Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

UAS KEWARGANEGARAAN

HUTANG NEGARA NYARIS 6.200 T

Dosen Pengampu:
Ruliansyah Putra, MH
Disusun Oleh:
DHEA SALWA FADHYLAH 2011280008

PRODI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
2020/2021
DAFTAR ISI
Halaman

COVER
……………………………………………………………………………………
………………. i

DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………
………... ii

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….……………. 1

1.1 Latar Belakang


………………………………………………………….……..…….. 1

1.2 Perumusan Masalah


………………………………………………………………. 1

1.3 Tujuan
…….………………………………………………………….….……….………
1

BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………….……………………….. 2

2.1 penyebab adanya utang negara


……………………………………………..…….……….. 2
2.2 Dampak pinjaman luar negeri
…………………….………..………………………………… 3
2.3 solusi untuk meminimalisir utang Negara
…….………………..……………………… 5

BAB III PENUTUP


……………………………………………………….…………………………
…6

3.1 Kesimpulan
…………………………………………………….……………….…….. 6

3.2 Saran
……………………………………………………….……………………..……
…7

DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………..…………………………….
8

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun karya tulis ilmiah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam karya tulis ilmiah ini kami akan
membahas mengenai “HUTANG NEGARA NYARIS 6.200 T”.
Karya tulis ilmiah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya.

Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, Juli 2021

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Utang luar negeri sering membuat pemerintah kurang terpacu untuk
meningkatkan pendapatan dalam negerinya. Hal ini ditunjukkan dengan kekurangan
dalam pembiayaan pengeluaran pemerintah dalam APBN yang selalu ditutup
dengan utang, terutama utang luar negeri. Utang luar negeripun sering kurang fokus
dan tidak jelas pemanfaatannya. Seperti program pengentasan kemiskinan,
kebijakan sejenis ini menimbulkan pertanyaan besar karena Negara melepaskan
tanggung jawab dalam konstitusi untuk mensejahterakan kaum miskin dengan
menjalankan program negara donor dan situasi ini menciptakan ketergantungan
antara negara dengan orang miskin. Hal yang seharusnya dilakukan adalah
kemandirian kaum miskin dalam mensejahterakan dirinya dengan membuka
lapangan pekerjaan yang luas dan mudah diakses kaum miskin tersebut serta
memberikan proteksi terhadap produk yang mereka hasilkan.
Sedangkan pembangunan ekonomi suatu negara juga harus didukung oleh
ketersediaan sumberdaya ekonomi, baik sumberdaya alam; sumberdaya manusia;
dan sumber daya modal, yang produktif. Keterbatasan sumber daya ekonomi
negara, khususnya sumber daya modal mengharuskan pemerintah mendatangkan
sumber daya ekonomi dari negara-negara lain untuk dapat memberikan dukungan
yang cukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonomi nasionalnya.
Namun, diterimanya pinjaman luar negeri tersebut dapat menimbulkan berbagai
masalah dalam jangka panjang, baik ekonomi maupun politik, bahkan pada
beberapa negara-negara yang sedang berkembang menjadi beban yang w
seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan berkurangnya tingkat
kesejahteraan rakyatnya. Sehingga untuk saat ini hutang negara nyaris mencapai
6.200 T.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa penyebab adanya utang negara?
2. Bagaimanakah dampak pinjaman luar negeri yang dilakukan Indonesia terhadap
pembangunan dan perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana solusi untuk meminimalisir utang Negara Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui penyebab hutang negara
2. Dapat mengetahui dampak dari pinjaman atau hutang negara Indonesia
3. Mengetahui solusi untuk meminimalisir utang negara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Utang Negara hampir mencapai 6.200 T
Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri (loan) yang diberikan oleh pemerintah
negara-negara maju atau badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk
memberikan pinjaman dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga
pinjaman tersebut. Tujuannya untuk menutup kekurangan kebutuhan pembiayaan investasi
dan untuk membiayai defisit transaksi berjalan (current account) neraca pembayaran dalam
rangka pembiayaan transaksi internasional sehingga posisi cadangan devisa tidak terganggu.
Penyebabnya adalah peningkatan penarikan utang luar negeri pemerintah. "Selain itu,
penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai
utang luar negeri berdenominasi rupiah," Untuk saat ini Bank Indonesia (BI) melaporkan
posisi Utang Luar Negeri (ULN) per akhir Februari 2021 adalah US$ 422,6 miliar. Dengan
asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.646 seperti kurs tengah BI pada 15 April 2021, ULN
Indonesia setara dengan Rp 6.189,39 triliun. Posisi ULN Pemerintah pada Februari 2021,
lanjut keterangan BI, tercatat US$ 209,2 miliar. Lebih rendah dibandingkan dengan posisi
bulan sebelumnya yaitu US$ 210,8 miliar. Sementara ULN swasta tetap didominasi oleh ULN
jangka panjang. Pertumbuhan ULN swasta tercatat 3,4% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,5% (yoy).
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya utang luar negeri Indonesia:
1) Strategi defisit anggaran
2) Tidak menyadari secara penuh biaya yang harus ditanggung di masa depan
3) Adanya faktor sosial politik dari penentu kebijakan Faktor sosial dan politik lebih dominan
dibanding faktor ekonomi dalam melakukan utang.
Utang tersebut bisa dibayar di kemudian hari apabila penggunaan saat ini tepat. Maka
dari itu, yang patut menjadi perhatian adalah penggunaan dana dari utang tersebut. Apalagi
saat hadapi pandemi covid-19. Dengan demikian ekonomi akan pulih, masyarakat bisa
kembali mendapatkan penghasilan, pajak terkumpul lebih banyak dan Indonesia bisa
membayar sekaligus tidak perlu menambah utang lagi.
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan
mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat
mempengaruhi stabilitas perekonomian,"

2.2 dampak pinjaman luar negeri yang dilakukan Indonesia terhadap


Adanya utang luar negeri menimbulkan dampak bagi negara Indonesia. Dampak ini
dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Dari dua sisi tersebut, jarang terlihat
dampak positif dari utang luar negeri tersebut.Karena sudah kita ketahui sejak dahulu
bahwasannya namanya berhutang pasti itu negatif, kesannya pemerintah tidak bisa
membiayai negaranya sendiri sampai harus berhutang ke negara lain. Namun, dari berbagai
sumber banyak yang menyatakan bahwa dampak positif dari utang luar negeri yaitu
terhadap pembangunan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat. Sebab, alirannya
dapat meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik sehingga utang luar negeri
menghasilkan multiplier effect positif terhadap perekonomian, kemudian terhadap
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan tabungan masyarakat sebagai dampak lanjutannya.
Alasannya, aliran bantuan luar negeri dapat meningkatkan investasi yang selanjutnya
meningkatkan pendapatan dan tabungan domestik dan seterusnya.
Sampai di situ, secara teori, bantuan luar negeri justru menghasilkan dampak pengganda
(multiplier effects) yang positif pada perekonomian, pinjaman luar negeri dalam jangka
pendek dapat menutup defisit APBN, dan ini jauh lebih baik dibandingkan jika defisit APBN,
sehingga memungkinkan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dengan dukungan
modal yang relatif lebih besar, tanpa disertai efek peningkatan tingkat harga umum. Dengan
demikian pemerintah dapat melakukan ekspansi fiskal untuk mempertinggi laju
pertumbuhan ekonomi nasional.Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi berarti
meningkatnya pendapatan nasional, yang selanjutnya memungkinkan untuk meningkatnya
pendapatan perkapita.
Setelah memaparkan dampak positif, selanjutnya yaitu dampak negatif, dimana setiap utang
selalu dipandang negative oleh orang lain, dan negara lain. Dampak negative dari utang luar
negeri yaitu timbulnya krisis ekonomi yang makin lama makin meluas dan mendalam.
Kemudian krisis ekonomi ini memperkuat krisis yang lain dan begitu seterusnya sehingga
terjadilah vicious circle, Pemerintah akan terbebani dengan pembayaran utang tersebut
sehingga hanya sedikit dari APBN yang digunakan untuk pembangunan, Cicilan bunga yang
makin memberatkan perekonomian Indonesia kemudian bantuan tersebut negara akan
dicap sebagai negara miskin dan tukang utang karena tidak mampu untuk mengatasi
perekonomian negara sendiri sampai membutuhkan campur tangan dari pihak lain. Selain
itu, dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam persoalan
ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah jatuh(Inflasi)
dan yang pasti akan mengakibatkan ketergantungan dari penerima bantuan (dalam negeri)
terhadap pemberi bantuan (luar negeri).
Adapun Dampak Hutang negara dari berbagai sisi
● Sisi efektifitas, secara internal, utang luar negeri menghambat tumbuhnya
kemandirian ekonomi negara. Serta pemicu terjadinya kontraksi belanja sosial,
merosotnya kesejahteraan rakyat, dan melebarnya kesenjangan.
● Secara eksternal, utang luar negeri menjadi pemicu meningkatnya ketergantungan
negara pada modal asing, dan pada pembuatan utang luar negeri secara
berkesinambungan .
● Sisi kelembagaan, lembaga-lembaga keuangan multilateral diyakini telah bekerja
sebagai kepanjangan tangan negara-negara Dunia Pertama pemegang saham utama
mereka, untuk mengintervensi negara-negara penerima pinjaman.
● Sisi ideologi, utang luar negeri diyakini telah dipakai oleh negara-negara pemberi
pinjaman, terutama Amerika, sebagai sarana untuk menyebarluaskan kapitalisme
neoliberal ke seluruh penjuru dunia.
● Sisi implikasi sosial dan politik, utang luar negeri sebagai sarana yang sengaja
dikembangkan oleh negara-negara pemberi pinjaman untuk mengintervensi
negara-negara penerima pinjaman.

2.3 solusi untuk meminimalisir utang Negara Indonesia


1. Debt Swap
solusi yang paling sederhana mengatasi utang luar negeri adalah dengan
mengoptimalkan restrukturisasi utang.
2. Diplomasi Ekonomi
Diplomasi ekonomi juga penting dilembagakan dengan sasaran untuk
memperoleh keringanan dan penghapusan sebagian hutang sehingga
proses pengurasan sumber daya dapat dihambat.
3. Potensi Internal
Pemerintah Sendiri Dengan menjaga kinerja makro-ekonomi dalam
posisi yang stabil dan menstop utang luar baru.
4. Kebijakan Pemerintah
pemerintah harus mempunyai kemauan dan itikad baik untuk
mengakhiri semua hasrat berhutangnya, dan menolak secara tegas
pengaruh dan tekanan dari negara lain yang ingin menjerat negara ini
dengan utang yang besar.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan jumlah utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi bangsa
Indonesia, baik dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam periode jangka
pendek, utang luar negeri harus diakui telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi
pembiayaan pembangunan ekonomi nasional Sehingga dengan terlaksananya pembangunan
ekonomi tersebut, tingkat pendapatan per kapita masyarakat bertumbuh selama tiga
dasawarsa sebelum terjadinya krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, yang
didahului oleh krisis moneter di Asia Tenggara, telah banyak merusakkan sendi-sendi
perekonomian negara yang telah dibangun selama PJP I dan awal PJP II. Penyebab utama
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, juga sebagian negara-negara di ASEAN, adalah
ketimpangan neraca pembayaran internasional. Defisit current account ditutup dengan
surplus capital account, terutama dengan modal yang bersifat jangka pendek (portfolio
invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush akan mengancam posisi
cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis nilai tukar mata uang
nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang menyebabkan beban utang luar negeri
Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung
berdasarkan nilai mata uang rupiah. Semakin bertambahnya utang luar negeri pemerintah,
berarti juga semakin memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus
dibayarkan beserta dengan bunganya. Ironisnya, semasa krisis ekonomi, utang luar negeri itu
harus dibayar dengan menggunakan bantuan dana dari luar negeri, yang artinya sama saja
dengan utang baru, karena pada saat krisis ekonomi penerimaan rutin pemerintah, terutama
dari sektor pajak, tidak dapat ditingkatkan sebanding dengan kebutuhan anggaran
belanjanya.
Dalam jangka panjang akumulasi dari utang luar negeri pemerintah ini tetap saja harus
dibayar melalui APBN, artinya menjadi tanggung jawab para wajib pajak. Dengan demikian,
maka dalam jangka panjang pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah Indonesia sama
artinya dengan mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia masa
mendatang. Adalah suatu hal yang tepat, bila utang luar negeri dapat membantu
pembiayaan pembangunan ekonomi di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia,
untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi, penggunaan utang
luar negeri yang tidak dilakukan dengan bijaksana dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam
jangka panjang utang luar negeri justru akan menjerumuskan negara debitur ke dalam krisis
utang luar negeri yang berkepanjangan, yang sangat membebani masyarakat karena adanya
akumulasi utang luar negeri yang sangat besar.

3.2 Saran
1. Pemerintah sebaiknya lebih berfokus pada kemandirian ekonomi dengan
mengurangi penambahan utang baru. Pengelolaan utang luar negeri (foreign
debt) dilaksanakan lebih transparan dan diawasi dalam penggunaan dan
pengelolaan utang sehingga akan lebih efektif dan efisien dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
2. Perkembangan utang luar negeri harus diperhatikan agar tetap berada pada
posisi normal dan menguntungkan pembangunan ekonomi bukan untuk
menambah beban perekonomian di Indonesia. Sebab dalam jangka panjang
utang luar negeri dapat merugikan perekonomian karena risikonya lebih besar.
Kondisi perekonomian Indonesia yang masih rentan terhadap pengaruh dari
luar, nilai kurs yang rupiah yang masih belum stabil menjadi alasan yang sangat
penting dan harus dipertimbangkan oleh pemerintah dalam mengambil
langkah melakukan pinjaman luar negeri.
3. Agar lebih banyak lagi penelitian sejenis untuk melengkapi referensi data dan
teori-teori terbaru mengenai utang luar dan hubungannya dengan
pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210420100526-4-239157/utang-ln-n
yaris-rp-6200-t-apa-benar-ri-terancam-bangkrut
https://www.republika.co.id/berita/qlzk5w440/utang-luar-negeri-nyaris-rp-600
0-triliun-berbahayakah
https://economy.okezone.com/read/2021/04/16/320/2395655/penyebab-utan
g-indonesia-naik-lagi-jadi-rp6-169-triliun
https://www.kompasiana.com/shelinaadyah/5ec22481097f367d0d0a28a2/da
mpak-utang-luar-negeri-uln-bagi-perekonomian-indonesia
http://anikwahyuningsih.blogspot.com/2013/02/pengaruh-utang-luar-negeri-t
erhadap.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai