Anda di halaman 1dari 77

Pengaruh Kompensasi langsung, Work Engagement, Dan Kepuasan Gaji

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Marta Putra Indonesia

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Manajemen

Disusun Oleh
ALDINO SURYA YUDA PRATAMA
18022000250

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERDEKA
MALANG
2022
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia merupakan sebuahaset terpenting

dalam suatu organisasi. Manajemen sumber daya manusia sendiri berfungsi

untuk mengelola individu-individu manusia menjadi pekerja atau karyawan

yang berkualitas serta mendapatkan kepuasan dari hasil yang dikerjakan

susuai dengan bidang keahliannya.Sumber daya manusia secara tidak

langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dalam sebuah

organisasi. Hal tersebut yang membuat perusahaan sadar akan nilai

investasi karyawan sebagai suatu aset dalam mencapai tujuan organisasi

maupun perusahaan.

Bagi sebuah perusahaan untuk mencapai target dan tujuan yang telah

ditetapkan tentunya tidak jauh dari kinerja yang diberikan oleh karyawan

untuk peusahaan. Kinerja karyawan merupkan sebuah hasil secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Kinerja

adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan (Damanik, 2021). Kinerja

karyawan merupakan hal yang sangat berpengaruh besar pada hasil atau

pencapaian yang akan didapatkan oleh perusahaan. Kinerja karyawan juga

menentukan dalam keefektifan dan keefisienan kerja karyawan.

Dengan adanya kinerja, sumber daya manusia dapat dilihat sebagai

individu yang memiliki sebuah keuinikannya masing-masing dan perlu

dikembangkan. Manusia diibaratkan sebagai aset yang sangat berharga,

dengan adanya kecenderungan tersebut peranan sumber daya manusia

akan semakin dihargai terutama dalam hal kinerja manusia. (Asniwati, 2022),
mengemukakan bahwa sumber daya manusia yang dihargai akan bekerja

dengan sepenuh hati untuk memberikan hasil yang terbaik bagi organisasi.

Terbentuknya kinerja karyawan yang baik dan produktif tentunya akan

memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan bagi karyawan dan

perusahaan. Kinerja yang diberikan oleh karyawan dengan hasil yang baik

dan memuaskan untuk perusahaan tentunya tidak terbentuk secara

langsung dan terjadi begitu saja melainkan ada hal atau faktor-faktor lain

yang mempengaruhi dan menunjang hal tersebut. Faktor-faktor tersebut

adalah kompensasi langsung, work engagement (keterlibatan kerja), dan

kepuasan gaji. Hal tersebutlah yang perlu diperhatikan oleh perusahaan

guna menghasilkan output yang maksimal bagi kinerja karyawan.

PT. Marta Putra Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang

developer bangungan seperti halnya pembelian, penjualan, persewaan dan

pengoperasian real estate baik yang dimiliki sendiri maupun disewakan,

seperti bangunan apartemen, bangunan hunian dan bangunan non hunian

(seperti fasilitas penyimpanan atau gudang, mall, pusat perbelanjaan dan

lainnya) serta penyediaan rumah dan flat atau apartemen dengan atau tanpa

perabotan untuk digunakan secara permanen, baik dalam bulanan atau

tahunan.

Perusahaan ini juga menaungi kegiatan penjualan tanah, pengembangan

gedung untuk dioperasikan sendiri (untuk penyewaan ruang-ruang di gedung

tersebut), pembagian real estat menjadi tanah kapling tanpa pengembangan

lahan dan pengoperasian kawasan hunian untuk rumah yang bisa dipindah-

pindah.
Dalam hal ini PT. Marta Putra Indonesia tentunya harus memiliki

karyawan yang berkompeten dalam bidang tersebut guna mendapatkan

hasil yang maksimal dan memuaskan bagi karyawannya. Karena

perusahaan yang bergerak di bidang developer terutama fokus pada

bangunan hasilnya tidak bisa dinilai pada saat itu saja, melainkan hasil

jangka panjang juga perlu dipertimbangkan dan bisa dipertanggung

jawabkan. Maka dari itu PT. Marta Putra Indonesia perlu memperhatikan

mengenai kinerja karyawannya guna mendapatkan hasil dan kualitas kerja

yang memuaskan bagi perusahaan dan karyawan.

Perusahaan PT. Marta Putra Indonesia harus memperhatikan kinerja

karyawannya dikarenakan hal tersebut berpengaruh pada reputasi

perusahaan. Dalam hal tersebut adapun hal yang perlu diperhatikan lagi

mengenai faktor pendukung yang dapat mempengaruhi kinerja para

karyawannya yaitu, kompensasi secara langsung, work engagement, dan

kepuasan gaji. Faktor-faktor tersebut lah yang menjadi pendukung dalam

kinerja karyawan. Apabila faktor tersebut tidak diperhatikan, misalnya

kompensasi langsung, work engagement, dan kepuasan gaji yang diberikan

oleh perusahaan tidak sesuai pada karyawan maka dapat menyembabkan

penurunan bahkan tidak maksimalnya kinerja karyawan pada PT. Marta

Putra Indonesia.

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai

balas jasa untuk kerja mereka yang seimbang dengan penghargaan

karyawan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa puas atas prestasi yang

telah dicapai dan selaras dengan tujuan strategis usaha perusahaan

(Nurcahyo, 2015). Kompensasi sangat penting bagi karyawan karena


seberapa besar nilai kompensasi yang didapat merupakansebuah cerminan

atau ukuran nilai kerja karyawan.

Seseorang akan bekerja dengan performa yang maksimal agar mendapat

sebuah kompensasi yang sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pemberian

kompensasi biasanya dapat diberikan dengan bermacam-macam bentuk,

baik berbentuk secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi

langsung berbentuk seperti gaji dan insentif, sedangkan kompensasi tidak

langsung berupa asuransi, cuti, dan tunjangan. Kompensasi tersebut harus

dipenuhi dan diberikan sebagai haknya karyawan, apabila kompenasasi

tidak dipenuhi atau yang didapat tidak sesuai dengan semestinya maka akan

dapat berdampak negatif bagi karyawan dan dapat mempangaruhi kinerja

karyawan.

Work engagement (keterlibatan kerja) yaitu mengikutsertakan semua

karyawan tanpa adanya perbedaan level dalam proses pembuatan

keputusan dan juga dalam hal pemecahan masalah di dalam organisasi.

Keterlibatan kerja juga merupakan sebuah kecocokan secara positif antara

karyawan dengan pekerjaannya (Herwanti, 2021). Work engagement sangat

berpengaruh penting bagi karyawan untuk menjaga kecocokan antar

karyawan yang ada pada perusahaan.

Karyawan yang memiliki work engagement dapat dilihat dari performa

pekerjaan yang dikerjakan. Karyawan mampu fokus pada tujuan perusahaan

dan mencoba untuk meraih konsistensi akan susksesnya perusahaan.

Karyawan sacara aktif akan mencari jalan untuk lebih mengembangkan

kemampuannya serta pantang menyerah meski dihadapkan dengan

keadaan yang sangat sulit. Apabila karyawan memiliki work engagement


yang rendah maka dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan seperti,

kurangnya ketertarikan karyawan dalam bekerja, lamban dalam melakukan

pekerjaan, bekerja secara asal-asalan, dan sering terlambat masuk kerja

bahkan tidak masuk kerja. Hal tersebutlah yang sangat mempengaruhi

kinerja karyawan.

Kepuasan gaji, kepuasan didefinisikan sebagai sebuah konsekuensi atau

akibat atas pengalaman satu pihak terhadap kemampuan pihak lain untuk

memenuhi norma-norma atau aturan-aturan dengan harapan-harapannya

(Mushlihin, 2016). Gaji adalah pendapatan yang dihasilkan oleh

peseorangan atau badan sehubungan dengan kegiatan usaaha atau

pekerjaan (Keuangan, 2022). Kepuasan gaji sangat penting bagi karyawan

untuk mendapatkan rasa bahagia serta pendapatan yang sepadan atas apa

yang sudah dikerjakan.

Kepuasan gaji akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan pada

perusahaan. Selanjutnya loyalitas karyawan akan mengarah kepada

peningkatan kinerja karyawan. Kinerja karyawan karyawan mendorong

terciptanya nilai kerja yang berkualitas kemudian mengarah pada hasil yang

maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan. Sebaliknya apabila

penghasilan yang didapatkan tidak sesuai akan mempengaruhi kepuasan

pada karyawan yang akan berdampak pada menurunnya kinerja karyawan.

Dilihat dari fenomena di atas kinerja karyawan menjadi salah satu hal

yang perlu diperhatikan secara khusus guna mempertahankan reputasi dan

perkembangan perusahaan agar lebih berkualitas dan tambah berkembang

sesuai dengan tujuan perusahaan.


Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Asniwati, 2022), menyatakan

bahwa varibel kompensasi dan kompetensi terhadap kinerja karyawan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. (Kembau et al., 201),

menyatakan bahwa work engagement (keterlibatan kerja) dan kinerja

karyawan berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja dan

kinerja. (Madiono, 2019), menyatakan bahwa variabel kepuasan pada gaji

dan loyalitas karyawan berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja

karyawan. (Kuswara, 2020), menyatakan bahwa variabel motivasi dan

pelatihan kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, penulis tertarik

untuk mengambil judul skripsi “Pengaruh Kompensasi Secara Langsung,

Work Engagement, Dan Kepuasan Gaji Terhadap Kinerja Karyawan

Pada PT. Marta Putra Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas, maka peneliti

dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kompensasi langsung, work engagement, dan kepuasan gaji

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada

PT. Marta Putra Indonesia.

2. Apakah kompensasi langsung berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

3. Apakah work engagement berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

4. Apakah kepuasan gaji berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.


1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan umum yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Untuk menganalisis apakah kompensasi langsung, work engagement,

dan kepuasan gaji secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

2. Untuk menganalisis apakah kompensasi langsung berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

3. Untuk menganalisis apakah work engagement berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

4. Untuk menganalisis apakah kepuasan gaji berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

2.1 Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sumbangsih kepada PT. Marta Putra Indonesiaserta Ilmu Manajemen dan

Bisnis yang bermanfaat.

1. Manfaat Oprasional

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan

wawasan mengenai kompensasi secara langsung, work engagement, dan

kepuasan gaji terhadap kinerja karyawan. Semoga dengan adanya

penelitian ini di waktu yang akan datang dapat mengembangkan inovasi-

inovasi baru ke dalam aspek gaya mengenai kompensasi secara

langsung, work engagement, dan kepuasan penghasilamdi PT. Marta

Putra Indonesia.
2. Manfaat Akademik

Secara akademis penelitian ini dapat meberikan informasi mengenai

kinerja karyawankaryawan di PT. Marta Putra Indonesia. Memberikan

informasi kepada pembaca mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat

meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya analisa yang dilakukan

juga dapat membantu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

kompensasi secara langsung, work engagement, dan kepuasan

penghasilamterhadap kinerja karyawan.


BAB II

LANDASAN TEORI

1) Landasan Teori

2.1.1 Kompensasi

A. Pengerian Kompensasi

Menurut (Sri Mulyati, 2018), Kompensasi adalah semua pendapatan

yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Pembentukan sistem kompensasi yang efektif merupakan bagian penting

dari manajemen sumber daya manusia karena dapat membantu

meningkatkan kinerja dan menarik minat pekerja-pekerja yang memiliki

potensi tinggi.

Menurut (Kenelak et al., 2016), kompensasi disebut juga dengan

penghargaan atau ganjaran dan dapat didenfinisikan sebagai setiap bentuk

penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas

kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Sedangkan menurut

(Rosanto, 2019), Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan atas

jasa yang mereka sumbangkan pada pekerjaannya. Mereka

menyumbangkan apa yang menurut mereka berharga, baik tenaga

maupun pengetahuan yang dimiliki.

Kompensasi merupakan faktor yang penting bagi pekerja, karena

besarannya kompensasi yang didapat oleh suatu individu merupakan

cerminan dari ukuran kinerja atau konstribusi yang diberikan karyawan

pada perusahaan. Sebuah perusahaan dalam menentukan gaji atau nilai

imbalan tidak melihat dari jenis kelamin namum berdasarkan kualifikasi.


B. Jenis – Jenis Kompensasi

Pada dasarnya di dalam kompensasi terdapat dua macam jenis

kompensasi, yaitu kompensasi secara langsung dan kompensasi secara

tidak langsung. Menurut (Herlina, 2018), jenis kompensasi secara langsung

dan tidak langsung adalah sebagai berikut:

1) Kompensasi Secara Langsung

Kompensasi secara langsung merupakan kompensasi yang

diterima oleh karyawan yang mempunyai hubungan langsung

dengan pekerjaan yaitu, dalam bentuk gaji, upah, dan upah insentif:

2) Kompensasi Secara Tidak Langsung

Merupakan kompensasi yang diterima oleh karyawan yang tidak

mempunyai hubungan secara langsung dengan pekerjaanya antara

lain, asuransi kesehatan, uang pensiun, pakaian dinas, kafetaria,

mushola, olahraga, darmawisata. Kompensasi tidak langsung bisa

berupa benefit servis dari perusahaan yang diberikan berdasarkan

kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan mereka.

C. Kompensasi langsung

Menurut (Saleh, 2018), kompensasi secara langsung merupakan

kompensasi yang diterima oleh karyawan berupa upah, gaji, dan insentif.

1) Kompensasi Secara Langsung

a. Upah, harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan seseorang

kepada orang lain.

b. Gaji, balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai

sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang


pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan

organisasi.

c. Bonus atau THR, pembayaran satu kali yang tidak menjadi

bagian dari gaji pokok karyawan.

d. Insentif, imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan

karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

D. Faktor – Faktor Kompensasi

Menurut (Suryani, 2015), faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi

antara lain sebgai berikut:

1) Penawaran dan Permintaan Kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan

pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaiknya

jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan,maka

kompensasi relatif semakin besar.

2) Kemampuan dan Kesediaan Instansi

Apabila kemampuan dan kesediaan instansi untuk membayar

semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

3) Serikat Buruh / Organisasi Instansi

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat

kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat

dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.

4) Produktivitas Kerja Pegawai

Jika produktivitas kerja pegawai baikdan banyak maka kompensasi

akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk

serta sedikit maka kompensasinya kecil.


5) Pemerintah dengan Undang-Undang Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan

besarnya batas upah / jasa minimum. Peraturan pemerintah ini

sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang

menetapkan besarnya balas jasa bagi pegawai.

6) Biaya Hidup atau Cost Living

Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat

kompensasi/upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya

hidup di daerah itu rendah maka tingkat upah/kompensasi relatif

kecil.

7) Posisi Jabatan Pegawai

Pegawai yang menduduki jabatan yang lebih tinggi akan menerima

gaji/kompensasi lebih besar.Sebaliknya pegawai yang menduduki

jabatan yang lebih rendah akan mempeoleh gaji/kompensasi yang

kecil.

8) Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman lebih lama maka

gaji/balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta

ketrampilannya lebih baik. Sebaliknya, pegawai yang berpendidkan

rendah dan pengalaman kerjanya kurang maka tingkat

gaji/kompensasinya kecil.

9) Kondisi Perekonomian Nasional

Apabila kondisi perekonomian sedang maju (boom) maka tingkat

upah/kompensasi akan semakin besar,karena akan mendekati

kondisi full employment..Sebaliknya jika kondisi perekonomian


kurang maju (depresi) maka tingkat upah rendah.karena banyak

terdapat penganggur (disqueshedun employment).

10) Jenis dan Sifat Pekerjaan

Kalau jenis dan sifat yang pekerjaan yang sulit dan mempunyai

resiko (financial, keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas

jasanya semakin besarkarena membutuhkan kecakapan serta

ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jenis dan sifat

pekerjaannya mudah dan resiko (finansial,kecelakaannya) keci,

tingkat upah/balas jasanya relatif rendah.

E. Tujuan Kompensasi

Menurut (Fahraini, 2022), tujuan pemberian kompensasi adalah

sebagai berikut:

1) Ikitan Kerjasama

Pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerjasama formal antara

majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugasnya

dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan harus membayar

kompensasi.

2) Kepuasan Kerja

Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan

pemberian kompensasi.

3) Pengadaan Efektif

Jika program kompensassi ditetapkan cukup besar, pengadaan

karyawan yang qualified untuk perusahaan lebih mudah.

4) Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih

mudah memotivasi bahawannya.

5) Stabilitas Karyawan

Program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensinya yang kompetitif maka stabilitasnya karyawan lebih

terjamin karena turnover yang relatife kecil.

6) Disiplin

Pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan

semakin baik.

7) Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh Serikat Buruh

dapat dihindarkan dan karyawan akan konsenterasi pada

pekerjaannya.

8) Pengaruh Buruh

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang

perburuhan yang berlaku (seperti batas Gaji minimum), maka

intervensi pemerintah dapat dihindari.

F. Indikator Kompensasi langsung

Menurut (Herlina, 2018), mengungkapkan indikator kompensasi secara

langsung adalah sebagai berikut:

1) Gaji

Gaji adalah bayaran yang sering kali digunakan bagi para pekerja

produksi dan pemeliharaan. Gaji pada umumnya berhubungan

dengan tarif gaji per jam dan gaji biasanya berlaku untuk tarif

bayaran tahunan, bulanan atau mingguan.


2) Upah Insentif

Upah insentif adalah tambahan kompensasi diluar gaji seperti

halnya bonus dari hasil mencapai target dan bonus THR.

3) Bayaran Di Luar Jam Kerja

Upah yang dibayarkan kepada karyawan karena telah melakukan

pekerjaan yang melebihi batas jam kerja normal atau biasa disebut

dengan lembur.

2) Work Engagement

A. Pengertian Work Engagement

Menurut (Rabbani, 2021), work engagement adalah keadaan di mana

sesorang mampu berkomitmen dengan organisasi baik secara emosional

maupun secara intelektual. Work engagement dapat terjadi ketika individu

karyawan merasa bernilai, menikmati dan percaya diri pada pekerjaan

yang telah dikerjakannya. Work engagement dalam suatu pekerjaan

dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang telah menjalankan peran

kerjanya dan mengkespresikan dirinya secara fisik, kognitif, dan emosional

selama bekerja.

Menurut (Insan, 2017), menjelaskan bahwa work engagement sebagai

keadaan dimana seseorang mampu berkomitmen terhadap organisasi baik

secara emosional maupun secara intelektual. Work engagement berkaitan

dengan kinerja karyawan. Karyawan yang mempunyai work engagement

yang tinggi mempunyai komitment pribadi terhadap pekerjaannya.

Sedangkan menurut (Kembau et al., 2018), mengatakan bahwa

keterlibatan kerja diartikan sebagai suatu ukuran sampai dimana individu


secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting

tingkat kinerja yang dicapai sebagai penghargaan diri.

Work engagement dapat diartikan sebagai rasa kecocokan antar

setiap individu karyawan pada sebuah organisasi yang dipengaruhi oleh

keadaan positif atau negatif baik dari segi pekerjaan maupun antar

karyawan. Rasa kecocokan antar idividu inilah yang membuat karyawan

untuk memberika performa yang terbaik bagi organisasi.

B. Aspek – Aspek Work Engagement

Menurut (Riadi, 2021), mengemukakan bahwa work engagement

memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

1) Semangat (Vigor)

Semangat atau vigor merupakan sesuatu yang ditandai dengan

tingginya semangat dan ketahanan mental yang dimiliki oleh

karyawan ketika bekerja, keinginan untuk berusaha dalam

pekerjaan serta ketekunan karyawan dalam menghadapi kesulitan.

2) Dedikasi (Dedication)

Dedication merupakan kondisi dimana karyawan terlibat dalam

pekerjaan mereka yang ditandai dengan munculnya perasaan

penting serta antusiasme yang tinggi. Selain itu, mereka juga

menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan memberikan

inspirasi, tantangan serta kebanggaan dalam diri mereka.

3) Penghayatan (Absorption)

Absorption atau penghayatan merupakan suatu keadaan dimana

karyawan merasa sepenuhnya terkonsentrasi, bahagia serta

merasa asyik dalam pekerjaan mereka sehingga mereka sering kali


merasa sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan mereka dan

merasa seakan-akan waktu cepat berlalu ketika bekerja.

4) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Work Engagement

Menurut (Muchlisin, 2021), mengemukanan bahwa faktor – faktor yang

mempengaruhi work engagement adalah sebagai berikut:

1) Sumber Daya Pekerjaan (Job Resources)

Work engagement dapat dipengaruhi oleh sumber daya pekerjaan,

yaitu aspek-aspek fisik, sosial, maupun organisasi yang berfungsi

sebagai media untuk mencapai tujuan pekerjaan, mengurangi

tuntutan pekerjaan dan harga, baik secara fisiologis maupun

psikologis yang harus dikeluarkan, serta menstimulasi pertumbuhan

dan perkembangan personal individu.

Job resources memainkan peran sebagai motivator internal karena

sifatnya yang mempercepat pertumbuhan, pembelajaran, dan

perkembangan karyawan atau motivator eksternal karena mereka

sangat berguna untuk mencapai tujuan perusahaan. Job Resources

terdiri dari tiga level yaitu:

a. Level Organisasi, megacu pada kesesuaian fasilitasfasilitas

fisik yang disediakan oleh organisasi misalnya seperti gaji,

kesempatan belajar, pengembangan organisasi serta

kesediaan informasi yang tersedia dalam organisasi. 

b. Level Interpersonal, mengacu pada komunikasi serta hubungan

yang terjalin baik antara sesama rekan kerja maupun atasan

serta iklim kelompok yang positif. 


c. Level Tugas, mengacu pada keikutsertaan dalam pengambilan

keputusan, jenis pekerjaan serta pemahaman peran dalam

lingkungan kerja.

2) Sumber Daya Pribadi (Personal Resources)

Personal Resource merupakan sumber daya pribadi yang dimiliki

oleh karyawan yang mengacu pada evaluasi diri secara positif yang

mengacu pada kemampuan seorang individu atau karyawan dalam

mengontrol dan mempengaruhi keberhasilan lingkungan mereka.

Evaluasi diri yang positif tersebut dapat memprediksi penetapan

tujuan, motivasi, kinerja, kepuasan hidup dan kepuasan kerja,

ambisi karier dan hasil lain yang diharapkan.

Pekerja dengan work engagement tinggi memiliki personal

resources termasuk optimism, self-efficacy, penghargaan diri, dan

ketahanan diri, yang membantu mereka untuk mengendalikan dan

memberi dampak terhadap lingkungan mereka dengan sukses, dan

untuk mencapai kesuksesan karir.

D. Indikator Work Engagement

Adapun indikator work engagement menurut (Kembau et al., 2018),

adalah sebagai berikut:

1) Respon untuk bekerja

Merupakan cerminan dari individu dalam kesiapan, ketanggapan,

dan totalitas untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang telah

diberikan oleh pimpinan kepada karyawan.

2) Perilaku melibatkan diri dalam pekerjaan


Merupakan cerminan perilaku dari individu dalam melaksanakan

tugasnya, di identifikasi dari aktif atau tidaknya karyawan dalam

berpartisipasi, keikutsertaan, dan perhatian secara langsung

terhadap pekerjaannya.

3) Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan

Merupakan cerminan dari individu yang mengutamakan pekerjaan

dan menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang sangat penting.

Individu juga akan terus berusahan memberikan performa yang

terbaik demi pekerjaannya dan merasa bahwa pekerjan tersebut

adalah hal yang menarik dalam kehidupannya serta layak

diprioritaskan.

2.3 Kepuasan Gaji

A. Pengertian Kepuasan Gaji

Menurut (Nanda, 2021), mendefinisikan kepuasan adalah sikap

emosional yang menyenangkan dan mnyukai terhadap sesuatu. Sebuah

individu akan merasa puas jika sikapnya menunjukan positif, begitu juga

sebaliknya apabila individu merasakan kurang puas maka sikapnya akan

menunjukan sikap negatif. Sikap positif pada umumnya berpengaruh

terhadap kedisiplinan dan kompetensi dalam bekerja sehingga

menghasilkan prestasi kerja.

Menurut (Siwi, 2016), menyatakan bahwa gaji adalah balas jasa yang

dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan

yang pasti. Gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak

masuk kerja. Gaji adalah kompensasi tetap yang dibayarkan kepada


pemangku jabatan, pimpinan, atau karyawan, atas dasar yang teratur

seperti tahunan, caturwulan, bulanan, atau mingguan.

Menurut (Agustin, 2018), mengemukakan kepuasan gaji dapat

diartikan bahwa seseorang akan terpuaskan dengan gajinya ketika

persepsi terhadap gaji dan apa yang mereka peroleh sesuai dengan apa

yang diharapkan. Individu perlu merasakan adanya rasa keadilan (equity)

terhadap gaji yang diterima sehubungan dengan pekerjaan yang

dilakukannya. Sedangkan menurut (Pratiwi et al., 2020), mengemukakan

bahwa gaji adalah imbalan kepada pegawai yang diberikan atas tugas–

tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya biasanya tetap secara

bulanan.

Kepuasan gaji dipandang sebagai bagian dari sistem yang mendukung

dan digunakan oleh organisasi untuk memotivasi karyawan dengan

memenuhi aturan dan peraturan. Bagi karyawan gaji merupakan suatu

outcome atau imbalan yang penting (Danar, 2018). Kepuasan gaji dapat

diartikan sebagai sebagai tingkat persepsi dan perasaan seseorang

secara positif atau negatif terhadap gaji yang mereka dapatkan dan dapat

mempengaruhi orang tersebut dalam menjalankan pekerjaannya dalam

suatu organisasi.

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Gaji

Menurut, (Dwi Endaru, 2021), berikut merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi gaji:

1) Golongan

Golongan adalah pengelompokan jabatan berdasarkan nilai atau

jenis jabatan/posisi.  Posisi yang berada dalam golongan yang


sama, memiliki kesamaan dalam tugas serta tanggungjawab

sehingga digabung menjadi satu kelompok. Pada klasifikasi ini,

akan menentukan di besar kecilnya gaji dan faselitas yang

didapatkan dari perusahaan.

2) Jabatan

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai dalam suatu

perusahaan. Pada  jabatan yang berbeda mempunyai risiko,

tanggung jawab, dan tingkat kesulitasn yang berbeda dengan

karyawan biasa.

3) Masa Kerja

Masa kerja adalah rentang waktu karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan tertentu yang persyaratkan dalam suatu instansi, kantor

atau sebagainya. Pengalaman atau analisa yang semakin kuat jam

terbang terhadap suatu topik, berkaitan dengan masa kerja di

tempat yang bersangkutan. Selain itu, masa kerja seseorang dapat

dikaitkan dengan pengalaman yang didapatkan ditempat kerja,

semakin lama kamu bekerja, maka yang didapatkan akan semakin

banyak pengalaman serta pengetahuan dan keterampilan.

4) Pendidikan

Pendidikan yang dimaksudkan adalah tingkat pengetahuan yang

dimiliki karyawan dari jenjang pendidikan formal sesuai dengan

sistem pendidikan nasional yang dijadikan syarat dalam suatu

jabatan. Untuk sebuah jabatan perusahaan membutuhkan

kualifikasi sarjana, karena berhubungan dengan upah kerja yang


nantinya akan didapatkan. Pendidikan juga menghindarkan

kesenjangan upah dan mengacaukan struktur dan skala upah yang

sudah berlaku di perusahaan.

5) Kompetensi

Kompetensi seorang karyawan akan sangat berpengaruh dengan

upah atau gaji yang ia terima. Kompetensi yang dimaksudkan

adalah pengetahuan, keterampilan, dan etika kerja yang berada di

perusahaan. Jika kompetensi yang dimiliki oleh karyawan

memenuhi target atau kualifikasi yang diharapkan, maka hal itu

dapat menguntungkan perusahaan. Sebaliknya apabila seorang

karyawan tidak dapat memenuhi kompetensi yang menadi persyarat

suatu perusahaan, maka akan berefek pada penurunuan tingkat

produktivitas di perusahaan tersebut.

C. Tujuan Pemberian Gaji

Menurut (StudiNews, 2022), mengemukakan bahwa tujuan pemberian

gaji antara lain sebagai berikut:

1) Ikatan kerja sama

Pemberian gaji akan membentuk terjalinnya kerja sama formal

antara pemilik atau pengusaha dengan karyawan. Karyawan wajib

mengerjakan tugas-tugasnya dengan benar dan baik, sedangkan

pengusaha harus membayar kompensasi yang sesuai dengan

perjanjian yang sudah disepakati.


2) Kepuasan kerja

Gaji yang diperoleh karyawan dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan fisik dan sosial sehingga individu bisa mendapatkan

kepuasan kerja dari jabatannya.

3) Pengadaan efektif

Apabila program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan

yang berkualitas untuk perusahaan maka akan menjadi lebih

mudah.

4) Motivasi

Apabila gaji yang diberikan besar, maka manager akan lebih mudah

memotivasi bawahannya.

5) Stabilitas karyawan

Adanya program gaji terhadap prinsip adil dan layak dan juga

eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih

terjamin karena turn over relatif kecil.

6) Disiplin

Memberikan gaji yang besar maka kemungkinan disiplin karyawan

semakin membaik. Mereka akan menyadari dan mentaati

peraturan-peraturan yang ada.

7) Pengaruh serikat buruh

Pemberian program gaji yang baik dapat menghindari pengaruh

serikat buruh dan karyawan akan berkonsentrasi terhadap

pekerjaannya.
8) Pengaruh pemerintah

Apabila program gaji sesuai dengan undang-undang perburuhan

yang (seperti batas upah minimun) maka intervensi dari pemerintah

bisa dihindarkan.

D. Sistem dan Metode Pembayaran Gaji

Menurut (StudiNews, 2022) sistem penggajian dibagi menjadi tiga

sistem dan metode pembayaran gaji ada dua meteode, yaitu:

1) Sistem pembayaran gaji

a. Sistem waktu

Sistem waktu menggunakan besarnya gaji ditentukan menurut

standar waktu seperti jam, minggu, dan bulan.

b. Sistem hasil (output)

Sistem hasil (output), besarnya gaji yang dibayarkan

berdasarkan pada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan pada

lamanya waktu mengerjakannya

c. Sistem borongan

Sistem ini merupakan suatu cara pengupahan yang menetapkan

besarnya jasa menurut volume pekerjaan dan lama pengerjaan.

2) Metode pembayaran gaji

a. Metode tunggal

Metode tunggal adalah metode yang menetapkan gaji pokoknya

berdasarkan ijazah teerakhir dan pendidikan formal yang dimiliki

karyawan. Seehingga tingkat golongan dan gaji pokok

ditetapkan atas ijazah terakhir yang dijadikan standarnya.


b. Metode Jamak

Metode jamak adalah metode dalam menetapkan gaji

berdasarkan atas beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat

pekerjaan, pendidikan formal dan juga hubungan keluarga ikut

menjadi penentu besarnya gaji pokok seseorang

E. Indikator Kepuasan Gaji

Menurut (Nanda, 2021), adapun indikator kepuasan gaji adalah

sebagai berikut:

1) Tingkat gaji

Seberapa adil karyawan dalam menerima gaji yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan.

2) Kenaikan gaji

Seberapa besar kenaikan gaji yang diterima sesuai dengan jobdesk

yang diterima dan juga sesuai dengan kebutuhannya.

3) Struktur dan administrasi pengajian

Sistem besar kecilnya pemberian gaji yang diterima berdasarkan

tingkat atau kedudukan karyawan dalam sebuah perusahaan.

2.4 Kinerja Karyawan

A. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan faktor terpenting untuk membuat

perusahaan lebih meningkat dan berkembang. Menurut (Ekhsan, 2019),

Kinerja karyawan adalah suatu yang secara actual orang kerjakan dan

dapat diobservasi. Peningkatan kinerja karyawan yang tinggi sangat

penting dalam suatu organisasi, karena dengan kinerja karyawan yang


tinggi akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan

produktivitas yang meningkat maka tujuan dari organisasi akan tercapai

dengan sendirinya. Oleh karena itu suatu organisasi selalu berusaha agar

dapat meningkatkan kinerja karyawannya, agar tujuan dari organisasi itu

dapat segera tercapai.

Menurut (Damanik, 2021), kinerja adalah hasil secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya.

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan. Kinerja

merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat

seorang karyawan, kemampaun dan minat atas penjelasan delegasi

tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja (Striada et al,

2021).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut (Farisi et al., 2020), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan, yaitu:

1) Kemampuan, kepribadian dan minat kerja

2) Kejelasan dan penerimaan seorang karyawan yang merupakan

taraf pengertian dan penerimaan tugas yang diberikan kepadanya.

3) Tingkat motivasi pekerja, suatu kemauan dari karyawan untuk

peningkatan kinerja karyawan.

4) Kompetensi, suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan,

pengetahuan dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam

melakukan tanggung jawab pekerjaan.


5) Fasilitas kerja, sesuatu yang menunjang pekerjaan karyawan yang

disediakan oleh perusahaan.

6) Budaya kerja, suatu kebiasaan yang ada di perusahaan dan

dilakukan secara berulang-ulang.

7) Kepemimpinan, sikap memimpin untuk pengarahan dan

pengendalian karyawan.

8) Disiplin kerja, sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat

terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di organisasi.

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja karyawan

Menurut (Anjani, 2022), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan adalah sebagai berikut:

1) Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan terhadap diri maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku. Apabila orang tersebut tidak percaya

bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan

berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan

sesuatu.

2) Keterampilan

Merupakan sebuah kemampuan di berbagai kompetensi. Contoh

keterampilan adalah kemampuan public speaking yaitu

keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktikkan, dan diperbaiki.

3) Pengalaman

Kompetensi juga memerlukan pengalaman seperti pengalaman

mengorganisasi orang, berkomunikasi dengan orang banyak,

mencari solusi, dan lain sebagainya.


4) Karakteristik kepribadian

Kompetensi seseorang dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian

seseorang. Karakteristik ataupun kepribadian seseorang

dipengaruhi oleh kekuatan dan lingkungan sekitarnya.

5) Motivasi

Motivasi adalah faktor dalam kompetensi yang dapat berubah

dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan

bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari

atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi

seseorang bawan.

6) Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi.

Keragu-raguan dalam seseorang cenderung membatasi motivasi

dan inisiatif.

7) Kemampuan intelektual

Kompetensi seseorang juga bergantung pada pemikiran kognitif

seperti pemikiran konseptual dan pemikiran analitis.

8) Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya

manusia dalam kegiatan seperti rekrutmen dan seleksi karyawan,

praktik pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.

D. Indikator Kinerja karyawan

Menurut (Prayogi et al., 2019), adapun indicator kinerja karyawan

adalah sebagai berikut:

1) Kualitas kerja
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan

mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2) Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja

dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan

kerja setiap pegawai itu masing-masing.

3) Pelaksanaan Tugas

Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4) Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan

perusahaan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil


Peneliti dan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
Tahun
1. Asniwati Pengaruh Persamaan Perbedaan Kompensa
(2022) Kompensas pada terletak pada si dan
i dan penilitian ini jenis variabel, kinerja
Kompetensi terletak dimana pada karyawan
Terhadap pada penelitian secara
Kinerja variabel terdahulu parsial dan
karyawan kompensasi variabel kinerja simultan
Pada dan kinerja karyawan berpengaru
Kantor karyawan. sebagai variabel h signifikan
Sekretariat X. Sedangkan terhadap
Daerah pada penlitian kinerja
Provinsi ini varibel karyawa.
Sulawesi kinerja
Selatan. karyawan
menjadi variabel
Y.
Serta obyek
penelitian
dimana obyek
yang akan
peneliti ambil
adalah
karyawan PT.
Marta Putra
Indonesia.
2. Basten Pengaruh Persamaan Perbedaan Work
Kembau, Work pada terletak pada engageme
Gries M, Engagemen penilitian ini jenis variabel, nt dan
Sendow & t terletak dimana pada kinerja
Hendra N. (Keterlibata pada penelitian karyawan
Tawas n Kerja) dan variabel terdahulu secara
(2018) Kinerja work variabel kinerja parsial dan
karyawan engagemen karyawan simultan
Terhadap t dan kinerja sebagai variabel berpengaru
Kepuasan karyawan. X. Sedangkan h signifikan
Kerja dan pada penlitian terhadap
Kinerja ini varibel kepuasan
Guru kinerja kerja dan
Sekolah karyawan kinerja.
Dasar di menjadi variabel
Kecamatam Y.
Malalayang Serta obyek
Kota penelitian
Manado. dimana obyek
yang akan
peneliti ambil
adalah
karyawan PT.
Marta Putra
Indonesia.
3. Christofel & Pengaruh Persamaan Perbedaan Kepuasan
Madiono, Kepuasan pada terletak pada gaji dan
(2019) Pada Gaji penilitian ini variabel X2 loyalitas
dan terletak loyalitas karyawan
Loyalitas pada karyawan dan secara
Karyawan variabel variabel Y. parsial dan
Pada kepuasan Serta obyek simultan
Kinerja pada gaji penelitian berpengaru
Karyawan dan kinerja dimana obyek h signifikan
PT. Remaja karyawan. yang akan terhadap
Service di peneliti ambil kinerja
Kupang. adalah karyawan.
karyawan PT.
Marta Putra
Indonesia.
4. (Satria & Pengaruh Persamaan Perbedaan Motivasi
Kuswara, Motivasi pada terletak pada dan
2020) dan penilitian ini variabel X1 pelatihan
Pelatihan terletak motivasi dan X2 secara
Terhadap pada pelatihan. Serta parsial dan
Kinerja variabel obyek penelitian simultan
karyawan kinerja dimana obyek berpengaru
Serta karyawan yang akan h signifikan
Implikasiny sebagai peneliti ambil terhadap
a Pada variabel Y. adalah kinerja
Produktivita karyawan PT. karyawan.
s Pegawai Marta Putra
Dinas Indonesia.
Perhbungan
Kota
Bandung.
Sumber: Data diolah oeh peneliti 2022

2.6 Pengembangan Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2017), menjelaskan bahwa hipotesis merupakan

jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang

mana rumusan masalah tersebut sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan,

Hipotesis disebut sementara karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan pada teori.

A. Kompensasi langsung, Work Engagement, dan Kepuasan Gaji

Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan

Peneltian terdahulu yang dilakukan oleh (Satria & Kuswara, 2020),

yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Pelatihan Terhadap Kinerja

karyawan Serta Implikasinya Pada Produktivitas Pegawai Dinas

Perhbungan Kota Bandung. Menyatakan bahwa variabel dependen

berpengaruh signifikan baik secara parsial dan simultan terhadap vairbel

Y kinerja karyawan Serta Implikasinya Pada Produktivitas Pegawai Dinas

Perhbungan Kota Bandung.


H1 : Kompensasi langsung, work engagement, dan kepuasan gaji

berpengaruh siginifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta

Putra Indonesia.

B. Kompensasi langsung Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh (Asniwati 2022), yang berjudul

Pengaruh Kompensasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja karyawan Pada

Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Menyatkan bahwa

variabel kompensasi berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun

simultan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Skretariat Daerah

Provinsi Sulawesi Selatan.

H2: Kompensasi langsung berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

C. Work Engagement Berpengaruh Terhadap Kinerja karyawan

Karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh (Basten Kembau, Gries M, Sendow &

Hendra N. Tawas 2018), yang berjudul Pengaruh Work Engagement

(Keterlibatan Kerja) dan Kinerja karyawan Terhadap Kepuasan Kerja dan

Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatam Malalayang Kota Manado.

Menyatakan bahwa variabel work engagement (keterlibatan kerja)

berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap

variabel kepusan kerja dan kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan

Malalayang Kota Manado.

H3 : Work engagement berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

D. Kepuasan Gaji Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan


Penelitian yang dilakukan oleh (Christofel & Madiono, 2019), yang

berjudul Pengaruh Kepuasan Pada Gaji dan Loyalitas Karyawan Pada

Kierja Karyawan PT. Remaja Service di Kupang. Menyatakan bahwa

variabel kepuasan pada gaji berpengaruh signifikan baik secara parsial

maupun simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Remaja Service di

kupang.

H4 : Kepuasan gaji berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia

2.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka Pikir

Kompensasi Secara H2
Langsung
(X1)

H3
Kinerja Karyawan
Work Engagement (Y)
(X2)

H1
Kepuasan Gaji H4
(X3)

Keterangan :

= Pengaruh secara parsial


= Pengaruh secara simultan

Hipotesis Penelitian :
H1 : Kompensasi langsung, work engagement, dan kepuasan gaji secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta

Putra Indonesia.

H2 : Kompensasi langsung secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

H3 : Work engagement secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

H4 : Kepuasan gaji secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.


BAB III

Metode Peneltian

3.1 Definisi Operasional Variabel

A. Kompensasi langsung

Menurut (Sri Mulyati, 2018), Kompensasi adalah semua pendapatan

yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Indikator kompensasi secara langsung adalah:

1) Gaji

Gaji adalah bayaran yang sering kali digunakan bagi para pekerja

produksi dan pemeliharaan.

2) Upah insentif

Upah insentif adalah tambahan kompensasi diluar gaji seperti

halnya bonus dari hasil mencapai target dan bonus THR.

3) Bayaran di luar jam kerja

Upah yang dibayarkan kepada karyawan karena telah melakukan

pekerjaan yang melebihi batas jam kerja normal atau biasa disebut

dengan lembur.

B. Work Engagement
Menurut (Rabbani, 2021), work engagement adalah keadaan di mana

sesorang mampu berkomitmen dengan organisasi baik secara emosional

maupun secara intelektual. Work engagement dapat terjadi ketika individu

karyawan merasa bernilai, menikmati dan percaya diri pada pekerjaan

yang telah dikerjakannya. Indikator work engagement adalah:

1) Respon untuk bekerja

Merupakan cerminan dari individu dalam kesiapan, ketanggapan,

dan totalitas untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang telah

diberikan oleh pimpinan kepada karyawan.

2) Perilaku melibatkan diri dalam pekerjaan

Merupakan cerminan perilaku dari individu dalam melaksanakan

tugasnya, di identifikasi dari aktif atau tidaknya karyawan dalam

berpartisipasi, keikutsertaan, dan perhatian secara langsung

terhadap pekerjaannya.

3) Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan

Merupakan cerminan dari individu yang mengutamakan pekerjaan

dan menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang sangat penting.

C. Kepuasan Gaji

Menurut (Nanda, 2021), mendefinisikan kepuasan adalah sikap

emosional yang menyenangkan dan mnyukai terhadap sesuatu. Sebuah

individu akan merasa puas jika sikapnya menunjukan positif, begitu juga

sebaliknya apabila individu merasakan kurang puas maka sikapnya akan

menunjukan sikap negatif. Indikator kepuasan gaji adalah:

1) Tingkat gaji
Seberapa adil karyawan dalam menerima gaji yang diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan.

2) Kenaikan gaji

Seberapa besar kenaikan gaji yang diterima sesuai dengan

jobdesk yang diterima dan juga sesuai dengan kebutuhannya.

3) Struktur dan administrasi pergajian

Sistem besar kecilnya pemberian gaji yang diterima berdasarkan

tingkat atau kedudukan karyawan dalam sebuah perusahaan.

D. Kinerja karyawan

Menurut (Ekhsan, 2019), Kinerja karyawan adalah suatu yang secara

aktual orang kerjakan dan dapat diobservasi. Peningkatan kinerja

karyawan yang tinggi sangat penting dalam suatu organisasi, karena

dengan kinerja karyawan yang tinggi akan dapat meningkatkan

produktivitas kerja karyawan dengan produktivitas yang meningkat maka

tujuan dari organisasi akan tercapai dengan sendirinya. Indikator kinerja

karyawan adalah:

1) Kualitas kerja

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan

mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2) Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja

dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan

kerja setiap pegawai itu masing-masing.


3) Pelaksanaan Tugas

Pelaksanaan Tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4) Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan

perusahaan.

3.2 Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian sangat diperlukan agar penelitian ini

memiliki batasan-batasan dari sector lokasi, waktu, dan variabel-variabel

yang diteliti supaya tidak menyebar luas dan tidak keluar dari batasan

tersebut. Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi:

1) Lokas penelitian hanya dilakukan pada PT. Marta Putra Indonesia.

2) Objek penelitian ini hanya dilakukan kepada karyawan PT. Marta

Putra Indonesia.

3) Peneliti hanya meneliti mengenai masalah kompensasi secara

langsung, work engagement, dan kepuasan gaji yang dibatasi oleh

kinerja karyawan karyawan.

4) Waktu penelitian dilaksanakan bulan Mei 2022 sampai dengan

bulan Juli 2022.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Marta

Putra Indonesia yang berada di Jl. Puskesma, Tajian, Slumbung, Kec.

Ngailuwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur 64171.

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel


Populasi menurut (Sugiyono, 2017), populasi adalah suatu wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya dalam penelitian ini populasi yang

dimaksud adalah karyawan di PT. Marta Putra Indonesia yang berjumal 50

orang karyawan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini sampel yang digunakan

adalah teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini adalah karyawan PT.

Marta Putra Indonesia yang terpilih dengan jumlah 30, terdiri dari 3 orang

admin, 5 orang marketing, 2 orang arsitek, 2 orang drafter, 3 orang

legalitas (pengurus izin), 2 orang mobilisasi, 5 kepala tukang, 4 orang

tukang kayu, dan 4 orang tukang alumunium. Kriteria sampel tersebut di

ambil berdasarakan karyawan inti atau karyawan tetap yang terikat dengan

PT. Marta Putra Indonesia. Seluruh karyawan tersebutlah yang akan

dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data

primer. Menurut (Sugiyono, 2017), data primer merupakan sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data untuk di isi. Data

primer didapatkan dari kuesioner yang telah di ajukan dan di isi oleh

karyawan PT. Marta Putra Indonesia yang dijadikan sebagai responden.

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif yang

bersumber dari hasil kuesioner tentang kompensasi secara langsung, work

engagement, kepuasan gaji, dan kinerja karyawan pada PT. Marta Putra
Indonesia. Data kunatitatif tersebut akan dijabarkan melalui

pengintepretasian data supaya dapat dipahami hasil dari penelitian dan

kesimpulannya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:

1) Wawancara

Kegiatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan

berkunjung secara langsung ke lokasi PT. Marta Putra Indonesia

dengan menyiapkan sebuah pertanyaan untuk ditanyakan kepada

pemimpin perusahaan untuk mendapatkan data.

2) Observasi

Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian, yaitu

karyawan PT. Marta Putra Indonesia serta melakukan pencatatan

secara sistematis mengenai hal – hal yang diteliti.

3) Kuesioner atau Angket

Peniliti menggunakan kuesioner sebagai alat yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan menyebarkan pertanyaan tertulis

kepada seluruh karywan PT. Marta Putra Indonesia yang dijadikan

sebagai responden. Kuesioner yang diajukan peneliti menggunakan

skala likert sebagai nilai atau scorenya, berikut rincian tabel score

skala liker tersebut:

Tabel 2 Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Sangat Tidak Setuju (STS) Diberi skor 1


2. Tidak Setuju (TS) Diberi skor 2

3. Netral (N) Diberi skor 3

4. Setuju (S) Diberi skor 4

5. Sangat Setuju (SS) Diberi skor 5

Sumber: (Sugiyono, 2017)

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut (Sugiyono, 2017), teknik analisis data adalah proses mencari

data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, kemudian menjabarkan, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami.

Analisis yang digunakan untuk mengolahan data, peneliti menggunakan

SPSS (statistic for progeam social science) for windows. Alat analisis yang

digunakan dimulai dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk instrumen

dalam penelitian ini menggunakan item kuesioner pertanyaan dalam

kuesioner.

A. Uji Validitas

Menurut (Imam Ghozali, 2018), uji validitas digunakan untuk mengukur

sah atau tidaknya suatu kuisioner. Mengukur validitas dapat dilakukan

dengan cara melakukan korelasi antar skor per butir pertanyaan dengan

total skor variabel atau konstruk, yaitu membandingkan nilai r hitung

dengan menggunakan r tabel.

Uji Validitas dapat dikatakan valid apabila signifikan < 0,05 atau 5 %

sehingga apabila nilai signifikansinya sebesar 0,05 berarti data tersebut

dinyatakan valid.
B. Uji Reliabilitas

Menurut (Imam Ghozali, 2018), uji reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang mempunyai indikator dari variable atau

konstruk yang akan diteliti. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu dan tidak ada perubahan.

Menurut (Sugiyono, 2017), butir kuisioner dikatakan reliable (layak) jika

Cronbach’s alpha > 0.60 dan dikatakan tidak reliable (layak) jika

cronbach’s alpha < 0.60.

C. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Menurut (Imam Ghozali, 2018), analisis regresi

linier berganda digunakan untuk menguji hipotesis tentang antara

hubungan dua variabel bebas atau lebih secara bersama-sama dengan

satu variabel tergantung, dengan rumus sebagai berikut:

Y = a + ß1X1 + ß 2X2 + ß 3X3 + e

Keterangan :

Y = Kinerja karyawan

a = Bilangan konstan

ß1 ß2 ß3 = Koefisien regresi

X1 = Kompensasi secara langsung

X2 = Work engagement

X3 = Kepuasan gaji

e = Kesalahan prediksi (Standart Error)

D. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel bebas

(X) secara simultan tethadap variabel terikat (Y) dengan membandingkan

nilai Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Apabila probabilitas sig< sig 0,05 atau Fhitung> Ftabel maka hipotesis

pokok (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti

ada pengaruh yang signifikan antara varibel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y).

b) Apabila probabilitas sig > sig 0,05 atau Fhitung< Ftabel, maka hipotesis

pokok (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Hal ini berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y).

E. Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial atau satu persatu

dengan menggunakan aplikasi SPSS. Tingkat signifikasi uji t dapat dilihat

sebagai beriut:

1) Jika tingkat signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak Ha ditermia.

2) Jika tingkat signifikansi > 0.05, maka Ha ditolak Ho diterima..


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

A. Deskripsi Responden Penelitian

1) Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase


1 Laki-laki 27 93 %
2 Perempuan 3 7%
Total 30 100 %
Sumber : Data yang diolah, 2022

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa responden laki-laki sebanyak 27 karyawan

dengan persentase 93% dan responden perempuan sebanyak 3 karyawan

dengan persentase 7%. Kesimpulan dari tabel 4.1 yaitu karyawan pada PT.

Marta Putra Indonesia mayoritas adalah laki-laki dengan presentase 93%.

Responden berdasarkan jenis kelamin dominan pada laki-laki, hal tersebut

dikarenakan job desc yang dikerjakan berada di area lapangan dan

selebihnya berhubungan dengan pertukangan.

2) Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Responden Persentase


1. 17 – 20 3 4,5 %
2. 21 - 25 5 32,5 %
3. 26 – 30 15 52,5 %
4. 31 > 7 10,5 %
Total 30 100 %
Sumber : Data yang diolah, 2022
3) Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase


1. SMA / SMK 15 60 %
2. D3 6 12,5 %
3. S1 9 27,5 %
Total 30 100 %
Sumber : Data yang diolah, 2022

B. Deskripsi Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel

yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas berupa

Kompensasi langsung (X1), Work Engagement (X2), dan Kepuasan

Gaji (X3). Sedangkan variabel terikat dalam hal ini adalah Kinerja

Karyawan (Y). Keseluruhan variabel tersebut akan diuraikan sebagai

berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Variabel Kompensasi Langsung

Item STS TS N S SS Mean

F Q% F Q% F Q% F Q% F Q%

X1.1 0 0% 0 0% 03 10% 18 60% 09 30% 4.20

X1.2 0 0% 0 0% 03 10% 14 46.7% 13 43.3% 4.33

X1.3 0 0% 0 0% 01 3.3% 17 56.7% 12 40% 4.36


X1.4 0 0% 0 0% 03 10% 14 46.7% 13 43.3% 4.33

X1.5 0 0% 0 0% 07 23.3% 12 40% 11 36.7% 4.13

X1.6 0 0% 0 0% 05 16.7% 16 43.3% 09 30% 4.13

Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasar Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kompensasi Langsung,

butir pertanyaan X1.1 diukur dengan item pertanyaan “gaji yang saya dapat

sesuai dengan beban perkerjaan yang saya kerjakan”, terdapat 9 karyawan atau

30% responden menyatakan sangat setuju, 18 karyawan atau 60% responden

menyatakan setuju, dan 3 karyawan atau 10% responden menyatakan netral. Jadi

dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan pertama variabel kompensasi

langsung, responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean 4.20.

Butir pertanyaan X1.2 diukur dengan item pertanyaan “gaji yang saudara

terima setiap bulan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari”, terdapat 13

karyawan atau 43.3% responden menyatakan sangat setuju, 14 karyawan atau

46.7% responden menyatakan setuju, dan 3 karyawan atau 10% responden

menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan kedua

variabel kompensasi langsung, responden lebih dominan menjawab setuju dengan

nilai mean 4.33.

Butir pertanyaan X1.3 diukur dengan item pertanyaan “insentif atau bonus

yang saya aterima sesuai dengan tagrget pejerhaan yang bisa saya kerjakan” ,

terdapat 12 karyawan atau 40% responden menyatakan sangat setuju, 17

karyawan atau 56.7% responden menyatakan setuju, dan 1 karyawan atau 3.3%

responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir


pertanyaan ketiga variabel kompensasi langsung, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai mean 4.36.

Butir pertanyaan X1.4 diukur dengan item pertanyaan “insentif yang diberikan

perusahaan membuat saya semangat bekerja dan mengingkatkan kinerja saya”,

terdapat 13 karyawan atau 43.3% responden menyatakan sangat setuju, 14

karyawan atau 46.7 % responden menyatakan setuju, dan 3 karyawan atau 10%

responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan keempat variabel kompensasi langsung, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai mean 43.3.

Butir pertanyaan X1.5 diukur dengan item pertanyaan “upah lembur yang

saya dapatkan nominalnya sesuai dengan beban waktu lembur yang dikerjakan”,

terdapat terdapat 11 karyawan atau 36.7% responden menyatakan sangat setuju,

12 karyawan atau 40% responden menyatakan setuju, dan 7 karyawan atau

23.3% responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan kelima variabel kompensasi langsung, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai mean 4.13.

Butir pertanyaan X1.6 diukur dengan item pertanyaan “upah lembur yang

diberikan membuat saya semangat dalam melakukan kerja lembur”, terdapat 9

karyawan atau 30% responden menyatakan sangat setuju, 16 karyawan atau

43.3% responden menyatakan setuju, dan 5 karyawan atau 16.7% responden

menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan keenam

variabel kompensasi langsung, responden lebih dominan menjawab setuju dengan

nilai mean 4.1


Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Work Engagement

Item STS TS N S SS Mean

F Q% F Q% F Q% F Q% F Q%

X2.1 01 3.3% 02 6.6% 05 16.7 14 46.7% 08 26.7 3.86

% %

X2.2 0 0% 0 0% 06 20% 17 56.7% 07 23.3 4.03

X2.3 0 0% 03 10% 03 10% 13 43.3% 11 36.7 3.06

X2.4 0 0% 0 0% 03 10% 14 46.7% 13 43.3 4.33

X2.5 01 3% 01 3% 10 33.3 11 36.7% 07 24% 3.73

X2.6 1 3.3% 03 10% 03 10% 17 56.7% 06 20% 3.80

Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasar Tabel 4.5 Distribusi Fekuensi Variabel Work Engagement, butir

pertanyaan X2.1 diukur dengan item pertanyaan “saya siap dan tanggap dalam

merespon semua tugas yang diberikan oleh atasan”, terdapat 8 karyawan atau

26.7% responden menyatakan sangat setuju, 14 karyawan atau 46.7% responden

menyatakan setuju, 5 karyawan atau 16.7% responden menyatakan netral, 2

karyawan atau 6.6% responden menyatakan tidak setuju, dan 1 karyawan atau

3.3% responden menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa

untuk butir pertanyaan pertama variabel work engagement, responden lebih

dominan menjawab setuju dengan nilai mean 3.86.


Butir pertanyaan X2.2 diukur dengan item pertanyaan “saya selalu

semangat dan berusaha menyelesaikan semua tugas dari yang mudah sampai

dengan yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi”, terdapat 7 karyawan atau

23.3% responden menyatakan sangat setuju, 17 karyawan atau 56.7% responden

menyatakan setuju, dan 6 karyawan atau 20% responden menyatakan netral. Jadi

dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan kedua variabel work

engagement, responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean 4.03.

Butir pertanyaan X2.3 diukur dengan item pertanyaan “saya selalu aktif dan

berpartisipasi dalam perusahaan”, terdapat 11 karyawan atau 36.7% responden

menyatakan sangat setuju, 13 karyawan atau 43.3% responden menyatakan

setuju, 3 karyawan atau 10% responden menyatakan netral, dan 3 karyawan atau

10% responden menyatakan tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk

butir pertanyaan ketiga variabel work engagement, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai ean 3.06.

Butir pertanyaan X2.4 diukur dengan item pertanyaan “saya memberikan

loyalitas tinggi terhadap semua pekerjaan”, terdapat 13 karyawan atau 43.3%

responden menyatakan sangat setuju, 14 karyawan atau 46.7 % responden

menyatakan setuju, dan 3 karyawan atau 10% responden menyatakan netral. Jadi

dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan keempat variabel work

engagement, responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean 4.33.

Butir pertanyaan X2.5 diukur dengan item pertanyaan “saya selalu

bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan”, terdapat terdapat 7 karyawan atau

24% responden menyatakan sangat setuju, 11 karyawan atau 36.7% responden

menyatakan setuju, 10 karyawan atau 33.3% responden menyatakan netral, 1

karyawan atau 3% responden menyatakan tidak setuju, dan 1 karyawan atau 3%


responden menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk

butir pertanyaan kelima variabel work engagement, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai mean 3.73.

Butir pertanyaan X2.6 diukur dengan item pertanyaan “tanggung jawab

pekerjaan adalah prioritas bagi saya”, terdapat 6 karyawan atau 20% responden

menyatakan sangat setuju, 17 karyawan atau 56.7% responden menyatakan

setuju, 3 karyawan atau 10% responden menyatakan netral, 3 karyawan atau 10%

responden menyatakan tidak setuju, dan 1 karyawan atau 3.3% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan keenam variabel work engagement, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai mean 3.80.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Gaji

Item STS TS N S SS Mean

F Q% F Q% F Q% F Q% F Q%

X3.1 0 0% 0 0% 0 0% 18 60% 12 40% 4.40

X3.2 0 0% 0 0% 01 3.3% 22 73.4% 07 23.3 4.20

X3.3 0 0% 0 0% 01 3.3% 20 66.7% 09 30% 4.26

X3.4 0 0% 0 0% 0 0% 17 56.7% 13 43.3 4.43

X3.5 0 0% 0 0% 03 10% 22 73.3% 05 16.7 4.06

X3.6 0 0% 0 0% 01 3.3% 16 53.7% 13 43.3 4.40

%
Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasar Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Gaji, butir

pertanyaan X3.1 diukur dengan item pertanyaan “saya merasa puas dengan gaji

yang saya peroleh dari perusahaan karena sesuai dengan beban kerja yang saya

kerjakan”, terdapat 12 karyawan atau 40% responden menyatakan sangat setuju,

184 karyawan atau 60% responden menyatakan setuju. Jadi dapat disimpulkan

bahwa untuk butir pertanyaan pertama variabel kepuasan gaji, responden lebih

dominan menjawab setuju dengan nilai mean 4.40.

Butir pertanyaan X3.2 diukur dengan item pertanyaan “saya puas dengan

gaji yang saya peroleh karena sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.” ,

terdapat 7 karyawan atau 23.3% responden menyatakan sangat setuju, 22

karyawan atau 73.4% responden menyatakan setuju, dan 1 karyawan atau 3.3%

responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan kedua variabel kepuasan gaji, responden lebih dominan menjawab

setuju dengan nilai mean 4.20.

Butir pertanyaan X3.3 diukur dengan item pertanyaan “kenaikan gaji yang

diberikan perusahaan membuat saya merasakan puas dan meningkatkan

kinerja saya”, terdapat 9 karyawan atau 30% responden menyatakan sangat

setuju, 20 karyawan atau 66.7% responden menyatakan setuju, 1 karyawan atau

3.3% responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan ketiga variabel kepuasan gaji, responden lebih dominan menjawab

setuju dengan nilai mean 3.90.

Butir pertanyaan X3.4 diukur dengan item pertanyaan “perusahaan telah

memberikan kenaikan gaji secara adil kepada karyawan”, terdapat 17 karyawan

atau 56.7% responden menyatakan sangat setuju, 12 karyawan atau 40%

responden menyatakan setuju, 1 karyawan atau 3.3% responden menyatakan


netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan keempat variabel

kinerja karyawan, responden lebih dominan menjawab sangat setuju dengan nilai

mean 4.53.

Butir pertanyaan X3.5 diukur dengan item pertanyaan “perusahaan

memberikan gaji sesuai dengan posisi atau jabatan di perusahaan”, terdapat

terdapat 16 karyawan atau 53.3% responden menyatakan sangat setuju, 13

karyawan atau 43.7% responden menyatakan setuju, 3 karyawan atau 10%

responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan kelima variabel kepuasan gaji, responden lebih dominan menjawab

setuju dengan nilai mean 4.06.

Butir pertanyaan X3.6 diukur dengan item pertanyaan “saya merasa puas,

gaji yang diberikan oleh perusahaan selalu tepat waktu”, terdapat 13 karyawan

atau 43.3% responden menyatakan sangat setuju, 16 karyawan atau 53.7%

responden menyatakan setuju, 1 karyawan atau 3.3% responden menyatakan

netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan keenam variabel

kepuasan gaji, responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean 4.40.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan

Item STS TS N S SS Mean

F Q% F Q% F Q% F Q% F Q%

Y1.1 0 0% 01 3.3% 04 13.3 19 63.7% 06 20% 4.00

Y1.2 0 0% 0 0% 04 13.3 19 63.4% 07 23.3 4.10

% %

Y1.3 0 0% 01 3.3% 08 26.7 14 46.7% 07 23.3 3.90


% %

Y1.4 0 0% 0 0% 01 3.3% 12 40% 17 56.7 4.53

Y1.5 0 0% 0 0% 01 3.3% 13 43.4% 16 53.3 4.50

Y1.6 0 0% 0 0% 01 3.3% 18 60% 11 36.7 4.33

Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasar Tabel 4.7 Variabel Kinerja Karyawan, butir pertanyaan Y1.1 diukur

dengan item pertanyaan “pekerjaan yang saya kerjakan sesuai standar yang

ditetapkan perusahaan”, terdapat 6 karyawan atau 20% responden menyatakan

sangat setuju, 19 karyawan atau 63.7% responden menyatakan setuju, 4

karyawan atau 13.3% responden menyatakan netral, 1 karyawan atau 3.3%

responden menyatakan tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan pertama variabel kinerja karyawan, responden lebih dominan

menjawab setuju dengan nilai mean 4.00.

Butir pertanyaan Y1.2 diukur dengan item pertanyaan “target kerja yang

diberikan oleh perusahaan selalu saya penuhi dan selesai tepat waktu”,

terdapat 7 karyawan atau 23.3% responden menyatakan sangat setuju, 19

karyawan atau 63.4% responden menyatakan setuju, dan 4 karyawan atau 13.3%

responden menyatakan netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir

pertanyaan kedua variabel kinerja karyawan, responden lebih dominan menjawab

setuju dengan nilai mean 4.10.

Butir pertanyaan Y1.3 diukur dengan item pertanyaan “tugas kerja selalu

saya kerjakan dengan akurat dan tidak ada kesalahan”, terdapat 7 karyawan
atau 23.3% responden menyatakan sangat setuju, 14 karyawan atau 46.7%

responden menyatakan setuju, 8 karyawan atau 26.% responden menyatakan

netral, 1 karyawan atau 3.3% responden menyatakan tidak setuju. Jadi dapat

disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan ketiga variabel kinerja karyawan,

responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean 3.90.

Butir pertanyaan Y1.4 diukur dengan item pertanyaan “saya melaksanakan

tugas secara totalitas dengan penuh kesadaran”, terdapat 17 karyawan atau

56.7% responden menyatakan sangat setuju, 12 karyawan atau 40% responden

menyatakan setuju, 1 karyawan atau 3.3% responden menyatakan netral. Jadi

dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan keempat variabel kinerja

karyawan, responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean 4.53.

Butir pertanyaan Y1.5 diukur dengan item pertanyaan “saya bertanggung

jawab penuh dengan pekerjaan saya”, terdapat terdapat 16 karyawan atau 53.3%

responden menyatakan sangat setuju, 13 karyawan atau 43.4% responden

menyatakan setuju, 1 karyawan atau 3.3% responden menyatakan netral. Jadi

dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan kelima variabel kepuasan gaji,

responden lebih dominan menjawab sangat setuju dengan nilai mean 4.50.

Butir pertanyaan Y1.6 diukur dengan item pertanyaan “saya merasa puas,

gaji yang diberikan oleh perusahaan selalu tepat waktu”, terdapat 11 karyawan

atau 36.7% responden menyatakan sangat setuju, 18 karyawan atau 60%

responden menyatakan setuju, 1 karyawan atau 3.3% responden menyatakan

netral. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk butir pertanyaan keenam variabel

kinerja karyawan, responden lebih dominan menjawab setuju dengan nilai mean

4.33.

C. Uji Validitad dan Reliabilitas


1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Untuk menguji validitas digunakan uji

Korelasi dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai r hitung > r tabel dan nilai signifikasi < 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa indikator adalah valid.

2) Jika nilai r hitung < r tabel dan nilai signifikasi > 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa indikator adalah tidak valid.

Hasil uji validitas secara lengkap diuraikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas

Nilai Korelasi Probabilitas


No Variabel Item (Pearson Korelasi Kesimpulan
Corellation) [sig.(2-tailed)]

X1.1 0,809 0,000 Valid


X1.2 0,729 0,000 Valid
1. Kompensasi X1.3 0,666 0,000 Valid
Secara Langsung X1.4 0,729 0,000 Valid
X1.5 0,803 0,000 Valid
X1.6 0,707 0,000 Valid
X2.1 0,777 0,000 Valid
X2.2 0,535 0,002 Valid
2.
Work Engagement X2.3 0,645 0,000 Valid
X2.4 0,403 0,027 Valid
X2.5 0,861 0,000 Valid
X2.6 0,724 0,000 Valid
X3.1 0,610 0,000 Valid
X3.2 0,538 0,002 Valid
3. X3.3 0,760 0,000 Valid
Kepuasan Gaji
X3.4 0,647 0,000 Valid
X3.5 0,607 0,000 Valid
X3.6 0,540 0,002 Valid
Y1.1 0,663 0,000 Valid
Y1.2 0,733 0,000 Valid
4. Y1.3 0,714 0,000 Valid
Kinerja Karyawan
Y1.4 0,467 0,009 Valid
Y1.5 0,549 0,002 Valid
Y1.6 0,749 0,000 Valid
Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui jika nilai probabilitas korelasi

[sig.(2-tailed) < dari taraf signifikan sebesar 0,05 maka dapat diketahui

bahwa semua item pertanyaan yang ada dalam variabel kompensasi

seacara langsung, work engagement, kepuasan gaji dan kinerja karyawan

adalah valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah indikator atau

kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau reliabel. Reliabilitas

suatu indikator atau kuesioner dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha,

yaitu apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar > 0,60 maka indikator atau

kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila nilai cronbach’s alpha lebih

kecil < 0,60 maka indikator atau kuesioner tidak reliabel. Secara

keseluruhan hasil uji reliabilitas dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Nilai r alpha hitung Keterangan

Gaya kepemimpinan
0,834 Reliabel
delegatif
Beban kerja 0,756 Reliabel
Kompensasi 0,673 Reliabel
Turnover intention 0,718 Reliabel
Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa tiap kompensasi secara

langsung, work engagement, kepuasan gaji dan kinerja karyawan

memiliki nilai r alpha hitung lebih besar daripada nilai r alpha tabel maka

hasil uji reliabilitas semua variabel dikatakan reliabel dan dapat dipercaya.

3) Aanalisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah teknik analisis yang digunakan

untuk mengetahui bagaimana keadaan atau pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun

secara simultan. Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh kompensasi

secara langsung, work engagement, dan kepuasan gaji pada Perusahaan

PT. Marta Putra Indonesia. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan

SPSS 25 for windows diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Variabel
Regresi B t Hitung Sig-t Keterangan
Kompensasi Secara
0.436 3.892 0.001 Ha diterima
Langsung (X1)
Work Engagement
0.193 2.115 0.044 Ha diterima
(X2)
Kepuasan Gaji (X3) -0.404 -2.480 0.020 Ha diterima
Konstanta (a) 20.067
Nilai Korelasi (R) 0.774
Nilai Adjusted R Square 0.552
F hitung 12.920
Signifikansi F 0.000 Ha diterima
Y Turnover Intention
Sumber : Data yang diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka dapat dijelaskan perhitungan

analisis regresi linier berganda dengan menggunakan persamaan regresi

sebagai berikut:

Y= 20.067+0,436X1+0,193X2+(-0,404)X3+e

1. Keterangan :

Y : Kinerja Karyawan

a : Nilai Konstanta

b : Nilai Koefisien regresi

b1X1 : Regresi Variabel Independen (X1) kompensasi secara langsung

b2X2 : Regresi Variabel Independen (X2) work engagement

b3X3 : Regresi Variabel Independen (X3) kepuasan gaji

Berdasarkan persamaan regresi tersebut di atas maka dapat di jelaskan

sebagai berikut:

1. a = 20.067

Nilai konstanta tersebut menunjukan bahwa apabila variabel gaya

kompensasi langsung (X1), work engagement (X2), dan kepuasan gaji

(X3) sama dengan 0, maka variabel kinerja karyawan (Y) memiliki nilai

sebesar 20.067.

2. b1 = 0,436

Koefisien regresi variabel kompensasi langsung (X1) bernilai positif, hal

ini menunjukan apabila terjadi peningkatan 1 satuan kompensasi


langsung (X1), maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0,436

dengan asumsi varibel work engagement (X2), dan kepuasan gaji (X3)

bernilai sama dengan 0.

3. b2 = 0,193

Koefisien regresi variabel work engagement (X2) bernilai positif, hal ini

menunjukan apabila terjadi peningkatan 1 satuan work engagement (X2),

maka kinerja karyawan (Y) akan naik sebesar 0.193 dengan asumsi

varibel kompensasi secara langsung (X1), dan kepuasan gaji (X3) bernilai

sama dengan 0.

4. b3 = -0,404

Koefisien regresi variabel kepuasan gaji (X3) bernilai negatif, hal ini

menunjukan apabila terjadi peningkatan 1 satuan kepuasan gaji (X3),

maka kinerja karyawan (Y) akan menurun sebesar -0.404 dengan asumsi

varibel kompensasi secara langsung (X1), dan work engagement (X2)

bernilai sama dengan 0.

5. Dari hasil analisa regresi linier berganda di atas, dapat diketahui nilai

koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,599. Angka ini menunjukkan

bahwa variabel kompensasi secara langsung, work engagement dan

kepuasan gaji mampu memberikan Kontribusi terhadap variabel terikat

(kinerja karyawan) sebesar 59,9%, sedangkan sisanya sebesar 40,1%

disebabkan oleh variabel lain diluar variabel penelitian.

4) Uji Hipotesis

a) Uji t

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menunjukkan apakah variabel

kompensasi secara langsung (X1), work engagement (X2), dan


kepuasan gaji (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

kinerja karyawan (Y) secara parsial. Berdasarkan tabel 4.9 hipotesis

menyatakan bahwa variabel kompensasi secara langsung, work

engagement, kepuasan kerja secara parsial mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia.

Berdasarkan hasil uji t yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Secara parsial variabel kompensasi secara langsung (X1)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Angka

signifikansi variabel kompensasi secara langsung (X1) adalah 0,001

dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,050 yang berarti menerima

Ha dan menolak Ho yang mempunyai nilai koefisien regresi beta (β)

= 0.436 yang artinya variabel kompensasi seacara langsung (X1)

mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 0.436 terhadap

Kinerja Karyawan (Y).

2. Secara parsial variabel work engagement (X2) berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Angka signifikansi variabel

work engagement (X2) adalah 0,044 dimana angka tersebut lebih

kecil dari 0,050 yang berarti menerima Ha dan menolak Ho yang

mempunyai nilai koefisien regresi beta (β) = 0,193 yang artinya

variabel beban kerja (X2) berpengaruh signifikan secara parsial

sebesar 0,193 terhadap kinerja karyawan (Y).

3. Secara parsial variabel kepuasan gaji (X3) berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y). Angka signifikansi variabel

kepuasan gaji (X3) adalah 0,020 dimana angka tersebut lebih kecil
dari 0,050 yang berarti menolak Ho dan menerima Ha yang

mempunyai nilai koefisien regresi beta (β) = -0,404 yang artinya

variabel kepuasan gaji (X3) mempunyai pengaruh yg signifikan

namun hasilnya negatif secara parsial sebesar -0,404 terhadap

kinerja karyawan (Y).

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa koefisien regresi variabel

kompensasi seacara langsung (X1) paling besar dan paling tinggi

dibandingkan dengan variabel lain sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel kompensasi secara langsung (X1) paling kuat berpengaruh

terhadap kinerja karyawan (Y).

Berdasarkan dari hasil analisis uji t diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa variabel kompensasi secara langsung (X1) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y), work

engagemenet (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel kinerja karyawan (Y), dan variabel kepuasan gaji (X3) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) namun

hasilnya negatif pada PT. Marta Putra Indonesia.

b) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen (X)

secara simultan berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengujian Uji F dalam penelitian ini adalah dengan melihat sig

F. Bila nilai sig F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya diduga

ada pengaruh antara variabel independen (X) dan variabel dependen

(Y).
Berdasarkan hasil dari tabel 4.9 Uji F dalam penelitian ini

membandingkan antara F hitung dengan F tabel pada tingkat

kepercayaan 0,05 atau dengan melihat nilai sig. F. Bila F hitung lebih

besar dari F tabel atau nilai sig. F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

Hasil perhitungan pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa F hitung

sebesar 12,920 dengan nilai sig. F 0,000 < 0,05 dengan demikian maka

Ho ditolak dan Ha diterima, berarti secara bersama-sama (simultan)

kompensasi secara langsung (X1), work engagement (X2), dan

kepuasan gaji (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

(Y) pada PT. Marta Putra Indonesia.

4.2 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tabulasi maupun analisis regresi menunjukkan beberapa

persepsi responden mengenai Pengaruh Kompensasi Secara Langsung,

Work Engagement, dan Kepuasan Gaji terhadap Kinerja Karyawan di PT.

Marta Putra Indonesia bahwa:

A) Pengaruh Kompensasi Secara langsung Terhadap Kinerja karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H1) telah terbukti dengan adanya terdapat

pengaruh antara kompensasi secara langsung terhadap kinerja karyawan.

Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai dengan

taraf signifikansi hasil sebesar 0,001, karena nilai sig. < 0,050 dengan

demikian Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya variabel kompensasi

secara langsung (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan (Y) pada PT. Marta Putra Indonesia.


Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Asniwati (2022), yang dijadikan sebagai acuan hipotesis dengan hasil

kompensasi secara langsung berpengaruh signifikan baik secara parsial

maupun simultan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Sekertariat

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Kompensasi secara langsung yang diberikan oleh perusahaan memiliki

peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, karena pada

dasaranya karyawan bekerja dan menyelesaikan tugasnya bertujuan untuk

mendapatkan kompensasi secara langsung seperti gaji, upah insentif, dan

bayaran di luar jam kerja yang sepadan dengan pekerjaan yang karyawan

kerjakan. Apabila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka karyawan akan

mendapatkan rasa puas pada dirinya dan tentunya akan menimbulkan efek

yang positif bagi kinerjanya.

B) Pengaruh Work Engagement Terhadap Kinerja karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H2) telah terbukti dengan adanya terdapat

pengaruh antara work engagement terhadap kinerja karyawan. Melalui

hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,044, karena nilai sig. < 0,050 dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima, yang artinya variabel work engagement (X2) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesi.

Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Basten

Kembau, Gries M, Sendow & Hendra N. Tawas (2018), yang dijadikan

sebagai acuan hipotesis dengan hasil bahwa work engagement berpengaruh


signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan

Pada SD di Kecamatan Malalayang Kota Manado.

Work engagement merupakan faktor penting dalam terbentuknya

kinerja karyawan yang berkualitas serta memiliki loyalitas yang tinggi

pada perusahannya baik dari kerjasama tim maupun individu. Work

engagement ini terbentuk dengan adanya kondisi positif yang ada pada

manajemen perusahaan, manajemen yang baik akan menimbukan

keterlibatan kerja antar individu dengan baik dan menjadi sebuah

kerjasama antar rekan kerja yang akan menciptakan sebuah rasa tanggung

jawab pada setiap pekerjaannya.

C) Pengaruh Kepuasan Gaji Terhadap Kinerja karyawan

Hasil pengujian hipotesis (H3) telah terbukti dengan adanya pengaruh

antara kepuasan gaji terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan

yang telah dilakukan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,020, karena

nilai sig. < 0,050 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, yang

artinya variabel kepuasan gaji (X3) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Marta Putra Indonesia.

Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Christofel & Madiono, (2019), yang dijadikan sebagai acuan hipotesis

dengan hasil bahwa kepuasan gaji berpengaruh signifikan baik secara

parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Remaja

Service di Kupanga. Acuan tersebut sesuai dan berlaku pada penelitian ini,

dimana pada penelitian ini kepuasan gaji berpengaruh signifikan namun


negatif terhadap kinerja karyawan karyawan pada PT. Marta Putra

Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa Kepuasan Gaji yang ada di PT. Marta Putra

Indonesia sudah dianggap sangat baik tetapi memiliki beberapa kendala sehingga

hasilnya negatif. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kenaikan gaji yang

berlangsung lama sekali. Apabila kepuasan gaji ditingkatkan maka akan

berpengaruh terhadap peningkatan Kinerja Pegawai yang lebih positif lagi pada

PT. Marta Putra Indonesia.

D) Pengaruh Kompensasi Secara Langsung, Work Engagement, Dan

Kepuasan Gaji Terhadap Kinerja Karyawan.

Hasil pengujian hipotesis (H4) telah terbukti dengan adanya pengaruh

antara kompensasi secara langsung, work engagement, dan krpuasan gaji

terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan

diperoleh nilai sginifikan sebesar 0,000. Karena nilai sig. < 0,050 dengan

demikian Ha diterma Ho ditolak.

Hali ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilaukan oleh (Satria

& Kuswara, 2020), yang dijadikan sebagai acuan hipotesis dengan hasil

bahwa motivasi dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan pada Dinas Perhubungan Kota Bandung. Acuan tersebut sesuai

dan berlaku pada penelitian ini, dimana pada penelitian ini kompensasi

secara langsung, work engagement, dan kepuasan gaji secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan karyawan pada PT.

Marta Putra Indonesia.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kompensasi secara

langsung, work engagement, kepuasan gaji terhadap kinerja karyawan

pada PT. Marta Putra Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel kompensasi

secara langsung secara parsial terhadap variabel kinerja karyawan


pada PT. Marta Putra Indonesia. Hal ini dapat diartikan menerima

Ha dan menolak Ho.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel work

engagement secara parsial terhadap variabel kinerja karyawan pada

PT. Marta Putra Indonesia. Hal ini dapat diartikan menerima Ha dan

menolak Ho.

3. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan dari variabel kepuasan gaji

secara parsial terhadap variabel kinerja karyawan pada PT. Marta

Putra Indonesia. Hal ini dapat diartian menerima Ho dan menolak

Ha.

4. Terdapat pengaruh signifikan dari variabel kompensasi secara

langsung, work engagement, kepuasan gaji terhadap variabel kinerja

karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia. Hal ini dapat diartikan

menolak Ho dan menerima Ha.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran

yang dapat disampaikan oleh penulis sehubungan dengan hasil penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh kompensasi langsung terbukti berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia. Dilihat

dari hasil tabel frekuensi kuesioner variabel kompensasi langsung

(X1.6) dan (X1.5) terkait dengan Nominal upah lembur dan

semangat dalam melakukan lembur yang memiliki nilai mean kecil.

Disarankan kepada pihak PT. Marta Putra Indonesia untuk


memperhatikan pemberian upah lembur yang susai atau sepadan

dengan pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja, karena hal

tersebut sangat berpengaruh dengan kinerja dan semangat kerja saat

melakukan pekerjaan lembur.

2. Variabel work engagement terbukti berpengaruh signifikan terhadap

variabel kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia. Dilihat

dari hasil tabel frekuensi kuesioner variabel work engagement (X2.3)

terkait dengan keaktifan dan partisipasi karyawan dalam perusahaan

yang memiliki nilai mean kecil. Disarankan kepada pihak PT. Marta

Putra Indonesia untuk lebih memantau dan memperhatikan

karyawannya dalam keaktifan dan partisipasinya dalam

melaksanakan tanggung jawabnya.

3. Pengaruh kepuasan gaji terbukti berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia. Dilihat dari hasil

frekuensi kuesioner variabel kepuasan gaji (X3.5) terkait dengan

pemberian gajii sesuai dengan jabatan yang memiliki nilai mean

kecil. Disarankan kepada pihak PT. Marta Putra Indonesia untuk

memperhatikan dan mempertimbangkan pemberian nominal gaji

sesuai dengan jabatan atau posisi karyawan diluar upah lembur yang

diterima.

4. Variabel kinerja karyawan pada PT. Marta Putra Indonesia. Dilihat

dari hasil frekuensi kuesioner variabel kinerja karyawan (Y1.3)

terkait dengan keakuratan dan tidak ada kesalahan dalam


melaksanakan tugas kerja yang memiliki nilai mean kecil.

Disarankan kepada pihak PT. Marta Putra Indonesia untuk

memantau kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal

ini merupakan hal yang mendasar tetapi sangat penting untuk

diperhatikan, karena dalam segi bangunan apabila ada kesalahan

kecil dalam pembangunan akan dapat berakibat fatal. Selain itu

bidang ini bersangkutan jangka panjang untuk beberapa tahun

kedepannya.

5. Adapun secara teoritis, penulis memberi saran sebagai berikut:

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembakan hasil

penelitian ini dengan mengkaji atau menambahkan subjek penelitian,

variabel penelitian dan metode penelitian sebagai alat

pengukurannya. Selain itu juga menambahkan sampel yang akan

diteliti, dapat juga menambah variabel lain yang belum diteliti dalam

penilitian ini, supaya penelitian tersebut lebih luas lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Anatasia Anjani. (2022). Apa itu Kompetensi ? Ini Pengerian, Faktor - Faktor, dan
Indikatornya. DetikEdu.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5988134/apa-itu-kompetensi-ini-
pengertian-faktor-faktor-dan-indikatornya

Asniwati. (2022). Pengaruh Kompensasi dan Kompetensi terhadap Kinerja


pegawai Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan. Economics and Digital
Business Review, 3(1), 61–71. https://doi.org/10.37531/ecotal.v3i1.118

Christofel, A., & Madiono, E. (2019). Pengaruh Kepuasan Pada Gaji Dan
Loyalitas Karyawan Pada Kinerja KAryawan PT. Remaja Service Di
KUpang. Jurnal AGORA, 7(2).

Damanik, M. (2021). Artikel Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Dan


Remunerasi. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.,
2(November 2020), 2013–2015.

Danar Bayu Aji. (2018). Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Gaji, Dank Komitmen
Organisasi Terhadap Turnover Intention Auditor. Jurnal Ekonomi, 59, 1–24.

Dwi Endaru. (2021). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Gaji Karyawan.
Jojonomic.Com. https://www.jojonomic.com/blog/perubahan-tingkat-gaji/

Dwi Putri Agustin. (2018). Pengaruh Kepuasan Gaji Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Turnover Intention Dengan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Intervening. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Ekhsan, M. (2019). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja


Karyawan. Junral Ekonomi & Kewirausahaan, 13.
https://www.researchgate.net/publication/337672759_Pengaruh_Motivasi_d
an_Disiplin_Kerja_terhadap_Kinerja_Karyawan.

Fahraini, F., & Syarif, R. (2022). Pengaruh Kompensasi, Disiplin Kerja dan
Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Nikos Distribution Indonesia.
Ikraith-Ekonomika, 5(1), 20–30.

Farisi, S., Irnawati, J., & Fahmi, M. (2020). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara V (Persero)
Kebun Tanah Putih Provinsi Riau. Jurnal Humaniora, 4(1), 15–33.

Giovano Siwi, R. N. T. & L. D. (2016). PENGARUH KEPUASAN GAJI, PROMOSI


JABATA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP TURNOVER INTENTION
KARYAWAN RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO. Jurnal EMBA, 4(4),
941–951.
Herlina, R., & Zulkarnaen, W. (2018). PENGARUH KOMPENSASI LANGSUNG
DAN KOMPENSASI TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BAGIAN STAFF OPERASIONAL PT PRANATA JAYA ABADI
BANJARAN. Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi Dan Akuntansi, 2(2), 90–
114.

Herwanti, S. D. A. & J. (2021). KARYAWAN DENGAN PERSEPSI DUKUNGAN


PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI : KEPUASAN KERJA SEBAGAI
INTERVENING PADA KARYAWAN DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ( DIY ) JIMEA |
Jurnal Ilmiah MEA ( Manajemen , Ekonomi , dan Akuntansi ). Jurnal Ilmiah
MEA, 5(1), 47–62.

Imam Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25 (9th ed.). Universitas Diponegoro.

Insan, A. N. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi


Intrinsik, Work Engagement dan Kinerja Karyawan. Jurnal of Business
Studies, 2(1), 1–18.

Kembau, J. B., Sendow, G. M., & Tawas, H. N. (2018). Pengaruh Keterlibatan


Kerja Dan Kompetensi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Guru
Sekolah Dasar Di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal EMBA, 6(4),
3428–3437.

Kenelak, D., Pio, R. J., & Kaparang, S. G. (2016). Pengaruh Kompensasi


Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica Di
Kabupaten Jayawijaya. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 4(4), 1–10.

Keuangan, T. K. (2022). Penghasilan. Kamus Tokopedia.


https://kamus.tokopedia.com/p/penghasilan/.

Mushlihin. (2016). Definisi Kepuasan Menurut Para Ahli. Refrensi Makalah.


https://www.referensimakalah.com/2013/03/definisi-kepuasan-menurut-
para-ahli.html.

Nanda Hidayan Sono. (2021). Pengaruh Kepemimpinan Kiai Dan Kepuasan Gaji
Terhadap Kinerja Umana’ Di Lingkungan Pendidikan Tinggi Pondok
Pesantren Salafiyah Syafi’Iyah Sukorejo Situbondo. LISAN AL-HAL: Jurnal
Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan, 15(2), 325–340.
https://doi.org/10.35316/lisanalhal.v15i2.1389.

Nurcahyo, A. (2011). Analisis Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja


Karyawan Pada PT. Quadra Mitra Perkasa Balikpapan. Jurnal Eksis, 7(2),
1972–1982.

Pratiwi, D. mega, Sunaryo, H., & Wahono, Bu. (2020). Pengaruh Beban Kerja,
Stres Kerja, Dan Kepuasan Gaji Terhadap Turnover Intention Karyawan
Pada PT. Beringin Gigantara KC Surabaya. E-Jurnal Riset Manajemen (E-
JRM), 09(14), 92–103. www.fe.unisma.ac.id.

Prayogi, M. A., Lesmana, M. T., & Siregar, L. H. (2019). Pengaruh Kompetensi


Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Prosiding FRIMA (Festival
Riset Ilmiah Manajemen Dan Akuntansi), 6681(2), 666–670.
https://doi.org/10.55916/frima.v0i2.92.

Rabbani, A. (2021). Pengertian Work Engagement, Aspek, Ciri, dan Faktornya.


Sosial79. https://www.sosial79.com/2021/07/pengertian-work-engagement-
aspek-ciri.html.

Riadi, M. (2021). Work Engagement (Pengertian, Aspek, Ciri dan Faktor Yang
Mempengaruhi). Kajianpustaka.Com.

Rosanto, J. S. dan O. (2019). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan


Pada Pt. Asuransi Bangun Askrida Cabang Jakarta. Jesya (Jurnal Ekonomi
& Ekonomi Syariah), 2(2), 209–223.

Satria, R. O., & Kuswara, A. (2020). Pengaruh Motivasi Dan Pelatihan Terhadap
Kompetensi Kerja Serta Implikasinya Pada Produktivitas Pegawai Dinas
Perhubungan Kota Bandung. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship,
7(2), 74–83. http://jurnal.stiepas.ac.id/index.php/jebe/article/view/31.

Sri Mulyati & Bachruddin Saleh. (2018). Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT Nur Rima Al-Waali (NRA). Quantitative Economics
Journal, 5(1), 1–7.

Striada, Nur Mona, D. L. & R. H. (2021). PERBANDINGAN KINERJA PEGAWAI


BERDASARKAN GENDER PADA DINAS PERTANIAN PANGAN DAN
PERIKANAN KOTA TANJUNGPINANG. Junral Inovasi Penelitian, 1(9).

StudiNews. (2022). Pengertian Gaji, Faktor, Tujuan Pemberian Gaji, Sistem Dan
Metode Pembayaran. Studi News Portal Media Online Seputar Pendidikan.
https://www.studinews.co.id/tujuan-pemberiansistem-metode-pembayaran-
gaji/.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta CV.

Suryani, A. S. (2015). Pengaruh Faktor Kompensasi terhadap kepuasaan Kerja


Dosen Pada Akademi Keperawatan Rumah sakit Marthe Indey Jayapura.
Jurnal Uniyap, 3(11).
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KOMPENSASI LANGSUNG, WORK ENGAGEMENT,
DAN KEPUASAN GAJI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PADA PT. MARTA PUTRA INDONESIA

Kepada Yth
HRD PT. Marta Putra Indonesia
Di tempat

Dengan hormat,
Dalam rangka untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, saya
bermaksud mengadakan penelitian pada perusahaan ini dengan judul
“Pengaruh Kompensasi langsung, Work Engagement, Dan Kepuasan
Gaji Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Marta Putra Indonesia”.
Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan pada Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Merdeka Malang.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis, mohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk sedikit meluangkan waktu dalam pengisian
kuesioner yang telah dilampirkan.

Kuisioner ini semata –mata bersifat ilmiah, dan hanya dipergunakan untuk
keperluan penyusunan skripsi. Disamping itu juga, diharapkan hasil penelitian
ini dapat memberikan masukan bagi penulis.

Saya mohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjawab


semua pertanyaan yang ada secara jujur dan terbuka, mengingat data yang
saya perlukan sangat besar sekali artinya.

Atas segala bantuan dan partisipasi yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari


berikan, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,

Aldino Surya P.

KUESIONER PENELITIAN

1. IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang di sediakan.

 Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

 Usia : 17 - ≤ 20 tahun ≥ 26 - ≤ 30 tahun

≥ 21 - ≤ 25 tahun ≥ 31 tahun

 Pendidikan terakhir: SMP SMA S1

2. PETUNJUK PENGISIAN:

a. Mohon kuesioner ini diisi secara lengkap dari seluruh pernyatan yang

telah disediakan

b. Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang tersedia

c. Terdapat 5 (lima) alternatif pengisian jawaban, yaitu:

5 = Sangat Setuju (SS)


4 = Setuju (S)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

KUESIONER

1. Variable (X1) Kompensasi langsung


No Pernyataan SS S KS TS STS
2. Variabel (X2) Work Engagement (Keterlibatan Kerja)
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya siap dan tanggap dalam merespon semua tugas
yang diberikan oleh atasan.
2 Saya selalu semangat dan berusaha menyelesaikan
semua tugas dari yang mudah sampai dengan yang
mempunyai tingkat kesulitan tinggi.
Saya selalu aktif dan berpartisipasi dalam perusahaan.
3

4 Saya memberikan loyalitas tinggi terhadap semua


pekerjaan.

5 Saya selalu bertanggung jawab penuh terhadap


pekerjaan.
6 Tanggung jawab pekerjaan adalah prioritas bagi saya.

3. Variabel (X3) Kepuasan Gaji


No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya merasa puas dengan gaji yang saya peroleh dari
perusahaan karena sesuai dengan beban kerja yang
2 saya
Saya kerjakan.
puas dengan gaji yang saya peroleh, karena
sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.
Kenaikan gaji yang diberikan perusahaan membuat
3
saya merasa puas dan meningkatkan kinerja saya.
4 Perusahaan telah memberikan kenaikan gaji secara
adil kepada karyawan.
5 Perusahaan memberikan gaji sesuai dengan posisi
atau jabatan diperusahaan.
6 Saya merasa puas gaji yang diberikan oleh
perusahaan selalu tepat waktu.

4. Variabel (Y) Kinerja Karyawan


No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Pekerjaan yang saya kerjakan sesuai standar yang
ditetapkan perusahaan.
Target kerja yang diberikan oleh persuahaan selalu
2
saya penuhi dan selesai tepat waktu.

Tugas kerja selalu saya kerjakan dengan akurat dan


3
tidak ada kesalahan.

Saya melaksanakan tugas secara totalitas dengan


4
penuh kesadaran.

Saya bertanggung jawab penuh dengan pekerjaan


5
saya.
Saya menjadikan pekerjaan sebagai prioritas utama
6
saya.

Anda mungkin juga menyukai