Anda di halaman 1dari 14

“HUKUM PERJANJIAN INVESTASI NEGARA ASING”

Disusun oleh :

Nama : Ni Komang Puji Astuti

Nim : 2015613101

Kelas : 2A D3 Akuntansi

Jurusan : Akuntansi

Tahun :2021

POLITEKNIK NEGERI BALI

JEMBRANA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan tepat waktu. Tanpa bantuan-Nya

kami tidak dapat menyelesaikan dengan baik.

Penulisan yang berjudul " Hukum Perjanjian Investasi Asing" bertujuan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis. Materi ini mengandung beberapa materi

penting yang harus dipahami.

Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan kata maupun

kalimat. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tulisan

ini.

Jembrana, 15 Juli 2021

Ni Komang Puji Astuti

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii

Daftar Isi............................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1

1.1 LatarBelakang.................................................................................................. 1

1.2 RumusanMasalah............................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II Permasalahan....................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Investasi Asing..............................................................................4

2.2 Dasar Hukum Investasi Asing......................................................................... 4

2.3 Perlindungan Hukum Investor Asing .............................................................7

BAB III PENUTUPAN......................................................................................................9

3.1 Simpulan..........................................................................................................9

3.2 Saran................................................................................................................9

DaftarPustaka....................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pembangunan ekonomi sangat penting bagi peningkatan taraf kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu dalam rangka perbaikan kesejahteraan, Indonesia

memerlukan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan yang pada dasarnya

bersumber dari peningkatan jumlah tenaga kerja, masukan modal dan perbaikan

produktivitas dalam ekonomi.

Fenomena ekonomi dunia saat ini, membuat negara-negara termasuk Indonesia,

dituntut untuk mengikuti kencenderungan globalisasi ekonomi yang mengarah

kepadan penduniaan dalam arti perapatan dunia yang semakin tidak berjarak

(compression of the world). Dalam bidang ekonomi, globalisasi semakin menemukan

ruang dengan adanya liberalisasi perdagangan (trade liberalization) atau perdagangan

bebas (free trade) lainnya yang membawa pengaruh bagi hukum setiap negara yang

terlibat dalam globalisasi dan perdagangan bebas tersebut.1 Dinamika kemajuan di

era globalisasi dan perdagangan bebas tersebut telah membawa dampak yang

signifikan terhadap aktivitas bisnis terutama arus investasi di seluruh negara,

khususnya arus investasi dari negara maju ke negara berkembang. Perkembangan

ekonomi pada umumnya dan penanaman modal asing khususnya telah menjadi

4
perhatian bukan saja dikalangan pemerintah, tetapi juga dikalangan masyarakat atau

pihak swasta.

Dalam konteks tersebut, perkembangan perekonomian suatu negara khususnya

negara berkembang seperti Indonesia sangat ditentukan dari tingkat pertumbuhan

penanaman modal asing. Penanaman modal asing atau foreign direct investment

sangat diharapkan untuk menggerakkan dan meningkatkan perputaran roda

perekonomian di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Devinisi Hukum Investasi Asing di Indonesia?

2. Apakah Dasar Hukum investor asing dalam melakukan kegiatan investasi

di Indonesia?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum hak istimewa bagi investor asing jika

terjadi sengketa dalam penanaman modal asing di Indonesia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas maka penulisan ini

bertujuan untuk:

5
1. Dapat mengidentifikasi, mendeskripsikan dan mengkaji mengenai

Hukum Investasi Asing di Indonesia .

2. Dapat mengidentifikasi, , mendeskripsikan dan mengkaji mengenai

dasar hukum investor asing dalam melakukan kegiatan investasi di

Indonesia .

3. Menganalisis mengenai perlindungan hukum hak istimewa bagi

investor asing jika terjadi sengketa dalam penanaman modal asing di

Indonesia

6
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Investasi Asing

Undang-undang no. 1 Pada tahun 1967, definisi investasi asing adalah sebagai

berikut:

a. instrumen pembayaran luar negeri yang bukan bagian dari aset valuta asing

Indonesia, disetujui oleh pemerintah untuk membiayai perusahaan Indonesia.

b. alat bisnis, termasuk penemuan baru untuk alien dan bahan yang diimpor di luar

Indonesia, jika tidak didanai oleh aset mata uang asing Indonesia.

c. beberapa hasil perusahaan berdasarkan Undang-undang ini dapat ditransfer

tetapi digunakan untuk membiayai perusahaan Indonesia.

Penanaman modal asing dibagi menjadi dua yaitu :

a. Investasi Asing Langsung

Investasi asing langsung adalah investasi langsung dengan mendirikan

perusahaan di industri atau sektor bisnis tertentu seperti pertambangan, real

estat, pertanian, dll. Berinvestasi di sektor riil sangat penting karena dapat

membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi Indonesia melalui lapangan

kerja, pengentasan kemiskinan, kualitas sumber daya manusia, pertumbuhan

7
industri, dan pertumbuhan berbagai sumber daya ekonomi.

b. Investasi asing tidak langsung

Banyak investasi tidak langsung dilakukan dalam bentuk saham

perusahaan, obligasi, sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga

pemerintah (SUN). Volume dana asing yang diperoleh dari investasi ini benar

2.2 Dasar Hukum Investasi Asing

Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (“UU 25/2007”), yang dimaksud dengan penanaman modal asing

(“PMA”) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam

modal dalam negeri.

Penanam modal merupakan perseorangan atau badan usaha yang melakukan

penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam

modal asing. Untuk penanam modal dalam negeri diartikan sebagai perseorangan

warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau

daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Sedangkan penanam modal asing diartikan sebagai perseorangan warga negara

asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman

8
modal di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam hal ini perusahaan Anda

merupakan perusahaan PMA yang dilakukan penanam modal asing dengan

menggunakan modal asing sepenuhnya.

Pada ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994

tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka

Penanaman Modal Asing (“PP 20/1994”) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 83 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan

dalam Rangka Penanaman Modal Asing disebutkan bahwa: 

Penanaman modal asing dapat dilakukan dalam bentuk:

a. Patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki warga negara

Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau

b. langsung, dalam arti seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara dan/atau

badan hukum asing.

Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam

Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal asing

9
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun

2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994

tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka

Penanaman Modal Asing

4. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Pedoman dan Tata Cara Perizinan Dan Fasilitas Penanaman

Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Koordinasi

Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan

Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman

dan Tata Cara Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal.

2.3 Perlindungan Hukum Investor Asing

Perlindungan dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah menjaga,

memelihara, memberi pertolongan. Dari arti perlindungan ini dapat dicari

maknanya bahwa perlindungan itu tertuju kepada seseorang atau kelompok orang,

karena ia memerlukan pertolongan dari seorang atau dari kekuasaan dalam hal ini

pemerintah

Dalam penanaman modal asing pemerintah wajib memberi perlindungan

hukum terhadap investor asing termasuk melindungi kepentingan dan hak investor

asing dalam menanamkan modalnya di Indonesia pada umumnya agar apa yang

menjadi hak-hak investor asing tersebut didapatkan sesuai dengan aturan dalam

10
Perundang-Undangan UUPMA. Untuk memperoleh perlindungan hukum bagi

investor asing dalam menjalankan tugasnya di Indonesia, maka diharapkan

perusahaan yang terbentuk tersebut berkedudukan di Indonesia dan sebagai

kesatuan perusahaan yang harus berbentuk badan hukum menurut hukum

Indonesia.

Dengan demikian peran pemerintah sangat diperlukan dalam upaya

melindungi investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan cara

mewajibkan investor asing yang perusahaannya berada di wilayah Indonesia wajib

berbentuk badan hukum menurut hukum Indonesia. Selain itu, hak yang terpenting

yang diberikan kepada investor asing adalah yang terdapat dalam Pasal 14

UUPMA tentang kepastian hak, hukum, perlindungan, serta informasi yang

terbuka menyangkut bidang usaha yang dijalankannya dan hak pelayanan ,

pelbagai macam fasilitas yang dapat memudahkan investor untuk berinvestasi

yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Sedangkan apabila terdapat suatu sengketa dalam penanaman modal asing di

Indonesia dimana investor asing yang melakukan suatu pelanggaran hak dan

kewajiban seperti wanprestasi, dan lain sebagainya menurut Undang-undang

Nomor 25 tahun 2007 adalah dengan cara peradilan (litigasi) dan Arbitrase (non-

litigasi). Di dalam pasal 32 Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang

penyelesaian sengketa menyebutkan :

11
1. Ayat (1) Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman modal antara

pemerintah dengan penanaman modal, para pihak terlebih dahulu

menyelesaikan sengketa tersebut melalui musyawarah dan mufakat.

2. Ayat (2) Dalam hal penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat 1

tidak tercapai, penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan melalui

Arbitrasee atau alternatif penyelesaian sengketa atau pengadilan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Ayat (3) Dalam hal terjadi sengketa dibidang penanaman modal antara

pemerintah dengan penanaman modal dalam negeri, para pihak dapat

menyelesaikan sengketa tersebut melalui Arbitrasee berdasarkan kesepakatan

para pihak, dan jika penyelesaian sengketa melalui Arbitrasee tidak disepakati,

penyelesaian sengketa tersebut akan dilakukan di pengadilan.

4. Ayat (4) Dalam hal terjadi sengketa di bidang penanaman moal antara

pemerintah dengan penanaman modal asing, para pihak akan menyelesaikan

sengketa tersebut melalui Arbitrasee Internasional yang harus disepakati oleh

para pihak.

Penyelesaian sengketa secara litigasi mengandung pengertian sengketa tersebut

diselesaikan melalui Lembaga peradilan. Sebaliknya penyelesaian sengketa secara non

litigasi mengandung pengertian bahwa sengketa tersebut diselesaikan di luar Lembaga

peradilan. bentuk penyelesaian secara non litigasi tersebut sepenuhnya ditentukan oleh

kalangan masyarakat, termasuk dari kalangan masyarakat bisnis.

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang Penyalahgunaan Jaminan Fidusia maka

dapat diambil kesimpulan:

1.

2.

3. Perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada

investor asing harus berdasarkan ketentuan dalam Pasal 14 UUPMA dan

penyelesaian sengketa dapat dilakukan atau diselesaikan dengan jalan

peradilan dan diluar peradilan sesuai dengan ketentuan Pasal 32

tentang penyelesaian sengketa penanaman modal asing.

3.2 Saran

13
Daftar Pustaka

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya Bakti,

Bandung,

Hukumonline.com (16 Oktober 2019). Kewajiban Disventasi saham Perusahaan.

Diakses pada tanggal 28 juni 2021 dari

https://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5da7e5c44fda6/kewajiban-

divestasi-saham-perusahaan-pma/

Poerwadarninta, W.J.S., 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta, h. 653

Sinta.unud.ac.id. (25 Maret 2007). Penanaman Modal Dan HakIstimewa Investor.

Diakses pada tanggal 27 Juni 2021 dari

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0816051032-2-BAB%20I

%20PENDAHULUAN.pdf

Sutantya, R.T . Hadikusuma R. Sumantoro, 1990, Pengertian Pokok-Pokok Hukum

Perusahaan dan Bentuk-bentuk Perusahaan Yang berlaku di Indonesia, Rajawali Pers,

Jakarta, h. 526.

14

Anda mungkin juga menyukai