ABSTRACT
The trade business license (SIUP) service is needed for matters relating to public middle-class down legality to get
in their business, this is a trade business license ( SIUP ) and micro small and medium enterprises ( UMKM ) a footstool
lives they could have legality legal and could be used as an access to capital loan from the bank.The aim is to a thesis about
innovations based on the proactive service tipologi innovation, levels of innovation, the innovations.And also to be aware of
quality service from the proactive service. To know how proactive service can improve the service quality service is used for
the quality improvement of the five zeithamal, parasuraman and berries, are tangibles, realibility, responsivenes, assurance
and emphaty. In this thesis we can conclude that innovation service conducted by board of investment and licensing
kabupaten lamongan only does the manner or a method for the delivery of services course .And also it can be seen that the
quality of service pro-active is strong .Suggestions can be given in the provision of the service pro-active in bpmp
kabupaten lamongan is an improvement fsilitas hours and pro-active .
Keyword : Service, Quality Service, Public Servic, Innovation, Pro-Active Service (Pelayanan Jemput Bola)
167
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015
Dari tabel I.1 diatas dapat dilihat bahwa 80% sejumlah ciri-ciri dan sekaligus prinsip utama
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada untukmewujudkan good governance, yaitu meliputi :
masyarakat selalu mengacu kepada peraturan (juklak), 1. Participation, keterlibatan masyarakat dalam
hal ini yang membuat aparat menjadi kurang fleksibel pembuatan kebijakan
dan tidak mempunyai inovasi dalam menghadapi 2. Rule of law, Kerangka hukum yang adil dan
permasalahan yang berkaitan dengan pemberian dilaksanakan tanpa pandang bulu.
pelayanan publik. Sedangkan hanya 16% yang mengacu 3. Transparancy, Adanya keterbukaan yang dibagun
pada kepuasan masyarakat, dan hanya 3% yang mengacu diatas dasar kebebasan memperoleh informasi.
pada inisiatif sendiri, sisanya 1% mengacu pada visi dan 4. Responsivenness, lembaga-lembagapublik harus
misi organisasi. cepat dan tanggapdalam melayani stakeholder.
Menurut survei yang dilakukan oleh komite 5. Consensus Orientation, berorientasi pada
pemantauan pelaksanaan otonomi daerah, apabila kepentingan masyarkat yang luas.
ditinjau dari instansi yang secara khusus melaksanakan 6. Equity, setiap masyrakat memiliki kesempatan yang
perizinan dasar (SIUP, TDP, HO), sudah cukup banyak sama.
daerah yang melakukan pelayanan perizinan terpadu 7. Efficiency and Effectiveness, pengelolaan publik
dalam satu institusi tertentu. Mayoritas daerah (38,8% dilakukan secara daya guna dan hasil guna
sampai dengan 45,9%) berada pada satu instansi 8. Accountability, pertanggungjawaban kepada publik
setingkat kantor yang dikepalai oleh kepala kantor atas setiap aktivitas yang dilakukan.
setingkat eselon IIIA. Sebagian lainnya PTSP berupa 9. Strategic vision, penyelenggaraan pemerintah harus
badan (23,5% hingga 28,8%) yang dikepalai setingkat harus mempunyai visi misi ke depan.
Eselon IIIB. Dan hanya sedikit daerah yang instansi Seiring dengan digulirkannya otonomi daerah
pelayanan perizinan setingkat dinas (2,8% hingga 5%). beberapa tahun silam, perubahan sistem pemerintahan ini
Yang perlu diperhatikan secara khusus adalah ternyata juga bersanding dengan tuntutan perubahan kualitas
masih banyak daerah-daerah yang belum menerapkan pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat. Secara
PTSP, dimana pelayanan perizinan masih ditangani oleh historis, otonomi daerah adalah suatu hal yang telah lama
dinas-dinas teknis terkait (22,4% hingga 32,7%). direkomendasikan oleh para akademisi dalam forum-
Dengan masih adanya perizinan yang belum forum ilmiah dan didambakan oleh para praktisi dan
satu atap dan masih dilakukan oleh dinas-dinas teknis birokrat di daerah. Otonomi daerah yang telah lama yang
terkait maka pelayanan perizinan yang diberikan tidak telah lama ditunggu-tunggu ini, akhirnya terwujud juga
akan efisien. Dikarenakan dalam mengurus perizinan, dengan dikeluarkannya Undang-undang No 22 Tahun
masyarakat akan melewati beberapa prosedur dari 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang
instansi-instansi yang terkait. Dan tentunya akan No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
menambah lamanya waktu pengurusan perizinan, Daerah. Akan tetapi setelah hampir dua tahun
ataupun biaya dari pengurusan perizinan tersebut. pelaksanaan otonomi daerah, masyarakat banyak yang
Dari survey yang dilakukan oleh komite kecewa karena ternyata otonomi daerah belum dapat
pemantau pelaksanaan otonomi daerah, masih ditemukan memperbaiki kinerja pemerintah daerah, khususnya
permasalahan klasik dalam pelayanan perizinan yaitu dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Bahkan
terkait dengan waktu maupun biaya untuk mendapatkan akhirnya kedua Undang-undang otonomi daerah tersebut
perizinan dasar, ditemukan ada lebih dari 20% pelaku direvisi dengan disahkannya Undang-undang Nomor 32
usaha menyatakan bahwa waktu dan biaya lebih besar Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004.
dibandingkan dengaan yang dijanjikan oleh instansi yang Menurut Wawan Sobari (2004:3) Ukuran paling
terkait. Hanya sekitar 2% pelaku usaha yang menyatakan nyata dari otonomi daerah dalam kerangka kemajuan
waktu untuk mendapatkan perizinan dasar lebih cepat berkebebasan dan kebebasan berkemajuan adalah
dari peraturan resmi atau yang dijanjikan oleh instansi inovasi. Meski diselenggarakan secara serentak, otonomi
terkait. daerah tidak beroperasi dalam kondisi awal,beban
Titik balik dari pelayanan publik yang baik di penyelenggaraan dan kemampuan memproduksi hasil
Indonesia adalah adanya gaung tentang good govenance. yang sama bagi pemerintah daerahnya. Inovasi di sektor
Dalam good governance pada dasarnya berkaitan dengan publik pernah dan sedang dijalankan oleh beberapa
upaya perbaikan kinerja sektor publik yang dilakukan daerah untuk menyelesaikan berbagai persoalan
melalui pengembangan dan penguatan hubungan yang pelayanan dan pembangunan. Propinsi Jawa Timur
harmonis antara kekuatan negara (state), swasta, dan pernah menjalankan Gerakan Kembali ke Desa (GKD)
masyarakat sipil yang didukung adanya penataan kembali dengan berupaya mencapai satu desa satu produk
keseimbangan kekuasaan dan peran ketiga kekuatan unggulan. Sragen berkembang dengan electronic
sentral dalam pendayagunaan aneka sumberdaya government. Solok berupaya melibatkan masyarakat
ekonomi dan sosial bagi pembangunan. UNDP (Dalam dengan mengembangkan citizen charter. Jembrana
Mindarty 2005:202) , selanjutnya memformulasikan
168
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015
169
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015
keliling tersebut telah membuat peningkatan yang efisiensi, efektivitas, atau kualitas hasil. Inovasi yang
signifikan dalam proses perpanjanganan SIM berhasil merupakan kreasi dan implementasi dari
dibandingkan dengan yang menggunakan sistem proses, produk layanan dan metode pelayanaan baru
konvensional. Yang membedakan penelitian kali ini
yang merupakan hasil pengembangan nyata dalam
adalah :
1. Lokus penelitian pada penelitian sebelumnya hal efisiensi, efektivitas atau kualitas hasil. Inovasi
dilakukan di kantor Pelayanan SIM Satlantas produk atau layanan berasal dari perubahan bentuk
Polwiltabes Surabaya sedangkan penelitian kali ini dan desain produk atau layanan sementara inovasi
dilakukan di Badan Penanaman Modal dan Perizinan proses berasal dari gerakan pembaruan kualitas yang
Kabupaten Lamongan. berkelanjutan dan mengacu pada kombinasi
2. Pada penelitian sebelumnya, peneliti perubahan organisasi, prosedur, dan kebijakan yang
menggambarkan dan memandang SIM keliling
dibutuhkan untuk berinovasi. Inovasi dalam metode
merupakan suatu inovasi yang dikeluarkan oleh
POLRI dalam menciptakan peningkatan kualitas pelayanan adalah perubahan baru dalam hal
kepuasan pelanggan di Kantor Pelayanan SIM berinteraksi dengan pelanggan atau cara baru dalam
Polwiltabes Surabaya. Sedangkan peneliti kali ini memberikan pelayanan. Inovasi dalam strategi atau
lebih memandang inovasi yang dilakukan Badan kebijakan mengacu pada visi, misi, tujuan dan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten strategi baru beserta alasannya yang berangkat dari
Lamongan demi terdapatnya pelayanan SIUP yang realitas yang ada. Jenis lain yang kini juga
baik.
berkembang adalah inovasi dalam interaksi sistem
Kualitas Pelayanan Publik yang mencakup cara baru atau yang diperbarui
Menurut Zeithamal, Parasuraman dan Berry dalam berinteraksi dengan aktor-aktor lain atau
dimensi kualitas pelayanan publik meliputi : dengan kata lain adanya perubahan dalam tata kelola
1. tangible (bukti fisik); yakni fasilitas fisik, peralatan, pemerintahan (changes in governance).
pegawai, dan fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh b. Level Inovasi
providers.
Aspek penting lain dalam kajian inovasi adalah
2. reliability (reliabilitas); kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan akurat. berkenaan dengan level inovasi yang mencerminkan
3. responsiveness (daya tanggap); kerelaan untuk variasi besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
menolong customer dan menyelenggarakan pelayanan inovasi yang berlangsung. Kategori level inovasi ini
secara ikhlas. dijelaskan oleh Mulgan dan Albury (dalam Khairul
4. Assurance (jaminan); pengetahuan dan kesopanan Muluk 2008:46) berentang mulai dari incremental,
para pekerja dan kemampuan mereka dalam radikal, sampai transformatif.
memberikan kepercayaan kepada customers.
1. inovasi inkremental berarti inovasi yang terjadi
5. Emphaty (empati); kemampuan memberikan
perhatian kepada customers secara individual. membawa perubahan-perubahan kecil terhadap
Inovasi proses atau layanan yang ada. Umumnya
Dalam kamus Oxford dijelaskan bahwa innovate sebagian besar inovasi berada dalam level ini
berarti make change, introduce new things atau dengan dan jarang sekali membawa perubahan terhadap
kata lain bring changes. Dengan demikian inovasi struktur organisasi dan hubungan
merupakan merubah suatu hal sehingga menjadi sesuatu keorganisasian. Walaupun demikian inovasi
yang baru. Oleh karena itu sebagian besar definisi dari
incremental memainkan peran penting dalam
inovasi meliputi pengembangan dan implementasi
sesuatu yang baru (dalam de Jong & den Hartog, 2003) pembaruan sektor publik karena dapat
sedangkan istilah baru dijelaskan Adair (1996) bukan melakukan perubahan kecil yang dapat
berarti original tetapi lebih ke newness(kebaruan). diterapkan secara terus-menerus, dan
Kemudian Schumpter memperjelas arti keberuan mendukung rajutan pelayanan yang responsive
tersebut, bahwa inovasi adalah mengkreasikan dan terhadap kebutuhan local dan perorangan, serta
mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi.
mendukung nilai tambah uang (value for
a. Tipologi Inovasi
money).
Menurut Mulgan dan Albury (dalam Khairul Muluk
2. inovasi radikal merupakan perubahan mendasar
2008:45), keberhasilan inovasi merupakan kreasi dan
dalam pelayanan publik atau pengenalan cara-
implementasi dari proses, produk pelayanan dan
cara yang sama sekali baru dalam proses
metode pelayanan baru yang merupakan hasil dari
170
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015
secara terus menerus, dikarenakan akan memberikan sasaran yaitu pemohon SIUP. Selain itu juga
banyak manfaat kepada masyarakat. Inovasi membandingkan hasil wawancara di lapangan dengan isi
pelayanan jemput bola yang dilakukan tidak sampai suatu dokumen yang terkait.
merubah struktur organisasi dn perubahan yang a. Bukti Langsung (tangibles)
terjadi hanyalah perubahan-perubahan kecil yaitu Tangibles adalah kualitas pelayanan berupa
prosedur pelayanannya dan lokasi pelayanan yang sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi,
tidak hanya di lakukan di kantor Badan Penanaman ruang tunggu dan tempat informasi. 1 Dalam
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan. penelitian ini yang lebih difokuskan adalah fasilitas
Disamping itu menurut pendapat dari aparatur Badan fisik
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Pelayanan jemput bola sudah menggunakan
Lamongan, inovasi pelayanan Jemput bola akan peralatan peralatan teknologi informasi dan
terus dijalankan selama memberikan kemudahana komunikasi terkini, seperti komputer, alat pencetak
pelayanan bagi masyarakat. atau priter ataupun sudah terhubung dengan jaringan
c. Inovasi Berdasarkan Kategori Inovasi internet. Pada dasarnyasarana prasarana seperti
Kategori inovasi pelayanan jemput bola yang mesin yang digunakan merupakan alat bantu untuk
dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Peranan
Perizinan kabupaten Lamongan cenderung mengarah teknologi yang berbasis informasi dan komunikas
kepada Sustaining innovation (inovasi terusan). Hal sangat diperlukan dalam menyediakan produk yang
tersbut dikarenakan dengan melalui pelayanan berupa barang dan jasa.
jemput bola. Perubahan yang terjadi hanya pada Dalam menajalankan peralatan yang
medianya saja. Pelayanan yang secara konvensional menggunakan aliran listrik tersebut, masih
di kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan memanfaatkan aliran listrik dari sumber listrik yang
Kabupaten Lamongan masih tetap berjalan. Dan juga dekat dengan lokasi pelayanan jemput bola, seperti
mengenai persyaratannyapun masih sama dengan balai desa dan rumah warga. Dan mengenai fasilitas
pelayanan secara konvensional di kantor Badan untuk menunggu proses pelayanan perizinan sudah
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten disediakan tempat duduk.
Lamongan b. Kehandalan (Reliability)
Inovasi pelayanan jemput bola yang dilakukan Reliability adalah kemampuan dan kehandalan
yang mengalami prubahan hanya medianya saja. menyediakan pelayanan yang terpecaya.
Dimana pelayanan SIUP secara konvensional dengan Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
datang langsung ke kantor masih dilakukan. dengan segera dan memuaskan. Kemampuan ini
Persyaratan pengurusan SIUP dari pelayanan jemput berkenaan dengan pemberian prosedur pelayanan
bola juga sama dengan persyaratan mengurus SIUP yang mampu dijangkau oleh masyarakat. Prosedur
di kantor. Perubahan juga terjadi pada prosedurnya pelayanan merupakan syarat yang diberikan oleh
dimana di lapangan sudah tidak menggunakan froon penyedia jasa pelayanan untuk mengakses jasa yang
office maupun back office, semuanya langsung diberikan oleh penyedia jasa pelayanan.
diselesaikan dalam satu meja. Kehandalan yang dimiliki oleh Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten
Penerapan Pelayanan Jemput Bola Dalam Lamongan berkaitan dengan pemberian prosedur
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Badan pelayanan kepada masyarakat. Prosedur pelayanan
Penannaman Modal dan Perizinan Kabupaten ini juga mencerminkan bagaimana pelayanan yang
Lamongan diberikan oleh Badan Penanaman Modal dan
Dalam bagian ini peneliti menggunakan teknik Perizinan berlaku efektif dan memuaskan
penentuan informan dilakukan dengan cara purposive masyarakat.
sampling, dimana informan yang dipilih merupakan Menurut C.L. Littlefield dan kawan-kawan
pihak yang dianggap paling mengetahui dan memahami (dalam Moenir 2006:20), yang garis besarnya bahwa
tentang permasalahan yakni pemberi layanan dan standar waktu dapat ditetapkan pada waktu
dilanjutkan wawancara ke pengguna layanan yang dilakukannya kerja, karena memang dalam
dilakukan dengan cara purposive sampling dengan cara pengukuran kerja termasuk pengukuran waktu yang
memilih orang yang dianggap mengetahui permasalahan diperlukan untuk penyelesaian tahap pekerjaan. Jadi
dan telah menggunakan pelayanan jemput bola. Oleh standar waktu suatu proses banyak manfaatnya
karena itu, peneliti melakukan perbandingan sebagai dalam pekerjaan apapun tak terkecuali pada
cross-check dengan membandingkan data hasil dari pekerjaan yang bersifat pelayanan. Dengan standar
pengamatan dengan data hasil wawancara,
membandingkan keadaan perspektif dari pihak-pihak 1
Napitupulu, Paimin. 2007, Pelayanan Publik dan Customer
yang terkait dengan pendapat dan pandangan kelmpok Satisfaction, PT. Alumni, Bandung. hal : 172
172
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015
waktu manajemen dapat merencanakan lebih lanjut minggu sebelum adanya pelayanan jemput bola
tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan dirasa berjalan dengan baik.
dan juga dapat melakukan pengawasan yang efektif d. Assurance (Jaminan)
dari segi waktu. Assurance adalah kemampuan dan keramahan
Prosedur pelayanan terkait dengan batasan serta sopan santun aparat dalam meyakinkan
waktu penyelesaian Surat Ijin Usaha Perdagangan kepercayaan konsumen. Kepastian atau jaminan
(SIUP) dan juga dari segi biaya yang telah yang dimaksud adalah pengetahuan dan prilaku
ditetapkan sebelumnya. Untuk batasan waktu (kesopanan) aktor pelayanan administrasi dan
pengurusan SIUP adalah satu hari langsung selesai, kemampuan memberikan kepercayaan kepada
sama dengan pelayanan konvensional di kantor pengguna layanan.
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
Lamongan. Untuk biaya yang ditetapkan adalah pelayanan jemput bola harus sesuai dengan situasi
gratis atau tidak adanya biaya. dan kondisi yang berkembang. Mereka tidak hanya
Pelayanan jemput bola telah sesuai prosedur harus mengetahui prosedur pelayanan tetapi juga
yang ada dimana pengurusan Sirat Izin Usaha harus menguasai alat-alat yang digunakan dalam
Perdagangan (SIUP) selesai dalam waktu sehari dan memberikan pelayanan terhadap pemohon SIUP, hal
tanpa dipungut biaya atau gratis. Standar waktu dan ini menjadi tolak ukur penting dalam memberikan
biaya yang gratis tersebut dirasa pemohon SIUP kepastian pelayanan kepada pemohon SIUP.
sudah sesuai dengan informasi yang mereka Kemampuan petugas dalam melaukakn proses
dapatkan sebelumnya. pelayanan terutama dalam hal pengoprasian
c. Daya Tanggap (Responsiveness) peralatan cukup mahir.
Responsiveness yaitu kesanggupan membantu Petugas sudah cukup handal dalam
dan menyediakan pelayanan secara cepat, tepat serta mengoperasikan komputer, kemudahan tersebut
tenggap terhadap keinginan konsumen. Levine didukung oleh software yang sederhana namun
menyatakan bahwa responsivenness adalah daya cukup akurat dalam menganalisis data dari pemohon
tanggap penyedia layanan terhadap harapan, SIUP. Dan juga petugas operator cukup handal
keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna dalam menghadapi masalah yang ada.
layanan. Mengenai jaminan pelayanan yang diberikan
Responsivitas aparatur di Badan Penanaman oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan dalam Kabupaten Lamongan memang sangat dirasakan
pelayanan jemput bola yang berkenaan dengan oleh pemohon SIUP. Mereka sebagian besar
pemahaman petugas dalam memberikan pelayanan mengapresiasikan jaminan ini secara positif.
kepada masyarakat, Pemahaman petugas ini Pelayanan jemput bola yang diberikan sudah sesuai
berkaitan dengan prosedur yang ditetapkan oleh dengan prosedur yang ada. Dimana biaya dan waktu
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten yang dijanjikan sudah sesuai dengan apa yang
Lamongan bagi pemohon SIUP. diberikan oleh operator pelayanan jemput bola.
Responsivitas aparatur di Badan Penanaman e. Emphaty
Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan ini Emphaty yaitu sikap tegas tetapi penuh
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat perhatian dari aparat terhadap konsumen. Dimana
ditandai dengan adanya informasi yang dalam topik pembahasan Emphaty ini dapat meliputi
diebarluaskan kepada masyarakat mengenai kemudahan dalam melakukan hubungan oleh para
persyaratan pengurusan SIUP sebelum diadakannya pemohon SIUP, komunikasi yang baik antara
pelayanan jemput bola tersebut. petugas pelayanan jemput bola dengan pemohon
Dalam menjelaskan dan mensosialisasikan SIUP, dan seberapa besar kemampuan petugas dalam
prosedur pelayanan kepada masyarakat sudah dirasa memahami kebutuhan para pemohon SIUP. Pada
baik. Dimana sudah ada koordinasi dengan pihak intinya adalah bagaimana petugas pelayanan jemput
pemerintah desa maupun kecamatan untuk bola ini dapat merasakan kebutuhan pemohon SIUP
mensosialisasikan kepada masyarakatnya. akan pelayanan yang cepat, mudah dan murah.
Responsivitas aparatur yang ditandai dengan Dalam menumbuhkan sikap Emphaty ini, berbagai
adanya sosialisasi sebelum diadakan pelayanan upaya dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan
jemput bola, menurut bebrapa pemohon SIUP Perizinan Kabupaten Lamongan.
merupakan hal yang baik. Dan juga responsivitas Petugas dalam hal memberikan pelayanan sudah
aparatur dalam menjelaskan prosedur pelayanan menerapkan ramah dan selalu senyum agar bisa
kepada masyarakat sudah dirasa baik. Dimana ada medekatkan diri kepada pengguna layanan. Dari
petugas yang siap menjelaskan kepada masyarakat kutipan wawancara diatas maka dapat disimpulkan
dan adanya petugas yang mensosialisasikannya satu bahwa keramahan petugas pelayanan jemput bola
173
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 3, Nomor 3, September - Desember 2015
Internet
Survei Kabupaten/Kota Di Indonesia Untuk Bidang
Penanaman Modal .2009, Komite Pemantauan
Pelaksanaan Otonomi Daerah Dan Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
http://surabaya.tribunnews.com/2013/01/15/pelayanan-
perijinan-lamongan-terbaik-se-jatim
Fadilla H, Avin. “ modul kuliah 7: inovasi dan perilaku
inovatif “. Melalui http://avin.filsafat
.ugm.ac.id/index.php?option=com
contect&task=view&id=24&Itemid=34
176