Anda di halaman 1dari 22

Nama : Willy Muhammad Fauzi

NIM : L0250210012
TUGAS MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI
“Agile Software Engineering dalam Perspektif Manajemen Proyek"

AGILE PROJECT MANAGEMENT

1. Metode Agile dan Pengembangan Sistem


Agile Development erat kaitannya dengan metodologi dan proses pengembangan
perangkat lunak, metodologi pengembangan perangkat lunak sendiri adalah sebuah
metodologi yangdigunakan untuk membuat struktur, rencana, dan kontrol pengerjaan
suatu proyek sedangkanProses pengembangan perangkat lunak adalah model-model
dan metodologi yang digunakanuntuk mengembangkan suatu perangkat lunak
Agility for a software Development organization, means the ability to adapt
and react quickand effectively and appropriately to changes in its environment and to
demands imposed by this environment (Abrahamsson, P., Salo, O., Ronkainen, J., &
Warsta, J., 2002). Agile Development Methods secara singkat dapat diartikan sebagai
sekelompok metodologi pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada prinsip
prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adapt
asi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun.
Agility dalam pengembangan perangkat lunak diartikan sebagai kemampuan untuk
beradaptasidan bereaksi secara cepat dan efektif terhadap perubahan serta
meminimalisir dampak terhadap perangkat lunak yang sedang dibangun.
Kolaborasi antara tim pengembang dengan klien menjadi hal yang penting, klien
dianggap sebagai anggota tim. Fleksibilitas di tawarkan kepadaklien kaitannya dengan
kesadaran dan pengetahuan pelanggan tentang apa yang dia inginkan.
Agile Development juga dapat didefinisakan dalam empat nilai atau sering disebut
sebagai Agile manifesto, diantaranya :
1. Interaksi dan personal, dibutuhkan interaksi yang baik antara anggota atau
personal pengembang karena tanpa adanya hal tersebut
pengembangan perangkat lunak tidak akan berjalan dengan baik.
2. Perangkat lunak yang berjalan, hal ini berfungsi pada saat melakukan Meeting
(demonstrasi) kepada klien. Perangkat lunak yang masih dalam proses akan
lebih berguna dari sekedar dokumentasi
3. Kolaborasi dengan klien, ini merupakan ciri dari Agile Development dimana
mengutamakan keterlibatan dan kolaborasi dari klien
4. Respon terhadap perubahan, sesuai dengan namanya Agile Development berfokus
terhadap kecepatan respon tim ketika klien menginginkan perubahan saat proses
pembuatan perangkat lunak

Gambar 1 : Model Agile

2. Tujuan dan Manfaat Metode Pengembangan Agile


Berikut ini merupakan tujuan dari Agile Development yang terbagi menjadi tujuh,
antara lain:
a. High value & working App System
Tujuan yang pertama, untuk menghasilkan sebuah perangkat lunak dengan nilai jual
tinggiserta dapat menekan biaya pembuatan. Dan yang terpenting adalah dapat
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
b. Iterative, Incremental, Evolutionary
Agile merupakan model pengembangan yang dilakukan secara iteratif, berulang-
ulang, dan dapat mengalami perubahan apabila diperlukan. Dapat dikatakan bahwa,
metode initerbilang fleksibel dan dapat digunakan pada proyek pengembangan
jangka pendek
c. Cost Control & value - driven Development
Proses pengembangan perangkat lunak dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari
pengguna(user). Kemudian, tim developer dapat mengontrol biaya dan waktu yang
diperlukan untuk proses pengembangan software sesuai kebutuhan.
d. High quality production
Kualitas dari produk perangkat lunak tetap terjaga dengan baik meskipun biaya dan
waktuyang diperlukan terbilang sedikit
e. Flexible & Risk Management
Fleksibel disini dapat diartikan dengan pertemuan dengan klien dapat dilakukan
kapanpunsehingga fungsionalitas dari perangkat lunak dapat terjaga. Yang
terpenting, dapatmeminimalisir terjadinya kesalahan pada program maupun
produk sebelum dilakukan proses deploy aplikasi.
f. Collaboration
Proses kolaborasi disini dilakukan oleh setiap tim pengembang untuk mendiskusikan
feedback yang diberikan oleh klien. Sehingga perlu adanya komunikasi dan
koordinasiyang baik antar tim developer.
g. Self organizing, Self Managing Teams
Tujuan terakhir dari metode Agile ini adalah pengembang diberikan akses untuk
memanajemen sendiri urusan software Development. Tugas dari seorang manajer
untukmenjadi penghubung antara developer dan klien sehingga dapat mengurangi
terjadi misscommunication.
Manfaat dari penggunaan metode Agile sendiri dapat dirasakan tidak hanya dari sisi
developer saja. Tetapi pada sisi client, vendor, serta manajer juga merasakan
manfaat dari penggunaan Agile.Client dapat memberikan feedback kepada tim
developer untuk menambahkan atau mengubah fitur dari aplikasi tersebut sebelum
benar-benar dirilis. Kemudian, manajer dapat mengontrol kerja dari setiap tim
dengan lebih baik. Dari segi vendor dapat mengurangi pemborosan dan dapat
difokuskan pada peningkatan efisiensi dan pengembangan fitur. Dan dari sisi
developer sendiri dapat meningkatkan produktivitas tiap departemen. Karena,
setiap tim dapat melakukan pengerjaan tiap tugas tanpa perlu harus menunggu tim
yang lain menyelesaikan tugas nya.
3. Prinsip Metode Pengembangan Agile
1. Prioritas utama proses Agile adalah memuaskan klien dengan menghasilkan
perangkatlunak yang bernilai dengan cepat dan rutin.
2. Menyambut perubahan kebutuhan, walaupun terlambat dalam pengembangan
perangkatlunak. Proses Agile memanfaatkan perubahan untuk keuntungan
kompetitif klien.
3. Menghasilkan perangkat lunak yang bekerja secara rutin, dari jangka waktu
beberapaminggu sampai beberapa bulan, dengan preferensi kepada jangka waktu
yang lebih pendek.
4. Rekan bisnis dan pengembang perangkat lunak harus bekerja sama tiap hari
sepanjang proyek.
5. Kembangkan proyek di sekitar individual yang termotivasi. Berikan mereka
lingkungandan dukungan yang mereka butuhkan, dan percayai mereka untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
6. Metode yang paling efisien dan efektif untuk menyampaikan informasi dari dan
dalam tim pengembang perangkat lunak adalah dengan komunikasi secara
langsung.
7. Perangkat lunak yang bekerja adalah ukuran utama kemajuan.
8. Proses Agile menggalakkan pengembangan berkelanjutan. Sponsor-sponsor,
pengembang-pengembang, dan pengguna-pengguna dapat mempertahankan
kecepatantetap secara berkelanjutan.
9. Perhatian yang berkesinambungan terhadap keunggulan teknis dan rancangan yang
baik meningkatkan Agility
10. Kesederhanaan (memaksimalkan sumber daya yang tersedia) adalah hal yang amat
penting.
11. Arsitektur, kebutuhan, dan rancangan perangkat lunak terbaik muncul dari tim yang
yangdapat mengorganisir diri sendiri.
12. Secara berkala, tim pengembang berefleksi tentang bagaimana untuk menjadi lebih
efektif, kemudian menyesuaikan dan menyelaraskan kebiasaan bekerja mereka.
4. Kelebihan dan kekurangan Agile Development
Kelebihan Agile Development :
a. Proses pengembangan perangkat lunak membutuhkan waktu yang relatif cepat dan
tidak membutuhkan resources yang besar.
b. Perubahan dapat ditangani dengan cepat sesuai dengan kebutuhan client
c. Client dapat memberikan feedback kepada tim pengembang dalam proses
pembuatan program.
d. Pelacakan requirement dengan melihat Backlog produk.
e. Keterlibatan user secara aktif.
f. Rilis yang lebih cepat dan berkala, fungsi dirilis setiap akhir iterasi.
g. Testing dilakukan setiap saat

Kekurangan Agile Developmet :


a. Agile tidak cocok apabila dikerjakan oleh tim yang tidak memiliki komitmen untuk
menyelesaikan proyek bersama-sama.
b. Metode Agile ini kurang tepat apabila dikerjakan dengan jumlah skala tim yang
besar(>20 orang).
c. Tim pengembang harus selalu bersiap karena perubahan dapat terjadi
sewaktu- waktu.
d. Interaksi dengan client yang kadang terlalu berlebihan.
e. Agile sulit diimplementasikan dalam proyek yang berskala besar.
f. Membutuhkan manajemen tim yang terlatih.

Sekilas perbandingan Agile dan Waterfall :

Gambar 2 : Agile vs Waterfall

Gambar 3 : Project Succes Rates


Gambar 4 : Project Succes Rates by project size

Gambar 5 : Contoh perusahaan yang menerapkan scrum/via: scrum.org

Gambar 6 : Contoh MVP product by Henrik Kniberg


SCRUM METHODE

Secara harfiah Scrum adalah kerangka kerja di mana orang dapat mengatasi masalah adaptif
yang kompleks, sementara secara produktif dan kreatif memberikan produk dengan nilai
setinggi mungkin. Scrum adalah iteratif dan pengembangan perangkat lunak kerangka
kerjatambahan tangkas untuk proyek-proyek perangkat lunak dan mengelola produk
atau pengembangan aplikasi. Scrum adalah sebuah framework yang mengimplementasikan
proses Agile Development . Untuk menjelaskan bagaimana Scrum mengubah paradigma
dalam proses bekerja walaupun sebenarnya metode ini biasanya digunakan secara tim, tapi
tidak ada larangan untuk menggunakannya secara perorangan. Metode Scrum membagi
proses Development menjadi beberapa Sprint.

1. Tahapan atau Aktivitas Pengembangan Metode Scrum

Gambar 7 : Metode Scrum


Aktivitas wajib dalam Scrum dibuat untuk menciptakan sebuah kesinambungan dan
mengurangi adanya aktivitas lain yang tidak tercantum di dalam Scrum. Setiap tahapan
atau aktivitas di dalam Scrum memiliki batasan waktu, yang artinya selalu memiliki
durasi maksimum. Setiap aktivitas yang terdapat dalam Scrum berkesempatan untuk
meninjau dan merubah sesuatu. Aktivitas dalam Scrum dirancang secara khusus untuk
menciptakan transparansi dan peninjauan sampai ke tingkatan kritis. Scrum memiliki
beberapa proses dalam pelaksanaanya, antara lain :
1. Pembuatan Product Backlog
Proses pembuatan product backlog untuk informasi produk adalah daftar terurut
semua hal yang telah diketahui hingga saat ini. Product backlog didapatkan
didapatkan dari user story dan harus ada di dalam produk terkait.
Product Backlog adalah satu-satunya sumber kebutuhan untuk semua perubahan
yang perlu diterapkan terhadap produk. Product owner bertanggung jawab
terhadap product backlog, termasuk isi, ketersediaan, dan urutannya. Pembuatan
product backlog akan lebih baik apabila diawali dengan merumuskan user journey
(pengalaman pelanggan) terlebih dahulu supaya terbayang interaksi yang akan
dilakukan.
Sebuah product backlog tidak pernah tuntas. Di awal pengembangan produk,
product backlog berisi daftar kebutuhan pelanggan yang diketahui sampai saat ini.
Product backlog terus berevolusi seiring dengan perkembangan produk dan
lingkungan di mana produk tersebut digunakan. Ia bersifat dinamis dan berubah
terus secara konstan agar produk menjadi layak, kompetitif dan bermanfaat. Selama
produk masih ada, product backlog juga akan selalu ada.

Gambar 8 : Customer Journey


Di product backlog juga terdapat daftar dari seluruh fitur, fungsi, kebutuhan,
peningkatan, dan perbaikan yang perlu diterapkan terhadap produk pada perilisan
mendatang. Selain itu, ia dilengkapi informasi penting deskripsi, urutan, estimasi,
dan nilai bisnis. Deskripsi meliputi keterangan pengujian produk yang akan menjadi
bukti ketuntasan ketika product backlog item tersebut dinyatakan “selesai”.
Gambar 9 : Contoh Product Backlog
2. Sprint Planning
Sprint planning adalah perencanaan sebelum sprint yang dilakukan secara
kolaboratif oleh seluruh anggota tim scrum.
Sprint planning memiliki batasan waktu maksimal delapan jam untuk sprint yang
berdurasi satu bulan. Untuk sprint yang lebih singkat, alokasi waktunya pun lebih
singkat pula. Scrum master bertugas untuk memastikan tahap ini dilakukan dengan
baik agar peserta memahami tujuannya. Scrum master pun memberitahu tim scrum
untuk menjaga sprint planning tetap dalam batasan waktunya.
Sprint planning berguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting sebagai
berikut :
 Apa yang dapat dimasukkan ke dalam increment dari sprint ini?
 Bagaimana tim bisa menyelesaikan pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menghantarkan increment?
Tim pengembang biasanya memulai dengan merancang sistem dan apa saja yang
perlu dikerjakan untuk mengubah product backlog menjadi increment yang
berfungsi. Ukuran pekerjaan atau estimasi untuk masing-masing pekerjaan bisa
bervariasi.
Pada saat sprint planning, tim scrum juga menentukan objektif atau sprint goal.
Sprint Goal akan dicapai selama sprint melalui implementasi product backlog dan
menyediakan panduan untuk tim pengembang dalam mengembangkan increment.
Sprint planning pada akhirnya akan menghasilkan apa yang disebut dengan sprint
backlog yakni daftar pekerjaan dan bobotnya yang akan dikerjakan oleh tim
pengembang saat melakukan sprint.

Gambar 10 : Proses penurunan product backlog ke sprint backlog/via:


pinterest.com

Gambar 11 : Contoh Hasil Sprint Planning


3. Sprint
Perlu diingat, proses sprint adalah jantung dari seluruh rangkaian scrum. Sprint
adalah proses pembuatan produk atau layanan sampai dapat digunakan dan
berpotensi untuk dirilis dengan batasan waktu maksimal 1 bulan atau kurang.
Sprint memiliki durasi yang konsisten sepanjang daur hidup pengembangan produk.
Satu sprint bisa langsung dimulai setelah sprint sebelumnya selesai sehingga dalam
1 bulan perusahaan bisa merilis produk atau layanan yang dibuat dalam proses
scrum.
“Dalam scrum rilis produk/service akan rutin dilakukan maksimal 1 bulan oleh tim
yang fokus.“
Berikut beberapa hal yang perlu anda ingat pada saat sprint :
 Tidak boleh ada perubahan yang dapat mengancam sprint goal;
 Tingkat kualitas tidak boleh menurun;
 Ruang lingkup dapat diklarifikasi dan dinegosiasikan ulang antara product
owner dan tim pengembang setiap kali adanya hal baru yang mereka
pelajari;
Setiap sprint bisa dianggap sebagai sebuah proyek dengan durasi tidak lebih dari
satu bulan yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, peran
tim scrum sangat penting untuk melakukan slicing produk atau layanan mana yang
merupakan produk minimum, tapi sudah bisa membawa dampak postif pada
pengguna.
Sprint dapat dibatalkan sebelum mencapai batasan waktu dan hanya product owner
yang memiliki otoritas untuk membatalkannya. Meski begitu, product owner bisa
saja membatalkan sprint karena dipengaruhi oleh pihak lain, dalam hal ini tim
pengembang dan scrum master.
4. Daily Scrum
Gambar 12 : Scrum Taskboard/ via: google.co.id
Daily scrum adalah acara untuk tim pengembang dengan batasan waktu 15 menit.
Acara ini dilakukan setiap hari selama sprint berlangsung untuk mengetahui
pembaruan yang akan dicantumkan pada scrum board. Di tahap inilah tim
pengembang membuat rencana kerja untuk 24 jam ke depan.
Acara ini mengoptimalkan kolaborasi dan performa dari tim dengan melakukan
inspeksi pada scrum sebelumnya. Selain itu, untuk mengetahui estimasi pekerjaan
di tahap selanjutnya di dalam sprint.
Dalam daily scrum, tim pengembang akan berdiskusi dan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan tertentu sebagai arahan. Berikut adalah contoh pertanyaan
yang mungkin saja digunakan:
 Apa yang telah saya lakukan kemarin untuk membantu tim pengembang
mencapai sprint goal?
 Apa yang akan saya lakukan hari ini untuk membantu tim pengembang
mencapai sprint goal?
 Apakah saya melihat ada hambatan yang menghalangi saya atau pun tim
pengembang dalam mencapai sprint goal?
Daily Scrum berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi tim, mengeliminasi
pertemuan-pertemuan lain (yang tak perlu), mengidentifikasi hambatan yang harus
dihilangkan, menyoroti dan mendukung pengambilan keputusan secara cepat, dan
meningkatkan tingkat pengetahuan dari tim pengembang. Hal nantinya akan
membantu tim pengembang dalam pertemuan inspeksi dan adaptasi.
Saat daily scrum, biasanya tim pengembang akan memindahkan backlog di scrum
board apabila sudah ada progres signifikan.
5. Sprint Review
Proses sprint review diselenggarakan di akhir sprint untuk menginspeksi increment
dan mengadaptasi product backlog bila diperlukan. Pada saat sprint review, tim
scrum dan pemegang kepentingan berkolaborasi untuk meninjau apa yang sudah
diselesaikan di sprint.
Berdasarkan hasil tinjauan tersebut dan perubahan product backlog di dalam sprint,
segenap tim berkolaborasi untuk menentukan langkah selanjutnya untuk
mengoptimalkan nilai bisnis. Biasanya pertemuan ini bersifat informal, bukan
pertemuan laporan status. Dan presentasi increment diperlukan guna mendapatkan
umpan balik dan mengembangkan kemampuan kolaborasi. Pertemuan ini paling
lama dilakukan selama empat jam untuk sprint berdurasi satu bulan.
Sprint Review punya karakteristik sebagai berikut:
 Peserta yang di dalamnya adalah tim scrum dan para pemegang kepentingan
utama yang diundang oleh product owner;
 Product owner menjelaskan product backlog item yang sudah “selesai” dan yang
belum “selesai”;
 Tim pengembang menjelaskan apa yang berjalan dengan baik sepanjang sprint,
masalah-masalah yang mereka hadapi, dan bagaimana cara memecahkannya;
 Tim pengembang mendemonstrasikan pekerjaan yang telah mereka selesaikan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai increment;
 Product owner menjelaskan keadaan product backlog hingga saat ini. Ia juga
memproyeksikan target dan tanggal penghantaran produk berdasarkan
perkembangan hingga hari ini (bila ditanyakan);
 Seluruh hadirin berdiskusi mengenai apa yang akan mereka lakukan
selanjutnya, artinya sprint review menghasilkan masukan berharga untuk sprint
planning berikutnya;
 Meninjau bagaimana keadaan pasar atau potensi penggunaan produk yang
mungkin telah berubah, dan hal apa yang paling bernilai untuk dikerjakan
berikutnya;
 Meninjau jangka waktu, anggaran, potensi kapabilitas, dan keadaan pasar untuk
rilis fitur atau kemampuan produk yang sudah ditargetkan.
6. Sprint Restospective
Gambar 13 : hasil pertemuan sprint retrospective/via: agiledigest.com
Sprint retrospective adalah kegiatan bagi tim scrum untuk menginspeksi diri sendiri
dan membuat perencanaan mengenai peningkatan yang akan dilakukan
di sprint berikutnya. Acara ini diadakan setelah sprint review dan sebelum sprint
planning berikutnya. Berlangsung paling lama tiga jam untuk sprint yang berdurasi
satu bulan. Sementara untuk sprint yang lebih singkat, durasi sprint
retrospective juga dipersingkat. Scrum master memastikan acara ini terselenggara,
dan tiap peserta memahami tujuannya.
Sprint retrospective adalah acara yang bernuansa positif dan produktif. Tujuan dari
acara ini ialah:
 Menginspeksi bagaimana jalannya sprint terakhir yang terkait dengan orang-
orang, hubungan antar mereka, proses, dan alat-alat yang digunakan;
 Mengidentifikasi dan mengurutkan hal utama yang berjalan dengan baik dan
peningkatan yang berpotensi untuk dilakukan;
 Membuat perencanaan untuk implementasi peningkatan cara kerja tim scrum.
“Sprint retrospective adalah wadah untuk mengungkapkan hal — hal yang
mengganjal dalam melakukan proses sprint dengan nuansa positif demi perbaikan
kedepannya.“
Sebelum sprint retrospective berakhir, tim scrum harus menyepakati peningkatan
yang akan mereka implementasikan di sprint berikutnya. Itu adalah bentuk inspeksi
dan adaptasi terhadap tim scrum itu sendiri. Meskipun peningkatan dapat dilakukan
kapan pun di sepanjang sprint, sprint retrospective adalah sebuah acara formal yang
fokus pada inspeksi.
2. Pilar dalam Metode Pengembangan Scrum
1. Transparansi
Semua orang yang terlibat pelanggan, CEO, kontributor individual transparan
dalamtransaksi sehari-hari mereka dengan orang lain. Mereka semua percaya satu
samalain, dan mereka memiliki keberanian untuk saling mengikuti kabar baik serta
kabar buruk. Semua orang berusaha dan secara kolektif berkolaborasi untuk tujua
norganisasi bersama, dan tidak ada yang memiliki agenda tersembunyi.
2. Inspeksi
Inspeksi dalam konteks ini bukan inspeksi oleh inspektur atau auditor tetapi inspeksi
oleh semua orang di Tim Scrum. Inspeksi dapat dilakukan untuk produk,
proses,aspek orang, praktik, dan peningkatan berkelanjutan.
3. Adaptasi
Adaptasi dalam konteks ini adalah tentang perbaikan terus-menerus, kemampuan
untuk beradaptasi berdasarkan hasil inspeksi. Setiap orang di organisasi harus
mengajukan pertanyaan ini secara teratur, Apakah kita lebih baik daripada kemarin?
Untuk organisasi berbasis laba, nilainya diwakili dalam bentuk laba.
3. Jenis Role dalam Metode Pengembangan Scrum
1. Product Owner
Pengertian produk adalah tujuan dari proyek. Product Owner memastikan bahwa
proyek berjalan sesuai yang diharapkan. Product Owner merupakan penjembatan
antara client dengan team Development. Product Owner akan menuliskan
spesifikasi-spesifikasi sesuai cara pandang client, di lain pihak harus punya empati
terhadap anggota team. ProductOwner bertanggung jawab untuk memaksimalkan
nilai produk dan hasil kerja Tim Pengembang
Product Owner merupakan satu-satunya orang yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan product backlog. Tanggung jawab tersebut meliputi :
 Menyampaikan isi dari product backlog item secara jelas;
 Memilih prioritas product backlog item untuk mencapai tujuan dan misi dengan
cara terbaik;
 Mengoptimalkan nilai bisnis dari pekerjaan yang dilakukan oleh tim
pengembang;
 Memastikan agar product backlog dapat dilihat, transparan, dan jelas untuk
semua pihak, dan menampilkan apa yang akan dikerjakan selanjutnya oleh
tim scrum;
 Memastikan tim pengembang memahami product backlog item hingga batas
tertentu.

Product owner hanya satu orang saja dan bukan berupa komite. Ia dapat mewakili
keinginan dari komite tentang product backlog. Tapi, pihak-pihak yang ingin
mengubah prioritas dari product backlog item harus menyampaikannya
lewat product owner.

2. Team Member
Scrum Team Member merupakan sekelompok individu yang bekerja sama untuk
menghantarkan ataupun menaikkan nilai dari produk yang diminta oleh pelanggan.
Prasyarat dari tim Scrum adalah Semua anggota berpartisipasi, Mampu
berkomunikasi dengan baik dan Meaningful Conversation.

Gambar 14 : Development Team


3. Scrum Master
Scrum master adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengenalkan dan
memandu pelaksanaan scrum. Scrum master melakukan ini dengan membantu tim
agar dapat memahami teori, praktik-praktik, aturan-aturan dan tata nilai scrum.
Scrum Master akan mencegah hal-hal yang mengalihkan focus team. Scrum Master
akan membuat suasana kondusif supaya team dapat bekerja sama dalam mencapai
goal. Selain itu, Scrum Master membantu memfasilitasi keputusan tim Development
yang self-organizing dan menghapus hambatan-hambatan yang dihadapi. Di dalam
organisasi, Scrum Master membantu organisasi untuk memahami Scrum dan
membuat perubahan yang dapat mendukung proses Scrum. Tugasnya antara lain :
Melayani product owner:
 Memastikan tujuan, ruang lingkup dan ranah produk dipahami sebaik mungkin
oleh semua orang di dalam tim scrum;
 Menemukan teknik yang paling efektif untuk mengelola product backlog;
 Membantu tim scrum untuk memahami perlunya product backlog item yang
jelas dan padat;
 Memahami perencanaan produk di dalam lingkungan empiris;
 Memastikan product owner paham bagaimana mengelola product backlog yang
memaksimalkan nilai bisnis;
 Memahami dan mempraktikkan agility (kelincahan dalam pengembangan
produk);
 Memfasilitasi acara-acara scrum
Pelayanan pada tim pengembang :
 Membimbing tim pengembang agar dapat swakelola dan lintas-fungsi;
 Membantu tim pengembang untuk menghasilkan produk bernilai bisnis tinggi;
 Menghilangkan hambatan yang memperlambat perkembangan pekerjaan tim
pengembang;
 Memfasilitasi acara-acara scrum
 Membimbing tim pengembang di organisasi di mana scrum belum sepenuhnya
dipraktikkan dan dipahami.
Pelayanan pada organisasi/perusahaan:
 Memimpin dan membimbing organisasi dalam penggunaan scrum;
 Merencanakan implementasi scrum di dalam organisasi;
 Membantu pegawai dan pemilik kepentingan untuk memahami dan
menggunakan scrum dan pengembangan produk secara empiris; •
 Membuat perubahan yang dapat meningkatkan produktivitas tim scrum;
 Bekerja dengan sesama scrum master untuk meningkatkan efektivitas dari
penggunaan scrum di organisasi/perusahaan terkait.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengembangan Scrum
Kelebihan Scrum
a. Scrum dapat membantu perusahaan Anda dalam menghemat waktu dan biaya
(dalam hal ini uang). Biaya overhead dari proses dan manajemen sangat
minim sehingga dapatmengarahkan kita kepada hasil yang lebih cepat dan lebih
murah
b. Dengan menggunakan metode Scrum, Anda dapat mentransformasikan bisnis
yangsulit untuk diukur menjadi mudah untuk dikembangkan.
c. Pada metode Scrum, pergerakan pengembangan cutting edge dapat dengan cepat
dikodekan dan diuji menggunakan metode ini. Bagaikan kesalahan yang mudah
untuk diperbaiki
d. Dengan menggunakan Scrum, Anda dapat mengontrol dan memonitoring aktivitas
peningkatan dan penurunan beban pekerjaan yang bisa terjadi kapan saja.
e. Seperti metodologi Agile pada umumnya, Scrum merupakan metode iterative yang
membutuhkan feedback secara berkelanjutan dari user atau pengguna
f. Dengan adanya short Sprint dan constant feedback, Scrum dapat dengan
mudahmengatasi setiap perubahan yang terjadi
g. Dengan adanya daily Scrum Meeting, memungkinan Scrum untuk mengukur
produktvitas individu, hal ini mengarah pada peningkatan produktivitas dari
setiapanggota tim
h. Dengan Scrum, setiap ada masalah yang timbul dapat di identifikasi dengan baik
pada pertemuan harian dan oleh karena itu setiap masalah dapat di selesaikan
dengan cepat.
i. Dengan menggunakan metode Scrum, Anda dapat dengan mudah untuk mengirim
produk berkualitas sesuai dengan waktunya.
j. Scrum dapat bekerja dengan berbagai teknologi dan bahasa pemrograman. Namun
secara khusus berguna untuk pengembangan proyek dengan teknologi web 2.0
ataupun media proyek baru lainnya.

Kekurangan Scrum
a. Scrum bisa menjadi salah satu penyebab utama terjadinya scope creep, kecuali
adatanggal akhir tertentu. Stakeholder proyek atau manajemen akan terus
menuntut fungsidan fitur baru untuk disampaikan.
b. Setiap tugas harus didefinisikan dengan baik, karena hal ini dapat mempengaruhi
perkiraan biaya dan waktu pengerjaan proyek. Jika tidak didefinisikan dengan
baikmaka semua hal tersebut tidak akan akurat. Dalam kasus seperti ini, biasanya
tugasdapat tersebar di beberapa Sprint
c. Jika anggota tim Anda tidak berkomitmen dengan baik, maka proyek Anda tidak
akan selesai atau bahkan bisa gagal.
d. Scrum dapat bekerja dengan baik jika seorang Scrum Master dapat mempercayai
tim yang mereka kelola. Jika Scrum Master terlalu mengontrol secara ketat, hal ini
dapatmenyebabkan tim menjadi tertekan dan stress, sehingga mengakibatkan
demoralisasidan kegagalan dari proyek tersebut.
e. Jika sering terjadi pergantian anggota tim saat pengembangan proyek berlangsung,
halini dapat menyebabkan efek yang kurang baik bagi perkembangan proyek
tersebut, proyek akan semakin lama selesai dari waktunya

PENUTUP

Agile Development Methods adalah sekelompok metodologi pengembangan perangkat lunak


yangdidasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang
memerlukan adaptasi cepat dari pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun.
Kolaborasi antara tim pengembang dengan klien menjadi hal yang penting dalam Agile
Development, klien dianggap sebagai anggota tim. Fleksibilitas di tawarkan kepada klien
kaitannya dengan kesadaran dan pengetahuan pelanggan tentang apa yang dia inginkan.

Terdapat dua puluh metode yang termasuk dalam Agile metodologi. Metode-metode tersebut
sering digunakan oleh praktisi pengembang perangkat lunak dalam pembuatan atau
dalam pengembangan. Salah satunya yaitu metode Scrum yang merupakan salah satu model
dar imetodologi Agile pada pada manajemen pengembangan proyek. Scrum bisa digunakan
untuk pengembangan system secara keseluruhan, pengembangan system sebagian maupun
proyek internal/pelanggan.

Tujuan utama Scrum adalah untuk inspect & adapt yang berarti bahwa melihat permasalahan
yangada, dan melakukan adaptasi terhadap masalah tersebut. Pengambangan perangkat lunak
menggunakan Scrum menekankan untuk mengambil setiap langkah pada pengembangan
perangkatlunak secara singkat.

Metode Scrum dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengembangkan


interoperabilitas sistem dengan waktu yang efisien. Pada contoh beberapa studi kasus
pengembangan denganmenggunakan metode Scrum dapat menghemat waktu hingga 30
sampai 60% dibandingkan dengan menggunakan metode Waterfall
Referensi :

 Intan Andini. (2014, December 21). [MAKALAH] Pengembangan Sistem Informasi.


RetrievedJanuary 9, 2021, from Intan Andini
website:https://intanandini209.wordpress.com/2014/12/21/makalah-pengembangan-sistem-
informasi/
 Metode Agile: Pengertian, Tujuan, Jenis, Manfaat, dan Prinsip. (2020, August 8).
Retrieved January 9,2021, from Sekawan Media |Software House & System Integrator
Indonesia website:https://www.sekawanmedia.co.id/metode- Agile- Development/
 Williams, L., & Tomayko, J. (2015). Agile Software Development.Computer
Science Education,12(3), 167 – 168. Retrieved
fromhttps://www.academia.edu/23009791/ Agile _ software _ Development
 Oktavianti, G. (2019, April 22). PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI. Retrieved January
9,2021, from ResearchGate
website:https://www.researchgate.net/publication/332553098_PENGEMBANGAN_SISTEM_INF
OR MASI
 Unknown. (2016, October 21). METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM: Alat dan Teknikdalam
pengembangan sistem, Analisis sistem & Pemrograman sistem, Pengetahuan &Keahlian yang
dibutuhkan analisis sistem,Team pengembangan sistem. Retrieved January 9,2021, from
Blogspot.com website: http://sweett-dispositionn.blogspot.com/2016/10/metodologi-
pengembangan-sistem-alat-dan.html
 Syafnidawaty. (2020, April 5). Metode Agile - UNIVERSITAS RAHARJA. Retrieved January 9,2021,
from Raharja.ac.id website: https://raharja.ac.id/2020/04/05/metode- Agile/
 Metode Agile: Pengertian, Tujuan, Jenis, Manfaat, dan Prinsip. (2020, August 8).
Retrieved January9, 2021, from Sekawan Media |Software House &System Integrator Indonesia
website:https://www.sekawanmedia.co.id/metode- Agile- Development/
 Metode Pengembangan Perangkat Lunak,Scrum - PDF Free Download. (2014). Retrieved
January10, 2021, from Docplayer.info website: https://docplayer.info/56660434-
Metode- pengembangan-perangkat-lunak- Scrum.html
 MetodeScrum.(2015, October 14). Retrieved January 10, 2021, from Ranjani Ryan
website:https://ranjaniryan.wordpress.com/2015/10/14/metode-Scrum/
 rachmat. (2019, July 9). Pengertian SCRUM dalam Software Development. Retrieved January
10,2021, from rachmat.ID - Inspires You website: https://rachmat.id/pengertian-Scrum
 rachmat. (2019, July 26). Kelebihan dan Kekurangan pada SCRUM. Retrieved January 10,
2021,from rachmat.ID - Inspires You website: https://rachmat.id/kelebihan-dan-kekurangan-
Scrum
 Firdaus, M. (2017). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2017
IMPLEMENTASIKERANGKA KERJA SCRUM PADA MANAJEMEN PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI .Retrieved
fromhttps://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/viewFile/1635/1626
 Website https://medium.com/@wisnuariosupadnomo/mengenal-scrum-untuk-implementasi-
bisnis-dan-inovasi-yang-adaptif-terhadap-perubahan-52c1a504d552

Anda mungkin juga menyukai