Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara merupakan aset yang tidak ternilai harganya bagi

negara itu sendiri. Keberhasilan suatu organisasi negara, ditentukan dari bagaimana

kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Oleh karena itu, pengelolaan yang

semula personnel administration yang hanya berupa pencatatan administratif

kepegawaian, wajib hukumnya berpindah kepada human resource management

yaitu pendekatan yang memandang sumber daya manusia aparatur sebagai aset

negara yang harus dikelola, dihargai dan dikembangkan dengan baik. Sebagaimana

yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (UU ASN).

Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang

ditandatangani pada tanggal 15 Januari 2014 silam, ada perubahan mendasar dalam

manajemen SDM aparatur, yaitu perubahan pendekatan personnel administration

kepada human resource management. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disebut

sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan modal utama negara yang

memiliki peran vital dalam pencapaian tujuan negara dan tujuan politik pemerintah.

PNS merupakan unsur utama sumber daya manusia yang memiliki peran penting

dalam menentukan pergerakan roda pemerintahan di negara ini.

Putra Ilham Madjid (2011) dalam skripsinya yang berjudul Implementasi

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Pada Badan Kependudukan

1
Dan Keluarga Berencana Nasional berpendapat bahwasannya permasalahan

sumber daya manusia yang sangat umum terjadi pada organisasi pemerintah di

Indonesia adalah masih banyaknya ASN yang melakukan pelanggaran disiplin yang

telah ditentukan dan penyalahgunaan kewenangan dalam pelaksanaan tugas yang

diberikan (Azizy, 2007:52). Selain itu, permasalahan juga timbul dari proses

pengelolaan pegawai, seperti data ASN yang sering tidak up to date, sehingga

jumlah ASN tidak diketahui secara pasti, data yang ada saling berbeda,

pemutakhiran data tidak berjalan sebagaimana mestinya baik di instansi pusat

maupun daerah. Permasalahan ini tentu menjadi fatal karena akan sangat merugikan

keuangan negara dan penyelesaian data pegawai yang lambat dan berbelit-belit juga

akan memerlukan banyak waktu dan merugikan ASN itu sendiri.

Permasalahan lainnya dalam pengelolaan pegawai yaitu tidak

proporsionalnya distribusi sumber daya manusia apartur yang menyebabkan

terjadinya kelebihan tenaga pada unit organisasi tertentu, sementara di unit lainnya

terdapat kekurangan sumber daya manusia apartur yang berkualitas untuk mengisi

pegawai baru, contoh realnya seperti apa yang terjadi di BKD Provinsi Jawa Timur

berdasarkan pengamatan peneliti pada saat kegiatan magang riset (4 September

2017 – 15 Desember 2017). Bahwasannya pada bidang Perencanaan, Pengadaan,

Pengolahan Data dan Sistem Informasi di bidang Pengolahan Data dan Sistem

Informasi pada hakekatnya pegawai yang berada di bidang tersebut haruslah orang

yang memahami tentang teknoligi informasi (TI) namun kenyataannya justru

Kepala Sub Bidang (Eselon IV) dari bidang tersebut justru pegawai mutasi dari

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) yang notabene sama sekali

tidak menguasai tentang TI dan tentu saja bisa menghabat proses kerja sub bidang

2
tersebut. Dan hal-hal seperti ini banyak sekali terjadi di instasnsi Pemerintah

Provinsi Jawa Timur bahkan di Seluruh Indonesia. oleh karena itu pemeriintah

harus segera melakukan reformasi manajemen kepegawaian.

Bila berbicara terkait permasalahan reformasi manajemen kepegawaian

dalam pengelolaan informasi ASN, maka salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah dengan membangun sistem informasi manajemen kepegawaian.

Berdasarkan UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas UU Nomor 8 tahun

1974 tentang pokok-pokok kepegawaian khususnya Pasal 34 (ayat 2), yakni perlu

diselenggarakan dan dipelihara Sistem Informasi yang dikembangkan dan

dioperasikan melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

dengan tujuan agar Badan Kepegawaian Daerah dapat memiliki kemampuan

mengelola serta memberikan berbagai informasi tentang Pegawai Negeri Sipil yang

mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil

dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan

dan pemeliharaan informasi kepegawaian, serta mendukung perumusan

kebijaksanaan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil.

Sistem informasi manajemen kepegawaian sendiri pertamakali diresmikan

melalui keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Sistem

Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah

Daerah sebagai upaya pemerintah dalam rangka mewujudkan reformasi manajemen

kepegawaian. Program ini memungkinkan dalam menghimpun data tiap PNS,

merekam perubahan yang terjadi, serta menyimpannya dalam himpunan data (data

3
base), sehingga diharapkan dapat memudahkan organisasi dalam memanajemen

pegawainya dengan baik.

Siti Chaerunnisa Tasya (2017) dalam skripsinya yang berjudul Efektifitas

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Banten berpendapat bahwa Sistem Manajemen

Kepegawaian atau yang biasa disingkat SIMPEG sendiri diperlukan oleh

pemerintah daerah karena SIMPEG dapat memudahkan mekanisme kepegawaian

meliputi pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur, tata kerja, sumberd daya

manusia dan teknologi informasi untuk menghasilkan informasi yang cepat,

lengkap, dan akurat dalam rangka mendukung administrasi kepegawaian

khususnya di pemerintahan daerah.

Administrasi kepegawaian sendiri merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam menunjang karir kepegawaian Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan menigkatkan

kinerja organisasi (Instansi Pemerintah). Oleh karena itu di butuhkan sistem

manajemen yang dapat menunjang informasi terkait administrasi kepegawaian

Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal tersebut selaras dengan apa yang disampaikan

pada pasal 127 ayat (1) Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara yaitu “Untuk menjamin efisiensi, keterpaduan dan akurasi data dalam

Manajemen Aparatur Sipil Negara diperlukan sistem informasi Aparatur Sipil

Negara yang diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi

Pemerintah”.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Timur merupakan salah

satu institusi pemerintah yang menggunakan SIMPEG. Namun, dalam pelaksanaan

4
penggunaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian masih banyak kekurangan

dari segi penggunaannya seperti lemahnya data management system, dan juga

prosedur untuk melihat data secara insidental masih terlalu lama atau tidak realtime.

Hal tersebut yang melatar belakangi BKD Provinsi Jawa Timur untuk

menciptakan suatu trobosan dalam manajemen pengelolaan kepegawaian di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan membuat suatu website yang

dalam penerapannya menggunakan prinsip Human Resource Information System

(HRIS). Manajemen pengelolaan pegawai menggunakan prinsip ini selaras dengan

konsep yang dibangun oleh Pemerintah Indonesia saat ini yaitu konsep e-

Government.

Menurut Nurul Permatasari dalam (Kompasiana.com yang diakses pada

Mei 2018) mengungkapkan Dalam penyelenggaraan pemerintahan, diperlukan

suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan memiliki makna yang

mampu mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu perlu sekali

dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Buruknya citra pelayanan publik di Indonesia perlu berkaca pada populernya e-

government system di Negara Barat. Maka tahun 2002, e-government system mulai

diadopsi di Indonesia sebagai sebuah inovasi baru dalam bidang kepemerintahan.

Kebijakan e-government di Indonesia telah diperkanalkan melalui Instruksi

Presiden No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan. Pada Intinya, Instruksi Presiden tersebut membahas tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government. Lebih jauh lagi, e-

5
government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor

Pemeritahan di seluruh Indonesia.

Penerapan kebijakan electronic Government (e-Government) merupakan

suatu upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis

elektronik. Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI), diiringi

dengan semakin meluasnya penggunaan Internet sebagai akses ke dunia maya, telah

mendorong suatu perubahan yang revolusioner. Perubahan pemanfaatan teknologi

informasi tersebut selain dalam cara berkomunikasi dan menikmati hiburan, juga

dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Penerapan kebijakan e-Government

dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi

informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan birokrasi.

Penerapan kebijakan e-Government dikembangkan untuk membentuk

jaringan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah secara terpadu.

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut meliputi pengolahan data, pengelolaan

informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik. Keberadaan

Penerapan kebijakan e-Government merupakan salah satu infrastruktur penting

dalam pemerintahan.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi informasi

maka penerapan Human Resource Information System (HRIS) sangat penting

dalam memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada, karena pegawai

merupakan aset penting dalam penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola

dengan baik. Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil akan

meningkatkan kinerja pegawai dan dalam lingkup yang lebih besar dan akan

6
membawa perbaikan kinerja organisasi baik perusahaan/pemerintah secara

keseluruhan. Mengingat pentingnya pengelolaan data pegawai tersebut, maka

peningkatan kualitas pengelolaan kepegawaian melalui penerapan HRIS

merupakan salah satu prioritas dalam tahapan pengembangan e-Government

Rangkaian implementasi dalam suatu kebijakan dapat dimulai dari

program, dari program ke proyek, kemudian dari proyek ke kegiatan yang dapat

diiringi oleh sebuah inovasi. Inovasi sendiri merupakan suatu upaya

mempertahankan keberadaan organisasi dalam lingkungan. Inovasi merupakan

penerapan sengaja dalam suatu organisasi dari ide-ide baru, proses-proses, produk-

produk atau prosedur-prosedur baru bagi pekerjaan, tim kerja atau organisasi (West

: 2000 dalam Sutrisno 2011 : 105). Dengan adanya inovasi, organisasi swasta

maupun organisasi publik diharapkan dapat menanggapi kompleksitas lingkungan

dan dinamisasi perubahan lingkungan terutama dalam persaingan yang ketat dan

menciptakan sumber-sumber bagi keunggulan bersaing.

Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan dan menjalankan amanat UU

Nomor 5 tahun 2014, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur

merealisasikannya dalam bentuk kebijakan dengan menghadirkan sebuah inovasi

program yang dapat menyediakan Data dan Informasi ASN yang terpadu dan

terintegrasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa TImur yang diatur dalam

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2017 Tentang Sistem Informasi

Aparatur Sipil Negara atau dengan nama lain yaitu Aplikasi Manajemen ASN

Terpadu dan Terintegrasi (MASTER).

Aplikasi Manajemen ASN Terpadu dan Terintegrasi (MASTER)

merupakan nama dari sistem yang dibangun dalam rangka tata kelola ASN di

7
lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dengan harapan sistem ini akan

menjadi master (ahli, guru, utama, paling tinggi, pemimpin) dalam manajemen

pengelolaan ASN terpadu dan terintegrasi dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur. Sistem ini mempunyai alamat website https://master.bkd.jatimprov.go.id

untuk manajemen ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan data real time dari Aplikasi MASTER jumlah Keseluruhan

ASN yang masih aktif bekerja di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah

sebanyak 51792 orang (data per Bulan April 2018). Dan dari sekian banyaknya

jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi Jawa Timur, segala kebutuhan

kepegawaiannya di manajemen oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Timur melalui aplikasi MASTER. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Timur Sendiri Merupakan instansi di Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

memiliki peran sebagai operator pusat dan bertugas dalam memanajemen

kebutuhan Aparatur Sipil Negara di seluruh organisasi perangkat daerah dibawah

Naungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, mulai dari permasalahan mutasi /

kepindahan pegawai, kenaikan pangkat pegawai, pensiun, Pengembangan Karier,

Izin Belajar dan lain sebagainya.

Dalam Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2017 Tentang Sistem

Informasi Aparatur Sipil Negara (Aplikasi Master) terdapat banyak unsur dalam

manajemen kepegawaian salah satunya adalah pelayanan kepegawaian. Terdapat

18 poin layanan kepegawaian yang bisa diintegrasikan dengan e-Data dan e-

Document yang ada dalam aplikasi MASTER seperti yang tercantum dalam pasal

18 ayat (1) .

8
Semua poin pelayanan yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem

Informasi ASN Pasal 18 ayat (1) diatas menjadi ujung tombak dalam majemen ASN

berbasis e-government. dengan adanya aplikasi MASTER semestinya proses

manajemen kepegawaian dapat berjalan dengan baik dan mudah sehingga bisa

menunjang karir kepegawaian ASN agar reformasi birokrasi dapat terwujud seperti

apa yang dicita –citakan pemerintah.

Dengan adanya Inovasi yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah

Provinsi Jawa Timur ini melatar belakangi penulis untuk mengetahui bagaimana

implementasi inovasi program Aplikasi Manajemen Sistem Terpadu dan

Terintegrasi (MASTER) di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur

sehingga nantinya dapat menjadi percontohan bagi instansi lainnya dalam

mewujudkan reformasi manajemen kepegawaian melalui pengembangan sistem

informasi manajemen berbasis e-government di organisasi pemerintahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti

membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Inovasi Aplikasi Tata Kelola Aparatur Sipil

Negara (ASN) Terpadu Dan Terintegrasi (Master) Di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur?

2. Apa faktor penghambat dalam Implementasi Inovasi Aplikasi Tata

Kelola Aparatur Sipil Negara (Asn) Terpadu Dan Terintegrasi (Master)

Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur?

9
C. Tujuan Penelitian

1. Unuk mengetahui implementasi Implementasi Inovasi Aplikasi Tata

Kelola Aparatur Sipil Negara (Asn) Terpadu Dan Terintegrasi (Master)

Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur?

2. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat Implementasi Inovasi

Aplikasi Tata Kelola Aparatur Sipil Negara (ASN) Terpadu Dan

Terintegrasi (Master) Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Timur

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi segenap pihak yaitu Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa

Timur. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi dalam

mengembangkam manajemen ASN melalui Aplikasi MASTER.

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai referensi dalam bentuk informasi dan pengetahuan bagi pihak

tertentu yang ingin mengetahui manajemen ASN Berbasis E-Government

melalui Aplikasi MASTER.

E. Definisi Konseptual

10
Definisi konseptual adalah abstarksi mengenai suatu fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan

kelompok atau individu tertentu (Efendi, 1998 : 34). Maka dari itu pada penelitian

ini terdapat konsep-konsep untuk mendefinisikan maksud dari penlitian yang akan

diteliti oleh peneliti.

1. Implementasi

Implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul Sabatier

(1979) sebagaimana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab (2008:

65), mengatakan bahwa Implementasi adalah memahami apa yang

senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau

dirumuskan merupakan focus perhatian implementasi kebijaksanaan

yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah

disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup

baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-

kejadian.

2. Inovasi

Inovasi dipahami dipahami sebagai “Creating of Something new”

atau penciptaan sesuatu yang baru. Istilah menemukan pengertian

modernnya untuk pertama kali (oxford English Dictionary edisi tahun

1939 (Suwarno,2008:56) yaitu “the of intriducing a new product into

market”. Dalam hal ini dipahami sebagai proses penciptaan produk

11
(barang atau jasa) baru pengenalan metode atau ide baru atau penciptaan

perubahan.

Inovasi yang ada dalam penelitian ini adalah inovasi program

aplikasi dalam mengelola data dan informasi kepegawaian yaitu

MASTER (Manajemen ASN Terpadu dan Terintegrasi) merupakan nama

dari sistem yang dibangun, dengan harapan sistem ini akan menjadi

master (ahli, guru, utama, paling tinggi, pemimpin) dalam manajemen

pengelolaan ASN terpadu dan terintegrasi dilingkungan Pemerintah

Provinsi Jawa Timur.

3. E-Government

Pengertian e-government menurut World Bank Dalam (Skripsi UNS

: 2015) e-government mengarahkan untuk penggunaan IT oleh semua

agen pemerintahan (seperti WAN, internet, mobile computing) yang

mempunyai kemampuan untuk mengubah hubungan dengan masyarakat,

bisnis dan pihak yang terkait dengan pemerintahan. Di sisi lain, UNDP

(United Nation Development Programme) mendefisinikan e-government

secara lebih sederhana, yaitu e-government adalah penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi (ICT-Information and Communication

Technology) oleh pihak pemerintahan.

Dari dua pengertian yang telah dijelaskan diatas dapat dikatakan

bahwasannya pengertian daripada e-governtment adalah penggunanaan

teknnologi informasi atau (TI), dalam hal ini oleh pemerintah dalam

menjalankan roda pemerintahan dengan kemampuan untuk dapat

12
merubah hubungan dengan masyarakat, bisnis, dan pihak yang terkait

dengan pemerintahan itu sendiri. Oleh karena itu Program Aplikasi

MASTER ini merupakan suatu terobosan dari Badan Kepegawaian

Daerah Provinsi Jawa Timur dalam rangka mewujudkan reformasi

birokrasi melalui manajemen ASN berbasis E-Government.

4. Reformasi Birokrasi

Menurut MenPan (www.menpan.go.id, diakses 24 Mei 2018),

reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan

perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan

terutama menyangkut aspek-aspek pada penerapan pelayanan prima.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:72), mengatakan bahwa

reformasi birokrasi merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan

kinerja melalui berbagai cara dengan tujuan efektifitas, efisien, dan

akuntabilitas.

5. Tata Kelola Aparatur Sipil Negara

tata kelola adalah suatu sistem atau cara maupun proses yang

mengatur dan mengendalikan hubungan antara pihak manajemen

(pengelola) dengan seluruh pihak yang berkepentingan (slake/wider)

mengenai hak-hak dan kewajiban mereka, yang bertujuan untuk

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan.

Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2014 Tentang Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi Pegawai Negeri

13
Sipil dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja

pada instansi pemerintah.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya tata

kelola Aparatur Sipil Negara adalah suatu proses dalam mengelola

Aparatur Sipil Negara dalam hal ini Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai

Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja agar bisa mencapai tujuan

organisasi. Kaitan dengan penelitian Skripsi ini manajemen ASN melalui

Program Aplikasi Manajemen ASN Terpadu dan Terintegrasi diharapkan

dapat menjadi alat dalam mewujudkan reformasi birokrasi di Indonesia.

F. Definisi Operasional

Menurut Silalahi (2012 : 119) dafinisi operasional merupakan kondisi-

kondisi, bahan-bahan, dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk

mengidentifikasi atau menghasilkan kembali satu atau lebih acuan konsep yang

didefinisikan, Suatu konsep dalam penelitian sejatinya masih bersifat abstrak dan

general. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi variabel-variabel dari konsep

tersebut sehingga mempermudah analisis dalam penelitian. Selain itu, melalui

definisi operasional dari suatu konsep sebagai definisi variabel dari penelitian, kan

mengurangi kesalahan dalam pengamatan pada saat penelitian. Adapun variabel-

variabel yang akan didefinisikan secara operasioanal dalam peneitian ini adalah :

1. Implementasi Inovasi Aplikasi Tata Kelola Aparatur Sipil

Negara (ASN) Terpadu Dan Terintegrasi (MASTER) Di Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur

14
a. Desain dan Perancangan Sistem Aplikasi Manajemen ASN

Terpadu dan Terintegrasi (MASTER)

b. Kesiapan Infrastruktur Penunjang Aplikasi MASTER.

c. Kesipan Sumber Daya Manusia (Aparatur).

d. Respom ASN Sebagai User dari Aplikasi MASTER.

e. Pelibatan Stakeholder dalam penerapan Aplikasi MASTER.

2. Faktor penghambat dalam implementasi Inovasi Aplikasi Tata

Kelola Aparatur Sipil Negara (ASN) Terpadu Dan Terintegrasi

(MASTER) Di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur

a. Latar Belakang Pendidikan ASN di BKD Sangat Sedikit Dari

Bidang TI.

b. Sangat Sedikit ASN yang mempunyai skill Programmer.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian dibutuhkan oleh setiap ilmu pengetahuan sebagai alat

untuk menjelaskan pembenaran maupun kebenaran suatu ilmu pengetahuan.

Metode penelitian merupakan pengetahuan berbagai metode atau cara yang

diguanakan dalam penelitian untuk memperoleh data objektif dan untuk

menganalisis data.

1. Jenis Penelitan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan kualitatif.

Yang dimaksud penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang lebih

menekankan pada keaslian tidak bertolak dari teori melainkan dari fakta

15
sebagaimana adanya di lapangan atau dengan kata lain menekankan pada

kenyataan yang benar-benar terjadi pada suatu tempat atau masyarakat

tertentu (Sugiyono, 2006 : 16). Adapun karakteristik penelitian deskriptif

kualitatif adalah menggunakan latar alamiah, menggunakan manusia

sebagai instrumen utama, menggunakan metode pengamatan, wawancara,

atau dokumen, menganalisi data secara induktif, menganalisis data secara

deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah

penelitian berdasarkan fokus, menggunkan kriteria sendiri untuk

memvalidasi data, menggunakan desain sementara dan hasil penelitian

dirundingkan serta disepakati bersama oleh manusia yang dijadikan sebagai

sumber data. Maka dari itu peneliti akan mendiskripsikan atau

menggambarkan tentang Implementasi Program Aplikasi Manajemen ASN

Terpadu dan Terintegrasi di BKD Provinsi Jawa Timur.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang

dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data

penelitian (Idrus, 2009:91). Subjek penelitian dalam penelitian ini, yaitu :

1) Kepala Bidang Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan Data dan

Informasi.

16
2) Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan Sistem Informasi

Aparatur Sipil Negara.

3) Developer Program Aplikasi Manajemen ASN Terpadu dan

Terintegrasi (MASTER)

4) Staff di Bidang Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan Data dan

Informasi.

5) Perwakilan ASN Sebagai User dari Beberap Instansi Pemerintahan

3. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan pekerjaan penting dalam penelitian.

Hal ini berguna untuk mendapatkan informasi yang diharapkan,

pengumpulan data dilakukan melalui metode :

a. Observasi

Observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

selruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.

(Rachman, 1999: 133). Observasi dilakukan melalui pengamatan dan

pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.

Pelaksanaan teknis observasi dapat dilakukan dalam beberapa cara

yaitu dilakukan secara teratur dan sistematis dengan melihat pedoman

sebagai instrumen pengamatan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode observasi langsung yaitu di BKD Provinsi Jawa

Timur pada Bidang Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan Data dan

Informasi dilakukan sendiri secara langsung di tempat yang menjadi

17
objek penelitian, sedangkan objek yang diamati adalah Aplikasi

Manajemen ASN Terpadu dan Terintegrasi (MASTER).

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000: 135).

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

tak terstruktur atau wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara

dengan membuat pedoman pertanyaan yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang menghendaki jawaban yang luas. Wawancara ini

dapat dikembangkan apabila dianggap perlu agar mendapatkan

informasi yang lebih lengkap atau dapat pula dihentikan apabila

dirasakan telah cukup informasi yang didapatkan atau diharapkan.

Melalui wawancara ini, peneliti berharap bisa memperoleh gambaran

dan data-data mengenai Implementasi Program Aplikasi Manajemen

ASN Terpadu dan Terintegrasi di BKD Provinsi Jawa Timur.

Narasumber dalam wawancara ini adalah Bidang Perencanaan,

Pengadaan, Pengolahan data dan Sistem Informasi ASN. Adapun yang

menjadi narasumber pada wawancara ini adalah :

1. Kabid Bidang Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan data dan

Sistem Informasi ASN dengan asumsi narasumber mengetahui

bagaimana implementasi aplikasi tata kelola ASN (MASTER) ini.

18
2. Kasubid Pengolahan data dan Sistem Informasi ASN dengan

asumsi narasumber mengetahui bagaimana implementasi aplikasi

tata kelola ASN (MASTER) ini mengingat bahwa Sub bidang ini

memiliki peran sentral dalam menjalankan aplikasi MASTER ini.

3. Staf Bidang Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan data dan Sistem

Informasi ASN dengan asumsi narasumber mengetahui bagaimana

implementasi aplikasi tata kelola ASN (MASTER) ini.

4. Developer Aplikasi MASTER dengan asumsi narasumber

mengetahui bagaimana implementasi aplikasi MASTER.

c. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (Moleong 2000: 161) dokumentasi

adalah setiap bahan tertulis atau film. Dokumen digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen

sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,

bahkan untuk meramalkan. Dalam penelitian kualitatif teknik ini

merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian

hipotesisnya yang diajarkan secara logis dan rasional melalui

pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung

atau menolak hipotesis tersebut (Rachman, 1999: 96). Dokumentasi

yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan lain sebagainya.

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara atau metode di mana

peneliti melakukan kegiatan pencatatan terhadap Implementasi

19
Program Aplikasi Manajemen ASN Terpadu dan Terintegrasi di BKD

Provinsi Jawa Timur.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat untuk mendapatkan data primer, pada

penelitian ini lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur tepatnya pada Bidang

Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan Data dan Informasi.

5. Sumber Data

Sumber data penelitian menyatakan berasal dari mana data penelitian

dapat diperoleh. Yang menjadi sumber data penelitian dalam penelitian ini

adalah informan, responden dan dokumen. Informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian (Moleong, 2000: 90). Responden adalah orang yang memberikan

informasi dan merupakan sumber data utama dalam suatu penelitian.

Dokumen di sini berupa buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti, jurnal, buletin, majalah ilmiah, laporan penelitian,

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen yaitu setiap bahan tertulis

atau film (Moleong, 2000: 161).

Hal itu dimaksudkan untuk mempertajam metodologi, memperdalam

kajian teoritis dan memperoleh informasi mengenai penelitian sejenis yang

telah dilakukan oleh para peneliti lain. Selain itu sumber data dibedakan

menajdi 2 (dua) yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data yang diperoleh peneliti secara langsung yaitu melalu observasi

lapangan, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder adalah

20
data yang diperoleh dari sumber peneliti dari sumber yang sudah ada, yaitu

melalu referensi seperti buku, jurnal, media massa, peraturan perundang-

undangan dan penelitian terdahulu serta informasi lainnya yang

bersangkutan dengan penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data

kedalam pola, kategori dan kesatua (Lapau: 2013:95-96).

Model analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian skripsi

ini adalah Analysis Interactive dari Miles dan Habermas dalam Sugiyono

(2014). Model ini terdiri dari empat komponen yang saling nerkaitan,

seperti pada gambar berikut :

Data Data

Collection Display

Data 21 Conclusion :

Condentation drawing/verifyi
ng
Gambar 1. 1 Analisis Data Model Interactive

Sumber : Miles dan Habermas dalam Sugiyono (2014)

Gambar 1. Analisis Data Model Interactive


Komponen-Komponen diatas dijelaskan sebagai berikut :
a) Data Collection yaitu kegiatan mengumpulkan dokumen sebagai

sumber data yang diperlukan sebagai bahan masukan dalam

menghasilkan informasi sesuai dengan yang dikehendaki. Data

Collection dilakukan menggunakan instrumen observasi, wawancara,

dan dokumen yang telah disusun sesuai dengan prosedur yang te;ah

dilakukan.

b) Data Condentation yaitu merupakan proses penelitian, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan atau merubah data yang ditemukan

dilapangan berdasarkan catatan lapangan, hasil interview, dokumen dan

fakta dil apangan.

c) Data Display yaitu data disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi

yang telah tersusun dan menandakan telah adanya proses penarikan

kesimpulan.

d) Conclution Drawing / verification yaitu sebuah gerakan pengulangan,

penelusuran data kembali dengam cepat, sebagai akibat pikiran kedua

yang timbul melinta pada peneliti pada waktu menulis dengan melihat

kembali sebentar pada catatan lapangan. Kesimpulan ditarik setelah

22
serangkaian proses diatas dilakukan, berdasarkan atas makna yang

didapatkan dari data yang diperoleh.

23
7. Desain Penelitian

DESAIN PENELITIAN

Manajemen Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 Tentang Undang-Undang Nomor 5
Perubahan atas Undang- Tahun 2014 Tentang
Undang Nomor 8 Tahun 1974 Undang-Undang Tersebut Bertransformasi menjadi Aparatur Sipil Negara
Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian

Melah Mela-
-irkan njutkan
Pendekatan Personel inovas inovasi Pendekatan Human
i
Administration Resource Management
Sistem Informasi Pegawai
(SIMPEG)

Terdapat Kelemahan : Konsep E-Government


Badan Menklaim
Bahwa • Data management System
Kepegawaian
Daerah Provinsi • Tidak ada prosedur untuk melihat
Bahwa
Jawa Timur data secara insidental.
• Tidak Up To Date

Membuat Konsep Human Resource


Inovasi Information System (HRIS)
Berupa

Aplikasi Manajemen ASN Terpadu


dan Terintegrasi (MASTER)

Implementasi Inovasi Aplikasi MASTER :


• Kesiapan Infrastruktur Penunjang Faktor Penghambat Implementasi
Aplikasi. InovasiAplikasi MASTER :
• Kesiapan Sumber Daya Manusia • Latar Belakang Pendidikan ASN di BKD
(Aparatur) Sangat Sedikit Dari Bidang TI
• Respon ASN Sebagai User dari Aplikasi • Sangat sedikit ASN yang memiliki Skill
MASTER. Programmer.
• Pelibatan Stakeholder dalam penerapan
Aplikasi MASTER.

KESIMPULAN DAN
SARAN

24

Anda mungkin juga menyukai