SKRIPSI
Diajukan oleh
BAYU SYAHPUTRA
18101155310693
PENDAHULUAN
mengkhususkan diri dalam mempelajari hubungan dan peran orang dalam organisasi
merupakan tenaga kerja pada perusahaan, dimana fokus yang dipelajari manajemen
sumber daya manusia ini hanya masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja
manusia saja. Menurut (Arya, 2018), manusia selalu berperan aktif dan dominan
Tujuan organisasi perusahaan tidak dapat dicapai tanpa peran aktif Pegawai,
meskipun alat dari perusahaan sangat canggih. Memimpin Pegawai itu sulit dan
kompleks karena mereka memiliki pikiran, perasaan status, keinginan, dan latar
sekelompok orang yang memiliki suatu tujuan yang sama yaitu memperoleh
keuntungan. Setiap perusahaan pasti memiliki visi, misi dan tujuan yang akan
dicapainya, untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan tidak lepas dari kinerja
seluruh komponen yang ada di dalam perusahaan tersebut salah satunya adalah
Pegawai.
Kinerja pegawai dapat dilihat dari dua perspektif yaitu kinerja pegawai secara
individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu atau Pegawai merupakan hasil dari
usaha seseorang dalam suatu perusahaan. Di sisi lain, kinerja organisas adalah
jumlah pencapaian organisasi. Oleh karna itu, kinerja Pegawai dan kinerja organisasi
Berikut adalah tabel penilaian kinerja Pegawai pada RSU Madina Bukittinggi
Tabel 1.1
2021.
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kinerja Pegawai RSU Madina Bukittinggi
berdasarkan hasil persentasenya mengalami fluktuasi. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa penilaian kinerja terdapat pada kurang baik. Oleh karna itu Pegawai dituntut
memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan saat ini salah satunya diantaranya
karena Sistem informasi SDM yang juga berpengaruh terhadap kinerja.. Menurut
(Andri dan Yudiyanto, 2020), penerapan sistem informasi sumber daya manusia
Terutama ketika perusahaan menginginkan informasi yang cepat dan tepat, serta
Resource Informastion Sistem) mampu meningkatkan kinerja dan daya saing bisnis
ketika kebutuhan akan informasi yang cepat tepat dan ketersediaan data untuk proses
(Wala, 2019), sistem informasi yang terintegrasi disebut sebagai sistem informasi
departemennya masing-masing.
dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mengumpulkan data SDM dan untuk
membuat dokumen SDM lebih berguna sebagai sumber informasi. Dengan demikian
terstandarisasi dalam aplikasi pengelolaan sumber daya yang berdampak pada kinerja
perusahaan.
pegawai yang memiliki jam kerja lebih banyak dan diharapkan memiliki pengalaman
kerja. Menurut (Randupandojo dalam Billy, Erwin & Daud, 2018), pengalaman
kerja adalah ukuran lamanya waktu atau periode pekerjaan yang diselesaikan oleh
yang penting. Seorang individu dengan pengalaman kerja yang lebih rendah akan
ragu memahami apa yang harus dilakukan ketika sebuah masalah berkembang.
Suatu saat nanti, perusahaan akan lebih menyukai mereka yang lebih
kompeten dalam menjalankan tanggung jawab yang akan diberikan nanti. Menurut
kualitas kinerja.
Selain itu, cara dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan
andal perlu adanya suatu perencanaan dalam menentukan pegawai yang akan mengisi
tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam penempatan pegawai baru maupun
pegawai lama pada posisi jabatan baru. Proses penempatan merupakan suatu proses
dibutuhkan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang
bagi perusahaan, serta sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi sumber daya
dengan bidang pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja
individu yang bersangkutan.
Tabel 1.2
2021
1 2018 310
2 2019 290
3 2020 320
4 2021 300
Jumlah 1220
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pegawai RSU Madina tidak
Penempatan seseorang pada posisi kerja yang sesuai berdasarkan orang dan
pegawai yang memiliki kemampuan sesuai dengan jabatan yang akan menjadi
tanggung jawabnya dengan kata lain calon yang ditempatkan harus memiliki
jabatan secara efektif dan efisien. Penempatan juga harus di dasarkan job description
dan job spesification yang telah ditentukan serta berpedoman kepada prinsip
“penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang
yang tepat untuk jabatan yang tepat” atau “the right man in the right place and the
right man behind the right job”. Hal ini tentu juga bisa memberikan kepuasan kerja
yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan Pegawai yang tidak puas akan
(Kreitner dan Kinicki dalam Mundakir dan Zainuri, 2018) kepuasan kerja itu
adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.
Menurut (Sutrisno dalam Dea, 2018) perasaan Pegawai tentang pekerjaan mereka
perasaan yang dialami oleh anggota perusahaan atau Pegawai yang senang dan
pekerjaan yang diperoleh, dan kepuasan kerja akan membawa keuntungan psikologis
bagi Pegawai; akibatnya, Pegawai akan merasa senang dan akan meningkatkan
kinerjanya lagi.
Kepuasaan kerja sangat diperlukan dan penting artinya bagi organisasi, karena
setiap pegawai yang merasa puas diharapkan akan dapat bekerja pada kapasitas penuh
pegawai tidak merasa puas dalam kinerjanya maka akan terjadi kondisi penurunan
kinerja mereka.
Suvervisi (supervision) hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahannya
dan dapat bekerja dalam tim untuk menyelesaikan pekerjaan, selain itu pimpinan
dapat memberikan pengarahan dengan jelas akan tugas yang diberikan kepada
bawahan agar dapat terselesaikan dengan baik. Upah dan kesejahteraan (pay and
benefit) kesempatan pegawai untuk memperoleh upah dan tunjangan di dalam suatu
perusahaan sesuai dengan pekerjaan yang dijalani. Faktor sosial (social relevance)
hubungan baik dengan rekan kerja untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dan aspek
(workplace integration) menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja dan mampu
Menurut (Mundakir dan Zainuri, 2018) pada dasarnya, kepuasan kerja adalah
respons emosional terhadap pekerjaan yang terdiri dari emosi atau sikap kognitif,
keadaan emosional yang ceria atau positif yang dihasilkan dari menganalisis
kebahagiaan kerja.
hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang
baik. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan ini akan
lebih mengutamakan pekerjaannya dari balas jasa, walaupun balas jasa itu penting.
Dalam hal ini, peneliti memilih RSU Madinah Bukittinggi. Rumah Sakit Madina
ini sendiri awalnya merupakan balai pengobatan yang didirikan pada tahun 1999
dengan hanya melayani penyakit paru saja. Pada tahun 2001 balai pengobatan
mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat serta Dinas Kesehatan Kota
mulai beroperasional dengan surat keputusan menteri kesehatan tanggal 4 April tahun
Madina dapat berkembang menjadi Rumah Sakit Madina dengan Nomor Surat Izin
Uji Coba Penyelenggaraan Rumah Sakit dari Dinas Kesehatan Tk.1 Sumatera Barat
maret 2022). Sistem informasi SDM yang dapat mempengaruhi kinerja mereka.
Selain itu, mereka yang memiliki pengalaman kerja yang lebih lama memiliki
kinerja yang lebih bagus karna mereka lebih tentang apa yang harus mereka
ditempatkan jauh dari kampung halaman mereka akan berbeda dengan mereka yang
ditempatkan didekat kampung halaman mereka sendri. Mereka yang ditempatkan
didekat kampung halaman mereka cendrung memiliki kinerja yang sedikit lebih
baik karna mereka tidak memiliki beban pikiran terhadap keluarga mereka karna
berada diwilayah yang sama. Sementara sebaliknya mereka yang ditempatkan jauh
dari kampung halaman mereka memiliki beban pikiran terhadap keluarga mereka
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari sistem
informasi SDM, pengalaman kerja dan penempatan kerja terhadapa kinerja Pegawai
meningkatkan kinerja ketika kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan
sebuah perusahaan memiliki sistem informasi SDM yang bagus, akan berdampak
baik terhadap kepuasan kerja bagi Pegawai nya. Selain itu, pengalaman kerja dan
penempatan kerja yang dihadapi oleh Pegawai juga memiliki dampak terhadap
kinerja yang mereka. Ketika mereka memiliki pengalaman kerja yang banyak dan
Pengalaman Kerja Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Toko
Buku Diskon Togamas Kotabaru Yogyakarta” oleh Muh Agung Rizka. Adapun
perbedaan penelitian diatas adalah dengan menambahkan variabel indenden yaitu
Sistem Informasi SDM. Selain itu penulis juga menambahkan variabel intervening
yaitu kepuasan kerja. Hasil penelitian ini menunujukan bahwa, Pengalaman kerja
dan penempatan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja Pegawai pada
Berdasarkan uraian yang peneliti jabarkan diatas maka peneliti tertarik untuk
nya.
Sistem Informasi SDM (X1), Pengalaman Kerja (X2), Penempatan Kerja (X3)
sebagai variabel bebas dan Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat, serta
Kepuasan Kerja (Z) sebagai variabel intervening pada RSU Madina Bukittinggi.
Madinah Bukittinggi?
Madinah Bukittinggi?
Madinah Bukittinggi?
Madinah Bukittinggi?
10. Untuk menguji pengaruh penempatan kerja dengan dimediasi kepuasan kerja
1. Bagi Penulis
yang penulis dapat dan tekuni serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
kerja terhadap kinerja Pegawai dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening
2. Bagi Perusahaan
Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada RSU
Madinah Bukittinggi berkaitan dengan sistem informasi SDM, pengalaman kerja dan
penempatan kerja agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja dengan tujuan
3. Bagi Pembaca
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembacanya
khusus nya bagi yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bisa menjadi dasar
atau referensi untuk penelitian selanjut nya dan juga dapat menambah pustaka bagi
mereka yang mempunyai minat untuk mendalami pengetahuan dalam bidang sumber
daya manusia.
BAB II
dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat
Menurut (Mathis & Jakson,dalam Agus, 2017: 92), kinerja Pegawai adalah hal
Pebaikan kinerja individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya
Menurut (Mangkunegara dalam Masram, 2017: 138) Kinerja adalah hasil kerja
baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan. Selanjutnya menurut
(Rivai dan Basri dalam Masram, 2017: 138) kinerja adalah hasil atau tingkat
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah
disepakati bersama.
dicapai oleh Pegawai berdasarkan standar dan ukuran yang telah ditetapkan.
Secara umum, manajemen kinerja adalah proses yang dipimpin dan dipromosikan
oleh manajer atau pemimpin unit di dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja
organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja adalah tugas bersama yang
memerlukan metode yang dirancang oleh manajer bekerja sama dengan individu atau
tim yang melapor kepada manajer. Manajemen kinerja didasarkan pada gagasan
mengelola melalui kontrak atau perjanjian daripada instruksi. Oleh karena itu,
2020:30) :
pegawai tersebut.
Menurut (Schuler dan Jackson dalam Silaen et al, 2021: 20), terdapat tiga
3) Kinerja berdasarkan hasil. Kriteria ini berfokus pada apa yang telah
membutuhkan suatu artikulasi yang jelas mengenai misi, tujuan, dan sasaran yang
dapat diukur, dan berhubungan dengan hasil atau outcomedari setiap program yang
dilaksanakan
pengimplementasikan kebijakan.
pengguna sumberdaya.
kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Pegawai secara individu
yakni:
dapat diselesaikan.
lain.
organisasinya.
dalam bisnis. Hal ini biasa terjadi di sebagian besar perusahaan yang
mereka..
data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Dalam artian data yang telah
diproses ini dapat digunakan oleh sebuah perusahaan dalam melihat semua tentang
SDM yang lebih baik. Ketersediaan informasi SDM yang tinggi dan berkualitas
Menurut (Satzinger, Jackson dan Burd dalam Dedy, 2020: 75) konsep
Menurut (Mathis dalam Rosadi, et al, 2020) Sistem Informasi SDM adalah
dengan mengumpulkan data SDM dan menjadikan makalah SDM lebih bermanfaat
informasi adalah seperangkat manusia, data dan prosedur yang bekerjasama secara
kooperatif mencapai tujuan yang sama. Kegiatan fungsional dan kooperatif itu
Salah satu elemen dari Sistem Informasi manajemen adalah Sistem Informasi SDM
atau Human Resources Information System (HRIS). HRIS ini dalam bahasa
Indonesia adalah sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) atau lebih
memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut
jadi informasi dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Sistem ini dinamakan
atau HRIS.
Menurut (Rivai dalam Agnes, 2021) keputusan- keputusan SDM yang sehat
salah satunya adalah didasari pada tersedianya informasi SDM yang baik dan
Lebih lanjut (Rivai dalam, Agnes 2021) menyatakan bahwa sebuah sistem
3) Ringkas, yaitu seorang manajer atau departemen SDM harus dapat pula
berikut :
karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit, dan mudah dipahami, sudah
dimana pemakaian suatu sistem informasi sumber daya manusia akan semakin
informasi. Jika akses sistem informasi memiliki kecepatan yang optimal maka
diterapkan baik. Kecepatan akses akan meningkatkan nilai dari suatu sistem
adalah ketahanan sistem informasi sumber daya manusia dari kerusakan dan
kesalahan. Sistem informasi sumber daya manusia yang baik adalah sistem
4) Flexibility (fleksibilitas)
pengguna/ASN.
5) Security (keamanan)
cara data disimpan oleh sistem informasi sumber daya manusia sehingga
pihak lain tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas. Jika data
informasi sumber daya manusia. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui
dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang
dimilikinya.
proses yang membawa seseorang kepada pola tingkah laku yang lebih tinggi atau
sebagai suatu proses belajar dan pengembangan perkembangan tingkah laku yang
prospektif baik dari pendidikan formal maupun nonformal. Belajar juga melibatkan
pekerjaan tertentu.
pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pekerja dalam bekerja, yang dapat
dinilai dari lamanya masa kerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja
perusahaan. Pegawai dengan banyak pengalaman kerja akan merasa cukup mudah
untuk menyesuaikan diri dengan posisi saat ini. Pengalaman kerja merupakan
pengetahuan, dan kemampuan seseorang dalam suatu profesi yang dapat dinilai
dengan masa kerja serta tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
lalu.
b. Bakat dan minat untuk memperkirakan minat dan kapasitas seseorang.
seseorang.
lain :
a. Masa Kerja
baik.
Pengalaman kerja adalah salah satu kualitas terpenting bagi siapa pun yang
ingin memasuki dunia kerja. Pada umumnya perusahaan mengharapkan pekerja yang
sudah memiliki banyak pengalaman kerja di sebuah bidang sehingga perusahaan akan
percaya dalam memberikan tanggung jawab kepada Pegawai itu sendiri karena ia
pertimbangan bagi tenaga kerja yang belum memiliki pengalaman kerja ada beberapa
manfaat dari pengalaman kerja. Menurut (Sinaga, 2022) manfaat pengalaman kerja
dalam melaksanakan suatu pekerjaan tidak akan merasa kesulitan dan mampu
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat dalam sebuah pencapaian
tujuan. Seperti contoh dalam sebuah pekerjaannya dia melakukan kesalahan yang
dianggap masalah sepele atas kelalaiannya sendiri tapi seiring berjalan nya waktu ia
akan menyesali perbuatan nya karena atas dasar kelalaian nya sehingga itu menjadi
contoh untuk tidak kembali membuat kesalahan itu dalam melakukan pekerjaannnya
adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus
seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu
Penempatan suatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan suatu instansi, atau bagian
personalia untuk menentukan seorang pegawai masih tetap atau tidak ditempatkan
proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk
adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus
dalam seleksi sesuai minat, bakat, pendidikan, dan prestasi yang dimiliki dengan
kebutuhan dan persyaratan dari suatu jabatan atau pekerjaan, sehingga the right man
jawab
b) Faktor Pengalaman
bertempat tinggal
f) Faktor Usia
a) Prestasi Akademis
- Jabatan bagus
b) Pengalaman
d) Usia
1) Prinsip Kemanusiaan.
harga diri, kemauan, keinginan, aspirasi, dan bakat yang sama sebagai
2) Prinsip Demokrasi
Konsep ini harus diikuti karena penempatan setiap orang dalam setiap
ditetapkan.
dicapai.
memenuhi tujuan organisasi, ide ini sangat penting. Sulit bagi Pegawai baru
yang tidak terbiasa dengan ide-ide ini untuk beradaptasi, itulah sebabnya
baru tentang hak dan kewajiban mereka, tugas dan tanggung jawab, undang-
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti, Tahun Variabel Alat Kesamaan Hasil
Analisis Variabel
Wala Erpurini Variabel SPSS Ver Variabel Adanya pengaruh sistem
1. (2019), Pengaruh independen: Sistem 16 independen: informasi sumber daya
Sistem Informasi Informasi SDM Sistem manusia (X1) dan dsiplin kerja
Sumber Daya dan Disiplin Kerja Informasi (X2) secara bersama- sama
Manusia Dan SDM terhadap kinerja (Y) diketahui
Disiplin Kerja Variabel Variabel dengan menghitung koefisien
Terhadap Kinerja Dependen: Kinerja dependen: determinasi yaitu sebesar
Pada Pegawai Cv. Pegawai Kinerja 0,646.
Cihanjuang Inti Pegawai
Teknik Cimahi
2. Pitriyani (2020), Variabel SPSS ver 21 Variabel Pengujian secara simultan
Pengaruh independen: independen: Pengalaman Kerja, Latar
Pengalaman Kerja, Pengalaman kerja, Pengalaman Belakang Pendidikan dan
Latar Belakang latar belakang kerja. Kompensasi secara bersama-
Pendidikan Dan pendidikan dan Variabel sama berpengaruh
Kompensasi kompensasi dependen: signifikan terhadap Kinerja
Terhadap Kinerja kinerja Pegawai di PT Pegadaian
Pegawai Pada Pt. Variabel Pegawai Persero Cabang Rantau prapat
Pegadaian Persero dependen : kinerja dengan nilai Fhitung
Cabang Rantauprapat Pegawai 7.829 > Ftabel3,14 yaitu Ha
diterima dan Ho ditolak.
Bachtiar Arifudin Variabel SPSS Ver Variabel Berdasalkan hasil pengujiam,
3. Husain (2018), independen: 21 independen: Pengalaman Kerja terhadap
Pengaruh Pengalaman kerja Pengalaman Kinerja harus diperhitungkan
Pengalaman Kerja kerja perusahaan dikarenakan sangat
Terhadap Kinerja Variabel dependen: Variabel berpengaruh terhadap Kinerja
Pegawai ( Pt Bank Kinerja Pegawai dependen: pegawai, dari kuesioner yang
Negara Indonesia Kinerja berdasarkan dari indikator-
Tbk Kantor Cabang Pegawai indikator Pengalaman Kerja (1.
Bumi Serpong Lama waktu/masa kerja 2.
Damai) Tingkat kemampuan dan
keterampilan 3. Penguasaan
terhadap pekerjaan dan
peralatan), dengan ini
membuktikan bahwa
Pengalaman Kerja yang cukup
akan meningkatkan Kinerja
pegawai.
4. Mundakir dan Variabel SEM Variabel Hasil penelitian menunjukkan
Zainuri (2018), independen dependen : kompensasi dan motivasi kerja
Pengaruh kompensasi dan kinerja berpengaruh terhadap kepuasan
Kompensasi Dan motivasi pegawai kerja pegawai. Kompensasi
Motivasi Terhadap Variabel secara langsung tidak
Kinerja Pegawai Variabel intervening : berpengaruh terhadap kinerja
Negeri Sipil Dengan dependen : kinerja kepuasan pegawai. Sedangkan motivasi
Kepuasan Kerja pegawai kerja kerja dan kepuasan kerja
Sebagai Variabel Variabel berpengaruh signifikan
Intervening. intervening : terhadap kinerja pegawai.
kepuasan kerja. Kompensasi dan motivasi kerja
secara tidak langsung melalui
kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
pegawai
5. Purwaningsih, et.al Variabel SPSS Variabel Berdasarkan hasil penelititan,
(2019), Pengaruh independen: independen: variabel pengalaman kerja
Pengalaman Kerja Pengalaman kerja Pengalaman memiliki pengaruh yang
dan Penempatan dan Penempatan kerja dan signifikan terhadap
Kerja Terhadap Kerja Penempatan produktivitas Pegawai,
Produktivitas Kerja sementara variabel penempatan
Pegawai Variabel dependen: kerja tidak terdapat pengaruh
produktifitas yang signifikan terhadap
Pegawai produktifitas Pegawai.
The Effect of
Training, Career
Development to
Competencies
and Employee
Performance
(Study at PT. Semen
Baturaja
Indonesia)
rumusan masalah dan landasan teori dapat disimpulkan terdapat pengaruh variabel
bebas yaitu sistem informasi sdm, pengalaman kerja dan penempatan kerja terhadap
variabel terikat kinerja Pegawai dengan variabel intervening kepuasan kerja yaitu
H8
H3 H4 H7
yang dapat secara efektif dan efisien memberikan informasi kepada mereka yang
membuat pilihan yang sesuai. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, menurut
(Raymon dalam Ardhianto, 2022), adalah suatu sistem yang membantu manajemen
Penelitian yang dilakukan oleh (Wala Erpurini, 2019) dan (Rosadi dan
kerja diartikan sebagai masa kerja atau lama waktu seseorang menduduki jabatan
pekerjaannya. Masa kerja merupakan jangka waktu orang yang bekerja dari
pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Dari definisi lain menurut
pengaruh yang positif diantara pengalaman kerja Pegawai terhadapan kepuasan kerja
Pegawai dengan tuntutan pekerjaan serta kesesuaian antara kebutuhan individu dan
apa yang dapat diberikan oleh pekerjaan itu kepada Pegawai. Menurut
Rohim dan Umam, 2019) menunjukan bahwa ada pengaruh positif pada penempatan
SDM, sering dikenal sebagai Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, adalah salah
satu komponen dari sistem informasi manajemen (HRIS). Dalam bahasa Indonesia,
HRIS adalah singkatan dari sistem informasi sumber daya manusia (SISDM), juga
dan (Wala Erpurini, 2019) menyatakan adanya pengaruh positif pada sistem
adalah bahwa semakin lama seorang anggota angkatan kerja bekerja, semakin banyak
pengalaman yang mereka miliki. Di sisi lain, semakin sedikit waktu yang dihabiskan
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Pitriyani, 2020) dan (Suwarno dan
Aprianto, 2019) menunjukan adanya pengaruh yang positif pada pengalaman kerja
penempatan sebagai pengaturan atau penataan ulang pertama dari satu atau lebih
pekerja dalam peran untuk Pegawai baru. Pengertian tersebut adalah penurunan
seperti halnya Pegawai baru, harus direkrut, diseleksi, dan diorientasikan sebelum
ditempatkan pada posisi lain. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber
daya manusianya, khususnya sumber daya manusia yang digunakan untuk menjamin
eksistensi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang harus
dipelihara dan dikembangkan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Gunawan dan Onsardi, 2021) dan
(Heri Murtiyoko, 2021) menyatakan bahwa ada nya pengaruh positif pada
sikap positif dan negatif bisa ada. Jika seorang Pegawai memiliki sikap yang baik
terhadap pekerjaannya, dia puas dengan itu; jika seorang Pegawai memiliki sikap
Penelitian terdahulu oleh (Khaled Adnan Baitaneh, 2019) dan (Iwan Kurnia
wijaya, 2018) menyatakan bahawa adana pengaruh positif pada kepuasan kerja
Kepuasan Kerja
mengumpulkan data SDM dan menjadikan dokumen SDM lebih bernilai sebagai
sumber informasi
adanya pengaruh positif pada pengaruh sistem informasi SDM terhadap kinerja
adanya pengaruh positif pada sistem informasi SDM terhadap kepuasan Pegawai.
Bukittinggi
Kepuasan Kerja
seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik. Banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki seseorang
pekerja maka orang tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya, sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan benar. Hal ini berarti orang tersebut mempunyai
efektivitas kerja yang baik. Selain itu, pengalaman kerja akan ikut mematangkan
adanya pengaruh positif pada pengalaman kerja terhadap kinerja Pegawai. Selain itu
Kepuasan Kerja
penerimaan Pegawai. Prinsip penempatan kerja harus dilaksanakan secara tepat dan
masing-masing. Dengan penempatan yang tepat, gairah kerja, mental kerja, dan
prestasi kerja akan mencapai hasil yang optimal, bahkan kreativitas serta prakarsa
adanya pengaruh positif pada penempatan kerja terhadap kinerja Pegawai. Selain itu
Bukittinggi
2.5 Hipotesis
Madina Bukittinggi.
Bukittinggi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut (Gravetter & Forzano dalam Nenny Ika Putri Simarmata et, al,
menggunakan hipotesis untuk membuat prediksi logis yang dapat diuji secara empiris
Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah RSU Madina Bukittinggi. Data
penulis mencari informasi melalui jurnal di internet, media cetak dan media lainnya
terstruktur, analisis isi, analisis statistik formal dan masih banyak lagi.
variabel bebas X1, X2, X3 terhadap variabel terikat Y dengan dimediasi oleh Z.
pengalaman kerja (X2) dan penempatan kerja (X3). Sedangkan variabel terikat
Operasional variabel sebagai seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang
harus diamati peneliti dan bagaimana mengukur variabel atau konsep. Berikut ini
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independent). Pada penelitian ini yang
tujuan, visi dan misi organisasi yang di tuangkan melalui perencanaan suatu strategi
organisasi. Sebenarnya kinerja merupakan sutu konstruk, dimana banyak para ahli
yang masih memilki sudut pandang yang berbeda dalam mendefinisikan kinerja,
fungsi interaksi anatra kemampuan dan ebility (A) Motivasi atau Motivation (M) dan
- Tanggung jawab.
- Kerja sama.
(network), dan teknologi yang diintegrasikan sedemikian rupa dengan tujuan untuk
para manajer.
- Tepat waktu.
- Akurat.
- Relevan.
- Lengkap.
Pegawai yang berpengalaman dalam bekerja memiliki kemampuan kerja yang lebih
baik dari pegawai yang baru saja memasuki dunia kerja, karena pegawai tersebut
telah belajar dari kegiatan-kegiatan dan permasalahan yang timbul dalam kerjanya.
Dengan adanya pengalaman kerja maka telah terjadi proses penambahan ilmu
pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri seseorang, sehingga dapat
menunjang dalam mengembangkan diri dengan perubahan yang ada.
- Masa kerja.
Penempatan adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang
lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lungkup yang telah ditetapkan, serta
yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya.
- Dimensi pengetahuan.
- Dimensi pengalaman
- Dimensi usia.
dengan dependent menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati
dan diukur.
3.3.3.1 Kepuasan Kerja
definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan psikis yang
menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja dalam suatu lingkungan pekerjaan karena
dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja”. Sedangkan
kepuasan kerja adalah sikap baik atau buruk yang dimiliki orang terhadap pekerjaan
mereka. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada masing-masing individu.
tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan begitu pula
sebaliknya.
- Gaji.
- Promosi.
- Rekan kerja.
- Atasan.
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
diambil kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah semua pegawai tetap RSU
Madina Bukittinggi.
3.4.2 Sampel
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan
dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan jumlah populasi yang dijelaskan pada tabel 3.1 diatas, jumlah populasi
nya adalah 300. Sehingga 10% dari 300 adalah 30. Oleh karna itu sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Teknik sampling yang digunakan pada
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Item No Item Skala
1 Kinerja a. Kualitas kerja 3 1,2,3
Pegawai (Y) b. Tanggung jawab 5 4,5,6,7,8 likert
c. Kerja sama 3 9,10,11
Menurut (Yuniar. 2019) Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari hasil wawancara lansung. Data primer dalam
penelitian.
melalui observasi dan studi kerperpusatakan untuk memperoleh landasan teori yaitu
dengan membaca berbagai literatur atau buku-buku yang ada kaitannya dengan tema
penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah profil rumah
pertanyaan dan kombinasi dari semua di atas. Observasi dalam penelitian ini yaitu
Yaitu diperoleh melalui studi pustaka yang dilakukan dengan cara membaca
berupa teori-teori yang mendukung penelitian yang berasal dari buku-buku literatur
yang relevan.
3.6.2.3 Kuesioner
Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk
survei.
Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu
responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau
pilihannya. Pertanyaan-pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan
responden terhadap sistem infornasu SDM pengalaman kerja, dan penempatan kerja.
menggunakan skala likert. Menurut (Iskandar dalam Pranoto, 2021) skala ini
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Dalam skala likert variabel
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
Perusahaan./ Instansi
3.7 Metode Analisis data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.
Menurut (Sugiyono, dalam Triguna 2022), kegiatan dalam analisis data adalah
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
langkah kongkrit selanjutnya setelah data dari lapangan terkumpul, serta bertujuan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang
dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik
empiris atas data yang terkumpul dalam penelitian (dalam Suripto, 2019).
gambaran mengenai derajat persepsi responden atas variabel yang akan diteliti dapat
dikembangkan dengan angka indeks. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang
Keterangan :
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sujarweni Wiratna, 2017). Secara
spesifik fenomena tersebut adalah variabel penelitian. Variabel dalam ilmu alam lebih
mudah jika diuji dengan uji validitas dan reliabilitas dibandingkan dengan variabel
dalam ilmu sosial, karena gejala sosial itu cepat berubah dan sulit dicari
kesamaannya. Oleh karena itu, peneliti di bidang sosial instrumen penelitian yang
Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat apakah suatu alat
ukur tersebut valid (sahih) atau tidak valid . Alat ukur yang dimaksud disini
sesuatu yang diukur oleh kuesioner. Dalam uji pengukuran validitas terdapat dua
dengan total item. Kedua, mengkorelasikan antar masing - masing skor indikator
dengan r table untuk degree of freedom (df) = n – 2 dalam hal ini n adalah jumlah
sampel. Sedangkan untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau
1. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
2. Jika r hitung < r table dan bernilai negatif, maka variabel tersebut tidak
valid.
Selanjtnya uji validitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan KMO and
Bartlett”s test of Sphericity yaitu, untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai
indikator pengukur konstruk, maka memiliki nilai loading factor yang tinggi atau
>0,50.
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.
Sehingga uji reliabilitas dapat digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Alat ukur
pengukuran berkali-kali.
Biasanya sebelum dilakukan uji reliabilitas data, dilakukan uji validitas data.
Hal ini dikarenakan data yang akan diukur harus valid, dan baru dilanjutkan dengan
uji reliabilitas data. Namun, apabila data yang diukur tidak valid, maka tidak perlu
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat
2. One Shot atau pengukuran sekali saja, disini pengukuran hanya sekali dan
Alpha >0,70.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan melihat analisis grafik
normal probability plot dan uji statistic. Menurut (Ndruru, Situmorang, &
Tarigan dalam Padillah, 2019) syarat untuk mendapatkan model regresi yang
baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal. Jika data tidak
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafit atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
a. Analisis Grafik
dengan melihat histogram akan hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
normalitas.
2. Jika data menebar jauh dari sekitar daerah diagonal dan atau tidak
normalitas.
b. Analisis Statistik
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan uji statistik yaitu dengan menggunakan uji statistik
hipotesis:
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinearitas
akan menyebabkan koefisien regresi bernilai kecil dan standar error regresi bernilai
besar sehingga pengujian variabel bebas secara individu akan menjadi tidak
signifikan. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas pada model regresi adalah
sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.09), maka
variabel independen.
3. Multikoliniearitas juga dapat dideteksi dari nilai toleran dan lawannya serta
variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umumnya dipakai untuk
terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel (ZPRED) dengan
nilai residualnya SREID. Model regresi yang baik jika variance dari residual satu ke
dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen. Formula untuk
Model I
KP = α + β1LOC + β 2PK + e
Model II
Dimana:
KK = Kinerja Pegawai
PP = Pengembangan karir
KK = Kepuasan kerja
e = Error
bebas.
mengukur besarnya variabel bebas (Sistem informasi SDM, Pengalaman kerja dan
Pegawai. Berikut adalah hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0 : β1 = β2 = β3 = 0
2. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0
ditolak.
diterima.
menyatakan bi=0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai
terikat.
tabel, hipotesis alternatif diterima. Dengan kata lain bahwa suatu variabel
model dalam suatu penelitian dapat menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,
2016). Nilai untuk R2 adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang
variable dependen amat terbatas dan nilai koefisien determinasi yang mendekati
yang diolah. Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan subyek penelitian
random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang
sama kepada setiap anggota untuk terambil menjadi sampel. Sehingga setiap
Tabel 4.1
Hasil Sebaran Kuesioner
Karakteristik Kuesioner Kuesioner Kuesioner Persentase
disebar hilang kembali
Madina dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows
Tabel 4.2
Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Jumlah
Jenis Kelamin
Responden Persentase (%)
1. Pria 9 30%
2. Wanita 21 70%
Jumlah 30 100%
Gamber 4.1
Jenis Kelamin
30%
Pria
Wanita
70%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang
berjenis kelamin proa berjumlah 9 orang yaitu 30%, dan responden yang berjenis
kelamin wanita berjumalh 21 orang yaitu 70%. Hal ini menunjukan mayoritas
diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows versi 25.0 maka
karakteristik berdasarkan umur dari 30 responden dapat dilihat pada tabel 4.3
dibawah ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Berdasarkan Umur
NO Jumlah
Umur
Responden Persentase (%)
Jumlah 30 100%
Gambar 4.2
Grafik Umur
27%
33%
20-30
31-40
>40
40%
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang
berumur 26-40 tahun berjunlah 12 orang yaitu 40%, dan responden yang
berumur > 40 tahun berjumlah 8 orang yaitu 26,7%. Hal ini menunjukan
40 tahun.
Bukittinggi dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows
Tabel 4.4
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
NO Jumlah
Pendidikan Terakhir
Responden Persentase (%)
1. SMA 5 16,7
2. D3 15 50
3. S1 6 20
4. Magister 4 13,3
Jumlah 30 100%
Gambar 4.3
Grafik Pendidikan Terakhir
13% 17%
SMA
D3
20%
S1
Magister
50%
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden
orang yaitu 20% dan magister berjumlah 4 orang yaitu 13%. Hal ini
Bukittinggi dan diteruskan dengan mengolah data dengan SPSS for windows
versi 25.0 maka karakteristik berdasarkan lama bekerja dari 30 responden dapat
Tabel 4.5
Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja
NO Jumlah
Lama Bekerja
Responden Persentase (%)
Jumlah 30 100%
Sumber : Data Primer (diolah)
Gambar 4.4
Grafik Lama Bekerja
10%
27% < 1 th
2-5 th
30% 6-10 th
>15 th
33%
lama bekerja <1 Tahun sebanyak 8 orang yaitu 27%, dan responden lama
bekerja 2-5 tahun sebanyak 10 orang yaitu 33%, dan responden lama bekerja
6-10 tahun sebanyak 9 orang yaitu 30% dan yang bekerja >10 tahun
data yang dilihat dari nilai rata - rata (mean), maksimum, minimum, dan
standar deviasi (dalam Jamilah, 2022). Hasil statistik deskriptif terhadap
Tabel 4.6
Analisis Statistik Deskriptif
2) Variabel sistem informasi SDM memiliki nilai terendah sebesar 32 dan nilai
5) Variabel kepuasan kerja memiliki nilai terendah sebesar 61 dan nilai tertinggi
kerja dan penempatan kerja sebagai variabel bebas, sedamgkan variabel kinerja
Pegawai sebagai variabel terikat dan kepuasan kerja sebaga variabel intervening.
berikut:
Tabel 4.7
Distrubusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen
Pernyataan Variabel Kinerja Pegawai
No. Pertanyaan SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
Kualitas Kerja
1. Saya datang ke kantor dengan tepat 16 14
waktu. 53,3% 46,7%
2. Saya mampu berinovasi dalam 17 13
menyelesaikan pekerjaan. 56,7% 43,3%
3. Saya mampu bekerja dengan cepat dan 16 14
cekatan. 53,3% 46,7%
Tanggung Jawab
4. Saya mampu bekerja 13 17
mencapai/melebihi target. 43,4% 56,7%
Saya mampu menyelesaikan pekerjaaan 15 15
5. yang diberikan. 50% 50%
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan 19 11
6. dengan ketelitian yang tinggi. 63,3% 36,7%
Saya mempu menyelesaikan suatu 19 11
7. pekerjaan dengan rapi. 63,3% 36,7%
Saya mempu meminimalkan kesalahan 18 12
8. dalam menyelesaikan pekerjaan. 60% 40%
Kerja Sama
9. Saya mudah bekerjasama dengan 21 9
teman-teman pada bagian atau divisi 70% 30%
yang sama.
pernyataan. Instrumen pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen
Pernyataan Variabel Sistem Informasi SDM (X1)
Dalam penelitian ini, variabel pengalaman kerja sebagai variabel bebas (X)
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen
Pernyataan Variabel Pengalaman Kerja (X2)
Dalam penelitian ini, variabel penempatan kerja sebagai variabel bebas (X)
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Penempatan Kerja (X3)
No. Pertanyaan SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
Dimensi Pengetahuan
1. Saya dapat menyelsaikan pekerjaan 16 14
dengan baik sesuai dengan 53,3% 46,7%
kemampuan yang saya miliki
2. Saya dapat menyelsaikan pekerjaan 16 14
dengan baik sesuai dengan 53,3% 46,7%
kemampuan yang saya miliki
Dimensi Pengalaman
3. Saya ditempatkan sesuai dengan 11 19
pengetahuan yang saya miliki 36,7% 63,3%
pernyataan. Instrumen pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Instrumen Pernyataan
Variabel Kepuasan Kerja (Z)
No. Pertanyaan SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
Gaji
1. Saya merasa perusahaan sudah 17 13
memberikan gaji Pegawai sesuai 56,7% 43,3%
dengan standart yang berlaku.
2. Saya merasa perusahaan sudah 17 13
memberikan gaji yang dapat 56,7% 43,3%
mencukupi kebutuhan hidup
keluarga
3. Saya menerima gaji yang cukup 18 12
dan sesuai, berdasarkan tanggung 60% 40%
jawab pekerjaan yang diberikan
pada saya
4. Saya menerima gaji sesuai dengan 18 12
harapan saya dan sesuai dengan 60% 40%
kompetensi yang dimiliki
Promosi
5. Saya senang dengan dasar yang 18 12
digunakan untuk promosi (kenaikan 60% 40%
jabatan) dalam perusahaan
6. Saya senang dengan promosi 16 14
(kenaikan jabatan) sering terjadi di 53,3% 46,7%
Perusahaan
7. Saya senang dengan penilaian 24 6
untuk promosi berdasarkan prestasi 80% 20%
dan hasil kerja Pegawai
Rekan Kerja
8. Saya senang bekerja dengan rekan 18 12
kerja yang memberikan dukungan 60% 40%
yang cukup kepada saya
9. Saya senang bekerja dengan rekan 18 12
kerja yang saling membantu 60% 40%
menyelesaikan pekerjaan
10. Saya senang bekerja dengan rekan 24 6
kerja yang bertanggung jawab atas 80% 20%
pekerjaannya
Atasan
11. Saya senang dengan atasan yang 24 6
dapat memberikan dukungan 80% 20%
kepada Pegawai bawahannya
12. Saya senang dengan atasan yang 19 11
memperlakukan Pegawai 63,3% 36,7%
bawahannya dengan baik
13. Saya senang dengan atasan yang 16 14
dapat memotivasi Pegawai 53,3% 46,7%
bawahannya dengan baik
Pekerjaan itu Sendiri
14. Saya senang dengan pekerjaan 16 14
yang menarik dan menantang 53,3% 46,7%
15. Saya senang dengan pekerjaan 18 12
saya sendiri karena sesuai dengan 60% 40%
harapan saya sendiri
16. Saya senang karena mendapatkan 16 14
pengalaman baru dari pekerjaan 53,3% 46,7%
saya saat ini
Total 297 183
Sumber :Data Primer (diolah)
kuesioner yang digunakan dalam mengumpulkkan data uji validitas ini dilakukan
mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian menggunakan dua sisi
dengan tingkat signifikan 0,05 untuk menafsirkan hasil uji validitas, karena yang
digunakan adalah:
1) Jika nilai rhitung besar dari nilai rtabel, maka instrument atau item-item
2) Jika nilai rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen atau item-item
Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem SPSS 25.0 maka
Dari hasil pengolahan data pada variabel Kinerja Pegawai, maka diperoleh hasil
Tabel 4.12
Hasil Uji Kevaliditasan Variabel Kinerja Pegawai (Y)
n= 30 Df= 30-2=28
Dari tabel 4.12 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari variabel Komitmen
Organisasi memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p) =
5% (0,05), Df = n-2, sehingga 30-2 = 28 yang menunjukan angka 0,361, sesuai dengan
kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut maka
Dari hasil pengolahan data pada variabel Gaya Kepemimpinan, maka diperoleh hasil
Tabel 4.13
n= 30 Df= 30-2=28
Dari tabel 4.13 diatas terlihat bahwa 7 dari 8 butir pernyataan dari variabel Sistem
Informasi SDM memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi (p)
= 5% (0,05), Df = n-2, sehingga 30-2 = 28 yang menunjukan angka 0,361, sesuai dengan
kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut maka semua
Dari hasil pengolahan data pada variabel Gaya Kepemimpinan, maka diperoleh hasil
Tabel 4.14
Dari tabel 4.14 diatas terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dari variabel
pengalaman kerja memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai rtabel, pada taraf signifikansi
(p) = 5% (0,05), Df = n-2, sehingga 30-2 = 28 yang menunjukan angka 0,361, sesuai
dengan kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut
Dari hasil pengolahan data pada variabel Gaya Kepemimpinan, maka diperoleh hasil
Tabel 4.15
n= 30 Df= 30-2=28
Dari tabel 4.15 diatas terlihat bahwa semua butir pernyataan dari variabel Penempatan
Kerja memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, pada taraf signifikansi (p) = 5%
(0,05), Df = n-2, sehingga 30-2 = 28 yang menunjukan angka 0,361, sesuai dengan
kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut maka semua
Dari hasil pengolahan data pada variabel Gaya Kepemimpinan, maka diperoleh hasil
Tabel 4.16
n= 30 Df= 30-2=28
Kerja memiliki nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, pada taraf signifikansi (p) = 5%
(0,05), Df = n-2, sehingga 30-2 = 28 yang menunjukan angka 0,361, sesuai dengan
kriteria pengujian mengenai valid atau tidaknya. Dari perbandingan tersebut maka
instrumen pada variabel Kinerja Pegawai (Y), Sistem Informasi SDM (X1),
Pengalaman Kerja (X2), Penempatan Kerja (X3), dan Kepuasan Kerja (Z) valid,
Tabel 4.17
Variabel Kinerja Pegawai , Sistem Informasi SDM, Pengalaman Kerja,
Penempatan Kerja dan Kepuasan Kerja
Variabel N=70 Rule of Keputusan
Jumlah Item Cronbach Thump
Pernyataan alpha
Kinerja 11 0,744 0,6 Reliabel
Pegawai (Y)
0,6 Reliabel
Sistem 8 0,635
Informasi SDM
(X1)
0,6 Reliabel
Pengalaman 8 0,628
Kerja (X2)
0,6 Reliabel
Penempatan 8 0,754
Kerja (X3)
0,6 Reliabel
Kepuasan 16 0,809
Kerja (Z)
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari tabel 4.17 diatas terlihat bahwa seluruh instrumen berdasarkan analisis
reliabilitas atas variabel lain menunjukan bahwa nilai cronbanch’s alpha untuk
semua variabel diatas 0,6. Oleh karna itu seluruh variabel bisa dinyatakan reliabel
(handal)
dianalisis memenuhi kriteria distribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan uji
Positive .070
Negative -.069
Test Statistic .070
dari 0,05 yaitu 0,200 untuk variabel Sistem informasi SDM, Pengalaman Kerja,
Penempatan Kerja dan Kepuasan Kerja. Dengan demikian data dapat dinyatakan
regresi berganda.
Tabel 4.19
Uji Normalitas Persamaan II
dari 0,05 yaitu 0,100 untuk variabel Kinerja Pegawai, Sistem informasi SDM,
Pengalaman Kerja, Penempatan Kerja, Kepuasan Kerja. Dengan demikian data
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Persamaan I
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah
multikolinearitas
Tabel 4.21
Uji Multikolinearitas Persamaan II
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 56.315 19.006 2.963 .007
sistem informasi SDM .177 .276 .134 .640 .528 .852 1.173
Pengalaman Kerja -.161 .260 -.129 -.619 .542 .857 1.167
Penempatan Kerja -.177 .210 -.176 -.843 .407 .863 1.159
Kepuasan kerja .010 .171 .012 .058 .954 .800 1.250
a. Dependent Variable: kinerja Pegawai
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah
multikolinearitas
yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai
Gambar 4.6
Uji Heteroskedastisitas Persamaan I
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal
tersebut dapat dilihat plot yang terpancar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak
heteroskedasitas.
Gambar 4.7
Uji Heteroskedastisitas Persamaan II
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Hal
tersebut dapat dilihat plot yang terpancar diatas dan dibawah angka 0 dan tidak
heteroskedasitas.
dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya. Analisis jalur dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut: Z = b1X1+b2X2+e
Z = b1X1+b2X2+e
Tabel 4.22
Analisis Regresi Linier Berganda Sistem Informasi SDM,
Pengalaman Kerja, Penempatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
(Persamaan I)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 3.643 2.715 2.417 .013
sistem informasi SDM .404 .307 .242 2.316 .007
Pengalaman Kerja .395 .289 .251 2.369 .020
Penempatan Kerja .177 .239 .139 3.742 .001
a. Dependent Variable: Kepuasan kerja
Berdasarkan tabel 4.22 diatas maka dapat dilihat persamaan regresinya yaitu:
Z= 242X1+251X2+139X3+e
1. Koefisien regresi positif sebesar 0,242 artinya apabila Sistem informasi SDM
ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi sistem informasi SDM dan
ditingkatkan sebesar satu satuan, dengan asumsi sistem informasi SDM dan
Y = b3X1+b4X2+b5Z+e
Tabel 4.23
Analisis Regresi Linier Berganda Sistem Informasi SDM,
Pengalaman Kerja, Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Persamaan II)
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.315 1.006 .163 .577
sistem informasi SDM .177 .076 .134 2.640 .028
Pengalaman Kerja .161 .060 .129 2.619 .042
Penempatan Kerja .177 .110 .176 2.843 .007
Kepuasan kerja .310 .171 .212 3.058 .004
a. Dependent Variable: kinerja Pegawai
yaitu:
1. Koefisien regresi positif sebesar 0,134 artinya apabila Sistem Informasi SDM
signifikan dengan alpha 0,05. Dari hasil pengujian ini bila probabilitas signifikan
lebih kecil dari pada alpha 0,05 maka diperoleh H o ditolak dan Ha diterima, berarti
ada hubungan dan bila probabilitas signifikan lebih besar dari pada alpha 0,05
maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan. Derajat kebebasan
variabel independent) sehingga hasil yang diperoleh untuk t-tabel sebesar 2,051.
Tabel 4.24
Hasil Uji T Sistem Informasi SDM, Pengalaman Kerja dan Penempatan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Tahap I)
Coefficientsa
Model T Sig.
Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 2,316 dan t-tabel 2,051 dimana t-
hitung lebih besar dari t-tabel (2,316 > 2,051) atau tingkat signifikan sama dengan
Dari tabel 4.25 diatas terlihat t-hitung 2,369 dan t-tabel 2,051 dimana t- hitung
lebih besar dari t-tabel (2,369 > 2,051) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
lebih besar dari t-tabel (3,742 > 2,051) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
Tabel 4.26
Hasil Uji T Sistem Informasi SDM, Pengalaman Kerja, dan Penempatan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan Kerja Sebagai
Variabel Intervening
Coefficientsa
Model T Sig.
Dari tabel 4.26 diatas terlihat t-hitung 2,640 dan t-tabel 2,051 dimana t- hitung
lebih besar dari t-tabel (2,306 > 1,669) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
Dari tabel 4.26 diatas terlihat t-hitung 2,619 dan t-tabel 2,051 dimana t- hitung
lebih besar dari t-tabel (2,306 > 1,669) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
Dari tabel 4.26 diatas terlihat t-hitung 2,843 dan t-tabel 2,051 dimana t- hitung
lebih besar dari t-tabel (2,306 > 1,669) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
Dari tabel 4.26 diatas terlihat t-hitung 3,058 dan t-tabel 2,051 dimana t- hitung
lebih besar dari t-tabel (2,306 > 1,669) atau tingkat signifikan sama dengan alpha
4.5.4.2 Uji F
bebas.
mengukur besarnya variabel bebas (Sistem informasi SDM, Pengalaman kerja dan
Pegawai. Berikut adalah hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
3. H0 : β1 = β2 = β3 = 0
Tabel 4.27
UJI F Sistem Informasi SDM, Pengalaman Kerja dan Penempatan kerja
Terhadap Kepuasan Kerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14.759 3 4.920 2,569 .004
Residual 224.741 26 8.644
Total 239.500 29
a. Dependent Variable: kinerja Pegawai
b. Predictors: (Constant), Penempatan Kerja, Pengalaman Kerja, sistem informasi SDM
Dari tabel 4.27 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari sistem Informasi
SDM (X1), Pengalaman kerja (X2) dan penempatan kerja (X3) terhadap kinerja
Pegawai (Y) adalah sebesar 0,005 < 0,5 dan f hitung 2,569 > f tabel 3,335. Hal
Sistem Informasi SDM (X1), Pengalaman Kerja (X2), Penempatan Kerja (X3)
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Analisis koefisien
determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.28
Hasil Pengujian Determinasi Persamaan I
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .947a .630 .678 3.442
a. Predictors: (Constant), Penempatan Kerja, Pengalaman Kerja, sistem
informasi SDM
b. Dependent Variable: Kepuasan kerja
Sumber: Hasil Pengolahan data Primer, SPSS for widows ver 25.0
Berdasarkan tabel 4.28 diatas diperoleh angka Adjusted R Square sebesar
0,678 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Sistem Informasi SDM,
Pengalaman Kerja dan Penempatan kerja. terhadap Kepuasan sebesar 0,678 atau
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .948 a
.700 .708 2.998
a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, Penempatan Kerja,
Pengalaman Kerja, sistem informasi SDM
b. Dependent Variable: kinerja Pegawai
0,708 hal ini menunjukan bahwa sumbangan variabel Sistem Informasi SDM,
Pengalaman Kerja dan Penempatan kerja., Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai
sebesar 0,708 atau 70,8% sedangkan sisanya sebesar 29,2% di pengaruhi oleh
variabel lain.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Madina Bukittinggi.
9. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman kerja dengan
Bukittinggi.
10. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penempatan kerja dengan
Bukittinggi.
5.2 Saran
Kinerja Pegawai RSU Madina akan meningkat apabila pihak RSU Madina
dapat meningkatkan:
terhadap pekerjaan.
dan Penempatan kerja melalui Kepuasan kerja 70,8%, sedangkan sisanya 29,2%
dipengaruhi varibel lain diluar penelitian ini, maka disarankan pada peneliti
variabel bebas diluar variabel ini atau mengujinya dengan menggunakan variabel