Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MATA KULIAH TEORI ORGANISASI


Dosen Mata Kuliah : Dr. H.M. RIBAN SATIA, S.Sos., M.Si

“ANALISIS PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT MELALUI LAYANAN


INFORMASI PUBLIK DI DINAS KOMINFO, STATISTIK DAN PERSANDIAN
KABUPATEN SERUYAN”

Disusun Oleh:
MUHAMAD ARI YANTO
NIM:22.81.01071

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI S-2 MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Mata Kuliah Teori Organisasi dengan
judul ““Analisis Pengembangan E-Government Melalui Layanan Informasi Publik di
Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Seruyan”
Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah teori organisasi pada Magister
Administrasi Publik. Dalam penulisan makalah ini penulis membutuhkan bantuan dan kerja
sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Irwani, S.Sos., M.A.P. selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
2. Bapak Muhamad Ari Yanto, S.Sos selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Teori
Organisasi.
3. Bapak Dr. H. Reson Rusdianto, M.A.P. selaku Plt.Kepala Dinas Kominfo, Stastistik
dan Persandian Kabupaten Seruyan.
4. Bapak Bono Suhendra selaku Sekretaris Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian
Kabupaten Seruyan.
5. Rekan-rekan Dinas Kominfo, Stastistik dan Persandian Kabupaten Seruyan.

Makalah ini masih banyak kekurangan dalam isi dan penulisannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.

Kuala Pembuang, Januari 2023

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan ....................................................................................................... i


Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.. Pendahuluan .................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
BAB II Pembahasan .................................................................................................. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 5
B. Saran .............................................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cepatnya perkembangan teknologi dan informasi membuat perubahan paradigma dalam tata
cara kelola pelayanan yang di lakukan oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah yaitu
beralihnya system pelayanan konvensional menjadi digital. Pemanfaatan teknologi informasi
menjadi begitu penting bagi pemerintahan, dimana dengan adanya elektronik government (e-
government), Pemerintah berusaha dalam memperbaiki kualitas layanan terhadap masyarakat
secara lebih mudah, cepat, dan efisien. E-Government atau pemerintah berbasis elektronik saat
ini telah begitu popular sejalan dengan proses perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi atau information and communication technology-ITC. (Indrajit et al., 2006)
Kondisi pelayanan public saat ini kelihatan lebih baik dikarenakan adanya penerapan teknologi
informasi. Pelayanan publik dengan pemanfaatan tenologi informasi saat ini begitu penting,
dikarenakan salah satu dimensi dari kualitan pelayanan adalah kecepatan pelayanan
(Irawan,2013). Pengembangan e-government sedang giat-giatnya dilakukan pemerintah
Indonesia saat ini. Kecenderungan birokrasi public dari pusat sampai daerahdalam menerapkan
e-government patut diperhatiakn dan menarik untuk dikaji (habibullah, 2010).
Pengembangan e-government dapat dilihat dari tiga elemen kesuksesannya yang wajib dimiliki
oleh pemerintah yaitu Support. Capacity dan Value yang sudah terlaksana dibeberapa daerah
dengan kendala dan hambatan yang berbeda-beda (Indrajit, 2004). E-government memiliki
banyak manfaat bagi pemerintahan dimana aparatur bias meningkatkan transparasi pelayanan
dengan publikasi melalui layanan informasi publik serta bermanfaat juga dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan e-government dapat berjalan maksimal ila ada
paying hokum yang jelas serta kesiapan dalam hal anggaran (Nugraha, 2018). Lembaga
pemerintahan memiliki kewajiban untuk memberikan atau menyampaikan informasi publik
secara terbuka untuk masyarakat. Lemaga pemerintahan sebagai penyedia pelayanan informasi
harus menyiapkan database atau pusat data informasi public yang dibutuhkan sesuai dengan UU
Nomor 14 Tahun 2008 terkait pentingnya keterbukaan informasi dari pemerintah.
Salah satu penerapan e-government yaitu dengan adanya layanan informasi public seperti
websate dan social media milik pemerintah daerah. Layanan informasi public ini sangat
bermanfaatdimana masyarakat dapat mengetahui tentang daerahnya sendiri dengan mudah,
dapat mengetahui potensi tentang daerah serta jalannya pemerintahan. Sistem informasi
pelayanan public berbasis web sangat berdampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan
dimana masyarakat dapat langsung mengisi form pengaduan yang telah tersedia dan melihat
informasi mengenai perkembangan pemerintahan (Ibrahim dan Maita, 2017). System informasi
berasis web mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan
cepat (Melinda et al.,2017).
Implementasi e-governbent tidak hanya berfokus pada kualitas system informasi saja,tetapi
harus memperhatikan kondisi masyarakat setempat (wargadinata, 2020). Pemerintah daerah di
Indonesia saat ini hampir semuanya mempunyai layanan informasi publikdengan isi informasi

1
umum yaitu profil, struktur organisasi, visi dan misi, berita harian, informasi parawisata,
pendidikan dan sebagainya. Kabupaten Seruyan juga memiliki layanan informasi public yaitu
website https:/ dan juga social media Instagram, fecebook dan sebagainya.
Penerapan layanan informasi publik di kabupaten Seruyan harus bias memanfaatkan dengan
maksimal sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, infrastruktur teknologi, dan
sebagainya.
Pelayanan informasi public di kabupaten Seruyan dapat terlaksana dengan baik ketika
pemerintah menyajikan informasi yang terumpdate secara terus menerus. Peran media massa
menjadi sangat penting dalam kesuksesan layanan informasi pulbik di kabupaten Seruyan .
Perlu adanya pelatihan dan sosialisasi e-government yang lebih giat kepada masyarakat untuk
mengoperasikan secara online.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan layanan informasi publik yang dilaksanakan oleh Dinas
kominfo, stastistik dan persandian Kabupaten Seruyan.
2. Untuk menganalisis pengembangan E-Government di Dinas kominfo, statistic dan
persandian Kabupaten Seruyan.

C. Rumusan Masalah
Ada rumusan masalah yang dapat diangkat dari makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan layanan informasi public di Dinas kominfo, stastistik dan persandian
Kabupaten Seruyan?
2. Bagaimanan analisis pengembangan E-Government di Dinas kominfo, stastistik dan
persandian Kabupaten Seruyan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Publicness
Kepublikan ini mengacu pada pengertian “suatu tingkatan dimana suatu organisasi
dipengaruhi oleh otoritas politik” (Bozeman dan Moulton, 2011). Hanya ada beberapa literatur
Indonesia yang menyinggung tentang kepublikan dari segi pelayanan, seperti Islamy dalam
Putra (2003:19). Ia mengatakan bahwa pengambil kebijakan harus memiliki orientasi pada
kepentingan publik yang kuat. Kebanyakan warga negara menaruh harapan yang cukup besar
kepada administrator publiknya, yaitu dengan harapan agar mereka dapat menjadi abdi
masyarakat yang selalu memperhatikan kepentingan publik. Dengan demikian, administrator
publik perlu memiliki semangat kepublikan (the spirit of publicness).
Haque (2001) dalam Chairul Iman (2008) menjabarkan lima kriteria spesifik, yaitu:
1. Dalam bidang administrasi publik, kriteria tradisional yang umum digunakan adalah
perbedaan publik dan swasta. Walaupun batasan perbedaan yang semakin pudar antar
entitas, publicness dari pelayanan publik dibedakan dari sifat pelayanan yang unik seperti
persamaan hak dan kewajiban, keterbukaan, sifat kompleksitas dan monopolistik, serta
dampak sosial yang luas dan jangka panjang. Oleh karena itu, publicness dari pelayanan
publik dapat diragukan jika sifat-sifat tersebut tersingkirkan dengan prinsip manajemen
bisnis.
2. Publicness juga tergantung dengan demografi penerima pelayanan, dengan kata lain,
tergantung dari banyaknya masyarakat yang dilayani. Walaupun demikian, komposisi ini
berhubungan dengan faktor-faktor seperti jangkauan kepemilikan publik (semakin luas
kepemilikan publik, maka publicness semakin tinggi) dan sifat kewarganegaraan. Kedua
jangkauan ini penting untuk publicness karena, bahkan dalam sistem demokrasi yang
sempurna, hanya dengan keberadaan interest group tidak menjamin mereka dapat
mengekspresikan masalah yang dirasakan kaum marjinal.
3. Salah satu faktor penting yaitu peran yang dijalankan publicness di masyarakat. Bahkan,
salah satu fitur utama dari public goods adalah efektifitas atau jangkauan dampak sosial yang
luas.
4. Standar umum  publicness adalah sejauh mana publicness tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dengan akuntabilitas publik.
5. Ukuran sentral dari publicness adalah kepercayaan publik pada kredibilitas, kepemimpinan,
dan kecepatan respon dari pelayanan publik dalam melayani masyarakat.

B. Pengertian Organisasi
Sehubungan dengan pengertian organisasi tersebut di atas maka beberapa orang ahli
mendefinisikan organisasi sebagai berikut.
1. Malinowski, mendefinisikan organisasi sebagai ”suatu kelompok orang yang bersatu dalam
tugas-tugas atau tugas umum, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi

3
dan patuh pada peraturan”. Walaupun Malinowski tidak menyebutkan untuk apa
berorganisasi, tetapi dapat disimpulkan bahwa kelompok orang yang bekerja sama itu adalah
untuk mencapai tujuan yang diingini.
2. James D. Mooney, mengatakan bahwa ”organisasi timbul bilamana orang-orang bergabung
dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama”.
3. Begitu pula Chester I. Barnard, berpendapat bahwa “organisasi ada bila orang-orang
berhubungan satu sama lain, mau menyumbangkan kegiatan-kegiatan atau bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama”.
4. Terakhir Henry L. Sick memandang organisasi sebagai suatu kesatuan hubungan yang resmi
untuk mencapai tujuan-tujuan.

C. Pengertian Birokrasi
Birokrasi pemerintah pada dasarnya dibentuk untuk mengaktualisasikan tugas pemerintah
dalam memberikan dan memenuhi kebutuhan layanan publik ataupun layanan publik, sehingga
birokrasi mempunyai kewajiban untuk menjadi pelayan bagi kepentingan masyarakat. Oleh
karena itu, dengan keberadaan birokrasi, maka masyarakat akan memperoleh kebutuhannya
sebagai seorang warga negara dari birokrasi pemerintah tanpa mendapat perlakuan untuk
dipersulit oleh birokrasi itu sendiri.
Dalam hubungan pemerintahan terkandung makna adanya organisasi yang memerintah dan
masyarakat yang diperintah. Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh layanan dari
pemerintah, dilain pihak adalah menjadi kewajiban dan atau kewenangan bagi pemerintah untuk
memenuhi, melindungi berbagai kepentingan masyarakat dalam wujud pelayanan, baik layanan
civil maupun layanan publik. Konsep birokrasi yang banyak diterima sampai sekarang adalah
teori yang dikembangkan oleh Max Weber yang mendefinisikan karakteristik suatu organisasi
yang memaksimumkan stabilitas dan untuk mengendalikan anggota organisasi dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Birokrasi sering dipergunakan dalam beberapa pengertian. Sekurang-
kurangnya terdapat tujuh pengertian yang sering terkandung dalam istilah birokrasi. Menurut
Albrow (dalam Warwick, 1975:4), birokrasi diartikan sebagai:
1. Organisasi rasional (rational organization).
2. Ketidakefisienan organisasi (organizational inefficiency).
3. Pemerintahan oleh para pejabat (rule by officials).
4. Administrasi negara (public administration).
5. Administrasi oleh para pejabat (administration by official).
6. Bentuk organisasi dengan ciri dan kualitas tertentu seperti hirarki serta peraturan-peraturan
(type of organization with specific characteristic and quality as hierarchies and rules).
7. Salah satu ciri masyarakat modern yang mutlak (an essential quality of modern society).

D. Pelaksanaan Kepublikan (Publicness)


Adapun pelaksanaan kepublikan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Seruyan secara langsung terkait dengan pengawasan rutin maupun pengawasan terhadap adanya
4
pengaduan dan pemberian izin lingkungan atas usaha atau industri. Pengaduan adalah
penyampaian informasi secara lisan maupun tulisan dari setiap pengadu kepada instansi
penanggung jawab, mengenai dugaan terjadinya pelanggaran, potensi dan/atau dampak di
bidang lingkungan hidup dan/atau kehutanan dari usaha dan/atau kegiatan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan/atau pasca pelaksanaan.
Pelaksanaan pemberian izin terhadap suatu usaha/kegiatan yang telah memiliki AMDAL
atau UKL-UPL dengan diterbitkannya Surat Kelayakan Operasional (SLO). Sedangkan
usaha/kegiatan yang tidak wajib AMDAL atau UKL-UPL hanya menerbitkan Surat
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL). SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan) adalah kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan untuk
melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari
usaha dan/ atau kegiatannya di luar Usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-
UPL.
Pemberian informasi terkait pelaksanaan kegiatan setiap bidang saat adanya Pameran
Pembangunan seperti Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kabupaten Seruyan, alur
pengaduan, alur untuk sekolah adiwiyata.

E. Analisis Fenomena Kepubikan (Publicness)


Pelaksanaan kepublikan di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten seruyan
berdasarkan konsep musyawarah. Konsep musyawarah untuk mufakat adalah sebuah konsep
yang merupakan budaya luhur bangsa Indonesia, dengan mengamalkan nilainilai tenggang rasa
dan toleransi. Konsep ini sekilas mirip dengan konsep demokrasi, yaitu penyelenggaraan
pengambilan keputusan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Hal ini disebabkan karena proses pengaduan terkait adanya dugaan pencemaran lingkungan
dapat diselesaikan secara mediasi antara pengadu dan teradu. Tetapi, petugas pengawas
lingkungan hidup tetap menjalankan tugasnya untuk mengewasi jalannya suatu kegiatan/usaha
tersebut seperti melakukan pengambilan sampel rutin dan pemberian surat teguran apabila
tidak memenuhi peraturan yang berlaku. Proses pengaduan pun harus sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.22/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2017 Tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Dugaan
Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup Dan/Atau Perusakan Hutan.
Adapun kepublikan yang dilaksanakan seperti penerbitan SPPL dan SLO bagi industri
besar maupun kecil. Pengusaha biasanya datang secara langsung ke kantor untuk konsultasi
terkait persyaratan dari penerbitan SPPL dan SLO serta petugas teknis melakukan
pemeriksaan langsung terhadap usaha/kegiatan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pemberian informasi secara terbuka untuk diketahui masyarakat terkait kualitas lingkungan di
Kabupaten Seruyan sesuai dengan penerapan Public Interest atau kepentingan umum.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Pelaksanaan terkait kepublikan (publicness) di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Seruyan sudah dilakukan terkait penerbitan izin usaha/kegiatan serta pengawasan
lingkungan terkait adanya pengaduan pencemaran lingkungan hidup.
2. Fenomena Kepublikan (publicness) di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Seruyan menerapkan konsep musyawarah dengan adanya mediasi antara pengadu dan pihak
yang teradu dengan tetap berpegang pada peraturan yang berlaku dan penerapan public
interest.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Tetap memberikan layanan publik yang prima terkait tugas pokok dan fungsi Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Seruyan.
2. Melaksanakan pengawasan sebagai bentuk layanan publik atas hak untuk mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat sesuai dengan amanat UUD 1945.

6
DAFTAR PUSTAKA

Atbar, Samuel. Pengaruh Perilaku Birokrasi Terhadap Kualitas Layanan Publik Pada
Distrik Semangga. Jurusan Ilmu Administrasi Fisip- Universitas Musamus.
Bozeman, B. dan Moulton, S.. 2011. Integrative Publicness: A Framework for Public
Management Strategy and Performance. Journal of Public Administration Research
and Theory, 21:i363-i380.
https://dlh.langsakota.go.id/layanan/persyaratan-izin-sppl/. Diakses tanggal 19 Oktober
2022.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Seruyan. Tanggal 5 Oktober 2022. Diakses
tanggal 18 Oktober 2022 pukul 10.30 WIB.
Peraturan Bupati Seruyan Nomor 30 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Seruyan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat
Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.22/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2017 Tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan
Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup Dan/Atau Perusakan
Hutan
Review Jurnal : The Publicness of Public Administration, Udo Pesch Administration &
Society 2008. 2017.
Reza, Izzul Fatchu.(2016).Redefinisi Publicness Dalam Ruang Lingkup Administrasi
Publik Di Indonesia. Nataprja:Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara, 195-213.

Anda mungkin juga menyukai