KELOMPOK 6
1.NAYATUL IFFA-210711010101
2.MILYANI DIPANG-210711010267
3.ANGLELITA OLIVIANI LUNTUNGAN-210711010125
4.ARLINDI MAMONTO-210711010179
5.MUHAMMAD SYAFRIL SYAHRUDDIN-210711010251
BAB I
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana pengertian dari pelayanan terpadu satu pintu?
2.Bagaimana dasar hukum pelayanan terpadu satu pintu?
3.bagaimana jenis perizinan dan non perizinan di pelayanan terpadu satu pintu?
4.Bagaimana kendala dan solusinya pelayanan terpadu satu pintu di daerah
5.Bagaimana fungsi dinas penanaman modal dal pelayanan terpadu satu pintu?
6.bagaimana secretariat,bidang promosi,kebijakan dan pengendalian penanaman modal?
TUJUAN
1.untuk mengetahui pengertian pelayanan terpadu satu pintu
2.untuk mengetahui dasar hukum pelayanan satu pintu
3.untuk mengetahui jenis jenis perizinan di pelayanan terpadu satu pintu
4.untuk mengetahui kendala PTSP di daerah dan solusinya
5.untuk mengetahui Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
6. secretariat,bidang promosi,kebijakan dan pengendalian penanaman modal?
BAB II
PEMBAHASAN
5. Perpres No. 27 Tahun 2009 tentang PTSP di Bidang Penanaman Modal Pasal 1 angka 4 Perpres
No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwa PTSP adalah penyelenggaraan suatu perizinan dan
nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang
dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan non perizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen yang dilakukan
dalam satu tempat.
6. Pasal 2 Perpres No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwa PTSP di bidang penanaman modal
berdasarkan asas:
a. Kepastian Hukum
b. Keterbukaan
c. Akuntabilitas
e. Efisiensi berkeadilan
Satu pintu banyak meja dianalogikan seperti masuk dalam satu kantor, tetapi banyak dinas yang harus ditemui.
Satu pintu banyak jendala diartikan sebagai satu kantor, tetapi berkas dan dokumen harus dibawa ke dinas
terkait di luar. Sedangkan satu pintu banyak kunci berarti satu kantor perizinan, tetapi tanda tangan
persetujuan perlu kewenangan instansi lain. Misalnya, pemerintah kabupaten/kota harus meminta
rekomendasi dari
pemerintahprovinsi,bahkanhinggapemerintahpusat.
Kendala dan permasalahan lapangan PTSP di daerah dikarenakan hal berikut ini.
1. Tidak semua kepala daerah/kepala dinas mau melimpahkan kewenangannya ke
kepala PTSP. Alasannya dikarenakan beberapa izin terkait dinas spesifik, seperti kesehatan
dan lingkungan, yang dianggap perlu rekomendasi dinas terkait.
2. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Idealnya PTSP memiliki staf teknis,
seperti ahli penilaian amdal, kesehatan, sipil, dan transportasi. Namun, jumlah staf tersebut
umumnya berada di dinas/instansi asalnya dan bukan di PTSP.
3. Status kelembagaan PTSP yang beragam. Ada yang berbentuk badan, dinas, dan
kantor, dengan implikasi yang berbeda-beda. Jika berbentuk dinas dan badan biasanya
mudah berkoordinasi dengan dinas/badan lain karena levelnya setara. Apabila dalam bentuk
kantor menjadi sulit berkoordinasi karena level yang berbeda. Parahnya apabila PTSP masih
bersifat ”unit” yang ditempelkan di kelembagaan lain.
4. Disharmoni regulasi PTSP dan ego sektoral. Kementerian Dalam Negeri telah
mengeluarkan Permendagri No 20/2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Pelayanan Terpadu di Daerah. Setelah itu terbit Perpres No 27/2009 tentang PTSP di Bidang
Penanaman Modal. Kedua peraturan tersebut membingungkan pemerintah daerah
mengingat banyak yang tumpang tindih dalam kedua peraturan itu.
Solusi terkait permasalahan PTSP di daerah tersebut harus diperlukannya upaya untuk meningkatkan
kualitas PTSP. Kerjanya dimulai dengan harmonisasi regulasi yang mengatur PTSP sehingga dualisme
regulasi dan pelaksanaannya tidak perlu terjadi, termasuk peraturan perundangan sektoral. Salah satunya
memutuskan dualisme peran Kemendagri dan BKPM.
Langkah tersebut juga dibarengi dengan percepatan penyerahan kewenangan perizinan dari kepala
daerah ke kepala PTSP sehingga 100 persen kewenangan berada di tangan PTSP. Ini akan berhasil jika
dibarengi dengan penguatan dalam struktur kelembagaan di daerah, baik peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM) maupun distribusi staf yang berkompeten disesuaikan dengan kebutuhan untuk
PTSP.
Sudah seharusnya pemerintah memilih prioritas kebijakan yang tepat agar memang masyarakat
merasakan benar kualitas pelayanan publik yang saat ini sedang ditunggu gebrakannya.
1. SEKRETARIAT
2. BIDANG PROMOSI, KEBIJAKAN DAN PENGENDALIAN
PENANAMAN MODAL
Bidang Promosi, Kebijakan dan Pengendalian mempunyai tugas menyelenggarakan.
promosi, kerjasama, pengendalian, pengawasan dan pengembangan penanaman
modal Bidang Promosi, Kebijakan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi :
4.2 Seksi Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan
Seksi Evaluasi, Data dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pengolahan
berkas permohonan perizinan tertentu dengan penjabaran tugas sebagai berikut :