Anda di halaman 1dari 10

PEMBIAYAAN ANGGARAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7

Windy Asyarantika 1810104010009

Mutiara Amanda 1910104010029

ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021
Kata pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabraakatuh

Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada kami
sehingga kami dapat melaksanakan tugas yang di berikan .dan tidak lupa pula shalawat salam
kita sampaikan kepada nabi besar muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Kelola Keuangan
Pemerintahan yang berjudul “Pembiayaan Anggaran”. Kami berharap makalah ini bisa
menambah pemahaman kita sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran.

Terlepas dari semua itu ,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya .oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun, agar kedepannya
pembuatan makalah kami lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk kita semua .

Darussalam,14 Oktober 2021

Kelompok 7
Daftar isi

Kata pengantar..............................................................................................................................

Daftar isi ....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................................

1.2 Rumusan masalah ..........................................................................................

1.3 Tujuan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembiayaan Anggaran..........................................................................................

2.2 Pembiayaan Utang..................................................................................................................

2.2.1Jenis Jenis Pembiayaan Utang............................................................................................

2.3 Pembiayaan Non-Utang.........................................................................................................

2.3.1 Jenis Jenis Pembiayaan Non-Utang....................................................................................

2.4 Studi Kasus..........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiayaan dalam artian secara umum adalah dukungan pendanaan untuk kebutuhan
atau pengadaan barang / aset / jasa tertentu yang mekanisme umumnya melibatkan tiga pihak
yaitu pihak pemberi pendanaan, pihak penyedia barang/ aset/ jasa tertentu, dan pihak yang
memanfaatkan barang/ aset/ jasa tertentu. Dalam konteks kenegaraan pembiayaan sangatlah
penting untuk dilakukan untuk mendanai kebutuhan kebutuhan kenegaraan seperti Anggaran
Belanja Negara dan lain sebagainya. Belanja Negara adalah kewajiban Pemerintah Pusat
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yang terdiri atas belanja Pemerintah
Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pembiayaan Anggaran?

2. Apakah yang dimaksud dengan pembiayaan Utang dan Non-Utang serta jenis jenisnya?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui maksud daru Pembiayaan Negara

2. Untuk mengetahui pembiayaan Utang dan Non-utang serta jenis jenisnya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembiayaan Negara

Pembiayaan negara (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak


berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali datau akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya yang
dalam anggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Definisi pembiayaan tersebut sesuai menurut
Undang-undang Nomor 17

Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Kebutuhan pembiayaan anggaran utamanya


diperlukan dalam rangka : (1) menutup defisit APBN, (2) memenuhi kewajiban Pemerintah,
utamanya untuk pembayaran cicilan pokok (amortisasi) utang luar negeri dan dalam negeri,
pembayaran jatuh tempo pokok utang, serta pembelian kembali (buy back) surat berharga
negara, (3) membiayai pengeluaran pembiayaan utamanya untuk penerusan pinjaman,
Penyertaan Modal Negara (PMN), investasi pemerintah, dana bergulir, dana pengembangan
pendidikan nasional, kewajiban penjaminan pemerintah, dan pemberian pinjaman.

Secara umum kebijakan pembiayaan anggaran telah diatur atau dibatasi oleh
peraturan perundangan yang berlaku. Sesuai penjelasan pasal 12 ayat (3) UU Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, defisit anggaran dibatasi maksimal 3% dari Produk
Domestik Bruto. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk
menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN. Sebaliknya, dalam hal
anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat mengajukan rencana penggunaan
surplus anggaran kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Pembiayaan anggaran utang dan
nonutang merupakan klasifikasi pembiayaan anggaran berdasarkan perolehan sumber-
sumber pembiayaan yang diperoleh melalui penerbitan utang dan pembiayaan nonutang.
Pembiayaan anggaran utang terdiri dari Surat Berharga Negara (neto), pembiayaan luar
negeri (neto), dan pinjaman dalam negeri (neto). Sementara itu untuk pembiayaan
nonutang bersumber dari perbankan dalam negeri dan nonperbankan dalam negeri. Sumber
pembiayaan perbankan dalam negeri meliputi penerimaan cicilan pengembalian SLA
(RDI), SAL, Rekening Kas Umum Negara (RKUN), rekening pembangunan hutan, rekening
cadangan reboisasi, dan rekening Pemerintah lainnya. Sedangkan pembiayaan nonperbankan
dalam negeri meliputi privatisasi, Hasil Pengelolaan Aset (HPA) dan dana investasi
Pemerintah.

2.2 Pembiayaan Utang

Utang Pemerintah diguanakan untuk pembiayaan secara umum (general financing)


dan untuk membiayai kegiatan/proyek tertentu. Untuk Pembiayaan umum, utang digunakan
antara lain untuk membiayai Belanja produktif dan Peyertaan Modal Negara (PMN).

2.2.1 Jenis – Jenis Pembiayaan Utang

Dalam pembiayaan utang, secara garis besar dibagi atas Pinjaman dalam negeri dan
Pinjaman luar negeri.

1. Pinjaman Dalam Negeri

Pinjaman Dalam Negeri (PDN) merupakan jenis pinjaman yang dilakukan oleh
pemerintah yang diperoleh dari Lender Dalam Negeri, dalam hal ini yaitu BUMN atau
Pemerintah Daerah (Pemda), yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai
dengan masa berlakunya. Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dalam struktur portofolio utang
Pemerintah merupakan instrumen yang relatif baru. Pinjaman ini mulai digunakan
sebagai instrumen pembiayaan tahun 2010, setelah ditetapkan Peraturan Pemerintah
nomor 54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri
oleh Pemerintah.

Pemanfaatan Pinjaman Dalam Negeri terdiri dari :

1. Sebagai alternatif sumber pembiayaan untuk menutup gap


2. Pembiayaan jangka pendek dalam rangka pemenuhan defisit APBN
3. Mendukung pemberdayaan produksi industri strategis dalam negeri
4. Mendukung pembangunan infrastruktur
2. Pinjaman Luar Negeri

Pinjaman Luar Negeri merupakan setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh
Pemerintah dari Lender Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian dan tidak berbentuk
Surat Berharga Negara, yang harus di bayar kembali dengan persyaratan tertentu. Sumber
Pinjaman Luar Negeri dapat berasal dari bilateral, multirateral dan Kreditor Swasta Asing
(KSA).

Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri terdiri dari :

1. Pinjaman tunai dapat berupa pinjaman program, stand by load, pembiayaan likuiditas
jangka pendek, pembiayaan kontijensi, pembiayaan permodalan dan lain lain yang
pencairannya bersifat tunai.
2. Pinjaman kegiatan, merupakan pinjaman yang di gunakan untuk membiayai kegiatan
tertentu. Kegiatan ini dapat bersifat tangible (pembangunan atau pengadaan) maupun
intangible (capacity building/scholarship)

2.3 Pembiayaan Non-Utang

Pembiayaan Non-Utang adalah pembiayaan anggaran yang di dapat pemerintah dari


hasil investasi atau kekayaan dari negara itu sendiri.

2.3.1 Jenis – Jenis Pembiayaan Non-Utang

1. Hasil Pengelolaan Aset

Yaitu setiap penerimaan tunai yang berasal dari restrukturasi, kerjasama dengan pihak
lain, penagihan piutang, penjualan, penyewaan, dividen, kupon/bunga dan atau penerimaan
lain yang berasal dari aset yang dikelola dari transaksi yang sudah selesai

2. Investasi Pemerintah
Yaitu penempatan sejumlah dana atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka
panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu
mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial atau manfaat lainnya
dalam jangka waktu tertentu.

3. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

Yang selanjutnya disingkat DPPN adalah bagian alokasi anggaran pendidikan


dalamanggran pendapatan dan belanja negara yang dikelola sebagai dana abadi pendidikan
termasuk akumulasi alokasi tahun tahun sebelumnya yang dikelola oleh lembaga pengelola
dana pendidikan

2.4 Studi Kasus

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan realisasi pembiayaan anggaran


dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar Rp 1190,9 triliun.
Realisasi tersebut telah mencapai 114,6% dari target pembiayaan anggaran dalam Perpres
Nomor 72 Tahun 2020. Realisasi pembiayaan anggaran pada 2020 juga naik 196,2%
dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 402,1 triliun. Pembiayaan anggaran
tersebut digunakan untuk pembiayaan utang, investasi, pemberian pinjaman, kewajiban
penjaminan, dan pembiayaan lainnya. Dari realisasi APBN 2020 diketahui terdapat sisa lebih
pembiayaan anggaran (Silpa) sebanyak Rp 245,6 triliun.Artinya realisasi belanja negara
tahun anggaran 2020 tersebut terdapat alokasi APBN yang tidak berhasil direalisasikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembiayaan negara (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak


berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali datau akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya yang
dalam anggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Definisi pembiayaan tersebut sesuai menurut
Undang-undang Nomor 17. Pembiayaan anggaran utang dan nonutang merupakan
klasifikasi pembiayaan anggaran berdasarkan perolehan sumber-sumber pembiayaan yang
diperoleh melalui penerbitan utang dan pembiayaan nonutang. Pembiayaan anggaran utang
terdiri dari Surat Berharga Negara (neto), pembiayaan luar negeri (neto), dan pinjaman
dalam negeri (neto). Sementara itu untuk pembiayaan nonutang bersumber dari perbankan
dalam negeri dan nonperbankan dalam negeri. Sumber pembiayaan perbankan dalam
negeri meliputi penerimaan cicilan pengembalian SLA (RDI), SAL, Rekening Kas Umum
Negara (RKUN), rekening pembangunan hutan, rekening cadangan reboisasi, dan rekening
Pemerintah lainnya. Sedangkan pembiayaan nonperbankan dalam negeri meliputi
privatisasi, Hasil Pengelolaan Aset (HPA) dan dana investasi Pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai