Anda di halaman 1dari 4

Nama : Iwang Hadi Kusuma

NPM : 5201511067

Jawaban UTS Studio Perencanaan Kota Cerdas 1-AC

1. Berikut pengembangan konsep “Elemen Smart Readiness” dalam upaya Elemen utama
kesiapan daerah membangun smart city , yaitu:

 Nature (Resources, Life, Ecosystem)

SKA (resources) yang terdapat di wilayah NKRI merupakan potensi dalam mendukung
kehidupan masyarakat (life) sehingga berguna dalam memelihara Ekosistem (Ecosystem).
Strategi yang dilakukan adalah: a) Penyelerasan hubungan antara manusia dan lingkungannya
sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya; b)
Pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan (environmentally friendly) dan
berkelanjutan (sustainable) serta terjangkau bagi masyarakat.

 Structure (People, Managerial, Capital)

Penerapan SDM pelaksana (people) dan penerima manfaat smart city, penyiapan sumber daya
anggaran, dan sumber daya tata kelola dan tata pamong. Strategi yang harus dilakukan adalah: a)
Mewujudkan SDM Indonesia unggul dan mampu bersaing di tingkat global; b) Sinergi
kebijakan pemangku kepentingan pada sektor terkait dan lintas sektor untuk menyatukan
sumber daya dan potensi; c) Pemberdayaan generasi muda dalam menciptakan generasi yang
kreatif, inovatif dan berdaya saing tinggi; d) Tata kelola pemerintahan transparan, efektif, dan
bertanggung jawab; e) Penggunaan anggaran yang terencana dan transparan; dan dan f)
Membangun struktur daerah kuat, tangguh dan unggul memiliki tannas.

 Infrastructure (Physical, Digital, Social)

Penerapan infrastruktur pendukung smart city yang meliputi infrastruktur fisik, infrastruktur
digital atau TIK, dan infrastruktur social untuk kepentingan umum. Strategi yang dilakukan
adalah: a) Percepatan pembangunan infrastruktur secara merata di seluruh tanah air; b) Tercipta
konektivitas yang kuat antarwilayah untuk memastikan terjalinnya konektivitas dengan pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi rakyat; c) Memperbaiki kualitas layanan digital untuk
meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia; d)
Mengintegrasikan riset, desain, dan pengembangan dengan modernisasi industri dan sektor
produktif lainnya berbasis digital; e) Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
infrasruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan masyarakat; dan g) Mendorong
kolaborasi perusahaan rintisan atau start-up yang mencakup pengembangan ekosistem,
akselerasi, inkubasi, hingga model bisnis dan aspek berkelanjutan dari bisnis start-up;

 Superstructure (Law, Institution, Enforcement)

Penyiapan kebijakan atau perda, kelembagaan, dan tata-laksana pelaksanaan penerapan smart
city. Strategi yang dilakukan adalah: a) Arah kebijakan yang merumuskan perencanaan
komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD
dengan efektif dan efisien; b) Tersedia peraturan daerah yang mendukung dan terintegrasi
dalam membangun smart city bagi kehidupan masyarakat; c) Komitmen, ketegasan,
profesionalisme institusi dan aparat dalam penegakan supremasi hukum oleh negara untuk
mewujudnyatakan dalam masyarakat; d) Penampilan lembaga peradilan sebagai benteng
keadilan yang tangguh dengan menciptakan hukum sesuai kebutuhan masyarakat.

 Culture (Tradition, Innovation, Interaction)

Kehidupan kebudayaan yang meliputi tradisi (Tradition), inovasi (Innovation), dan interaksi
(Interaction) antara pemerintah dan masyarakat. Strategi yang dilakukan adalah: a)
Memanfaatkan teknologi modern untuk pengembangan budaya dengan menjaga dan
memelihara kearifan lokal; b) Melakukan inovasi produksi bisnis yang mempunyai target utama
perolehan barang dan dilaksanakan secara adil dalam memperoleh profit berbasis teknologi; c)
Memperkuat ekosistem inovasi dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, institusi
pendidikan, dan komunitas; d) Mengadopsi teknologi baru, produk dan bisnis untuk
memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan; e) Membangun ketergantungan antar individu
atau kelompok dalam berbagai situasi untuk bersinergi; f) Membangun interaksi yang lebih
dinamis dan erat antara penyedia layanan, yaitu pemerintah daerah dengan warga kota.

2. Alur dan Proses pengambilan data ke Instansi Pemerintah.

 Mempersiakan dan menyusun proposal teknik dan tabel kebutuhan data serta form
pertanyaan untuk setiap Intansi Pemerintah yang di ajukan dari tim / kelompok.
 Menentukan metode pengambilan data dengan wawancara dan dokumentasi
 Meminta surat perizinan / surat pengantar dari lembaga / universitas.
 Setelah proposal teknik dan Surat perizinan / surat pengantar sudah siap dan tersusun
kemudian melakukan survey ke Intansi terkait , kemudian menyerahkan surat perizinan
dan proposal teknik ke Pihak Intansi, setelah itu dilanjutkan ke dalam sesi wawancara.

3. Setiap Intansi Pemerintah tentu mempunyai kapasitas dan wewenang yang berbeda – beda,
termasuk dalam ketersediaan dan kelengkapan data nya. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau
Instansi Pemerintah memiliki data berbeda untuk aspek yang sama bahkan rencana program yang
bertumpang tindih. Hal ini bisa terjadi karena setiap Intansi memiliki ketentuan atau program
sendiri untuk menelaah data apa saja yang di butuhkan / dimasukan kedalam aspek tersebut
sesuai dengan kapasitas dari Intansi Pemerintah tersebut, dan tentu tiap-tiap Instansi tidak
berkoordinasi dalam penyusunan dan pengumpulan data dari setiap aspek, tetapi sisi positif nya
jikalau instansi memiliki data yang berbeda di setiap aspek yang sama maka dapat dijadikan
studi banding bagi kita sebagai Surveyor dalam pengambilan dan pengumpulan data.

4. Di dalam lembaga / Instansi pemerintah ( Kota Yogyakarta ) tentu ada beberapa yang
menyediakan fasilitas pelayanan Online. Tetapi hal itu masih di anggap hal yang awam bagi
masyarakat Jogja, sebagai contoh khasus nya adalah Masyarakat masih menggunakan pelayanan
secara offline / datang ke Instansi / lembaga nya langsung dan dianggap lebih efisien dari pada
harus menggunakan pelayanan Online yang dianggap rumit. Oleh karena itu Pemerintah Kota
Yogyakarta perlu melakukan Literasi dan Edukasi terkait penggunaan Pelayanan Online untuk
menambah minat / ketertarikan Masyarakat, khusus nya Masyarakat Kota Yogyakarta dalam
penggunaan Pelayanan Instansi Pemerintah secara Online.

5. Daftar Pertanyaan / Kuesioner Masyarakat :

A. Pengetahuan dan kebiasaan masyarakat dalam penggunaan IT

- Apakah saudara sering menggunakan atau mengakses Pelayanan Publik dengan


system Elektronik ?
- Apakah menurut saudara Pelayanan Publik Online leih efisien dari pada Pelayanan
Publik Offline ?

B. Pengetahuan masyarakat terhadap layanan administrasi di setiap Kabupaten/Kota


- Bagaimana menurut Saudara tentang dukungan infrastruktur penunjang
pelayanan Administrasi yang ada ?
- Bagaimana menurut Saudara tentang kemudahan prosedur pelayanan di unit ini ?

C. Pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan e-lapor untuk aduan


- Apakah penggunaan platform e-lapor dapat membantu dan menyelesaikan persoalan
yang saudara adukan ?
- Bagaimana menurut Saudara tentang keamanan dan kenyamanan platform unit
pelayanan e-lapor ?

D. Pengetahuan masayarakat dalam penggunaan transaksi digital


- Apakah system transaksi Digital memudahkan saudara dalam melakukan pembayaran
di suatu Instansi ?
- Apa yang menjadi plus minus dari sistem transaksi digital menurut saudara ? mulai
dari segi Pelayanan dan tingkat kemudahan serta keamanan nya ?

E. Pengetahuan masayarakat terhadap aplikasi market place


- Apakah penyediaan platform market place memudahkan saudara dalam melakukan
kegiatan perekonomian misal nya transaksi jual beli?
- Apa pendapat saudara mengenai aplikasi market place yang disediakan pemerintah ?
apakah aplikasi tersebut dapat membantu dan memperkenalkan produk UKM dan
UMKM di daerah Kota Yogyakarta?
6. Ibaratkan saat survey Anda perlu meminta data shp, misalnya data shapefile luasan sawah
LP2B di Dinas Pertanian. Apa yang Anda lakukan ketika:

a) Pihak instansi hanya melemparkan Anda ke dinas-dinas lain, tapi pada akhirnya Anda tetap
tidak mendapatkan shp data yang diminta.

Yang saya / kami lakukan ketika hal itu terjadi adalah melakukan krosscek sekali lagi ke
instansi terkait dengan tujuan untuk meminta kejelasan / mempertanyakan ketiadaan data
shapefile luasan sawah LP2B. Mengingat Dinas Pertanian merupakan Instansi yang memiliki
kapasitas untuk menjawab dan mencari data seputar pertanian dan harusnya memiliki data
yang lengkap dibandingkan dengan Instansi Pemerintah lainnya.

b) Sebenarnya pihak instansi bersedia memberi data-data tersebut, tapi mereka tidak mengerti
data shapefile karena orang yang paham data shapefile-nya sudah pindah bekerja ke dinas
lain, dan akhirnya Anda hanya ditawari file pdf petanya.

Seharusnya Instansi pemerintah bekerja secara professional dan memberi pelayanan


sepenuh nya terhadap kami / masyarakat yang membutuhkan data tersebut, jikalau khasus nya
seperti yang di atas orang yang paham akan data shp sudah pindah bekerja ke dinas lain maka
pihak instansi harusnya mencari orang / pengganti untuk mengemban tugas tersebut. Kalau
semisal Pihak Instansi hanya bisa memberi file pdf petanya saja maka ada 2 opsi yang bisa
kami lakukan yang pertama mengolah file shp secara otodidak dan file pdf petanya itu akan
kami jadikan backup an data sementara sembari kami mendapatkan shapefile-nya.

7. Sejauh ini belum ada problem yang serius terhadap kontribusi kerja sama tim. Tetapi Jikalau
ada anggota kelompok yang sulit untuk di ajak berpartisipasi dalam proses persiapan survey
dan proses survey dilaksanakan maka ada sanksi yang harus diterima, mengingat di awal
pembuatan tim sudah dibuat kesepakatan kesepakatan yang harus dipenuhi. Dan menurut
asumsi saya kuesioner penilaian teman sejawat ini juga merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kontribusi dan kerjasama tim yang sudah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai