Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Peluang dan Tantangan Pengembangan e-Government di


Indonesia Berdasarkan 7 Prinsip Dasar e-Government”

OLEH:

MUCH FAISAL SYAPUTRA


E011191022

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta kemudahan kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Peluang dan Tantangan Pengembangan e-Government di
Indonesia Berdasarkan 7 Prinsip Dasar e-Government” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah e-Government, dan juga untuk menambah waawasan penulis dan
pembaca terkait Peluang dan Tantangan Pengembangan e-Government di Indonesia
Berdasarkan 7 Prinsip Dasar e-Government. Makalah ini dapat kami susun dengan
sedemikian rupa dengan melakukan telaah terhadap berbagai literatur sehingga bisa
memudahkan kami dalam proses penyusunannnya.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan dalam makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Makassar, 10 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ...........................................................................................................3
2.1 Implementasi e-Government di Indonesia ..................................................3
2.2 Prinsip Dasar e-Government: Tinjauan Peluang dan Tantangan dalam
Pengembangan e-Government ....................................................................4
BAB III .............................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................8
3.2 Saran .............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

e-Government (berasal dari kata Bahasa Inggris electronics government,


juga disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks
tertentu transformational government) adalah penggunaan teknologi informasi
oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya,
urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Terdapat
dua aspek yang ada pada e-government, yaitu pemanfaatan teknologi informasi
dan tujuan dari pemanfaatan itu sendiri. Sehingga, dalam pengaplikasiannya,
sistem e-government diharapkan dapat membuat sistem pemerintahan semakin
efisien.

Electronic government di Indonesia telah diperkenalkan sejak tahun 2001


melalui Instruksi Presiden No.6 Tahun 2001 tentang Telematika
(Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyebutkan bahwa aparat
pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good
governance dan mempercepat proses demokrasi. Kemudian keluarnya Instruksi
Presiden RI No.3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government merupakan langkah serius Pemerintah Indonesia
untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Menurut Inpres No.
3 Tahun 2003, pengembangan e-government terdiri atas 4 tingkatan yaitu tahap
persiapan, tahap pematangan, dan tahap pemanfaatan dimana e-government
menjadi suatu sistem terintegrasi antar lembaga dengan masyarakat. Penerapan
e-government ini sebagai salah satu bentuk usaha pemerintah Indonesia dalam
rangka mendukung transparansi tata kelola pemerintahan terutama di tingkat
daerah. Dengan asas keterbukaan atau transparansi tersebut maka diharapkan
seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dapat dipantau oleh
masyarakat sehingga akan meningkatkan kepercayaan publik.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan e-government di Indonesia saat ini?


2. Apa saja peluang dan tantangan dalam penerapan e-government berdasarkan
tujuh prinsip dasar?
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:


1. Untuk mengetahui penerapan e-government di Indonesia saat ini.
2. Untuk menganalisis peluang dan tantang dalam penerapan e-government
berdasarkan tujuh prinsip dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi e-Government di Indonesia

Pada umumnya pemanfaatan teknologi dalam rangka penerapan e-


government mencakup dua aktivitas yang saling terhubung satu sama lain yakni;
(1) Pengolahan data, informasi, sistem manajemen, serta mekanisme kerja
berbasis elektronik, dan (2) Pemanfaatan kemajian Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) pada pelayanan publik agar menciptakan kemudahan bagi
masayarakat. Keseriusan pemerintah Indonesia terkait implementasi e-gov
nampak pada regulasi dan kebijakan yang berkelanjutan. Instruksi Presiden No.
6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika)
yang menyerukan agar aparat pemerintah menggunakan teknologi telematika,
kemudian berlanjut dengan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang
kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government. Inpres tersebut
berfokus pada terbangunnya integrasi dalam pengembangan dan penerapan TIK
dalam pemerintahan, untuk semakin menguatkan upaya integrasi tersebut maka
pada tahun 2008 ditetapkanlah UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi publik.

Perkembangan e-government di Indonesia tidak menunjukkan hasil yang


signifikan. Terhadap implementasi e-gov di Indonesia menunjukkan
kecenderungan kegagalan lebih tinggi dibandingkan tingkat keberhasilan yang
diraih. Survei yang dilakukan oleh UNDESA menempatkan Indonesia ada pada
kategori tertinggal dimana pada zona asia tenggara berada pada peringkat 7
dibawah Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunei, dan Vietnam.
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Waseda University terhadap 55
negara di dunia menunjukkan Indonesia ada diperingkat 40. Selain hasil survei
internasional yang mengemukakan lemahnya penerapan e-government di
Indonesia, terdapat pula survei nasional yang dilakukan oleh Kementrian

3
Komunikasi dan Informasi yaitu Pemeringkatan e-Government di Indonesia
(PeGI) di tahun 2012 hanya 1 kabupaten dan 5 kota yang mendapatkan rewards.

2.2 Prinsip Dasar e-Government: Tinjauan Peluang dan Tantangan dalam


Pengembangan e-Government

Perkembangan e-government yang pada mulanya dimaknai sebagai


penerapan dan pemanfaatan ICT oleh pemerintah dalam memberikan pelayanan
serta fasilitas bagi masyarakat, dewasa ini mengalami perkembangan paradigma
sebagai langkah transformasi bagi pemerintah. Yang dimaksudkan sebagai
transformasi ialah kemampuan pemerintah untuk menyediakan pelayanan yang
efisien, mudah, dan transparan bagi warga negara dan bisnis. Pemerintah tidak
lagi menjadi tokoh tunggal dalam implementasi e-gov, saat ini prinsip
partisipatif menjadi landasaran utama. Dengan penerapan prinsip tersebut
pemerintah dapat melakukan kolaborasi dengan sektor bisnis dalam membangun
ekosistem e-government.
Menyikapi perkembangan e-gov tersebut menjadi suatu urgensi agar
pemerintah dapat meletakkan prinsip-prinsip e-government sebagai dasar dalam
kajian terhadap peluang dan tantangan yang akan maupun sedang dihadapi.
Adapun prinsip-prinsip e-gov antara lain:
1. e-Government adalah tentang transformasi (e-Government is about
transformation)
Transformasi dalam e-government berfokus pada 3 elemen yang
memiliki proporsi masing-masing yaitu process, people, dan
technology. Dari ketiga elemen tersebut penitikberatan ada pada
proses. Hal tersebut disebabkan oleh transformasi dalam e-gov
merupakan sebuah perubahan atas pendekatan dan orientasi dalam
manajemen organisasi dan pelayanan publik.
Struktur birokrasi yang panjang dan praktik pelayanan publik yang
masih berbelit-belit menjadi masalah besar bagi pemerintah
Indonesia dalam mengupayakan transformasi tersebut. Langkah
perbaikan telah dilakukan dengan debirokratisasi, deregulasi, dan

4
penggalakan pelayanan berbasis elektronik. Namun, proses tersebut
bukanlah sesuatu yang mudah untuk diraih karena kemampuan
literasi digital yang terbatas serta infrastuktur teknologi yang tidak
mumpuni.
2. e-Government membutuhkan pendekatan holistik (e-Government
requires a holistic approach)
Terdapat empat pilar yang menopang implementasi dari e-
government yaitu people, process, technology, resources. Keempat
pilar tersebut kemudian perkuat oleh kemapuan manajerial yang
komprehensif.
Adapun yang dimaksud sebagai pendekatan holistik ialah antara pilar
dan praktik manajerial dalam e-gov merupakan suatu kesatuan. Rilis
survei internasional maupun nasional menunjukkan bahwa keempat
pilar e-government belum berkembang sebagaimana tujuan yang
telah ditetapkan. Pemerintah dituntut agar dapat menyegerakan
ketersediaan infastruktur teknologi dan seiring dengan itu diharapkan
pula agar dapat terbangun kecerdasan digital serta reformasi dalam
manajemen organisasi publik.
3. e-Government mengharuskan kita untuk mengatasinya sejumlah
tantangan (e-Government requires us to overcome a number of
challenges)
Tantangan dalam e-government mengacu pada empat pilar yang
menopangnya yaitu process, people, technology, dan resources.
Diantara keempat pilar tersebut, pekerjaan utama bagi pemerintah
ialah bagaimana agar dapat membangun proses, kualitas masyarakat,
dan sumber daya yang dimiliki. Adapun yang menjadi peluang bagi
penerapan e-gov di Indonesia adalah presentase penguna internet
yang mencapai angka 48% dari keseluruhan penduduk. Peluang
tersebut harus dimanfaatkan dengan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur teknologi yang merata sehingga e-
government dapat menjangkau seluruh lapisan masyakat.

5
4. e-Government membutuhkan pendekatan sistematis melalui EGRM
(e-Government needs a systematic approach through EGRM)
e-Government Road Map (EGRM) memuat visi, arah, metologi,
prioritas, dan pendekatan holistik yang dipadukan menjadi sebuah
dokumen. Peta jalan e-gov di Indonesia masih bersifat jangka pendek
yang akan terus mengalami perubahan dan pembaharuan 5 tahun
sekali. Berdasarkan rilisi Kominfo RI, Roadmap Digital Indonesia
2021-2024 menargetkan pada 4 sektor strategis yaitu infrastruktur
digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital.
Pada periode sebelumnya yakni 2016-2019, implementasi e-
government di Indonesia mencapai tahap optimalisasi melalui sistem
yang telah terintegrasi.
Meskipun masuk dalam kategori tertinggal tidak berarti bahwa
Indonesia akan mengalami kesulitan dalam implementasi e-gov.
Indonesia telah memiliki ekosistem e-government yang telah
berjalan, keadaan tersebut menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
pemerintah agar dapat dimaksimalkan pemanfaatannya bagi
masyarakat luas.
5. e-Government memerlukan manajemen perubahan (e-Government
necessitates change management)
Manejemen perubahan terkait dengan pengelolaan sumber daya
manusia dalam lingkungan yang dinamis. Dalam menghadapi
perubahan yang terjadi diperlukan kesadaran, keinginan,
pengetahuan, kemapuan, dan kekuatan untuk berubah.
Implementasi e-government di Indonesia masih sangat lemah terkait
manajemen perubahan tersebut. Keadaan tersebut didasari oleh
raihan peringkat Indonesia dalam penerapan e-gov yang terus
menerus mengalami penurunan. Kendala utama yang dialami
sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah ialah adanya
kecenderungan status quo yang terjadi sehingga perubahan menuju
pemerintahan berbasis digital masih jauh dari harapan

6
6. e-Government membutuhkan peningkatan kapasitas (e-Government
necessitates capacity building)
Dalam peningkatan kapasitas dimulai pada aspek kepemimpinan dan
visi lalu diturunkan menjadi serangkaian program dan projek yang
mengalami pengembangan dan proses manajemen.
Periode 2014-2019, Presiden Joko Widodo melalui Nawacita
menempatkan e-government sebagai prioritas pembangunan dengan
dirumuskannya peta jalan 2016-2019. Langkah tersebut kemudian
berlanjut dengan dipersiapkannya roadmap digital Indonesia 2021-
2024. Pada dasarnya Indonesia telah menunjukkan keseriusannya
dalam peningkatan kapasitas dengan adanya peta jalan yang telah
dirancang. Namun, hingga saat ini tantangan yang tak kunjung
terselesaikan ada pada manajemen program/projek yang tidak
dilakukan pengawasan serta peta jalan tidak diiringi dengan
pembangunan kapasitas manajemen yang baik.
7. e-Government membutuhkan sponsor tingkat atas (e-Government
needs top level sponsorship)
Implementasi e-government tidak hanya terpaku pada hal-hal yang
sifatnya konseptual belaka. Peran pemimpin dalam rumpun eksekutif
memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan dalam e-gov.
Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun
2009-2014 meletakkan e-government sebagai program prioritas
dengan melakukan internalisasi TIK dalam pelayanan publik.
Langkah tersebut berlanjut pada era pemimpin berikutnya dengan
munculnya peta jalan e-government 2016-2019 dan 2021-2024.
Komitmen pada level top level telah terbukti melalui aktualisasi ide
menjadi berbagai program. Akan tetapi, terdapat perbedaan sudut
pandang antara pemerintah dan masyarakat yaitu kecenderungan
pemerintah menggunakan department centric sedangkan masyarakat
menuntut adanya pendekatan yang tercipta melalui interaksi dua
arah.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam implementasi e-government
dengan melakukan groundbreaking melalui Instruksi Presiden No.6 Tahun 2001
tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang
mengamanatkan agar pemerintah menggunakan teknologi telematika untuk
mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Kemudian
keluarnya Instruksi Presiden RI No.3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government. Lebih lanjut, pada tahun 2008
ditetapkanlah UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
Setidaknya selama dua dasawarsa e-gov menjadi program prioritas diberbagai era
pemerintahan.

Meskipun masuk dalam kategori tertinggal tidak berarti bahwa Indonesia


akan mengalami kesulitan dalam implementasi e-gov. Indonesia telah memiliki
ekosistem e-government yang telah berjalan, keadaan tersebut menjadi peluang
sekaligus tantangan bagi pemerintah agar dapat memaksimalkan pemanfaatannya
bagi masyarakat luas.

3.2 Saran
Implementasi e-government di Indonesia telah melalui perjalanan waktu
yang panjang. Ekosistem e-government telah terbentuk sejak tahun 2001 melalui
regulasi dan kebijakan skala nasional maupun daerah. Ketertinggalan dalam
penerapan e-gov bukanlah alasan untuk menyerah dengan keadaan, pemerintah
harus dapat menyempurnakan konsep yang ada dan sedang berjalan maupun
menciptakan inovasi yang dapat memberikan efisiensi, kemudahan, dan
transparansi dalam pelayanan publik.

8
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, R. (2017). Gambaran e-Government di Indonesia yang Bersistem
Desentralisasi Ditinjau dari Performa Situs Web Pemerintah Daerah.
Nirmana, 16(1), 64-72.

PDSI KOMINFO. (2020). Siaran Pers No. 11/PIH/KOMINFO/1/2016 tentang


Pemerintah Selesaikan Petajalan E-government 2016-2019 yang bernuansa
Nawacita dengan Menyerap Inisiatif dari Semua Kementerian dan Lembaga
Terkait. Website Resmi Kementerian Komunikasi Dan Informatika RI.
https://kominfo.go.id/content/detail/6620/siaran-pers-
nollpihkominfol2016-tentang-pemerintah-selesaikan-petajalan-
iegovernmenti-2016-2019-yang-bernuansa-nawacita-dengan-
menyerapinisiatif-dari-semua-kementerian-dan-lembaga-
terkait/0/siaran_pers

PDSI KOMINFO. (2020). Siaran Pers No.240/HM/KOMINFO/07/2021 Tentang


Menkominfo Paparkan Roadmap Digital Indonesia dalam ATxSG. Website
Resmi Kementerian Komunikasi Dan Informatika RI.
https://kominfo.go.id/content/detail/35713/siaran-pers-
no240hmkominfo072021-tentang-menkominfo-paparkan-roadmap-digital-
indonesia-dalam-atxsg/0/siaran_pers

Rencana Implementasi Roadmap E-Government. (5 November 2018). Rencana


Implementasi Roadmap E-Government. Ditjen Aptika.
https://aptika.kominfo.go.id/0502_rencana-implementasi-roadmap-e-
government-01/

Silalahi, M., Napitupulu, D., & Patria, G. (2015). Kajian Konsep dan Kondisi E-
Government di Indonesia. Jupiter, 1(1).

Wahyuningsih, D., & Purnomo, E. P. (2020). Studi Komparasi: Penerapan E-


Government di Korea Selatan dan Indonesia. Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu
Sosial, 5(2), 37.

Anda mungkin juga menyukai