DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
Muhammad Faris Fiqih (223280041)
Magfirah Aulia Alham (223280040)
Reski Muliyani (223280026)
Annisa Salsa Bila (22320024)
Muhammad Fiqram Attarmidzi (223280038)
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah mata kuliah " Konsep Teknologi Informasi "
dari Dosen Pengampu Gusnawayani Gunawan S.Kom.
Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah
untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah di Program Studi
Teknik Informatika Fakultas teknik pada Universitas Muhammadiyah
Parepare.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A.Latar Belakang.........................................................................................................3
B.Rumusan masalah...................................................................................................4
BAB II................................................................................................................................5
PEMBAHSAN..................................................................................................................5
a.Dampak E-Government.......................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................14
1.Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ditemukannya sejuhlam identitas ganda yang dimiliki sejumlah teroris dan
anggota masyarakat yang sempat diperiksa kepolisian, pemalsuan paspor
oleh para penjahat kerah putih, serta kasus surat "peringatan" dari
Direktorat Pajak belum lama ini yang ternyata banyak salah sasaran
memiliki benang merah yang sama. Hal-hal tersebut menghangatkan
kembali diskursus tentang buruknya tata kependudukan di Indonesia.
3
informas dan pengetahuan dengan warganya. Secara lebih mendalam
departemen instansi pemerintah dalam mempersiapkan visidan misi
kebijaka teknologi informasi, lebih melihat pada faktor equity (menjadikan
teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi
penggunaan umum)Dibandingkan dengan keempat faktoryang lainnya
yaitu demokratisasi, transparansi, akuntabilitas dan globalisasi. Untuk
mencapai target penerapan teknologi informasi yang efektif perlu
diadakan komputerisasi pemerintahan atau e-government dan sumber
daya manusia dan pendidikan. Alasannya karena penerapan teknologi
informasi akan menjadi optimal apabila Am/pengetahuan para pemakai
atau pengguna jasa teknologi benar-benar memahami teknologi sehingga
sasaran penerapan teknologi informasi tercapai.
B.Rumusan masalah
1. Perlu adanya persiapan sumber daya manusia dan teknologi informasi.
4
BAB II
PEMBAHSAN
5
2.E-Participation Terhadap E-Government
E-participation bermakna sebagai derajat keikutsertaan masyarakat
dalam kedudukannya selaku subyek sekaligus objek e-governmentSubyek
dalam pengertian bahwa masyarakatmerupakan pihakyang memiliki
kesempatan dan inisiatif untuk mempengaruhi pemerintah dalam
perumusan berbagai kebijakan publikDan obyek dengan makna bahwa
kebijakan- kebijakan itu pada gilirannya akan dikenakan pada seluruh
masyarakat juga. Secara simultan e-government juga mengaharuskan
adanya kesediaan dan kepastian generik aparat pelayanan publik dalam
mengelola informasi demi kepentingan para stakeholder. Dimilikinya situs
resmi oleh hampir semua instansi pemerintah pada kenyataannya tidak
disertai oleh pengelolaan yang konsisten terhadap situs-situs tersebutE-
information berkualitas rendah akibat situs yang hanya berisikan informasi
usang. Beragam masukan juga tidak ditanggapi dengan baik, dan segera
yang menyebabkan e-consultation tidak berjalan dengan semestinya.
a.Dampak E-Government
Keberadaan e-government akan berimbas pada dimensi sumber daya
manusia disetiap pelayanan publik. Tidak tertutup kemungkinan akan
meruyaknya kekhawatiran yang disebabkan oleh rasionalisasi jumlah
karyawan. Karyawan yang dinilai tidak memiliki kesediaan dan
kemampuan generik untuk menjalankan e-government akan berhadapan
dengan dua resiko; diberhentikan (retrenchment) atau menjadi pelatihan
6
dalam rangka membentuk kompetensi lunak (soft compentencies) dan
keterampilan kerjaserta mengintegrasikan diri kedalam struktur informasi
yang baru. Sementara kompetensi lunak berfokus pada mentalitas kerja,
pelatihan keterampilan kerja dipusatkan pada bidang berteknologi
informasi dan komunikasi, manajemen proyek. manajemen perubahan
serta kemampuan membangun kemitraan. Terkait dengan begitu
pentingnya penyiapan para aparat pelayanan publik, Information Society
Commision (2003) menegaskan, kepemimpinan memainkan peran sangat
penting dalam menciptakan atmosfer positif bagi perubahan birokrasi
kantor-kantor pemerintah. Dengan lompatan kuantum kearah
implementasi e-government kita bisa berharap,tata pemerintahan dan
kependudukan di Indonesia akan berlangsung lebih demokratis, efisien,
dan bersih.
Saat ini informasi yang dapat diakses oleh publik masih amat terbatas
sifatnya, berupa informasi umum mengenai departemen/institusi dan
belum berupa informasi yang berkaitan dengan sistem prosedur atau tata
cara yang berhubungan dengan pelayanan publik. Salah satu yang
menyebabkan keterbatasan ini adalah tidak adanya acuan atau panduan
di tingkat nasional, seperti yang diharapkan oleh sebagian besar
departemen/institusi tersebut dalam bentuk suatu kebijakan yang jelas
untuk menyebarkan informasi atau data secara umum kepada publik.
7
Dari sisi dampak positif akan penerapan teknologi informasi dalam
pelayanan publik, sebagian besar departemen/institusi lebih
mengharapkan adanya peningkatan kerja organisasinya sendiri dalam
bentuk meningkatnya pelayanan dan efisiensi dari birokrasi, walaupun
sebagian sudah melihat adanya peningkatan dalam aspek transparansi
birokrasi.
9
mungkin mengindikasikan masih belum memadainya kemampuan internal
dalam merencanakan pengembangan infrastruktur teknologi informasi.
Lebih lanjut, sebagian besar institusi menyatakan pola pengembangan
infrastrukturnya dilakukan secara terencana. Walaupun demikian, cukup
banyak pula yang menyatakan pola pengembangannya disesuaikan
dengan kondisi keuangan departemenDalam hal pengelolaan infrastruktur
tersebut, mereka cukup banyak yang bekerja sama dengan organisasi
pusatnya tampaknya pola "sentralisasi" masih cukup kuat disiniSuatu
bentuk penggunaan informasi secara bersama-sama telah mulai
dilakukan, hal ini tampak dari jawaban cukup banyak
departemen/institusiNamun demikian, kerja sama ini sebagian besar
menghadapi kendalam dalam bentuk integrasi data dan integrasi
aplikasiSalah satu penyebabnya kemungkinan adalah belum
diterapkannya standarisasi.
10
Dari sisi regulasi, sebagian besar menganggap regulasi untuk melindungi
hak cipta mengatasi sengketa dalam transaksi elektronis mendukung
transaksi elektronis dan memberikan hak yang sama terhadap informasi
sebagai bidang-bidang yang mendesak dan belum mendapat perhatian.
11
partisipasi semua pihak untuk penyusunan kebijakan, teknologi informasi
masih dianggap sebagai alat yang mempermudah pengumpulan informasi
dibanding sebagai alat yang dapat membuka komunikasi dengan pihak
luar seperti publik atau instansi lain.
12
panduan bagaimana departemen/institusi harus menempatkan teknologi
informasi untuk review, monitor dan evaluasi.
13
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Kegiatan pengembangan yang banyak dilakukan oleh departemen/institusi
pemerintah ada. pengembangan perangkat lunak. Sedangkan produk
lokal yang sering mereka gunakan ada masih sebatas jasa pelatihan.
Sebagian besar faktor dana sebagai penghambat utama dalam
pengembangan teknologi informasi. Mereka mengharapkan dukungan
strategi, prioritas dar arah kebijakan riset dan strategi pengembangan
tenaga ahli dididang teknologi informasi sebagai bagian dari kebijakan
nasional dibidang teknologi informasi untuk dapat meningkatkan jumlah
dan mutu hasil riset di bidang mutu teknologi informasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/peran-teknologi-
informasi-di- bidang-pemerintahan
Jatinagor
15