Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS MANDIRI

RESUME WEBINAR
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE
DALAM PROGRAM KEGIATAN
DI KEMENTERIAN ATR/BPN

Rian Samian
08191063

MANAJEMEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN


INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
“Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Program Kegiatan di Kementerian
ATR/BPN”

Penyelenggara : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


Pemateri : Hary Noegroho Soelistianto

Tujuan dari dilaksanakannya webinar yakni untuk Memberikan Pemaparan Penerapan Terkait
Prinsip Prinsip dan Pedoman Good Governance Dalam Program Kegiatan di Kementerian ATR/BPN.

Materi 1 : Regulasi / Best Practices Terkait Good Governance.

Menurut PP No. 101 Tahun 2020 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan good governance yakni Pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Profesionalitas
Dapat diartikan sebagai kemampuan bertindak secara profesional.
2. Akuntabilitas
Dapat diartikan sebagai unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara
mempertanggungjawabkannya..
3. Transparansi
Dapat diartikan dengan adanya unsur pengungkapan dan penyediaan informasi yang memadai
dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
4. Pelayanan prima
Dapat diartikan dengan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan dapat diukur
oleh penyelenggara pelayanan kepada penerima.
5. Demokrasi
Dapat diartikan sebagai adanya unsur partisipasi, pengakuan atas adanya perbedaan pendapat,
dan perwujudan kepentingan umum.
6. Efisiensi
Dapat diartikan sebagai mengerjakan sesuatu dengan rasio terbaik antara hasil dan sumber
daya.
7. Efektivitas
Dapat diartikan sebagai pengerjaan sesuatu dengan benar dan mencapai target yang
dikehendaki.
8. Supremasi hukum
Dapat diartikan sebagai penegakan hukum harus adil dan dilaksanakan secara tegas tanpa
pandang bulu.
9. Dapat diterima oleh seluruh masyarakat
Dapat diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik mampu menjembatani kepentingan yang
berbeda dan berorientasi pada yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 52 Tahun
2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Dijelaskan bahwa :

“Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintah yang baik, efektif, dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara
cepat, tepat, dan profesional.” kemudian,

“Reformasi birokrasi diwujudkan dengan pembangunan zona integritas. Zona integritas merupakan
predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai
komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal
pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.”

Pedoman Good Public Governance Indonesia 2018 diterbitkan oleh komite nasional kebijakan
governance. Memiliki 3 pilar yakni Negara, Dunia Usaha, dan Masyarakat. Dimana perlu menerapkan
prinsip-prinsip Demokrasi, Transparansi, Akuntabilitas, Budaya Hukum, dan Kewenangan dan
Kesetaraan.

Kemudian beberapa best practice lain yakni dari Bank Dunia menyatakan, Good Governance
merupakan penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran, serta
penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.

Kemudian yang terakhir, dari United Nation Development Program, menyatakan Good
Governance merupakan suatu hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara negara, sektor swasta
dan masyarakat dalam prinsip-prinsip : partisipasi, supremasi hukum, transparansi, cepat tanggap,
membangun konsensus, kesetaraan, efekti dan efisien, bertanggung jawab, serta visi yang strategis.

Secara keseluruhan sendiri, best practice dari Good Governance ini yakni adalah keterlibatan efisien
dari Negara, Sektor swasta dan Masyarakat dengan menjalankan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Materi 2 : Governance dalam program kegiatan Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan
Nasional.

Berikut dipaparkan penerapan prinsip-prinsip Good Governance dalam kegiatan ATR/BPN Nasional :

• Profesionalitas
o Telah disiapkan roadmap tahun 2024 Kementerian ATR/BPN akan berstandar dunia.
o Perubahan Pusdiklat menjadi PPSDM, diikuti jenis pelatihan yang berubah dari yang
awalnya kepada diklat teknis, menjadi dilengkapi dengan diklat manajerial.
• Akuntabilitas
o Laporan keuangan Kementerian ATR/BPN mendapatkan predikat WTP DPP pada
tahun 2013 dan WTP berturut-turut tahun 2014 hingga tahun 2019.
o Mendapatkan penghargaan pengelolaan anggaran terbaik 3 untuk pengelolaan PNBP.
o 10 Staker berpredikat Wilayah Bebas Korupsi pada tahun 2019.
• Transparansi
o Penggunaan dashboard PTSL, Pengadaan Tanah, Sengketa Konflik Pertanahan dll
yang memungkinkan semua pihak yang memiliki akses dapat mengetahui sejauh mana
capaian/kondisi kinerja yang ada.
o Pemberlakuan layanan elektronik untuk pemberian hak tanggungan, roya, pengecekan
sertifikat, pembuatan surat keterangan pendaftaran tanah dll.
• Pelayanan prima
o Penghargaan atas praktik baik pemanfaatan peta digital dalam pelayanan perizinan
berusaha dari KPK tahun 2020
o Kantor pertanahan kota Jakarta Utara mendapatkan penghargaan pelayanan terbaik
kategori A dari Menpan pada Desember 2019.
• Demokrasi
o Konsultasi Publik untuk kegiatan program percepatan reforma agraria yang dilakukan
di beberapa kantor wilayah.
o Kerjasama antara kementerian ATR/BPN dengan berbagai K/L lainnya ataupun
pelibatan stakeholders untuk membantu capaian kinerja ATR/BPN seperti adanya
PPAT, Surveyor Kadaster Berlisensi dll.
o Pelibatan masyarakat dalam perbaikan data-data kementerian ATR/BPN seperti
misalnya penggunaan aplikasi sentuh tanah.
• Efisiensi
o Memperkenalkan program pendaftaran tanah sistematis lengkap yang biaya per
bidangnya lebih rendah dari program prona yang dilakukan secara sporadik.
o Memberlakukan layanan elektronik seperti hak tanggungan, roya, pengecekan
sertipikat yang lebih memudahkan bagi “konsumen” ATR/BPN dan penggunaan
sumber daya yang lebih efisien bagi pegawai ATR/BPN.
o Biaya untuk pembuatan PBT oleh pihak ketiga lebih rendah dibandingkan SBK.
• Efektivitas
o Peningkatan angka penerbitan sertipikat selama 4 tahun dari tahun 2015 hingga tahun
2019.
• Supremasi hukum
o Penyelesaian kasus-kasus pertanahan dan pelanggaran tata ruang.
o Pembongkaran pada bangunan di tepi sungai cibeet yang dilakukan secara mandiri oleh
pemilik sesuai hasil kajian Kementerian ATR/BPN dan bekerja sama dengan Pemda
Kabupaten Bekasi serta Polres Metro Bekasi.
• Dapat diterima oleh seluruh masyarakat
o Walikota Batam menganugerahkan Batam Madani 2019 kepada Menteri ATR/BPN
karena dianggap berjasa dalam memperjuangkan terbitnya sertifikat tanah Kampung
Tua di Kota Batam.

Setelah penulis mengikuti webinar yang diselenggarakan Kementerian ATR/BPN mengenai


Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Program Kegiatan di Kementerian ATR/BPN. Pandangan
yang dapat saya berikan yakni dalam implementasi di lapangan, penerapan prinsip-prinsip Good
Governance yang sebelumnya telah dipaparkan dirasa kurang cepat untuk diserap oleh banyak dinas-
dinas terkait, khususnya dinas yang memberikan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat.
Kemudian masih banyak sistem dengan birokrasi yang rumit serta sentralisasi kebijakan, dimana sistem
birokrasi yang rumit ini sangat bertolak belakang dengan prinsip efektifitas. Kemudian sentralisasi
kebijakan yang juga bertolak belakang dengan prinsip demokrasi, disamping itu menurut Walter O.
Oyugi desentralisasi merupakan kunci penting dalam mengimplementasikan good governance.

Untuk kesan yang penulis dapatkan setelah mengikuti webinar dengan judul “Penerapan Prinsip
Good Governance Dalam Program Kegiatan di Kementerian ATR/BPN” ini, penulis mendapatkan
pemahaman lebih terkait prinsip-prinsip Good Governance yang perlu diimplementasikan dalam dinas-
dinas, maupun instansi terkait sebagai bentuk perubahan sistem pemerintahan yang lebih baik.
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai