Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH NAMA DOSEN

HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK IMELDA SAPITRI, S.H., M.H

KONSEP TRANSPARANSI DALAM GOOD GOVERNANCE

OLEH :
MOHAMMAD ZAKIY (12020710128)
MUHAMMAD IQBAL (12020713352)
RAZIB RABSANZANI (12020717645)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023
BAB II
KONSEP TRANSPARANSI DALAM GOOD GOVERNANCE
A. Transparansi
Konsep transparansi menunjuk pada suatu keadaan dimana segala aspek dari proses
penyelenggaraan pelayanan bersifat terbuka dan dapat diketahui dengan mudah oleh para
pengguna dan stakeholders yang membutuhkan. Jika segala aspek proses penyelenggaraan
pelayanan seperti persyaratan, biaya dan waktu yang diperlukan, cara pelayanan, serta hak
dan kewajiban penyelenggara dan pengguna layanan dipublikasikan secara terbuka
sehingga mudah diakses dan dipahami oleh publik, maka pratik penyelenggaraan
pelayanan itu dapat dinilai memiiki transparansi yang tinggi. Sebaliknya, kalau sebagian
atau semua aspek dari proses penyelenggaraan pelayanan itu tertutup dan informasinya
sulit diperoleh oleh para pengguna dan stakeholders lainnya, maka penyelenggaraan
pelayanan itu tidak memenuhi kaidah transparansi.
Menurut Dwiyanto , ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
transparansi :
Indikator pertama adalah mengukur tingkat keterbukaan proses penyelenggaraan
pelayanan publik. Penilaian terhadap tingkat keterbukaan disini meliputi seluruh proses
pelayanan publik, termasuk di dalamnya adalah persyaratan, biaya dan waktu yang
dibutuhkan serta mekanisme atau prosedur pelayanan yang harus dipenuhi. Persyaratan
pelayanan harus dipublikasikan secara terbuka dan mudah diketahui oleh para pengguna.
Indikator kedua dari transparansi menunjuk pada seberapa mudah peraturan dan
prosedur pelayanan dapat dipahami oleh pengguna dan stakeholders yang lain. Maksud
dari dipahami di sini bukan hanya dalam arti literal semata tetapi juga makna dibalik semua
prosedur dan peraturan itu. Penjelasan mengenai persyaratan, prosedur, biaya dan waktu
yang diperlukan sebagaimana adanya merupakan hal yang sangat penting bagi para
pengguna.
Indikator ketiga dari transparansi pelayanan adalah kemudahan untuk memperoleh
informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik. Semakin mudah
pengguna memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan
publik semakin tinggi transparansi. Misalnya, ketika pengguna dengan mudah memperoleh
informasi mengenai biaya dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pelayanan
maka pelayanan publik itu dapat dinilai memiliki transparansi yang tinggi. Begitu pula
ketika informasi mengenai prosedur, persyaratan, dan cara memperoleh pelayanan dapat
diperoleh dengan mudah oleh para pengguna, maka penyelenggaraan pelayanan tersebut
dapat dikatakan memiliki tingkat transparansi yang tinggi.
B. Akuntabilitas
Akuntabilitas juga merupakan standar profesional yang harus dicapai/ dilaksanakan
aparat pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitas dapat
digunakan sebagai alat/sarana untuk menilai kualitas kinerja aparat sehingga mereka dapat
mengenali dengan benar kekuatan dan kelemahannya. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukan Jabbra dan Dwivedi, akuntabilitas publik merupakan landasan bagi proses
penyelenggaraan pemerintahan. Ia diperlukan karena aparatur pemerintah harus
mempertanggungjawabkan tindakan dan pekerjaannya pertama kepada publik dan kedua
kepada organisasi tempat kerjanya. Dengan akuntabilitas publik setiap aparat harus dapat
menyajikan informasi yang benar dan lengkap untuk menilai kinerjanya baik yang
dilakukan oleh masyarakat, organisasi/instansi kerjanya, kelompok pengguna
pelayanannya, maupun profesinya. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimanakah
pertanggungjawaban hendak dilaksanakan, metode apa yang dipakai untuk melaksanakan
tugas, bagaimana realitas pelaksanaannya dan apa dampaknya.
Menurut Hariyoso, bahwa ada dua bentuk implikasi akuntabilitas yang diperlukan,
antara lain:
1. Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus bertanggungjawab
dalam menjalankan wewenangnya dengan baik;
2. publik memiliki hak untuk mengotrol, mempertanyakan, dan meminta
pertanggungjawaban pemerintah dalam menjalankan wewenang tersebut termasuk
didalamnya pemasukan dan pengeluaran anggaran pemerintah.
C. Responsivitas
Prinsip responsif itu pemerintah harus peka pada setiap masalah yang terjadi di
masyarakat,tetapi bisa dilihat sekarang pemerintah terlalu memikirkan kepentingan pribadi
dari pada memikirkan rakyatnya. Seharusnya pemerintah itu mementingkan rakyatnya
terlebih dahulu sehingga bisa memajukan daerah tersebut dan mengurangi masalah yang
terjadi di masyarakat,bukan menambahi masalah untuk rakyatnya.
Pemerintahlah yang memberikan pelayanan kebutuhan hidup dalam masyarakat
bukan hanya itu saja,pemerintah harus lebih tau apa tugas pemerintah dan fungsinya. Bisa
di ambil contoh dari masalah yang terjadi seperti pelayanan pembuatan E-KTP dimana
dalam membuat ktp saja urusan begitu rumit dan berteleh-telah sehingga banyak rakyat
yang mengeluh dalam mengurus sesuatu yang berhubungan dengan pemerintah tidak
hanya itu saja,tetapi waktunya juga lama dalam penanganan setiap pelayanan tersebut.
Bukan masalah itu saja masih banyak masalah yang terjadi tatapi pemerintah belum
bisa mengambil keputusan atau tindakan dalam setiap masalah yang timbul di masyarakat.
Belum ada yang bisa di selesaikan oleh pemerintah dalam setiap masalah yang terjadi tetapi
malah menambah masalah mulai dari segi pelayanan,sikap dalam pelayanan dari pegawai
pemerintah itu sendiri,jangka waktu dalam pelayanan pun tidak sesuai dengan ketentuan
yang sudah di sepakati,sehingga banyak rakyat yang bosan berurusan dengan pemerintah
dengan pelayanan yang diberikan seperti itu. Bukan membuat mudah rakyat berurusan
dengan pemerintah tetapi malah membuat rakyat rumit saja dalam setiap berurusan saja
dengan pemerintah.
D. Keadilan Yang Merata
Dalam konsep good governance, prinsip keadilan bermakna bahwa semua warga
Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau menjaga
kesejahteraan mereka. Dalam penerapannya pada birokrasi pemerintah, prinsip keadilan
mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan oleh birokrasi
pemerintah. Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep ketercukupan dan kepantasan,
dimana keduanya mempersoalkan apakah tingkat efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-
nilai dalam masyarakat dapat dipenuhi secara adil. Singkatnya, prinsip keadilan dalam
pemberian pelayanan oleh birokrasi pemerintah merupakan ukuran untuk menilai seberapa
jauh bentuk pelayanan telah memperhatikan aspek-aspek keadilan dan membuat publik
memilki akses yang sama terhadap sistem pelayanan yang dikembangkan dalam birokrasi
pemerintah tersebut.
Keadilan yakni adanya kesempatan yang sama bagi semua masyarakat penerima
pelayanan tanpa perbedaan gender dan sebagainya untuk meningkatkan kesejahteraan
dalam pelayanan. Keadilan dibangun atas dasar kesamaan memberikan pelayanan public
tanpa membedakan gender atau status dari penerima layananan. Keadilan sangat penting
di terapkan karena keadilan mencerminkan suatu sikap pemimpin untuk menunjukan
bagaimana Good Governance itu sendiri diterapkan pada suatu negara.
E. Efesien dan Efektivitas
Efisiensi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk memperoleh hasil yang optimal
dari penggunaan suatu sumber daya seminimum mungkin. Efisiensi merupakan sesuatu
yang berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya dalam penyelenggaraan
negara untuk mencapai hasil kerja yang terbaik. Pengertian kata efisiensi menurut Barnard
disebutkan bahwa, efisiensi adalah mengenai bagaimana suatu motif dari tiap individu
dapat berhasil mencapai kepuasannya. Suatu pelayanan dapat dikatakan telah memenuhi
prinsip efisiensi jika penyelenggara pelayanan dapat memberikan segala masukan yang
fungsinya dapat menjadi daya dukung sistem pelayanan (input), seperti contoh biaya yang
relatif murah serta waktu pelayanan yang relatif singkat, sehingga meringankan masyarakat
sebagai pengguna jasa.
Efektivitas adalah sesuatu yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan
berdaya guna. Menurut Makmur, sebuah pelayanan akan dikatakan telah berprinsip
efektivitas jika telah mampu memenuhi indikator-indikator tertentu guna menentukan
tingkat efektivitas pelayanan antara lain; ketepatan waktu, ketepatan perhitungan biaya,
ketepatan mengenai pengukuran, ketepatan saat menentukan pilihan, ketepatan dalam
berpikir, ketepatan melakukan instruksi, ketepatan untuk menentukan tujuan, dan ketepatan
sasaran.
Suatu pelayanan akan dikatakan efektif jika telah berhasil mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, efektivitas juga dapat didefinisikan sebagai
tingkat kemampuan dari suatu lembaga dalam melaksanakan tugas yang menjadi
kewenangannya atau kemampuan untuk mencapai suatu tujuan.
F. Partisipasi dalam Pelayanan Publik
Partisipasi masyarakat di dalam proses pembuatan kebijakan merupakan hal
penting dalam negara demokrasi. Partisipasi masyarakat menjadi sangat tepat untuk
menjadikan partisipasi publik sebagai salah satu prinsip yang harus dijalankan oleh
pemerintah guna mewujudkan good governance. Partisiapsi publik merupakan salah satu
bentuk pelayanan publik, karena hal ini sejalan dengan pandangan baru yang berkembang
saat ini dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan cara melihat masyarakat tidak
hanya sebagai pelanggan (customer), tetapi juga sebagai warga negara yang memiliki
negara dan pemerintahan yang ada didalamnya (owner). Dengan tegas dinyatakan bahwa
negara dan pemerintah adalah milik rakyat, karena eksistensi negara dan pemerintah
memang hanya untuk rakyat.
Peran partisipasi publik sebagai strategi meningkatkan kualitas pelayanan publik
saat ini mendapatkan momentum yang tepat, karena otonomi daerah memberi ruang yang
luas kepada daerah untuk merancang dan menentukan sendiri jenis pelayanan yang paling
mendesak bagi masyarakat. Pemerintah daerah sebagai motivator dan fasilitator
pembangunan di daerah bertugas sebagai provider layanan public Keterlibatan masyarakat
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pelayanan publik, pemerintah akan
mendapatkan beberapa keuntungan;
1. Pemerintah daerah akan mengetahui kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan
masyarakat secara tepat.
2. Terjadi saling percaya antara pemerintah dan masyarakat, sehingga terbina
hubungan yang harmonis.
3. Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat dalam implementasi program
pembangunan, sehingga lebih mudah mewujudkan good governance di daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyoso, S. 2002. Pembaharuan Birokrasi dan Kebijaksanaan Publik. Jakarta: Peradaban.

Jabbra, J.G dan Dwivedi, O.P. 1989. Public Service Accountability. Conneticut: Kumarian Press,
Inc.

Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan, Bandung : Refika Aditama.

Monoarfa, Heryanto. 2012. Efektivitas dan Efisiensi Penyelenggaraan Pelayanan Publik: Suatu
Tinjauan Kinerja Lembaga Pemerintahan, Jurnal Ilmu Pelangi, Volume 5 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai