DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
Kata pengantar
Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada kami
sehingga kami dapat melaksanakan tugas yang di berikan .dan tidak lupa pula shalawat salam
kita sampaikan kepada nabi besar muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Kelola Keuangan
Pemerintahan yang berjudul “Pembiayaan Anggaran”. Kami berharap makalah ini bisa
menambah pemahaman kita sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran.
Terlepas dari semua itu ,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya .oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun, agar kedepannya
pembuatan makalah kami lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk kita semua .
Kelompok 7
Daftar isi
Kata pengantar..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan................................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pembiayaan dalam artian secara umum adalah dukungan pendanaan untuk kebutuhan
atau pengadaan barang / aset / jasa tertentu yang mekanisme umumnya melibatkan tiga pihak
yaitu pihak pemberi pendanaan, pihak penyedia barang/ aset/ jasa tertentu, dan pihak yang
memanfaatkan barang/ aset/ jasa tertentu. Dalam konteks kenegaraan pembiayaan sangatlah
penting untuk dilakukan untuk mendanai kebutuhan kebutuhan kenegaraan seperti Anggaran
Belanja Negara dan lain sebagainya. Belanja Negara adalah kewajiban Pemerintah Pusat
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yang terdiri atas belanja Pemerintah
Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
2. Apakah yang dimaksud dengan pembiayaan Utang dan Non-Utang serta jenis jenisnya?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Secara umum kebijakan pembiayaan anggaran telah diatur atau dibatasi oleh
peraturan perundangan yang berlaku. Sesuai penjelasan pasal 12 ayat (3) UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, defisit anggaran dibatasi maksimal 3% dari Produk
Domestik Bruto. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN. Sebaliknya, dalam hal
anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat mengajukan rencana penggunaan
surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Pembiayaan anggaran utang dan
nonutang merupakan klasifikasi pembiayaan anggaran berdasarkan perolehan sumber-
sumber pembiayaan yang diperoleh melalui penerbitan utang dan pembiayaan nonutang.
Pembiayaan anggaran utang terdiri dari Surat Berharga Negara (neto), pembiayaan luar
negeri (neto), dan pinjaman dalam negeri (neto). Sementara itu untuk pembiayaan
nonutang bersumber dari perbankan dalam negeri dan nonperbankan dalam negeri. Sumber
pembiayaan perbankan dalam negeri meliputi penerimaan cicilan pengembalian SLA
(RDI), SAL, Rekening Kas Umum Negara (RKUN), rekening pembangunan hutan, rekening
cadangan reboisasi, dan rekening Pemerintah lainnya. Sedangkan pembiayaan nonperbankan
dalam negeri meliputi privatisasi, Hasil Pengelolaan Aset (HPA) dan dana investasi
Pemerintah.
Dalam pembiayaan utang, secara garis besar dibagi atas Pinjaman dalam negeri dan
Pinjaman luar negeri.
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) merupakan jenis pinjaman yang dilakukan oleh
pemerintah yang diperoleh dari Lender Dalam Negeri, dalam hal ini yaitu BUMN atau
Pemerintah Daerah (Pemda), yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai
dengan masa berlakunya. Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dalam struktur portofolio utang
Pemerintah merupakan instrumen yang relatif baru. Pinjaman ini mulai digunakan
sebagai instrumen pembiayaan tahun 2010, setelah ditetapkan Peraturan Pemerintah
nomor 54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri
oleh Pemerintah.
Pinjaman Luar Negeri merupakan setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh
Pemerintah dari Lender Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian dan tidak berbentuk
Surat Berharga Negara, yang harus di bayar kembali dengan persyaratan tertentu. Sumber
Pinjaman Luar Negeri dapat berasal dari bilateral, multirateral dan Kreditor Swasta Asing
(KSA).
1. Pinjaman tunai dapat berupa pinjaman program, stand by load, pembiayaan likuiditas
jangka pendek, pembiayaan kontijensi, pembiayaan permodalan dan lain lain yang
pencairannya bersifat tunai.
2. Pinjaman kegiatan, merupakan pinjaman yang di gunakan untuk membiayai kegiatan
tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat tangible (pembangunan atau pengadaan) maupun
intangible (capacity building/scholarship)
Yaitu setiap penerimaan tunai yang berasal dari restrukturasi, kerjasama dengan pihak
lain, penagihan piutang, penjualan, penyewaan, dividen, kupon/bunga dan atau penerimaan
lain yang berasal dari aset yang dikelola dari transaksi yang sudah selesai
2. Investasi Pemerintah
Yaitu penempatan sejumlah dana atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka
panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu
mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial atau manfaat lainnya
dalam jangka waktu tertentu.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan