OLEH:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Komunikasi dan Informasi yaitu Pemeringkatan e-Government di Indonesia
(PeGI) di tahun 2012 hanya 1 kabupaten dan 5 kota yang mendapatkan rewards.
4
penggalakan pelayanan berbasis elektronik. Namun, proses tersebut
bukanlah sesuatu yang mudah untuk diraih karena kemampuan
literasi digital yang terbatas serta infrastuktur teknologi yang tidak
mumpuni.
2. e-Government membutuhkan pendekatan holistik (e-Government
requires a holistic approach)
Terdapat empat pilar yang menopang implementasi dari e-
government yaitu people, process, technology, resources. Keempat
pilar tersebut kemudian perkuat oleh kemapuan manajerial yang
komprehensif.
Adapun yang dimaksud sebagai pendekatan holistik ialah antara pilar
dan praktik manajerial dalam e-gov merupakan suatu kesatuan. Rilis
survei internasional maupun nasional menunjukkan bahwa keempat
pilar e-government belum berkembang sebagaimana tujuan yang
telah ditetapkan. Pemerintah dituntut agar dapat menyegerakan
ketersediaan infastruktur teknologi dan seiring dengan itu diharapkan
pula agar dapat terbangun kecerdasan digital serta reformasi dalam
manajemen organisasi publik.
3. e-Government mengharuskan kita untuk mengatasinya sejumlah
tantangan (e-Government requires us to overcome a number of
challenges)
Tantangan dalam e-government mengacu pada empat pilar yang
menopangnya yaitu process, people, technology, dan resources.
Diantara keempat pilar tersebut, pekerjaan utama bagi pemerintah
ialah bagaimana agar dapat membangun proses, kualitas masyarakat,
dan sumber daya yang dimiliki. Adapun yang menjadi peluang bagi
penerapan e-gov di Indonesia adalah presentase penguna internet
yang mencapai angka 48% dari keseluruhan penduduk. Peluang
tersebut harus dimanfaatkan dengan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur teknologi yang merata sehingga e-
government dapat menjangkau seluruh lapisan masyakat.
5
4. e-Government membutuhkan pendekatan sistematis melalui EGRM
(e-Government needs a systematic approach through EGRM)
e-Government Road Map (EGRM) memuat visi, arah, metologi,
prioritas, dan pendekatan holistik yang dipadukan menjadi sebuah
dokumen. Peta jalan e-gov di Indonesia masih bersifat jangka pendek
yang akan terus mengalami perubahan dan pembaharuan 5 tahun
sekali. Berdasarkan rilisi Kominfo RI, Roadmap Digital Indonesia
2021-2024 menargetkan pada 4 sektor strategis yaitu infrastruktur
digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital.
Pada periode sebelumnya yakni 2016-2019, implementasi e-
government di Indonesia mencapai tahap optimalisasi melalui sistem
yang telah terintegrasi.
Meskipun masuk dalam kategori tertinggal tidak berarti bahwa
Indonesia akan mengalami kesulitan dalam implementasi e-gov.
Indonesia telah memiliki ekosistem e-government yang telah
berjalan, keadaan tersebut menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
pemerintah agar dapat dimaksimalkan pemanfaatannya bagi
masyarakat luas.
5. e-Government memerlukan manajemen perubahan (e-Government
necessitates change management)
Manejemen perubahan terkait dengan pengelolaan sumber daya
manusia dalam lingkungan yang dinamis. Dalam menghadapi
perubahan yang terjadi diperlukan kesadaran, keinginan,
pengetahuan, kemapuan, dan kekuatan untuk berubah.
Implementasi e-government di Indonesia masih sangat lemah terkait
manajemen perubahan tersebut. Keadaan tersebut didasari oleh
raihan peringkat Indonesia dalam penerapan e-gov yang terus
menerus mengalami penurunan. Kendala utama yang dialami
sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah ialah adanya
kecenderungan status quo yang terjadi sehingga perubahan menuju
pemerintahan berbasis digital masih jauh dari harapan
6
6. e-Government membutuhkan peningkatan kapasitas (e-Government
necessitates capacity building)
Dalam peningkatan kapasitas dimulai pada aspek kepemimpinan dan
visi lalu diturunkan menjadi serangkaian program dan projek yang
mengalami pengembangan dan proses manajemen.
Periode 2014-2019, Presiden Joko Widodo melalui Nawacita
menempatkan e-government sebagai prioritas pembangunan dengan
dirumuskannya peta jalan 2016-2019. Langkah tersebut kemudian
berlanjut dengan dipersiapkannya roadmap digital Indonesia 2021-
2024. Pada dasarnya Indonesia telah menunjukkan keseriusannya
dalam peningkatan kapasitas dengan adanya peta jalan yang telah
dirancang. Namun, hingga saat ini tantangan yang tak kunjung
terselesaikan ada pada manajemen program/projek yang tidak
dilakukan pengawasan serta peta jalan tidak diiringi dengan
pembangunan kapasitas manajemen yang baik.
7. e-Government membutuhkan sponsor tingkat atas (e-Government
needs top level sponsorship)
Implementasi e-government tidak hanya terpaku pada hal-hal yang
sifatnya konseptual belaka. Peran pemimpin dalam rumpun eksekutif
memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan dalam e-gov.
Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun
2009-2014 meletakkan e-government sebagai program prioritas
dengan melakukan internalisasi TIK dalam pelayanan publik.
Langkah tersebut berlanjut pada era pemimpin berikutnya dengan
munculnya peta jalan e-government 2016-2019 dan 2021-2024.
Komitmen pada level top level telah terbukti melalui aktualisasi ide
menjadi berbagai program. Akan tetapi, terdapat perbedaan sudut
pandang antara pemerintah dan masyarakat yaitu kecenderungan
pemerintah menggunakan department centric sedangkan masyarakat
menuntut adanya pendekatan yang tercipta melalui interaksi dua
arah.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam implementasi e-government
dengan melakukan groundbreaking melalui Instruksi Presiden No.6 Tahun 2001
tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang
mengamanatkan agar pemerintah menggunakan teknologi telematika untuk
mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Kemudian
keluarnya Instruksi Presiden RI No.3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government. Lebih lanjut, pada tahun 2008
ditetapkanlah UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
Setidaknya selama dua dasawarsa e-gov menjadi program prioritas diberbagai era
pemerintahan.
3.2 Saran
Implementasi e-government di Indonesia telah melalui perjalanan waktu
yang panjang. Ekosistem e-government telah terbentuk sejak tahun 2001 melalui
regulasi dan kebijakan skala nasional maupun daerah. Ketertinggalan dalam
penerapan e-gov bukanlah alasan untuk menyerah dengan keadaan, pemerintah
harus dapat menyempurnakan konsep yang ada dan sedang berjalan maupun
menciptakan inovasi yang dapat memberikan efisiensi, kemudahan, dan
transparansi dalam pelayanan publik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, R. (2017). Gambaran e-Government di Indonesia yang Bersistem
Desentralisasi Ditinjau dari Performa Situs Web Pemerintah Daerah.
Nirmana, 16(1), 64-72.
Silalahi, M., Napitupulu, D., & Patria, G. (2015). Kajian Konsep dan Kondisi E-
Government di Indonesia. Jupiter, 1(1).