Anda di halaman 1dari 76

MAKALAH BUDAYA NUSANTARA

(Betawi, Banjar, Minahasa)

Disusun oleh :

1. Erick Shubastyan (11)


2. Indra Wijaya (15)
3. Nada Rahmania (25)
4. Riska Lailatul F. (31)
5. Rizqi Hibatullah P. (32)
6. Yovansyah H.W (35)

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


1. Budaya Banjar

A. Sejarah singkat

http://indonesia.go.id/?p=13380

Suku banjar merupakan suku yang mendiami wilayah Kalimantan


Selatan. Menurut Idwar Saleh , Banjar bukanlah suku karena tidak adanya
kesatuan etnik. Banjar hanyalah grup atau kelompok besar, yang terdiri dari
kelompok Banjar Kuala, kelompok Banjar Batang Banyu dan kelompok
Banjar Banjar Pahuluan. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa
Banjar yang merupakan percampuran antara Bahasa Melayu, dengan
banyak terpengaruh kosa kata asal Jawa dan Dayak. Masayarakat Banjar
banyak yang menduga berasal dari Pulau Sumatera, terlebih lagi Kata
Banjar berasal dari Bahasa melayu yang berarti kampung.
http://hikayatbanjar.blogspot.com/

Banjar juga merupakan nama kerajaan Islam yang awalnya terletak


di Banjarmasin. Kerajaan Banjarmasin atau kerajaan Banjar bediri sekitar
tahun 1526, oleh seseorang bernama Pangeran Samudra. Sebelum
berdirinya Kerajaan Banjar wilayah yang didudukinya merupakan
kekuasaan dari kerajaan Daha, kerajaan yang bercorak Hindu-Budha.

B. Budaya
1. Pantangan
Larangan Masyarakat suku banjar juga mempercayai
pantangan – pantangan yang harus dihindari oleh istri yang
hamil dan suaminya, yaitu :
 Tidak boleh duduk didepan pintu, dikhawatirkan akan
susah dalam melahirkan
 Tidak boleh keluar pada waktu maghrib,karena akan
diganggu oleh roh jahat
 Tidak boleh makan pisang dompet, dikhawatirkan anak
akan kembar siam
 Tangan membelah kayu api yang sudah terbakar,
karena anak yang dilahirkan bisa sumbing
 Dilarang pergi kehutan,karewna wanita hamil baunya
harum,dan dapat diganggu roh jahat
 Dilarang menganyam bakul, karena jari- jari anak yang
dilahirkan dapat dempet menjadi satu
2. Filsafat hidup
Di bawah ini akan disampaikan beberapa unsur filsafat hidup
etnis Banjar, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
negatif (Sahriansyah, 2015: 33-38):
 Baiman. Yaitu setiap Urang Banjar meyakini adanya
Tuhan/Allah. Setiap individu etnis Banjar selalu disuruh
untuk mempelajari tentang rukun iman dan
melaksanakan dengan rajin kelima rukun Islam. Bila
belum mempelajari tentang keimanan dan rukun Islam
ini dianggap keberagamaan orang Banjar belum
sempurna.
 Bauntung. Urang Banjar harus punya keterampilan
hidup. Jadi Urang Banjar dari kecil sudah diajari
keterampilan kejuruan, yaitu keterampilan yang
dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang terdapat
dilingkungannya. Hal ini bisa dilihat dari asal Urang
Banjar tersebut misalnya orang Kelua punya keahlian
menjahit, orang Amuntai punya keahlian membuat
lemari, orang Alabio punya keahlian sebagai pedagang
kain, Negara punya keahlian sebagai pedagang emas,
membuat gerabah, membuat perahu/kapal, orang
Mergasari punya keahlian sebagai pembuat anyaman,
orang Martapura punya keahlian berdagang batu-
batuan. Urang Banjar selalu di ajari life skill atau
keterampilan agar hidup bisa mandiri. Urang Banjar
harus bekerja terus menerus, karena setiap kali selesai
suatu tugas, tugas lain telah menanti.
 Batuah. Artinya berkah atau bermanfaat bagi
kehidupan orang lain. Urang Banjar sebagai pemeluk
agama Islam, tentu akan mengamalkan ajaran secara
baik, yaitu agar hidupnya membawa kebaikan bagi
orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi orang lain. Jadi Urang Banjar dalam
tatanan masa lalu maupun saat ini selalu diharapkan
agar hidupnya berguna bagi dirinya, keluarga dan
orang banyak. Agar bisa berguna bagi masyarakat,
maka Urang Banjar harus memiliki iman yang kuat,
ilmu yang bermanfaat dan beramal kebajikan.
 Cangkal. Yaitu ulet dan rajin dalam bekerja. Urang
Banjar harus bekerja keras untuk menggapai cita-cita,
sehingga di masa lalu mereka suka merantau. Sifat
cangka dalam bekerja adlah salah satu identitas orang
Banjar. Dalam pandangan Urang Banjar bekerja hasus
maksimal, berdoa
 dan bertawakal kepada Allah SWT, sehingga hidupnya
akan bahagia di dunia dan akhirat.
 Baik Tingkah laku. Yaitu Urang Banjar dalam
pergaulan sehari-hari harus menunjukkan budi pekerti
yang luhur agar dia disenangi orang lain. Dengan kata
lain, Urang Banjar harus pandai beradaptasi dengan
lingkungan di mana dia bertempat tinggal.
 Kompetitif individual. Yaitu orang Banjar terkenal
sebagai pekerja keras dalam menggapai cita-citanya
tetapi bekerja sendiri-sendiri tidak secara kolektif,
sehingga Urang Banjar tidak mampu membangun
suatu poros kekuatan ekonomi atau politik di Pentas
Nasional. Urang Banjar cenderung memiliki sifat
individual dan ego yang tinggi sehingga susah diatur.
 Materialis pragmatis. Gaya hidup Urang Banjar saat ini
dikarenakan pengaruh globalisasi dengan trend hidup
yang materialis-pragmatis, sehingga pola hidup Urang
Banjar sangat konsumtif. Disisi lain, gaya hidup anak
muda Banjar dalam memilih kerja, lebih
mengutamakan kerja kantoran yang berdasi atau
karyawan supermarket daripada pedagang kecil
dengan modal sendiri dan mandiri.
 Sikap qanaah dan pasrah. Urang Banjar selagi muda
adalah pekerja keras untuk meraih cita-citanya, tapi
kalau sudah berhasil dan sudah tua hidupnya santai
untuk menikmati hidup dan beribadah kepada Allah
untuk mengisi waktu.
 Haram manyarah dan waja sampai kaputing. Yaitu
pantang manyarah dan tegar pendirian. Kata hikmah di
atas diungkapkan oleh Pangeran Antasari dalam
rangka memperkuat motivasi pasukannya menghadapi
pasukan penjajah Belanda. Urang Banjar mempunyai
pendirian yang kuat untuk mempertahankan keyakinan
atau yang diperjuangkannya, sehingga tidak mudah
goyang atau terombang-ambing oleh situasi

3. Bangunan Adat
http://www.getborneo.com/rumah-adat-kalimantan-selatan

Terdapat 8 ciri-ciri dari rumah tradisional khas kalimantan


selatan, yaitu :

 Bangunan menggunakan kontruksi bahan kayu.


 Rumahnya merupakan rumah panggung.
 Bangunan bersifat simetris.
 Sebagian bangunan memiliki anjungan pada kiri dan
kanan yang diberi nama anjung kanan dan anjung
kiwa, serta dikenal sebagai konstrukti pisang sasikat
dan pada tiap anjung memiliki jendela pada bagian
dinding depan.
 Atap rumah menggunakan atap sirap dari kayu ulin
atau kayu besi. Adapula yang menggunakan atap
daun rumbia yang bahannya dari daun
 sagu. Pada konstruksi bubungan terdapat atap bentuk
pelana atau jurai dan atap sengkuap atau emper.
 Hanya memiliki dua tangga yaitu tangga hadapan dan
tangga balakang. Anak tangganya ganjil bisa lima,
tujuh, atau sembilan. Dengan perkembangan ada
tangga kembar yang menghadap ke samping kiri dan
kanan dengan posisi yang simetris. Pintu atau lawang
menghubungkan ke luar atau masuk ke rumah hanya
terdapat dua buah yaitu lawang hadapan dan lawang
balakang serta terletak seimbang di tengah bangunan.
 Adanya tawing halat atau dinding pembatas yang
membatasi antara panampik basar atau ambin sayup
dan palidangan atau ambin dalam. Terdapat pintu
kembar dengan posisi yang sama dan seimbang.
4. Tarian
Terdapat beberapa macam seni tari yaitu
 Tari Baksa dan Topeng adalah tarian yang diayomi
oleh keraton Banjar, yang merupakan perpaduan dari
budaya asl dan budaya mataram dari zaman sultan
Amangkurat II. Setelah tidak adanya keraton Banjar
seni ini tetap dipelihara dan bergandengan dengan tari
Gandut dan tari rakyat lainnya.

https://kampoengsb.wordpress.com/2018/01/14/bariki
n-daerah-asal-tari-topeng-dan-tari-baksa-kembang/
 Tari Rudat adalah tarian yang berkembang hampir
diseluruh wilayah dari Kalimantan Selatan yang
digunakan sebagai lanjutan dari puji-pujian terhadap
Nabi Muhammad SAW. Tari Rudat menggunakan
irama terbang haderah sambil melaguka barzanzi dan
surafal annam. Tari ini muncul di martapura pada tahun
1920, kemungkinan besar adalah asimilasi dari rudat
haderah palembang dan jambi.
https://www.youtube.com/watch?v=PjcSMNVxhZA
 Tari Sinoman Haderah adalah tari yang mucul
kemudian. Tari ini juga disebut rudat berdiri dengan
mengibarkan bendera warna warni. Sinoman haderah
ini menyebar sampai ke hulu sungai terutama pada
amuntai dan kandangan dan rantau.

https://www.jhonlinmagz.com/sinoman-hadrah-banjar-
2/
 Tari Japin Sigam merupakan tarian yang masih
mengambil gaya japin yang berasal dari kerajaan
sigam dari kotabaru sehingga dinamakan tari japin
sigam. Ciri khas pada tarian ini tentu saja pada gerak
getar bahunya.
 Tari Payung Kembang adalah tarian yang mengambil
gaya seni klasik dari Amuntai. Meskipun tarian ini
sudah ada sejak tahun 1900 tetapi baru dikembangkan
pada tahun 1940. Tarian ini merupakan tarian yang
diambil dari payung batamat dengan nuansa klasik
zaman Negara Dipa.

5. Musik
Kesenian musik yang hidup dalam tradisi suku Banjar
adalah “Gamelan Banjar”. Seni gamelan banjar hampir serupa
dengan seni gamelan yang ada pada suku Jawa. Perangkat
alat musik yang digunakan pun sama seperti gong, kendang,
sarun, kanung, kangsi, seruling dan selainnya. Seni Gamelan
Banjar pada zaman dahulu merupakan pertunjukkan wajib
yang ada pada lingkungan kerajaan, namun pada acara-
acara adat tertentu, seni Gamelan Banjar juga sering
dipentaskan.

http://senibudaya-
indonesia.blogspot.com/2017/01/gamelan-banjar-pengertian-
sejarah-dan.html

6. Tradisi pasar terapung


Pasar terapung merupakan tradisi perdagangan suku Banjar
yang sudah turun temurun. Pasar terapung berada di sungai
besar Barito. Seperti halnya pasar pada umumnya, kegiatan
pasar terapung juga merupakan kegiatan jual beli seperti jual
beli sayuran, ikan-ikanan, makanan, maupun jual beli
berbagai kebutuhan masyarakat harian lainnya. Kegiatan jual
beli pasar terapung dilakukan di atas perahu yang tengah
terapung di perairan sungai, oleh sebab itu pasar terapung
menyimpan keunikannya sendiri karena ketika melakukan
transaksi jual beli baik penjual maupun pembeli harus terus
menjaga keseimbangan perahu yang selalu dimainkan oleh
gelombang air sungai.

https://kabarwisata.com/2017/09/19/menjelajahi-uniknya-
panorama-pasar-terapung-muara-kuin/
7. Pakaian adat
 Busana Pengantin Banjar adalah jenis busana
pengantin suku Banjar yang terdiri 4 macam yaitu :
Bagajah Gamuling Baular Lulut, yaitu suatu jenis
busana pengantin klasik yang berkembang sejak
zaman kerajaan Hindu yang ada di Kalimantan
Selatan. Pengantin wanita hanya memakai kemben
yang disebut udat.
urgabudaya.blogspot.com/2014/06/pakaian-adat-
pengantin-banjar-gamuling.html

 Baamar Galung Pancar Matahari, yaitu suatu jenis


busana pengantin yang berkembang sejak zaman
munculnya pengaruh agama Islam dan kerajaan Islam
yang ada di Kalimantan Selatan. Amar artinya mahkota
kecil yang dipakai pengantin wanita, di Sumatera
disebut sunting.

http://indo2art.blogspot.com/2016/07/4-pakaian-adat-
kalimantan-selatan-khas.html
 Babaju Kun (Hwa Kun) Galung Pacinan, yaitu suatu
jenis busana pengantin yang mencerminkan masuknya
pengaruh pedagang Gujarat dan China di Kalimantan
Selatan. Model ini mirip dengan busana pengantin
Betawi dan pengantin Semarang.
https://arumsuci.blogspot.com/2017/07/lagu-daerah-
kalimantan-selatan-rumah.html
 Babaju Kubaya Panjang, yaitu suatu jenis busana
pengantin yang menggunakan kebaya panjang.

ndo2art.blogspot.com/2016/07/4-pakaian-adat-
kalimantan-selatan-khas.html

Sumber:

 NILAI BUDAYA URANG BANJAR (DALAM PERSFEKTIF TEORI


TROOMPENAAR) Oleh
Imadduddin Parhani IAIN Antasari Banjarmasin
 Makalah Suku Banjar oleh, M Randi Prawira Irawan
 Vega Sakanti, Unika Soegijapranata
 Nilai Budaya Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan: Studi
Indigenous ;Ermina Istiqomah (Program Studi Psikologi Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru ), Sudjatmiko Setyobudihono(
Program Studi Keperawatan STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin)
 https://ilmuseni.com/seni-budaya/kebudayaan-suku-banjar

2. Budaya Minahasa

I. Asal Usul Minahasa Menurut Para Peneliti

Sejarah Asal Usul Suku Minahasa- Daerah Minahasa di Sulawesi Utara


diperkirakan pertama kali telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun
sebelum Masehi. Para peneliti memperkirakan suku bangsa Minahasa
berasal dari Formosa Taiwan, keturunan suku bangsa Austronesia dari
Formosa Taiwan, yang melakukan perjalanan panjang melalui Filipina dan
terus ke Sulawesi. Banyak terdapat kemiripan bahasa dari bahasa
Minahasa dengan bahasa-bahasa di Formosa Taiwan.
Suku Minahasa awal mula

Suku Minahasa

Menurut pendapat Tandean, seorang ahli bahasa dan huruf Tionghoa


Kuno, ia mengungkapkan, tou Minahasa diperkirakan merupakan
keturunan Raja Ming yang berasal dari tanah Mongolia, yang datang
berimigrasi ke Minahasa. Arti dari Min Nan Tou adalah “orang turunan Raja
Ming”. Tapi pendapat tersebut dianggap lemah menurut David DS
Lumoindong, karena kalau Minahasa memang berasal dari keturunan Raja
Ming, maka ilmu pengetahuan dan kebudayaan Kerajaan Ming yang sudah
pada taraf maju seharusnya terlihat pada Peninggalan Arsitektur Minahasa
ditahun 1200-1400, tetapi kenyataannya peninggalan atau kebudayaan
zaman Ming tidak ada satupun di Minahasa, jadi pendapat Tandean lemah
untuk digunakan sebagai dasar dalam penulisan Sejarah Asal Usul Suku
Minahasa. Sedangkan berdasarkan pendapat para ahli A.L.C Baekman
dan M.B Van Der Jack, orang Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi
yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit
Mongoloid dan kesamaan warna kulit, yaitu kuning langsat. Persamaan
dengan Mongol dalam sistem kepercayaan dapat dilihat pada agama asli
Minahasa Shamanisme sama seperti Mongol.
Dan juga dipimpin oleh walian (semacam pendeta/pemimpin agama) yang
langsung dimasuki oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang
teguh secara turun temurun oleh suku Mongol dan terlihat juga kemiripan
dengan agama asli suku Dayak di Kalimantan, dan Korea.

Berdasarkan pendapat para ahli diantaranya A.L.C Baekman dan M.B Van
Der Jack yaitu berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan
pertalian Jepang dan Mongol ialah memiki lipit Mongolia. Memang bangsa
mongol terkenal dengan dengan gaya hidup berperang dengan menguasai
1/2 dunia saat dipimpin oleh Genghis Khan, dan bangsa Mongol menyebar
tidak terkecuali pergi ke Manado. Persamaan dengan Mongol dalam sistem
kepercayaan dapat dilihat pada agama asli Minahasa Shamanisme sama
seperti Mongol. Dan juga dipimpin oleh Walian yang langsung dimasuki
oleh opo. Agama Shamanisme ini memang dipegang teguh secara turun
temurun oleh suku Mongol. Dapat dilihat juga di Kalimantan Dayak, dan
Korea

Jadi orang Minahasa memang berasal dari keturunan ras Mongoloid, tetapi
bukan orang Mongol. Ras ini juga terdapat pada suku Dayak, Nias dan
Mentawai. Ras Mongoloid tersebut diperkirakan berasal dari Formosa
Taiwan. Namun memang orang Minahasa sudah tidak murni dari Mongol
saja, namun sudah campuran Spanyol, Portugis, dan Belanda.

Seperti kita tahu Manado dalam prosesnya oleh Indonesia dibilang bangsa
asing karena sangat dimanja oleh Belanda dan Sekutu. Serta sangat
berbeda dengan ciri orang Indonesia pada umumnya.

Opo Karema pernah kasih amanat “Keturunan kalian akan hidup terpisah
oleh gunung dan hutan rimba. Namun, akan tetap ada kemauan untuk
bersatu dan berjaya. Jadi walaupun orang Minahasa ada di mana saja pada
akhirnya akan kembali dan bersatu, waktu itu akan terjadi pada akhir jaman,
yang tidak seorangpun yang tahu.
Pada tahun masehi kira-kira awal abad 6, orang Minahasa telah
membangun Pemerintahan Kerajaan di Sulawesi Utara yang berkembang
menjadi kerajaan besar. Kerajaan ini memiliki pengaruh yang luas ke luar
Sulawesi hingga ke Maluku. Pada sekitar tahun 670, para pemimpin dari
suku-suku yang berbeda, dengan bahasa-bahasa yang berbeda, bertemu
di sebuah batu yang dikenal sebagai Watu Pinawetengan.

Daerah Minahasa dari Sulawesi Utara diperkirakan telah pertama kali dihuni
oleh manusia dalam ribuan tahun SM an ketiga dan kedua.

II. KEBUDAYAAN MINAHASA


Kebudayaan suku Minahasa erat kaitannya dengan sejarah dan
masa lalu, kesamaan leluhur, dan wilayah tertentu. Namun,
Minahasa memiliki “benda-benda” tertentu yang menjadikan
identitas yang bisa dibanggakan oleh masyarakat suku Minahasa.
Keadaan di Minahasa, Toar, dan Lumumuut atau bahkan leluhur
mereka menunjukkan silsilah yang berpadu dalam keadaan historis.
Meskipun, pengaruh social dan politik masa lalu juga memiliki andil
yang cukup besar dalam kebudayaan Minahasa. Bangsa-bangsa
colonial seperti Spanyol, Portugis, dan terutama Belanda dengan
kecerdikannya berhasil mendidik penduduknya selama 400 tahun,
berpartisipasi cukup banyak dalam penenunan pola tradisi
Minahasa. Akibat gelombang penjajahan yang menerjang dari
segala arah, membuat penduduk Minahasa dapat dengan mudah
menggabungkan kebudayaan dari luar dengan “benda-benda”
mereka sendiri. Meskipun, terjadi akulturisasi dan modernisasi di
Minahasa, penduduk Minahasa masih tetap dapat menunjukkan
eksistensi kebudayaannya sendiri.
1. Kebudayaan Sosial
a. Mapalus
https://www.manadoterkini.com/2016/09/37888/mapal
us-warga-kuwil-kaleosan-perbaiki-jembatan-darurat/

Secara harafiah mapalus mengandung makna gotong


royong atau bekerjasama. Mapalus adalah sebuah
bentuk kebudayaan yang direa-lisasikan melaui
kegiatan saling memban-tu yang dilakukan suatu
kelompok masyarakat.

b. Mendu impero’ongan

http://redaksisulut.com/?p=22334
Mendu impero’ongan adalah kegiatan kerja bakti di
kampung atau lingkungan tempat tinggal.
c. Berantang

https://beritamanado.com/tradisi-berantang-buat-
warga-kawangkoan-selalu-akrab/

Berantang adalah kegiatan membantu keluarga yang


berduka.

d. Sumakey
https://editorialsulutnews.com/2018/06/22/royke-
mewoh-hadiri-syukuran-hut-ke-21-kkpga-di-wale-ne-
tou/

Sumakey adalah kegiatan bersama dalam acara


syukuran.
2. Kebudayaan Ekonomi dan Keuangan
a. Ma’endo

https://programpeduli.org/gallery/menggarap-lahan-
mengejar-impian/
Ma’endo adalah usaha bersama untuk menggarap
kebun atau perbaikan rumah.

b. Pa’ando

http://manado.tribunnews.com/2018/05/20/komunitas-
me-jaton-manado-wadah-silahturahmi-anak-anak-
keturunan-minahasa-jawa-di-tondano

Pa’ando adalah arisan yang diadakan secara rutin oleh


penduduk Minahasa.
3. Upacara Adat
a. Monondeaga
http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-
daerah/sulawesi-utara/-monondeaga.html

Monondeaga adalah upacara adat dari daerah


Bolaang Mongondow yang dilaksanakan pada waktu
anak gadis memasuki masa akil baliq yang ditandai
dengan datangnya haid pertama. Daun telinga
dilobangi dan dipasangi anng kemudian gigi diratakan
sebagai pelengkap kecankan dan tanda telah dewasa.
b. Mupuk Im Bene
http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-
daerah/sulawesi-utara/mupuk-im-bene.html

Mupuk Im Bene adalah upacara adat dari daerah


Minahasa berupa pengucapan syukur pallen paco
dimana masyarakat membawa/ mempersembahkan
segantang/sekarung padi bersama hasil ladang
lainnya disuatu tempat (lapangan atau dirumah gereja)
untuk didoakan. Dan seap rumah/keluarga
menyiapkan beragam makanan dan makan bersama
dengan para tamu dengan sukaria.

c. Metipu
http://beautiful-indonesia.umm.ac.id/id/foto/jelajah-
daerah/sulawesi-utara/metipu.html

Metipu merupakan upacara adat dari daerah Sangihe


Talaud berupa penyembahan kepada Sang Pencipta
alam semesta yang disebut “benggona langi duatan
saluran”, dengan membakar daundaun dan akar-akar
yang mewangi dan menimbulkan asap membumbung
ke hadirat-Nya.
d. Watu Pinawetengan
Watu Pinawetengan tanggal tujuh bulan tujuh tahun
dua ribu tujuh saat ismewa bagi sebagian masyarakat
Minahasa. Pada penanggalan Masehi itu digelarlah
upacara adat Watu Pinawetengan, sebuah upacara
penuh makna bagi persatuan masyarakat setempat.
Watu Pinawetengan adalah warisan leluhur Minahasa
dan merupakan bukti bahwa demokrasi dan persatuan
sudah ada sejak dahulu.
4. Permainan Tradisional
a. Cengek-cengek
b. Lari Leper/ Kelereng
c. Lari Karung
d. Tarik Tanah (Hadangan)
e. Wora Falinggir
5. Rumah Adat

http://integriti.web.id/2017/07/21/uniknya-rumah-woloan/

Rumah adat khas Minahasa disebut dengan Walewangko.


Rumah adat ini berdiri di atas tiang dan balok-balok yang
mendukung lantai, dua di antaranya dak boleh disambung.
Kolong Rumah Pewaris digunakan untuk menyimpan hasil
bumi (godong). Pintu rumah terletak di depan, tetapi tangga
naik terdapat di kiri dan kanan serta bagian tengah belakang
rumah. Ruang paling depan, disebut lesar, tak berdinding,
tempat kepala suku atau kepala adat memberikan maklumat
kepada rakyat. Ruang kedua, adalah sekey merupakan
serambi depan, berdinding, terletak setelah pintu masuk.
Ruang ini berfungsi untuk menerima tamu dan
menyelenggarkan upacara adat, serta tempat menjamu
undangan. Ruang tengah, disebut pores, tempat untuk
menerima tamu yang masih ada ikatan keluarga serta tempat
menerima tamu wanita. Di ruang tengah ini terdapat kamar-
kamar dur. Ruang makan keluarga serta tempat kegiatan
seharihari wanita berada di bagian belakang, bersambung
dengan dapur. Rumah pewaris merupakan rumah panggung
yang dibangun di atas ang dan balokbalok yang di antaranya
terdapat balokbalok yang dak boleh disambung. Seluruh
komponen rumah dibuat dari bahan kayu. Rumah Pewaris
memiliki dua buah tangga. etaknya di sisi kiri dan kanan
bagian depan rumah. Konon, dua buah tangga tersebut
dimaksudkan untuk mengusir roh jahat. Jadi, kalau ada roh
jahat yang naik dari salah satu tangga, maka ia akan kembali
turun di tangga sebelahnya. Dulunya, rumah adat Minahasa
ini hanya terdiri dari satu ruangan saja. Kalau pun harus
dipisahkan, biasanya hanya dibentangkan tali rotan atau tali
ijuk saja, yang kemudian digantungkan kar. Sekarang ini,
Rumah Pewaris memiliki beberapa ruang. Misalnya, setup
emperan yang digunakan untuk menerima tamu. Pores, untuk
ruang dur orang tua dan anak perempuan. Dan sangkor yang
digunakan sebagai lumbung padi. Di rumah adat ini, dapur
biasanya terpisah dari bangunan rumah utama. Kelebihan da
ri rumah pang gung Minahasa adalah sudah terbuk tahan
gempa dan gampang sekali untuk bongkar pasangnya
sehingga kalau dipindahpindah sangat praks. Ciri khas dari
rumah adat Minahasa juga adalah warna kayunya dibiarkan
secara alami dan dak dicat disentuh cat baik luar maupun
dalam, jadi secara ekologi sangat ramah lingkungan.
6. Pakaian Adat
http://ceritaminahasa.blogspot.com/2015/03/pakaian-adat-
minahasa-model-iswan-sual.html

a. Pria
Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum pria Minahasa
yaitu berupa baniang atau kemeja yang lengan
panjang berkerah atau tanpa kerah yang dihiasi saku
pada bagian pada bagian bawah sebelah kiri dan
kanan serta bagian atas sebelah kiri kemeja. Selain itu
ditambahkan pula hiasan berupa sulaman motif padi,
kelapa dan ular naga pada bagian bawah lengan dan
bagian depan kemeja. Pemakaian baniang ini
umumnya dipadukan dengan celana hitam polos tanpa
hiasan yang panjangnya sampai sebatas tumit, dengan
model yang melebar pada bagian bawah makin
kebawah makin lebar. Ditambahkan pula penggunaan
ikat pinggang dari kulit ular patola yang berbentuk
mahkota pada bagian depannya.
b. Wanita
c. Pakaian adat yang dikenakan oleh kaum wanita
Minahasa pada mulanya disebut ‘ Karai Momo” ada
juga yang disebut “wuyang”. Pakaian ini terdiri dari
kebaya model lengan panjang berwarna putih, dengan
bagian bawah berbentuk lipatan seperti ikan duyung
dan agak melebar pada bagian bawah yang dihiasi
dengan sulaman sujiber berbentuk bunga padi dan
bunga kelapa dan pada dada sebelah kiri serta
kembang kaca piring dan bunga melati yang berbau
harum.Untuk mempercantik penampilan wanita
Minahasa, ditambahkan pula penggunaan sanggul
atau bentuk konde, mahkota (kronci), kalung leher
(kelana), kalung mutiara (simban), anting dan gelang.
Dalam adat Minahasa Konde yang menggunakan 9
bunga Manduru putih disebut konde lumalundung,
sedangkan Konde yang memakai 5 tangkai kembang
goyang disebut konde pinkan.
7. Kesenian
a. Seni Musik
O Ina Ni Keke, O Minahasa, Esa Mokan, Ampuruk,
Opo Wana Natase, O Hapiku, Dala Pia Bongko, dan O
Mau Ruata, Kosilig- Silig, Lipu Im Mogoguyang, dan
Logantod. Alat Musik: Musik Kolintang, music bambu
seng- klarinet, music bambu melulu, musik bia, dan
musik oli.
b. Seni Tari
Tari Maengket, Mahamba Bank, Cakalele, Kabasaran,
Tari Jajar (pergaulan), tari Tumetenden (ceruta rakyat
tentang tujuh bidadari), tari lenso (percintaan), dan
memek cengkeh, tari salo, gunde, bengkok, upase,
alabadiri, tari kakalumpang, madunde, empat wayer,
touma, tari kabela, kalibombang, dan tayok.
c. Seni Rupa
seni lukis, seni pahat, seni ukir, dan seni anyam-
anyaman, seni keramik dari tanah liat, seni
menganyam dari rotan, bambu dan daun pandan, seni
pahat patung, ukiran, alat rumah tangga dari batu dan
porselin, seni katu hitam, seni tenun serat manila, seni
sulaman karawang, seni pahat, seni anyaman
bolomong, seni anyaman kar, bakul, dan kabela
(tempat sirih), pembuatan pingku atau piring dari
pelepah rumbia.
8. Bahasa
Bahasa Malayu Manado adalah bahasa umum yang
dipergunakan dalam komunikasi antara sub-sub etnik
Minahasa maupun antara mereka dengan penduduk dari
suku lainnya terutama di kota orang menggunakan bahasa
Malayu Manado sebagai bahasa ibu.
Terdapat delapan bahasa daerah yang dipergunakan oleh
delapan etnis, yaitu : Tounsea, Toumbulu, Tountembuan,
Toulour, Tounsawang, Pasan Ratahan, Ponosukan Belang,
dan Bantik.
9. Makanan dan Minuman Khas
Masakan Minahasa terkenal dengan citra rasa dan keaneka
ragaman rempah yang menghasilkan rasa yang super pedas
dan eksok.
a.

https://resepkoki.id/2016/12/03/resep-ayam-rica-rica/
Makanan Utama : ayam goreng rica- rica, ayam isi di
buluh, ayam tuturuga, ayam woku belanga, babi garo,
babi rica, babi sayur leilem, brenebon, cakalang fufu,
ikan bakar dabu- dabu lilang, ikan mas woku, ikan
mujair woku, ikan nike, kuah asam, pampis, pangi isi di
buluh, posana, perkedel jagung, perkedel nike, rica
roa, rida rodo, rintek wuuk (RW), saut isi di bulu, sayur
petsai, sayur tumis buncis, sayur tumis kangkung, telor
ikan cakalang woku, tikus bumbu RW, tinorangsak,
tinutuan (bubur Manado), dan nasi jaha.
b.
http://www.masakandapurku.com/2015/12/resep-
membuat-biapong-khas-sulawesi.html

Kue : Kukis besi, ambal, apang, apang coe, bagea


katu, balapis, biapong (ba temo, un), biji- biji (jenewer),
binyolos, bobengka, bobengka kakas, brot goreng,
brudel, cucur, gula tare’, halua kacang, halua kanari,
kacang goyang, klaper tart, kopi- kopi, kobayu, kue
kuk, kue susen, kukis daong, kukis lopi, lalampa, nasi
jaha, ondeonde, palabutung, panada, pi aba, pisang
kukus, spetbuff, kukis besi dan waji.
c.
https://beergembira.com/beer-talk/beer-culture-
saguer-dan-cap-tikus-khas-minahasa.html

Minuman : cap kus, kasegaran, dan saguer (minuman


berkadar alcohol)

d.

http://www.masakandapurku.com/2016/03/resep-
membuat-es-kacang-merah-khas.html

Es : es cukur kacang, es palabutung, dan es kacang


merah.

10. Agama dan Kepercayaan


Seap periswa kelahiran senanasa dilakukan saranian
atau bapsan bagi umat Krisani dan potong rambut bagi
umat Muslim. Kepercayaan lama kepada dewa- dewa
yang menghuni alam sekitar, seper: opo Wailan
Wangko atau opo Empung Wangko yang arnya Tuhan
Allah, opo nenek moyang atau Dotu sebagai leluhur,
opo kerabat, opo penghuni gunung, opo penghuni
mata air, opo penghuni hutan, opo penghuni bawah
tanah, opo penghuni pantai/ laut, dan opo hujan.
Disamping itu ada pula kepercayaan pada makhluk
halus atau kekuatan gaib dan sak, seper mukur (arwah
orang meninggal), Ponanak (arwah wanita yang
meninggal hamil atau melahirkan), pok- pok (sebangsa
drakula penghisap darah), panunggu (seper
genderuwo yang menempa pohon besar, goa, batu
serta rumah tua dan kosong) dan jin (piaraan atau
suruhan dukun). Adapula kepercayaan seperti dengan
kaki kanan, dll; larangan yakni jika kucing/ ular
memotong jalan maka harus beren sejenak bagi yang
sedang melakukan perjalanan, wanita hamil harus
memakai tutup kepala jika berjalan dimalam hari dan
dak boleh duduk di deoan pintu, potong kuku dak boleh
dimalam hari ang raja dak boleh sejajar dengan
pertengahan pintu, dll. pertanda yakni bunyi binatang,
bersin, kelopak mata bergerak, bibir tergigit, batuk ga
kali, berjalan harus dimulai.
11. Kearifan Lokal
a. Alam fauna : danya kepercayaan terhadap tanda-
tanda binatang seper burung dan ular. Ada dua macam
burung yang menunjukkan berbagai tanda. Burung
siang (waru endo, kemekeke, totombara) dapat
menunjukkan tanda adanya berita yang
menyenangkan (lowas, keeke rondor), tanda dak
menyenangkan (mangalo/mangoro) dan tanda yang
menakutkan atau beralamat dak baik (keke). Burung
malam (wara wengi kembaluan) dapat bersuara merdu
tanda menyenangkan (manguni rendai), suara hamper
merdu dan putus- putus tanda dak mengganggu
perasaan ( i m b u a n g ) , s u a r a p a r a u t a n d a
membimbangkan (paapian), dan bunyi panjang serta
keras (kiik) yang bertanda menakutkan jika terdengar
dari arah depan atau kanan pendengar
b. Alam flora : pengetahuan tentang alam flora dapat
terlihat dari bermacammacam bahan makanan
masyarakat Minahasa yang diperoleh dari
tumbuhtumbuhan. Banyak bahan- bahan obat pula
yang diperoleh dari berbagai jenis akar- akaran,
dedaunan, kulit- kulit kayu, buah- buahan, rerumputan,
dan umbiumbian. Beberapa contoh di antaranya, obat
malaria dibuat dari sejenis akar yang disebut riis (tali
pahit), garoka (jahe) sebagai obat batuk, obat sakit
perut dan penolak roh jahat, serta kucai (sejenis bumbu
dapur) sebagai obat demam bagi anak- anak.
c. Tubuh Manusia
pengetahuan tentang tubuh manusia dibagi ke dalam
dua bagian yang menyangkut perbuatan dan yang
menyangkut hal- hal yang telah terjadi di dalam tubuh.
Pengetahuan itu lebih bersifat larangan- larangan bagi
seap orang yang melakukannya karena akan
menimbulkan akibat tersendiri. 19 20 Contoh: jangan
memotong kuku pada malam hari, nan kemaan ibu
atau salah satu anggota keluarga lekas terjadi; maksud
sebenarnya adalahbila memotong kuku di waktu
malam gampang mendapat luka.
d. Kepercayaan Masyarakat Minahasa
Kepercayaan rakyat Minahasa akan mimpi, antara lain:
mimpi gigi copot, alamat seorang dari keluarga dekat
akan meninggal; mimpi mayat, arnya akan mendapat
rejeki; mimpi mendapat uang atau dipagut ular, arnya
akan mendapat sakit.
12. Event Pariwisata di Tomohon

https://www.indopos.co.id/read/2018/07/02/143001/tomohon-
international-flower-festival-2018-digaungkan-di-jakarta

Tomohon internaonal flower fesval kembali hadir di tahun ini,


acara yang di dukung oleh kementrian pariwisata tersebut
kembali akan di gelar pada tanggal 8 Agustus 2015,
bertempat di “Kota Bunga” tomohon. Provinsi Sulawesi
Utara.TIFF (Tomohon Internaonal Flower Fesval merupakan
parade bunga paling menarik di Tanah Air. Parade ini hampir
mirip dengan penyelenggaraan parade bunga Pasadena di
Amerika Serikat. Demi menyukseskan acara ini, sebelumnya
pania telah melakukan So Launch “Tomohon Internaonal
Flower Fesval 2015” dengan mengambil tempat di jantung
Pariwisata yakni Pulau Bali, yakni bertempat di pantai Kuta.
Peluncuran TIFF di Bali, yang berlokasi di Pantai Kuta,
bertujuan untuk mempromosikan fesval ini langsung kepada
wartawan mancanegara yang sedang berwisata di Pulau Bali.
Harapannya. TIFF dapat dengan mudah dan cepat dikenali
dan selanjutnya di Promosikan. Acara Launch ini disertai
dengan pertunjukan tarian bunga dan Maengket yakni tarian
Khas Minahasa yang tampilkan oleh Ikatan Putra Putri
Tomohon. Pada tahun ini sebanyak 35 Peserta akan turut
berparsipasi dalam acara ini baik Domesk maupun
Internasional. Peserta domesc antara lain diiku oleh beberapa
Kabupaten/Kota di Indonesia baik Perbankan ataupun Unit
usaha lain. Sementara unuk peserta mancanegara
direncanakan akan diiku oleh Polandia, Prancis, Filipina, dan
Rusia. Pada dasarnya penyelenggaraan fesval ini mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, baik dari segi keikut sertaan
Peserta Fesval maupun dari segi seberapa banyak jumlah
pesertanya, TIFF yang telah diselenggarakan sejak tahun
2008, 2010, 2012, dan 2014, jika dilihat penyelenggaran
fesval ini dilakukan ap 2 tahun sekali, namun dengan meihat
begitu banyaknya potensi Pariwisata kota tomohon yang bisa
di promosikan tahun ini, maka akhirnya Pemerintah kembali
menyelenggarakan Fesval Internasional ini di tahun ini.
13. Destinasi Wisata
a. Danau Linow
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-
indonesia/detail/danau-linow-kecantikan-danau-3-
warna-dari-tomohon

Terletak di desa Lahendong Kota Tomohon, atraksi


utama dari danau ini adalah keunikan danaunya yang
memiliki lebih dari satu warna, dan merupakan salah
satu danau yang terbentuk oleh adanya akfitas
vulkanik. Untuk bisa sampai ke Danau Linow ini cukup
mudah, kita bisa mengunakan kendaraan pribadi atau
sewaan dari Kota Manado yang berjarak ±40km atau
1,5-2 jam perjalanan
b. Danau Tondano
https://www.liputan6.com/regional/read/2530039/hant
u-bandel-di-danau-tondano

terletak di di antara dua kabupaten yakni Kabupaten


Tomohon dan Kabupaten Kawangkoa. Tepat nya di
desa Remboken, sekitar 3 km dari Kota Tomohon atau
30 km dari Manado. Danau ini berada di kenggian 600
meter di atas permukaan laut dan memiliki luas sekitar
4.278 hektar. Dengan luas kurang lebih 4.278 hektar,
danau ini tercatat sebagai danau terluas di provinsi
Sulawesi Utara. Atraksi utama ini juga merupakan
wisata berbasis keindahan alam. Danau ini juga
memiliki daya tarik wisata yang disebut dengan
“Sumaru Endo” Reboken dan Resor Wisata Bukit Pinus
(untuk mencapai nya harus melkukan perjalanan dari
danau Tondano menuju Toliang Oki).
c. Pasar Beriman Tomohon
https://moslemshine.blogspot.com/2016/06/ada-yang-
menarik-saat-jokowi-kunjungan.html

Pasar ini sepintas hampir sama dengan p a s a r t r a d


i s i o n a l l a i n , y a n g membedakannya adalah
dibagian belakang dari pasar ini terdapat area yang
menjual makanan-makanan yang ekstrim seper ular,
babi, kepala babi, kucing, anjing, kus, kelelawar atau
yang disebut juga dengan paniki, biawak, dan bahkan
ada juga monyet yang disebut juga dengan yaki.
Daging- daging yang “ekstrim” ini disediakan dalam
keadaan utuh, dan ada juga dalam keadaan terpenggal
yang dibagi menjadi beberapa bagian. Semua daging
yang dijual ini sudah melewa proses pembakaran
dengan tujuan menghilangkan bulu dari hewan- hewan
tersebut dan sedikit membuat daging menjadi lebih
awet sebelum diproses menjadi olahan santapan
d. Bukit Kasih

http://www.gocelebes.com/bukit-kasih-sulawesi-utara/

terletak di Bukit Kasih terletak di Desa Kanonang


Kecamatan Kawangkoan, tepatnya berada di kaki
Gunung Soputan. Berjarak sekitar 50 Km dari Manado,
atau sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan pribadi,
melewa jalan-jalan berliku mulai dari Desa Pineleng
yang berbatasan dengan Kota Manado hingga
memasuki wilayah Kecamatan Kawangkoan. di bukit
ini pernah muncul sebuah legenda tentang sepasang
ibu-anak yang saling jatuh cinta lalu menikah. Tak
heran jika salah satu sisi bukit dibuatkan patung wajah
Toar (sang anak) dan Limumuut (sang ibu) yang
diyakini sebagai nenek moyang Suku Minahasa. bukit
ini menjadi simbol cinta kasih dan perdamaian antar
umat beragama.

e. Bukit doa Tomohon

https://makassar.terkini.id/khusyuk-berdoa-di-bukit-
doa-tomohon/

berada di kaki gunung mahawu tepatnya di jalan


lingkar mur desa Kakaskasen II Kecamatan Tomohon
Utara Kota Tomohon. Bukit Doa Tomohon atau yang
dikenal juga dengan sebutan Bukit Kelong, Jalan Salib
Mahawu, Prayer Hill of Tomohon, merupakan salah
satu objek wisata alam dan wisata religi di Tomohon.
Pemandangan yang indah, udara yang sejuk,
lingkungan yang tertata dan rapi menjadikan Bukit Doa
Mahawu menjadi daya tarik tersendiri untuk berbagai
macam kegiatan seper wisata alam dan wisata rohani
bagi umat Krisani, tempat untuk o u t b o n d d a n g a
t h e ri n g , t emp a t berlangsungnya pemberkatan
nikah yang kudus hingga tempat nikah bertemakan
taman.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aryandini, Woro dkk. 2011. Bahan Ajar Budaya Nusantara. Jakarta :


Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
2. Weichart, Gabriele. 2004. "Identitas Minahasa: Sebuah Praktik Kuliner
dalam Jurnal Antropologi Indonesia No. 74 (2004). Jakarta. Universitas
Indonesia.
3. Salaki, Reynaldo Joshua. 2017. MEMBANGUN KARAKTER GENERASI
MUDA MELALUI
4. BUDAYA MAPALUS SUKU MINAHASA
. Manado. Universitas Negeri Manado.
5. Rahayu, Yuni Sri. 2012. Jejak Budaya dalam Karakter Siswa Indonesia.
Surabaya : Unesa University Press
6. Debora, Shinta dkk. 2015. "Sekilas Tentang Minahasa" dalam Majalah Edisi
KKN PPM UGM SLU 05. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada
7. https://fitinline.com/article/read/2-macam-pakaian-adat-minahasa/

3. Suku Betawi

 Asal Usul

Pada awalnya suku betawi merupakan orang Sunda sebagai penduduk asli
di Jakarta. Hal ini didasarkan pada letak geografis Jakarta yang berada
pada tengah-tengah apitan dua provinsi yaitu Jawa Barat dan Banten yang
dimana kedua provinsi tersebut beretnik Sunda. Selain itu juga ditandai
dengan namanama tempat di Jakarta yang berasal dari bahasa Sunda
seperti Pancoran, Ciliwung, Cilandak, Cideng dan lain-lain. Bahasa yang
digunakan pada saat itu masih menggunakan bahasa Sunda Kawi

Nama Betawi sendiri merupakan sebutan lain untuk kota Jakarta dan
sekaligus sebutan untuk mayarakat pribumi yang tinggal di Jakarta. Kata
“Betawi” merupakan serapan dari kata Batavia yang mengalami perubahan.
Nama Batavia berasal dari nama yang di berikan JP Coen untuk kota yang
di bangunnya pada awal kekuasaan VOC di Jakarta. Kota Jakarta yang di
bangun Coen itu sekarang di sebut kota atau kota lama Jakarta. Karena
asing bagi masyarakat pribumi, maka nama Batvia sering di sebut dengan
dialek mereka “ Betawi”.

Menurut Prof. Dr. Parsudi Suparlan (Antropolog Universitas Indonesia)


kesadaran sebagai orang Betawi sendiri pada awal pembentukannya
sebagai kelompok etnis itu belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari,
mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal
mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Barulah pada tahun 1923 masa pemerintahan Hindia Belanda pengakuan
terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai
satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas terjadi. mana kala
pada saat Husni Thamrin, seorang tokoh masyarakat Betawi mendirikan
“Perkoempoelan Kaoem Betawi”. Saat itulah mereka menyadari bahwa
mereka itu merupakan kelompok atau golongan orang-orang Betawi, dan
pada tahun 1930, ketika dilakukan sensus, kelompok orang Betawi yang
sebelumnya tidak pernah ada muncul sebagai etnis baru dalam data sesus
tersebut

Suku Betawi dikenal sebagai penghuni daerah Jakarta dan sekitarnya.


Menurut Bunyamin Ramto, masyarakat Betawi secara geografis dibagi dua
bagian, yaitu tengah dan pinggiran. Bagian tengah merupakan daerah
sekitar Monas (Monumen Nasional) dengan radius kurang lebih 7 km.
Sedangkan bagian pinggiran di bagi lagi menjadi bagian pinggiran selatan
dan bagian pinggiran utara

Perpindahan penduduk dari berbagai belahan dunia menuju pusat ibu kota
Republik Indonesia membawa pengaruh besar terhadap keberlangsungan
budaya pada suku Betawi. Modernisasi zaman ikut mengubah keberadaan
suku Betawi asli. Banyak pengaruh yang datang dengan membawa
dampak yang besar terhadap keberadaan budaya suku Betawi. Adat dan
tradisi dari suku Betawi semakin jarang, tergantikan oleh kemajuan waktu.

Pembagian Etnik Betawi Berdasarkan Wilayah

1. Betawi Udik

Betawi Udik ada dua tipe, yang pertama adalah mereka yang tinggal di
bagian Utara Jakarta, bagian Barat Jakarta dan juga Tanggerang.
Mereka sangat dipengaruhi oleh kebudayaan China. Tipe kedua adalah
mereka yang tinggal disebelah Timur dan Selatan Jakarta, Bekasi dan
Bogor. Mereka sanggat dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat istiadat
sunda. Mereka berasal dari ekonomi kelas bawah. Kehidupan mereka
umumnya lebih bertumpu pada bidang pertanian. Tarap pendidikan
mereka sangat rendah bila dibandingkan dengan orang Betawi Tengah
dan Betawi Pinggir. Peran agama islam dalam kehidupan sehari-hari
orang Betawi Udik berbeda dengan peran agama dalam kehidupan
orang Betawi Tenggah dan Betawi Pinggir. Pada kedua kelompok
Betawi yang disebut terakhir agama islam tetap memegang peran yang
sangat penting dan menentukan dalam tingkah laku pola kehidupan
mereka sehari meskipun cara mereka sudah lebih modern dibandingkan
kelompok yang udik.Namun kini telah terjadi perubahan dalam pola
pekerjaan dan pendidikan orang Betawi Udik. Secara perlahan-lahan
tingkat dan pola pekerjaan maupun pendidikan mereka telah mendekati
orang Betawi tengah dan orang Betawi pinggir. Mereka yang tergolong
betawi udik adalah penduduk asli disekitar Jakarta, termasuk Jabotabek.
Dahulu daerah ini termasuk daerah administrasi Batavia, tetapi kini
termasuk daerah administrasi Jawa Barat. Karena itu, secara kultural
mereka adalah orang Betawi, tetapi karena perubahan batas
administratif itu, mereka sekarang termasuk orang yang tinggal di
daerah administratif Jawa Barat.

2. Betawi Tengah

Mereka yang termasuk Betawi Tengah adalah mereka yang dalam


perkembangan Betawi awal menetap dibagian kota Jakarta dahulu yang
di namakan keresidenan Batavia dan sekarang termasuk Jakarta Pusat.
Lokasi ini merupakan bagian dari kota Jakarta yang paling urban.
Bagian inilah yang dalam tahap-tahap permulaan kota Jakarta di landa
arus urbanisasi dan modernisasi dalam skala yang tinggi. Salah satu
akibatnya adalah orang Betawi yang tinggal di daerah ini paling tinggi
tingkat kawin campurannya di banding orang Betawi yang tinggal di
pinggir kota Jakarta ataupun suku-suku lain di Jakarta. Berdasarkan
tingkat ekonomi mereka orang Betawi yang tinggal di tengah-tengah
kota Jakarta bisa di bedakan menjadi orang “gedong” dan orang
“kampung”. Pemberian istilah ini tampaknya hanya didasarkan pada
tempat tinggal mereka.

Dalam adat Betawi, keberadaan orang “gedongan” di sadari atau


tidak kurang di akui oleh orang Betawi kampung. Sebab gaya hidup
mereka dianggap bukan merupakan bagian dari tradisi orang Betawi
asli. Akibat lain proses modernisasi dan urbanisasi di pusat ibukota
Jakarta adalah banyaknya orang Betawi kota yang menjual tanah
mereka dan pindah ke pinggir kota Jakarta. Daerah pemukiman baru
mereka ini sebenarnya domisili orang Betawi Pinggir. Oleh karena itu,
kini banyak orang Betawi Pinggir dan Betawi Udik tidak mengetahui
bahwa tetangga baru mereka adalah orang Betawi juga. Karena
umumnya mereka menyandang pola dan gaya hidup yang berbeda,
maka Betawi Udik menganggap mereka kaum pendatang saja. Hanya
saja kebudayaan yang mereka bawa seringbkali kontras dengan citra
yang ada mengenai orang Betawi.

Orang Betawi Tengah (gedong) kerapkali berpendidikan tinggi.


Generasi mereka sekarang tidak hanya mencapai pendidikan
universitas tetapi juga banyak di antara mereka berhasil sekolah di luar
negeri.Selain itu, ibu Irma juga menambahkan satu lagi, yaitu Betawi
Pesisir. Orang Betawi Pesisir memiliki ciri khas penggunaan dialeknya
yang sangat khas, yaitu nada suaranya yang keras “setak sengor”.
Orang Betawi Pesisir biasanya terletak dipesisir pantaipantai Jakarta,
seperti Marunda, Celincing dan sekitarnya.

3. Betawi Pinggir

Orang Betawi Pinggir cenderung menyekolahkan anak-anak mereka


kepesantren-pesanten. Karena itu, sebagaimana ditulis pada bagian depan
buku ini, orang Betawi Pinggir menolak bila mereka dianggap dalam bidang
pendidikan, sebab mereka mempunyai prioritas pendidikan tersendiri yaitu
pesantren. Bagi orang Betawi pinggir pendidikan formal yang mereka ikuti
adalah sekolah-sekolah umum. Namun ini tidak berarti pendidikan agama
dilupakan.

Bagi mereka pendidikan agama sudah merupakan bagian yang


penting bagi kehidupan mereka. Proses bermasyarakat sudah menyatu dan
tidak dapat di pisahkan dari kehidupan beragam. Ini sedikit berbeda dengan
orang Betawi Pinggir. Mereka secara khusus memberikan perhatian pada
kehidupan beragama dengan menyekolahkan anak-anak mereka pada
lembaga-lembaga pendidikan yang bernapaskan islam. Untuk itulah
mereka menyekolahkan anak-anak mereka di pesantren-pesantren.Secara
umum, dalam ketiga kelompok Betawi itu, khususnya kelompok Betawi
Pinggir, nilai-nilai islami menempati porsi paling tinggi
BAHASA

Bahasa Betawi kebnyakan berasal dari bahasa melayu yang


kemudian mengalami banyak percampuran dengan bahasa yang lain. Sifat
dalam dialek Betawi yang campur aduk merupakan salsatu cerminan dari
kebudayaan Betawi secara umum dimana Betawi merupakan hasil
perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-
daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Karena perbedaan
bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda
menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang
berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata
turunan dari Batavia).

Ciri yang khas dalam bahasa Betawi terdapat pada setiap akhir kata,
dimana bunyi yang banyak terdengar adalah huruf “e”. Misalnya “ente mau
pade kemane?”. Bahasa Betawi pada awalnya dipakai oleh kalangan
masyarakat menengah ke bawah, yaitu komunitas budak dan pedagang.
Bahasa ini berkembang secara alami, tidak ada struktur buku yang jelas,
yang dapat membedakan dengan bahasa Melayu, walaupun ada beberapa
unsur linguistik yang memberikan ciri-ciri tertentu, misalnya peluruhan
awalan me-, demikian juga penggunaan akhiran –in, serta peralihan bunyi
(a) terbuka pada akhir kata menjadi (e). Setiap orang Betawi yang tinggal
di daerah tertentu memiliki ciri khas masing-masing. Contohnya seperti
orang Betawi Pinggir yang menggunakan bahasa campuran dari bahasa
Arab, yaitu ane, ente, dan lain-lain. Selanjutnya bahasa dari Betawi Tengah
yang manggunakan bahasa Indonesia. Dan Betawi Udik yang bahasanya
masih sangat kampungan, seperti ”Lah eluh kaga mao kemari“.

C. Artefak

- Golok
Golok merupakan sejenis senjata parang atau pedang namun memiliki
panjang yang lebih pendek, dalam suku Betawi golok telah dikenal dalam
kehidupan sehari-hari. Golok memiliki beragam jenis, dalam suku Betawi di
kenal 3 jenis golok, yaitu : Golok Gobag, Golok Ujung Turun, dan Golok
Betok. Golok Gobak memiliki ujung yang rata serta melengkung di bagian
punggung golok. Gagang golok tidak memiliki ukiran dan terbuat dari kayu
rengas. Golok Ujung Turun memiliki ujung lancip, terdapat ukiran (wafak)
sedangkan golok Betok berfungsi sebagai senjata pusaka

Selain di atas, golok di bedakan lagi dalam dua kategori,


yakni golok kerja digunakan untuk keperluan rumah tangga.
Kedua, golok simpenan (sorenan), golok simpenan ini dibedakan
lagi menjadi dua yakni sorenan simpenan untuk memotong
hewan dan sorenan pinggang.

Gambar: Golok Gobak


(sumber: http://jakartakita.com/2015/04/13/ini-dia-3-jenis-golok-
khasbetawi-yangbiasa-dipakai-jawara/)
Gambar: Golok Ujung Turun
(sumber: http://jakartakita.com/2015/04/13/ini-dia-3-jenis-golok-
khasbetawi-yang-biasa-dipakai-jawara/)

Gambar: golok Betok


(sumber: http://jakartakita.com/2015/04/13/ini-dia-3-jenis-golok-
khasbetawi-yang-biasa-dipakai-jawara/)
- Ondel-Ondel

Ondel-ondel merupakan sebutan untuk boneka besar dari Betawi,


boneka ini biasanya muncul ketika ada upacara pernikahan pada suku
Betawi atau acara lainnya, Ondel- Ondel terdiri dari boneka laki-laki dan
perempuan yang dimainkan dengan di goyang-goyang.

Ondel-ondel di buat dari anyaman bambu setinggi 2,5 meter yang


digunakan sebagai tubuh, dengan diameter kurang lebih 80 cm.
Rambutnya dibuat dari ijuk dan kertas warna-warni. Tubuh Ondelondel
memakai pakaian yang mirip dengan pakaian adat suku Betawi. Kepala
ondel-ondel dibuat dari styrofoam yang dibentuk menyerupai wajah
manusia.
Gambar: Ondel-ondel
(sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2013/06/30/0855137/Yuuk
s.Kita.Nonton.Ondel-ondel.Bareng.Jokowi)

- Pakaian Adat

Pakaian adat suku Betawi banyak dipengaruhi oleh suku lain.


Pakaian adat yang digunakan untuk sehari-hari adalah baju koko
polos. Dengan celana batik berwarna putih atau hitam. Memakia peci
hitam. Dan membawa sarung di pundak. Untuk perempuan memakai
baju kurung berlengan pendek, kain sarung batik dan kerudung.

Untuk pakaian pengatin perempuan di Betawi disebut rias besar.


Bahan pakaian pengantin perempuan menyerupai dandanan care
none pengantin cine yaitu baju yang dikenakan blus, bawahannya
adalah rok berwarna gelap. Pelengkap pakaian ini adalah bagian
kepala dirias dengan tambahan kembang goyang dengan motif hong
dengan sanggul palsu dan cadar sebagai penutup setengah wajah.
Selain itu perhiasan juga menjadi asesoris pakaian pengantin
perempuan seperti manik-manik dan gelang.
Gambar : pakaian adat Betawi
(sumber : https://rivalargie.files.wordpress.com/2014/09/img_1170.jpg)

- Rumah Adat

Rumah dalam suku betawi mimiliki makna yang lebih khusus, rumah
selain sebagai tempat berteduh juga sebagai tempat menciptakan generasi
yang akan datang, maka dari itu pembuatan rumah juga sangat
diperhitungkan dengan sungguh-sungguh.

Suku betawi mengenal 3 jenis rumah, yaitu gudang, Joglo, dan Bapang
Gambar: rumah Adat Suku Betawi
(sumber : Rumah Tradisional Betawi, Harun, Ismet B, 1991 ( Tjandra
Kania. 2006:23)

1. Kesenian
a. Seni Musik

Seperti halnya kebudayaan Betawi pada unsur bahasa, pada unsur


kesenian musik pun etnik Betawi banyak mengadopsi dari kebudayaan lain
yang dibawa oleh para pendatang. Seni musik tersebut adalah : orkes
tanjidor, samrah, gambang kromong, keroncong, gamelan tamu, rebana
(tamborin),

Orkes tanjidor merupakan sebuah kesenian khas Betawi yang


biasanya dimainkan pada saat upacara pernikahan, penyambuatan tamu,
dan lain-lain. Pada kesenian ini terlihat jelas bahwa orkes tanjidor
merupakan kebudayaan yang diadopsi dari kebudayaan yang dibawa oleh
Belanda. Alat musik yang dimainkan adalah klarinet, trombon, piston,
trumpet dan lain-lain. Orkes tanjidor muncul pertama kalinya pada abad ke-
18. Valckenier, salah satu Gubernur Jendral Belanda yang mempunyai satu
batalyon yang terdiri dari 15 orang pemain alat musik tiup. Ia
menggabungkannya dengan pemain gamelan, peniup suling Cina, dan
pemain drum Turki. Alat musik ini dimainkan dalam acara-acara pesta. Alat
musik ini biasanya dimainkan oleh para budak oleh karena itu disebut
dengan orkes budak. Sekarang, musik tanjidor sering dimainkan untuk
menyambut para tamu atau memeriahkan acara.

Gambang kromong merupakan kolaborasi musik yang harminis


antara aspek kebudayaan lokal dengan kebudayaan Cina. Alat musik
Gambang keromong terdiri atas gambang keromong itu sendiri, kemor, teh
yan, dan sukong. Pada zaman dahulu orkes gambang keromong hanya
dimiliki oleh keluarga oarang-orang keturunan Cina yang tinggal di
Tanggerang dan Bekasi kecrek, gendang, dan goong serta dilengkapi
dengan kongahyan,.

Seni musik Samrah berasal dari Melayu. Intrumen musik samrah


adalah harmonium, biola, gitar, dan tamborin, serta oleh drum. Musik
samrah digunakan untuk menari dan menyanyi. Pakaian pemusik samrah
adalah peci, jas dan kemeja polos atau, peci, sandariah, dan celana batik.
Orang-orang yang suka dengan musik ini adalah orang-orang dengan
status menengah.

Keroncong tugu merupakan salah satu musik Betawi yang juga


mendapat pengaruh dari Barat khususnya Eropa Selatan. Alat-alat musik
keroncong tugu terdiri dari biola, ukulele, bayo, gitar, tamborin dan celo.
Seni musik keroncong tugu dimainkan oleh 3-4 orang. Irama keroncong
tugu sebagian besar merupakan 4/4 ktukan semuannya menggunakan
nada mayor. Musik ini digunakan untuk berdansa. Ciri khas kroncong tugu
adalah keroncong moresco.

Orkes gambus berasal dari timur tengah. Musik ini di mainkan untuk
menemani tarian zafin sebuah tarian yang ditampilkan oleh para laki-laki.
Orkes gambus telah ada pada abad ke-19. Orkes gambus tidak dapat
dipisahkan dari Syech Albar dari Surabaya dan Alayidrus.

b. Seni Tari

Berikut beberapa seni tari yang berkembang dalam kebuadayaan betawi :

• Tari Cokrek, merupakan sebuah tarian pergaulan yang penuh keriangan.


Ditarikan oleh sepasang penari pria dan wanita. Gerakan pinggul penari
wanita dan gerakan-gerakan lucu penari priayang diiringi nyanyian dan
hentakan music gambang kromong sering kali membuat suara riuh
penuh humor. Tarian ini biasanya ditarikan ditempatterbuka, diterangi
lampu cempor (minyak tanah) bersumbu tiga.
• Tari samrah, merupakan sebuah tarian yang khusus ditarikan oleh penari
pria. Gerak tarinya menyerupai gerakan silat, tetapi sedikit lebih lembut.
Tari hiburan ini biasanya diselingi orkes gambus.
• Tari zapin, tarian ini dibawakan oleh dua orang pria dengan iringan orkes
gambus berirama padang pasir merupakan tarian yang biasa ditarikan
untuk memeriahkan suatu upacara khitanan atau perkawinan. Tari yang
banyak menggunakan langkah kaki ini bernapas ke-islaman.
Pendukungnya pun orang-orang Betawi perkotaan keturunan Arab.
• Tari ngarojeng, Tarian ini diadaptasi dan disesuaikan dengan musik tetap
(musik stabil) yang dikembangkan di Betawi Pinggir. Musik stabil adalah
musik untuk acara pernikahan yang diilhami oleh gerakan tarian
ngarojeng. Tarian tradisional Betawi ini menarik karena gerakannya yang
dinamis, gerakan matanya yang mendapatkan perhatian dari para
penonton dan rias wajahnya yang klasik. Ngarojeng adalah tarian yang
berkenaan dengan acara pernikahan. Tarian ini adalah kreasi dari Wiwik
Widiastuti.
• Tari Gitek Balen, Gitek artinya menari dan balen diambil dari musik drum
ajeng yang berarti perubahan. Tarian ini merupakan manifestasi
perasaan dinamis dan aktif dari seorang perempuan muda menjadi
perempuan dewasa.
• Tari topeng, merupakan pertunjukan teater tradisional betawi yang
biasanya dibuka oleh suatu tarian yang disebut tari topeng. Tarian ini
terdiri dari tetalu (musik pembuka), ngelontong (musik dan lagu), lambing
sari (permainan drum) diikuti oleh beberapa penari. Penampilan dari tari-
tarian ini diikuti pesan dari cerita dan ditutup dengan topeng babak lantuk
sejenis teater tutur. Masyarakat Betawi pada zaman dulu berpendapat
bahwa semua topeng memiliki kekuatan magis. Topeng Betawi adalah
sebuah teater yang mempunyai aspek tari, nyanyian dan narasi dengan
percakapan ataupun monolog.

c. Seni Pertunjukan
• Seni drama Lenong
Seni lenong terbagi menjadi dua jenis, yaitu : seni lenong Denes dan
lenong Preman. Dalam lenong denes (diambil dari kata denes dalam
dialek Betawi yang berarti departemen atau resmi, para aktor dan
artisnya menggunakan baju resmi dan ceritanya mengambil setting
kerajaan atau lingkungan para bangsawan). Cerita dalam lenong denes
adalah cerita seribu satu malam. Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Melayu. Sementara Cerita dalam lenong preman menceritakan
cerita penindasan rakyat yang dilakukan oleh tuan tanah dengan cara
memungut pajak dan kemudian datanglah sosok religious yang berjuang
dengan rakyat melawan tuan tanah. Dalam lenong preman, pakaiannya
tidak diatur sutradara. Lenon preman biasanya menggunakan bahasa
sehari-hari.
• Uncul

Uncul merupakan salah satu bagian dari pertunjukan Betawi


Ujungan. Ujungan betawi adalah sebuah kompetisi keahlian memukul
bertahan dengan rotan. Ciri Ujungan Betawi terletak pada musik dan
tariannya yang disebut uncul. Tarian ini berfungsi sebagai perangsang
dan tantangan bagi lawannya diarena Ujungan yang biasanya dilakukan
dalam pesta panen.

5. Sistem Pengetahuan
Di Jakarta sebelum era pembangunan orde baru, orang Betawi terbagi atas
beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-
masing. Misalnya di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong
banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-
lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik
semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga
banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni
oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat
para peternak sapi perah. Di Kemanggisan, banyak di dapati orang-orang
yang ahli dalam pencak silat. Misalnya Ji'ih, teman seperjuangan Pitung dari
Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja
kantoran sejak zaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat
mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang
eceran juga kerap kali menjadi profesi mereka.

Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena


saat itu Ganefo yang dibuat oleh Bung Karno menyebabkan warga Betawi
pindah ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan
kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini.
Dikarenakan asal - muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang
Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi
masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan
bauran etnis dasar masingmasing.
5. Sistem Kemasyarakatan
Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara sesama warga dapat
tercermin dalamhubungan keluarga, di mana anak-anak sangat patuh
terhadap orang tuanya, karena padamasyarakat Betawi orang yang lebih
tua sangat dihormati.Sebagai adat kebiasaan pada masyarakat Betawi, bila
mereka saling bertemu dengananggota warganya atau orang yang
dikenalnya selalu saling menyapa. Begitu juga dalamhidup bertetangga,
mereka masih memegang teguh adat tradisi dalam kebiasaan
membeisedekah atau punjungan makanan kepada para tetangga pada
waktu tertentu misalnya pada waktu hajatan perrkawinan atau sunatan.

6. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan dikalangan orang Betawi pada umumnya bersifat


bilateral, yaitu suatu sistem kekerabatan di mana dalam pergaulan antar
anggota kerabat tidak dibatasi pada kerabat ayah atau kerabat ibu saja,
melainkan meliputi kedua-duanya. Jadi, dalam sistem kekerabatn ini
hubungan anak terhadap sanak keluarga pihak ayah adalah sama dengan
keluarga pihak ibu.

Hubungan saudara antara para orang Betawi selain karena faktor


hubungan darah, juga karena faktor perkawinan. Orang Betawi umumnya
menikah dengan orang Betawi juga, walaupun mereka tidak dilarang
menikah dengan orang dari suku lain. Salah satu penyebabnya adalah
karena lingkungan tempat tinggal mereka sebagian besar orang Betawi
juga, sehingga pergaulan mereka terbatas pada suku bangsanya sendiri.

Dikalangan orang Betawi juga berlaku istilah menyapa dan menyebut


sesuai dengan sistem kekerabatan yang adil dalam bahasa Betawi. Mereka
mengenal istilah menyapa dan menyebut sampai tingkat tujuh turunan. Hal
tersebut dipandang cukup penting untuk diketahui karena apabila
seseorang ingin melakukan hajatan maka dalam salah satu doa yang
diucapkan dikirimkan juga doa-doa untuk para kerabat yang telah
meninggal maupun yang masih hidup sampai tujuh turunan.

Isitilah menyapa dipakai ego untuk memanggil seseorang kerabat apabila


ia berhadapan dengan kerabat tadi dalam hubungan pemebicaraan
langsung. Sebaliknya, istilah menyebut dipakai oleh ego apabila ia
berhadapan dengan orang lain, berbicara tentang seorang kerabat sebagai
orang ketiga. Inidividu yang merupakan pusat daripada susunan skema
gambar di bawah ini dari suatu susunan kekerabatan adalah seseorang
yang diberi nama ego. Bagan di bawah ini memperlihatkan skema istilah
kekerabatan orang Betawi yang disebut “tujuh turunan”.
7. Organisasi Sosial

Berdasarkan sejarahnya, pada tahun 1923 Husni Tamrin seorang takoh


masyarakat betawi mendirikan sebuah organisasi sosial bernama
“Perkoempoelan

Kaoem Betawi”. Dengan munculnya organisasi ini maka muncullah


pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis
dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas.

Pada masa sekarang, ada sebuah organisasi masyarakat betawi yang


hadir sebagai organisasi kemasyarakatan yaitu Forum Betawi Rempug
(FBR). Forum Betawi Rempug adalah sebuah organisasi kemasyarakatan
Betawi. Anggota FBR sering di mintai bantuan menjaga tanah yang
bersangkutan. Sekali mereka harus berhadapan denga petugas
penggusuran. Satu contohnya ketika eksekusi tahan di komplek bily dan
mon pondok kelapa, Jakarta Timur. Seratusan orang FBR dan forum
komunikasi Anak Betawi mesti berhadapan dengan 3 ratus petugas
ketentraman dan ketertiban pemerintah kota Jakarta Timur. Peristiwa itu
mengakibatkan 2 petugas terluka di bagian kepala. Polisi akhirnya
menangkap belasan anggota FBR dan Forkabi dengan barang bukti golok,
pisau, samurai, dan palu besar.

UPACARA ADAT

- Upacara Adat Pernikahan

Pernikahan berasal dari kata nikah, Menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia, nikah adalah Ikatan (akad) perkawinan yang di lakukan dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama (hidup sebagai suami istri). Pernikahan
adalah sebuah upacara adat yang suci, di mana antara seorang laki-laki
dan perempuan akan diresmikan atau disahkan hubungannya.
Pernikahan memiliki tujuan untuk menyempernakan kehidupan,
pernikahan merupakan suatu ibadah. Pernikahan selain sebagai peresmian
hubungan juga memiliki tujuan lain, terutama untuk keberlangsungan
generasi berikutnya.

Suku Betawi memiliki tradisi yang menarik dalam melaksanakan


upacara pernikahan. Banyak ritual atau adat yang harus dijalani tahap demi
tahap. Pertama ada istilah ngedelengin, yaitu proses mencari calon, upaya
mencari atau menemukan kesamaan visi dan misi antara seorang lelaki
dangan seorang perempuan dalam rangka membina rumah tangga ( Yahya
Andi Saputra, 2008). Proses ngedelengin bisa dilakukan oleh jejaka atau
melalui Mak Comblang. Setelah tahap ngedelengin selanjutnya di lanjutkan
acara ngelamar. Ngelamar adalah proses permintaan resmi oleh keluarga
pihak laki-laki kepada keluarga pihak perempuan. Setelah lamaran di terima
oleh pihak perempuan. Di lanjutkan dengan acara Bawa Tande Putus atau
Tundangan. Masyarakat sekarang lebih mengenal dengan tunangan atau
tukar cincin. Arti dari tande putus adalah bahwa si Calon None Pengantin
(pengantin wanita) telah terikat dengan seorang lelaki dan tidak dapat lagi
diganggu oleh pihak lain.

Gambar : Pernikahan adat Betawi

(sumber : http://mantenhouse.com/article/730-tradisi-tradisi-unik-
dalampernikahan-tradisional-betawi.html#.Vg3fd_ntmko)

- Upacara Adat pindah Rumah


Pindah rumah dalam masyarakat Betawi biasanya dilakukan ketika
seseorang telah berumah tangga. Orang tua biasanya akan mebuatkan
rumah untuk anak yang dinikahkan. Menurut Yahya Andi Saputra, pindah
rumah merupakan suatu keharusan dan dilakukan menurut kebiasaan
turun temurun . Jika anak yang telah dinikahkan namun belum dibuatkan
rumah sendiri, maka akan tetap tinggal dalam keluarga inti, tentu saja hal
itu membawa dampak positif dan negatif.

Sebelum Upacara pindah rumah dilakukan, terlebih dahulu dilakukan


tahap pembuatan rumah (bikin rume), orang Betawi percaya akan
perhitungan yang dilakukan oleh orang pintar. Orang pintar yang
dimaksud adalah seorang kiai yang ahli dalam ilmu falak. Setelah
perhitungan selesai, di lanjutkan dengan pra pembangunan, hingga
selesai. Setelah rumah selesai di bangun akan di adakan selamatan
rumah baru.

Rumah memiliki arti khusus bagi orang Betawi, bukan hanya sebagai
tempat berlindung. Melainkan sebagai tempat menebar benih, untuk
generasi yang akan datang. Pindah rumah diawali dengan pembacaan
selawat dustur oleh guru ngaji, dilanjutkan dengan mebaca basmalah 3
kali oleh orang yang akan pindah. Kemudian orang yang akan pindah
rumah mengambil tanah dari halaman rumah lama, di bungkus dengan
kain putih. Setelah itu yang bersangkutan meninggalkan rumah lama
diiringi sholawat dan rebana ketimprung.

- Upacara Adat Sunatan

Sunat dalam suku Betawi memiliki arti yang khusus yaitu sebagai
proses atau etape pembeda. Maksudnya orang yang telah disunat harus
bisa membedakan antara hak dan yang batil, membedakan antara dunia
anak-anak dan dunia dewasa, karena telah akil balig, orang yang telah di
sunat juga dianggap telah bisa menjaga diri dari perbuatan yang
melanggar ajaran agama atau adat yang berlaku.
Sebelum melakukan sunat, orang Betawi melakukan rembukan
terlebih dahulu. Biasanya orang tua akan mengajak sesepuh kampung
untuk meminta nasihat. Hal yang di tentukan dalam rembukan adalah
apakah anak sudah siap untuk di sunat, siapa bengkong (dukun sunat),
serta kapan pelaksanaannya?

Pelaksanaan upacara sunatan dibagi ke dalam 2 hari, hari pertama


disebut sebagai hari membujuk atau menghibur pengantin sunat dan hari
ke duanya hari pelaksanaan sunat.

Pada hari pertama, setelah pengantin selesai dirias, pengantin sunat


akan diarak keliling kampung dengan naik kuda atau bisa juga sang
pengantin sunat diarak dengan duduk di kursi yang di angkat oleh orang
dewasa berjumlah 4 orang. Di barisan paling depan ada ondel-ondel dan
di barisan belakang ada teman-teman pengantin serta para tetangga yang
ikut meramaikan. Tak lupa rebana ketimprung selalu mengiring sepanjang
perjalanan.

Gambar : Upacara adat sunatan Betawi


(sumber:http://www.tribunnews.com/images/regional/view/2752/pawaibud
aya-betawi-sambut-hut-dki-jakarta#.Vg3gN_ntmko)
- Upacara Adat Akeke

Upacara akeke biasanya di lakukan satu kali seumur hidup oleh


orang Betawi. Upacara ini juga di kaitkan dengan tradisi potong rambut
dan peresmian nama si jabang bayi. Tradisi akeke ini mengikuti ajaran
agama Islam mengenai akikah.

Akeke biasanya akan dilaksanakan pada pagi hari atau sesudah


sholat dzuhur, tapi biasanya sesudah sholat isya’. Upacara dimulai
dengan membaca dzikir dan tahlil. Si bayi kemudian di bawa ke tempat
upacara untuk dicukur rambutnya. Rambut yang telah dipotong,
selanjutnya dikumpulkan dan ditimbang, untuk kemudian ayah si bayi
akan membeli emas setara dengan rambut yang telah dipotong tadi.

- Nyapih

Ketika seorang bayi lahir, maka ibunya dianjurkan untuk menyusui


bayi tersebut. ASI ibu sangat baik untuk tumbuh kembang si bayi.
Ketika usia anak telah mencapai lebih dari 2 tahun, untuk melakukan
penyapihan, biasanya orang Betawi akan datang ke dukun beranak.
Biasanya orang Betawi akan datang pada hari Jum’at, karena mereka
percaya bahwa hari jum’at memiliki banyak keistimewaan

7. Sistem Mata Pencaharian

Secara umum, sistem mata pencaharian masyarakat Betawi sekarang ini


sangat bervariasi dan heterogen, sesuai tempat tinggalnya masing-masing.

Masyarakat betawi pinggir mayoritas mata pencahariannya adalah


berdanggang dan buruh pabrik, karena letak daerahnya yang ada di pinggir
kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena daerah mereka yang sudah
mengalami banyak pembangunan sehingga sulit mencari lahan untuk
bertani. Masyarakat betawi pinggir hidup dengan perekonomian yang
menengah kebawah, dan mereka pun hidup sederhana.

Masyarakat betawi tengah lebih dominan bermata pencaharian buruh


pabrik dan PNS karenakan letak daerah mereka lebih strategis dengan
pesatnya pembangunan yang terjadi pada daerah mereka. Bahasa
keseharian mereka pun sudah mulai meninggalkan bahasa Betawi yang
kemudian mereka mengganti bahasa mereka dengan bahasa yang lebih
formal dan modern. Taraf kehidupan pada masyarakat orang Betawi
menengah tergolong ke dalam kelas menengah ke atas, sehingga
menyebabkan kesadaran akan pendidikan pada golongan ini pun sangat
tinggi.

Masyarakat betawi udik terletak di daerah-dearah yang masih sepi dengan


pembangunan industri, sehingga mayoritas mata pencaharian masyarakat
betawi uduk ini adalah petani. Di samping itu, bertani merupakan salah satu
pekerjaan yang sudah turun-temurun dalam masyarakat betawi khususnya.
Masyarakat betawi pesisir, adalah masyarkat Betawi yang tinggal di pesisir
pantai Jakarta. Sebagai masyarakat pesisir, mata pencaharian mereka
tentu saja adalah nelayan. Namun, jika hasil laut sedang sepi, biasanya
masyarakat Betawi pesisir beralih profesi menjadi buruh harian, pengrajin
dan lain sebagainya.

MAKANAN DAN MINUMAN KHAS BETAWI

1. Kerak Telor
Kerak telor adalah satu diantara makanan khas masyarakat Betawi
yangmemiliki bentuk menyerupai martabak, tetapi isinya yang beda. Kerak
telor adalah gulungan telur yang dimasak di atas tungku dengan cetakan
wajan berisi ketan serta ubi. Isinya inilah yang membedakan kerak telor
dengan martabak telor.

Saat Anda berkunjung ke kota Jakarta janganlah segan untuk jajan kerak
telor dengan harga yang cukup terjangkau. Bahkan juga di festival seperti
Pekan Raya Jakarta kerak telor tentu dengan mudah ditemukan jika ingin
mencicipi kelezatan dari makanan khas masyarakat Betawi ini.

1. Semur Jengkol

Semur Jengkol adalah makanan khas masyarakat Betawi, dimana buah


jengkol di proses sedemikian rupa dengan cara disemur. Bila Anda
berkunjung ke rumah orang Betawi, Anda pastinya akan menemukan
hampir semua orang Betawi suka pada semur jengkol.

Semur jengkol dapat di proses dengan tingkat kepedasan yang sesuai


dengan lidah kita. Rasanya yang nikmat serta lezat pasti membuat siapa
saja tergoda, walau jengkol populer dengan baunya yang tidak sedap di
hidung bila dikonsumsi.

Tetapi dengan olahan semur, jengkol dapat menjadi olahan masakan yang
enak serta lezat untuk siapa saja yang mencicipinya.
2. Soto Betawi

Indonesia populer dengan bermacam masakan soto, masyarakat Betawi


juga mempunyai olahan masakan soto sendiri yang dikenal sebagai Soto
Betawi. Soto Betawi diolah dengan memakai santan dengan daging sapi,
tomat, serta kentang.

Soto Betawi sangat lezat serta sangat sesuai bila dihidangkan dengan nasi
putih yang hangat. Makanan ini sangat pas untuk dijadikan menu makan
siang. Kuahnya yang kental dari Soto Betawi ini terasa sangatlah gurih di
lidah.

Soto Betawi juga dapat menjadi salah satu makanan Betawi yang masih
tetap awet serta tak hilang ditelan oleh perubahan arus modernisasi di kota
Jakarta.

3. Roti Buaya
Siapa yang tidak kenal dengan roti buaya? Roti buaya adalah makanan
khas masyarakat Betawi, terlebih saat masyarakat Betawi ingin
menyelenggarakan acara pelamaran serta pernikahan, roti buaya adalah
menu wajib yang perlu ada di dalam acara itu.

Selain rasanya yang enak, roti ini diberi nama dengan sebutan roti buaya,
lantaran bentuk roti yang dibuat serupa dengan bentuk hewan buaya.
Terdapat banyak toko roti di kota Jakarta yang khusus menyediakan roti
buaya ini untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas.

1. Asinan Betawi

Asinan Betawi ini berisi sayuran yang dihidangkan dengan kacang


goreng, bumbu kacang, krupuk, cabai, serta cuka, inilah yang membedakan
asinan Betawi dengan asinan yang lain terutama yang ada di Jawa Barat.
Karena bentuk serta bahan dasarnya yang memanglah tidak sama, tetapi
penamaan makanan dengan kata asinan memanglah menjadi titik
persamaannya.

2. Kue Rangi
Kue rangi ini juga merupakan makanan asli Betawi. Terbuat dari tepung
beras (beras putih yang ditumbuk halus. Konon, bila menggunakan tepung
beras yang telah jadi hasilnya jadi kurang enak) lalu adonan tepung beras
itu dipanggang di atas cetakan berbentuk setengah lingkaran pada api kecil.
Sesudah matang, kue diangkat dan disajikan dengan lelehan air gula merah
yang berwarna coklat serta pekat.

3. Bir Pletok

Ini merupakan minuman yang diaduk dengan es di dalam bambu sampai


suaranya berisik (terdengar pletok-pletok gitu). Rasanya sendiri, manis
serta sedikit pedas, mirip rasa bir. Akhirnya, diberi nama bir pletok.

Asal muasalnya, karena dulu orang Belanda yang menjajah Betawi suka
minum bir bila sedang kumpul-kumpul pada malam hari. Lalu, untuk
menyenangkan hati mereka maka dibuatlah satu minuman yang
mempunyai fungsi yang sama juga dengan bir yakni menghangatkan tubuh
namun versi tak ada alkoholnya. Rasa hangat didapat dari jahe. Minuman
ini diminum dengan gelas dari bambu. Nah, beraduya bambu serta es inilah
yang menyebabkan suara pletok.
4. Soto Tangkar

Makanan khas yang satu ini lahir pada saat penjajahan Belanda. Ketika itu,
orang Betawi hanya dapat membeli iga sapi yang sedikit dagingnya
(tangkar). Lalu, orang Betawi menyulapnya menjadi soto yang enak. Saat
ini, soto tangkar ditambah dengan daging serta jeroan. Soto tangkar
berkuah santan namun rasanya tidaklah terlalu ‘berat’.

1. Laksa Betawi

Laksa datang dari daerah Cibinong yang lalu merambah ke Jakarta dengan
sebutan Laksa Betawi. Pengusaha Laksa Betawi umumnya orang Cina
Betawi. Laksa adalah jenis makanan sepinggan yang berkuah. Laksa berisi
bihun, telur, perkedel, daun kemangi, serta daun kucai. Kuliner yang
memperoleh dampak dari Cina ini mempunyai cita rasa yang gurih serta
manis
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adi, Windoro. 2010. Batavia 1740 :Menyisir Jejak Betawi. Jakarta. PT.

Gramedia Pustaka Utama

Muhadjir Ed. 2000. Bahasa Betawi: Sejarah dan


Perkembangannya.Jakarta.

Yayasan Obor Indonesia

Saputra, Yahya Andi. 2008. Upacara Daur Hidup Adat Betawi. Jakarta.
Wedatama Widya Sastra

Makalah :

Kania, Tjandra. 2006. Arsitektur Rumah Betawi ”Keturunan”. Jurnal Ilmiah


Arsitektur. Karawaci. Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan.
Universitas Pelita Harapan

Kartika, Yulia. 2009. Peran Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan


Dalam Kelestarian Dan Mengembangkan Budaya Betawi (2004-
2007).

Skripsi. Jakarta. Fakultas Adab Dan Humaniora.Universitas Islam


Negeri Syarif Hidayatullah

Nurdiaman, Trisna, dkk. 2014. Kebudayaan Betawi. Makalah. Bandung.


Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Pamungkas, Bayu Andrian. 2015. Suku Betawi . Makalah. Surakarta.


Fakultas Seni Rupa Dan Desain. Institut Seni Indonesia
Internet :

Academia.2015. Sejarah Kebudayaan Betawi.


http://www.academia.edu/7006250/Beranda_SEJARAH_KEBUDA
YAA N_BETAWI.

Antiyank’s Blog. 2009. Nomor-nomor Tarian Dan


Sinopsis. https://antiyank.wordpress.com/2009/03/09/nomor-tari-
indonesia/.

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta.


2010.
Betawi,Suku.http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/384
2/Beta wi-Suku

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta.


2010.

Golok.http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3842/Beta
wi-

Suku

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta.


2010.
Ngedelengin.http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/204
7/Nge delengin.

Direktorat Jendral Kebudayaan Indonesia. 2014. Golok Betawi.


http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/853/golok-betawi.

Direktorat Jendral Kebudayaan Indonesia. 2014. Seni Tari Tradisional


Betawi.

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1046/tari-renggong-
manis.
Direktorat Jendral Kebudayaan Indonesia. 2014. Tari Lenggang Nyai.

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/999/tari-lenggang-
nyai.

Direktorat Jendral Kebudayaan Indonesia. 2014. Upacara Adat ‘Pindah


Rumah’ Suku Betawi.
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1282/upacaraadat-
pindah-rumah-suku-betawi.

Herudin. 2011. Penganten Sunat.

http://www.tribunnews.com/images/regional/view/2752/pawai-
budayabetawi-sambut-hut-dki-jakarta#.Vg4ZX-ztmkp.

Jakarta Sehat. 2015. Asal Usul Suku Betawi.

http://www.jakartasehat.pedia.id/asal-usul-betawi.html

Jakarta.com. 2012. 3 Jenis Golok Khas Betawi, Yang Biasa Dipakai


Jawara.

http://jakartakita.com/2015/04/13/ini-dia-3-jenis-golok-khas-
betawiyang-biasa-dipakai-jawara/. Manten House – Guide Your
Wedding. 2013. Tradisi-Tradisi Unik Dalam Pernikahan Tradisional
Betawi. http://mantenhouse.com/article/730tradisi-tradisi-unik-
dalam -pernikahan-tradisional-

Putri, Ayunda. 2015. Budaya Betawi dan Jakarta Saat Ini.

(http://caramenulisbuku.com/cara-menulis-daftar-pustaka-
dariinternet/cara-menulis-daftar-pustaka-internet.htm.

Portal Provinsi jakarta. Betawi Suku


[http://jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3842/BetawiSuku]
Wikipedia Indonesia. Suku Betawi (internet).
[http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi]

Anda mungkin juga menyukai