Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anna Mubarokah

METODE AGILE

Metode pengembangan perangkat lunak Agile ini muncul karena keinginan yang besar
untuk dapat meninggalkan metode lama (Waterfall) yang tidak fleksibel. Pendekatan metode
ini dirancang untuk mengakomodasi perubahan serta menghasilkan perangkat lunak secara
lebih cepat.
Berikut gambaran mengenai metode Agile:
1. Lebih menghargai hubungan dan interaksi antar pribadi, tidak hanya memperdulikan
sarana (tools).
2. Menampilkan kerjasama dengan pengguna selama proses pengembangan
berlangsung.
3. Memberi tanggapan terhadap munculnya perubahan; tidak hanya melulu mengikuti
rencana yang sudah ditetapkan.
4. Fokus untuk menampilkan perangkat lunak yang benar-benar berfungsi; bukan
hanya sekedar mementingkan dokumentasi.
Berbeda dengan metode waterfall, Agile ditujukan untuk menangani munculnya berbagai
variabel dan kekompleksan yang mungkin terjadi dalam pengembangan sebuah
proyek.Kepuasan pengguna merupakan prioritas utama dari metode Agile ini yang diraih
dengan terus menerus menghadirkan fitur yang berfungsi dengan baik, teruji serta
diprioritaskan.

Metode Agile adalah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang menekankan pada
kolaborasi tim, respons terhadap perubahan, dan pengiriman iteratif. Tujuannya adalah
untuk menghasilkan perangkat lunak yang lebih berkualitas dengan lebih efisien dan
mengakomodasi perubahan kebutuhan yang terjadi selama proses pengembangan. Berikut
adalah beberapa poin penting tentang metode Agile:
1. Kolaborasi Tim yang Intensif: Agile mendorong kolaborasi yang erat antara anggota
tim pengembangan, termasuk pengembang, pengguna, dan pemangku kepentingan
lainnya. Tim bekerja bersama untuk memastikan pemahaman yang mendalam
tentang persyaratan dan solusi yang diinginkan.
2. Pengiriman Iteratif: Proyek dikembangkan dalam literasi pendek yang disebut
"sprint" atau "literasi". Setiap iterasi menghasilkan inkremental yang dapat diuji dan
disampaikan kepada pengguna.
3. Respons Terhadap Perubahan: Agile memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menangani perubahan kebutuhan karena iterasi pendek memungkinkan tim untuk
beradaptasi dengan cepat. Tim dapat merespon masukan dan perubahan prioritas
dengan fleksibilitas.
4. Prioritas Berdasarkan Nilai Bisnis: Fitur atau tugas yang paling bernilai untuk bisnis
dikerjakan terlebih dahulu. Ini memastikan bahwa nilai yang paling tinggi diberikan
kepada produk sejak awal.
5. Antarmuka Pengguna Terpadu (UI/UX): Antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman
pengguna (UX) diperhatikan dengan baik dalam setiap iterasi, sehingga memastikan
bahwa produk memiliki aspek yang menarik dan mudah digunakan.
6. Pengujian Terintegrasi: Pengujian dilakukan secara terus-menerus selama seluruh
siklus pengembangan. Ini memastikan kualitas produk secara keseluruhan dan
menghindari penumpukan masalah di akhir pengembangan.
7. Pemangku Kepentingan Terlibat: Pemangku kepentingan, seperti pengguna akhir
dan klien, dilibatkan dalam proses pengembangan. Masukan mereka digunakan
untuk membentuk pengembangan selanjutnya.
8. Transparansi dan Komunikasi: Komunikasi yang terbuka dan transparan di antara
anggota tim sangat penting dalam metode Agile. Pertemuan reguler seperti Daily
Standups membantu dalam menjaga arus informasi yang baik.
9. Tim Multifungsi: Tim Agile terdiri dari anggota yang memiliki berbagai peran dan
keterampilan, seperti pengembang, pengujian, desainer, dan pemangku
kepentingan. Ini memungkinkan kolaborasi yang holistik.
10. Pengembangan Berbasis Nilai: Setiap fitur atau fungsi yang ditambahkan ke produk
harus memiliki nilai yang jelas bagi pengguna atau bisnis. Hal ini mencegah adanya
fitur yang tidak perlu.
Metode Agile memiliki beberapa kerangka kerja populer, seperti Scrum, Kanban, dan
Extreme Programming (XP). Memilih kerangka kerja yang sesuai dengan kebutuhan proyek
dan lingkungan tim adalah kunci keberhasilan dalam menerapkan metode Agile.

Memilih metode Agile dalam pengembangan perangkat lunak dapat didasarkan pada
sejumlah alasan yang sesuai dengan karakteristik proyek dan tujuan tim. Berikut adalah
beberapa alasan saya memilih metode Agile:
1. Adaptasi terhadap Perubahan Kebutuhan: Metode Agile dirancang untuk
mengakomodasi perubahan kebutuhan yang sering terjadi selama siklus
pengembangan. Ini memungkinkan tim untuk merespon perubahan dengan cepat
dan menjaga relevansi produk.
2. Kolaborasi Intensif dengan Pemangku Kepentingan: Agile mendorong kolaborasi
yang erat antara anggota tim dan pemangku kepentingan, seperti pengguna akhir
dan klien. Ini membantu memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan
harapan mereka.
3. Kualitas yang Lebih Tinggi: Pengujian terus-menerus selama siklus pengembangan
dalam metode Agile membantu mengidentifikasi dan memperbaiki masalah lebih
awal, sehingga menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
4. Pengiriman Iteratif yang Cepat: Melalui pendekatan sprint atau iterasi, metode Agile
memungkinkan tim untuk menghasilkan hasil nyata dalam waktu yang relatif singkat.
Ini membantu dalam mendapatkan umpan balik lebih awal dan memastikan bahwa
pengembangan bergerak ke arah yang benar.
5. Prioritas Berdasarkan Nilai Bisnis: Fitur atau tugas yang memiliki nilai bisnis yang
lebih tinggi dikerjakan terlebih dahulu dalam metode Agile. Ini membantu
memaksimalkan nilai produk yang dihasilkan sejak awal.
6. Antarmuka Pengguna yang Berkualitas Tinggi: Dalam metode Agile, antarmuka
pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) menjadi fokus, memastikan bahwa
produk memiliki aspek yang menarik dan mudah digunakan.
7. Pemangku Kepentingan yang Terlibat: Dengan melibatkan pemangku kepentingan,
seperti pengguna akhir dan klien, dalam proses pengembangan, metode Agile
membantu memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan
dan harapan mereka.
8. Pengembangan Berbasis Data Umpan Balik: Pengembangan dalam metode Agile
didasarkan pada data umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan. Ini
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan informasi yang lebih
akurat.
9. Transparansi dan Komunikasi yang Tinggi: Metode Agile mendorong komunikasi
terbuka di antara anggota tim melalui pertemuan reguler seperti Daily Standups dan
Sprint Reviews. Ini membantu dalam mengidentifikasi masalah dengan cepat dan
memecahkan tantangan bersama.
10. Tim Multifungsi yang Empowered: Tim Agile memiliki anggota dengan berbagai
peran dan keterampilan. Hal ini memungkinkan untuk melakukan pekerjaan lebih
efisien dan kolaboratif.
11. Mengurangi Risiko: Dengan siklus pengembangan yang pendek, risiko kesalahan
besar dapat ditemukan lebih awal dan diperbaiki sebelum mempengaruhi seluruh
produk.
12. Pengiriman Produk Lebih Awal: Metode Agile memungkinkan tim untuk mengirimkan
fitur-fitur berharga lebih awal kepada pengguna, yang dapat membantu dalam
memenangkan pasar dan umpan balik pengguna.
13. Pengembangan yang Berfokus pada Pengguna: Dengan umpan balik berkelanjutan
dari pengguna, produk yang dihasilkan lebih mungkin sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi mereka.

Anda mungkin juga menyukai