disiplin kerja mempunyai peran dalam menggerakkan,
2. Pengaruh Motivasi terhadap mengorganisasikan dan mengendalikan
Disiplin Kerja sekelompok orang dalam sebuah
Karyawan memiliki organisasi yang dipimpinnya dalam
produktivitasnya masing-masing, mencapai tujuan bersama.
tergantung pada motivasi pada dirinya. Karyawan ataupun pegawai
Menurut Sutrisno (2017:116) bahwa ada akan mampu meningkatkan kinerjanya
dua faktor yang mempengaruihi apabila faktor kepemimpinan dalam
motivasi yaitu (1) faktor Intern dan (2) organisasi tersebut minimal dapat
faktor ekstern. Faktor intern (intrinsik) menjalankan ketiga peran tersebut di
yang dapat mempengaruhi pemberian atas dengan baik. Kinerja pegawai baik
motivasi pada seseorang antara lain: secara individu maupun organisasi dapat
keinginan untuk dapat hidup, keinginan meningkat apabila kepemimpinan dapat
untuk dapat memiliki, keinginan untuk menjalankan semua peran tersebut.
memperoleh penghargaan, keinginan Berdasarkan beberapa penelitian
untuk memperoleh pengakuan dan terdahulu, bahwa pengaruh
keinginan untuk berkuasa. Sedangkan kepemimpinan terhadap kinerja seperti
faktor ekstern (ekstrinsik) antara lain: pada penelitian yang dilakukan oleh
kondisi lingkungan kerja, kompensasi Sundoro Yekti (2012), Sudarmin Manik
yang memadai, supervise yang baik, (2015), Rommy Beno rumondor, Altje
Tumbel, Jantje L.Sepang (2016), dipengaruhi oleh kepemimpinan (X1),
Bungawati, Syafaruddin (2016), bahwa Motivasi (X2) dan disiplin kerja (Y2)
kepemimpinan berpengaruh positif dan sebagai variabel yang dapat mendukung
signifikan terhadap kinerja. Dari dan mempengaruhi ketiga variabel
penjelasan tersebut, menunjukkan tersebut (variabel intervening).
hipotesis pada penelitian ini adalah Berdasarkan penjelasan diatas,
H3 = Kepemimpinan berpengaruh bahwa hipotesis pada penelitian ini
positif dan signifikan terhadap adalah
kinerja pegawai H5 = Kepemimpinan, motivasi kerja
4. Pengaruh Motivasi terhadap dan disiplin kerja sebagai
Kinerja intervening bersama-sama
Menurut Haryono dan Djauhari secara simultan dan signifikan
(2016) dalam Sobariah, Sanusi dan berpengaruh terhadap kinerja
Yazid (2018), disiplin berperan dalam pegawai.
membangun konsep kesadaran dan METODE PENELITIAN
kesediaan pegawai untuk mengubah Metode penelitian dapat
perilaku sesuai dengan peraturan dan dikelompokkan menjadi metode
ketentuan yang berlaku dalam penelitian eksperimen, survey dan
organisasi. Hubungan motivasi intrinsik naturalistik (Sugiyono, 2017). Dalam
terhadap disiplin kerja adalah apabila penelitian ini, peneliti menggunakan
pegawai termotivasi, mereka akan metode survey yaitu mendapatkan data
membuat pilihan yang positif untuk dari tempat tertentu yang alamiah
melakukan sesuatu, dengan kepatuhan (bukan buatan), tetapi peneliti
pada prosedur yang telah ditetapkan. melakukan perlakuan dalam
Menurut penelitian terdahulu pengumpulan data, misalnya dengan
antara lain Sobariah, Sanusi dan Yazid mengedarkan kuisioner, test, wawancara
(2018), Thalib (2017), serta Permadi, terstruktur dan sebagainya.
Dharmanegara dan Sitiari (2018), Definisi operasional yang digunakan
menyatakan bahwa faktor motivasi untuk penelitian ini kemudian diuraikan
berpengaruh lebih dominan terhadap menjadi indikator yang meliputi :
disiplin. Berdasarkan penjelasan a. Variabel Kepemimpinan (X1)
tersebut, bahwa hipotesis penelitian ini Dimensi kepemimpinan
adalah menurut Sedarmayanti (2017:273)
H4 = Motivasi kerja berpengaruh mengemukakan bahwa ada tiga peran
positif dan signifikan terhadap kepemimpinan sebagai berikut:
kinerja pegawai 1. Peran antar manusia akan
5. Pengaruh Kepemimpinan, meliputi :
Motivasi dan Displin Kerja a) Peran selaku tokoh.
terhadap Kinerja b) Peran selaku pimpinan.
Berdasarkan kajian teori serta c) Peran selaku penghubung.
didukung beberapa penelitian terdahulu 2. Peran informatif meliputi:
oleh Eko Purnomo dan Rahayu Triastity a) Peran selaku pemantau.
(2017) bahwa kepemimpinan dan b) Peran selaku penyebar.
motivasi yang diintervening oleh c) Peran selaku public relation
disiplin kerja berpengaruh positif dan (hubungan masyarakat).
signifikan terhadap kinerja, maka dapat 3. Peran pembuat keputusan
dirumuskan kerangka pemikiran dalam meliputi:
penelitian ini yang merupakan hubungan a) Peran selaku wiraswasta.
dari keempat variabel tersebut yaitu b) Peran selaku penanggung
kinerja (Y1) merupakan variabel yang resiko.
c) Peran selaku pembagi c) Pekerjaan yang menantang,
sumber daya. motivasi kerja tidak saja
d) Peran selaku perunding. timbul karena pekerjaan
b. Variabel Motivasi (X2) yang menyenangkan, tetapi
Dimensi motivasi menurut menantang untuk mencapai
William Bwerther Jr dan Keith Davis suatu prestasi, sebagai
dalam Cholis dan Wijono (2014) bahwa sukses yang diinginkan oleh
motivasi dibagi menurut dua dimensi setiap pekerja.
yaitu c. Variabel Disiplin Kerja (Y2)
6. Motivasi eksternal Dimensi disiplin kerja menurut
Meliputi aspek-aspek yang Hasibuan (2009:194) dalam Manik
terdiri dari: (2015) mengemukakan bahwa beberapa
a) Pemberian upah/gaji untuk indikator yang mempengaruhi tingkat
memenuhi kebutuhan fisik disiplin kerja karyawan suatu organisasi
minimal maupun untuk diantaranya:
kebutuhan hidup minimal. 1. Tujuan dan kemampuan tujuan
b) Kondisi kerja yang baik, yang akan dicapai harus jelas
perasaan puas dan senang dan ditetapkan secara ideal serta
dalam bekerja di lingkungan cukup menantang bagi
organisasi, sangat kemampuan karyawan/pegawai.
dipengaruhi oleh kondisi 2. Teladan pimpinan. Keteladanan
kerja baik yang bersifat pimpinan sangat berperan dalam
fisik/material maupun menentukan disiplin
psikis/non material. karyawan/pegawai karena
c) Supervisi yang baik sebagai pimpinan dijadikan panutan
kegiatan mengamati, oleh karyawannya.
menilai dan membantu 3. Balas Jasa (gaji dan
sumber daya manusia agar kesejahteraan) ikut
bekerja secara efektif dan mempengaruhi disiplin kerja
efisien. karyawan karena balas jasa akan
7. Motivasi Internal memberikan kepuasan dan
Aspek-aspek dari motivasi kecintaan karyawan terhadap
tersebut antara lain: pekerjaannya.
a) Pekerjaan yang 4. Keadilan ikut mendorong
menyenangkan, pekerjaan terwujudnya disiplin kerja
yang bebas dari tekanan dan karyawan
paksaan, di samping mudah 5. Pengawasan melekat
atau tidak rumit Merupakan tindakan nyata dan
pelaksanaanya. paling efektif dalam
b) Pekerjaan yang menarik, mewujudkan disiplin kerja
setiap sumber daya manusia karyawan suatu organisasi
akan menyenangi bekerja
6. Sanksi hukuman berperan
dalam bidang yang sesuai
penting dalam memelihara
dengan potensi, latar
disiplin kerjakaryawan.
belakang pengalaman,
pendidikan, keterampilan 7. Ketegasan pimpinan dalam
dan atau melakukan tindakan akan
keahlian/profesionalisme mempengaruhi disiplin kerja
yang dikuasainya. karyawan yang indisipliner
sesuai dengan sanksi hukuman
yang telah ditetapkan organisasi
8. Hubungan kemanusiaan yang dapat dilihat dari nilai loading factor-
harmonis di antara sesama nya, yaitu korelasi antara score
karyawan ikut menciptakan item/indikator dengan score
disiplin kerja yang baik bagi konstruknya. Menurut Ghozali
organisasi. (2014:61) dalam Yuni Pamungkas
d. Variabel Kinerja (Y) (2016), nilai loading factor harus > 0,70,
Dimensi kinerja menurut namun pada riset tahap pengembangan,
Bangun (2012:233) dalam Budiarto nilai 0,50-0,60 masih dapat diterima. Uji
(2018) indikatornya adalah sebagai reliabilitas (uji keandalan) data, dapat
berikut: dilihat dari nilai composite reliability
1. Kuantitas pekerjaan dan nilai Cronbach alpha-nya. Suatu
2. Kualitas pekerjaan konstruk dikatakan reliabel jika nilai
composite reliability dan nilai Cronbach
3. Ketepatan waktu
alpha di atas 0,7 (Ghozali, 2014:65) Uji
4. Kehadiran hipotesis menggunakan Evaluasi model
5. Kemampuan kerjasama struktural dilakukan dengan melihat
Penelitian ini akan nilai signifikansi untuk mengetahui
menggunakan metode analisis data pengaruh antar variabel melalui
melalui Structural Equation Modeling prosedur jackknifing atau
(SEM) dengan software SmartPLS versi bootstrapping.nilai signifikansi yang
3.2.8 melalui media teknologi komputer. digunakan (two-tailed) t-value 1.65
Menurut Ghozali (2014:9) dalam Yuni (significance level = 10%), 1.96
Pamungkas (2016), Metode yang (significance level = 5 %) dan 2.58
digunakan adalah dengan uji validitas (significance level = 1%).
dan uji reliabilitas. Pengujian validitas
HASIL PENELITIAN DAN kerja PNS di lingkungan Kecamatan
PEMBAHASAN Kramat Jati. Berdasarkan jawaban
Analisis Deskriptif Responden kuesioner yang diterima dapat diketahui
Berikut merupakan deskripsi deskripsi identitas responden, seperti
responden yang terdiri dari usia, jenis pada Tabel 4.2.
kelamin, pendidikan terakhir dan masa

Tabel. 4.2. Deskripsi Responden PNS di Lingkungan Kecamatan Kramat Jati, Kota
Adminsitrasi Jakarta Timur

Frekuensi
No. Uraian Prosentase (%)
(orang)
Usia
1 ≤ 20 Tahun 1 1,11
≥ 21 -30 Thn 9 10
≥ 31 - 40 Thn 34 37,78
≥ 40 Thn 46 51,11
Total 90 100
Jenis Kelamin
2 Laki-Laki 37 41,11
Perempuan 53 58,89
Total 90 100
Pendidikan Terakhir
3 SD 0 0
SLTP 0 0
SLTA 25 27,78
D3 18 20
S1 38 42,22
S2 9 10
Total 90 100

Masa Kerja
4 > 10 Thn 29 32,22
< 10 - 20 Thn 22 24,44
> 20 Thn 39 43,34
Total 90 100
Sumber : Data diolah, 2019

Uji Validitas validity yaitu pengujian validitas


Uji validitas tersebut dilakukan dalam 2 berdasarkan cara membandingkan nilai
tahap yaitu pengujian convergent loading pada konstruk yang dituju harus
validity yaitu pengujian validitas lebih besar dibandingkan dengan nilai
berdasarkan nilai loading faktor dan loading konstruk yang lain
tahap 2 melalui pengujian discriminant
a. convergent validity

Kepemimpinan (X1)
Tabel 4.4. Nilai Loading Factor dari Variabel Kepemimpinan (X1)
Outer
Variabel Indikator Loading Syarat Keterangan
Value

0,900
KP1 > 0,6 Valid
0,913
KP2 > 0,6 Valid
0,924
KP3 > 0,6 Valid
0,907
KP4 > 0,6 Valid
Kepemimpinan 0,933
KP5 > 0,6 Valid
(X1) 0,930
KP6 > 0,6 Valid
0,899
KP7 > 0,6 Valid
0,901
KP8 > 0,6 Valid
0,912
KP9 > 0,6 Valid
0,892
KP10 > 0,6 Valid
Sumber : Hasil analisa menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)

Motivasi Kerja (X2)


Tabel 4.5. Nilai Loading Factor dari Variabel Motivasi Kerja (X2)
Outer
Variabel Indikator Loading Syarat Keterangan
Value

Motivasi MOT1 0,648 > 0,6 Valid


Kerja (X2) MOT2 0,695 > 0,6 Valid
MOT5 0,754 > 0,6 Valid
MOT6 0,839 > 0,6 Valid
MOT7 0,824 > 0,6 Valid
MOT8 0,650 > 0,6 Valid
MOT9 0,825 > 0,6 Valid
MOT11 0,643 > 0,6 Valid

Sumber : Hasil analisa menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)

Disiplin Kerja (X3)


Tabel 4.6. Nilai Loading Factor untuk Variabel Disiplin Kerja (Y2)
Outer
Variabel Indikator Loading Syarat Keterangan
Value

DIS1 0,839 > 0,6 Valid


DIS2 0,722 > 0,6 Valid
DIS3 0,675 > 0,6 Valid
Disiplin Kerja DIS4 0,788 > 0,6 Valid
(X2) DIS5 0,755 > 0,6 Valid
DIS7 0,663 > 0,6 Valid
DIS8 0,712 > 0,6 Valid
DIS9 0,760 > 0,6 Valid

Sumber : Hasil analisa dengan menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)

Kinerja (Y)
Tabel 4.7. Nilai Loading Factor dari Variabel Kinerja PNS (Y)
Outer
Variabel Indikator Loading Syarat Keterangan
Value
KIN1 0,725 > 0,6 Valid
KIN2 0,769 > 0,6 Valid
KIN3 0,865 > 0,6 Valid
KIN4 0,867 > 0,6 Valid
KIN5 0,672 > 0,6 Valid
Kinerja (Y) KIN6 0,783 > 0,6 Valid
KIN7 0,732 > 0,6 Valid
KIN8 0,778 > 0,6 Valid
KIN9 0,823 > 0,6 Valid
KIN10 0,699 > 0,6 Valid

Sumber : Hasil analisa dengan menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)

Berdasarkan Tabel diatas, dapat telah memenuhi convergent validity.


dilihat bahwa hasil olah data dengan Dari masing-masing indikator
menggunakan metode smartPLS tersebut bernilai lebih dari 0,6
3.2.8, seluruh nilai loading factor sehingga semua indikator merupakan
dari indikator yang dipergunakan indikator yang valid untuk mengukur
dalam penelitian ini adalah valid atau konstruknya.
a. Discriminant Validity dengan cara membandingkan
Uji discriminant validity adalah nilai loading pada konstruk yang
nilai ini merupakan nilai cross dituju harus lebih besar
loading factor yang berguna dibandingkan dengan nilai
untuk mengetahui apakah loading dengan kosntruk yang
konstruk memiliki nilai lain (Ananda Sabil Hussein,
diskriminan yang memadai yaitu 2015).

Tabel 4.8. Nilai Cross Loading dari setiap Variabel dan Konstruk Model Penelitian
Disiplin Kerja Kepemimpinan Kinerja Motivasi
(Y2) (X1) Pegawai (X2)
(Y1)
DIS01 0,839 0,565 0,533 0,729
DIS02 0,722 0,807 0,406 0,565
DIS03 0,675 0,253 0,417 0,691
DIS04 0,788 0,517 0,454 0,707
DIS05 0,755 0,720 0,481 0,638
DIS07 0,663 0,464 0,483 0,538
DIS08 0,712 0,470 0,563 0,638
Lanjutan Tabel 4.8.
DIS09 0,760 0,613 0,407 0,647
KIN01 0,546 0,422 0,725 0,552
KIN02 0,566 0,479 0,769 0,608
KIN03 0,462 0,328 0,865 0,533
KIN04 0,474 0,335 0,867 0,579
KIN05 0,400 0,307 0,672 0,458
KIN06 0,429 0,367 0,783 0,488
KIN07 0,461 0,364 0,732 0,396
KIN08 0,482 0,364 0,778 0,485
KIN09 0,583 0,519 0,823 0,572
KIN10 0,448 0,318 0,699 0,403
KP01 0,734 0,900 0,507 0,595
KP02 0,596 0,913 0,367 0,514
KP03 0,716 0,924 0,438 0,601
KP04 0,632 0,907 0,460 0,550
KP05 0,700 0,933 0,477 0,596
KP06 0,699 0,930 0,445 0,599
KP07 0,753 0,899 0,546 0,675
KP08 0,647 0,901 0,402 0,536
KP09 0,691 0,912 0,473 0,626
KP10 0,626 0,892 0,389 0,553
MOT01 0,553 0,230 0,410 0,648
MOT02 0,563 0,329 0,496 0,695
MOT05 0,600 0,439 0,480 0,754
MOT06 0,747 0,557 0,557 0,839
MOT07 0,735 0,668 0,495 0,824
MOT08 0,547 0,393 0,378 0,650
MOT09 0,716 0,579 0,617 0,825
MOT11 0,642 0,535 0,462 0,643
Sumber : Hasil analisa menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)
Dari Tabel 4.8. terlihat bahwa nilai korelasi konstruk dengan indikatornya lebih besar
dibandingkan nilai korelasi dengan konstruk lainnya. Dari hasil olah data menggunakan
smartPLS 3.2.8, bahwa dapat disimpulkan semua konstruk laten Kepemimpinan (X1),
Motivasi (X2), Disiplin Kerja (Y2) dan Kinerja (Y1) menunjukkan discriminant validity
yang baik karena dapat memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik daripada
indikator pada blok lainnya.
Selanjutnya untuk pengujian discriminant validity dilakukan dengan melihat nilai
AVE (Average Variance Extracted). Nilai AVE baik jika memiliki nilai lebih besar dari
0,50 (Gozali & Latan, 2015). Berikut ditunjukkan nilai AVE pada Tabel di bawahini:
Tabel 4.9.AVE (Average Variance Extracted) Model Peneltian
Variabel AVE Value
Kepemimpinan (X1) 0,830
Motivasi Kerja (X2) 0,546
Disiplin Kerja (X3) 0,549
Kinerja (Y) 0,599
Sumber : Hasil analisa menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)
Tabel 4.9.menunjukkan nilai mengetahui seberapa jauh alat ukur
AVE dari model penelitian untuk semua dapat diandalkan atau dipercaya.
variabel penelitian telah bernilai di atas indikator reliabilitas pada penelitian ini
0,5, sehingga nilai AVE untuk pengujian adalah ditentukan dari nilai composite
discriminant validity sudah memenuhi reliability dan cronbach’s alpha untuk
untuk pengujian selanjutnya. Oleh setiap blok indikator.
karena itu, dari hasil pengujian melalui a. Composite Reliability
tahap 1 covergent validity dan tahap 2 Uji reliablitas dengan
discriminant validity telah terpenuhi composite reliability yaitu data
sehingga model penelitian ini telah memiliki nilai composite reliability
valid. > 0,7 mempunyai nilai reliabilitas
Uji Reliabilitas yang tinggi. Berikut hasil olah data
Uji reliabilitas merupakan uji menggunakan smartPLS 3.2.8 dari
kehandalan yang bertujuan untuk composite reliability

Tabel 4.10. Nilai Composite Reliability dari Model Penelitian


Variabel Composite Syarat Keterangan
Reliability
Kepemimpinan (X1) 0,980  0,7 Reliabel
Motivasi Kerja (X2) 0,905  0,7 Reliabel
Disiplin Kerja (Y2) 0,907  0,7 Reliabel
Kinerja (Y1) 0,937  0,7 Reliabel
Sumber : Hasil analisa menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)
Berdasarkan Tabel 4.10. merupakan tertinggi sebesar 0,980 dari variabel
nilai composite reliability dari model Kepemimpinan (X1). dari hasil olah
penelitian yang menunjukkan bahwa data tersebut, bahwa model penelitian
setiap variabel telah memiliki nilai tersebut telah memenuhi nilai dari
composite reliability di atas 0,7 dengan composite reliability dan uji
nilai terendah sebesar 0,905 dari reliabilitas yang tinggi atau reliabel.
variabel Disiplin Kerja (X3) dan nilai b. Cronbach’s Alpha
Pengujian tahap selanjutnya diharapkan adalah > 0,6 untuk semua
untuk reliabiltas adalah pengujian konstruk (Ananda Sabil Hussein,
dengan nilai cronbach’s alpha. Uji 2015). Berikut hasil olah data untuk
reliabilitas ini diperkuat dengan nilai cronbach’s alpha pada Tabel di
cronbach’s alpha dan nilai yang bawah ini

Tabel 4.11. Nilai Cronbach’s Alpha dari Model Penelitian


Variabel Cronbach’s Syarat Keterangan
Alpha
Kepemimpinan 0,977  0,6 Reliabel
Motivasi Kerja 0,879  0,6 Reliabel
Disiplin Kerja 0,882  0,6 Reliabel
Kinerja (Y) 0,925  0,6 Reliabel
Sumber : Hasil analisa menggunakan smartPLS 3.2.8 (2019)
Berdasarkan perhitungan olah reliabilitas dan merupakan alat ukur
data pada Tabel 4.11. bahwa nilai yang dapat dipercaya dan handal.
cronbach’s alpha dari model penelitian Uji Hipotesis
menunjukkan bahwa setiap variabel Pengujian Hipotesis antar
telah memiliki nilai > 0,6 dengan nilai konstruk dilakukan dengan metode
terendah pada variabel Disiplin Kerja resampling bootstrap. Path Coefficients.
(X3) sebesar 0,882 dan nilai tertinggi Rule of thumbs dari terdukungnya suatu
pada variabel Kepemimpinan (X1) hipotesis penelitian adalah jika koefisien
sebesar 0,977. Dari hasil tersebut, bahwa atau arah hubungan variabel
menunujukan model penelitian ini telah (ditunjukkan oleh nilai original sample)
memenuhi nilai cronbach’s alpha. Dari sejalan dengan yang dihipotesiskan dan
2 tahap pengujian reliabilitas dengan jika nilai t statistik lebih dari 1,64 (two-
composite reliability dan cronbach’s tiled) atau 1,96 (one tiled) dan
alpha menunjukkan bahwa model probability value (p-value) kurang dari
penelitian ini telah memenuhi kriteria 0,05 atau 5%.

Tabel 4.19. Nilai Path Coefficient, t-Statistic dan P-Values

Original
T Statistic
Hubungan Antar Konstruk Sample P Values
(O/STDEV)
(O)
Langsung (Direct)
Kepemimpinan -> Disiplin Kerja 0.323 3.982 0.000
Kepemimpinan -> Kinerja 0.063 0,490 0.624
Motivasi Kerja -> Disiplin Kerja 0.662 8.711 0.000
Motivasi Kerja -> Kinerja 0.474 2.915 0.004
Disiplin Kerja -> Kinerja 0.174 0.913 0.361
Tidak Langsung (Indirect)
Kepemimpinan -> Disiplin Kerja ->
Kinerja 0.056 0.854 0.394
Lanjutan Tabel 4.19.
Motivasi Kerja -> Disiplin Kerja ->
Kinerja 0.115 0.904 0.367
Total
Kepemimpinan -> Kinerja 0.119 1.105 0.270
Motivasi Kerja -> Kinerja 0.589 5.741 0.000
Sumber : data diolah (2019)

1. Pengaruh Langsung (Direct Effect) signifikan terhadap Kinerja


Hubungan Antar Konstruk pegawai.
Berdasarkan Tabel 4.19. diatas, dapat 2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect
diambil keputusan adalah Effect) Hubungan Antar Konstruk
a. Nilai t statistik 3,982 > 1,662 Berdasarkan Tabel 4.19. menunjukkan
sehingga H0 ditolak dan H1 bahwa,
diterima, yang berarti variabel X1 a. Kepemimpinan (X1) terhadap
berpengaruh positif dan signifikan Kinerja (Y1) dengan Disiplin Kerja
terhadap variabel Y2. Makin tinggi (Y2) sebagai intervening,adalah
X1 , maka makin tinggi pula Y2, tidak signifikan nilai t statistic
begitupun sebaliknya. Artinya sebesar 0,854 (<1,662). Dengan
Kepemimpinan berpengaruh positif demikian, hipotesis dalam
dan signifikan terhadap Disiplin penelitian ini yang menyatakan
Kerja. bahwa “pengaruh Kepemimpinan
b. Nilai t statistik 0,490 < 1,662, melalui disiplin kerja sebagai
berarti variabel X1 berpengaruh intervening berpengaruh positif tapi
positif dan tidak signifikan terhadap tidak signifikan terhadap kinerja
variabel Y1, maka Kepemimpinan pegawai”.
memiliki pengaruh positif tetapi b. Motivasi Kerja (X2) terhadap
tidak signifikan terhadap Kinerja Kinerja (Y1) melalui Disiplin Kerja
Pegawai. (Y2) sebagai intervening adalah
c. Nilai t statistik 8,711 > 1,662, tidak signifikan dengan nilai t
berarti variabel X2 berpengaruh statistic sebesar 0,904 (< 1,662).
positif dan signifikan terhadap Dengan demikian, hipotesis dalam
variabel Y2, artinya bahwa penelitian ini menyatakan
Motivasi kerja memiliki pengaruh “Motivasi Kerja melalui Disiplin
positif dan signifikan terhadap Kerja sebagai intervening
disiplin kerja. berpengaruh positif tapi tidak
d. Nilai t statistik 2,915 > 1,662, signifikan terhadap Kinerja
artinya bahwa variabel X2 Pegawai”.
berpengaruh positif terhadap PEMBAHASAN
variabel Y1, sehingga Motivasi Analisis ini digunakan untuk
kerja memiliki pengaruh positif dan melihat besarnya pengaruh variabel
signifikan terhadap Kinerja sesuai dengan pengajuan hipotesis yang
Pegawai. diajukan. Berikut dibawah ini adalah
e. Nilai t statisik 0,913 < 1,662, analisis hipotesis terkait pengaruh antar
berarti variabel Y2 berpengaruh variabel, yaitu
positif tapi tidak signifikan a. Kepemimpinan berpengaruh
terhadap variabel Y1, artinya positif dan signifikan terhadap
bahwa Disiplin kerja memiliki Disiplin Kerja
pengaruh positif tapi tidak
Hasil analisis olah data yang ini, menunjukkan bahwa
dilakukan, bahwa faktor kepemimpinan Kepemimpinan memiliki pengaruh
memiliki pengaruh yang positif dan yang positif tapi tidak signifikan
signifikan terhadap disiplin kerja. Hasil terhadap Kinerja Pegawai. Hal ini
tersebut sejalan dengan penelitian sejalan dengan penelitian terdahulu
sebelumnya yang dilakukan oleh Bayu yang dilakukan oleh Bayu Permadi, I.B,
Permadi,IB.Ag, Dharmanegara dan Ni Ag, Dharmanegara dan Ni Waya Sitiari
Wayan Sitiari (2018) yaitu (2018) yaitu kepemimpinan
kepemimpinan berpengaruh positif dan berpengaruh positif dan tidak signifikan
signifikan terhadap disiplin. Dikaitkan terhadap Kinerja pegawai, serta
dengan korelasi antar dimensi penelitian yang dilakukan oleh Thoni
menunjukkan hubungan secara Setyo Prabowo, Noermijati dan Dodi
langsung (direct) antara kepemimpinan Wirawan Irawanto (2017) bahwa
dan disiplin yang paling kuat adalah Kepemimpinan berpengaruh tidak
pada dimensi peran pembuat keputusan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
yaitu “fungsi pengorganisasian yang Terkait hal tersebut, faktor
baik, fungsi responsibility, manajemen kepemimpinan di lingkungan
SDM dan fungsi negosiator yang Kecamatan Kramat Jati sudah berfungsi
unggul” dengan baik, fungsi peran antar
b. Motivasi Kerja berpengaruh manusia seperti peran sebagai tokoh,
positif dan signifikan terhadap fungsi manajerial sudah berjalan
Disiplin Kerja dengan baik, dan kemampuan pimpinan
Berdasarkan hasil olah data sebagai penghubung/konektivitas dalam
yang telah dilakukan, bahwa faktor membangun sinergitas dan koordinasi
Motivasi Kerja berpengaruh positif dan lintas sektoral sudah berjalan dengan
signifikan terhadap Disiplin Kerja. baik. Selain itu, kepemimpinan sebagai
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian peran informatif seperti peran
terdahulu yang dilakukan oleh Dr.Jamil manjalankan fungsi pengawasan, fungsi
Thalib, SE, MS (2015) yaitu faktor komunikasi, dan hubungan masyarakat
Motivasi kerja berpengaruh lebih sudah berjalan dengan baik dalam
dominan terhadap Disiplin Kerja serta menunjang peningkatan kinerja
penelitian yang dilakukan Bayu bawahannya.
Permadi, I.B, Ag, Dharmanegara dan Demikian pula, Kepemimpinan
Ni Waya Sitiari (2018) yaitu Motivasi yang dilakukan oleh seorang Camat
berpengaruh Positif dan signifikan sudah mampu melaksanakan fungsi
terhadap disiplin. pengorganisasian yang baik, peran
Dikaitkan dengan korelasi tanggung jawab, manajemen SDM serta
hubungan antar dimensi, bahwa faktor fungsi negosiator yang unggul sudah
motivasi eksternal berupa pemberian dijalankan dengan baik, sehingga
gaji/upah, kondisi kerja yang baik serta kinerja PNS di lingkungan Kecamatan
supervisi yang baik akan sangat Kramat Jati sudah baik, terutama dalam
dominan berpengaruh terhadap balas peningkatan pelayanan prima kepada
jasa dari organisasi, bisa berupa masyarakat.
kenaikan gaji dan kesejahteraan d. Motivasi kerja berpengaruh
pegawai. positif dan signifikan terhadap
c. Kepemimpinan berpengaruh Kinerja Pegawai
positif dan signifikan terhadap Berdasarkan hasil olah data
Kinerja Pegawai yang dilakukan pada penelitian ini,
Berdasarkan hasil olah data menunjukkan hasil hipotesisnya yaitu
yang telah dilakukan dalam penelitian Motivasi Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Sekretariat Daerah Kota Denpasar serta
Hal ini diperkuat oleh penelitian penelitian yang dilakukan oleh Wisnu
terdahulu yang dilakukan oleh Indra Saputra dan Imam Wibowo (2017)
Lestari Sumbung, Syaikhul Falah dan bahwa pengaruh tidak langsung gaya
Alfiana Antoh (2015) yaitu Motivasi kepemimpinan terhadap kinerja
Kerja berpengaruh positif dan pegawai melalui disiplin tidak
signifikan terhadap Kinerja PNS, signifikan.
Elvino Bonaparte, Wayan Gede Kesimpulan
Supartha dan Ni Nyoman Kerta Yasa Berdasarkan hasil analisis data
(2017) bahwa Motivasi kerja dengan menggunakan smartPLS 3.2.8,
berpengaruh positif dan signifikan interpretasi hasil penelitian serta
terhadap Kinerja dan penelitian oleh Dr. pembahasan yang telah dilakukan
Ignatius Jeffrey and Reisza Vallewey penelitian sebelumnya, maka dapat
Dantes yaitu “work motivation has dikemukakan beberapa kesimpulan yang
positive and significant influence on dapat diambil dari hasil penelitian
employees performance” tersebut sebagai berikut :
Dilihat dari uraian diatas, 1. Kepemimpinan berpengaruh positif
menunjukkan bahwa motivasi eksternal dan signifikan secara langsung
yang paling dominan berpengaruh terhadap Disiplin kerja Pegawai di
terhadap kinerja pegawai terutama lingkungan Pemerintah Kecamatan
pemberian gaji/upah, kondisi kerja yang Kramat Jati dengan nilai t statistic
baik serta supervisi organisasi yang sebesar 3,982 dan p-values 0,000
baik yang dapat meningkatkan kinerja serta memiliki nilai koefisien
pegawai dalam sebuah organisasi. positif di 0,323. Hal ini
e. Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan menunjukkan semakin besar
Disiplin Kerja sebagai intervening pengaruh kepemimpinan dari
berpengaruh positif dan signifikan seorang Camat Kramat Jati maupun
terhadap Kinerja. Pejabat Eselon dibawahnya, maka
Berdasarkan hasil olah data sangat berpengaruh dominan
yang telah dilakukan pada penelitian terhadap disiplin para Pegawai di
ini, bahwa pengaruh kepemimpinan, lingkungan Pemerintah Kecamatan
motivasi kerja yang di intervening oleh Kramat Jati.
disiplin kerja terhadap Kinerja Pegawai, 2. Motivasi kerja berpengaruh positif
atau pengaruh tidak langsung terhadap dan signifikan secara langsung
kinerja menunjukkan bahwa terhadap Disiplin Kerja Pegawai di
kepemimpinan dan motivasi lingkungan Pemerintah Kecamatan
berpengaruh positif tapi tidak signifikan Kramat Jati dengan nilai t statistic
terhadap kinerja pegawai. Hal ini sebesar 8,711 dan p-values sebesar
diperkuat dengan penelitian terdahulu 0,000 serta nilai koefisien di 0,662.
yang dilakukan oleh Bayu Permadi, I.B, Hal ini menunjukkan semakin
Ag, Dharmanegara dan Ni Waya Sitiari tinggi motivasi kerja yang dimiliki,
(2018) yaitu kepemimpinan maka akan semakin baik disiplin
berpengaruh positif dan tidak signifikan para Pegawai di lingkungan
terhadap Kinerja pegawai. Kecamatan Kramat Jati.
Hal serupa diperkuat oleh 3. Kepemimpinan berpengaruh positif
penelitian yang dilakukan oleh Raka dan tidak signifikan secara
Kumarawati, Gede Suparta dan Suyatna langsung terhadap Kinerja Pegawai
Yasa (2017), bahwa Disiplin kerja di lingkungan Kecamatan Kramat
bukan mediasi atau intervening antara Jati dengan nilai t statistic sebesar
motivasi terhadap Kinerja pada 0,490 dan p-values 0,624 serta nilai
koefisiennya sebesar 0,063. Artinya lingkungan Kecamatan Kramat Jati,
bahwa besaran pengaruh namun tidak signifikan dengan nilai
kepemimpinan tidak terlalu t statistic sebesar 0,854 dan p-
berpengaruh terhadap kinerja values 0,394 pada faktor
pegawai di lingkungan Pemerintah kepemimpinan dan untuk motivasi
Kecamatan Kramat Jati. kerja dengan nilai t statistic sebesar
4. Motivasi berpengaruh positif dan 0,904 dan p-values sebesar 0,367.
signifikan secara langsung terhadap Untuk nilai koefisiennya sebesar
Kinerja Pegawai di lingkungan 0,056 dan 0,115 artinya
Kecamatan Kramat Jati dengan kepemimpinan dan motivasi yang
nilai t statistic sebesar 2,915 dan p- diintervening disiplin kerja
values sebesar 0,004 serta nilai memiliki pengaruh positif secara
koefisien nya adalah 0,474. Hal ini tidak langsung terhadap Kinerja
menunjukkan bahwa besarnya Pegawai, namun tidak signifikan.
motivasi kerja pada diri Pegawai 6. Pengaruh Kepemimpinan secara
berpengaruh sangat besar terhadap keseluruhan bersifat positif
meningkatnya Kinerja Pegawai. terhadap kinerja pegawai tetapi
5. Pengaruh Kepemimpinan, tidak signifikan, sedangkan
Motivasi kerja dan Disiplin kerja motivasi berpengaruh secara positif
sebagi intervening, pengaruhnya dan signifikan terhadap Kinerja
positif secara tidak langsung Pegawai di lingkungan Kecamatan
terhadap Kinerja Pegawai di KramatJati.

DAFTAR PUSTAKA

Aidin Bentar, Murdijanto Purbangkoro dan Dewi Prihartini. (2017). “Analisis Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Taman Botani Sukorambi (TBS) Jember”. Jurnal Manajemen dan
Bisnis Indonesia. Vol. 3 No. 1, Juni 2017.

Alfisah, (2013). “Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan terhadap Kinerja


Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana Kabupaten Banjar”. Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, No. 1,
Februari 2013.

Budiarto (2018). “Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Kerja, Kompensasi dan


Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Dosen STIE LA TANSA MASHIRO”. S2,
Thesis, 2018.

Budhiasa, S (2016). Analisis Statistik Multivariate dengan menggunakan Aplikasi SEM


PLS SmartPLS 3.2.6. Udayana University Press, 2016.

Bangun, (2014). “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Disiplin Kerja dan


Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dan Dosen STMIK Duta Bangsa
Surakarta”. Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009
Vo. 1 Nomor 1 Juni tahun 2014.

Bayu P, Dharmanegara dan Ni Wayan S, (2018). “The Effect of Leadership and


Motivation Againts Work Discipline and Performance of Civil Servant Employees
at Balai Wilayah Sungai Bali Penida”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1,
Maret 2018.

Ghozali, I. dan Hengky L. (2015). “Partial Least Squares, Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris”. Badan Penerbit
Universitas Dipenogoro Semarang, ISBN : 979.704.300.2, 2015.

Iis S, Fauji S dan Helmi Y (2018). “Strategi Meningkatkan Kinerja Pegawai dengan
Disiplin Kerja sebagai Variabel Intervening di Kantor Kementerian Agama Kota
Serang”.

Indra LS, Syaikhul dan Alfiana, (2016). “Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap
Kinerja Pegawai dengan Pemberian Insentif sebagai Variabel Moderasi (Studi
Kasus di Sekretariat Daerah Kabupaten Jayawijaya)”. Jurnal Kajian Ekonomi dan
Keuangan Daerah, Vol. 2, No. 1, ISSN 2477-7838, 2016.

Kumarawati, R, et. al (2017). “Pengaruh Motivasi terhadap Disiplin dan Kinerja Pegawai
pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar”. JAGADHITA: Jurnal Ekonomi &
Bisnis, Vol. 4 No.2, Tahun 2017.

Martina, Diana Rizki (2019). “Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap
Pengembangan Karier serta Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan BPJS
Ketenagakerjaan di DKI Jakarta”. Digilib Universitas Mercu Buana Jakarta,
Tesis, Tahun 2019.

Manik, S. (2015). “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap


Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Al-Huda Pekanbaru”. Jurnal Eko dan Bisnis,
Vo. 6, No. 2 ISSN:1410-7988, Desember 2015.

Potu, A, (2013). “Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya terhadap


Kinerja Karyawan pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Suluttenggo dan
Maluku Utara di Manado”. Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 4 ISSN 2303-1174,
Desember 2013.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

RB Rumondor, Altje T dan Jantje LS, (2016). “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara
SULUTTENGGOMALUT”. Jurnal EMBA, Vol. 4, No. 2, ISSN 2303-1174, Juni
2016.

Saputra, W dan Wibowo, I (2017). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja


Pegawai melalui Disiplin dan Motivasi Kerja Pegawai PPSU Kelurahan Duren
Sawit Jakarta Timur”. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana, ISSN : 2338-
4794, Vol. 5 No. 2 Mei 2017.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta
Bandung, 2017.
Sedarmayanti. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Penerbit Refika Aditama, 2017.

Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Kencana Jakarta, 2017.
Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Yekti, S. (2012). “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
Kinerja Pegawai di kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur”. Jurnal
Paradigma, Vol. 1, No. 3, Desember 2012, ISSN 2252-4266.

Anda mungkin juga menyukai