Dosen Pengampu :
Kelompok 3 :
2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi tuhan yang maha Esa, berkat rahmat serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan paper ini dengan lancar. Paper ini diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Enza Resdiana, SE., M.AB selaku dosen Mata Kuliah Administrasi
Keuangan Negara.
paper ini dibuat dengan sungguh-sungguh oleh penulis meskipun jauh dari kata sempurna.
Kami banyak ucapkan kepada pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian tugas makalah
ini, diantaranya :
1. Kepada Tuhan yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada seluruh
makhluk-Nya
2. Kedua orang tua yang telah mendukung kami, membina kami dan mengayomi kami.
3. Dosen kami yaitu Enza Resdiana, SE., M.AB selaku dosen pengampuh Mata Kuliah
Administrasi Keuangan Negara.
4. Teman-teman yang mengorbankan waktu, tenaga, fikiran, dan finansialnya demi
menyelesaikan tugas ini bersama-sama.
Kami menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih membutuhkan
banyak pembenahan dari pembaca. Maka untuk itu kritik dan saran selalu kami tunggu dalam
penyempurnaan makalah ini.
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
PEMBAHASAN .................................................................................................................
1. Konsep Penerimaan Negara ....................................................................................
2. Sumber Penerimaan Negara....................................................................................
3. Jenis jenis Penerimaan Negara................................................................................
PENDAHULUAN
Negara merupakan lembaga kemasyarakatan yang mempunyai pemerintahan yang
berkuasa atas sokongan politik dari seluruh masyarakat negara sehingga mempunyai
kedaulatan serta martabat yang besar selaku negara yang merdeka. bagi Plato tujuan negara
merupakan terpenuhinya keragaman kebutuhan yang tidak bisa dipadati oleh manusia secara
individual. Ada pula bagi Aristoteles tujuan negara merupakan menyelenggarakan kehidupan
yang baik untuk seluruh masyarakat negara. keberhasilan negara. dalam menggapai tujuan
tersebut tergantung pada strategi serta metode dalam menghimpun dana warga paling utama
pajak buat penyelenggaraan guna keamanan, kedisiplinan, serta ikatan internasional.
Dalam undang- undang no 17 tahun 2003 tentang keuangan negara (UUKN) arti
keuangan negara merupakan seluruh hak serta kewajiban negara yang bisa dinilai dengan duit
dan seluruh suatu baik berbentuk duit ataupun berbentuk benda yang bisa dijadikan
kepunyaan negara yang berkaitan dengan penerapan hak serta kewajiban tersebut.
Selaku sesuatu negara yang berkedaulatan rakyat, bersumber pada hukum, serta
menyelenggarakan, pemerintahan negara bersumber pada konstitusi, sistem pengelolaan
keuangan negeri wajib cocok dengan ketentuan pokok yang diresmikan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 bab VIII perihal keuangan antara lain disebutkan kalau anggaran
pemasukan serta belanja negara diresmikan tiap tahun dengan Undang- Undang, serta syarat
menimpa pajak serta pungutan lain yang bertabiat memforsir buat keperluan negara dan
berbagai serta harga mata duit diresmikan dengan Undang- Undang hal- hal ini menimpa
keuangan negara cocok dengan amanat pasal 23C yang diatur dengan undang- undang.
Kelemahan perundang- undang dalam bidang keuangan negara jadi salah satu pemicu
terbentuknya sebagian wujud penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara. Dalam
upaya melenyapkan penyimpangan tersebut serta mewujudkan sistem pengelolaan fiskal
yang berkesinambungan (sunstainable) cocok dengan ketentuan pokok yang sudah
diresmikan dalam undang- undang bawah serta asas- asas universal yang berlaku secara
umum dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dibutuhkan sesuatu undang- undang
yang mengendalikan pengelolaan keuangan negara.
Sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003, Keuangan Negara adalah semua hak dan
kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fokus kajian konsep penerimaan negara
Sebagian besar berasal dari sektor pajak dimana pajak ini merupakan sumber penerimaan
negara yang berfungsi efektif dan efisien dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Semua jenis sumber keuangan pemerintah merupakan sumber keuangan dana umum.
Sumber keuangan tersebut dapat berasal dari pajak properti, pajak penjualan, pajak
penghasilan, perizinan, perparkiran, dan beban jasa.
Sumber keuangan lainnya adalah bantuan (grant) dari unit pemerintah lain, seperti
federal dan donasi dari pihak lain yang diterima oleh pemerintah. Sumber daya yang
umumnya kas, digunakan oleh dana umum untuk membelanjai operasi, seperti penggajian,
pemerolehan material dan supplies, pemeliharaan, dan aktivitas lain. Sumber keuangan dana
umum sama dengan sumber keuangan dana pendapatan khusus.
Jika sumber daya yang diperoleh dana umum akan digunakan untuk memperoleh
fasilitas modal (capital expenditure) dan membayar hutang jangka panjang umum, sumber
daya tersebut ditransfer pada dana proyek modal (capital project funt) dan dana pelunasan
utang (debt service fund) dengan persyaratan terdapat peraturan yang menghendaki
pembentukan dana-dana tersebut.
1. Pajak, yaitu pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan
dengan tanpa balas jasa, yang secara langsung dapat ditunjuk.
2. Retribusi, yaitu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah, yang di dalamnya
terdapat hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan adanya
pembayaran retribusi.
3. Keuntungan dari perusahaan negara. Penerimaan yang berasal dari sumber ini
merupakan penerimaan pemerintah dari hasil penjualan (harga) barang yang
dihasilkan oleh perusahaan negara.
4. Denda denda dari perampasan yang dilakukan oleh pemerintah.
5. Sumbangan masyarakat untuk jasa-jasa yang diberikan oleh pemerintah, misalnya
pembayaran biaya-biaya perizinan (lisensi), toll atau pungutan sumbangan di jalan
raya tertentu seperti di Jagorawi.
6. Percetakan uang kertas. Pemerintah memiliki kekuasaan untuk mencetak uang kertas
sendiri atau meminta bank sentral untuk memberikan pinjaman kepada pemerintah,
walaupun tanpa suatu deking.
7. Hasil dari undian negara. Dengan undian negara, pemerintah akan memperoleh dana,
yaitu perbedaan antara jumlah penerimaan dari lembaran surat undian yang dapat
dijual dengan semua pengeluarannya, termasuk hadiah yang diberikan kepada
pemenang dari undian negara tersebut.
8. Pinjaman pinjaman ini berasal dari luar negeri ataupun dari dalam negeri. Pada
umumnya negara-negara yang sedang berkembang mengandalkan pembiayaan
pembangunannya sebagian besar pada pinjaman ini.
9. Hadiah. Sumber dana jenis ini dapat terjadi seperti pemerintah pusat memberikan
hadiah kepada pemerintah daerah atau dari swasta kepada pemerintah dan dapat pula
terjadi dari pemerintah suatu negara kepada pemerintah negara lain.
C. JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
Semacam yang sudah disinggung sekilas sumber pemasukan negara terdiri atas 3 tipe
tadi, ialah pajak, non- pajak, serta juga hibah baik dari dalam ataupun luar negara. Disini
hendak dibahas lebih rinci menimpa jeni- jenis pemasukan negeri ini.
Sumber pendapata sesuatu negara yang berasal dari pajak dipecah dalam tujuan zona,
ialah Pajak Pnghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Benda Elegan, Pajak Bumi
serta Bangunan, Pajak Ekspor, Pajak Perdagangan Internasional, dan Bea Masuk serta Cukai.
Besaran tarif pajak sudah didetetapkan oleh UndangUndang Perpajakan yang berlaku.
Biasanya pajak mulai dikenakan dikala seorang telah mempunyai pemasukan dengan besaran
tertentu. pendapatan negara dalam APBN Tahun 2023 diperkirakan akan mencapai
Rp2.443,6 triliun, lebih meningkat dibandingkan Tahun 2022 sebesar Rp2.436,9 triliun. Hal
ini ditopang oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp2.016,9 triliun dan penerimaan negara
bukan pajak (PNBP) sebesar Rp426,3 triliun.
Adapun sumber pendapatan negara non-pajak terdiri dari keuntungan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), pengelolaan sumber daya alam, pinjaman, barang sitaan, percetakan
uang, atau sumbangan. Berikut ini merupakan contoh pendapatan negara yang non-pajak:
Sumber penerimaan dari barang-barang yang dikuasai atau milik Pemerintah. Barang-
barang yang dikuasai ini kemudian disewakan kepada pihak swasta. Kemudian, biaya
sewanya akan dimasukkan ke dalam kas negara sebagai salah satu sumber pendapatan
negara
Perusaan yang melakukan monopoli dan oligopoli ekonomi. Seperti yang disebutkan,
salah satu pendapatan negara non-pajak adalah keuntungan Badan Usaha Milik
Negara. Perusahaan negara biasanya bersifat monopoli dan berskala besar.
Keuntungan dari BUMN ini menjadi pendapatan negara yang disisikan untuk
pembiayaan negara itu sendiri.
Denda yang dijatuhkan untuk kepentingan unun selanjutnya juga termasuk menjadi
pendapatan negara non-pajak. Denda yang dimaksud adalah hukuman berupa sitaan
atau pembayaran yang telah disepakati besarnya. Untuk barang sitaan biasanya akan
dilelang untuk kemudian hasilnya masuk dalam kas negara.
Hibah
Sumber pendapatan negara yang ketiga adalah hibah. Hibah adalah pemberian yang
diberikan kepada Pemerintah tapi bukan bersifat pinjaman. Hibah sifatnya sukarela dan
diberikan tanpa adanya kontrak tertent. Dana bantuan yang biasanya didaptkan diperuntukkan
bagi pembiayaan untuk pembangunan.
Disamping itu, penerimaan yang berasal dari luar negeri juga bisa berupa pinjamn
program atau pinjaman proyek dengan janka waktu tertentu. Lembaga internasional yang
pernah memberi bantuannya pada Indonesia antara lain Bank Dunia (Worl Bank), ADB
(Asean Development Bank), dan IMF (International Monetary Fund).
KESIMPULAN
Suparmoko, M. 2012. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik. BPEF. Yogyakarta
https://lcbadiklat-jateng,kemenkumhan.go.id/wp-content/uploads/2020/02/1-
Modul_BP_Sispen_Sancoko_Juni_2018.pdf