Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE DAN IKLIM

ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA


IMPLIKASINYA BAGI KINERJA PEGAWAI PADA PT. JASA
RAHARJA CABANG RIAU

Barkah Wahyu Budi Setiaji


1
Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Riau

Email : barkahwahyubudisetiaji@gmail.com

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leader member


Exchange terhadap Kepuasan Kerja. Pengaruh iklim organisasi terhadap
Kepuasan Kerja. Pengaruh leader member Exchange terhadap kinerja.
Pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja. Pengaruh leader member Exchange
terhadap kinerja melalui Kepuasan Kerja. Pengaruh iklim organisasi terhadap
kinerja melalui Kepuasan Kerja. Dan pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai PT. Jasa Raharja Cabang
Riau sebanyak 65 orang. sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 65
orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder,
sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah SEM. Berdasarkan dari temuan penelitian yang dilakukan sebelumnya
ditemukan bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Leader
member exchange berpengaruh terhadap kinerja. Iklim organisasi berpengaruh
terhadap kinerja. Leader member exchange berpengaruh terhadap kinerja
melalui kepuasan kerja. Iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja. Dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja
Kata kunci: Leader Member Exchange, Iklim Organisasi, Kepuasan Kerja dan
Kinerja

ABSTRACT : This study aims to analyze the effect of leader member Exchange
on Job Satisfaction. The influence of organizational climate on job satisfaction.
The influence of Exchange member leaders on performance. The effect of
organizational climate on performance. The influence of Exchange member
leaders on performance through Job Satisfaction. The influence of
organizational climate on performance through Job Satisfaction. And the effect
of Job Satisfaction on performance. The population in this study are employees
of PT. Jasa Raharja Riau Branch as many as 65 people. The sample to be used
is 65 people. The data used in this study are primary data and secondary data,
while the data collection technique uses a questionnaire. The data analysis
technique used in this study is the data analysis used in this study is SEM. Based
on the findings of previous studies, it was found that organizational climate
influences job satisfaction. Leader member exchange influences performance.
Organizational climate affects performance. Leader member exchange
influences performance through job satisfaction. Organizational climate
influences performance through job satisfaction. And job satisfaction affects
performance
Keywords: Leader Member Exchange, Organizational Climate, Job Satisfaction
and Performance

PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam
menggerakkan suatu perusahaan atau organisasi. Aset paling penting yang harus
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan dan harus diperhatikan dalam manajemen
adalah tenaga kerja atau sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM)
sebagai penggerak jalannya organisasi merupakan faktor penentuan dan pencapaian
tujuan yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan atau
organisasi harus memiliki sumber daya manusia dengan kinerjanya tinggi. Untuk
itu bidang SDM perlu mendapat perhatian dan perlakuan khusus dibanding bidang
lain karena mempunyai peran sebagai penggerak kegiatan operasional dan
kebijakan perusahaan agar dapat mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain,
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tidak lepas dari kualitas
SDM yang ada didalamnya.
Karyawan merupakan kunci penentu keberhasilan perusahaan. Untuk itu
setiap karyawan dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan, selain itu juga harus mempunyai visi terhadap perusahaan,
pengalaman, motivasi, disiplin diri, semangat kerja yang tinggi, dan yang pasti
dapat bekerja di bawah tekanan pekerjaan. Hal tersebut dilakukan untuk dapat
menghasilkan kinerja yang baik. Setiap organisasai maupun perusahaan akan
berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Sebagai satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang asuransi kecelakaan
lalulintas dan penumpang umum, PT. Jasa Raharja yang menjadi perpanjangan
tangan pemerintah wajib mumpunyai kinerja yang baik untuk melayani masyarakat.
Untuk itu, perusahaan harus terus berbenah dan mempersiapkan segala konsekuensi
yang mungkin terjadi. Diantaranya dengan menciptakan iklim organisasi yang baik
dan memiliki kepemimpinan baik pula, sehingga dapat meningkatkan kualitas
kinerja karyawan.
Karena kegiatannya langsung berhubungan dengan masyarakat, maka
kinerja karyawan PT. Jasa Raharja dituntut untuk selalu baik, agar dapat
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan mulai
dari proses administrasi kecelakaan, identifikasi korban, hingga penyerahan
santunan kepada korban atau keluarga korban (jika korban meninggal dunia). Hal
diatas harus dilakukan karyawan secara cepat dan tidak mempersulit proses yang
dilakukan oleh korban. Tetapi masih ada saja komplain tentang sulitnya korban
untuk mengurus proses administrasi. Berarti dalam hal ini masih terdapat kinerja
karyawan PT. Jasa Raharja yang kurang baik sehingga menghambat pelayanan
kepada pelaku klaim.
Kinerja individu dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kualitas
dari seorang Pegawai. Melalui penilaian kinerja, maka seorang Pegawai dapat
dinilai kualitas bekerjanya dalam sebuah perusahaan. Hal ini tentu bertujuan untuk
mendeskripsikan Pegawai tersebut apakah layak atau tidak layak untuk bekerja
pada sebuah perusahaan. Untuk melihat kinerja Pegawai PT. Jasa Raharja Cabang
Riau dapat dilihat pada tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 1 Kinerja Pegawai PT. Jasa Raharja Cabang Riau Tahun 2017-2021
Tahun
Penilaian
No 2017 2018 2019 2020 2021
Kinerja Individu
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
1 Sangat Baik 7 12.73 6 10.53 5 8.47 4 6.67 4 6.15
2 Baik 33 60 32 56.14 31 52.54 31 51.67 31 47.69
3 Cukup Baik 15 27.27 19 33.33 23 38.98 25 41.67 30 46.15
Jumlah 55 100 57 100 59 100 60 100 65 100
Sumber: Evaluasi Kinerja Pegawai PT. Jasa Raharja Cabang Riau, 2022

Berdasarkan pada tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa Pegawai PT. Jasa
Raharja Cabang Riau yang memiliki kinerja sangat baik dari tahun ke tahun
cenderung mengalami penurunan, begitu juga dengan kinerja baik yang terus
mengalami penurunan. Sedangkan kinerja Pegawai dengan nilai cukup baik
cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pegawai
mengalami penurunan, yang mana Pegawai yang memiliki kinerja sangat baik
menurun menjadi baik, kemudian Pegawai yang memiliki kinerja baik menurun
menjadi cukup baik. Dengan kata lain penurunan kinerja Pegawai menyebabkan
kinerja perusahaan juga mengalami penurunan.
Pegawai akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai organsisasi dengan sepenuh hati demi
kemajuan organisasi/perusahaan. Kepuasan Kerja berkaitan dengan sikap
seseorang yang berhubungan dengan organisasi tempat mereka bergabung. Sikap
ini berkaitan dengan persepsi tujuan organisasi dan keterlibatannya dalam
melaksanakan kerja komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita.
Salah satu bentuk kepuasan Pegawai adalah akan melaksanakan Pekerjaan
itu sendiri dengan cara yang terbaik untuk perusahaan dalam memenuhi target yang
telah ditetapkan. Akan tetapi dalam lima tahun terakhir pada PT. Jasa Raharja
Cabang Riau realisasi dari target yang ditetapkan tidak pernah tercapai. Untuk
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2 Rekapitulasi Target dan Realisasi Penyelesaian Klaim Nasabah PT.
Jasa Raharja Cabang Riau Tahun 2017-2021
Klaim Nasabah PT. Jasa Raharja
Tahun
Target Realisasi Gap
2017 100% 89.32% 10.68%
2018 100% 82.79% 17.21%
2019 100% 90.59% 9.41%
2020 100% 84.47% 15.53%
2021 100% 82.57% 17.43%
Sumber: PT. Jasa Raharja Cabang Riau, 2022
Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa realisasi dari target
Penyelesaian Klaim Nasabah PT. Jasa Raharja Cabang Riau Tahun 2016-2020
dalam setiap tahun selalu berfluktuasi dan tidak sejalan dengan nilai target yang
ditetapkan, hal ini menunjukkan bahwa masih mengindikasikan rendahnya
kepuasan Pegawai sehingga berdampak dalam mencapai target yang telah
ditetapkan. Dengan demikian proses penyelesaian klaim dari nasabah yang
dilakukan perusahaan tidak dapat memenuhi harapan.
Untuk itu, keberadaan pemimpin di tengah–tengah organisasi sangat
diperlukan, salah satunya adalah tentang hubungan atasan dan bawahan atau biasa
yang disebut dengan leader member Exchange (LMX). Menurut Robbins (2012:
368) dalam leader member Exchange ditemukan perbedaan sikap yang diterima
bawahan dari atasannya. Perbedaan itu membentuk kelompok terpisah yang
menerangkan hubungan antara atasan dan bawahan yang disebut dengan in-group
dan out-group. Hasil pra survey terhadap variable leader member Exchange pada
PT. Jasa Raharja Cabang Riau dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 Hasil Prasurvey Tentang Variabel Leader Member Exchange Pada PT.
Jasa Raharja Cabang Riau
No Pernyataan Ya % Tidak % Jumlah %
Saya selalu mengikuti arahan dari
1
atasan atas pekerjaan yang diberikan 25 83.3 5 16.7% 30 100.0%
Setiap Pegawai mendapatkan
kepercayaan dari atasan terhadap
2
keahlian yang dimiliki Pegawai
tersebut 17 56.7% 13 43.3% 30 100.0%
Saya selalu menghargai dan
3 menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan atasan saya 27 90.0% 3 10.0% 30 100.0%

Rata-rata 23 76.7% 7 23.3% 30 100.0%


Sumber: Data Olahan, 2022
Table 3 menunjukkan bahwa dari ketiga pernyataan yang diberikan yang
berkaitan dengan leader member Exchange memperlihatkan bahwa 76.7% Pegawai
mengatakan selalu mengikuti arahan, serta mendapatkan kepercayaan dan
menghargai atasanya. Sedangkan sisanya sebanyak 23.3% menyatakan tidak, dalam
artian masih ada Pegawai yang tidak mengikuti arahan karena kurang mendapatkan
kepercayaan yang berimbas tidak menyelesaikan pekerjaan yang diberikan tepat
pada waktunya. Pegawai dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Pegawai memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan
perusahaan. Penilaian kinerja Pegawai sangat perlu dilakukan oleh perusahaan
untuk mengetahui sejauh mana Pegawai mampu berperan dalam perkembangan dan
pertumbuhan perusahaan.
Faktor penting lainnya untuk meningkatkan kinerja ialah diperlukannya
iklim organisasi. Suasana yang hangat antara pimpinan dengan karyawan serta
karyawan dengan karyawan lainnya. Tidak ada kesenjangan antara karyawan,
mengerti hak dan kewajiban masing-masing, fasilitas yang memadai didalam
perusahaan serta ditambah dengan pmimpin yang dapat mengayomi bawahannya.
Maka akan tercipta integrasi dan iklim yang positif didalam organisasi. Jika iklim
organisasi menjadi kondusif maka dengan otomatis akan menambah motivasi kerja
karyawan, kepuasan kerja dan rasa betah didalam organisasi. Pimpinan dan
karyawan tidak boleh meremehkan yang satu ini. Bagaimana karyawan dapat
bekerja dengan baik jika didalam keseharian mereka tidak mendapatkan ketenangan
dan tidak termotivasi sehingga beresiko menurunkan kinerja mereka.
Seperti yang dikemukan oleh Gibson, dkk (2015) bahwa iklim organisasi
adalah sifat lingkungan kerja atau lingkungan psikologis dalam organisasi yang
dirasakan oleh para pekerja atau anggota organisasi dan dianggap dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap pekerjaanya. Seperti dikatakan
oleh Amundson (dalam Martini & Rostiana, 2013) bahwa iklim organisasi
mencerminkan kondisi internal suatu organisasi karena iklim hanya dapat dirasakan
oleh anggota organisasi tersebut, dan iklim dapat menjadi sarana untuk mencari
penyebab perilaku negatif yang muncul pada karyawan.
Artikel ini akan menggunakan penelitian literatur sebagai sarana untuk
membahas mengenai Pengaruh Leader Member Exchange Dan Iklim Organisasi
Terhadap Kepuasan kerja Serta Implikasinya Bagi Kinerja Pegawai Pada PT. Jasa
Raharja Cabang Riau

METODE PENELITIAN
Kajian ini menggunakan metode studi pustaka (library research). Studi
pustaka adalah kegiatan membaca dan menulis untuk mengumpulkan data,
kemudian data tersebut diolah sebagai bahan dalam penelitian, Zed (2003). Lebih
lanjut Zed menjelaskan bahwa ada empat karakteristik dalam metode studi pustaka,
yaitu: Pertama, Peneliti mengambil data bukan dari lapangan, tapi dari teks atau
tulisan. Kedua, Data kepustakaan bersifat “siap pakai” karena peneliti mengambil
data dari teks, bukan dari lapangan. Ketiga, Data pustaka bersifat sekunder, dengan
artian data diperoleh dari tangan kedua, bukan data dari lapangan yang bersifat
orisinil. Keempat, Data pustaka dapat diperoleh kapan saja, karena tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu.
Adapun metode mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan membaca beberapa karya ilmiah, seperti jurnal, text book, dan
berbagai dokumen yang dianggap relevan. Kemudian data tersebut ditelaah,
dianalisis, bahkan dikomparasikan, kemudian disimpulkan dan ditulis dalam bentuk
karya tulis ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Salah satu tujuan utama sumber daya manusia, yaitu memastikan organisasi
memiliki tenaga kerja yang menghasilkan kinerja yang sangat baik. Kinerja adalah
hasil dari suatu proses pekerjaan Pegawai yang dapat dilihat dari segi kuantitas
maupun kualitas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Dengan adanya
kinerja Pegawai yang baik, maka perusahaan akan mencapai suatu target tujuan
yang ingin dicapainya. Leader member Exchange (LMX) menurut Morrow
(2010:682) adalah peningkatan kualitas hubungan antara supervisi dengan Pegawai
akan mampu meningkatkan kerja keduanya. Namun realitasnya, hubungan antara
Pegawai dan supervise dapat dikelompokkan pada dua hubungan yaitu hubungan
yang baik dan hubungan yang buruk. Hubungan yang baik akan menciptakan
kepercayaan Pegawai, sikap positif, dan loyalitas, namun hubungan yang buruk
berpengaruh sebaliknya.
Truckenbrodt (2010:233) menyatakan bahwa leader member Exchangee
difokuskan pada penilaian terhadap hubungan dan interaksi antara supervisor
(atasan) dan bawahan. Tingkat kedekatan dari hubungan antara pimpinan dan
bawahan ini yang menunjukkan adanya indikasi dari leader member Exchange di
perusahaan. Menurut Truckkenbrodt (2013:235): Kepuasan Kerja adalah
identifikasi dari ketentuan individu dalam Hubungan dengan organisasi yang
meliputi nilai-nilai dan tujuan organisai. Semakin kuat nilai-nilai organisasi yang
dipertahankan Pegawai dan semakin kuat keinginan Pegawai untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan juga menunjukkan adanya Kepuasan Kerja
yang tinggi.
Menurut Morrow (2010:682) mengatakan bahwa Leader Member Exchange
adalah peningkatan kualitas hubungan antara supervisi dengan Pegawai yang
mampu meningkatkan kinerja keduanya. Sinambela (2012:7) menyatakan kinerja
Pegawai merupakan suatu fungsi dari Kepuasan Kerja dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan.
Seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman
yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Iklim
organisasi sebagai lingkungan psikologis organisasi yang mempunyai kondisi
berbeda antara tempat satu dengan yang lainnya. Iklim organisasi merupakan suatu
karakteristik yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya yang
mempengaruhi individu-individu di dalamnya, serta secara relatif bertahan dalam
jangka panjang.
Iklim organisasi yang kondusif menjadi prasyarat peningkatan kinerja
pegawai yang maksimal. Iklim yang kondusif diharapkan mampu meningkatkan
komitmen pegawai pada pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Adanya iklim
organisasi yang kondusif akan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Stinger (dalam Wirawan, 2013:122) mendefinisikan bahwa iklim organisasi
sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta
berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga
mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi. Stringer
(Wirawan, 2013:125) menyebutkan bahwa karakteristik atau dimensi iklim
organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku
tertentu.
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi kinerja adalah Kepuasan Kerja
menurut Robbin dalam Sopiah (2010:155) komitmen adalah Kepuasan Kerja
merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari
Pegawai terhadap organisasi. Menurut Robbins (2010:102) pada umumnya, tampak
bahwa komitmen memiliki hubungan yang lebih erat dengan hasil hasil
organisasional seperti kinerja dan perputaran Pegawai. Komitmen dianggap penting
bagi organisasi karena: (1) Pengaruhnya pada turn over. (2) Hubungannya dengan
kinerja yang mengasumsikan bahwa individu yang memiliki komitmen cenderung
mengembangkan upaya yang lebih besar pada pekerjaaan.
Beberapa temuan terdahulu yang telah dilakukan diantaranya oleh Elshifa
(2018) lmx dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Prisetyadi
(2011) leader member exchange merupakan salah satu variabel yang menentukan
kepuasan kerja. Herlambang (2017) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa
leader member exchangee (LMX) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Kepuasan kerja mampu memediasi antara pengaruh leader
member exchangee (Lmx) terhadap kinerja pegawai. Rahmadewi (2013) iklim
organisasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan dan kinerja karyawan. Sudirjo
(2017) Leader Member Exhange berpengaruh terhadap kinerja. Kepuasan Kerja memediasi
leader member Exchange terhadap kinerja.

SIMPULAN
Berdasarkan dari temuan penelitian yang dilakukan sebelumnya ditemukan
bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Leader member
exchange berpengaruh terhadap kinerja. Iklim organisasi berpengaruh terhadap
kinerja. Leader member exchange berpengaruh terhadap kinerja melalui kepuasan
kerja. Iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Dan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja

DAFTAR PUSTAKA
Elshifa, Aria. 2018. Pengaruh Leader Member Exchange (Lmx) Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Mediasi Organization
Citizen Behaviour (OCB).(Studi Kasus pada Karyawan Kospin Jasa
Pekalongan). Economicus, Vol. 9 No. 1 - Juni 2018
Herlambang. Aldhi Lario. 2017. Pengaruh Leader Member Exchange Terhadap
Kinerja Karyawan Melalui Komitmen Organisasi Pada PT. Ponsel Jobs
Indonesia First Media Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 5 Nomor
1
Prisetyadi, Ammiruddin. 2011. Pengaruh Leader Member Exchange Terhadap
Komitmen Organisasi Pada PT Midian Karya Pasuruan. Jurnal Manajemen
Bisnis.Volume 1 No. 01. Edisi April 2011
Robbins, P. Stephen dan Mary Coulter. 2012. Manajemen, diterjemahkan oleh
Bob Sabran, Wibi Hardani. Erlangga:Jakarta
Sudirjo, Frans. 2017. Pengaruh Leader Member Exhange dan pemberdayaan
melalui mediasi komitmen organisasi terhadap kinerja. Jurnal Universitas
17 Agustus 1945 (Untag) Semarang.
Tika, Pabundu. 2011. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT.
Bumi Aksara. Jakarta.
Truckenbrodt Y. B. 2010. The Relationship Between Leader-Member Exchange
and Commitment and Organizational Citizenship Behavior. Research.
Acquisition Review Quarterly
Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja. Penerbit Rajawali Press, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai