Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH KOMPETENSI, KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SAMSAT


POLEWALI MANDAR

Haeruddin Hafid

STIE Muhammadiyah Mamuju

email: haeruddinhafid19@yahoo.co.id

ABSTRACT

Optimization employee’s performance necessary in SAMSAT Polewali Mandar to achieve goals and targets.
This research aims to: (1) analyze the influence of competence, leadership, and work discipline to
employee’s performance on SAMSAT Polewali Mandar; (2) analyze the dominant variable which is affect
the employee’s performance on SAMSAT Polewali Mandar. Data collection technique in this research using
questionnaires. The total of respondents is 70 people using data analysis, validity test and reliability test,
classical assumption test, and multiple linear regression analysis and hypothesis testing processed using
SPSS (Statistical Package for Social Science). The results showed that: (1) competence, leadership, and
work discipline variables simultaneously have a positive and significant effect on employee performance;
(2) partially competence, leadership, and work discipline variables each have a positive and significant
effect on employee performance; (3) competence variable has dominant influence to employee performance.

Keywords : Work Discipline, Competence, Leadership, Employee Performance

ABSTRAK

Pengoptimalan kinerja pegawai diperlukan di SAMSAT Polewali Mandar untuk mencapai tujuan dan
sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pengaruh kompetensi, kepemimpinan, dan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai pada SAMSAT Polewali Mandar; (2) menganalisis variabel yang dominan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada SAMSAT Polewali Mandar. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 70 orang dengan menggunakan metode
analisis data yaitu analisis deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, serta analisis regresi
linear berganda dan pengujian hipotesis yang diolah menggunakan program SPSS (Statistical Package for
Social Science). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) variabel kompetensi, kepemimpinan, dan disiplin
kerja secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai; (2) secara parsial
variabel kompetensi, kepemimpinan, dan disiplin kerja masing-masing berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai; (3) variabel kompetensi memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai.

Kata Kunci: Disiplin Kerja, Kompetensi, Kepemimpinan, Kinerja Pegawai.

Draft awal : 3 Mei 2018 ; Direvisi : 24 Mei 2018 ; Diterima : 8 Juni 2018

286 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


I. Pendahuluan
Pemerintah dalam melaksanakan Salah satu instansi pemerintah yang
tugas dan tanggung jawabnya dituntut mempunyai kewenangan dalam hal
untuk menghasilkan kinerja yang baik. mengurusi surat-surat kelengkapan dan
Kinerja pemerintah merupakan suatu hal kepemilikan mengenai kendaraan
yang penting, karena pemerintah bermotor adalah Kantor Bersama Sistem
merupakan aktor-aktor yang memiliki Administrasi Manunggal Satu Atap
pengaruh besar terhadap kepentingan (SAMSAT). Sistem Administrasi
masyarakat. Baik atau buruknya kinerja Manunggal Satu Atap atau dalam bahasa
pemerintah yang merasakan dampaknya Inggris one roof system adalah suatu
adalah masyarakat, sehingga pemerintah sistem administrasi yang dibentuk untuk
diharapkan selalu meningkatkan kualitas memperlancar dan mempercepat
baik kemampuan, keterampilan, pelayanan kepentingan masyarakat yang
kreativitas, keteladanan maupun kegiatannya diselenggarakan dalam satu
profesionalisme. gedung. SAMSAT merupakan suatu
Dalam mengoptimalkan kinerja sistem kerja sama secara terpadu antara
pegawai dalam pemerintahan, maka Polri, Dinas Pendapatan Provinsi, dan PT
organisasi-organisasi atau lembaga- Jasa Raharja (Persero).
lembaga yang berada dibawah naungan SAMSAT sebagai salah satu
pemerintah perlu merancang program instansi pemerintah yang mengedepankan
yang mendukung terciptanya hal tersebut. kualitas pelayanan prima terhadap
Seperti halnya pada tingkat mobilitas masyarakat senantiasa terus berupaya
masyarakat dalam menggunakan alat untuk berinovasi agar tujuan yang
transportasi yang ada di Indonesia yang diinginkan dapat tercapai. Namun
cukup tinggi dapat dilihat dalam berdasarkan fenomena yang ditemukan
kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari pada SAMSAT Polewali Mandar bahwa
kita melihat semakin banyaknya jumlah adanya penurunan hasil yang diperoleh
dan jenis kendaraan bermotor yang melalui pendapatan asli daerah, maka hal
bermunculan. Hal ini salah satunya ini dianggap penting untuk dicermati.
disebabkan oleh pertambahan penduduk Penurunan hasil capain tersebut
yang terus meningkat tiap tahun, yang diindikasikan bahwa relevan dengan
berdampak pula akan kebutuhan alat adanya penurunan kinerja pegawai pada
transportasi guna untuk memenuhi SAMSAT Polewali Mandar. Berikut data
kebutuhan mobilisasi masyarakat dalam penurunan hasil capaian tersebut:
kehidupan sehari-hari.
Tabel 1. Pendapatan Asli Daerah
Periode Target Penerimaan Realisasi Persentase Hasil
2014 Rp. 30.609.404.683 Rp. 31.652.909.928 103%
2015 Rp. 33.062.687.950 Rp. 32.683.922.563 99%
2016 Rp. 36.308.332.559 Rp. 35.183.541.709 97%
2017 Rp. 36.308.332.559 Rp. 33.479.156.918 92%
Sumber : SAMSAT Polewali Mandar (2018)

Sehubungan dengan Tabel 1 di atas, Polewali Mandar. Adapun Visi SAMSAT


maka hal ini akan menghambat Polewali Mandar adalah terwujudnya
terwujudnya Visi dan Misi SAMSAT pelayanan prima dalam pengurusan

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 287


administrasi dan regident kendaraan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai
bermotor melalui keterpaduan pelayanan menunjukkan kualitas diri pegawai yang
Polri, Pemda dan Jasa Raharja pada sebenarnya.
SAMSAT. Sedangkan misinya adalah Kinerja pegawai yang baik akan
sebagai berikut: secara langsung mempengaruhi kinerja
1. Memberikan pelayanan kepada organisasi, dan untuk itu perlu
masyarakat dengan menjunjung diberdayakan pola peningkatan
tinggi etika profesi. kompetensi pegawai sehingga kinerja
2. Melaksanakan proses administrasi pegawai dapat dioptimalkan demi
kendaraan bermotor secara cepat tercapainya tujuan dari organisasi. Hal ini
dan tepat. menunjukkan bahwa kinerja pegawai
3. Mewujudkan aparat pelaksana dapat dibangun atau dipengaruhi oleh
SAMSAT yang bersih, jujur dan kompetensi yang dimiliki setiap pegawai.
cakap, bertanggung jawab serta Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki
professional. pegawai di sebuah organisasi, maka akan
4. Meningkatkan kesadaran tercipta potensi yang luas bagi pegawai
masyarakat dalam membayar tersebut untuk dapat meningkatkan
pajak. kinerjanya. Jadi secara eksplisit dapat
5. Penataan arsip kendaraan yang dikatakan bahwa kompetensi pegawai
tertib untuk memudahkan berhubungan dengan kinerja.
identifikasi dan keamanan Aspek lain yang mempengaruhi
dokumen. keberhasilan dari suatu organisasi ialah
Dalam mewujudkan tujuan dan kepemimpinan. Tanpa kepemimpinan,
sasaran yang tertuang dalam Visi dan aktivitas dalam suatu organisasi tidak
Misi tersebut, maka SAMSAT Polewali akan teratur. Hal ini disebabkan karena
Mandar perlu mengoptimalkan kinerja setiap pemimpin dapat memberikan
pegawai. Salah satu upaya untuk pengaruh terhadap bawahannya dalam
meningkatkan kinerja pegawai adalah menjalankan aktivitas-aktivitas
tentang kompetensi yang dimiliki oleh organisasi. Pola perilaku seorang
pegawai tersebut. Kompetensi diartikan bawahan akan banyak diwarnai oleh
sebagai pengetahuan, keterampilan dan perilaku atasannya sebagai pemimpin
kemampuan yang direfleksikan dalam karena mereka selalu berinteraksi.
kebiasaan berfikir dan bertindak. Pemimpin bukan hanya aktor dan
Ruky (2006, dalam Rantesalu, et penentu arah yang penting bagi
al., 2016) menjelaskan kompetensi perusahaan, namun perilaku pemimpin
sebagai karakteristik dasar dari seseorang dalam menjalin relasi di dalam dan di luar
yang mempengaruhi pemikiran dan organisasi akan menetapkan nuansa dan
tindakan, untuk menggeneralisasi semua membentuk identitas perusahaan mereka
situasi yang dihadapi dan bertahan cukup (Chen & Miller, 2011). Pemimpin yang
lama pada manusia. Dengan kata lain, efektif adalah pemimpin yang dapat
makna kompetensi mengandung bagian mempengaruhi karyawannya untuk
kepribadian yang mendalam dan melekat memiliki tujuan pribadi yang sama
pada seseorang dengan perilaku yang dengan tujuan yang ingin dicapai
dapat diprediksi pada berbagai keadaan perusahaan, tentunya untuk mencapai visi
dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang dan misi perusahaan (Bella & Maichal,
berkinerja baik dan kurang baik dapat 2018).
diukur dari kriteria atau standar yang Para pemimpin organisasi harus
digunakan. Hal ini berarti bahwa mampu mempergunakan kewenangannya

288 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


dalam merubah sikap dan perilaku peraturan organisasi. Disiplin juga
pegawai agar mau bekerja dengan giat merupakan bentuk pengendalian diri
dan berkeinginan mencapai hasil yang pegawai dalam pelaksanaan kerjanya
optimal. Pemimpin memainkan peran secara teratur yang menunjukkan tingkat
yang sangat strategis dalam pengambilan kesungguhan tim kerja dalam sebuah
keputusan terhadap kelompok maupun organisasi. Adanya disiplin kerja yang
organisasi untuk mencapai suatu tujuan tinggi memberikan pengaruh terhadap
yang telah ditetapkan. Gaya kinerja pegawai yang disebabkan karena
kepemimpinan mengandung arti cara terciptanya kehidupan organisasi yang
pemimpin mempengaruhi bawahan untuk kondusif sehingga pegawai lebih fokus
lebih dapat berbuat atau berusaha dalam dalam melaksanakan tugas dan tanggung
rangka mencapai tujuan organisasi jawab yang dibebankan kepadanya.
(Heryanto, et al., 2017:11). Sebaliknya Hasil pra riset yang dilakukan
gaya kepemimpinan yang tidak penulis terhadap pegawai pada SAMSAT
disesuaikan dengan karakteristik pegawai Polewali Mandar diperoleh gambaran
dan tugas yang ada dapat mendorong umum bahwa ditinjau dari kinerja
pegawai merasa kurang bersemangat pegawai masih belum optimal dalam
dalam bekerja atau bahkan kehilangan menghasilkan inovasi dalam pekerjaan
semangat kerja, sehingga menyebabkan yang diemban sehingga terkesan
pegawai tidak bersungguh-sungguh dalam pekerjaan hanya bagian dari rutinitas
bekerja dan perhatian yang tidak terpusat kehidupan tanpa memberikan nilai lebih
pada pekerjaan. Tentu saja hal ini perlu bagi pekerjaan yang dihasilkan.
mendapatkan perhatian khusus karena Kemudian dari segi kompetensi pegawai
dapat mengganggu kelancaran kinerja pada umumnya belum memahami dengan
pegawai. baik Visi dan Misi SAMSAT Polewali
Selain kompetensi dan Mandar yang merupakan tujuan dan
kepemimpinan, disiplin kerja juga sasaran yang ingin dicapai. Tingkat
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. kedisiplinan pegawai tergolong masih
Terciptanya disiplin kerja yang baik rendah dilihat dari adanya pegawai yang
dalam organisasi membuat para pegawai telat masuk kerja, cepat pulang
mampu bekerja secara maksimal yang meninggalkan kantor diwaktu jam kerja
memberikan dampak bagi keberhasilan dan terkadang ada pegawai yang tidak
organisasi. Kedisiplinan merupakan hadir di hari kerja tanpa keterangan yang
keadaan yang menyebabkan atau jelas. Kepemimpinan pada di SAMSAT
memberikan dorongan kepada pegawai Polewali Mandar berjalan sudah cukup
untuk berbuat atau melakukan sesuatu baik, namun disisi lain masih ada
kegiatan sesuai dengan norma-norma atau beberapa hal yang menjadi perhatian dan
aturan-aturan yang ditetapkan (Wursanto, perlu ditinjau, yaitu pimpinan kurang
2004:25). dalam memberikan pengarahan dan
Sikap dan perilaku dalam disiplin pengendalian terhadap pegawai atau
kerja ditandai oleh berbagai inisiatif, bawahannya, sehingga pekerjaan yang
kemauan, dan kehendak untuk mentaati dihasilkan oleh pegawai terkadang lambat
peraturan. Artinya, orang yang dikatakan dan tidak akurat.
mempunyai disiplin yang tinggi tidak Memperhatikan beberapa uraian
semata-mata patuh dan taat terhadap yang telah dikemukakan, maka sangat
peraturan secara kaku, tetapi juga menarik untuk melakukan penelitian
mempunyai kehendak atau niat untuk tentang “Pengaruh Kompetensi,
menyesuaikan diri dengan peraturan- Kepemimpinan dan Disiplin Kerja

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 289


Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor (2014, dalam Wardhani, 2017)
Bersama Sistem Administrasi Manunggal kompetensi adalah kemampuan untuk
Satu Atap (SAMSAT) Polewali Mandar”. melakukan suatu pekerjaan atau tugas
Rumusan masalah dalam penelitian berdasarkan keterampilan dan
ini adalah: pengetahuan serta didukung oleh sikap
1. Apakah variabel kompetensi kerja yang dituntut oleh pekerjaan
berpengaruh terhadap kinerja tersebut. Dengan demikian kompetensi
pegawai pada SAMSAT Polewali menunjukkan keterampilan atau
Mandar? pengetahuan yang dicirikan oleh
2. Apakah variabel kepemimpinan profesionalisme dalam suatu bidang
berpengaruh terhadap kinerja tertentu sebagai suatu yang terpenting.
pegawai pada SAMSAT Polewali Hutapea dan Thoha (2008:28)
Mandar? mengungkapkan bahwa ada empat
3. Apakah variabel disiplin kerja komponen utama pembentukan
berpengaruh terhadap kinerja kompetensi yaitu pengetahuan yang
pegawai pada SAMSAT Polewali dimiliki seseorang, kemampuan,
Mandar? pengalaman, dan perilaku individu.
4. Variabel manakah yang berpengaruh Keempat komponen utama dalam
dominan terhadap kinerja pegawai kompetensi dapat dijelaskan lebih rinci
pada SAMSAT Polewali Mandar? sebagai berikut. Pertama, pengetahuan
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah informasi yang dimiliki oleh
adalah: seseorang. Pengetahuan adalah komponen
1. Untuk mengetahui dan menganalisis utama kompetensi yang mudah diperoleh
pengaruh variabel kompetensi dan mudah diidentifikasi. Yuniarsih dan
terhadap kinerja pegawai pada Suwatno (2008:23) mengungkapkan
SAMSAT Polewali Mandar. bahwa ”Pengetahuan adalah suatu
2. Untuk mengetahui dan menganalisis informasi yang dimiliki seseorang
pengaruh variabel kepemimpinan khususnya pada bidang spesifik”.
terhadap kinerja pegawai pada Kedua, keterampilan adalah faktor
SAMSAT Polewali Mandar. yang juga ikut mensukseskan pencapaian
3. Untuk mengetahui dan menganalisis tujuan organisasi, dalam hal ini faktor
pengaruh variabel disiplin kerja keterampilan karyawan. Bagi karyawan
terhadap kinerja pegawai pada yang mempunyai keterampilan kerja yang
SAMSAT Polewali Mandar. baik, maka akan mempercepat pencapaian
4. Untuk mengetahui dan menganalisis tujuan organisasi, sebaliknya karyawan
variabel manakah yang berpengaruh yang tidak terampil akan memperlambat
dominan terhadap kinerja pegawai tujuan organisasi. Karyawan-karyawan
pada SAMSAT Polewali Mandar. baru atau karyawan dengan tugas baru
diperlukan tambahan keterampilan guna
2. Tinjauan Literatur pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan
2.1 Kompetensi kepadanya. Keterampilan merupakan
Kompetensi berasal dari kata dasar kemampuan seseorang untuk melakukan
kompeten yang diartikan sebagai suatu aktivitas atau pekerjaan. Yuniarsih
kecakapan, keterampilan, kemampuan. dan Suwatno (2008:23) menyatakan
Kompetensi adalah karakteristik dasar bahwa ”Keterampilan (skill) merupakan
dari seseorang yang memungkinkan kemampuan untuk mampu melaksanakan
mereka mengeluarkan kinerja superior tugas-tugas fisik dan mental. Ketiga,
dalam pekerjaannya. Menurut Wibowo perilaku adalah ketika karyawan

290 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


mempunyai sifat yang mendukung interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa
pencapaian tujuan organisasi, maka para pengikutnya, pengorganisasian dan
secara otomatis segala tugas yang aktivitas-aktivitas untuk mencapai
dibebankan kepadanya akan dilaksanakan sasaran, memelihara hubungan kerja sama
dengan sebaik-baiknya. Gitosudarmo dan dan kerja kelompok, perolehan dukungan
Sudita (2008:23) mengemukakan bahwa dan kerja sama dari orang-orang di luar
”Perilaku kerja adalah sikap keteraturan kelompok atau organisasi.
perasaan dan pikiran seseorang dan
kecenderungan bertindak terhadap aspek 2.3 Disiplin Kerja
lingkungannya.” Terakhir, pengalaman Disiplin merupakan suatu sikap dan
Kerja adalah proses pembentukan perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib
pengetahuan atau keterampilan tentang atau aturan yang berlaku. Konsep disiplin
metode suatu pekerjaan karena kerja merupakan konsep mengenai kode
keterlibatan karyawan tersebut dalam etik yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
pelaksanaan tugas pekerjaan dianggap oleh setiap pegawai dalam suatu
sebagai suatu pengalaman kerja. organisasi baik pemerintah maupun
swasta untuk mewujudkan adanya suatu
2.2 Kepemimpinan komitmen kerja yang memberikan
Kepemimpinan merupakan salah dampak bagi keberhasilan suatu
satu faktor penting dalam suatu organisasi organisasi dalam mencapai tujuannya
karena dianggap dapat memberikan serta berjalannya aktivitas kerja yang baik
pengaruh yang baik kepada pegawai sesuai dengan dinamika kerja yang ada
untuk memaksimalkan pekerjaannya dan dalam organisasi.
mencapai tujuan yang diinginkan Menurut Hasibuan (2005, dalam
organisasi. Tanpa kepemimpinan, Ardansyah dan Wasilawati, 2014)
aktivitas-aktivitas suatu organisasi kedisiplinan kerja diartikan bilamana
menjadi tidak teratur. Yukl (2013, dalam karyawan selalu datang dan pulang tepat
Hutton, 2016) mendefinisikan pada waktunya, mengerjakan semua
kepemimpinan sebagai proses pekerjaan dengan baik, mematuhi semua
mempengaruhi orang lain untuk peraturan perusahaan dan norma-norma
memahami dan menyetujui apa yang sosial yang berlaku. Sutrisno (2011,
perlu dilakukan dan bagaimana cara dalam Suyitno, 2017:146)
melakukannya, dan proses memfasilitasi mengemukakan bahwa disiplin
upaya individu dan kolektif untuk menunjukkan kondisi atau rasa hormat
mencapai tujuan bersama. yang ada pada karyawan terhadap
Hoy dan Miskel (2008, dalam peraturan dan ketentuan perusahaan. Hal
Faisol, et al., 2016) mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa kedisiplinan
kepemimpinan adalah pengaruh menjadi sebuah faktor pengikat dan
interpersonal yang berjalan dalam situasi integrasi sebagai kekuatan yang dapat
tertentu, yang diarahkan melalui proses memaksa pegawai untuk memenuhi
komunikasi terhadap satu atau beberapa peraturan-peraturan serta prosedur kerja
tujuan tertentu. Menurut Rivai (2005:2) yang telah ditentukan terlebih dahulu,
menyatakan bahwa definisi sehingga tujuan organisasi dapat
kepemimpinan secara luas, adalah terpenuhi.
meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, 2.4 Kinerja
memotivasi perilaku pengikut untuk Kinerja dikenal dengan istilah job
mencapai tujuan, mempengaruhi performance atau actual performance

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 291


yang berarti prestasi kerja atau prestasi setiap pegawai yang dianggap menjadi
sesungguhnya yang dicapai oleh faktor yang sangat penting dalam upaya
seseorang. Pengertian kinerja (prestasi untuk menghasilkan kinerja pegawai yang
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas baik serta mencapai tujuan organisasi.
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang Kompetensi merupakan
pegawai dalam melaksanakan fungsinya karakteristik dasar seseorang dalam
sesuai dengan tanggung jawab yang mengeluarkan kemampuan untuk
diberikan kepadanya. Kinerja adalah melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dilandasi atas keterampilan dan
secara keseluruhan selama periode pengetahuan serta didukung oleh sikap
tertentu dalam melaksanakan tugas kerja yang dituntut oleh pekerjaan
dibandingkan dengan berbagai tersebut. Menurut Roe (2001, dalam
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, Mulyadi, 2015:304) bahwa kompetensi
target atau sasaran atau kriteria yang telah dapat digambarkan sebagai kemampuan
ditentukan terlebih dahulu telah untuk melaksanakan satu tugas, peran
disepakati bersama (Rivai & Basri, atau tugas, kemampuan untuk
2005:50). mengintegrasikan pengetahuan,
Menurut Luthans (2011, dalam keterampilan-keterampilan, sikap-sikap
Soebandono dan Nilawati, 2016:242) dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan
kinerja adalah kuantitas atau kualitas untuk membangun pengetahuan dan
sesuatu yang dihasilkan atau layanan keterampilan yang didasarkan pada
yang diberikan oleh orang yang pengalaman pembelajaran yang
melakukan pekerjaan. Hal ini dilakukan. Dengan kata lain bahwa
menunjukkan bahwa kinerja dapat kompetensi yang dimiliki oleh seorang
diartikan sebagai tujuan, kemampuan pegawai dapat mempengaruhi kinerja
untuk bekerja, dan prestasi yang harus pegawai tersebut.
dicapai. Mangkunegara (2004, dalam Dalam suatu organisasi atau
Yuniarto, 2018:266) menyatakan bahwa instansi, pemimpin memainkan peran
kinerja adalah hasil kerja dalam kualitas yang sangat dominan dalam
dan jumlah yang diraih oleh seorang mengarahkan, membimbing dan
karyawan dalam melakukan tugasnya mempengaruhi bawahan atau
sesuai dengan tanggung jawab yang pengikutnya. Rangkaian kegiatan
diberikan kepadanya. mengarahkan, membimbing dan
mempengaruhi merupakan interaksi
2.5 Pengembangan dan Hipotesis antara pemimpin dan bawahan atau
Dalam upaya mencapai tujuan yang pengikutnya, yang menyebabkan
telah ditetapkan oleh organisasi, bawahan atau pengikut berbuat sesuai
diperlukan sumber daya manusia atau dengan tujuan yang diharapkan oleh
pegawai yang memiliki kinerja yang baik. pemimpin dan organisasi. Dari sudut
Pegawai yang berkinerja baik di manajemen, seorang pemimpin harus
interpretasikan sebagai pegawai yang mampu untuk menetapkan tujuan yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, hendak dicapai oleh organisasi, dalam
energi dan bakat serta profesionalitas konteks ini seorang pemimpin harus
yang tinggi dalam melaksanakan mampu merancang taktik maupun strategi
pekerjaannya. Oleh karena itu, organisasi yang tepat agar organisasi dapat berjalan
perlu mengembangkan dan lebih efektif dan efisien.
memberdayakan kompetensi, Menurut Hughes, et al., (2002,
kepemimpinan dan disiplin kerja dari dalam Mulyadi, 2015:141) menyatakan

292 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk meningkatkan kinerja pegawai
untuk mempengaruhi sebuah kelompok tersebut.
yang terorganisir untuk mencapai suatu Penelitian terdahulu oleh Widodo
tujuan mereka. Oleh karena itu, (2010), Zaim, Yasar dan Unal (2013), Siti
kepemimpinan dianggap sebagai salah Untari dan Aniek Wahyuati (2014)
satu faktor yang mempengaruhi kinerja menemukan bukti empiris yang
pegawai. menjelaskan bahwa kompetensi
Selain faktor kompetensi dan faktor berpengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan yang sangat penting untuk terhadap kinerja pegawai. Kemudian hasil
mencapai kinerja yang baik dan tujuan penelitian terdahulu yang menunjukkan
organisasi, faktor disiplin kerja juga bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh
sangat penting bagi setiap pegawai. Hal positif dan signifikan terhadap kinerja
ini disebabkan disiplin kerja seorang pegawai dikemukakan oleh Sintaasih
pegawai merupakan suatu proses bekerja (2013) dan Saputra dan Rahyuda (2018).
yang mengarah kepada ketertiban atau Adapun bukti empiris dari hasil penelitian
kepatuhan terhadap aturan-aturan yang terdahulu yang menjelaskan bahwa
berlaku dan pengendalian diri seorang disiplin kerja memiliki pengaruh positif
pegawai. Siagian (2013, dalam Susilo & dan signifikan terhadap kinerja pegawai
Manalu, 2017:613) menjelaskan bahwa oleh Ardansyah dan Wasilawati (2014),
disiplin kerja adalah bentuk pelatihan Pangarso dan Susanti (2016).
pegawai untuk meningkatkan dan Merujuk dari uraian-uraian yang
membentuk pengetahuan, sikap dan telah dikemukakan dan beberapa konsep
perilaku pegawai, sehingga pegawai teori serta hasil penelitian terdahulu atau
secara sukarela berusaha bekerja sama bukti empiris yang menunjukkan adanya
dengan pegawai lain dan meningkatkan hubungan dan keterkaitan antara variabel-
kinerjanya. Kedisiplinan atau disiplin variabel yang digunakan dalam penelitian
kerja membentuk dan memperbaiki sikap ini, maka dibangun sebuah model
atau perilaku pegawai yang berpengaruh kerangka konseptual penelitian, yaitu
sebagai berikut:

Kepemimpinan
(X2)

Kinerja
Kompetensi
Pegawai (Y)
(X1)

Disiplin Kerja
(X3)

Gambar 1. Kerangka Konseptual


Sumber: Diadopsi dari Wells dan Prensky (1996) (dalam Alam dan Effendi, 2013:29) dan dikembangkan
dalam penelitian ini
hipotesis dalam penelitian ini sebagai
Berdasarkan rumusan masalah berikut:
yang telah dikemukakan sebelumnya, H1: Kompetensi berpengaruh positif dan
maka signifikan terhadap kinerja pegawai.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 293


H2: Kepemimpinan berpengaruh positif penelitian dimulai pada bulan November
dan signifikan terhadap kinerja 2017 sampai Februari 2018.
pegawai. Populasi dalam penelitian ini adalah
H3: Disiplin kerja berpengaruh positif seluruh pegawai SAMSAT Polewali
dan signifikan terhadap kinerja Mandar yang berjumlah 70 orang.
pegawai. Menurut Arikunto (2012:104), jika
H4: Kompetensi mempunyai pengaruh jumlah populasinya kurang dari 100
dominan terhadap kinerja pegawai. orang, maka jumlah sampelnya diambil
secara keseluruhan, tetapi jika
3. Metode Penelitian populasinya lebih besar dari 100 orang,
Penelitian ini menggunakan metode maka bisa diambil 10-15% atau 20-25%
kuantitatif dalam menganalisa data yang dari jumlah populasinya. Oleh karena
diperoleh, sehingga data yang mempunyai jumlah populasi dalam penelitian ini tidak
bentuk angka dapat dilakukan pengolahan lebih dari 100 orang, maka penulis
dengan memakai metode statistik melalui mengambil seluruh jumlah populasi yang
program SPSS (Statistical Package for ada pada SAMSAT Polewali Mandar
Social Science). Mulyadi (2011:136) yaitu sebanyak 70 orang sebagai
mengemukakan bahwa penelitian responden. Penggunaan seluruh populasi
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui tanpa harus menarik sampel penelitian
apakah terdapat korelasi ataupun disebut sebagai teknik sensus.
pengaruh variabel independen terhadap Metode analisis data yang
variabel dependen. Penelitian kuantitatif digunakan adalah analisis deskriptif, uji
ini menggunakan tipe pendekatan validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi
deskriptif dan pendekatan eksplanatori. klasik, serta analisis regresi linear
Pendekatan penelitian deskriptif dalam berganda dan pengujian hipotesis dengan
penelitian ini berusaha untuk menjelaskan rumus persamaan regresi linear berganda
hasil penelitian dengan menggunakan yaitu:
tabel, grafik dan gambar tentang data Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei
yang telah diolah. Sedangkan pendekatan Dimana :
eksplanatori digunakan untuk Y = Kinerja Pegawai
menjelaskan pengaruh variabel bebas X1 = Kompetensi
(independen) terhadap variabel terikat X2 = Kepemimpinan
(dependen). Variabel independen dalam X3 = Disiplin Kerja
penelitian ini terdiri dari kompetensi, a = Konstanta
kepemimpinan, dan disiplin kerja, b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
sedangkan variabel dependen adalah ei = Faktor Kesalahan
kinerja. Perhitungan dengan menggunakan
Lokasi penelitian dilaksanakan di perangkat lunak SPSS, akan diperoleh
Kabupaten Polewali Mandar tepatnya keterangan atau hasil tentang Uji F dan
pada Kantor Bersama Sistem Uji t untuk menjawab hipotesis penelitian
Administrasi Manunggal Satu Atap ini. Penjabaran variabel penelitian yang
(SAMSAT), dengan pertimbangan untuk menuntun peneliti untuk mengukur suatu
mempersempit ruang lingkup variabel adalah dilihat dari defenisi
pembahasan dan juga untuk mempertajam operasional variabel. Berikut penjabaran
fenomena yang akan dikaji mengenai defenisi operasional dan pengukuran
kinerja pegawai. Metode pengumpulan masing-masing variabel dalam penelitian
data yang digunakan dalam penelitian ini ini:
adalah kuesioner. Adapun waktu

294 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


Tabel 2. Defenisi Konseptual dan Operasional Variabel

Variabel Defenisi Konseptual Indikator Referensi Ukuran


Kompetensi (X1) Karakteristik dasar yang 1. Pengetahuan Hutapea dan Skala interval,
dimiliki oleh seseorang (knowledge). Thoha dengan
dalam mengeluarkan 2. Keterampilan (skill). (2008:28) pembobotan
kinerja yang optimal 3. Perilaku atau sikap skor 1 sampai 5
terhadap pekerjaannya. (attitude.)
4. Pengalaman
(experience).
Kepemimpinan Kemampuan atau kegiatan 1. Pengarahan. Rivai Skala interval,
(X2) dalam mempengaruhi 2. Hubungan kerja (2005:2) dengan
seseorang atau kelompok sama. pembobotan
untuk mencapai tujuan 3. Pengendalian. skor 1 sampai 5
tertentu. 4. Keteladanan
5. Pemberian dukungan
atau dorongan
(motivasi).
Disiplin Kerja Sikap atau perilaku yang 1. Kehadiran. Dharma Skala interval,
(X3) ditunjukkan oleh pegawai 2. Ketepatan waktu (2003:335) dengan
untuk mematuhi dan kerja. pembobotan
mentaati aturan-aturan 3. Berpakaian skor 1 sampai 5
yang berlaku. seragam.
4. Ketaatan terhadap
aturan
Kinerja Pegawai Hasil kerja yang dicapai 1. Kualitas kerja. Robbins Skala interval,
(Y) oleh seorang pegawai 2. Kuantitas kerja. (2006:260) dengan
dalam melaksanakan tugas 3. Waktu kerja. pembobotan
dan tanggung jawab yang 4. Efisiensi kerja. skor 1 sampai 5
dibebankan kepadanya. 5. Efektifitas kerja.

Sumber: Diadopsi dari Hidayati dan Purwantini (2017:110) dan dikembangkan dalam penelitian ini

4. Hasil dan Pembahasan pendidikan terakhir, dan masa kerja, serta


4.1 Karakteristik Responden jenis kepegawaian pada SAMSAT
Informasi tentang karakteristik Polewali Mandar.
responden terdiri atas jenis kelamin, usia,

Tabel 3. Karakteristik Responden


Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki Laki 29 41.4
Perempuan 41 58.6
Usia 20-25 13 18.6
26-30 30 42.8
31-35 18 25.8
>35 9 12.8
Pendidikan SMA 29 41.4
D III 5 7.1
S1 34 48.6
S2 2 2.9
Masa Kerja 1 – 5 tahun 24 34.3
6 – 10 tahun 40 57.1

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 295


>10 tahun 6 8.6
Jenis Kepegawaian PNS 28 40
Non PNS 42 60
Sumber : Hasil olah data (2018) indikator yang inti dalam pembentukan
kompetensi.
Berdasarkan Tabel 3 di atas, Indikator yang dominan terhadap
diperoleh hasil bahwa yang mendominasi pembentukan variabel kepemimpinan
adalah jenis kelamin perempuan sebanyak (X2) dalam penelitian ini adalah indikator
41 orang (58,6%), sedangkan jenis pemberian dukungan (motivasi) yang
kelamin laki-laki sebanyak 29 orang artinya bahwa pemimpin senantiasa
(41.4%). Responden dengan usia 20-25 memberikan dukungan (motivasi) untuk
sebanyak 13 orang (18,6%), usia 26-30 dapat mengoptimalkan kinerja
sebanyak 3 orang (42,8%), usia 31-35 bawahannya. Selanjutnya indikator
sebenyak 18 orang (25,8%), dan usia >35 pengarahan, keteladanan dan
sebanyak sembilan orang (12,8%). pengendalian memberikan kontribusi
Responden dengan tingkat pendidikan cukup memadai dalam pembentukan
SMA sebanyak 29 orang (41,4%), DIII kepemimpinan. Sedangkan indikator
sebanyak lima orang (7,1%), S1 sebanyak hubungan kerja sama memberikan
34 orang (48,6%), dan S2 sebanyak dua proporsi yang paling kecil dari indikator-
orang(2,9%). Responden berdasarkan indikator yang membentuk
masa kerja didominasi antara 6-10 tahun kepemimpinan. Akan tetapi, hal ini tidak
sebanyak 40 orang (57,1%), kemudian dapat diabaikan karena indikator
antara 1-5 tahun sebanyak 24 orang hubungan kerja sama merupakan salah
(34,3%) dan masa kerja > 10 tahun satu indikator yang dianggap penting
sebanyak enam orang (8,6%). Terakhir, dalam pembentukan kepemimpinan.
responden dengan jenis kepegawaian Indikator yang dominan terhadap
didominasi oleh non PNS yaitu sebanyak pembentukan variabel disiplin kerja (X3)
42 orang (60%) dan selebihnya PNS dalam penelitian ini adalah indikator
sebanyak 28 orang (40%). ketaatan terhadap aturan, artinya bahwa
pegawai selalu patuh dan taat terhadap
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
aturan-aturan yang berlaku. Selanjutnya
Indikator yang dominan terhadap
indikator berpakaian seragam
pembentukan variabel kompetensi (X1)
memberikan kontribusi cukup memadai
dalam penelitian ini adalah indikator
dalam pembentukan disiplin kerja.
pengalaman (experience) yang artinya
Sedangkan indikator kehadiran dan
bahwa tingkat pengalam kerja yang
ketepatan waktu kerja masing-masing
dimiliki pegawai mempengaruhi hasil
memberikan kontribusi yang sama dengan
kerjanya. Selanjutnya indikator
proporsi yang paling kecil dari indikator-
keterampilan (skill) dan sikap atau
indikator yang membentuk disiplin kerja.
perilaku (attitude) memberikan kontribusi
Meskipun demikian, hal ini tidak dapat
cukup memadai dalam pembentukan
diabaikan karena indikator kehadiran dan
kompetensi. Sedangkan indikator
ketepatan waktu kerja merupakan bagian
pengetahuan (knowledge) memberikan
dari indikator inti dalam pembentukan
proporsi yang paling kecil dari indikator-
disiplin kerja.
indikator yang membentuk kompetensi.
Indikator yang dominan terhadap
Meskipun demikian, hal ini tidak dapat
pembentukan variabel kinerja pegawai
diabaikan karena indikator pengetahuan
(Y) dalam penelitian ini adalah indikator
(knowledge) merupakan salah satu
waktu kerja, artinya bahwa pegawai

296 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


berupaya menyelesaikan tugas dan Uji validitas adalah sebuah alat
tanggung jawabnya sesuai waktu yang yang digunakan untuk mengukur sah atau
telah ditentukan. Selanjutnya indikator tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner
efektivitas kerja, efisiensi kerja dan dikatakan valid jika pertanyaan atau
kualitas kerja memberikan kontribusi pernyataan dalam kuesioner mampu
cukup memadai dalam pembentukan untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
kinerja pegawai. Sedangkan indikator diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
kuantitas kerja memberikan proporsi yang validitas dilakukan dengan
paling kecil dari indikator-indikator yang mengkorelasikan antara skor butir
membentuk kinerja pegawai. Akan tetapi, pernyataan dengan total skor konstruk
hal ini tidak dapat diabaikan karena atau variabel. Pengujiannya dengan cara
indikator kuantitas kerja merupakan salah membandingkan r hitung (tabel corrected
satu indikator inti dalam pembentukan item-total correlation) dengan r tabel
kinerja pegawai. (tabel Product Moment pada signifikansi
0,05). Kuesioner dinyatakan valid apabila
4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas r hitung > r tabel (Ghozali, 2005).
Instrumen penelitian (kuesioner) Berdasarkan tabel product moment
yang baik harus memenuhi persyaratan untuk degree of freedom (df) = n-2,
yaitu valid dan reliabel. Untuk dimana jumlah n (responden) adalah 70,
mengetahui validitas dan reliabilitas maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,235.
kuesioner perlu dilakukan pengujian atas Adapun hasil uji validitas dalam
kuesioner dengan menggunakan uji penelitian ini sebagai berikut:
validitas dan uji reliabilitas.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas

Variabel Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Y.1 0,544 0,235 Valid


Y.2 0,345 0,235 Valid
Kinerja Pegawai (Y) Y.3 0,579 0,235 Valid
Y.4 0,612 0,235 Valid
Y.5 0,612 0,235 Valid
X1.1 0,354 0,235 Valid
X1.2 0,408 0,235 Valid
Kompetensi (X1)
X1.3 0,433 0,235 Valid
X1.4 0,443 0,235 Valid
X2.1 0,518 0,235 Valid
X2.2 0,680 0,235 Valid
Kepemimpinan (X2) X2.3 0,563 0,235 Valid
X2.4 0,717 0,235 Valid
X2.5 0,513 0,235 Valid
X3.1 0,597 0,235 Valid
X3.2 0,609 0,235 Valid
Disiplin Kerja (X3)
X3.3 0,640 0,235 Valid
X3.4 0,408 0,235 Valid
Sumber: Hasil olah data (2018)

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 297


Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat dipercaya atau dapat diandalkan
menunjukkan hasil bahwa pernyataan- apabila diukur berulang kali dengan objek
pernyataan dari masing-masing variabel yang sama. Suatu kuesioner dikatakan
memiliki nilai r hitung > r tabel, sehingga reliabel atau handal jika jawaban
semua pernyataan dinyatakan valid atau seseorang terhadap pertanyaan atau
dapat dikatakan bahwa butir pernyataan pernyataan adalah konsisten meskipun
dari cerminan setiap variabel dalam diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach
penelitian ini keberadaannya pada alpha > 0,60 maka data tersebut
instrumen penelitian dinyatakan valid. mempunyai keandalan yang tinggi
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk (Ghozali, 2005). Berikut hasil uji
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur reliabilitas dalam penelitian ini:

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Kinerja Pegawai (Y) 0,824 Reliabel

Kompetensi (X1) 0,723 Reliabel

Kepemimpinan (X2) 0,856 Reliabel


Disiplin Kerja (X3) 0,827 Reliabel

Sumber : Hasil olah data (2018)


pengambilan keputusan hipotesis uji F
Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dan uji t tidak terjadi bias. Untuk
diperoleh nilai cronbach’s alpha dari memperoleh hasil keputusan yang BLUE
masing-masing variabel lebih besar dari maka harus memenuhi beberapa uji
0,60, sehingga dapat dinyatakan bahwa asumsi klasik yang terdiri dari uji
semua pernyataan dari variabel yang linearitas, uji normalitas, uji
digunakan dalam penelitian ini adalah multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas,
reliabel untuk dijadikan alat ukur atau dan uji autokorelasi. Meskipun jenis data
dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini bersifat cross section
penelitian yang digunakan dalam fungsi yaitu data yang dikumpulkan pada suatu
ukurnya tidak menimbulkan arti ganda. waktu tertentu (at a point of time) yang
menggambarkan kegiatan/keadaan pada
4.4 Uji Asumsi Klasik waktu tersebut/tertentu, yang hanya
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memerlukan penggunaan
memberikan kepastian bahwa persamaan multikolinearitas dan heteroskedastisitas
regresi yang didapatkan memiliki dalam uji asumsi klasik, akan tetapi
ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan penulis tetap memasukkan linearitas,
konsisten. Alasan digunakannya uji normalitas dan autokorelasi dalam
asumsi klasik agar persamaan regresi pengujian asumsi klasik penelitian ini,
yang diperoleh dari analisis data karena penulis beranggapan agar model
menghasilkan estimator linear tidak asumsi klasik dapat memenuhi kaidah
terbatas atau bersifat BLUE (Best Linear BLUE. Berikut hasil pengujian asumsi
Unbias Estimator) sehingga dalam klasik dalam penelitian ini:

298 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


4.4.1 Uji Linearitas jalur Deviation from Linearity lebih kecil
Pengujian ini dilakukan untuk dari f tabel dan juga dilihat dari nilai
mengetahui ada tidaknya hubungan linear tingkat signifikansinya lebih kecil dari
antara variabel independen (bebas) 0,05. Sehingga jika hasil uji
dengan variabel dependen (terikat). linearitas seperti kriteria tersebut diatas,
Rumus yang digunakan dalam uji linear maka dapat dinyatakan bahwa bentuk
tersebut adalah pada analisis varian regresinya berarti linear. Lebih jelasnya
(Anova). Kriteria yang digunakan adalah hasil uji linearitas dalam penelitian ini
apabila nilai f hitung yang tercantum pada sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Linearitas


No. Variabel F (F hitung < F tabel) Signifikansi (Sig.Variabel < Keterangan
0,05)
F hitung F tabel Sig.Variabel Sig.0,05
1 X1 atas Y 1,371 2,74 0,000 0,05 Linear
2 X2 atas Y 1,659 2,74 0,000 0,05 Linear
3 X3 atas Y 0,706 2,74 0,000 0,05 Linear
Sumber : Hasil olah data (2018)

Berdasarkan Tabel 6 di atas, maka normal atau tidak. Model regresi yang
dapat dinyatakan bahwa bentuk regresi baik adalah memiliki distribusi data
linear, hal tersebut dikarenakan nilai F normal atau mendekati normal. Pengujian
hitung < F tabel dan signifikansi masing- normalitas dalam penelitian ini dapat
masing variabel lebih kecil dari nilai diketahui dengan melihat tampilan
signifikan 0,05. normal probability plot. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan
4.4.2 Uji Normalitas mengikuti arah garis diagonal, maka
Uji normalitas digunakan untuk model regresi memenuhi asumsi
melakukan pengujian apakah dalam normalitas. Berikut hasil uji normalitas
model regresi, data-data yang digunakan dalam penelitian ini:
dalam penelitian mempunyai distribusi

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas


Sumber: Hasil olah data (2018)

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 299


Berdasarkan Gambar 2 hasil regresi penelitian, sehingga tidak
pengujian grafik normal probability plot, menghasilkan parameter yang efisien dan
tampak bahwa data menyebar disekitar efektif yang akan membuat kesalahan
garis diagonal dan penyebarannya dalam parameter yang dihasilkan. Uji
mengikuti arah garis diagonal. Oleh Multikolinearitas dilakukan dengan
karena itu, maka dapat disimpulkan melihat nilai Varian Inflation Factor
bahwa model regresi layak digunakan (VIF) dan nilai Tolerance. Apabila nilai
karena telah memenuhi asumsi VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance
normalitas. lebih besar dari 0,10, maka dapat
diasumsikan model terbebas dari masalah
4.4.3 Uji Multikolinearitas multikolinearitas. Berikut hasil uji
Keberadaan multikolinearitas dalam multikolinearitas penelitian ini:
suatu regresi akan mengganggu hasil

Tabel 7. Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Keterangan
Tolerance VIF
Tidak
Kompetensi (X1) 0,585 1,708
Multikolinearitas
Tidak
Kepemimpinan (X2) 0,504 1,982
Multikolinearitas
Tidak
Disiplin Kerja (X3) 0,603 1,659
Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber: Hasil olah data (2018)

Berdasarkan Tabel 7 Coefficientsa regresi terjadi ketidaksamaan variance


di atas dapat diketahui bahwa nilai dari residual satu pengamatan ke
tolerance dari masing-masing variabel pengamatan yang lain. Suatu model
independen menunjukkan nilai > 0,10 dan regresi yang baik apabila didalamnya
nilai variabel inflation factor (VIF) dari tidak diperoleh heteroskedastisitas. Hal
semua variabel independen menunjukkan tersebut dapat dilihat pada grafik
nilai VIF < 10, sehingga dapat scatterplot. Jika titik-titik yang ada
disimpulkan bahwa model regresi tidak membentuk suatu pola tertentu seperti
terjadi multikolinearitas antara variabel bergelombang atau melebar kemudian
independen tersebut. menyempit, maka terjadi
heteroskedastisitas, jika tidak ada pola
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas yang jelas maka tidak terjadi
Uji heteroskedastisitas bertujuan heteroskedastisitas. Berikut hasil uji
untuk menguji apakah dalam suatu model heteroskedastisitas pada penelitian ini:

300 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olah data (2018)

Berdasarkan Gambar 3 di atas, ada korelasi antara kesalahan pengganggu


menunjukkan hasil bahwa data tidak pada periode t dengan kesalahan pada
membentuk pola yang jelas, titik-titik data periode t-1. Cara yang dapat digunakan
menyebar diatas dan dibawah angka 0 untuk mendeteksi ada atau tidaknya
pada sumbu Y, sehingga dapat autokorelasi antara lain dengan
disimpulkan bahwa tidak terjadi menggunakan Durbin Watson (dw)
heteroskedastisitas dalam model regresi. dengan dl dan du yang ada di dalam tabel.
Syarat bahwa tidak terjadi autokorelasi
4.4.5 Uji Autokorelasi jika du < dw < (4-du). Berikut hasil uji
Uji autokorelasi bertujuan menguji autokorelasi dalam penelitian ini:
apakah dalam suatu model regresi linear

Table 8. Hasil Uji Autokorelasi


Durbin Watson (dw) DI Du 4-du
1,973 1,494 1,735 2,265

Sumber : Hasil olah data (2018)

Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka hubungan yang ada diantara kedua


diperoleh hasil dari syarat du < dw < (4- variabel. Metode regresi linear ini juga
du) yaitu 1,735 < 1,973 < 2, 265 dapat dapat digunakan untuk peramalan dengan
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan data berkala (time series).
tidak mengandung gejala autokorelasi. Dalam mengetahui hubungan dan
pengaruh masing-masing variabel
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda independen dengan variabel dependen
Metode regresi linear berganda digunakan teknik analisis regresi linear
dimaksudkan untuk mengetahui keeratan berganda.

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 301


Tabel 9. Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate

1 .805a .647 .631 .21151 1.973

a. Predictors: (Constant), Kompetensi, Kepemimpinan, Disiplin Kerja


b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber :Hasil olah data (2018)
variabel lain yang tidak dimasukkan
Berdasarkan Tabel 9 Model dalam penelitian ini. Adapun untuk
Summaryb di atas, maka dapat dijelaskan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,647
bahwa besarnya koefisien korelasi (R) yang menunjukkann bahwa besarnya
sebesar 0,805 termasuk dalam kategori pengaruh variabel kompetensi,
hubungan yang sangat kuat (rentang 0,80- kepemimpinan, dan disiplin kerja
1,00) yang menunjukkan bahwa korelasi terhadap kinerja pegawai yaitu 64,7% dan
antara variabel kompetensi, sisanya 35,3% dipengaruhi oleh variabel
kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap lain yang tidak dimasukkan dalam
kinerja pegawai sebesar 80,5% dan penelitian ini.
sisanya sebesar 19,5% dipengaruhi oleh

Tabel 10. ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 5.420 3 1.807 40.387 .000b

1 Residual 2.952 66 .045

Total 8.373 69

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai


b. Predictors: (Constant), Kompetensi, Kepemimpinan, Disiplin Kerja
Sumber: Hasil olah data (2018)

Berdasarkan Tabel 10 ANOVAa di 2,74. Oleh karena nilai Fhitung > Ftabel yaitu
atas, maka diperoleh hasil Uji F (Uji 40,387 > 2,74 dengan nilai signifikansi
Serempak) yang menunjukkan bahwa 0,000 < 0,05, maka dapat dinyatakan
variabel kompetensi, kepemimpinan, dan bahwa variabel kompetensi,
disiplin kerja memiliki nilai Fhitung sebesar kepemimpinan, dan disiplin kerja secara
40,387 dengan tingkat signifikansi 0,000. bersama-sama memiliki pengaruh positif
Sedangkan nilai Ftabel (df1 = 3 dan df2 = dan signifikan terhadap kinerja pegawai
66, sig. 0,05) maka diperoleh nilai sebesar pada SAMSAT Polewali Mandar

302 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


Tabel 11. Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) .313 .358 .874 .385

Kompetensi (X1) .397 .103 .366 3.833 .000


1
Kepemimpinan (X2) .276 .093 .305 2.964 .004

Disiplin Kerja (X3) .254 .087 .276 2.930 .005

a.Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)


Sumber: Hasil olah data (2018)

Hasil pengujian secara parsial (Uji 3. Nilai thitung yang diperoleh variabel
t) pada Tabel 11 Coefficientsa dapat disiplin kerja (X3) sebesar 2,930 dan
diuraikan sebagai berikut: nilai ttabel yaitu sebesar 1,996. Oleh
1. Nilai thitung yang diperoleh variabel karena nilai thitung > ttabel yaitu 2,930 >
kompetensi (X1) sebesar 3,833 dan 1,996 dengan nilai signifikansinya
nilai ttabel yang diperoleh dari (df = n- sebesar 0,005 < 0,05, maka dapat
k, sig = 0,05) sebesar 1,996. Oleh dinyatakan bahwa variabel disiplin
karena nilai thitung > ttabel yaitu kerja (X3) mempunyai pengaruh
3,833 > 1,996 dengan nilai positif dan signifikan terhadap
signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05, variabel kinerja pegawai (Y). Dengan
maka dapat dinyatakan bahwa demikian, maka hipotesis ketiga
variabel kompetensi (X1) mempunyai dalam penelitian ini diterima.
pengaruh positif dan signifikan Hasil pengujian pada Tabel
terhadap variabel kinerja pegawai Coefficientsa juga dapat menjelaskan
(Y). Dengan demikian, maka mengenai perolehan persamaan regresi
hipotesis pertama dalam penelitian linear berganda. Adapun persamaan
ini diterima. regresi linear berganda yang diperoleh
2. Nilai thitung yang diperoleh variabel adalah sebagai berikut:
kepemimpinan (X2) sebesar 2,964
dan nilai ttabel yaitu sebesar 1,996. Y = 0,313 + 0,397X1 + 0,276X2 +
Oleh karena nilai thitung > ttabel yaitu 0,254X3
2,964 > 1,996 dengan nilai
signifikansinya sebesar 0,004 < 0,05, Persamaan regresi linear berganda
maka dapat dinyatakan bahwa diatas dapat interpretasikan sebagai
variabel kepemimpinan (X2) berikut:
mempunyai pengaruh positif dan 1. Konstanta (a) = 0,313, yang
signifikan terhadap variabel kinerja artinya bahwa jika nilai variabel
pegawai (Y). Dengan demikian, kompetensi, kepemimpinan, dan
maka hipotesis kedua dalam disiplin kerja dalam keadaan tetap
penelitian ini diterima. atau tidak mengalami perubahan,

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 303


maka nilai kinerja pegawai adalah nilai signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05
sebesar 0,313. dan nilai koefisien regresi (b1) sebesar
2. b1 = 0,397, yang artinya bahwa 0,397. Hal tersebut mengindikasikan
jika variabel kompetensi adanya hubungan yang searah antara
meningkat satu satuan, maka kompetensi terhadap kinerja pegawai,
kinerja pegawai akan meningkat yang artinya jika kompetensi diterapkan
sebesar 0,397 dengan asumsi dengan tepat, maka kinerja pegawai
variabel lain tidak mengalami cenderung akan meningkat. Dalam
perubahan atau dalam kondisi penelitian ini variabel kompetensi
konstan. merupakan variabel yang memiliki
3. b2 = 0,276, yang artinya bahwa pengaruh dominan terhadap kinerja
jika variabel kepemimpinan pegawai. Hal ini dibuktikan dari nilai
meningkat satu satuan, maka koefisien regresi variabel kompetensi (b1)
kinerja pegawai akan meningkat yang paling besar diantara variabel
sebesar 0,276 dengan asumsi kepemimpinan dan disiplin kerja.
variabel lain tidak mengalami Kompetensi merupakan salah satu
perubahan atau dalam kondisi faktor yang vital dalam peningkatan
konstan. kinerja pegawai. Kompetensi yang baik
4. b3 = 0,254, yang artinya bahwa akan menjaga kinerja pegawai untuk
jika variabel disiplin kerja mencapai keoptimalannya. Hasil
meningkat satu satuan, maka penelitian ini menunjukkan bahwa posisi
kinerja pegawai akan meningkat kompetensi sangatlah berpengaruh
sebesar 0,254 dengan asumsi terhadap kinerja pegawai, yang artinya
variabel lain tidak mengalami peran kompetensi sangat besar dibanding
perubahan atau dalam kondisi variabel lain yang digunakan dalam
konstan. penelitian ini. Oleh kerena itu,
Berdasarkan uraian diatas dapat seyogyanya ada upaya yang dilakukan
diketahui bahwa dari ketiga variabel agar kompetensi pegawai dapat terus
independen tersebut, maka variabel ditingkatkan, sehingga dengan sendirinya
kompetensi (X1) yang mempunyai kinerja pegawai akan optimal. Langkah
pengaruh paling dominan terhadap kinerja strategis yang perlu dilakukan di lingkup
pegawai (Y). Hal ini dikarenakan nilai SAMSAT Polewali Mandar dalam upaya
koefisien regresi variabel kompetensi peningkatan kompetensi pegawai adalah
yang paling besar dibanding variabel dengan terus meningkatkan pengetahuan,
kepemimpinan dan variabel disiplin kerja keterampilan, dan sikap serta pengalaman
yaitu sebesar 0,397. Oleh karena itu, dari masing-masing pegawai, dimana hal
maka hipotesis ke empat dalam penelitian ini akan sejalan dengan peningkatan
ini diterima. kinerja pegawai tersebut. Konsep ini
sesuai dengan pemikiran Hutapea dan
4.6 Pengaruh Kompetensi Terhadap Thoha (2008:28) yang mengungkapkan
Kinerja Pegawai bahwa ada empat komponen utama
Hasil pengujian menunjukkan pembentukan kompetensi yaitu
bahwa variabel kompetensi berpengaruh pengetahuan yang dimiliki seseorang,
positif dan signifikan terhadap kinerja kemampuan, pengalaman, dan perilaku
pegawai pada SAMSAT Polewali Mandar individu. Setiap kompetensi tampak pada
yang dibuktikan dengan besaran nilai individu pegawai di berbagai tingkatan.
thitung > ttabel yaitu 3,833 > 1,996 yang Kompetensi termasuk karakteristik
diperoleh variabel kompetensi dengan manusia yang paling mendalam seperti

304 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


motif, sifat, dan sikap atau merupakan termuat dalam Visi dan Misi SAMSAT
karakteristik yang dengan mudah dapat Polewali Mandar. Konsep ini sejalan
diamati seperti keterampilan atau dengan Rivai (2005:2) yang menyatakan
pengetahuan. Upaya untuk menstimulus bahwa kepemimpinan secara luas, adalah
karakteristik-karakteristik tersebut meliputi proses mempengaruhi dalam
sangatlah diperlukan agar memunculkan menentukan tujuan organisasi,
kompetensi pegawai yang baik. Melalui memotivasi perilaku pengikut untuk
terapan kompetensi yang baik oleh mencapai tujuan, mempengaruhi
pegawai, maka akan dapat meningkatkan interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa
kinerja pegawai tersebut. Hal ini para pengikutnya, pengorganisasian dan
membuat kompetensi menjadi syarat aktivitas-aktivitas untuk mencapai
mutlak yang harus diperhatikan karena sasaran, memelihara hubungan kerja sama
menjadi tolak ukur dalam meningkatkan dan kerja kelompok, perolehan dukungan
kinerja pegawai pada SAMSAT Polewali dan kerja sama dari orang-orang di luar
Mandar. kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan yang baik akan
4.7 Pengaruh Kepemimpinan mencerminkan keberhasilan dari suatu
Terhadap Kinerja Pegawai organisasi. Oleh karena itu, maka sangat
Hasil pengujian menunjukkan diharapkan agar pola kepemimpinan yang
bahwa variabel kepemimpinan berlaku pada SAMSAT Polewali Mandar
berpengaruh positif dan signifikan dapat terus ditingkatkan. Upaya dalam
terhadap kinerja pegawai pada SAMSAT peningkatan kepemimpinan dapat
Polewali Mandar yang dibuktikan dengan diterapkan melalui proses mempengaruhi
besaran nilai thitung > ttabel yaitu 2,964 > para pegawai dari rangkaian kegiatan
1,996 dengan nilai signifikansinya seperti pengendalian, pengarahan,
sebesar 0,004 < 0,05 dan nilai koefisien pemberian dukungan (motivasi), dan
regresi (b2) sebesar 0,276. Hal tersebut membangun hubungan kerja sama serta
mengindikasikan adanya hubungan yang menjadi teladan, baik secara perseorangan
searah antara kepemimpinan terhadap maupun secara bersama-sama. Seluruh
kinerja pegawai, yang artinya jika rangkaian kegiatan tersebut dalam proses
kepemimpinan dapat ditingkatkan, maka mempengaruhi para pegawai dengan
kinerja pegawai akan ikut meningkat. sendirinya berdampak positif dan akan
Peran kepemimpinan yang ada pada terjadi peningkatan terhadap kinerja
SAMSAT Polewali Mandar cukup pegawai. Dengan demikian
penting dalam mempengaruhi kinerja kepemimpinan mutlak harus terus
pegawai. olehnya itu, pimpinan sebaiknya ditingkatkan.
lebih pro aktif dalam mengarahkan dan
mengendalikan para pegawai atau 4.8 Pengaruh Disiplin Kerja
bawahannya agar kinerja pegawai Terhadap Kinerja Pegawai
semakin meningkat. Hasil pengujian secara parsial
Terlebih jika pimpinan juga terus menunjukkan variabel disiplin kerja
mengupayakan hubungan kerja sama berpengaruh positif dan signifikan
yang baik, menjadi teladan dan terus terhadap kinerja pegawai pada SAMSAT
mendorong para pegawai untuk lebih Polewali Mandar, hal ini dibuktikan dari
optimal dalam bekerja, maka hal ini akan nilai thitung > ttabel yaitu 2,930 > 1,996
berdampak positif terhadap kinerja dengan nilai signifikansinya sebesar
pegawai dan akan mengindikasikan 0,005 < 0,05. Hal tersebut
terwujudnya tujuan maupun sasaran yang mengindikasikan ada hubungan searah

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 305


antara disiplin kerja dengan kinerja dapat meningkat dengan adanya disiplin
pegawai. kerja yang tinggi dari pegawai.
Kontribusi disiplin kerja cukup Penerapan disiplin kerja yang tinggi
penting dalam mempengaruhi kinerja akan mempengaruhi kinerja pegawai
pegawai pada SAMSAT Polewali kearah yang lebih baik, dalam arti jika
Mandar. Penekanan terhadap adanya disiplin kerja dilaksanakan dengan baik,
disiplin kerja yang tinggi dari pegawai maka kecenderungan kinerja pegawai
akan memberikan dampak positif bagi akan meningkat, dan sebaliknya jika
kinerja pegawai tersebut. Upaya disiplin kerja buruk, maka kinerja
menciptakan disiplin kerja yang tinggi pegawai cenderung menurun. Dengan
dari pegawai dapat dilakukan dengan demikian, maka disiplin kerja harus terus
adanya penjelasan tentang berbagai ditingkatkan yang dengan sendirinya akan
ketentuan yang wajib ditaati dan standar meningkatkan kinerja pegawai pada
yang harus dipenuhi. Penjelasan yang SAMSAT Polewali Mandar.
dimaksud harus disertai informasi
lengkap mengenai latar belakang berbagai 5. Simpulan, Saran dan Implikasi
ketentuan yang bersifat normatif tersebut. Manajerial
Para pegawai didorong menentukan 5.1 Simpulan
sendiri cara-cara pendisplinan diri dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
kerangka ketentuan yang berlaku umum pembahasan, maka dapat ditarik
bagi seluruh pegawai. kesimpulan sebagai berikut:
Bentuk lain dari upaya agar 1. Secara serempak variabel
pegawai tetap menjaga dan meningkatkan kompetensi, kepemimpinan, dan
kedisiplinannya dapat dilakukan dengan disiplin kerja berpengaruh positif dan
cara memberikan tindakan tegas atau signifikan terhadap kinerja pegawai
pemberian sanksi terhadap pegawai yang pada SAMSAT Polewali Mandar.
melakukan tindakan indisipliner. 2. Secara parsial variabel kompetensi,
Pendisiplinan untuk pemberian sanksi kepemimpinan, dan disiplin kerja
bagi yang melanggar aturan dilakukan masing-masing berpengaruh positif
secara bertahap, dengan mengambill dan signifikan terhadap kinerja
berbagai langkah yang bersifat pegawai pada SAMSAT Polewali
pendisiplinan dimulai dari yang paling Mandar.
ringan hingga yang paling terberat. 3. Variabel kompetensi merupakan
Upaya-upaya penciptaan faktor yang paling dominan
kedisiplinan pegawai yang telah berpengaruh terhadap kinerja
dikemukakan sejalan dengan konsep pegawai pada SAMSAT Polewali
Wursanto (2004:25) bahwa kedisiplinan Mandar.
merupakan keadaan yang menyebabkan
atau memberikan dorongan kepada 5.2 Saran
pegawai untuk berbuat melakukan suatu Penulis menyarankan bagi pihak
kegiatan yang sesuai dengan aturan- SAMSAT Polewali Mandar, agar terus
aturan atau norma-norma yang meningkatkan kompetensi,
ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, dan disiplin kerja yang
disiplin kerja menjadi faktor pengikat dengan sendirinya memberikan dampak
yang memaksa pegawai untuk memenuhi positif terhadap peningkatan kinerja
peraturan serta prosedur kerja yang telah pegawai. Penelitian ini memiliki
ditetapkan, sehingga kinerja pegawai keterbatasan pada uji validitasnya,
dimana pengujiannya dilakukan dengan

306 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


cara membandingkan nilai r hitung pegawai di lingkungan SAMSAT
dengan r tabel pada taraf signifikansi 0,05 Polewali Mandar.
dianggap kurang baik, tetapi penulis tetap Startegi pengembangan kompetensi
beranggapan cara pengujian tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sudah layak digunakan, meskipun diantaranya melalui pelatihan yang
pendapat lain menyatakan bahwa model berkesinambungan bagi pegawai, adanya
pengujian yang baik pada uji validitas pembimbingan (coaching), dan dapat pula
dalam model regresi adalah menggunakan melalui rotasi kerja untuk lebih mengasah
metode Confirmatory Factor Analysis keterampilan dan menambah pengalaman
(CFA). Olehnya itu, perlu dilakukan kerja.
pengujian dengan metode CFA tersebut Dari segi kepemimpinan perlu
pada penelitian lain yang menggunakan adanya perhatian pemimpin terhadap
model regresi agar instrumen penelitian pegawai. Pemimpin sebaiknya lebih pro
lebih meyakinkan lagi. Penelitian aktif untuk mengarahkan dan
selanjutnya direkomendasikan untuk mengendalikan pegawai dalam bekerja,
menganalisis faktor-faktor lain diluar selain itu diharapkan pemimpin mampu
model regresi dalam penelitian ini, seperti membangun sebuah hubungan kerja sama
budaya organisasi, komitmen organisasi, yang lebih baik lagi, karena pemimpin
dan lingkungan kerja. merupakan teladan dan motivator bagi
pegawai dalam menjalankan aktifitas
5.3 Implikasi Manajerial kerja demi pencapaian tujuan yang telah
Perumusan implikasi manajerial ditetapkan.
berdasarkan hasil analisis dan Selanjutnya, dari sisi disiplin kerja
pembahasan dari penelitian ini. Implikasi pegawai perlu adanya pengawasan yang
terhadap pihak SAMSAT Polewali melekat dalam tiap aktifitas kerja
Mandar diharapkan untuk memperhatikan pegawai. Upaya lain yang dapat
kompetensi, kepemimpinan dan disiplin dilakukan adalah adanya efek jerah
kerja yang dapat menjadi acuan dalam melalui pemberian sanksi bagi pegawai
rangka meningkatkan kinerja pegawai, yang melakukan tindakan indisipliner, hal
khususnya dalam pengembangan ini akan memungkinkan pegawai untuk
kompetensi yang dimiliki pegawai, senantiasa menjaga tingkat kedisiplinan
karena terbukti bahwa faktor kompetensi dan fokus pada pekerjaannya, sehingga
merupakan faktor yang paling dominan akan menunjang terciptanya kinerja yang
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Iskandar Ali., dan Effendy, Resky. (2013). Pengaruh Brand Image Produk
Terhadap Kesetiaan Pelanggang Pengguna Internet Modem Smartfren Connex Di
Bandar Lampung. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 4(1), 24-42.

Ardansyah., dan Wasilawati. (2014). Pengawasan, Disiplin Kerja Dan Kinerja Pegawai
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, 16(2), 153-162. https://doi.org/10.9744/jmk.16.2.153-162

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 307


Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.

Bella, Maria., dan Maichal. (2018). Pengaruh Mindset, Kepemimpinan, dan Nilai
Keluarga terhadap Budaya Organisasi Perusahaan Keluarga (Influence of Mindset,
Leadership, and Family Values on the Organizational Culture of Family Firms).
DeReMa (Development Research of Mangement): Jurnal Manajemen, 13(1), 121-
139 http://dx.doi.org/10.19166/derema.v13i1.706

Chen, M. J., & Miller, D. (2011). The Relational perspective as a Business Mindset:
Managerial Implications for East and West. The Academy of Management
Perspectives, 23(3), 6-18. https://doi.org/10.5465/AMP.2011.63886526

Dharma, Agus. (2003). Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Faisol, Amir., Hidayat., Sumarto., & Ali, Hapzi. (2016). Transformational Leadership in
Cultural Embidding Madrasah in Jambi Province. Journal of Research in Business
and Management, 4(9), 55-63.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gitosudarmo, Indriyo., dan Sudita, I Nyoman. (2008). Perilaku Keorganisasian, Cetakan


Ketiga. Jogjakarta: BPFE.

Heryanto, Denno., Riadi, Sukisno S., dan Robiansyah. (2017). Analisis Pengaruh
Kepuasan Kerja, Dukungan Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi
Kerja. Jurnal Manajemen, 9(1), 8-13. http://dx.doi.org/10.29264/jmmn.v9i1.2428

Hidayati, Lukluk Atul., dan Purwantini, Annisa Hakim. (2017). Pengaruh Online Flow
Elements Dan Kepuasan Pada Pengalaman Belanja Hedonis Dan Utilitarian: Studi
Kasus Pada Social Commerce. Jurnal OPTIMUM, 7(2), 105-117.

Hutapea, Parulian., dan Thoha, Nurianna. (2008). Kompetensi Plus. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Hutton, Disraeli M. (2016). Critical Factors Explaining The Leadership Performance of


High-Performing Principals. International Journal of Leadership in Education,
21(2), 245-265. http://dx.doi.org/10.1080/13603124.2016.1142118

Mulyadi, Mohammad. (2011). Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif serta Pemikiran Dasar
Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 15(1), 127-138.
https://doi.org/10.31445%2Fjskm.2011.150106

Mulyadi, Deddy. (2015). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung:


Alfabeta.

308 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018


Pangarso, Astadi., dan Susanti, Putri Intan. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Di Biro Pelayanan Sosial Dasar Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 9(2), 145-160. https://e-
journal.unair.ac.id/JMTT/article/view/3019

Rantesalu, Agustina., Mus, Abdul Rahman., Mapparenta., & Arifin, Zaenal. (2016). The
Effect of Competence, Motivation and Organizational Culture on Employee
Performance: the Mediating Role of Organizational Commitment. Journal of
Reseacrh in Business and Management, 4(9), 8-14.

Rivai, Viethzal., dan Basri. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Rivai, Viethzal. (2005). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.

Sintaasih, I Nyoman Jaka Alit Wiratama Desak Ketut. (2013). Pengaruh Kepemimpinan,
Diklat dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirta Mangutama
Kabupaten Badung. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, 7(2),
126-134.

Saputra, Anak Agung Gede Dharma., dan Rahyuda, Agoes Ganesha. (2018). Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Kontrak Sekretariat Kantor Walikota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 7(5),
2565-2591. https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/37552

Soebandono, Annisa Chairum., & Nilawati, Levi. (2016). The Effect Analysis of
Mediation Variable of Task Productivity on the Self-Efficacy and Employees’
Performance. Journal of Economics, Business, and Accountancy Ventura, 19(2),
237-248. DOI: 10.14414/jebav.v19i2.587

Susilo, Sony Wicaksono., dan Manalu, Sahala. (2017). Analysis of The Effect of
Leadership Style, Discipline, and Motivation on Employee Performance in PT
Rimba Kencana Malang. Journal of Applied Management (JAM), 15(4), 607-
615. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jam2017.015.04.07

Suyitno. (2017). Effect of Competence, Satisfaction and Discipline on Performance of


Employees in the Office of Women Empowerment and Family Planning of West
Papua. Asian Social Science, 13(5), 144-152. https://doi.org/10.5539/ass.v13n5p144

Untari, Siti., dan Wahyuati, Aniek. (2014). Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(10), 1-16.
https://ejournal.stiesia.ac.id/jirm/article/view/639

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018 309


Wardhani, Nia Kusuma. (2017). Influence of Competence, Transformational Leadership,
Social Capital and Performance on Employee Careers. International Journal of
Human Capital Management, 1(2), 81-94.
https://doi.org/10.21009%2Fijhcm.012.10

Widodo. (2010). Efek Moderasi Kerja Pada Pengaruh Kompetensi, Reward, Motivasi
Terhadap Kinerja. Jurnal Dinamika Manajemen, 1(2), 125-136.

Wursanto. (2004). Manajemen Kepegawaian. Jakarta: Kanisius.

Yuniarsih, Tjutju., dan Suwatno. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:
Alfabeta.

Yuniarto, Prayogo. (2018). Effect of Organizational Citizenship Behaviors as a


Moderation Between Servant Leadership on Employee Performance. Journal of
Applied Management (JAM), 16(2), 264-270.
https://doi.org/10.21776%2Fub.jam.2018.016.02.09

Zaim, H., Yasar, M.F., & Unal, O.F. (2013). Analyzing The Effects of Individual
Competencies on Performance: A Field Study in Services Industries in Turkey.
Journal of Global Strategic Management, 7(2), 67-77.
https://doi.org/10.20460%2Fjgsm.2013715668

310 DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 13 No. 2, September 2018

Anda mungkin juga menyukai