Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH INVESTASI

PELAYANAN TERPADU SATU PINDU DI BIDANG PASAR MODAL

KELOMPOK 6

1.NAYATUL IFFA-210711010101
2.MILYANI DIPANG-210711010267
3.ANGLELITA OLIVIANI LUNTUNGAN-210711010125
4.ARLINDI MAMONTO-210711010179
5.MUHAMMAD SYAFRIL SYAHRUDDIN-210711010251
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep optimalisasi pelayanan perijinan dapat ditelusuri dalam tataran penyelenggaraan
pemerintahan yaitu pilihan publik yang memandang sistem pemberian pelayanan kepada publik
merupakan salah satu pusat perhatian dan menjadi nilai yang akan dimaksimalkan. Dinamika
organisasi sektor publik membutuhkan inovasi dalam bentuk penerapan teknologi baru, metode
baru agar dapat meningkatkan hasil dan kualitas produk layanan sehingga pendapatan asli
daerah (PAD) dapat lebih meningkat sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Optimalisasi pelayanan perijinan dalam pemerintahan daerah mulai mendapat perhatian sejak
lahirnya otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, kemudian
diperbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi dasar setiap lembaga pemerintahan daerah melakukan optimalisasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan di daerahnya agar dapat berjalan efektif dan efisien khususnya
terkait pelayanan publik. Hal ini sesuai yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah No. 6
Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah sebagai rujukan
dalam memperbaiki kinerjanya melalui inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Secara
empiris, ada beberapa daerah di Indonesia menjadi rujukan best practice dalam penerapan
inovasi dalam pelayanan publik diantaranya adalah P3KP Kabupaten Pirang, Kabupaten
Jembrana, Kabupaten Sragen, Luwu Timur, dan Gorontalo melakukan inovasi kelembagaan
melalui capacity building dan perubahan mindset birokratis ke mindset entrepreneur. Prasojo
(2005) dalam kajiannya mengemukakan bahwa daerah yang berhasil melakukan optimalisasi
mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat sehingga mendorong
meningkatkannya penerimaan daerah setiap tahunnya. Bentuk yang dilakukan antara lain:
pelayanan perizinan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
Oleh karena dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pemerintah terkait dengan pelayanan
publik bukan mustahil untuk dilakukan mengingat daerah lain mampu melakukan optimalisasi
memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Pelayanan berbasis teknologi salah satu alat yang digunakan untuk
mewujudkan pelayanan yang akuntabel dan transparan sebagai pilar dasar paradigma Good
Governance. Komponen utama untuk menyukseskan akuntabilitas publik adalah adanya sistem
transparansi informasi. Transparansi informasi ini merupakan modal dasar yang dapat
dimanfaatkan untuk menilai kinerja pelayanan sektor publik dan untuk mengevaluasi
pertanggungjawaban pelaksana sektor publik atas segala keputusan dan tindakannya. Paradigma
penyelenggaraan pemerintahan kini telah bergeser dari government menuju governance.
Kepemerintahan yang baik (good governance) diperlukan agar paradigma baru tersebut dapat
berjalan dengan baik untuk mencapai tujuannya, yakni kesejahteraan dan keadilan. Urgensinya
paradigma ”Good Governance” dalam merespon hal-hal di atas adalah untuk tetap
mempertahankan fungsi ”serving” dari pelayanan publik melalui akuntabilitas, walaupun dalam
kondisi beberapa sektor pelayanan tersebut telah diberikan kepada sektor privat/bisnis. Rakyat
dispesifikasikan menjadi masyarakat yang berhak menerima layanan publik perlu diberikan akses
untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja pelayanan publik. Pemerintah tidak dibangun untuk
melayani kebutuhan dirinya sendiri, tetapi bertujuan untuk melayani kebutuhan dan
kepentingan masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan
bersama. Public service oleh birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan dari fungsi
aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara. Namun kenyataan
bahwa gelagat birokrasi pemerintahan saat ini masih belum merespon dengan menunjukkan
kinerja yang sepadan dengan adanya tuntutan tersebut. Kinerja pelayanan yang diberikan oleh
birokrasi pemerintahan saat ini menunjukkan adanya antara lain, aparat birokrasi lebih
menampilkan diri sebagai majikan, apparat

RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana pengertian dari pelayanan terpadu satu pintu?
2.Bagaimana dasar hukum pelayanan terpadu satu pintu?
3.bagaimana jenis perizinan dan non perizinan di pelayanan terpadu satu pintu?
4.Bagaimana kendala dan solusinya pelayanan terpadu satu pintu di daerah
5.Bagaimana fungsi dinas penanaman modal dal pelayanan terpadu satu pintu?
6.bagaimana secretariat,bidang promosi,kebijakan dan pengendalian penanaman modal?

TUJUAN
1.untuk mengetahui pengertian pelayanan terpadu satu pintu
2.untuk mengetahui dasar hukum pelayanan satu pintu
3.untuk mengetahui jenis jenis perizinan di pelayanan terpadu satu pintu
4.untuk mengetahui kendala PTSP di daerah dan solusinya
5.untuk mengetahui Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 
6. secretariat,bidang promosi,kebijakan dan pengendalian penanaman modal?

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian dan Pola Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) bidang di bidang pelayanan perizinan merupakan
kebijakan yang dirumuskan dalam PERMENDAGRI Nomor 24 tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Berdasarkan PERMENDAGRI tersebut, PTSP
dimaksudkan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi,
dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil dan menengah,
dengan melakukan penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu. Dalam PERMENDAGRI
tersebut, penyederhanaan pelayanan adalah upaya penyingkatan terhadap waktu, prosedur,
dan biaya pemberian perizinan dan non perizinan. Dan yang dimaksud dengan Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan
yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sarnpai ke tahap terbitnya dokumen
dilakukan dalam satu tempat. Pengertian tersebut berbeda dengan pengertian ”pelayanan
terpadu satu atap”. Dalam KEPMENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, pengertian ”pelayanan
terpadu satu atap” adalah pola pelayanan yang diselenggarakan dalam satu tempat untuk
berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui
beberapa pintu, sedangkan ”pelayanan satu pintu” adalah pola pelayanan yang diselenggarakan
dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan
dilayani melalui satu pintu. Kemudian berdasarkan penjelasan Modul Strategi Memperbaiki
Kualitas Pelayanan Perizinan pada Diklat Teknis Pelayanan Publik, Akuntabilitas, dan Pengelolaan
Mutu untuk Eselon III Lembaga Administrasi Negara dan Departemen Dalam Negeri Indosnesia,
dijelaskan bahwa pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang
meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu
pintu. Pola ini hakekatnya hampir sama dengan pola penyelenggaraan pelayanan terpusat,
penyelenggaraan dilakukan pada satu tempat atau lokasi tertentu, dilayani melalui satu pintu.
Asumsinya penyelenggaraan pelayanan dilakukan secara tunggal oleh Dinas/Instansi tertentu
atau oleh Unit kerja tertentu yang mandiri, (UPTSP), dan diselenggarakan pada satu tempat atau
lokasi tertentu. Jenis pelayanannya meliputi pelayanan yang prosesnya memiliki keterkaitan
dengan perizinan yang lain, artinya, ada keterkaitan antara kewenangan pelayanan perizinan
yang dimiliki oleh satu atau lebih dari dinas/instansi tertentu yang dipadukan dan
dikoordinasikan oleh satu Dinas/Instansi atau UPTSP. Alternatif konsep pelimpahan wewenang
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; pertama, kewenangan dilimpahkan secara penuh
kepada Dinas/Instansi atau Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPTSP), keuntungannya
kemungkinan tercapainya tujuan peningkatan kualitas layanan publik akan lebih baik dan
pertanggung jawabannya jelas. Dinas/Instansi teknis, berperan dalam tim teknis peninjauan
lapangan (yang bersifat teknis dan/atau memilki dampak berskala lebih luas, seperti
pencemaran lingkungan). Dinas/instansi tersebut akan lebih berfungsi pada pengawasan
pelaksanaan pemberian izin, dan Monev. Kedua; pelimpahan wewenang, dilakukan berdasarkan
pembagian tugas, fungsi dan wewenang bersama (concurrent), antara UPTSP dengan
Dinas/Instansi yang memiliki kewenangan pelayanan pemberian perizinan yang terkait.
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu dapat dilakukan dengan berbagai pola yaitu pola Pelayanan
Terpadu Satu Atap atau pola Satu Pintu. Pembentukan lembaga PPTSP, dapat dilakukan dengan
beberapa alternatif, yaitu: (1) bentuk Dinas; (2) bentuk Kantor, dan (3) bentuk Unit. Ketiga
bentuk PPTSP tersebut masing-masing mempunyai dasar hukum pembentukannya, dengan
besaran organisasi, cakupan urusan/kewenangan dan jenjang jabatan (eselon) yang berbeda.
Adapun berikut mengenai penjelasan pembentukan lembaga PTSP, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bentuk Dinas, bentuk ini merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah; selain itu mempunyai
tugas
dijelaskan bahwa pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang
meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu
pintu. Pola ini hakekatnya hampir sama dengan pola penyelenggaraan pelayanan terpusat,
penyelenggaraan dilakukan pada satu tempat atau lokasi tertentu, dilayani melalui satu pintu.
Asumsinya penyelenggaraan pelayanan dilakukan secara tunggal oleh Dinas/Instansi tertentu
atau oleh Unit kerja tertentu yang mandiri, (UPTSP), dan diselenggarakan pada satu tempat atau
lokasi tertentu. Jenis pelayanannya meliputi pelayanan yang prosesnya memiliki keterkaitan
dengan perizinan yang lain, artinya, ada keterkaitan antara kewenangan pelayanan perizinan
yang dimiliki oleh satu atau lebih dari dinas/instansi tertentu yang dipadukan dan
dikoordinasikan oleh satu Dinas/Instansi atau UPTSP. Alternatif konsep pelimpahan wewenang
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; pertama, kewenangan dilimpahkan secara penuh
kepada Dinas/Instansi atau Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPTSP), keuntungannya
kemungkinan tercapainya tujuan peningkatan kualitas layanan publik akan lebih baik dan
pertanggung jawabannya jelas. Dinas/Instansi teknis, berperan dalam tim teknis peninjauan
lapangan (yang bersifat teknis dan/atau memilki dampak berskala lebih luas, seperti
pencemaran lingkungan). Dinas/instansi tersebut akan lebih berfungsi pada pengawasan
pelaksanaan pemberian izin, dan Monev. Kedua; pelimpahan wewenang, dilakukan berdasarkan
pembagian tugas, fungsi dan wewenang bersama (concurrent), antara UPTSP dengan
Dinas/Instansi yang memiliki kewenangan pelayanan pemberian perizinan yang terkait.
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu dapat dilakukan dengan berbagai pola yaitu pola Pelayanan
Terpadu Satu Atap atau pola Satu Pintu. Pembentukan lembaga PPTSP, dapat dilakukan dengan
beberapa alternatif, yaitu: (1) bentuk Dinas; (2) bentuk Kantor, dan (3) bentuk Unit. Ketiga
bentuk PPTSP tersebut masing-masing mempunyai dasar hukum pembentukannya, dengan
besaran organisasi, cakupan urusan/kewenangan dan jenjang jabatan (eselon) yang berbeda.
Adapun berikut mengenai penjelasan pembentukan lembaga PTSP, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Bentuk Dinas, bentuk ini merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah; selain itu mempunyai
tugas

B.Dasar Hukum Pelayanan Terpadu Satu Pintu


Dasar hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
2. Pasal 26 ayat (2) dan (3) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal disebutkan bahwa:
“PTSP dilakukan oleh lembaga atau instansi yang berwenang di bidang penanaman modal yang
mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki
kewenangan perizinan dan nonperizinan di tingkat pusat atau lembaga atau instansi yang
berwenang mengeluarkan perizinan dan nonperizinan di provinsi atau kabupaten/kota.”
“Ketentuan mengenai tata cara dan pelaksanaan PTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Perpres
4. Keppres No. 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka PMA
dan PMDN melalui Sistem Pelayanan Satu Atap.

5. Perpres No. 27 Tahun 2009 tentang PTSP di Bidang Penanaman Modal Pasal 1 angka 4 Perpres
No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwa PTSP adalah penyelenggaraan suatu perizinan dan
nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang
dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen yang dilakukan
dalam satu tempat.

6. Pasal 2 Perpres No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwa PTSP di bidang penanaman modal
berdasarkan asas:

a. Kepastian Hukum

b. Keterbukaan

c. Akuntabilitas

d. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara

e. Efisiensi berkeadilan

C.Jenis Perizinan dan Non Perizinan Yang Dilayani di PTSP


PTSP memiliki kewenangan atas beberapa jenis perizinan dan non perizinan, terdapat sekit26 bidang sebagai
berikut:

1. Lingkungan hidup (LH)


2. Pendidikan
3. Perumahan
4. Penataan ruang
5. Pertanahan yang menjadi Kewenangan daerah
6. Kesehatan
7. Pekerjaan Umum
8. Perindustrian
9. Kehutanan
10. Perlindungan anak dan Pemberdayaan Perempuan
11. Sosial
12. Ketenagakerjaan dan transmigrasi
13. Pertanian dan ketahanan pangan
14. Kehutanan
15. Komunikasi dan informasi
16. Perpustakaan
17. Olahraga dan pemudaan
18. Kebudayaan dan pariwisata
19. Koperasi dan UKM
20. Penanaman modal
21. Perdagangan
22. Pembangunan
23. Energi dan sumber daya Mineral
24. Perikanan dan Kelautan
25. Peternakan
26. Kesatuan bangsa dan Politik dalam negeri
Selain menawarkan layanan tersebut di atas, PTSP telah melayani berbagai macam investasi diantaranya Izin
Penanaman Modal, Izin Usaha Perubahan, dan Izin usaha Perluasan.

D.Kendala PTSP di Daerah dan Solusinya


Kualitas PTSP sampai saat ini belum cukup memuaskan masyarakat. Dalam pelaksanaannya di daerah masih
terdapat istilah ”satu pintu banyak meja”, ”satu pintu banyak jendela”, dan ”satu pintu banyak kunci”.

Satu pintu banyak meja dianalogikan seperti masuk dalam satu kantor, tetapi banyak dinas yang harus ditemui.
Satu pintu banyak jendala diartikan sebagai satu kantor, tetapi berkas dan dokumen harus dibawa ke dinas
terkait di luar. Sedangkan satu pintu banyak kunci berarti satu kantor perizinan, tetapi tanda tangan
persetujuan perlu kewenangan instansi lain. Misalnya, pemerintah kabupaten/kota harus meminta
rekomendasi dari
pemerintahprovinsi,bahkanhinggapemerintahpusat.
Kendala dan permasalahan lapangan PTSP di daerah dikarenakan hal berikut ini.
1. Tidak semua kepala daerah/kepala dinas mau melimpahkan kewenangannya ke
kepala PTSP. Alasannya dikarenakan beberapa izin terkait dinas spesifik, seperti kesehatan
dan lingkungan, yang dianggap perlu rekomendasi dinas terkait. 
2. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Idealnya PTSP memiliki staf teknis,
seperti ahli penilaian amdal, kesehatan, sipil, dan transportasi. Namun, jumlah staf tersebut
umumnya berada di dinas/instansi asalnya dan bukan di PTSP. 
3. Status kelembagaan PTSP yang beragam. Ada yang berbentuk badan, dinas, dan
kantor, dengan implikasi yang berbeda-beda. Jika berbentuk dinas dan badan biasanya
mudah berkoordinasi dengan dinas/badan lain karena levelnya setara. Apabila dalam bentuk
kantor menjadi sulit berkoordinasi karena level yang berbeda. Parahnya apabila PTSP masih
bersifat ”unit” yang ditempelkan di kelembagaan lain. 
4. Disharmoni regulasi PTSP dan ego sektoral. Kementerian Dalam Negeri telah
mengeluarkan Permendagri No 20/2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Pelayanan Terpadu di Daerah. Setelah itu terbit Perpres No 27/2009 tentang PTSP di Bidang
Penanaman Modal. Kedua peraturan tersebut membingungkan pemerintah daerah
mengingat banyak yang tumpang tindih dalam kedua peraturan itu.

Solusi terkait permasalahan PTSP di daerah tersebut harus diperlukannya upaya untuk meningkatkan
kualitas PTSP. Kerjanya dimulai dengan harmonisasi regulasi yang mengatur PTSP sehingga dualisme
regulasi dan pelaksanaannya tidak perlu terjadi, termasuk peraturan perundangan sektoral. Salah satunya
memutuskan dualisme peran Kemendagri dan BKPM.

Langkah tersebut juga dibarengi dengan percepatan penyerahan kewenangan perizinan dari kepala
daerah ke kepala PTSP sehingga 100 persen kewenangan berada di tangan PTSP. Ini akan berhasil jika
dibarengi dengan penguatan dalam struktur kelembagaan di daerah, baik peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM) maupun distribusi staf yang berkompeten disesuaikan dengan kebutuhan untuk
PTSP.

Sudah seharusnya pemerintah memilih prioritas kebijakan yang tepat agar memang masyarakat
merasakan benar kualitas pelayanan publik yang saat ini sedang ditunggu gebrakannya.

E.Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu


Satu Pintu 
1. Penyusunan perencanaan bidang penanaman modal, pelayanan
perizinan dan non perizinan secara terpadu
2. Perumusan kebijakan di bidang penanaman modal, pelayanan
perizinan dan non perizinan secara terpadu
3. Pembinaan, pengendalian, koordinasi, fasilitasi danpenyelenggaraan
penanaman modal, pelayanan perizinan dan non perizinan secara
terpadu.
4. Pelaksanaan administrasi pelayanan di bidang penanaman modal,
pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penanaman modal,
pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

1. SEKRETARIAT

Sekretariat Dinas Penanaman Modal dan PTSP mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan perencanaan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan
kepegawaian serta pengkoordinasian tugas-tugas bidang.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan bahan kebijakan di bidang perencanaan, evaluasi dan


pelaporan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan
kepegawaian;
2. Pelaksanaan penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
3. Penatausahaan keuangan;
4. Penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian;
5. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas-tugas bidang;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya

   Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan


Sub bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan  perencanaan, evaluasi dan pelaporan dan penatausahaan keuangan
dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan di bidang perencanaan, evaluasi,


pelaporan dan penatausahaan keuangan;
2. Melaksanakan penyusunan dokumen perjalanan dinas
3. Melaksanakan evaluasi terhadap program kerja yang dilaksanakan
4. Melaksanakan pelaporan terhadap program kerja yang telah
dilaksanakan
5. Melaksanakan penatausahaan keuangan
6. Melaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas urusan perencanaan dan keuangan
7. Melaksanakan koordinasi dengan bidang dengan instansi terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya

    Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Subbag Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan umum,
rumah tangga dinas dan kepegawaian dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

2. Menyusun bahan kebijakan urusan umum, rumah tangga dinas dan


kepegawaian;
3. Melaksanakan penatausahaan surat-menyurat;
4. Melaksanakan penatausahaan kearsipan;
5. Melaksanakan urusan rumah tangga dinas;
6. Melaksanakan pengadaan barang dan inventaris serta pengelolaan
dan pemanfaatan aset dinas
7. Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian
8. Melaksanakan penyusunan data dan informasi kepegawaian
9. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian
10. Melaksanakan tugas kehumasan, organisasi dan tata laksana
11. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
urusan umum dan kepagawaian
12. Melaksanakan koordinasi dengan bidang dan instansi terkait dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya.
13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya

2. BIDANG PROMOSI, KEBIJAKAN DAN PENGENDALIAN
PENANAMAN MODAL
Bidang Promosi, Kebijakan dan Pengendalian mempunyai tugas menyelenggarakan.
promosi, kerjasama, pengendalian, pengawasan dan pengembangan penanaman
modal Bidang Promosi, Kebijakan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi :

1. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan lingkup Bidang


Penanaman Modal;
2. Penyelenggaraan penyusunan standar operasional prosedur (SOP)
sesuai bidang tugas dan fungsinya;
3. Penyelenggaraan fasilitasi kerjasama dibidang penanaman modal;
4. Penyelenggaraan penyusunan kebijakan di bidang penanaman modal;
5. Penyelenggaraan koordinasi dalam rangka menyiapkan bahan/materi
promosi penanaman modal;
6. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan Pengawasan dan
Pengendalian;
7. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian kegiatan
penanaman modal;
8. Penyelenggaraan pengkajian, perumusan dan penyusunan kebijakan
teknis pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanaman Modal;
9. Penyelenggaraan  pembinaan dan bimbingan  kepada penanam
modal/investor dalam rangka pelaporan kegiatan penanaman modal;
10. Penyelenggaraan  bantuan  dan  fasilitasi  penyelesaian
masalah/hambatan yang dihadapi Penanaman Modal;
11. Penyelenggaraan penyusunan laporan realisasi Penanaman Modal;
12. Penyelenggaraan kajian peluang dan potensi penanaman modal;
13. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
pada lingkup Bidang Penanaman Modal;
14. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh  atasan sesuai bidang
tugas dan fungsinya;

2.1     Seksi Promosi, Kerjasama Dan Pengembangan Penanaman Modal


Seksi Promosi, Kerjasama dan Pengembangan Penanaman Modal mempunyai
tugas melaksanakan promosi, kerjasama dan pengembangan penanaman modal
dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyusunan program kegiatan pada lingkup Seksi


Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal
2. Melaksanakan penyusunan pedoman pelaksanaan promosi
penanaman modal;
3. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Seksi Promosi,
Kerjasama dan Pengembangan Penanaman Modal;
4. Menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur sesuai
bidang tugasnya;
5. Melaksanakan fasilitasi, penyediaan dan penyiapan materi, sarana dan
bahan promosi  untuk  pameran, misi investasi dan promosi lainnya
tentang potensi dan peluang investasi;
6. Melaksanakan koordinasi penyediaan dan penyiapan sarana dan
bahan-bahan promosi usaha dan penanaman modal;
7. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan bahan-
bahan promosi usaha dan peluang investasi;
8. Melaksanakan fasilitasi kerjasama di bidang penanaman modal;
9. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi lain
di bidang penanaman modal;
10. Melaksanakan analisa dan pengembangan potensi dan peluang
investasi
11. Melaksanakan penyusunan peta investasi daerah dan potensi sumber
daya daerah;
12. Melaksanakan penyusunan laporan bulanan dan tahunan
perkembangan penanaman modal;
13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.

2.2     Seksi Kebijakan Dan Kajian Penanaman Modal


Seksi Kebijakan dan Kajian Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan
merumuskan kebijakan dan melakukan kajian terhadap penanaman modal dengan
penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan  program  kegiatan  pada  Lingkup  Seksi 


Kebijakan dan Kajian Penanaman Modal;
2. Melaksanakan kajian kebijakan iklim investasi;
3. Melaksanakan penyusunan rencana umum penanaman modal daerah
sesuai dengan program pembangunan daerah;
4. Melaksanakan penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan
pelayanan dan pengembangan penanaman modal;
5. Melaksanakan penyusunan Standar Operasional Prosedur;
6. Melaksanakan penyusunan data statistik penanaman modal;
7. Melaksanakan kajian terhadap pemberian fasilitas dan insentif
penanaman modal;
8. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan daerah di bidang
penanaman modal;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya

2.3     Seksi Pembinaan,Pengendalian Dan Pengawasan Penanaman Modal


Seksi Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Penanaman Modal mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan penanaman modal
dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penyusunan program kegiatan pada lingkup Seksi


Pembinaan, Pengendalian dan pengawasan penanaman modal;
2. Menyelenggarakan sosialisasi pengawasan dan pengendalian
penanaman modal;
3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan
penanaman modal;
4. Melaksanakan pengkajian, perumusan dan penyusunan kebijakan
teknis pengendalian pelaksanaan penanaman modal;
5. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan pembuatan Laporan
Kegiatan Penanaman Modal;
6. Menindaklanjuti penyimpangan atas ketentuan penanaman modal oleh
investor;
7. Memberi bantuan dan fasilitasi penyelesaian masalah/hambatan yang
dihadapi penanaman modal;
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan penanaman
modal;
9. Melaksanakan penyusunan laporan/data hasil pengawasan dan
pengendalian penanaman modal;
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya

3. BIDANG PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN


Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan penanaman modal, perizinan dan non perizinan
Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan melaksanakan fungsi :

1. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan pada lingkup Bidang


Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan;
2. Penyiapan bahan penyusunan standar  operasional  prosedur (SOP)
sesuai bidang tugas dan fungsinya;
3. Penyelenggaraan  pelayanan penerimaan berkas permohonan
perizinan dan non perizinan umum serta perizinan penanaman modal;
4. Penyelenggaraan pelayanan informasi dan pengaduan
5. Penyelenggaraan verifikasi dan kajian hukum terhadap berkas
permohonan perizinan dan non perizinan umum serta perizinan
penanaman modal;
6. Pemrosesan permohonan perizinan dan non perizinan umum serta
perizinan penanaman modal;
7. Penyelenggaraan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka
penelitian lapangan dan pengolahan berkas permohonan perizinan dan
non perizinan secara administrastif dan teknis;
8. Penyelenggaraan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka
penyelesaian permasalahan perizinan dan non perizinan;
9. Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan terhadap Tim Teknis
perizinan dan non perizinan;
10. Penetapan retribusi perizinan tertentu;
11. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
pada lingkup Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
12. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai
bidang tugas dan fungsinya;

3.1     Seksi Perizinan Tertentu


Seksi Perizinan Tertentu mempunyai tugas melaksanakan pelayanan penerimaan,
verifikasi berkas dan pengolahan berkas permohonan perizinan tertentu dengan
penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan  program  kegiatan  pada  lingkup  Seksi


Perizinan Tertentu;
2. Menerima dan memverifikasi kelengkapan berkas permohonan
perizinan tertentu dan non perizinan;
3. Menerima dan meneliti kelengkapan berkas permohonan izin;
4. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka penelitian
lapangan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan perizinan;
5. Melaksanakan kajian terhadap berkas permohonan berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
6. Menetapkan biaya retribusi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
7. Melaksanakan pemrosesan penerbitan sertifikat izin;
8. Menyerahkan perizinan yang sudah ditandatangani Kepala Dinas;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya.

3.2    Seksi Perizinan Dan Non Perizinan Umum


Seksi Perizinan dan Non Perizinan Umum mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan penerimaan berkas permohonan perizinan penanaman modal dengan
penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan  program  kegiatan  pada  lingkup  Seksi


Perizinan Tertentu dan Non Perizinan;
2. Menerima dan memverifikasi kelengkapan berkas permohonan
perizinan dan non perizinan umum;
3. Menyerahkan tanda bukti penerimaan berkas permohonan kepada
pemohon;
4. Menerima dan meneliti kelengkapan berkas permohonan izin;
5. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka penelitian
lapangan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan perizinan;
6. Melaksanakan kajian terhadap berkas permohonan berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
7. Melaksanakan pemrosesan penerbitan sertifikat izin;
8. Menyerahkan perizinan yang sudah ditandatangani Kepala Dinas.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya

3.3    Seksi Perizinan Dan Non Perizinan Penanaman Modal


Seksi Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan penerimaan berkas permohonan perizinan penanaman
modal  dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan  program  kegiatan  pada  lingkup  Seksi


Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal;
2. Menerima dan memverifikasi kelengkapan berkas permohonan
perizinan tertentu dan non perizinan;
3. Menyerahkan tanda bukti penerimaan berkas permohonan kepada
pemohon;
4. Menerima dan meneliti kelengkapan berkas permohonan izin;
5. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka penelitian
lapangan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan perizinan
penanaman modal.
6. Melaksanakan kajian terhadap berkas permohonan berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
7. Melaksanakan pemrosesan penerbitan sertifikat izin;
8. Menyerahkan perizinan yang sudah ditandatangani Kepala Dinas;
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya

4. BIDANG PENGELOLAAN DATA, EVALUASI DAN INFORMASI


Bidang  Pengelolaan Data, Evaluasi dan Informasi mempunyai  tugas 
penyelenggaraan pengelolaan sistem informasi perizinan, pengolahan data, evaluasi
dan pelaporan.
Kepala Bidang Pengelolaan Evaluasi Data dan Informasi melaksanakan fungsi ;

1. Penyusunan program kegiatan pada lingkup Bidang Pengelolaan Data,


Evaluasi dan Informasi;
2. Penyelenggaraan pengumpulan data, informasi, permasalahan, dan
kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan data, informasi
dan pengembangan Sistem Informasi.
3. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi
dan pelaporan kegiatan Bidang Pengelolaan Data, Evaluasi dan
Informasi.
4. Penyelenggaraan kegiatan pengelolaan data, informasi, dan pelaporan
5. Penyelenggaraan pengembangan dan pemeliharaan Sistem
Informasi .
6. Penyelenggaraan publikasi melalui website kepada masyarakat.
7. Penyelenggaraan analisis dan pengembangan kinerja bidang.
8. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas
pada lingkup Bidang Pengelolaan Data, Evaluasi dan Informasi
9. Penyelenggaraan pelaporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang diberikan;
10. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai
bidang tugas dan fungsinya;

4.1       Seksi Data, Informasi Dan Pengaduan


Seksi Data, Informasi dan Pengaduan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
informasi, pengaduan dan pengembangan sistem informasi dengan penjabaran
tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan dan perencanaan program  kegiatan 


lingkup Seksi Data, Informasi dan Pengaduan.
2. Menyiapkan bahan kebijakan serta petunjuk teknis yang berkaitan
dengan pengembangan dan pemeliharaan Sistem Informasi.
3. Melaksanakan pengembangan dan pemeliharaan Sistem Informasi.
4. Melaksanakan penyediaan perangkat keras dan sarana pendukung
serta jaringan komunikasi data sebagai tempat pelayanan dokumen
penduduk.
5. Merencanakan pengembangan jaringan komunikasi data.
6. Melaksanakan pembinaan teknis bagi petugas system informasi.
7. Mengumpulkan dan mengolah data informasi perizinan dan non
perizinan;
8. Melaksanakan pemberian informasi layanan perizinan dan non
perizinan;
9. Melaksanakan pendokumentasian informasi perizinan dan non
perizinan;
10. Melayani pengaduan dan komplain layanan perizinan dan non
perizinan;
11. Melakukan klarifikasi pengaduan layanan perizinan dan non perizinan;
12. Menyiapkan bahan informasi sesuai bidang tugas yang akan
dipublikasikan melalui sistem informasi;
13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugas dan fungsinya;

4.2       Seksi Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
Seksi Evaluasi, Data dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pengolahan
berkas permohonan perizinan tertentu dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan dan perencanaan program  kegiatan 


lingkup Seksi Data, Informasi dan Pengaduan;
2. Merumuskan pedoman teknis Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan standar
operasional prosedur SKPD;
4. Melaksanakan penyusunan data tentang pelaksanaan pelayanan
perizinan dan non perizinan;
5. Melaksanakan penyusunan rekapitulasi serta laporan realisasi
perizinan yang diterbitkan secara periodik
6. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi
penerimaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

4.3       Seksi Registrasi Dan Dokumentasi


Seksi Registrasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melaksanakan registrasi dan
pengarsipan berkas perizinan yang telah ditandatangani dengan penjabaran tugas
sebagai berikut :

1. Melaksanakan  penyusunan dan perencanaan program  kegiatan 


lingkup Seksi Registrasi dan Dokumentasi;
2. Melaksanakan penomoran izin yang telah ditandatangani Kepala
Dinas;
3. Melaksanakan penyelenggaraan pembukuan dan pengarsipan
dokumen perizinan;
4. Menyiapkan bahan informasi sesuai bidang tugas yang akan
dipublikasikan melalui system informasi;
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Anda mungkin juga menyukai