Anda di halaman 1dari 10

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

INOVASI PELAYANAN PUBLIK


(Studi Deskriptif tentang Inovasi Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) di Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan)

Achmad Dwiky Kurniawan


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

ABSTRACT

The trade business license (SIUP) service is needed for matters relating to public middle-class down legality to get
in their business, this is a trade business license ( SIUP ) and micro small and medium enterprises ( UMKM ) a footstool
lives they could have legality legal and could be used as an access to capital loan from the bank.The aim is to a thesis about
innovations based on the proactive service tipologi innovation, levels of innovation, the innovations.And also to be aware of
quality service from the proactive service. To know how proactive service can improve the service quality service is used for
the quality improvement of the five zeithamal, parasuraman and berries, are tangibles, realibility, responsivenes, assurance
and emphaty. In this thesis we can conclude that innovation service conducted by board of investment and licensing
kabupaten lamongan only does the manner or a method for the delivery of services course .And also it can be seen that the
quality of service pro-active is strong .Suggestions can be given in the provision of the service pro-active in bpmp
kabupaten lamongan is an improvement fsilitas hours and pro-active .

Keyword : Service, Quality Service, Public Servic, Innovation, Pro-Active Service (Pelayanan Jemput Bola)

Pendahuluan sebagai pengguna layanan. Ada juga penyimpangan


Pelayanan publik pada hakikatnya merupakan dalam ketidakpastian waktu pelayan,ketidak kepastian
pemenuhan hak-hak kebutuhan dasar dari negara kepada biaya. Disamping itu juga masyarakat belum bisa
masyarakatnya. Salah satu kebutuhan mendasar dari memberikan saran dan kritikan atas pelayanan yang telah
masyarakat adalah kesehatan. Dalam pelayanan publik, diterimanya. Pungutan liar, pengabaian hak dan martabat
pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan warga pengguna layanan juga mengindikasikan
publik yang baik bagi masyarakat. Tuntutan masyarakat penyimpangan pelayanan publik.
untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas, Selama ini pelayanan yang diberikan lebih
prosedur jelas, waktu ringkas, dan biaya pantas terus didasarkan pada peraturan yang sangat kaku dan tidak
meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan itu terus fleksibel, sehingga aparatur terbelenggu untuk
berkembang sesuai dengan kesadaran bahwa warga melakukan daya inovasi dan kreasi dalam memberikan
negara berhak untuk mendapatkan pelayanan, dan pelayanan publik ke pada masyarakat. Dari survey yang
pemerintah berkewajiban untuk melayani. Ketika krisis dilakukan oleh center for population policy studies,
ekonomi melanda Indonesia, pelayanan publik tidak Universitas Gadjah Mada (UGM) terhadapa pelayanan
terhindarkan dari masalah tersebut. publik, bahwa aparatur di dalam memberikan pelayanan
Pada awalnya penyelenggaraan pelayanan cenderung terjebak pada petunjuk pelaksanaan (juklak),
bersifat sentralistik dan satu arah. Dimana pemerintah gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1
sebagai penyedia layanan publik memberikan layanan berikut.
berdasarkan kebijakan yang telah dibuat. Dan rakyat
sebagai pengguna layanan hanya sebagai penggna Tabel 1
layanan tersebut. Kebanyakan yang dipahami oleh Acuan Peayanan Publik
masyarakat adalah pemerintah itu merupakan sebuah Acuan yang digunakan %
institusi yang angkuh dan tak tersentuh oleh kritik dari Peraturan (Juklak) 80%
luar. Pada kenyataanya kegiatan pelayan publik yang Kepuasan Masyarakat 16%
sentralistik tersebut bisa menimbulkan penyimpangan- Inisiatif sendiri 3%
penyimpangan dalam penyelenggaraanya. Dimulai dari Visi dan misi 1%
pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Hal tersebut bisa saja terjadi dikarenakan pada saat itu Sumber : Center For Population Policy Studies, UGM,
pelayanan publik hanya dibuat oleh para pembuat 2001
kebijakan, tanpa melibatkan masyarakat di dalamnya

167
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

Dari tabel I.1 diatas dapat dilihat bahwa 80% sejumlah ciri-ciri dan sekaligus prinsip utama
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada untukmewujudkan good governance, yaitu meliputi :
masyarakat selalu mengacu kepada peraturan (juklak), 1. Participation, keterlibatan masyarakat dalam
hal ini yang membuat aparat menjadi kurang fleksibel pembuatan kebijakan
dan tidak mempunyai inovasi dalam menghadapi 2. Rule of law, Kerangka hukum yang adil dan
permasalahan yang berkaitan dengan pemberian dilaksanakan tanpa pandang bulu.
pelayanan publik. Sedangkan hanya 16% yang mengacu 3. Transparancy, Adanya keterbukaan yang dibagun
pada kepuasan masyarakat, dan hanya 3% yang mengacu diatas dasar kebebasan memperoleh informasi.
pada inisiatif sendiri, sisanya 1% mengacu pada visi dan 4. Responsivenness, lembaga-lembagapublik harus
misi organisasi. cepat dan tanggapdalam melayani stakeholder.
Menurut survei yang dilakukan oleh komite 5. Consensus Orientation, berorientasi pada
pemantauan pelaksanaan otonomi daerah, apabila kepentingan masyarkat yang luas.
ditinjau dari instansi yang secara khusus melaksanakan 6. Equity, setiap masyrakat memiliki kesempatan yang
perizinan dasar (SIUP, TDP, HO), sudah cukup banyak sama.
daerah yang melakukan pelayanan perizinan terpadu 7. Efficiency and Effectiveness, pengelolaan publik
dalam satu institusi tertentu. Mayoritas daerah (38,8% dilakukan secara daya guna dan hasil guna
sampai dengan 45,9%) berada pada satu instansi 8. Accountability, pertanggungjawaban kepada publik
setingkat kantor yang dikepalai oleh kepala kantor atas setiap aktivitas yang dilakukan.
setingkat eselon IIIA. Sebagian lainnya PTSP berupa 9. Strategic vision, penyelenggaraan pemerintah harus
badan (23,5% hingga 28,8%) yang dikepalai setingkat harus mempunyai visi misi ke depan.
Eselon IIIB. Dan hanya sedikit daerah yang instansi Seiring dengan digulirkannya otonomi daerah
pelayanan perizinan setingkat dinas (2,8% hingga 5%). beberapa tahun silam, perubahan sistem pemerintahan ini
Yang perlu diperhatikan secara khusus adalah ternyata juga bersanding dengan tuntutan perubahan kualitas
masih banyak daerah-daerah yang belum menerapkan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat. Secara
PTSP, dimana pelayanan perizinan masih ditangani oleh historis, otonomi daerah adalah suatu hal yang telah lama
dinas-dinas teknis terkait (22,4% hingga 32,7%). direkomendasikan oleh para akademisi dalam forum-
Dengan masih adanya perizinan yang belum forum ilmiah dan didambakan oleh para praktisi dan
satu atap dan masih dilakukan oleh dinas-dinas teknis birokrat di daerah. Otonomi daerah yang telah lama yang
terkait maka pelayanan perizinan yang diberikan tidak telah lama ditunggu-tunggu ini, akhirnya terwujud juga
akan efisien. Dikarenakan dalam mengurus perizinan, dengan dikeluarkannya Undang-undang No 22 Tahun
masyarakat akan melewati beberapa prosedur dari 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang
instansi-instansi yang terkait. Dan tentunya akan No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
menambah lamanya waktu pengurusan perizinan, Daerah. Akan tetapi setelah hampir dua tahun
ataupun biaya dari pengurusan perizinan tersebut. pelaksanaan otonomi daerah, masyarakat banyak yang
Dari survey yang dilakukan oleh komite kecewa karena ternyata otonomi daerah belum dapat
pemantau pelaksanaan otonomi daerah, masih ditemukan memperbaiki kinerja pemerintah daerah, khususnya
permasalahan klasik dalam pelayanan perizinan yaitu dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Bahkan
terkait dengan waktu maupun biaya untuk mendapatkan akhirnya kedua Undang-undang otonomi daerah tersebut
perizinan dasar, ditemukan ada lebih dari 20% pelaku direvisi dengan disahkannya Undang-undang Nomor 32
usaha menyatakan bahwa waktu dan biaya lebih besar Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004.
dibandingkan dengaan yang dijanjikan oleh instansi yang Menurut Wawan Sobari (2004:3) Ukuran paling
terkait. Hanya sekitar 2% pelaku usaha yang menyatakan nyata dari otonomi daerah dalam kerangka kemajuan
waktu untuk mendapatkan perizinan dasar lebih cepat berkebebasan dan kebebasan berkemajuan adalah
dari peraturan resmi atau yang dijanjikan oleh instansi inovasi. Meski diselenggarakan secara serentak, otonomi
terkait. daerah tidak beroperasi dalam kondisi awal,beban
Titik balik dari pelayanan publik yang baik di penyelenggaraan dan kemampuan memproduksi hasil
Indonesia adalah adanya gaung tentang good govenance. yang sama bagi pemerintah daerahnya. Inovasi di sektor
Dalam good governance pada dasarnya berkaitan dengan publik pernah dan sedang dijalankan oleh beberapa
upaya perbaikan kinerja sektor publik yang dilakukan daerah untuk menyelesaikan berbagai persoalan
melalui pengembangan dan penguatan hubungan yang pelayanan dan pembangunan. Propinsi Jawa Timur
harmonis antara kekuatan negara (state), swasta, dan pernah menjalankan Gerakan Kembali ke Desa (GKD)
masyarakat sipil yang didukung adanya penataan kembali dengan berupaya mencapai satu desa satu produk
keseimbangan kekuasaan dan peran ketiga kekuatan unggulan. Sragen berkembang dengan electronic
sentral dalam pendayagunaan aneka sumberdaya government. Solok berupaya melibatkan masyarakat
ekonomi dan sosial bagi pembangunan. UNDP (Dalam dengan mengembangkan citizen charter. Jembrana
Mindarty 2005:202) , selanjutnya memformulasikan
168
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

berhasil mengembangkan kebijakan pendidikan dan  SIUP Besar 2 2


kesehatan gratis bagi masyarakat. Total Jumlah 878 1270
Di Indonesia sebenarnya pemerintah tidak
Sumber : Diolah dari BPMP Kabupaten Lamongan
tinggal diam dalam upaya peningkatan pelayanan publik,
salah satu pelayanan kepada masyarakat yang
Di Kabupaten Lamongan, Badan Perizinan dan
mendapatkan perhatian serius dari pemerintah adalah
Penanaman Modal telah melakukan inovasi dalam
pelayanan perizinan. Sebab dengan kualitas perizinan
memberikan pelayanan publik. Adapun inovasi dalam
yang bagus dari suatu pemerintahan, terutama perizinan
pelayanan perizinan yang dilakukan oleh Badan
yang berkaitan langsung dengan usaha, penanaman
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan
modal ataupun investasi. Oleh karena itu terbitlah SK
adalah sebagai berikut :
MENPAN no.10/2005 mengkategorikan 10 prioritas
1. Layanan Perizinan Jemput Bola (di tempat strategis)
pelayanan publik. Dan pelayanan SIUP termasuk dalam
Merupakan layanan perizinan yang dilakukan di luar
10 prioritas tersebut.
kantor. Dimana Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan SIUP sangat perlu diperhatikan
Perizinan mencari tempat strategis di tiap wilayah
karena berkaitan dengan masyarakat kelas menengah ke
Kabupaten Lamongan unutk membuka layanan
bawah untuk mendapatkan legalitas dalam usahanya,
perizinan di tempat. Diharapkan nantinya warga
yaitu dengan pengurusan surat izin usaha perdagangan
yang mengurus perizinan tidak harus datang jauh-
(SIUP) sehingga usaha mikro, kecil dan menengah
jauh ke kantor Badan Penanaman Modal dan
(UMKM) yang menjadi tumpuan hidup mereka dapat
Perizinan.
memiliki legalitas hukum serta dapat digunakan sebagai
2. Perpanjangan SIUP dan TDP bisa lewat telpon
akses pinjaman modal dari perbankan.
Merupakan inovasi layanan perizinan untuk
Sebelum adanya inovasi dilakukan oleh Badan
mempersingkat waktu dan akomodasi yang
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan,
ditujukan bagi masyarakat yang imgin
pengurusan perizinan sangatlah memberatkan dan
memperpanjang masa berlaku SIUP dan TDP.
menyusahkan masyarakat. Dikarenakan masyarakat yang
3. Fasilitas strategi pembebasan lahan bagi investor
ada di pelosok daerah, harus datang jauh-jauh ke pusat
4. Perizinan Pararel
kabupaten hanya untuk mengurus perizinan seperti SIUP.
5. SMS Gate way untuk pemberitahuan masa berlaku
Jarak tersebutlah salah satu penyebab enggannya pelaku
izin habis dan untuk pengaduan.
usaha kecil menengah untuk mensapatkan legalitas dari
Dengan adanya Inovasi pelayanan perizinan di
usahanya tersebut. Hal tersebut terbukti dari jumlah
Lamongan membawa hasil yang cukup membanggakan,
pemohon perizinan SIUP pada tahun 2007 .Dimana pada
dan mendudukkan sebagai kabupaten terbaik di Jawa
tahun 2007 jumlah pemohon SIUP berjumlah 733.
Timur dibidang pelayanan. Predikat ditetapkan Gubernur
Selama tahu 2013 sampai 2014 jumlah
Jawa Timur dengan Investment Award tahun 2012
pengurusan izin SIUP baru di Lamongan mengalami
dengan predikat Terbaik I Pelaksanaan Pelayanan
peningkatan. Dimana pengurusan SIUP yang terdiri dari
Penanaman Modal Bidang Pelayanan Perizinan.
SIUP kecil, menengah, dan besar pada tahun 2013
Penghargaan itu diterima Bupati Fadeli dari Gubernur
berjumlah 628 SIUP baru dikeluarkan. Dan pada tahun
Jatim Soekarwo di Gedung Negara Grahadi Surabaya,
2014 jumlah SIUP baru yang dikeluarkan oleh Badan
Selasa (1501/2013). Hal tersebut menandakan bahwa
Penanaman Modal Dan Perizinan Kabupaten Lamongan
Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Kabupaten
sejumlah 631. Demikaian halnya dengan perpanjangan
Lamongan mampu secara konstan untuk
SIUP juga mengalami peningkatan jumlah. Pada tahun
mempertahankan predikatnya sebagai salah satu instansi
2013 jumlah perpanjangan SIUP adalah 251. Sedangkan
yang terbaik dalam memberikan pelayanan publik. Dan
pada tahun 2014 jumlah perpanjangan SIUP adalah 639.
dapat dikatakan ada peningkatan prestasi dimana pada
Untuk lengkapnya bisa dilihat dalam tabel 2 dibawah
tahun 2009 berada pada urutan 9 terbaik dalam bidang
pemberi pelayanan perizinan, dan pada tahun 2012
Tabel 2
menjadi yang terbaik dan mendapatkan penghargaan.
Jumlah pengurusan SIUP tahun 2013-2014
Penelitian mengenai inovasi dalam sektor publik
Jenis izin 2013 2014
telah banyak dilakukan dalam studi-studi terdahulu. Studi
SIUP Baru
terdahulu yang dapat ditemukan antara lain, studi yang
 SIUP Kecil 601 618 dilakukan oleh Enny Mayasari tahun 2009, Fokus
 SIUP Menengah 26 13 penelitian dari studi ini yaitu untuk mengetahui tingkat
 SIUP Besar 1 0 iinovasi penerapan SIM keliling di kantor Pelayanan
Perpanjangan SIUP Surat Izin Mengemudi dalam penigkatan kualitas
 SIUP Kecil 225 558 pelayanan Surat Izin Mengemudi Satlantas Polwiltabes
 SIUP Menengah 24 79 Surabaya. Dapat disimpulkan bahwa strategi inovasi SIM

169
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

keliling tersebut telah membuat peningkatan yang efisiensi, efektivitas, atau kualitas hasil. Inovasi yang
signifikan dalam proses perpanjanganan SIM berhasil merupakan kreasi dan implementasi dari
dibandingkan dengan yang menggunakan sistem proses, produk layanan dan metode pelayanaan baru
konvensional. Yang membedakan penelitian kali ini
yang merupakan hasil pengembangan nyata dalam
adalah :
1. Lokus penelitian pada penelitian sebelumnya hal efisiensi, efektivitas atau kualitas hasil. Inovasi
dilakukan di kantor Pelayanan SIM Satlantas produk atau layanan berasal dari perubahan bentuk
Polwiltabes Surabaya sedangkan penelitian kali ini dan desain produk atau layanan sementara inovasi
dilakukan di Badan Penanaman Modal dan Perizinan proses berasal dari gerakan pembaruan kualitas yang
Kabupaten Lamongan. berkelanjutan dan mengacu pada kombinasi
2. Pada penelitian sebelumnya, peneliti perubahan organisasi, prosedur, dan kebijakan yang
menggambarkan dan memandang SIM keliling
dibutuhkan untuk berinovasi. Inovasi dalam metode
merupakan suatu inovasi yang dikeluarkan oleh
POLRI dalam menciptakan peningkatan kualitas pelayanan adalah perubahan baru dalam hal
kepuasan pelanggan di Kantor Pelayanan SIM berinteraksi dengan pelanggan atau cara baru dalam
Polwiltabes Surabaya. Sedangkan peneliti kali ini memberikan pelayanan. Inovasi dalam strategi atau
lebih memandang inovasi yang dilakukan Badan kebijakan mengacu pada visi, misi, tujuan dan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten strategi baru beserta alasannya yang berangkat dari
Lamongan demi terdapatnya pelayanan SIUP yang realitas yang ada. Jenis lain yang kini juga
baik.
berkembang adalah inovasi dalam interaksi sistem
Kualitas Pelayanan Publik yang mencakup cara baru atau yang diperbarui
Menurut Zeithamal, Parasuraman dan Berry dalam berinteraksi dengan aktor-aktor lain atau
dimensi kualitas pelayanan publik meliputi : dengan kata lain adanya perubahan dalam tata kelola
1. tangible (bukti fisik); yakni fasilitas fisik, peralatan, pemerintahan (changes in governance).
pegawai, dan fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh b. Level Inovasi
providers.
Aspek penting lain dalam kajian inovasi adalah
2. reliability (reliabilitas); kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan akurat. berkenaan dengan level inovasi yang mencerminkan
3. responsiveness (daya tanggap); kerelaan untuk variasi besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
menolong customer dan menyelenggarakan pelayanan inovasi yang berlangsung. Kategori level inovasi ini
secara ikhlas. dijelaskan oleh Mulgan dan Albury (dalam Khairul
4. Assurance (jaminan); pengetahuan dan kesopanan Muluk 2008:46) berentang mulai dari incremental,
para pekerja dan kemampuan mereka dalam radikal, sampai transformatif.
memberikan kepercayaan kepada customers.
1. inovasi inkremental berarti inovasi yang terjadi
5. Emphaty (empati); kemampuan memberikan
perhatian kepada customers secara individual. membawa perubahan-perubahan kecil terhadap
Inovasi proses atau layanan yang ada. Umumnya
Dalam kamus Oxford dijelaskan bahwa innovate sebagian besar inovasi berada dalam level ini
berarti make change, introduce new things atau dengan dan jarang sekali membawa perubahan terhadap
kata lain bring changes. Dengan demikian inovasi struktur organisasi dan hubungan
merupakan merubah suatu hal sehingga menjadi sesuatu keorganisasian. Walaupun demikian inovasi
yang baru. Oleh karena itu sebagian besar definisi dari
incremental memainkan peran penting dalam
inovasi meliputi pengembangan dan implementasi
sesuatu yang baru (dalam de Jong & den Hartog, 2003) pembaruan sektor publik karena dapat
sedangkan istilah baru dijelaskan Adair (1996) bukan melakukan perubahan kecil yang dapat
berarti original tetapi lebih ke newness(kebaruan). diterapkan secara terus-menerus, dan
Kemudian Schumpter memperjelas arti keberuan mendukung rajutan pelayanan yang responsive
tersebut, bahwa inovasi adalah mengkreasikan dan terhadap kebutuhan local dan perorangan, serta
mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi.
mendukung nilai tambah uang (value for
a. Tipologi Inovasi
money).
Menurut Mulgan dan Albury (dalam Khairul Muluk
2. inovasi radikal merupakan perubahan mendasar
2008:45), keberhasilan inovasi merupakan kreasi dan
dalam pelayanan publik atau pengenalan cara-
implementasi dari proses, produk pelayanan dan
cara yang sama sekali baru dalam proses
metode pelayanan baru yang merupakan hasil dari
170
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

keorganisasian dan pelayanan. Inovasi jenis ini Hasil dan Pembahasan


jarang sekali dilakukan karena membutuhkan a. Inovasi Berdasarkan Tipologi Inovasi
dukungan politik yang sangat besar karena Tipologi inovasi terdiri dari inovasi produk
layanan, inovasi proses pelayanan, inovasi metode
umumnya memiliki resiko yang lebih besar
pelayanan, inovasi kebijakan dan inovasi sistem. Di
pula. Inovasi radikal diperlukan untuk dalam penelitian ini yang dimaksud dengan inovasi
membawa perbaikan yang nyata dalam kinerja adalah pelayanan jemput bola.
pelayanan publik dan memenuhi harapan Di dalam penelitian ini, pelayanan jemput bola
pengguna layanan yang lama terabaikan. tergolong di dalam tipologi inovasi metode
3. inovasi transformatif atau sistemis membawa pelayanan. Karena di dalam pelayanan jemput bola
perubahan dalam struktur angkatan kerja dan ini hanya metode pelayanannya saja yang mengalami
perubahan, para pemohon SIUP tidak perlu datang
keorganisasian dengan menstranformasi semua
ke kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan
sector dan secara dramatis mengubah Kabupaten Lamongan. Selain itu juga dalam proses
keorganisasian. Inovasi jenis ini membutuhkan pelayanannya dalam pelayanan jemput bola tidaklagi
waktu yang lebih lama untuk memperoleh hasil menggunakan bagian front office, bagian back
yang diinginkan dan membutuhkan perubahan office, semuanya langsung diselesaikan dalam satu
mendasar dalam susunan sosial, budaya dan meja pelayanan.
organisasi. Perbedaan pelayanan secara konvensional
dengan pelayanan jemput bola adalah terdapat pada
c. Kategori Inovasi metode pelayanannya. Dimana jika dilihat dari
Menurut Christensen dan Laergreid (dalam Khairul prosedur pelayanan, alur pelayanan jemput bola
Muluk 2008:48), apabila inovasi dilihat dari segi tidak lagi harus melewati front office maupun back
proses, inovasi juga dapat dibedakan dalam dua office, tetapi langsung diproses dalam satu bagian
kategori yaitu: perizinan. Dan juga pelayanan jemput bola juga
1. Sustaining innovation (inovasi terusan) lebih memudahkan masyarakat agar tidak usah jauh
jauh ke kantor Badan Penanaman Modal dan
merupakan proses inovasi yang membawa
Perizinan Kabupaten Lamongan.
perubahan baru namun dengan tetap Berdasarkan pendapat diatas, dapat diartikan
mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan bahwa dalam pelayanan jemput bola tidak mengenal
sistem yang sedang berjalan atau produk yang adanya front office maupun back office, semuanya
sudah ada. langsung diprose. Dan juga dengan hadirnya
2. Discontinues innovation (inovasi terputus) pimpinan Badan Penanaman Modal dan Perizinan
merupakan proses inovasi yang membawa Kabupaten Lamongan di lapangan, membuta
penerbitan SIUP bisa langsung dilaksanakan.
perubahan yang sama sekali baru dan tidak lagi
b. Inovasi Berdasarkan Level Inovasi
berdasar pada kondisi yang sudah ada Aspek penting lain dalam kajian inovasi adalah
sebelumnya. berkenaan dengan level inovasi yang mencerminkan
variasi besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
Metode Penelitian inovasi yang berlangsung. Kategori level inovasi ini
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dijelaskan oleh mulgan dan albury (dalam Khairul
kualitatif. Adapun lokasi penelitian ini yaitu Badan Muluk 2008:46) berentang mulai dari incremental,
radikal, sampai transformatif.
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan.
Level inovasi pada pelayanan jemput bola yang
Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan
sampling. Sementara teknik pengumpulan data yang Perizinan Kabupaten Lamongan cenderung
dilakukan terdiri atas wawancara mendalam dengan mengalami sedikit perubahan dari pelayanan
format pertanyaan terbuka, obeservasi langsung dan lonvensional yang diberikan. Dimana peruahan yang
pemanfaatan dokumen tertulis. Teknik analisis data yang terjadi hanya sebatas prosedur pelayanan, dan waktu
pelayanan saja, tanpa mengali perubahan yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi reduksi data,
sampai merubah struktur organisasi.
penyajian data dan menarik kesimpulan. Sementara inovasi yang diberikan tidak memberikan
teknik pemeriksanaan dan keabsahan data yang perubahan yang besar kepada struktur organisasi,
digunakan adalah triangulasi. dan hanya perubahan kecil terhadap prosedur
pelayananya. Walapun perubahan yang terjadi kecil,
pelayanan jemput bola tersebut dapat dilakukan
171
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

secara terus menerus, dikarenakan akan memberikan sasaran yaitu pemohon SIUP. Selain itu juga
banyak manfaat kepada masyarakat. Inovasi membandingkan hasil wawancara di lapangan dengan isi
pelayanan jemput bola yang dilakukan tidak sampai suatu dokumen yang terkait.
merubah struktur organisasi dn perubahan yang a. Bukti Langsung (tangibles)
terjadi hanyalah perubahan-perubahan kecil yaitu Tangibles adalah kualitas pelayanan berupa
prosedur pelayanannya dan lokasi pelayanan yang sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi,
tidak hanya di lakukan di kantor Badan Penanaman ruang tunggu dan tempat informasi. 1 Dalam
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan. penelitian ini yang lebih difokuskan adalah fasilitas
Disamping itu menurut pendapat dari aparatur Badan fisik
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Pelayanan jemput bola sudah menggunakan
Lamongan, inovasi pelayanan Jemput bola akan peralatan peralatan teknologi informasi dan
terus dijalankan selama memberikan kemudahana komunikasi terkini, seperti komputer, alat pencetak
pelayanan bagi masyarakat. atau priter ataupun sudah terhubung dengan jaringan
c. Inovasi Berdasarkan Kategori Inovasi internet. Pada dasarnyasarana prasarana seperti
Kategori inovasi pelayanan jemput bola yang mesin yang digunakan merupakan alat bantu untuk
dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Peranan
Perizinan kabupaten Lamongan cenderung mengarah teknologi yang berbasis informasi dan komunikas
kepada Sustaining innovation (inovasi terusan). Hal sangat diperlukan dalam menyediakan produk yang
tersbut dikarenakan dengan melalui pelayanan berupa barang dan jasa.
jemput bola. Perubahan yang terjadi hanya pada Dalam menajalankan peralatan yang
medianya saja. Pelayanan yang secara konvensional menggunakan aliran listrik tersebut, masih
di kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan memanfaatkan aliran listrik dari sumber listrik yang
Kabupaten Lamongan masih tetap berjalan. Dan juga dekat dengan lokasi pelayanan jemput bola, seperti
mengenai persyaratannyapun masih sama dengan balai desa dan rumah warga. Dan mengenai fasilitas
pelayanan secara konvensional di kantor Badan untuk menunggu proses pelayanan perizinan sudah
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten disediakan tempat duduk.
Lamongan b. Kehandalan (Reliability)
Inovasi pelayanan jemput bola yang dilakukan Reliability adalah kemampuan dan kehandalan
yang mengalami prubahan hanya medianya saja. menyediakan pelayanan yang terpecaya.
Dimana pelayanan SIUP secara konvensional dengan Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
datang langsung ke kantor masih dilakukan. dengan segera dan memuaskan. Kemampuan ini
Persyaratan pengurusan SIUP dari pelayanan jemput berkenaan dengan pemberian prosedur pelayanan
bola juga sama dengan persyaratan mengurus SIUP yang mampu dijangkau oleh masyarakat. Prosedur
di kantor. Perubahan juga terjadi pada prosedurnya pelayanan merupakan syarat yang diberikan oleh
dimana di lapangan sudah tidak menggunakan froon penyedia jasa pelayanan untuk mengakses jasa yang
office maupun back office, semuanya langsung diberikan oleh penyedia jasa pelayanan.
diselesaikan dalam satu meja. Kehandalan yang dimiliki oleh Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
Penerapan Pelayanan Jemput Bola Dalam Lamongan berkaitan dengan pemberian prosedur
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Badan pelayanan kepada masyarakat. Prosedur pelayanan
Penannaman Modal dan Perizinan Kabupaten ini juga mencerminkan bagaimana pelayanan yang
Lamongan diberikan oleh Badan Penanaman Modal dan
Dalam bagian ini peneliti menggunakan teknik Perizinan berlaku efektif dan memuaskan
penentuan informan dilakukan dengan cara purposive masyarakat.
sampling, dimana informan yang dipilih merupakan Menurut C.L. Littlefield dan kawan-kawan
pihak yang dianggap paling mengetahui dan memahami (dalam Moenir 2006:20), yang garis besarnya bahwa
tentang permasalahan yakni pemberi layanan dan standar waktu dapat ditetapkan pada waktu
dilanjutkan wawancara ke pengguna layanan yang dilakukannya kerja, karena memang dalam
dilakukan dengan cara purposive sampling dengan cara pengukuran kerja termasuk pengukuran waktu yang
memilih orang yang dianggap mengetahui permasalahan diperlukan untuk penyelesaian tahap pekerjaan. Jadi
dan telah menggunakan pelayanan jemput bola. Oleh standar waktu suatu proses banyak manfaatnya
karena itu, peneliti melakukan perbandingan sebagai dalam pekerjaan apapun tak terkecuali pada
cross-check dengan membandingkan data hasil dari pekerjaan yang bersifat pelayanan. Dengan standar
pengamatan dengan data hasil wawancara,
membandingkan keadaan perspektif dari pihak-pihak 1
Napitupulu, Paimin. 2007, Pelayanan Publik dan Customer
yang terkait dengan pendapat dan pandangan kelmpok Satisfaction, PT. Alumni, Bandung. hal : 172
172
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

waktu manajemen dapat merencanakan lebih lanjut minggu sebelum adanya pelayanan jemput bola
tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan dirasa berjalan dengan baik.
dan juga dapat melakukan pengawasan yang efektif d. Assurance (Jaminan)
dari segi waktu. Assurance adalah kemampuan dan keramahan
Prosedur pelayanan terkait dengan batasan serta sopan santun aparat dalam meyakinkan
waktu penyelesaian Surat Ijin Usaha Perdagangan kepercayaan konsumen. Kepastian atau jaminan
(SIUP) dan juga dari segi biaya yang telah yang dimaksud adalah pengetahuan dan prilaku
ditetapkan sebelumnya. Untuk batasan waktu (kesopanan) aktor pelayanan administrasi dan
pengurusan SIUP adalah satu hari langsung selesai, kemampuan memberikan kepercayaan kepada
sama dengan pelayanan konvensional di kantor pengguna layanan.
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
Lamongan. Untuk biaya yang ditetapkan adalah pelayanan jemput bola harus sesuai dengan situasi
gratis atau tidak adanya biaya. dan kondisi yang berkembang. Mereka tidak hanya
Pelayanan jemput bola telah sesuai prosedur harus mengetahui prosedur pelayanan tetapi juga
yang ada dimana pengurusan Sirat Izin Usaha harus menguasai alat-alat yang digunakan dalam
Perdagangan (SIUP) selesai dalam waktu sehari dan memberikan pelayanan terhadap pemohon SIUP, hal
tanpa dipungut biaya atau gratis. Standar waktu dan ini menjadi tolak ukur penting dalam memberikan
biaya yang gratis tersebut dirasa pemohon SIUP kepastian pelayanan kepada pemohon SIUP.
sudah sesuai dengan informasi yang mereka Kemampuan petugas dalam melaukakn proses
dapatkan sebelumnya. pelayanan terutama dalam hal pengoprasian
c. Daya Tanggap (Responsiveness) peralatan cukup mahir.
Responsiveness yaitu kesanggupan membantu Petugas sudah cukup handal dalam
dan menyediakan pelayanan secara cepat, tepat serta mengoperasikan komputer, kemudahan tersebut
tenggap terhadap keinginan konsumen. Levine didukung oleh software yang sederhana namun
menyatakan bahwa responsivenness adalah daya cukup akurat dalam menganalisis data dari pemohon
tanggap penyedia layanan terhadap harapan, SIUP. Dan juga petugas operator cukup handal
keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna dalam menghadapi masalah yang ada.
layanan. Mengenai jaminan pelayanan yang diberikan
Responsivitas aparatur di Badan Penanaman oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan dalam Kabupaten Lamongan memang sangat dirasakan
pelayanan jemput bola yang berkenaan dengan oleh pemohon SIUP. Mereka sebagian besar
pemahaman petugas dalam memberikan pelayanan mengapresiasikan jaminan ini secara positif.
kepada masyarakat, Pemahaman petugas ini Pelayanan jemput bola yang diberikan sudah sesuai
berkaitan dengan prosedur yang ditetapkan oleh dengan prosedur yang ada. Dimana biaya dan waktu
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten yang dijanjikan sudah sesuai dengan apa yang
Lamongan bagi pemohon SIUP. diberikan oleh operator pelayanan jemput bola.
Responsivitas aparatur di Badan Penanaman e. Emphaty
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan ini Emphaty yaitu sikap tegas tetapi penuh
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat perhatian dari aparat terhadap konsumen. Dimana
ditandai dengan adanya informasi yang dalam topik pembahasan Emphaty ini dapat meliputi
diebarluaskan kepada masyarakat mengenai kemudahan dalam melakukan hubungan oleh para
persyaratan pengurusan SIUP sebelum diadakannya pemohon SIUP, komunikasi yang baik antara
pelayanan jemput bola tersebut. petugas pelayanan jemput bola dengan pemohon
Dalam menjelaskan dan mensosialisasikan SIUP, dan seberapa besar kemampuan petugas dalam
prosedur pelayanan kepada masyarakat sudah dirasa memahami kebutuhan para pemohon SIUP. Pada
baik. Dimana sudah ada koordinasi dengan pihak intinya adalah bagaimana petugas pelayanan jemput
pemerintah desa maupun kecamatan untuk bola ini dapat merasakan kebutuhan pemohon SIUP
mensosialisasikan kepada masyarakatnya. akan pelayanan yang cepat, mudah dan murah.
Responsivitas aparatur yang ditandai dengan Dalam menumbuhkan sikap Emphaty ini, berbagai
adanya sosialisasi sebelum diadakan pelayanan upaya dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan
jemput bola, menurut bebrapa pemohon SIUP Perizinan Kabupaten Lamongan.
merupakan hal yang baik. Dan juga responsivitas Petugas dalam hal memberikan pelayanan sudah
aparatur dalam menjelaskan prosedur pelayanan menerapkan ramah dan selalu senyum agar bisa
kepada masyarakat sudah dirasa baik. Dimana ada medekatkan diri kepada pengguna layanan. Dari
petugas yang siap menjelaskan kepada masyarakat kutipan wawancara diatas maka dapat disimpulkan
dan adanya petugas yang mensosialisasikannya satu bahwa keramahan petugas pelayanan jemput bola
173
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

yang secara langsung berhubungan dengan pemohon Kesimpulan


SIUP menjadi satu tuntutan dari masyarakat. Agar 1. Inovasi Pelayanan Jemput Bola di Badan
dalam proses pelaksanaan berjalan dengan nyaman. Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
Selain perhatian berupa penyambutan yang Lamongan Berdasarkan Tipologi Inovasi, Level
ramah, perhatian yang diberikan petugas kepada Inovasi, dan Kategori Inovasi.
pemohon SIUP juga dengan adanya bantuan ketika a. Tipologi inovasi
ada seorang pengguna laynan yang mengalami Pelayanan Jemput Bola ini termasuk dalam
kesulitan. Terutama saat pengisian formulir, dan tipologi inovasi metode pelayanan. Karena
utuk kelengkapan persyaratan. dalam pelaksanaan Pelayanan Jemput Bola
Bantuan yang diberikan petugas tentu akan hanya metode pelayanannya saja yang
memudahkan pemohon SIM yang kesulitan mengisi mengalami perubahan yaitu pemohon SIUP
formulir. Tentu akan sangat menyenangkan bagi tidak perlu datang lagi ke kantor Badan
pelanggan jika dibantu, dengan begitu pengisian Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
formulir bisa cepat selesai. Lamongan ditambah lagi dalam Pelayanan
Jemput Bola tidak lagi menggunakan front office
Penerapan Inovasi Pelayanan Jemput Bola di Badan maupun back office lagi, melinkan semua
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten diproses dalam satu meja, sehingga proses
Lamongan pelayanan dapat berjalan secara cepat,ringkas
Pelayanan Jemput bola merupakan inovasi yang dan mudah sesuai dengan harapan pemohon
dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan SIUP
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, b. Level Inovasi
khususnya dalam pelayanan SIUP. Sebelum adanya Penerapan Pelayanan Jemput Bola termasuk
pelayanan jemput bola, proses pelayanan SIUP dalam level inkremental. Karena perubahan
dilakukan secara konvensional dengan cara pemohon yang terjadi kecil, perubahannya hanya terjadi
SIUP datang langsung ke kantor Badan Penanaman pada metode, tempat dan waktu penyelesaiannya
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan. saja. Pelayanan Jemput Bola ini walaupun hanya
Pelayanan Jemput Bola dibentuk agar mengalami perubahan yang kecil, tetapi
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, jadi diterapkan secara terus menerus dan
masyarakat yang ingin memperoleh legalitas dari berkelanjutan karena dinilai masyarakat cukup
usahanya tidak perlu lagi datang ke kantor Badan membantu dan memudahkan dalam hal
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan pengurusan SIUP.
untuk mengurusnya. Selain itu juga dengan adanya c. Kategori Inovasi
pelayanan jemput bola juga akan semakin meningkatkan Pelayanan Jemput Bola ini termasuk kedalam
kesadaran masyarakat atau pengusaha akan pentingnya kategori Sustaining Innovation (inovasi terusan)
pengurusan SIUP. Karena selama ini masyarakat yang merupakan program inovasi yang membawa
mempunyai usaha enggan untuk mendaftarkan uijin perubahan baru namun dengan tetap
usahanya, terutama masyarakat yang berada jauh dari mendasarkan diri pada kondisi pelayanan dan
pusat kota Lamongan. sistem yang sedang berjalan atau produk yang
Pelayanan jemput bola ini adalah wujud konkrit sudah ada. Dimana dalam hal ini hanya
dari perbaikan kualitas pelayann publik khususnya di metodenya saja yang berubah, namun
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten pengurusan SIUP yang dilakukan di kantor
Lamongan. Dengan dibuatnya pelayanan yang datang Badan Penanaman Modal dan Perizinan
langsung ke masyarakat, maka akan lebih mendekatkan Kabupaten Lamongan masih ada atau masih
pelayanan SIUP, terutama kepada pemohon SIUP yang tetap berjalan.
jauh dari pusat kota. 2. Penerapan Pelayanan Jemput Bola Dalam
Jadi dari sini peneliti menganggap pelayanan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Badan
jemput bola merupakan salah satu terobosan atau inovasi Penannaman Modal dan Perizinan Kabupaten
dalam bentuk pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan Lamongan
(SIUP), guna untuk meningkatkan kualitas pelayanan Dari analisis dan interpretasi yang telah
publik. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelayanan diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
jemput bola adalah salah satu inovasi yang dibuat untuk kesimpulan bahwa peningkatan kualitas pelayanan
memudahkan masyarakat dalam pengurusan SIUP. dalam pengurusan surat izin usaha perdagangan
Dimana masyarakat yang ingin mengurus SIUP ditidak (SIUP) melalui pelayanan jemput bola telah
perlu repot untuk ke Kantor Badan Penanman Modal dan mengalami peningkatan kualitas pelayanan yang
Perizinan Kabupten Lamongan. baik. Adapun indikator-indikator peningkatan
kualitas pelayanan tersebut adalah sebagai berikut :
174
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

a. Kualitas pelayanan yang dinilai dari indikator Saran


bukti langsung atau bukti secara fisik a) Mengenai sarana dan prasarana yaitu,
(tangibles), termasuk fasilitas, sarana dan dibutuhkannya sumber listrik portable, dengan
prasarana yang digunakan dalam proses demikian dalam oprasional pelayanan jemput bola
pelayanan SIUP melalui pelayanan jemput bola tidak akan bergantung pada listrik dari tempat lain
berada dalam kategori baik. Dimana sehingga akan memiliki sumber listrik yang mandiri
penggunaan komputerisasi oleh petugas operator dan moblitas dari pelayanan jemput bola akan lebih
pelayanan jemput bola telah terlaksana dengan baik.
lancar. Dan juga terkait dengan fasilitas lainnya b) Jadwal dari pelayanan jemput bola harus lebih
juga sudah memadai dan memberikan diperbanyak lagi operasionalnya, dan memiliki
kenyamanan kepada pengguna layanan. jadwal yang teratur. Dengan demikian akan
b. Kualitas pelayanan dinilai dari indikator meningkatkan jumlah dari pemohon SIUP dan akan
kehandalan (reliability), yaitu kemampuan lebih membantu masyarakat.
dalam menyajikan layanan secara akurat dan c) Informasi tentang keberadaan pelayanan jemput
kemampuan untuk dipercaya, terutama bola dirasa kurang. Walaupun upaya sosialisasi
memberikan jasa secara tepat waktu, dengan sudah dilakukan dengan bantuan perangkat desa
cara sama sesuai dengan jadwal yang telah setempat. Informasi mengenai pelayanan jemput
dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan bola seharusnya juga diinformasikan melalui surat
dalam proses pelayanan jemput bola ini kabar, televisi, maupun radio.
dikategorikan sudah baik. Dimana petugas
pelayanan jemput bola dapat memberikan Daftar Pustaka
pelayanan sesuai yang dijanjikan, proses Buku
pengurusan SIUP yang cepat karena kehandalan Bungin, Burhan. 2003, Analisis Data Penelitian
petugas dalam menjalankan tugasnya. Inovasi Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
pelayanan jemput bola meberikan kepatian Ibrahim, Amin. 2008, Teori dan konsep pelayanan publik
waktu lebih baik dibandingkan dengan dan implementasinya, Sumber Resik, Bandung.
pelayanan konvensiona sebelumnya. Kurniawan, Luthfi J dan Mokhammad Najih (ed.). 2008.
c. Kualitas pelayanan dinilai dari indikator daya Paradigma Kebijakan Pelayanan Publik, in-Trans
tanggap (responsiveness) terhadap harapan dan Publishing, Malang.
keinginan dari pengguna layanan jemput bola Mayasari, Enny. 2009, Penerapan Inovasi dalam
dapat dikategorikan cukup baik. Hal ini Meningkatkan Kualitas Pelayanan, Skripsi
dikarenakan petuga operator sudah memberikan Universitas Airlangga, Surabaya.
tanggapan yang baik terhadap pemohon SIUP Mindarty, Lely Indah. 2005, Revolusi Administrasi
dan petugas operator juga cukup membantu Publik : Aneka Pendekatan dan Teori dasar,
dalam menyediakan dan menjelaskan informasi Partner Press, Malang.
kepada pemohon SIUP yang menggunakan Muluk, Khairul M. R. 2008, KNOWLEDGE
pelayanan jemput bola. MANAGEMENT Kunci Sukses Inovasi Pemerintah
d. Kualitas pelayanan dinilai dari indikator Daerah, Bayumedia Publishing, Malang.
jaminan (assurance), dimana pada indikator ini Ratminto & Atik Septi W. 2005, Manajemen Pelayanan:
dapat dikategorikan sangat baik. Karena para Pengembangan Model Konseptual, Penerapan
petugas operator pelayanan jemput bola telah Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan
dapat memberikan kepercayaan terhadap Minimal, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
pemohon SIUP dengan car pemberian pelayanan Sampara Lukman. 2000, Manajemen Kualitas
yang sesuai dengan prosedur, tidak berbelit- Pelayanan, STIA LAN press, Jakarta.
belit, kepastian biaya tidak ada tambahan biaya. Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2006, Reformasi
e. Kualitas pelayanan dinilai dari indikator empati Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, dan
(emphaty), pada indikator yang terakhir ini juga Implementasi, PT Bumi Aksara, Jakarta.
dapat dikategorikan baik. Petugas telah Sobari, Wawan dkk. 2004, Inovasi Sebagai Referensi
melakukan empati kepada pemohon SIUP Tiga Tahun Otonomi Daerah dan Otonomi Award,
dengan cara selalu memberi pelayanan yang Jawapos Institute of Pro-Otonomi, Surabaya.
ramah dan memberikan senyuman kepada Soekarwo, dkk. 2006, Pelayanan Publik dari Dominasi
semua pemohon SIUP, petugas operator ke Partisipasi. Airlangga University Press.
pelayanan jemput bola jugamendekatkan diri Surabaya.
kepada pemohon SIUP dengan selalu siap untuk Wijoyo, Suparto. 2006, Pelayanan Publik dari Dominasi
membantu memenuhi kebutuhan pemohon SIUP kenPartisipsi, Airlangga University Press,
dalam proses pelayanan. Surabaya.
175
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015

Internet
Survei Kabupaten/Kota Di Indonesia Untuk Bidang
Penanaman Modal .2009, Komite Pemantauan
Pelaksanaan Otonomi Daerah Dan Badan
Koordinasi Penanaman Modal.

http://surabaya.tribunnews.com/2013/01/15/pelayanan-
perijinan-lamongan-terbaik-se-jatim
Fadilla H, Avin. “ modul kuliah 7: inovasi dan perilaku
inovatif “. Melalui http://avin.filsafat
.ugm.ac.id/index.php?option=com
contect&task=view&id=24&Itemid=34

Suwarno, Yogi. Inovasi di Sektor Publik. Melaui :


http://www.pkai.org/pdf/Inovasi%20Sektor%20Pu
blik.pdf

176

Anda mungkin juga menyukai