Anda di halaman 1dari 25

KOMPUTER DAN PEMERINTAHAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komputer dan Masyarakat

Dosen Pengampu : Arip, M. Kom

Disusun oleh :
Willy Muhammad Fauzi
17060013

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI YBSI TASIKMALAYA
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.3. Batasan Masalah ....................................................................... 1
1.4. Tujuan ...................................................................................... 2
1.5. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1. E-Government ......................................................................... 3
2.2. Aplikasi Komputer yang Diterapkan Badan Pemerintahan ...... 14
2.3. Isu Sosial dan Masalah ............................................................ 17
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 21
3.1. Kesimpulan .............................................................................. 21
3.2. Saran ........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di zaman yang sangat modern ini teknologi adalah bagian yang tidak akan
terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi telah menjadi gaya hidup
masyarakat sekarang dan menjadi alat untuk memudahkan dalam berbagai macam
aktifitas, dimana salah satunya adalah komputer dan internet. Komputer dan internet
merupakan bagian dari teknologi yang sangat banyak di gunakan dan dimanfaatkan
oleh seluruh masyarakat dunia. Keberadaan komputer dan internet kini telah
mempengaruhi banyak bidang-bidang kehidupan.
Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat, dimana pemerintah setiap
waktunya selalu menginginkan perbaikan dalam pelayanan masyrakat sehingga
maryarakat bisa merasakan fungsi dari pemerintahan itu sendiri. Dengan
perkembangan komputer yang begitu pesat, tentunya pemerintah tidak ketinggalan
untuk menjadikan komputer sebagai alat penunjang untuk membantu jalannya fungsi
pemerintahan. Dengan digunakan komputer dalam pemerintahan tentunya sangat
membantu pemerintah dalam pengolahan data. Berbagai jenis data seperti data
kependudukan, perdagangan, kesehatan, industri, pegawai negeri, angkatan bersenjata,
dll Berbagai jenis komputer digunakan untuk menunjang administasi pemerintahan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud E-Goovernment?
2. Apa saja aplikasi komputer yang diterapkan pada badan pemerintahan?
3. Apa saja isu dan masalah mengenai Komputer dan Pemerintahan?

1.3. Batasan Masalah


Dengan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi, maka masalah yang diangkat
dalam penulisan makalah ini dibatasi pada:

1
1. E-Government.
2. Aplikasi komputer yang diterapkan pada badan pemerintahan.
3. Isu dan masalah mengenai komputer dan pemerintahan.

1.4. Tujuan
1. Mengetahui E-Government.
2. Mengetahui aplikasi komputer yang diterapkan pada badan pemerintahan.
3. Mengetahui isu dan masalah mengenai komputer dan pemerintahan.

1.5. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan
mengenai Komputer dan Pemerintahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. E-Government
A. Pengertian
E-Government merupakan kependekan dari Electronic-Government atau di
adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Pemerintahan Elektronik. E-
Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau
pemerintah transformasi adalah Suatu upaya untuk mengembangkan
penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan
sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Beragamnya Pengertian mengenai E-Government dan penerapan nya di dunia
Internasional terutama di Asia Pasifik, Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian
Development Bank), mencoba mendefinisikannya sebagai berikut:
E-government adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih effisien dan penekanan
biaya yang efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan
akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih
bertanggung jawab kepada masyarakat
Tanpa mengecilkan arti dari beragam contoh definisi yang telah dipaparkan
sebelumnya, setidak-tidaknya ada tiga kesamaan karakteristik dari setiap
definisi e-Government, yaitu masing-masing adalah suatu mekanisme
interaksi baru (modern) antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan
lain yang berkepentingan (stakeholder); dimana melibatkan penggunaan
teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan memperbaiki mutu
(kualitas) pelayanan yang sedang berjalan.
Ada empat model pengiriman E-Government, antara lain :

3
 Government-to-Customer (G2C)
 Government-to-Business (G2B)
 Government-to-Government (G2G)
 Government-to-Employe (G2E)
E-Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk
memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-
hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-Government dapat
diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk
meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses
kepemerintahan yang demokratis.
Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau
Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta
Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan dari
e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas
yang lebih baik dari pelayanan publik. E-Government memiliki banyak
definisi dimana hampir setiap lembaga penting atau bahkan pemerintahan
Negara memiliki defenisi tentang E-Government. Namun, defenisi tersebut
biasanya tidaklah jauh berbeda yang intinya adalah penggunaan Teknologi
dan Informasi dalam Aktivitas Pemerintah. Berikut ini disajikan defenisi E-
Government. UNDP : E-Government adalah penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT- Information and Communicat-ion Technology) oleh
pihak pemerintahan.
Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang
Kebijakan Dan Strategi Nasional dinyatakan bahwa Pengembangan E-
Government Pengembangan e-government merupakan upaya untuk
mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan

4
publik secara efektif dan efisien Clay G. Wescott (Pejabat Senior Asian
Development Bank):
E-government adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih effisien dan penekanan
biaya yang efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan
akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintahan lebih
bertanggung jawab kepada masyarakat.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari dibangunnya E-Government itu adalah pembentukan
jaringan dan transaksi layanan public yang tidak dibatasi sekat waktu dan
lokasi, serta dengan biaya yang terjangkau masyarakat. Secara umum,
penerapan e-Government di berbagai negara yang dikaji mempunyai tujuan
sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas layanan masyarakat, terutama dalam hal mempercepat
proses dan mempermudah akses interaksi masyarakat; Meningkatkan
transparansi pemerintahan dengan memperbanyak akses informasi public;
Meningkatkan pertanggungjawaban pemerintah dengan menyediakan lebih
banyak pelayanan dan informasi, serta menyediakan kanal akses baru kepada
masyarakat; Mengurangi waktu, uang, dan sumber daya lain, baik di sisi
pemerintah maupun pihak-pihak yang terlibat dengan memperpendek proses
pemberian layanan.

C. Manfaat
Tanpa mengecilkan arti dari beragam contoh definisi yang telah dipaparkan
sebelumnya, setidak-tidaknya ada tiga kesamaan karakteristik dari setiap
definisi e-Government, yaitu masing-masing adalah: Merupakan suatu
mekanisme interaksi baru (moderen) antara pemerintah dengan masyarakat
dan kalangan lain yang berkepentingan (stakeholder); dimana Melibatkan

5
penggunaan teknologi informasi (terutama internet); dengan tujuan
Memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan yang selama berjalan. Secara jelas
dua negara besar yang terdepan dalam mengimplementasikan konsep e-
Government, yaitu Amerika dan Inggris melalui Al Gore dan Tony Blair, telah
secara jelas dan terperinci menggambarkan manfaat yang diperoleh dengan
diterapkannya konsep e-Governmnet bagi suatu negara, antara lain:
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-nya
(masyarakat, kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja
efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance.
Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi
yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan
aktivitas sehari-hari. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk
mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan
pihak-pihak yang berkepentingan. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat
baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang
dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada.
Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah
dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan
demokratis.
Beberapa manfaat dari E-Government, diantaranya sebagai berikut :
Memberikan layanan yang lebih baik pada masyarakat. Informasi dari
pemerintah dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa harus
menunggu dibukanya kator pemerintah. Informasi dari pemerintah dapat
dicari dan diperoleh dari kantor, rumah tanpa harus secara fisik harus datang
ke kantor pemerintah. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui
informasi yang mudah diperoleh. Adanya informasi yang mencukupi, maka
masyarakat akan belajar untuk menentukan pilihannya di dalam mendapatkan

6
suatu informasi yang diperlukan. Adanya E-Government diharapkan
pelaksaan pemerintah akan berjalan lebih efisien karena koordinasi
pemerintah dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi informasi. Untuk
dapat mengembangkan e-Governmet dengan baik diperlukan front office dan
back office yang mampu memberikan layanan pada masyarakat di setiap
kantor pemerintah. Sedangkan manfaat e-government itu sendiri adalah
sebagai berikut : Membuat mudah bagi setiap warga negara memperoleh
pelayanan dan interaksi dengan pemerintahnya, memperbaiki efisien dan
efektivitas dan memperbaiki tanggapan/ tanggungjawab sistem pemerintahan
kepada warga negaranya. Selanjutnya akan memberikan value, seperti :
penyederhanaan pelayanan, menghilangkan lapisan-lapisan pelayanan,
memungkinkan semua warga negara memperoleh informasi dan pelayanan
lebih mudah, meringkas transaksi melalui integrasi sistem pemerintahan dan
aliran operasional sistem pemerintahan dapat dilakukan lebih cepat.
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat , memperbaiki proses
keterbukaan dan akuntabilitas di lingkungan pemerintahan , mereduksi biaya
transaksi, terjadi komunikasi dan interaksi pada proses pemerintahan dan
menciptakan masyarakat berbasis komunitas informasi yang lebih berkualitas.
Pemerintah tidak tertutup dengan warga negara karena tersedianya akses
informasi, pelayanan yang modern, antar lembaga pemerintah dapat
berkomunikasi dan kerja lebih efisien dan efektif serta memungkinkan
meningkatkan pendapatan dari pajak.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penggunaan E-Government secara menyeluruh mencakup
pada: Government to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat), Pemerintah
membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk
memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Contoh : E-KTP
Government to Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha), Contohnya pada

7
proses perizinan pendirian usaha dan investasi, pengadaan lelang oleh
pemerintah, dan kegiatan lain yang membutuhkan informasi secara online
bagi pelaku usaha. Government to Government (Pemerintah ke Pemerintah),
Memperlancar kerjasama antar negara dengan dimudahkannya komunikasi,
seperti kepentingan diplomasi, atau berbagai informasi yang dianggap penting
oleh negara yang satu dan lainnya. Government to Employees (Pemerintah ke
Aparatnya), keadaan internal juga menjadi tempat diterapkannya E-Gov
dalam upaya kemudahan informasi atau akses berbagai tugas/hasil kerja dan
lainnya. Contohnya bisa diumpamakan seperti system KRS online yang
diberlakukan di Universitas dimana Rektorat menjadi Pemerintah dan Dosen
serta mahasiswa/i menjadi aparat yang berada dalam suatu organisasi.

E. Strategi E-Government
Dalam lampiran Inpres E-goverment, dipaparkan enam strategi yang disusun
pemerintah dalam mencapai tujuan strategis e-government. Antara lain:
1. Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal,
terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain,
perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh
wilayah negara dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan
portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem
manajemen dan proses kerja instansi pemerintah.
2. Strategi kedua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan
pemerintah daerah otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah
ingin menata sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat
mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat.
3. Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Sasaran yang ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan
interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antarportal
pemerintah. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen

8
dokumen dan informasi elektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-
billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs
pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan
publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah.
4. Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan
mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran
yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam
mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government. Itu berarti,
pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh
pemerintah.
5. Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia,
baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan
meningkatkan e-literacy masyarakat.
6. Strategi keenam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik
melalui tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan e-
government, dapat dilaksanakan dengan empat tingkatan yaitu, persiapan,
pematangan, pemantapan dan pemanfaatan.

F. Tahap E-government
Tahap E-Government menurut Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan, bahwa penerapan E-Government dapat
dilaksanakan melalui tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkat persiapan yang meliputi : Pembuatan situs informasi di setiap
lembaga; Penyiapan SDM; Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya
menyediakan sarana Multipurpose Community Center, Wernet, dll;
Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk public.
2. Tingkat pematangan yang meliputi : Pembuatan situs informasi publik
interaktif; Pembuatan antar muka keterhubungan antar lembaga lain.

9
3. Tingkat pemantapan yang meliputi : Pembuatan situs transaksi pelayanan
publik; Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga
lain.
4. Tingkat pemanfaatan yang meliputi : Pembuatan aplikasi untuk pelayanan
yang bersifat G2G (Government To Government), G2B (Government To
Business) dan G2C (Government To Citizen) yang terintegrasi.
Tahapan perkembangan implementasi E-Government di Indonesia Menurut
Nugroho (2007), Tahapan perkembangan implementasi E-Government di
Indonesia dibagi menjadi empat :
1. Web Presence, yaitu memunculkan website daerah di internet. Dalam tahap
ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam
website pemerintah.
2. Interaction, yaitu web daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antara
masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dalam tahap ini, informasi yang
ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi E-
mail dalam website pemerintah.
3. Transaction, yaitu web daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi juga
dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah.
4. Transformation, yaitu dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat
secara terintegrasi.
5. Tahap Inisiatif E-Government Washtenaw County Washtenaw County
membagi berbagai inisiatif e-Government yang ada menjadi tiga tahapan
besar, yaitu: e-Information, e-Commerce dan e-Democracy (Kinney,
2001).
Tiga jenis klasifikasi inisiatif ini merupakan tiga fase besar pengembangan e-
Government.
1. e-Information Konsep e-Information terkait dengan obyektif bagaimana
agar seluruh stakeholder pemerintah, terutama yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat dapat di satu sisi menyediakan dan di sisi lain

10
mengakses informasi secara cepat dan tepat melalui berbagai kanal akses.
Kanal akses tersebut dapat merupakan saluran komunikasi tradisional
seperti kantor-kantor, telepon, fax, dan lain sebagianya maupun melalui
media teknologi informasi seperti internet, call center, web-TV, PDA
(Personal Digital Assistant), dan lain-lain. Program pembangunan aplikasi
e-government dalam tahapan ini biasanya dimulai dengan membangun
website yang berisi informasi mengenai berbagai hal yang dibutuhkan oleh
masyarakat, yang seyogiyanya merupakan tugas pemerintah untuk
menyediakannya. Dengan adanya website ini diharapkan masyarakat dapat
secara mandiri mencari data dan informasi yang dibutuhkannya, sekaligus
memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif antara mereka
dengan pihak pemerintah yang membangun website tersebut. Pada aplikasi
yang lebih kompleks, biasanya website tersebut telah menjadi sebuah
portal pengetahuan (knowledge portal) yang di dalamnya tidak sekedar
berisi data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat, namun lebih jauh
lagi berisi berbagai pengetahuan penting yang dapat meningkatkan kualitas
hidup masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.
2. e-Commerce Pada tahap e-Commerce, konsep pelayanan yang ada tidak
hanya berhenti pada pertukaran informasi antara masyarakat dan
pemerintahnya, tetapi lebih jauh sudah melibatkan sejumlah proses
transaksi pertukaran barang dan/atau jasa. Masyarakat yang selama ini
perlu mendatangi kantor-kantor pemerintahan secara fisik untuk berbagai
proses perijinan dan berbagai pembayaran, seperti membuat Kartu Tanda
Penduduk, Surat Ijin Mengemudi, Penyetoran Pajak Bumi Bangunan, dan
lain-lain saat ini tidak perlu berpergian lagi karena semua hal tersebut dapat
dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan media internet.
3. e-Democracy Pada tahap e-Democracy, terjadi suatu lingkungan yang
kondusif bagi pemerintah, wakil rakyat, partai politik, dan konstituennya
untuk saling berkomunikasi, berkolaborasi, dan berkoopreasi melalui

11
sejumlah proses interaksi melalui media internet. Dalam kaitan ini,
masyarakat dapat menyampaikan penilaian dan pandangannya terhadap
kinerja pemerintah dan menyampaikan pendapatnya secara bebas kepada
para wakil rakyat secara online dengan menggunakan fasilitas semacam e-
mail, mailing list, discussion/forum, chatting, dan polling. Arah
perkembangan akhirnya adalah bagaimana membangun sistem pemilihan
umum yang dapat dilakukan secara online. Dengan adanya komunikasi
politik yang intensif dan terbuka ini, maka diharapkan akan dapat
membantu mempromosikan proses demokrasi di negara yang
bersangkutan. Ketiga fase ini perlu dijalankan prosesnya satu per satu
secara sekuensial karena memang satu fase merupakan landasan bagi
pengembangan fase berikutnya. Fase terberat tentu saja adalah fase ketiga,
dimana dibutuhkan tidak hanya infrastruktur teknologi informasi yang
kuat, tetapi juga dibutuhkan perubahan kultur yang besar di masyarakat.

G. Kelebihan dan Kekurangan E-government


1. Kelebihan
Dapat membentuk hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional. Dapat
membentuk jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang
berkualitas, cepat, dan terjangkau oleh masyarakat luas. Dapat membentuk
mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta
menyediakan fasilitas dialog publik. Dapat membentuk sistem manajemen
dan proses kerja yang transparan dan efisien memberikan layanan yang
lebih baik pada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan
melalui informasi yang mudah diperoleh. Adanya E-Government
diharapkan pelaksaan pemerintah akan berjalan lebih efisien karena
koordinasi pemerintah dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi
informasi.

12
2. Kekurangan
Kultur berbagi belum ada Pola pikir masih sederhana (gagap teknologi)
Terbatasnya jumlah server dan sedikitnya software berlisensi karena mahal
Sumber daya manusia yang handal di bidang TI kurang Belum
terintegrasinya database dan sistem aplikasi secara menyeluruh
Infrastruktur belum memadai Tempat akses terbatas Prinsip Desain Cetak
biru (Blueprint) Cetak biru (Blueprint) ini diharapkan dapat menjadi
panduan bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan aplikasi e-
Government yang sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat untuk waktu
yang cukup panjang. Untuk itu Cetak biru (Blueprint) ini didesain dengan
prinsip keseimbangan antara flexibility dan standardization. Flexibility:
Cetak biru (Blueprint) ini memberikan panduan yang konsisten namun
dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan pemerintah
daerah yang spesifik. Pemerintah daerah dapat menyesuaikan Cetak biru
(Blueprint) ini dengan Visi, Misi, Rencana Strategis, dan Peraturan Daerah
yang berlaku, yang akan mempengarhui kebijakan, rencana dan penerapan
program pengembangan e-Government di daerahnya. Standardization:
Cetak biru (Blueprint) ini lebih mengedepankan deskripsi aplikasi-aplikasi
e- Government di pemerintah daerah yang bersifat umum dan tipikal,
disertai dengan spesifikasi umum dan generik, sehingga dalam batas
tertentu terdapat standarisasi aplikiasi e-Government secara nasional.
Dasar-dasar peraturan pemerintah secara nasional dijadikan panduan
utama dalam mendeskripsikan fungsi-fungsi kepemerintahan yang menjadi
dasar desain aplikasi. Dengan mengutamakan keseimbangan flexibilitas
dan standardisasi, maka Cetak biru (Blueprint) ini akan memiliki
karakteristik sebagai berikut: Tidak tergantung struktur organisasi di
lingkungan pemerintah daerah. Relatif tidak rentan terhadap perubahan-
perubahan kebijakan pemerintah, khususnya Peraturan Daerah.
Memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah dalam mengadaptasi

13
dan menterjemahkan Cetak biru (Blueprint) dengan tetap menjaga
konsistensi kebijakan nasional. Dokumen Cetak biru (Blueprint) sistem
aplikasi e-Government bag lembaga Pemerintah Daerah ini dimaksudkan
untuk memberikan panduan baku pengembangan e-Government hanya
pada bidang sistem aplikasi e-government, dengan ruang lingkup
pemerintahan daerah propinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
Tujuan pembuatan dokumen Cetak biru (Blueprint) sistem ini adalah:
Penyeragaman perencanaan pengembangan aplikasi yang bersifat
mandatory Standarisasi fungsi sistem aplikasi e-Government Memberikan
landasan berpikir bagi pengembangan sistem aplikasi e- Government yang
komprehensif, efisien dan efektif.

2.2. Aplikasi Komputer yang Diterapkan Pada Badan Pemerintahan


Sejak abad ke-21 Pemerintah banyak meluncurkan berbagai macam aplikasi
untuk menunjang kinerja internal seperti :
 Aplikasi kepegawaian
 Aplikasi di pemerintahan daerah
 Aplikasi Surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK)
 Aplikasi perpajakan
 Aplikasi pertanahan, dll.
Selain itu, pemerintah juga meluncurkan aplikasi untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Dari sekian banyak aplikasi milik pemerintah, berikut ini
adalah 7 perangkat lunak yang terbilang sukses dan mendapatkan reaksi positif
dari para penggunanya:
1. Gov2Go
Aplikasi pemerintahan pertama yang meraih sukses besar dan manfaatnya
dirasakan oleh para penggunanya adalah Gov2Go. Aplikasi ini dibangun oleh
NIC Amerika Serikat dengan berbagai fitur. Penggunanya pun dapat

14
memanfaatkan Gov2Go layaknya sebagai aplikasi asisten personal untuk
layanan pemerintah.
Kegunaannya pun sangat beragam. Aplikasi ini bisa memberi peringatan
deadline pembayaran pajak properti, pajak kendaraan, ataupun registrasi
voter. Bahkan, pada masa pemilihan umum di Amerika Serikat, Gov2Go
membantu penggunanya dalam mengingat lokasi dan waktu pemungutan
suara.
2. VoiceMap HK
Aplikasi peta memang sudah tersedia dalam berbagai bentuk di App Store
Apple ataupun Google Play Store. Namun, Pemerintah Hongkong punya
aplikasi navigasi bernama VoiceMap HK, khusus ditujukan bagi masyarakat
tunanetra.
Sebagai aplikasi yang ditujukan untuk tunanetra, VoiceMap HK bekerja
dengan menginformasikan lokasi memakai suara. Fungsinya pun menarik,
dapat digunakan untuk mengetahui lokasi, layanan transportasi terdekat,
ataupun bangunan penting.
Namun, aplikasi ini cuma tersedia bagi para pengguna iOS. Pengguna
VoiceMap HK dapat memilih panduan suara dalam dua pilihan bahasa
pengantar, yakni bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.
3. The Noise App
Selanjutnya, ada pula aplikasi bernama The Noise App. Fungsinya adalah
untuk melaporkan ketika ada gangguan keributan suara yang terjadi di tempat
umum. Cara penggunaannya sederhana, cukup dengan merekam suara
keributan dan mengirimkannya lewat aplikasi.
Hanya saja, kualitas suara rekaman memiliki ketergantungan pada jenis
smartphone yang digunakan. Ketika perekaman dilakukan dengan memakai
smartphone low end, kemungkinan besar hasilnya tidak sesuai standar.
Namun, lain halnya kalau rekaman suara dilakukan dengan memakai
smartphone bagus.

15
4. Japan Official Travel App
Bagi wisatawan yang ingin bepergian ke Jepang, terdapat aplikasi
pemerintahan bernama Japan Official Travel App yang memiliki manfaat
berharga. Di sini, Anda dapat menjumpai adanya konten terkait panduan
wisata serta layanan navigasi transportasi umum di Jepang. Tak ketinggalan,
di dalamnya juga terdapat info tentang lokasi hotspot WiFi gratis terdekat,
rumah sakit, ataupun pusat informasi wisatawan.
5. PIKOBAR
Aplikasi PIKOBAR merupakan kependekan dari Pusat Informasi dan
Koordinasi Wabah Penyakit dan Bencana Jawa Barat. Aplikasi ini
dikembangkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai sumber komunikasi
dan informasi bagi masyarakat Jawa Barat ketika berada dalam masa bencana
atau pandemi, seperti ketika pandemi Covid-19.
Melalui PIKOBAR, pengguna aplikasi dapat mendaftar sebagai relawan dan
berpartisipasi melakukan penanggulangan bencana. Selain itu, PIKOBAR
juga menyajikan data visual terkait penanganan bencana atau penyebaran
penyakit di wilayah Jawa Barat. Tak ketinggalan, pengguna aplikasi dapat
pula melaporkan hoax lewat PIKOBAR.
6. Info BMKG
Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia punya pula aplikasi
mobile yang bermanfaat dan memiliki kinerja bagus, yakni Info BMKG.
Melalui penggunaan Info BMKG, Anda bisa memperoleh berbagai informasi
bermanfaat, termasuk di antaranya adalah prakiraan cuaca, kualitas udara,
peta iklim, info gempa bumi, ataupun siaran pers resmi BMKG.
7. SGSecure
Terakhir, ada pula aplikasi pemerintahan bernama SGSecure dari Pemerintah
Singapura. Aplikasi ini menjadi langkah untuk mendorong masyarakat
Singapura dalam upaya menjaga keamanan dari serangan teroris. Melalui

16
aplikasi SGSecure, masyarakat dapat melakukan pelaporan ketika mendapati
tindakan mencurigakan di sekitar tempat tinggal.
Fitur yang bisa ditemukan pada aplikasi SGSecure cukup beragam. Aplikasi
ini memungkinkan penggunanya untuk mengirim pesan, foto, ataupun video
sebagai bukti ketika mendapati adanya aktivitas mencurigakan. Selain itu,
SGSecure dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana memperoleh bantuan dari
pemerintah ketika berada dalam situasi berbahaya.

2.3. Isu dan Masalah Komputer Dalam Pendidikan


Sebagian besar departemen/institusi pemerintah menyadari perlunya suatu
kebijakan kerangka hukum secara nasional dan menyeluruh dengan pengaturan
HAKI dan akses publik sebagai isu-isu menonjol yang dianggap masih kurang
penanganannya.
Dari sisi cakupannya, kerangka hukum nasional dalam bidang teknologi
informasi diharapkan mencakup keseluruhan aspek secara mendasar dan bukan
secara parsial seperti penyesuaian atau penambahan dari hukum yang telah ada.
Dari sisi regulasi, sebagian besar menganggap regulasi untuk melindungi hak
cipta mengatasi sengketa dalam transaksi elektronis mendukung transaksi
elektronis dan memberikan hak yang sama terhadap informasi sebagai bidang-
bidang yang mendesak dan belum mendapat perhatian.
Dari sisi penerapan hukum dalam bidang teknologi informasi, pemerintah
diharapkan untuk secepatnya melengkapi produk perangkat hukum baru yang
mengatur teknologi informasi selain itu pemerintah juga diharapkan
meningkatkan kualitas aparat hukum dan memiliki acuan kerangka hukum
teknologi informasi nasional. Dalam konteks daerah, pemerintah daerah
diharapkan dapat membuat kebijakan sendiri secara penuh tetapi tetap mengacu
ke pusat walaupun ada yang mengharapkan pembagian kebijakan yang jelas
antara pusat dan daerah. Untuk menyelaraskan kebijakan teknologi informasi di

17
pusat dan daerah ini maka kebijakan nasional harus mencakup pemberdayaan
masyarakat di daerah dalam bidang teknologi informasi.
Mencakup pelatihan SDM bidang Teknologi Informasi di daerah. Mendorong
tanggung jawab dan kerja sama departemen/institusi di pusat dan daerah dalam
pengembangan SDM. Kebijakan untuk meningkatkan pendidikan teknologi
informasi di daerah.
Berkaitan dengan peran teknologi informasi dalam mendukung penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good government) sebagian besar departemen/ institusi
tampaknya akan memerlukan waktu untuk mempersiapkan diri. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat pemanfaatan teknologi informasi di sebagian besar
departemen/institusi seperti pada kasus-kasus berikut :
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik, teknologi
informasi masih dianggap sebagai alat “pengotomasi proses” yang diharapkan
dapat mengurangi proses yang dilakukan secara manual dibanding sebagai alat
yang dapat mengurangi birokrasi.
Dalam konteks partisipasi semua pihak untuk penyusunan kebijakan, teknologi
informasi masih dianggap sebagai alat yang mempermudah pengumpulan
informasi dibanding sebagai alat yang dapat membuka komunikasi dengan pihak
luar seperti publik atau instansi lain.
Dalam konteks keterbukaan (transparansi) internal, teknologi informasi masih
dianggap sebagai sarana penyedia akses dibanding sebagai sareana penyediaan
informasi yang lebih spesifik seperti latar belakang suatu kebijakan misalnya.
Dalam konteks pelaksanaan suatu kebijakan, teknologi informasi masih dilihat
sebagai sarana untuk mempercepat pelaporan dibanding sebagai sarana untuk
membantu proses monitoring.
Dalam konteks peningkatan kualitas suatu kebi akan teknologi informasi masih
dilihat sebagai sarana untuk memperluas sumber informasi dan data dibanding
sarana yang dapat menciptakan keterbukaan dalam proses pengambilan
keputusan.

18
Dari sisi evaluasi pemanfaatan teknologi informasi kondisinya dapat dikatakan
memprihatinkan dengan masih adanya beberapa departemen/institusi yang tidak
pernah melakukan audit penerapan teknologi informasi kalau pun ada sebagian
besar pelaksanaannya masih bersifat ad-hoc. Jika ditelaah lebih lanjut, jenis audit
penerapan teknologi informasi yang sering dilakukan lebih merupakan audit non-
finansial dibanding audit finansial. Hal ini menunjukkan aspek efektifitas
penerapan teknologi informasi lebih mendapatkan perhatian dibandingkan aspek
efisiensinya. Selain itu, tanggapan departemen/institusi atas keterkaitan audit
manajemen dengan audit teknologi informasi amat rendah, baik yang
menyatakan terkait maupun yang menyatakan tidak terkait. Hal ini perlu diakui
lebih lanjut karena tanggapan ini tidak mendukung kesimpulan sebelumnya,
yaitu sebagian besar departemen/institusi menyatakan adanya keselarasan visi
dan misi institusi dengan penerapan teknologi informasinya.
Seperti halnya pada pemahaman akan tingkat pemanfaatan teknologi informasi,
“concern” sebagian besar departemen/institusi pemerintah dengan adanya
kebijakan nasional lebih tertumpu pada adanya aturan tata cara akses informasi
oleh pihak luar/publik dibanding pada adanya panduan bagaimana
departemen/institusi harus menempatkan teknologi informasi untuk review,
monitor dan evaluasi.
Ketersediaan SDM dalam bidang teknologi informasi tampaknya menjadi
kendala utama yang dihadapi oleh sebagian besar departemen/institusi
pemerintah. Hal ini besar kemungkinannya berkaitan dengan pola
pengembangan SDM di bidang teknologi informasi yang kurang menarik minat
orang-orang yang berkualitas seperti:
 masalah dengan gaji dan fasilitas yang kurang memadai,
 program pengembangan SDM lebih berupa pelatihan internal atau
seminat/workshop dibanding memberikan bea siswa misalnya,

19
 cakupan pekerjaan yang sebagian besar berada pada level “operator” dalam
bentuk pemeliharaan data dan aplikasi atau pelatihan pada pemakai walaupun
ada juga yang sampai pada level “analis” seperti perancangan aplikasi,
 tidak adanya perlakuan khusus baik dalam bentuk insentif maupun jenjang
karier.
Sebagian besar departemen/institusi mengharapkan adanya kebijakan yang
mengatur struktur dan jenjang karir SDM di bidang teknologi informasi dan juga
kebijakan untuk pendidikan teknologi informasi berupa sertifikasi dan akreditasi
dalam kebijakan nasional dalam teknologi informasi.

20
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
E-Government merupakan kependekan dari Electronic-Government atau di
adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Pemerintahan Elektronik. E-
Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau
pemerintah transformasi adalah Suatu upaya untuk mengembangkan
penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan
sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Sejak abad ke-21 Pemerintah banyak meluncurkan berbagai macam aplikasi
untuk menunjang kinerja internal. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan
aplikasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sebagian besar departemen/institusi pemerintah menyadari perlunya suatu
kebijakan kerangka hukum secara nasional dan menyeluruh dengan pengaturan
HAKI dan akses publik sebagai isu-isu menonjol yang dianggap masih kurang
penanganannya.
Dari sisi cakupannya, kerangka hukum nasional dalam bidang teknologi
informasi diharapkan mencakup keseluruhan aspek secara mendasar dan bukan
secara parsial seperti penyesuaian atau penambahan dari hukum yang telah ada.
Dari sisi regulasi, sebagian besar menganggap regulasi untuk melindungi hak
cipta mengatasi sengketa dalam transaksi elektronis mendukung transaksi
elektronis dan memberikan hak yang sama terhadap informasi sebagai bidang-
bidang yang mendesak dan belum mendapat perhatian. Selain permasalahan
tersebut, masih banyak isu dan masalah yang ada di pemerintahan terkait
komputer.

21
1.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak informasi yang belum tercantum
dan bagi pembaca agar bisa mencari referensi lain agar lebih memperluas
pengetahuan mengenai Komputer dan Pemerintahan. Masukan-masukan
sangatlah penting bagi penulis karena tidak di pungkiri terdapat kesalahan-
kesalahan atau penyampaian informasi yang kurang sesuai ditemukan maka dari
itu masukan yang bersifat membangun dan kritis sangatlah di perlukan.

22
DAFTAR PUSTAKA
1. 3Kirey. 2015. “Komputer di Pemerintahan”.
https://materikuliah2015.wordpress.com/2015/11/22/komputer-di-
pemerintahan/ (diakses tanggal 30 Maret 2021)
2. Yusuf, Ihwan Naeful.2015.”Komputer dan Pemerintah”.
http://ihwan16.blogspot.com/2015/06/komputer-dan-pemerintah.html
(Diakses tanggal 30 Maret 2021)
3. Setiawan, Wawan. 2017. “E-Government”.
https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/e-government (Diakses Tanggal 30
Maret 2021)
4. Teknova, Provio. 2020. “7 Aplikasi Pemerintahan yang Sukses Membantu
Kelancaran Layanan Kepada Masyarakat”. https://profio.co.id/7-contoh-
aplikasi-pemerintahan-yang-sukses-membantu-kelancaran-layanan-kepada-
masyarakat/ (Diakses tanggal 30 Maret 2021)
5. Zarkoli, Muhammad.2019.”Perkembangan Teknologi Informasi di Bidang
Pemerintah”. http://dpmd.babelprov.go.id/content/perkembangan-teknologi-
informasi-di-bidang-pemerintah (Diakses tanggal 30 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai