UAS KEWARGANEGARAAN
Dosen Pengampu:
Ruliansyah Putra, MH
Disusun Oleh:
DHEA SALWA FADHYLAH 2011280008
COVER
……………………………………………………………………………………
………………. i
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………
………... ii
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………….……………. 1
1.3 Tujuan
…….………………………………………………………….….……….………
1
BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………….……………………….. 2
3.1 Kesimpulan
…………………………………………………….……………….…….. 6
3.2 Saran
……………………………………………………….……………………..……
…7
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………..…………………………….
8
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun karya tulis ilmiah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam karya tulis ilmiah ini kami akan
membahas mengenai “HUTANG NEGARA NYARIS 6.200 T”.
Karya tulis ilmiah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis
ilmiah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan jumlah utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi bangsa
Indonesia, baik dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam periode jangka
pendek, utang luar negeri harus diakui telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi
pembiayaan pembangunan ekonomi nasional Sehingga dengan terlaksananya pembangunan
ekonomi tersebut, tingkat pendapatan per kapita masyarakat bertumbuh selama tiga
dasawarsa sebelum terjadinya krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, yang
didahului oleh krisis moneter di Asia Tenggara, telah banyak merusakkan sendi-sendi
perekonomian negara yang telah dibangun selama PJP I dan awal PJP II. Penyebab utama
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, juga sebagian negara-negara di ASEAN, adalah
ketimpangan neraca pembayaran internasional. Defisit current account ditutup dengan
surplus capital account, terutama dengan modal yang bersifat jangka pendek (portfolio
invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush akan mengancam posisi
cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis nilai tukar mata uang
nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang menyebabkan beban utang luar negeri
Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung
berdasarkan nilai mata uang rupiah. Semakin bertambahnya utang luar negeri pemerintah,
berarti juga semakin memberatkan posisi APBN RI, karena utang luar negeri tersebut harus
dibayarkan beserta dengan bunganya. Ironisnya, semasa krisis ekonomi, utang luar negeri itu
harus dibayar dengan menggunakan bantuan dana dari luar negeri, yang artinya sama saja
dengan utang baru, karena pada saat krisis ekonomi penerimaan rutin pemerintah, terutama
dari sektor pajak, tidak dapat ditingkatkan sebanding dengan kebutuhan anggaran
belanjanya.
Dalam jangka panjang akumulasi dari utang luar negeri pemerintah ini tetap saja harus
dibayar melalui APBN, artinya menjadi tanggung jawab para wajib pajak. Dengan demikian,
maka dalam jangka panjang pembayaran utang luar negeri oleh pemerintah Indonesia sama
artinya dengan mengurangi tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia masa
mendatang. Adalah suatu hal yang tepat, bila utang luar negeri dapat membantu
pembiayaan pembangunan ekonomi di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia,
untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Tetapi, penggunaan utang
luar negeri yang tidak dilakukan dengan bijaksana dan tanpa prinsip kehati-hatian, dalam
jangka panjang utang luar negeri justru akan menjerumuskan negara debitur ke dalam krisis
utang luar negeri yang berkepanjangan, yang sangat membebani masyarakat karena adanya
akumulasi utang luar negeri yang sangat besar.
3.2 Saran
1. Pemerintah sebaiknya lebih berfokus pada kemandirian ekonomi dengan
mengurangi penambahan utang baru. Pengelolaan utang luar negeri (foreign
debt) dilaksanakan lebih transparan dan diawasi dalam penggunaan dan
pengelolaan utang sehingga akan lebih efektif dan efisien dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
2. Perkembangan utang luar negeri harus diperhatikan agar tetap berada pada
posisi normal dan menguntungkan pembangunan ekonomi bukan untuk
menambah beban perekonomian di Indonesia. Sebab dalam jangka panjang
utang luar negeri dapat merugikan perekonomian karena risikonya lebih besar.
Kondisi perekonomian Indonesia yang masih rentan terhadap pengaruh dari
luar, nilai kurs yang rupiah yang masih belum stabil menjadi alasan yang sangat
penting dan harus dipertimbangkan oleh pemerintah dalam mengambil
langkah melakukan pinjaman luar negeri.
3. Agar lebih banyak lagi penelitian sejenis untuk melengkapi referensi data dan
teori-teori terbaru mengenai utang luar dan hubungannya dengan
pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210420100526-4-239157/utang-ln-n
yaris-rp-6200-t-apa-benar-ri-terancam-bangkrut
https://www.republika.co.id/berita/qlzk5w440/utang-luar-negeri-nyaris-rp-600
0-triliun-berbahayakah
https://economy.okezone.com/read/2021/04/16/320/2395655/penyebab-utan
g-indonesia-naik-lagi-jadi-rp6-169-triliun
https://www.kompasiana.com/shelinaadyah/5ec22481097f367d0d0a28a2/da
mpak-utang-luar-negeri-uln-bagi-perekonomian-indonesia
http://anikwahyuningsih.blogspot.com/2013/02/pengaruh-utang-luar-negeri-t
erhadap.html?m=1