Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “REGULASI
KEUANGAN PUBLIK” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik tahun ajaran 2019.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis dengan hati terbuka mengharapkan saran-saran dan kritikan-kritikan yang
membangun (konstruktif) demi kesempurnaan tugas akhir di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata Penulis mengharapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
memerlukannya.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
2.1. Definisi Regulasi Publik ............................................................................................................... 6
2.2. Teknik Penyusunan Regulasi Publik............................................................................................. 6
2.3. Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik ........................................................................... 8
2.5. Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik ......................................................................... 10
2.6. Keuangan Publik Di Indonesia .................................................................................................. 10
2.6.1. Dasar Hukum Keuangan Negara.......................................................................................... 11
2.6.2. Dasar Hukum Keuangan Daerah.......................................................................................... 12
2.6.3. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik Lainnya........................................................... 17
2.7. Permasalahan Regulasi Keuangan Publik Di Indonesia ............................................................ 17
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 19
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus bahasa
indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang dibuat
untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan ketentuan
yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang harus
dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah,partai politik, yayasan dan lain sebagainya.
Perancang publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun
regulasi publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang
dicapai. Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan
tindakan khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencar
jawaban atas pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur atau mengapa regulasi publik perlu
disusun.
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu
permasalahan telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik juga
dilakukan dengan misi tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik
menghadapi rumusan solusi permasalahan yang ada.
4
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ini, maka dapat dirumuskan rumusan makalah
ini sebagai berikut :
1. Definisi Regulasi Publik
2. Teknik Penyusunan Regulasi Publik
3. Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik
4. Dasar Hukum Keuangan Publik Di Indonesia
5. Permasalahan Regulasi Keuangan Publik Di Indonesia
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1 menunjukkan teknik penyusunan regulasi publik yang berupa rangkaian alur tahapan,
sehingga regulasi publik tersebut siap disusun dan kemudian ditetapkan serta diterapkan.
6
Dengan demikian gambar tersebut dapat diperjelas dengan :
a. Pendahuluan
Perancang regulasi publik wajib mampu mendeskripsikan latar belakang perlunya disusun
regulasi publik. Sebuah regulasi publik disusun karena adanya permasalahan atau tujuan yang
dicapai.
b. Mengapa Diatur?
Sebuah regulasi disusun karena adanya berbagai isu terkait yang membutuhkan tindakan
khusus dari organisasi publik. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari jawaban atas
pertanyaan mengapa isu tersebut harus diatur atau mengapa regulasi publik perlu disusun.
c. Permasalahan dan Misi
Sebuah regulasi publik disusun dan ditetapkan jika solusi alternatif atas suatu permasalahan
telah dapat dirumuskan. Penyusunan dan penetapan regulasi publik juga dilakukan dengan misi
tertentu sebagai wujud komitmen serta langkah organisasi publik menghadapi rumusan solusi
permasalahan yang ada.
d. Dengan Apa Diatur?
Setiap permasalahan harus dirumuskan dengan jenjang regulasi yang akan mengaturnya,
sehingga permasalahan tersebut segera dapat disikapi dan ditemukan solusi yang tepat sasaran.
e. Bagaimana Mengaturnya?
Substansi regulasi publik yang disusun harus bisa menjawab pertanyaan bagaimana solusi atas
permsalahan yang ada akan dilaksanakan. Dengan demikian, regulasi publik yang disusun
benar-benar merupakan wujud kebijakan organisasi publik dalam menghadapi berbagai
permasalahan publik yang ada.
f. Diskusi/ Musyawarah
Diskusi merupakan salah satu tahapan dalam menyusun atau penetapan regulasi. Materi yang
dibahas akan benar-benar menggambarkan permasalahan yang ada dan aspirasi masyarakat.
Forum diskusi penyusunan regulasi biasanya telah ditetapkan sebagai bagian dari proses
penyusunan regulasi organisasi publik.
g. Catatan
Catatan yang dimaksud adalah hasil dari proses diskusi yang dilakukan sebelumnya. Hasil
catatan ini akan menjadi wujud tindak lanjut dari keputusan organisasi publik menyangkut
bagaimana regulasi publik akan dihasilkan dan dilaksanakan terkait isu atau permasalahan
yang dihadapi.
7
2.3. Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik
Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik yang
berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi
publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi
isu dan permasalahan yang ada.
Dalam organisasi akuntansi sektor publik, tahapan organisasi selalu terjadi di semua
organisasi publik. Semua proses tersebut terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta
pertanggungjawaban publik. Dalam menghadapinya, organisasi publik pun menggunakan regulasi
publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor publik agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
8
Tabel Hasil Regulasi dari Siklus Akuntansi Sektor Publik
Sebagai contoh, berikut adalah siklus dan table regulasi publik pada masing-masing proses
akuntansi sektor publik di organisasi pemerintahan.
9
Tabel Contoh Regulasi Publik yang Mengatur Akuntansi Sektor Publik
10
Dasar Hukum Keuangan Publik di Indonesia
Proses penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk mengkoordinasi
pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
negara. Pengelolaan keuangan negara maupun keuangan daerah, sebagai mana yang
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 perlu dilaksanakan secara profesional,
terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3. Hak untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat dinikmati oleh khalayak umum, yang
dalam hal ini pemerintah dapat memperoleh (kontra prestasi) sebagai sumber penerima
negaraKeuangan negara dapat diinterpretasikan sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban
warga dalam kerangka tata penyelenggaraan pemerintah. Wujud pelaksanaan tata negara
tersebut dapat diidentifikasi sebagai segala bentuk kekayaan, hak dan kewajiban yang
tercantum dalam APBN dan laporan pelaksanaanya.
Dalam UUD 1945 Amandemen VI secara khusus diatur mengenai Keuangan Negara yaitu
pada bab VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai berikut:
1. Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang –undang dan dilaksanakan secara
terbuka secara bertanggungjawab untuk sebesar –sebesarnya kemakmuran masyarakat.
2. Rancangan Undang- Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan DPD.
3. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja yang diusulkan oleh presiden, pemerintah menjalankan anggaran
pendapatan dan belanja negara tahun lalu.
11
a. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
d. Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2005 tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
12
Beberapa regulasi yang relevan antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas Dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851)
2. Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah
Paradigma baru dalam “Reformasi Manajemen Sektor Publik” adalah penerapan akuntansi
dalam praktik pemerintah guna mewujudkan good governance. Landasan hukum
pelaksanaan reformasi tersebut telah disiapkan oleh Pemerintah dalam suatu Paket UU
Bidang Keuangan Negara yang terdiri dari UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan
Negara, dan UU Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang pada saat ini telah
disahkan oleh DPR.
13
6. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
7. PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
8. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah sebagai
pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-
aturan pelaksanaannya baik berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun
Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang berbeda antara PP 71 tahun
2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71 tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I
merupakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-
lambatnya mulai tahun 2014, sedangkan Lampiran II merupakan Standar Akuntansi Pemerintah
berbasis Kas Menuju Akrual yang hanya berlaku hingga tahun 2014.
Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I dan Lampiran II
adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Laporan Anggaran (Budgetary Reports): Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih
Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
Lampiran II
Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan
Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan, otomatis penjelasan
pada setiap Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang terkait dengan masing-
masing Laporan Keuangan akan mengalami perubahan.
14
Perbedaan daftar isi pada Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas;
PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan;
PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.
PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Lampiran II
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan
Peristiwa Luar Biasa;
PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
15
Kedua daftar isi hampir serupa karena memang kebijakan yang diambil oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis
akrual ini adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian dilakukan penyesuaian-
penyesuaian terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan strategi ini diharapkan pembaca PP
71 tahun 2010 nantinya tidak mengalami kebingungan atas perubahan-perubahan tersebut karena
lebih mudah memahami perubahannya dibandingkan jika langsung beranjak dari penyesuaian atas
International Public Sector of Accounting Standards (IPSAS) yang diacu oleh KSAP.
Berdasarkan pasal 18 UUD 1945 Amandemen IV, tujuan pembentukan Daerah Otonom
adalah meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah untuk melayani masyarakat dan
melaksanakan program pembangunan. Selanjutnya, Daerah Otonom didefinisikan sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu dan berwenang mengatur serta
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
16
2.6.3. Dasar Hukum Keuangan Organisasi Publik Lainnya
Di Indonesia, beberapa upaya untuk membuat standar yang relevan dengan praktek-praktek
akuntansi di organisasi sektor publik telah dilakukan dengan baik oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri. Untuk organisasi nirlaba, IAI menerbitkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 (PSAK No. 45) tentang organisasi nirlaba. PSAK
ini berisi akidah-akidah atau prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh organisasi nirlaba dalam
membuat laporan keuangan. Selain itu juga lahir Undang-Undang No. 16 tahun 2001 tentang
Yayasan yang mengatur msalah organisasi publik yang berbentuk yayasan. Juga, ada regulasi
publik terkait dengan partai politik seperti Undang-Undang No. 2 tahun 2008 tentang Partai
Politik, dan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2005 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai
Politik.
17
3. Perbedaan Interpretasi antara Undang-Undang dan Regulasi di Bawahnya
Regulasi ditetapkan untuk dilaksanakan dalam masyarakat. Regulasi yang baik harus
bersifat aplikatif, karena regulasi yang tidak jelas dan tidak aplikatif akan menimbulkan
multiinterpretasi dalam pelaksanaannya. Salah satu permasalahan regulasi di Indonesia
adalah perbedaan interpretasi antara undang-undang dan regulasi dibawahnya. Dalam
banyak kajian, beberapa ayat atau pasal dari undang-undang atau regulasi terkait sering
menimbulkan berbagai interpretasi yang berbeda dalam melaksanakannya. Ditingkat
daerah, substansi dari isi UU terkait tidak dapat diturunkan dalam peraturan daerah.
Kondisi ini membuat tujuan peraturan pemerintah tidak dapat tercapai sesuai konsep
awalnya
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses
pengelolaan organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan tempat peribadatan, maupun
organisasi sosial masyarakat lainnya.
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yangpertama,
regulasi publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait.Kedua, tindakan
yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau aturan yang dapat
diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi publik. Ketiga, peraturan
adalah hasil dari berbagai aspek dan kejadian
3.2 Saran
Sebaiknya permasalahan regulasi keuangan publik di Indonesia dapat diatasi
dengan memberikan sanksi yang sesuai dengan penyebabnya. Sehingga Regulasi publik
yang ada di Indonesia dapat dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://naldojauhari.blogspot.co.id/2015/09/Regulasi-publik.html
Bastian indra. 1956. akuntani sektor publik. Edisi ketiga yogyakarta: UGM.
http://blogspot.co.id/2016/12/definisi-regulasi-publik-akuntansi.html
http://novemberfiles.blogspot.co.id/2014/11/regulasi-keuangan-publik.html
http://ar-alfajri.blogspot.co.id/2013/10/regulasi-dan-standar-akuntansi-sektor.html
20