Anda di halaman 1dari 10

Problematika Seleksi CPNS 2018 Dalam Pengangkatan CPNS

Yang Tidak Memenuhi Passing Grade


(Nurafni Kusumawardhani Affandi dan Rima Lestari}

PROBLEMATIKA SELEKSI CPNS 2018 DALAM PENGANGKATAN


CPNS YANG TIDAK MEMENUHI PASSING GRADE

CPNS 2018 SELECTION PROBLEMATICS IN THE APPOINTMENT OF


CPNS WHO DO NOT MEET THE PASSING GRADE
Nurafni Kusumawardhani Affandi dan Rima Lestari
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Hegarmanah, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, 45363
e-mail: nurafni16001@mail.unpad.ac.id

(Diterima 3 Juni 2019, Direvisi 16 Juni 2019, Disetujui 20 Juni 2019

Abstrak
Perubahan sistem seleksi CPNS dengan passing grade rupanya membuat banyak peserta terjegal. Hal ini terbukti
dengan minimnya jumlah peserta CPNS yang lolos SKD, yakni hanya 8% dari total peserta. Ini menimbulkan
problematika tersendiri, karena dengan minimnya jumlah peserta yang lolos, maka akan banyak formasi PNS
yang tidak terisi. Tapi disisi lain, bila memaksakan untuk mengisi formasi dengan penurunan passing grade, akan
berdampak pada kualitas PNS itu sendiri. Maka dari itu, tulisan ini akan mengkaji problematika penerimaan CPNS
2018 yang kurang dari kuota. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, kami berupaya untuk
mencari solusi terbaik untuk tetap bisa mengisi formasi PNS yang dibutuhkan, yaitu dengan cara menerapkan
kebijakan afirmatif terhadap tenaga honorer K2 yang mendaftar CPNS 2019.

Kata kunci: CPNS, honorer K2, manajemen, passing grade, seleksi.

Abstract
Determination policy in setting passing grade of CPNS selection has caused problems, such as the percentage of
passed participants which is only 8% of total apllicant in the first selection (Based Competance Selection/SKD). As
a consequence of this condition is that there will be many civil servant formations could not be filled. On the other
hand, if the formations forced to be filled by lowering the passing grade, it will have an impact on the quality of
civil servants. This paper examine the problematic acceptance of CPNS 2018 which was less than the quota. Used
a juridical-normative research method, we strive to find the best solution to be able to fill the formation of civil
servants need by implementing affirmative policies on K2 honorary workers who register for CPNS 2019

Keywords: CPNS, K2 honorary, management, passing grade, selection

PENDAHULUAN b. Memajukan kesejahteraan umum;


c. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
Negara Indonesia adalah negara d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
yang kaya akan budaya dan adat yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
membentang dari Sabang sampai Merauke abadi dan keadilan sosial.
dimana wilayahnya terbagi atas provinsi, Untuk mencapai tujuan nasional
kabupaten dan kota. Walaupun memiliki tersebut salah satu yang perlu diperhatikan
keberagaman, Negara Republik Indonesia adalah unsur pelayanan publik. Pada
memiliki tujuan nasional yang sama hakikatnya, pelayanan publik adalah
sebagaimana yang tertuang dalam Undang- kegiatan Pemerintah terhadap masyarakat
Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang memiliki keuntungan kepada suatu
Tahun 1945 (yang selanjutnya disebut UUD kumpulan atau kesatuan. Lebih lanjut
1945) alinea IV, yaitu: menurut Kurniawan (2016) mengatakan
a. Membentuk suatu pemerintahan Negara pelayanan publik dapat diartikan sebagai
Indonesia yang melindungi segenap pemberian layanan (melayani) keperluan
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah orang atau masyarakat yang mempunyai
darah Indonesia; kepentingan pada organisasi itu sesuai
61
Civil Service VOL. 13, No.1, Juni 2019 : 61 - 70

dengan aturan pokok dan tata cara yang yang berhasil lolos passing grade hanya
telah ditetapkan. Dalam pelayanan publik, berjumlah 128.000 dari total peserta
penyedia pelayanan publik adalah instansi 1.700.000. Jumlah ini juga belum menjamin
pemerintah sesuai peraturan perundang- peserta tersebut lolos seleksi CPNS, karena
undangan. Sementara menurut Rezha masih ada tes Seleksi Kompetensi Bidang
(2013) penerima layanannya adalah (SKB) yang dilakukan di instansi masing-
masyarakat, lembaga instansi, pemerintah, masing. Rendahnya penerimaan CPNS ini
dunia usaha, yang memperoleh manfaat dari kemudian menjadi suatu polemik tersendiri,
suatu kegiatan penyelenggaraan pelayanan karena dengan kurangnya peserta yang
publik. lolos, membuat tidak terisinya formasi
Pelayanan publik tidak lepas dari jabatan pemerintahan yang dibutuhkan
Aparatur negara sebagai unsur utama sehingga jelas akan menghambat kinerja
penyelenggaraan pemerintahan yang me- pemerintah. Menurut Antoni (2018), apabila
miliki peran sangat krusial sebagai pelaku memaksakan untuk menurunkan standar
pelayanan publik dan penopang kemajuan penerimaan, dikhawatirkan hal tersebut
bangsa. Maka dalam hal ini diperlukan akan berdampak pada diterimanya PNS
aparatur yang baik untuk menciptakan yang buruk dan menjalankan tugas sehingga
pemerintahan yang baik (good governance) berakibat pada pelayanan publik yang buruk.
agar kemudian tujuan penyelenggaraan Jika diadakan tes kembali, akan memakan
negara bisa tercapai. Kualitas Aparatur waktu serta biaya yang tinggi.
Negara sendiri dapat ditinjau dan dinilai Maka dari itu, dalam tulisan kali
dari tingkat pengetahuan, kemampuan ini Penulis akan membahas problematika
serta kemauan yang dapat ditunjukkan dari perekrutan PNS di tahun 2018 yang
Aparatur negara itu sendiri. mengalami penurunan, untuk mencari solusi
Demi mendapatkan kualitas aparatur tepat dalam pemecahan masalah tersebut,
negara yang baik maka diperlukan meka- dengan jurnal berjudul Problematika Seleksi
nisme penyaringan yang tepat terkait dengan CPNS 2018 dalam Pengangkatan Peserta
siapa orang yang berhak untuk menduduki CPNS yang Tidak Memenuhi Passing
suatu jabatan di pemerintahan. Salah Grade.
satunya mekanisme yang dapat dilakukan
adalah melalui seleksi penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dengan sistem PEMBAHASAN
Computer Assisted Test (CAT) yang telah
diselenggarakan sejak tahun 2013. Sistem Dalam penelitian ini, Penulis meng-
tersebut dinilai memiliki dampak yang gunakan metode penelitian yuridis-normatif,
positif karena menghilangkan faktor Kolusi, yakni penelitian hukum yang dilakukan
Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang sering dengan meneliti bahan hukum primer
meliputi penerimaan PNS di Indonesia serta yaitu peraturan perundang-undangan yang
menjadi solusi untuk menghasilkan lulusan berkaitan dengan manajemen ASN, data
terbaik pada setiap jabatan yang lowong di sekunder berupa bahan pustaka serta data
pemerintahan. Selain itu, ditingkatkan pula tersier dalam melakukan penyusunan
passing grade dalam tes Seleksi Kemampuan konsepsional untuk menghasilkan analisis
Dasar (SKD) agar bisa menjaring orang yang terhadap problematika yang dihadapi dalam
benar-benar berkompeten. CPNS 2018.
Namun pada seleksi penerimaan PNS
tahun 2018 lalu, terdapat permasalahan Aparatur Sipil Negara Sebagai Pegawai
yaitu mengenai jumlah orang yang memiliki Negara
”kualitas” tidak memenuhi jumlah yang Organisasi menurut Thoha (2008)
dibutuhkan untuk mengisi jabatan di dapat diartikan sebagai kolektivitas orang-
pemerintahan. Hal ini dikarenakan orang orang yang bekerja sama secara sadar dan

62
Problematika Seleksi CPNS 2018 Dalam Pengangkatan CPNS
Yang Tidak Memenuhi Passing Grade
(Nurafni Kusumawardhani Affandi dan Rima Lestari}

sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. hingga berhenti baik karena pensiun atau
Lebih lanjut, Wahyudi (2014) menyatakan karena hal lain yang diatur dalam Undang-
bahwa pegawai atau karyawan merupakan Undang. Sementara PPPK statusnya hanya
aset yang paling penting yang harus di- pegawai sementara, karena ia diangkat
miliki organisasi. Karena di sini, pegawai berdasarkan perjanjian kerja yang memiliki
menjadi implementator dari tiap peren- jangka waktu, minimal 1 tahun. Pola
canaan yang telah dibuat organisasi untuk manajemen keduanya pun berbeda, untuk
mencapai tujuan tersebut. Pegawai pula yang pengaturan manajemen PNS terdapat dalam
melakukan pengawasan serta evaluasi atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
pelaksanaan penyelenggaraan organisasi. tentang Manajemen PNS (PP Manajemen
Mengingat teori yang dikemukakan PNS), sementara pengaturan Manajemen
Logeman dalam Affandi (1971) bahwa PPPK terdapat dalam Peraturan Pemerintah
negara pada hakikatnya adalah suatu Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen
organisasi, maka sudah sewajarnya bila PPPK (PP Manajemen PPPK).
negara pun memiliki unsur pegawai Meski memiliki perbedaan, keduanya
atau orang-orang yang dikaryakan untuk memiliki fungsi yang sama yaitu menjalankan
mencapai tujuan negara, yang disebut pemerintahan di bidang pelayanan publik.
sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun selain kedua unsur tersebut, rupanya
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang ada pula pihak lain yang turut melakukan
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil pelayanan publik. Hanya saja, ia bukanlah
Negara (UU-ASN), dijelaskan bahwa ASN ASN mengingat statusnya bukanlah PNS,
merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan bukan pula PPPK -melainkan tenaga
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian honorer.
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Meski UU ASN tidak mengenal istilah
Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa tenaga honorer, rupanya tenaga honorer
ada dua unsur dalam ASN ini, yaitu pegawai keberadaannya diakui dalam PP Nomor
negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan
dengan perjanjian kerja (PPPK). Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai
Istilah PNS sebagai pegawai negara Negeri Sipil sebagaimana diubah terakhir
pasti sudah tidak asing, mengingat istilah dengan PP Nomor 56 Tahun 2012 Tentang
tersebut telah ada sejak pengaturan dalam Perubahan Kedua atas PP Nomor 48 Tahun
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer
Tentang Kepegawaian. Pegawai Negeri Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (PP
Sipil adalah warga negara Indonesia yang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai CPNS). Dalam PP tersebut, dijelaskan
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat bahwa tenaga honorer adalah seseorang yang
pembina kepegawaian untuk menduduki diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
jabatan pemerintahan. Sementara istilah atau pejabat lain dalam pemerintahan per
PPPK baru lahir pada masa UU ASN. PPPK tanggal 1 Januari 2005 untuk melaksanakan
dalam pasal 1 angka 4 dijelaskan sebagai tugas tertentu pada instansi pemerintah
warga negara Indonesia yang memenuhi atau yang penghasilannya menjadi beban
syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
perjanjian kerja untuk jangka waktu ter- Negara atau Anggaran Pendapatan dan
tentu dalam rangka melaksanakan tugas Belanja Daerah. Mereka diangkat untuk
pemerintahan. memperlancar pelaksanaan tugas-tugas
Ditinjau dari segi istilah, dapat terlihat pemerintahan dan pembangunan.
bahwa PNS memiliki perbedaan yang Di Indonesia, jenis tenaga honorer
signifikan dengan PPPK. PNS merupakan terbagi atas Tenaga Honorer yang peng-
pegawai tetap, karena diangkat dengan Surat hasilannya dibiayai oleh APBN dan APBD
Keputusan Pengangkatan yang berlaku atau yang kemudian dikenal sebagai Tenaga

63
Civil Service VOL. 13, No.1, Juni 2019 : 61 - 70

Honorer K1 (THK 1), dan Tenaga Honorer g. mutasi,


yang penghasilannya tidak dibiayai oleh h. penilaian kinerja,
APBN dan APBD yang kemudian disebut i. penggajian dan tunjangan,
sebagai Tenaga Honorer K2 (THK 2). j. penghargaan,
Kedua tenaga honorer ini bisa berubah status k. disiplin,
menjadi ASN, hanya saja THK 1 dapat l. pemberhentian,
langsung diangkat sebagai PNS, sementara m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan
THK 2 harus mengikuti seleksi CPNS sesuai n. perlindungan PNS.
aturan dalam PP Manajemen PNS. Bila tidak Dalam melakukan pengadaan PNS,
memenuhi syarat umur dalam Manajemen dilakukan berbagai tahapan seperti
PNS, ia hanya bisa diangkat sebagai PPPK. perencanaan, pemberitahuan lowongan,
penerimaan lamaran, seleksi, pengangkatan
Sistem Seleksi PNS berdasarkan CPNS, dan pengangkatan PNS. Pengadaan
Manajemen PNS tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
KBBI mendefinisikan manajemen kebutuhan tiap instansi yang telah dikaji
sebagai penggunaan sumber daya secara dalam tahap penyusunan dan penetapan
efektif untuk mencapai sasaran. Menurut kebutuhan yang dilakukan sebelumnya. Hal
Stoner dalam Batlajery (2016), pengertian ini bertujuan untuk efisiensi penjaringan
manajemen adalah proses perencanaan, PNS nantinya. Sejalan dengan pendapat
pengorganisasian, dan penggunaan sumber Sedarmayanti (2003) yang menyatakan
daya organisasi lainnya agar mencapai bahwa proses perekrutan pegawai secara
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. berkesinambungan dan terus-menerus harus
Manajemen PNS sendiri dalam berdasarkan analisis jabatan dan analisis
PP Manajemen PNS dijabarkan sebagai kebutuhan dan tetap mengacu pada visi dan
pengelolaan PNS untuk menghasilkan PNS misi organisasi, dengan tujuan agar tidak
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika adanya tumpang tindih pegawai dalam satu
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih unit organisasi, dan agar jumlah pegawai
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme dan jumlah lembaga organisasi seimbang,
(KKN). Hal itu sejalan dengan konsiderans efektif, dan efisien.
menimbang poin a Undang-Undang ASN Untuk seleksi CPNS sendiri ada tiga
yang menginginkan terjadinya perubahan tahapan, yaitu seleksi administrasi, seleksi
paradigma dalam pengelolaan PNS agar kompetensi dasar (SKD), dan seleksi
dapat memiliki daya saing. Karena selama kompetensi bidang (SKB). Menurut Darma
ini, PNS dianggap selalu berada di zona (2004) panjangnya proses penerimaan seorang
nyaman sehingga kinerjanya pun dianggap PNS tak lain bertujuan untuk menghasilkan
kurang baik. Pasca berlakunya UU ASN, Pemberdayaan ASN yang menghasilkan
PNS dituntut untuk mengeksplorasi aparatur berkualitas dan kuantitas yang
potensi yang ada pada dirinya, dengan cara dapat dipertanggungjawabkan.
memberlakukan iklim kerja yang kompetitif Sistem Perekrutan PNS mengalami
sehingga kualitas pelayanan publik pun berbagai perubahan yang diikuti oleh
meningkat. Cara-cara itulah yang ditempuh berbagai permasalahan dan pertimbangan
melalui manajemen PNS. yang ada dalam masyarakat luas untuk
Dalam pasal 2 PP Manajemen PNS, mewujudkan implementasi good gover-
disebutkan bahwa Manajemen PNS meliputi: nance. Menurut Satoto (2004) perwujudan
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan, good governance sebagai sentral penting
b. pengadaan, pengelolaan administrasi publik maka
c. pangkat dan jabatan, dibutuhkan penyelenggara pemerintah
d. pengembangan karier, yang sesuai dengan tatanan masyarakat.
e. pola karier, Perwujudan dari good governance sendiri
f. promosi, dalam penyelenggaraan negara diharapkan

64
Problematika Seleksi CPNS 2018 Dalam Pengangkatan CPNS
Yang Tidak Memenuhi Passing Grade
(Nurafni Kusumawardhani Affandi dan Rima Lestari}

guna meningkatkan profesionalitas, akun- menerapkan passing grade yang tinggi,


tabilitas dan transparansi dalam pelayanan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
publik. Karena hal itu perlu dilakukan PAN RB.
berbagai perubahan dan perbaikan dari
kesalahan sistem perekrutan ditahun- Problematik Seleksi CPNS 2018
tahun sebelumnya yang dimana pada Meski sistem dan anggota panitia
tahun 2018 digencarkan suatu keharusan penerimaan CPNS 2018 telah memiliki
dalam perkembangan profesionalisme, suatu kualitas yang baik serta dukungan
transparansi, akuntabilitas, penegakan etika kemampuan SDM yang cukup, ternyata
dan moral dalam penyelenggaraan pela- hal tersebut justru menimbulkan suatu
yanan publik. Hal ini menurut Sianturi permasalahan baru, yaitu berkurangnya
(2004) dimaksudkan, agar filosofi “The CPNS yang diterima dengan kualitas
right man on the right place” (penempatan yang sesuai dengan ketentuan yang sudah
seseorang sesuai dengan keahliannya) tetap ada. Tentu hal ini menimbulkan masalah
menjadi dasar pertimbangan dalam rangka karena jumlah CPNS yang dibutuhkan
penerimaan calon Aparatur Sipil Negara. tidak dapat dicukupi oleh pendaftar yang
Berbagai permasalahan yang muncul mengikuti proses seleksi CPNS tahun 2018,
dalam perekrutan sebelum tahun 2018 hal ini disebabkan SDM yang memiliki
adalah sebagai berikut: kompabilitas terbaik, untuk memberikan
1. Proses perekrutan ASN yang selama ini sport terhadap kinerja pemerintahan yang
diterapkan dinilai masih kurang baik, lebih baik, pada dasarnya hanya sedikit.
terutama dari segi pelayanan publik Dalam seleksi CPNS 2018 lalu, ada
(public services); 238.015 formasi yang dibutuhkan. 51.271
2. Munculnya isu penyalahgunaan wewe- untuk pemerintah pusat, dan 186.744 di
nang (abuse of power) yang dilakukan pemerintah daerah. Untuk pemerintahan
oleh oknum-oknum aparatur pemerin- pusat, terdiri atas 24.817 jabatan inti/
tahan di dalam penyelenggaraan rekrut- umum, 12.000 guru madrasah Kementerian
men Aparatur Sipil Negara selama ini; Agama, dan 14.454 dosen Kementerian
3. Kurangnya transparansi yang diterap- Riset Dikti dan Kementerian Agama.
kan oleh pemerintah tersebut menim- Sementara 186.744 formasi di pemerintah
bulkan persepsi negatif ditengah- daerah terdiri atas 88.000 guru bidang
tengah masyarakat bahwa adanya dan mata pelajaran. Adapun yang bisa
penyalahgunaan wewenang sehingga mendaftar adalah dari kalangan umum,
menimbulkan praktek KKN yang terjadi guru, tenaga kesehatan, dan eks tenaga
di dalam proses rekrutmen pegawai, baik honorer K2, sebagaimana dicantumkan
dari proses penyusunan formasi hingga dalam Peraturan Menteri PAN RB Nomor
proses pelaksanaan seleksi. 26 Tahun 2018.
Dengan adanya permasalahan itu, Sebenarnya dari segi peluang, CPNS
maka sistem perekrutan ASN di tahun 2018 2018 benar-benar membuka peluang besar
mengalami suatu kondisi jauh lebih ketat bagi semua orang untuk bisa menjadi PNS.
dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga Bahkan eks honorer K2 pun dimasukkan
sebelum dilakukan rekrutmen, maka para sebagai kategori yang bisa melamar.
SDM yang berkaitan dengan rekrutmen ini Sebagaimana diutarakan oleh Humas
harus melewati berbagai regulasi proses Sekretariat Kabinet RI dalam laman setkab.
yang ada sehingga menghasilkan pihak/ go.id (2018), kali ini ada setidaknya 438.590
aparat yang melakukan penerimaan yang Tenaga eks honorer K2 yang berhak untuk
transparan dengan dilakukan oleh Badan menjalani seleksi CPNS 2018. Padahal
Kepegawaian Negara (BKN). Hal ini di- sebelumnya, tes THK 2 untuk CPNS berhenti
tujukan sebagai melancarkan pelaksanaan di tahun 2013 yakni dengan keluarnya
penerimaan CPNS. Salah satunya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012

65
Civil Service VOL. 13, No.1, Juni 2019 : 61 - 70

yang secara de jure dianggap telah menutup lowongan PNS tahun 2018 mayoritas
permasalahan terhait THK 2. Namun kini, adalah untuk guru dan tenaga kesehatan.
pemerintah berbaik hati dengan membuka Ini menimbulkan suatu masalah dilematik
peluang CPNS kepada eks honorer K2. tersendiri bagi pemerintah, antara mengisi
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi formasi kebutuhan guru dan tenaga
oleh THK 2 untuk bisa mengikuti CPNS kesehatan, atau mempertahankan kualitas
sebagai berikut: pendidik dan tenaga kesehatan tersebut.
1. Usia paling tinggi 35 tahun pada tanggal Karena tak bisa dipungkiri, tidak tercapainya
1 Agustus 2018, masih aktif bekerja passing grade yang ditentukan membuat
terus-menerus sampai sekarang; kekhawatiran bahwa yang bersangkutan
2. Bagi tenaga pendidik minimal berijazah tidak memiliki kualifikasi yang diinginkan
Strata 1 (S1) yang diperoleh sebelum pemerintah.
pelaksanaan Seleksi Tenaga Honorer Menurut Wismabrata (2018), BKN
Kategori II pada tanggal 3 November sendiri enggan untuk menurunkan passing
2013; grade, karena penurunan passing grade
3. Bagi tenaga kesehatan minimal berijazah akan berdampak pada diterimanya
Diploma III (D3) yang diperoleh sebelum pihak-pihak yang seharusnya tidak lolos
pelaksanaan Seleksi Tenaga Honorer kualifikasi menjadi diterima dalam seleksi
Kategori II pada tanggal 3 November CPNS tersebut. Tapi di sisi lain, opsi untuk
2013; melakukan seleksi ulang tidaklah mungkin
4. Memiliki tanda bukti nomor ujian karena hal tersebut akan membebani
Tenaga Honorer Kategori II pada tanggal keuangan negara. Selain itu, belum tentu
3 November 2013; dan lewat seleksi kembali ini akan menjaring
5. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). PNS yang cukup. Oleh karena itu, BKN
Hanya saja, meski tes CPNS 2018 menyiasati hal tersebut dengan melakukan
membuka banyak peluang bagi orang yang sistem ranking. Dalam Peraturan Menteri
ingin menjadi PNS, rupanya pada seleksi PAN RB Nomor 61 Tahun 2018 Tentang
CPNS 2018 menurut Yasmin (2018) jumlah Optimalisasi Pemenuhan Kebutuhan/
peserta yang lolos hanya mencapai 8% dari Formasi Pegawai Negeri Sipil dalam Seleksi
total peserta yang mendaftar atau hanya Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018,
sejumlah 128.000 dari 1.700.000 peserta. disebutkan bahwa bila peserta tidak lolos
Hal ini dikarenakan adanya mekanisme SKD, mereka masih bisa mengikuti tes
passing grade yang diterapkan dalam selanjutnya dengan menggunakan sistem
seleksi CPNS, sebagaimana tertuang dalam perangkingan. Yakni dilihat dari total
Peraturan Menteri PAN RB Nomor 37 skor bukan terpenuhinya syarat minimal
Tahun 2018 Tentang Nilai Ambang Batas tiap indikator. Sebenarnya ini memiliki
Seleksi Kompetensi Dasar Pengadaan kelemahan tersendiri, karena bisa jadi ia
Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018. memiliki wawasan kebangsaan yang sangat
Dalam aturan tersebut, peserta dari jalur baik, tapi ternyata kepribadiannya buruk dan
umum harus memenuhi skor minimal 143 tidak memiliki mentalitas pelayanan publik
untuk Tes Kepribadian (TKP), 80 untuk yang baik.
Tes Intelegensi Umum (TIU), 75 untuk Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK). Dalam tes Kebijakan Afirmatif bagi Pegawai
tersebut, peserta yang tidak lulus mayoritas Honorer K2 Sebagai Solusi untuk
terjegal di Tes Kepribadian. Padahal secara Pengisian Formasi CPNS
skoring keseluruhan, mereka mendapatkan Sistem ranking seolah-olah memang
nilai yang tinggi. akhirnya menjadi solusi terakhir. Namun
Minimnya peserta seleksi CPNS yang menurut Penulis, ada satu mekanisme yang
lolos passing grade membuat banyaknya patut untuk dipertimbangkan lebih lanjut
formasi jabatan yang kosong. Padahal, daripada sistem ranking. Yakni dengan

66
Problematika Seleksi CPNS 2018 Dalam Pengangkatan CPNS
Yang Tidak Memenuhi Passing Grade
(Nurafni Kusumawardhani Affandi dan Rima Lestari}

mengangkat para pegawai honorer K2 pada pada masa tes terakhir di tahun 2013 karena
tiap instansi sebagai suatu tindakan afirmatif untuk penerimaan THK 2 itu sendiri sudah
bagi para THK 2 yang tidak kunjung ditutup.
diberikan kepastian sebagai PNS. Namun, kita tidak bisa menutup mata
Istilah tindakan afirmatif atau bahwa selama mereka berstatus sebagai THK
affirmative action menurut Sayuti (2013) 2, mereka bekerja sama kerasnya dengan
biasa diaplikasikan di level publik di mana PNS itu sendiri. Dalam penyelenggaraan
negara dan institusi publik mengeluarkan ujian nasional misalnya, kebanyakan
kebijakan yang memberikan peluang tenaga honorer K2 lah yang diterjunkan
atau perlakuan khusus kepada kelompok untuk menjadi pengawas. Menurut
tertentu, termasuk di dalamnya kebijakan Purwaningsih dalam Esy (2019), Ketua
kuota di lembaga-lembaga negara dan Umum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia
publik: parlemen, pemerintahan, institusi (PHK2I) menyatakan THK 2 keinginannya
pendidikan dan lapangan pekerjaan. agar THK 2 diangkat sebagai PNS.
Pada dasarnya ia adalah diskriminasi. Menurutnya, THK 2 berhak untuk diangkat
Tetapi pemberlakuan tindakan afirmatif sebagai PNS dan bukan PPPK, mengingat
ini didasari oleh keinginan untuk menye- mereka selama ini diberikan beban kerja
tarakan kedudukan suatu kelompok dengan yang sama seperti PNS. Meskipun harus
kelompok lainnya yang tidak bisa dicapai diakui mereka tidak terlalu baik dalam tes,
begitu saja, maka dari itu kebijakan tetapi dari segi pengalaman, mereka lebih
afirmatif itu sendiri merupakan suatu teruji karena mereka sudah bertugas dalam
bentuk diskriminasi positif. masa kerja di atas 10 tahun. Jadi di satu
Dalam perkara ini, sebenarnya bila sisi, kemampuan mereka diragukan karena
melihat dari pengadaan seleksi kembali kerap tidak lolos seleksi CPNS, tetapi
yang dapat menampung THK 2 dalam di sisi lain, THK 2 selalu diberdayakan
CPNS 2018, hal tersebut sudah merupakan dan diandalkan dalam penyelenggaraan
kebijakan afirmatif mengingat selain mereka urusan pemerintahan. Ini jelas dua hal yang
tidak perlu mengikuti tes SKB, seharusnya bertentangan. Maka dari itu, mengapa tidak
sudah tidak ada lagi pengangkatan THK 2 mereka diberikan kepastian hukum dengan
sebagai PNS. Hal ini dikarenakan secara de pengangkatan sebagai PNS.
jure masalah THK 2 dianggap sudah ditutup Hal itupun sebenarnya berlaku pula
dengan pemberlakuan Peraturan Pemerintah bagi mereka THK 2 yang tidak ikut CPNS
Nomor 56 Tahun 2012. Meski memang karena tersandung masalah umur. Seharusnya
secara de facto masalah THK 2 terus mereka yang memang dianggap begitu
merajalela. Para THK 2 selalu menuntut berguna bagi instansi dapat dipertimbangkan
hak mereka untuk diangkat sebagai pegawai untuk diterima sebagai PNS, meski mereka
negeri. berumur di atas 35 tahun. Ini memang
Yang menjadi permasalahannya adalah, kebijakan yang tidak populer. Karena
ketika syarat diangkat sebagai PNS adalah nyatanya dari segi aturan, pegawai honorer
lolos berbagai tahapan seleksi PNS, mereka K2 hanya bisa sebatas diangkat sebagai
tidak memenuhi persyaratan yang berlaku. PPPK (karena PPPK bisa menampung
Kebijakan afirmatif agar THK 2 tidak perlu pelamar yang usianya di atas 35 tahun),
tes SKB sudah berlaku dan mereka tinggal sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan
berusaha untuk tes SKD. Tapi di tes SKD Menteri PAN RB Nomor 2 Tahun 2019
pun, mereka tak lolos. Kegagalan dalam tes Tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah
ini memang mengindikasikan kemampuan dengan Perjanjian Kerja untuk Guru, Dosen,
mereka yang kurang daripada peserta CPNS Tenaga Kesehatan, dan Penyuluh Pertanian.
pada umumnya. Dan tak bisa dipungkiri, Dan kenapa tidak menjadi PNS, karena
pegawai THK 2 yang tersisa hingga saat ini adanya keterbatasan anggaran. Hal ini
adalah mereka yang tidak lolos kualifikasi wajar dan sangat dimaklumi, karena sebagai

67
Civil Service VOL. 13, No.1, Juni 2019 : 61 - 70

PNS anggaran negara keluar tidak hanya Bila aturan tersebut sudah berlaku
selama pegawai tersebut aktif, melainkan secara efektif, masalah payung hukum
juga pasca pensiun. Tetapi dengan adanya pengangkatan THK 2 sebagai PNS sebenar-
momentum ”kekurangan kuota” dalam nya bisa teratasi. Hanya hingga CPNS 2018
seleksi CPNS 2018 ini, yang mana berarti berakhir, rancangan tersebut di DPR baru
sudah ada pertimbangan tentang beban kerja memasuki pembahasan tingkat II. Maka
dan kebutuhan serta anggaran yang akan dari itu, sangat diharapkan Pemerintah
dikeluarkan pemerintah, mengapa tidak bisa segera mengesahkan perubahan UU
formasi kosong tersebut dimanfaatkan untuk ASN ini. Oleh karenanya, untuk menyiasati
menjadikan para pegawai honorer K2 ini problematika tes CPNS yang tidak sesuai
sebagai PNS. ekspetasi, alangkah baiknya ada dua jalur
Selama ini, upaya untuk mengangkat yang diberlakukan. Untuk jalur umum dan
K2 tersandung di masalah legalitas. Kita peserta yang baru mendaftar, memang
tidak memiliki payung hukum yang cukup perlu untuk menyaringnya lewat passing
untuk memberikan kejelasan terhadap status grade. Cukup menerima orang-orang yang
pegawai THK 2. Karena UU ASN yang memenuhi passing grade. Bila rupanya
menjadi landasan utama sama sekali tidak masih ada kuota, kita memanfaatkannya
mencantumkan masalah pegawai honorer, untuk menerima THK 2.
walaupun menurut Sukarna (2018) sudah Hal ini selain efisien karena tidak perlu
ada rencana untuk melakukan revisi UU mengeluarkan anggaran lagi untuk seleksi
ASN, sehingga DPR sepakat untuk merevisi CPNS yang baru, juga lebih bisa memberikan
UU ASN yakni dengan menambahkan Pasal keadilan bagi para pegawai honorer K2,
131A sebagai berikut: sehingga berhak untuk diangkat, tidak hanya
1. Tenaga honorer, pegawai tidak tetap, sebatas menjadi PPPK, tetapi PNS.
pegawai tetap non PNS dan tenaga
kontrak yang bekerja terus-menerus dan
diangkat berdasarkan surat keputusan PENUTUP
yang dikeluarkan sampai dengan
tanggal 15 Januari 2014, wajib diangkat Seleksi CPNS tahun 2018 memang
menjadi PNS secara langsung dengan mengalami banyak kendala. Standardisasi
memperhatikan batasan usia pensiun yang tinggi untuk lolos tes CPNS menjadi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 90. hal yang dianggap sebagai penyebab
2. Pengangkatan PNS sebagaimana di- rendahnya jumlah peserta yang lolos SKD,
maksud pada ayat (1) didasarkan pada sehingga untuk melanjutkan ke tahap
seleksi administrasi berupa verifikasi selanjutnya pun jumlahnya minim sekali.
dan validasi data surat keputusan Dampaknya di ujung, jumlah peserta yang
pengangkatan. diterima sebagai PNS bisa tidak memenuhi
3. Pengangkatan PNS sebagaimana dimak- kebutuhan formasi yang ada.
sud pada ayat (1) dilakukan dengan Namun, hal itu sebenarnya bisa
memprioritaskan mereka yang memiliki disiasati. Bukan dengan melakukan tes ulang,
masa kerja paling lama dan bekerja melainkan memberlakukan jalur afirmatif
pada bidang fungsional, administratif, bagi tenaga honorer K2 sebagai peserta
pelayanan publik antara lain pada bidang CPNS. Hal ini memang tidak diatur dalam UU
pendidikan, kesehatan, penelitian dan ASN ataupun PP Manajemen PNS, namun
pertanian. hal ini dapat menjadi langkah yang efektif
4. Pengangkatan PNS sebagaimana dimak- dan bisa memberikan kepastian hukum bagi
sud pada ayat (1) dilakukan dengan para pegawai honorer K2 tersebut dan untuk
mempertimbangkan masa kerja, gaji, instansi yang bersangkutan. Karena meski
ijazah pendidikan terakhir, dan tunjangan mereka tidak lolos dalam seleksi-seleksi
yang diperoleh sebelumnya. sebelumnya, nyatanya mereka sudah bekerja

68
Problematika Seleksi CPNS 2018 Dalam Pengangkatan CPNS
Yang Tidak Memenuhi Passing Grade
(Nurafni Kusumawardhani Affandi dan Rima Lestari}

begitu lama kepada negara dan beban kinerja Daerah. Fiat Justicia Vol. 10 No. 3,
serta tanggung jawabnya pun setara dengan 569-586.
pekerjaan PNS itu sendiri. Mukhtar, Affandi. 1971. Ilmu-ilmu
Memang kebijakan ini tidak populer Kenegaraan, Bandung: Alumni.
karena payung hukum yang ada memberikan Rezha, Fahmi, Siti Rochmah, Siswidiyanto
batasan bagi pelamar CPNS maksimal berusia (2013). Analisis Pengaruh Kualitas
35 tahun. Tetapi aturan adalah aturan, yang Pelayanan Publik Terhadap kepuasan
bisa dibuat untuk memberikan justifikasi Masyarakat (Studi tentang Pelayanan
bahwa suatu perbuatan tidaklah melawan Perekaman Kartu Tanda Penduduk
hukum. Maka dari itu, Penulis menyarankan Elektronik (e-KTP) di Kota Depok).
untuk meninjau kembali UU ASN dan PP Jurnal Administrasi Publik Vol. 1
Manajemen PNS dan PP Manajemen PPPK, No.5, 981- 990.
untuk bisa memasukkan jalur afirmatif bagi Satoto, Sukamto. 2004. Pengaturan
para pegawai honorer K2 dalam pengadaan Eksistensi dan Fungsi Badan
PNS dalam kondisi tertentu, misal minimnya Kepegawaian Negara. Yogyakarta:
peserta CPNS yang lolos passing grade HK Offset.
seperti saat ini. Dan berhubung rencana Sayuti, Hendri. 2013. Hakikat Affirmative
revisi UU ASN sudah jalan, Penulis sangat Action dalam Hukum Indoensia (Ikhtiar
mengharapkan penambahan Pasal 131A Pemberdayaan Yang Terpinggirkan).
benar-benar dilakukan. Menara Vol. 12 No. 1, 41-47.
Sedarmayanti. 2003. Good Governance
(Kepemerintahan Yang Baik) Dalam
DAFTAR PUSTAKA Rangka Otonomi Daerah. Bandung:
Mandar Maju.
Antoni, Ahmad. 2018 “1,35 Juta PNS Sianturi, Lobu Tolong. 2004. Manajemen
Berkinerja Buruk”, Koran Sindo, Kepegawaian, Jakarta: PT. BPK,
Kamis 15 November 2018: hlm 2, Gunung Mulia.
kolom 4, Jakarta. Sukarna, Mega Nugraha. 2018. “Dua Pasal di
Batlajery, Semuel. 2016. Penerapan Fungsi- Revisi UU ASN Ini Disahkan, Tenaga
Fungsi Manajemen Pada Aparatur Honorer Pemerintah Bisa Langsung
Pemerintahan Kampung Tambat Diangkat Jadi ASN”, (http://www.
Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmu tribunnews.com/nasional/2018/09/19/
Ekonomi & Sosial Vol. VIII No. 2, dua-pasal-di-revisi-uu-asn-ini-
135-155. disahkan-tenaga-honorer-pemerintah-
Darma. 2004. Manajemen Kepegawaian bisa-langsung-d i a n g k a t - j a d i -
dan Sistem Rekruitmen Pegawai di asn?page=1, diakses tanggal 16 Juli
Indonesia. Jakarta : Liberty. 2019)
Esy. 2019. “Titi Yakin Honorer K2 Sudah Thoha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi
Mumpuni, Layak jadi PNS”, (https:// Publik Kontemporer. Jakarta:
www.jpnn.com/news/titi-yakin- Kencana Prenada Media Group.
honorer-k2-sudah-mumpuni-layak- Wahyudi, John. 2014. Penilaian Kinerja
jadi-pns, diakses tanggal 1 Juni 2019). Pegawai Negeri Sipil (Kajian Pra
Humas PAN RB. 2016. ”Alternatif Implementasi Peraturan Pemerintah
Penyelesaian untuk Honorer K2”, Nomor 46 Tahun 2011 Tentang
(https://www.menpan.go.id/site/ Penilaian Prestasi Kerja PNS Di
berita-terkini/alternatif-solusi-untuk- Lingkungan Pemerintah Kabupaten
honorer-k2, diakses tanggal 1 Juni Barito Timur). Jurnal Administrasi
2019). Publik dan Birokrasi Vol. 1 No. 3, 20-25
Kurniawan, Robi Cahyadi. 2016. Inovasi Wismabrata, Mishael Hangga. 2018.
Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah “Polemik “Passing Grade” Tes

69
Civil Service VOL. 13, No.1, Juni 2019 : 61 - 70

CPNS 2018, Alasan BKN Enggan


Turunkan Nilai hingga Sistem
Peringkat”, (https://regional.kompas.
com/read/2018/11/17/18151571/
polemik-passing-grade-tes-cpns-
2018-alasan-bkn-enggan-turunkan-
nilai-hingga?page=2, diakses tanggal
16 Juli 2019)
Yasmin, Puri Aini. 2018. “Baru 128.000
Peserta CPNS yang Lulus Passing
Grade”, (https://finance.detik.com/
loker/d-4300349/baru-128000-
peserta-cpns-yang-lulus-passing-
grade, diakses tanggal 15 April 2019)

70

Anda mungkin juga menyukai