Anda di halaman 1dari 9

Responsive, Volume 4 No.

4 Bulan Desember Tahun 2021 : 195 - 203

Implementasi Program Gampil (Gadget Mobile Application For Licence)


Di Kota Bandung

Awang Setiawan1, Mohammad Benny Alexandri2, Candradewini3


1
Program Pasca Sarjana Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
2
Departemen Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
3
Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran
awangsetiawan157@gmail.com; bennyalexandri@yahoo.co.id; candradewini@unpad.ac.id

Submitted: 23-07-2021; Accepted: 05-12-2021: Published : 20-12-2021

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kota Bandung pada pada tahun 2021. Peneliti menemukan bahwa implementasi program Gampil yang
sudah dilaksanakan sejak tahun 2015 oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Bandung masih menyisakan permasalahan-permasalahan seperti efektifitas, efisiensi
yang masih lemah dan kualitas daya dukung aparatur yang belum optimal sehingga berimbas pada
kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Maka
disini peneliti tertarik untuk menganalisis implementasi pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) melalui program Gampil. Dalam penelitian ini, metode
yang digunakan penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif di mana penulis memerlukan
data primer berupa wawancara dan observasi langsung dilapangan dan data sekunder berupa data atau
informasi yang berhubungan dengan fokus penelitan. Informan dalam peneltian ini adalah Kepala Subbag
Umum, Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A,B,C,D, Para pegawai
dan masyarakat yang mengurus perizinan di Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian ini,
implementasi pelayanan perizinan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Bandung melalui program Gampil sudah dilaksanakan dengan baik namun masih perlu perbaikan
perbaikan terutama pada proses komunikasi, sosialisasi kepada masyarakat dan Sumber Daya Manusia
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Hal tersebut peneliti temukan
berdasarkan hasil penelitian dilihat dari komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi yang
menjadi ukuran dalam penelitian.

Kata kunci: GAMPIL, Implementasi Program, Pelayanan Perijinan

Implementation Of The Gampil Program (Gadget Mobile Application For


Licence) In Bandung City
ABSTRACT
This research was carried out at the Bandung City Investment and One Stop Integrated Service
(DPMPTSP) in 2021. Researchers found that the implementation of the Gampil program which has been
implemented since 2015 by the Bandung City Investment and One Stop Integrated Service (DPMPTSP)
still leaves problems such as effectiveness, efficiency that is still weak and the quality of the carrying
capacity of the apparatus that has not been optimal so that the impact on community satisfaction with
government performance does not experience a significant increase. So here the researcher is interested
in analyzing the implementation of licensing services at the One Stop Integrated Service and Investment
Service (DPMPTSP) through the Gampil program. In this study, the method used is descriptive analysis
research with a qualitative approach where the author requires primary data in the form of interviews
and direct field observations and secondary data in the form of data or information related to the focus
195
Implementasi Program Gampil (Gadget Mobile Application For Licence)
Di Kota Bandung (Awang Setiawan, Mohammad Benny Alexandri, Candradewini)

of the research. Informants in this research are the Head of the General Subdivision, the Head of
Licensing and Non-Licensing Services A, B, C, D, employees and the community who take care of
licensing in the city of Bandung. Based on the results of this study, the implementation of licensing services
at the Bandung City Investment Office and One Stop Integrated Service through the Gampil program has
been carried out well but still needs improvements, especially in the communication process, outreach to
the community and Human Resources at the Investment and Integrated Services Office. Doors
(DPMPTSP). The researchers found this based on the results of the study seen from communication,
resources, disposition and bureaucratic structure which were the measurements in the study.

Keywords: GAMPIL, Program Implementation, Licensing Services

PENDAHULUAN mendirikan salah satu inovasi bagi masyarakat agar


Sistem pemerintahan yang berkembang saat ini dimudahkan dalam mendapatkan pelayanan
didorong guna dapat mendukung terciptanya perizinan yaitu dengan adanya penerapan Bandung
penyelenggaraan pelayanan publik yang prima. One stop Service (BOS). Penerapan BOS ini pada
Pelayanan publik merupakan tolak ukur kinerja kala itu bertujuan untuk menyelenggarakan
pemerintah yang paling kasat mata. Masyarakat perizinan dan non-perizinan, yang proses
dapat melihat langsung serta menilai kinerja pengelolaannya mulai dari tahap permohonan
pemerintah berdasarkan kualitas layanan publik sampai ke tahap penerbitan dokumen dilakukan
yang diterima, karena kualitas layanan publik secara terpadu dalam satu tempat dengan menganut
dirasakan masyarakat dari semua kalangan, dimana prinsip – prinsip kesederhanaan, transparansi,
keberhasilan dalam membangun kinerja pelayanan akuntabilitas, dan menjamin kepastian biaya, waktu
publik secara profesional, efektif, efisien, dan serta kejelasan prosedur.
akuntabel.
Untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat, Tetapi kekurangan yang muncul terhadap
pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada penerapan BOS ini pada dahulu, ialah adanya
seluruh kepala daerah agar dapat segera keharusan bagi masyarakat yang ingin memperoleh
menerapkan pola pelayanan perizinan terpadu satu pelayanan perizinan untuk tetap datang ke kantor
pintu melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Nomor 24 tahun 2006 tentang Pedoman Terpadu Oleh karena itu terobosan tersebut dirasa
Penyelengggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu, kurang memudahkan masyarakat untuk
yang jenis kelembagaannya diserahkan kepada menjangkau layanan perizinan yang dibutuhkan.
daerah untuk memilih jenis lembaga yang sesuai
apakah berbentuk dinas, kantor atau badan yang Dalam implementasinya, penyelenggaraan
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dalam mengelolanya. Pemberlakuan dalam konteks pemerintah pusat maupun daerah
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) ini masih dihadapkan pada persoalan mendasar
diharapkan mampu memangkas waktu dan biaya berkaitan dengan efektifitas, efisiensi yang masih
yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan. lemah dan kualitas daya dukung aparatur yang
Hasilnya pelayanan perizinan sesuai dengan belum optimal. Implikasinya jelas, keluhan dan
prinsip-prinsip pelayanan publik yang meliputi: pengaduan masyarakat masih begitu banyak terjadi.
1. Kesederhanaan Salah satu upaya yang dapat menjadi solusi atas
2. Kejelasan dan Kepastian perilaku negative actor pelayanan public adalah
3. Akurasi dengan menggunakan sistem elektronik. Pelayanan
4. Keamanan publik di bidang pemerintahan yaitu dengan
5. Tanggungjawab menerapkan atau pemanfaatan teknologi internet
6. Kelengkapan Sarana dan Prasarana yang dikenal dengan sebuatan electronic
7. Kemudahan Akses Government atau e-Government. Secara sederhana
8. Kedisiplinan, kemudahan dan keramahan. e-Government atau pemerintahan berbasis digital
dan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
9. Kenyamanan dengan menggunakan dukungan Teknologi
Informasi dan Komunkasi (TIK) dalam pemberian
Pada mulanya Dinas Penanaman Modal dan layanan kepada masyarakat (Hasibuan dan Santoso,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) 2015). Pentingnya e-Government ini antara lain :
Responsive, Volume 4 No. 4 Bulan Desember Tahun 2021 : 195 - 203

1) Mendorong pemerintah yang responsif proses pelayanan publik, terutama pelayanan


terhadap kebutuhan dan aspirasi perizinan. GAMPIL merupakan salah satu wujud
masyarakat; inovasi pemerintah dalam memberikan pelayanan
2) Mendorong sisi pemanfaatan dari perizinan kepada masyarakat Kota Bandung.
keterbukaan informasi; dan Kehadiran aplikasi GAMPIL diharapkan
3) Mendorong tingkat partisipasi publik mempermudah para penerima layanan perizinan
dalam sitem penyelenggaraan pemerintah. sehingga mereka tidak perlu bolak-balik mengantar
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dokumen ke kantor pemerintahan untuk melakukan
Satu Pintu (DPMPTSP). DPMPTSP merupakan perizinan.
lembaga yang memegang peranan dan fungsi Namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak
strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan semulus yang direncanakan, terjadi permasalahan
perizinan terpadu Kabupaten/ Kota. Sistem permasalahan yang peneliti temukan dilapangan
pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan proses terkait penerapan aplikasi gampil diantaranya:
pengelolaan pelayanan terhadap beberapa jenis 1. Belum meratanya kemampuan dan
pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi dalam pengetahuan masyarakat terkait sistem
satu tempat baik secara fisik maupun virtual sesuai teknologi;
dengan standar pelayanan. Sistem pelayanan 2. Sistem yang sering terjadi error, sehingga
terpadu secara fisik dapat dilaksanakan melalui tidak dapat diakses oleh masyarakat;
sistem pelayanan terpadu satu pintu dan/atau sistem 3. Patform yang baru menjangkau sistem
pelayanan terpadu satu atap, sedangkan sistem android;
pelayanan terpadu secara virtual dilakukan dengan 4. Lambatnya respon atas keluhan
memadukan pelayanan secara elektronik. masyarakat;
Dinas Penanaman modal dan Perijinan terpadu satu 5. Kemampuan sumber daya pegawai
pintu (DPMPTSP) dalam penelitian ini adalah DPMPTSP yang belum merata; dan
DPMPTSP Kota Bandung. 6. Waktu pelayanan yang tidak ada kepastian.
Dalam merespon perkembangan teknologi dan Oleh karena itu meninjau pelaksanaan program
mewujudkan e-government, sejak tahun 2015, pemerintah daerah dalam menerapkan pelayanan
pemerintah Kota Bandung melalui Dinas dengan menggunakan aplikasi menjadi menarik
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu guna memastikan setiap program yang dirumuskan
Pintu mengeluarkan aplikasi pelayanan perijinan, pemerintah daerah memberikan dampak yang
yang dikenal dengan program aplikasi Gadget maksimal dan dapat meningkatkan kepuasan
Mobile Application for Licence (GAMPIL). masyarakat atas kinerja pemerintah Daerah.
Aplikasi GAMPIL merupakan aplikasi yang Adapun rumusan masalah yang dipecahkan dalam
diluncurkan oleh Pemkot Bandung sebagai upaya penelitian ini adalah:
untuk mempermudah perizinan di Kota Bandung 1. Bagaimana implementasi Program Gampil
berbasis Smartphone (Gadget) yang dikembangkan oleh DPMPTSP Kota Bandung?
oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan 2. Kendala apa saja yang dihadapi pemerintah
Perizinan Terpadu (DPMPTSP) Kota Bandung, Kota Bandung Terkait pelaksanaan
dengan tujuan memberikan kemudahan dalam Program Gampil?

TINJAUAN PUSTAKA tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu


Implementasi maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha
Implementasi merupakan aktivitas yang terlihat untuk mencapai perubahan besar dan kecil yang
setelah adanya pengarahan yang sah dari suatu ditetapkan oleh program.
program yang meliputi upaya mengelola input. Van Dari penjelasan mengenai implementasi di atas,
Meter dan Van Horn (dalam Agustino 2014:124) peneliti menarik kesimpulan bahwa implementasi
mendefinisikan “implementasi sebagai tindakan- merupakan proses pelaksanaan dari suatu program,
tindakan yang dilakukan baik oleh individu- baik itu di lingkungan pemerintah, swasta, atau
individu atau pejabatpejabat atau kelompok- organisasi lainya yang hasilnya dapat di lihat dari
kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan perbandingan pencapaian target dengan tujuan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah awal, sehingga dalam implementasi ini sangat
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. dimungkinkan banyak hal yang sifatnya teknis
Tindakan-tindakan yang dimaksud mencakup usaha sebagai upaya dari pencapaian tujuan tersebut.
untuk mengubah keputusan menjadi tindakan-

197
Implementasi Program Gampil (Gadget Mobile Application For Licence)
Di Kota Bandung (Awang Setiawan, Mohammad Benny Alexandri, Candradewini)

Kebijakan Publik pembuat kebijakan, maka proses


Menurut Fredrich dalam Agustino (2017: 166) implementasi kebijakan juga menjadi tidak
kebijakan adalah serangkaian tindakan atau efektif.
kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok 4. Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang
atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu bertugas mengimplementasikan kebijakan
dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan- memiliki pengaruh yang signifikan
kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan terhadap implementasi kebijakan. Aspek
(kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan dari struktur organisasi adalah Standard
tersebut diusulkan agar berguna dalam Operating Procedure (SOP) dan
mengatasinya untuk mencapai tujuan yang fragmentasi. Struktur organisasi yang
dimaksud. terlalu panjang akan cenderung
Sedangkan menurut Kraft dan Furlong (dalam Riant melemahkan pengawasan dan
Nugroho, 2015: 105), kebijakan publik tidak dibuat menimbulkan red-tape, yakni prosedur
dalam keadaan vakum. Kebijakan publik birokrasi yang rumit dan kompleks, yang
dipengaruhi oleh kondisi social dan ekonomi, nilai menjadikan aktivitas organisasi tidak
politik yang berlaku dan suasana hati masyarakat fleksibel.
pada suatu waktu. Struktur pemerintahan dan norma
nasional serta norma budaya lokal merupakan Pelayanan Publik
variable yang lain. Van Meter dan Van Horn (dalam Budi Winarno,
2008:146-147) mendefinisikan implementasi
Implementasi kebijakan Publik kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan dalam
Didalam suatu perumusan suatu kebijakan setelah keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-
melalui proses identifikasi masalah, fomulasi tindakan ini 11 mencakup usaha-usaha untuk
kebijakan, legitimasi kebijakan dan dalam proses mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-
selanjutnya adalah implementasi atau dengan kata tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu
lain pelaksanaan kebijakan. maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha
Menurut pandangan Edward III (dalam Subarsono, untuk mencapai perubahan besar dan kecil yang
2015: 90-92) implementasi kebijakan dipengaruhi ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan
oleh empat variable, yaitu : yang dilakukan oleh organisasi publik yang
1. Komunikasi, yaitu keberhasilan diarahkan untuk mencapai tujuantujuan yang telah
implementasi kebijakan mensyaratkan agar ditetapkan.
implementor mengetahui apa yang harus
dilakukan, dimana yang menjadi tujuan dan Adapun makna implementasi menurut Daniel A.
sasaran kebijakan harus ditransmisikan Mazmanian dan Paul Sabatier (1979) sebagaimana
kepada kelompok sasaran (target group), dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab (2008:
sehingga akan mengurangi distorsi 65), mengatakan bahwa: Implementasi adalah
implementasi. memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah
2. Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan
dikomunikasikan secara jelas dan merupakan fokus perhatian implementasi
konsisten, tetapi apabila implementor kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan
kekurangan sumberdaya untuk kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah
melaksanakan, maka implementasi tidak disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan
akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk
dapat berwujud sumber daya manusia, mengadministrasikannya maupun untuk
misalnya kompetensi implementor dan menimbulkan akibat/dampak nyata pada
sumber daya finansial. masyarakat atau kejadian-kejadian. Dari
3. Disposisi, adalah watak dan karakteristik penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan
yang dimiliki oleh implementor, seperti bahwa implementasi kebijakan tidak akan dimulai
komitmen, kejujuran, sifat demokratis. sebelum tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
Apabila implementor memiliki disposisi ditetapkan atau diidentifikasi oleh keputusan-
yang baik, maka implementor tersebut keputusan kebijakan. Jadi implementasi merupakan
dapat menjalankan kebijakan dengan baik suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh berbagai
seperti apa yang diinginkan oleh pembuat aktor sehingga pada akhirnya akan mendapatkan
kebijakan. Ketika implementor memiliki suatu hasil yang sesuai dengan tujuan-tujuan atau
sikap atau perspektif yang berbeda dengan sasaran-sasaran kebijakan itu sendiri.
Responsive, Volume 4 No. 4 Bulan Desember Tahun 2021 : 195 - 203

publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau


Sedangkan menurut Lijan Poltak S (2013:5), istilah penerima pelayanan.
publik berasal dari bahas Inggris public yang berarti Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan
umum, masyarakat, negara. Kata public sebenarnya Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
sudah diterima menjadi Bahasa Indonesia Baku Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang
menjadi Publik yang berarti umum, orang banyak Pedoman Standar Pelayanan, sebagaimana diatur
dan ramai. Berdasarkan pemaparan yang dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 2009
dikemukakan di atas, maka publik dapat tentang Pelayanan Publik menyatakan komponen
didefinisikan sebagai masyarakat luas atau umum. standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:
Istilah pelayanan umum di Indonesia seringkali 1. Persyaratan;
diidentikkan dengan pelayanan publik sebagai 2. Sistem, mekanisme, dan prosedur;
terjemahan dari public service Di Indonesia, 3. Jangka waktu peneyelesaian;
konsepsi pelayanan administrasi pemerintahan 4. Biaya/tarif;
seringkali digunakan secara bersama-sama atau 5. Produk pelayanan; dan
dipakai sebagai sinomin dari konsepsi pelayanan 6. Penanganan pengaduan, saran,dan
perizinan. Sedangkan menurut AG. masukan.
Subarsono seperti yang dikutip oleh Agus
Dwiyanto (2016:141) Pelayanan publik E- Government
didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang Dalam pengoptimalan pemanfaatan teknologi
dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi informasi dan komunikasi terbentuk sebuah sistem
kebutuhan warga pengguna. Menurut Sumaryadi manajemen dan aktivitas kerja di lingkungan
(2014:70-71) Secara operasional, pelayanan publik pemerintahan. e-Government atau electronic
yang diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan government merupakan suatu upaya untuk
dalam dua kelompok besar yaitu; Pertama, menyebarluaskan bentuk kepemerintahan yang
pelayanan publik yang diberikan tanpa berbasis elektronik. Di dalam buku e-government In
memperhatikan orang perseorangan, tetapi action (2005:5) menyatakan e-Government adalah
keperluan masyarakat secara umum yang meliputi suatu usaha menciptakan suasana pelayanan
penyediaan sarana dan prasarana transportasi, pemerintah yang sesuai dengan objektif bersama
penyediaan pusat-pusat kesehatan, pembangunan (shared goals) dari sejumlah komunitas yang
lembaga-lembaga pendidikan, pemeliharaan berkepentingan.
keamanan, dan lain sebagainya; Kedua, pelayanan Sedangkan e-Government (variabel bebas) menurut
yang diberikan secara orang perseorangan yang Richardus (2004:4) yaitu: merupakan suatu
meliputi kartu penduduk dan surat-surat lainnya. mekanisme interaksi baru antara pemerintahan
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus dengan masyarakat dan kalangan lain yang
memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan berkepentingan dimana melibatkan penggunaan
sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima teknologi informasi dengan tujuan memperbaiki
layanan. Standar pelayanan merupakan ukuran mutu pelayanan yang selama berjalan. (Indrajit:
yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan 2016).

METODE PENELITIAN data diperoleh dengan ukuran-ukuran


Tipe Penelitian kecenderungan pusat (Central Tendensi) dan
Metode yang digunakan dalam penyusunan tesis ini ukuran sebaran (dispersion). “metode deskriptif
adalah menggunakan metode penelitian deskriptif diikuti dengan pendekatan kualitatif”.
analisis dengan pendekatan kualitatif yaitu
mengolah data-data yang tersedia dengan Unit Analisis dan Informan
memaparkan, menggambarkan, menjelaskan, Menurut Nasution, (2013:29) mengemukakan
permasalahan yang diteliti, kemudian bahwa : “dalam Penelitian kualitatif tidak mengenal
menganalisanya guna mencari pemecahan istilah Populasi”. Dalam penelitian deskriptif
permasalahan tersebut. dengan paradigma kualitatif pengambilan sampel
Metode deskriptif menurut Isaac dan Michael dilakukan dengan Purposive Sampling (sampel
(Rakhmat 2011:24) adalah “Deskriptif diartikan bertujuan), karena penelitian kualitatif ini
melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu”. menjaring dan membutuhkan serta sebanyak-
Pada hakikatnya metode deskriptif mengumpulkan banyaknya informasi dari berbagai pihak atau
data secara univariat (satu variabel). Karakteristik berbagai sumber.

199
Implementasi Program Gampil (Gadget Mobile Application For Licence)
Di Kota Bandung (Awang Setiawan, Mohammad Benny Alexandri, Candradewini)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik teknik pengambilan sampel sumber data dan
non probability sampling yaitu purposive sampling, pertimbangan tertentu.
purposive sampling (sampel bertujuan) adalah

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan unit analisis dan narasumber (Informan) sebagai berikut
Tabel 3.1
Jumlah Informan
No Informan Jumlah
1 Kepala Dinas PMPTSP Kota Bandung 1 Orang
2 Sekretaris Dinas 1 Orang
3 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan 1 Orang
Perizinan dan Non Perizinan A
4 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan 1 Orang
Perizinan dan Non Perizinan B
5 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan 1 Orang
Perizinan dan Non Perizinan C
6 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan 1 Orang
Perizinan dan Non Perizinan D
7 Pegawai DPMPTSP 3 Orang
8 Masyarakat pengguna Layanan 5 Orang
9 Pelaku Usaha/ Swasta 2 Orang
Jumlah 16 Orang
Sumber : hasil olahan peneliti 2021

Teknik Pengumpulan Data dikomunikasikan makna dalam suatu topik


Teknik pengumpulan data digunakan untuk tertentu”.
mengumpulkan data sesuai tata cara penelitian 3. Observasi
sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Menurut pendapat Sugiyono (2016 : 166), observasi
Sugiyono (2016 : 224), teknik pengumpulan data adalah teknik pengumpulan data untuk mengamati
merupakan langkah yang paling strategis dalam prilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian alam, dan responden. Dalam penelitian ini peneliti
adalah mengumpulkan data. Teknik pengumpulan melakukan pengamatan langsung untuk
data dalam penelitian ini menggunakan teknik menemukan fakta-fakta di lapangan. Instrumen
dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik yang digunakan peneliti adalah observasi
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam nonpartisipan tidak terstruktur. Sifat intrumen yang
penelitian ini, yaitu : tidak baku memudahkan peneliti untuk menggali
1. Studi Kepustakaan informasi berkaitan dengan pelaksanaan program
Studi kepustakaan yaitu suatu teknik pengambilan GAMPIL di Kota Bandung.
data berupa teori, yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan menganalisis literatur buku, koran Teknik Analisis Data
dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Menganalisis atau mengolah data kualitatif menurut
permasalahan yang diteliti. Nasution (2013:129-130) dapat dilakukan dengan
2. Wawancara mengikuti langkah-langkah :
Menurut Kristin Esterberg (dalam Sugiyono, 2016: 1. Reduksi data
231), “wawancara atau interaktif adalah merupakan 2. Display data
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan 3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi
ide melalui tanya jawab sehingga dapat
Responsive, Volume 4 No. 4 Bulan Desember Tahun 2021 : 195 - 203

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam perwujudannya, pelayanan perizinan


Implementasi Program Gampil di Kota berbasis elektronik di DPMPTSP Kota Bandung
Bandung didasari oleh beberapa dasar hukum yang mengatur
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu jalannya proses perizinan di Kota Bandung.
Satu Pintu yang selanjutnya disebut Dinas adalah Peraturan tersebut di antaranya adalah Peraturan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Daerah Kota Bandung No. 22 Tahun 2009,
Satu Pintu Kota Bandung. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu 2018, SK Kepala DPMPTSP No. 503/780-
Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung merupakan DPMPTSP serta dengan SOP dan Kode Etik yang
lembaga yang memegang peranan dan fungsi ada.
strategis di bidang penyelenggaraan pelayanan Pada pelaksanaannya, pelayanan perizinan berbasis
perizinan terpadu Kota Bandung, yang dibentuk elektronik memiliki alur prosedur sebagai berikut:
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung 1. Pemohon membuat akun pada website
Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan dpmptsp.bandung.go.id. bila sudah
Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung. memiliki akun, maka pemohon dapat
Berdasarkan Peraturan Daerah dimaksud, tugas mengajukan permohonan izin yang
pokok Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan diinginkan dengan melengkapi
Terpadu Satu Pintu Kota Bandung adalah kelengkapan dokumen yang dibutuhkan.
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang 2. Setelah mengajukan izin, pemohon akan
penanaman modal dan bidang pelayanan terpadu mendapatkan notifikasi SMS untuk nomor
satu pintu. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, resi
DPMPTSP mempunyai Fungsi: 3. Staf verifikasi administrasi akan
a. perumusan kebijakan lingkup penanaman melakukan verifikasi data lampiran yang
modal dan pelayanan terpadu satu pintu; diinput oleh pemohon. Staf ini pun akan
b. pelaksanaan kebijakan lingkup penanaman memberikan catatan apabila dokumen yang
modal dan pelayanan terpadu satu pintu; diberikan tidak lengkap sehingga akan
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan meminta pemohon untuk memperbaiki.
lingkup penanaman modal dan pelayanan Bila sudah lengkap, berkas akan diteruskan
terpadu satu pintu; ke kepala seksi untuk divalidasi.
d. pelaksanaan administrasi Dinas lingkup 4. Kepala seksi akan memvalidasi berkas
penanaman modal dan pelayanan terpadu yang diberikan staf verifikasi dengan
satu pintu; dan dibantu oleh kepada tim teknis terlebih
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh dahulu. Validasi tim teknis dapat berupa
Walikota terkait dengan tugas dan pengecekan ke lapangan yang selanjutnya
fungsinya. dibuatkan berita acara dan rekomendasi
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu teknis
Satu Pintu (DPMPTSP) merupakan lembaga 5. Rekomendasi yang dibuat tim teknis
penyelenggara pelayanan perizinan terpadu Kota diberikan kepada kepala seksi untuk
Bandung. DPMPTSP Kota Bandung dituntut dapat disetujui. bila disetujui, selanjutnya
memberikan pelayanan perizinan yang cepat, diteruskan kepada Kepala Bidang.
akurat, dengan biaya sesuai ketentuan, secara
6. Kepala bidang dapat menyetujui ataupun
transparan kepada masyarakat Kota Bandung.
menolak permohonan. Bila disetujui,
Salah satu upaya menyelenggarakan pelayanan
pemohon akan mendapatkan SMS berupa
public yang prima oleh DPMPTSP Kota Bandung
kode untuk membayar dan nominal
adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi
retribusi yang tertagih. Pembayaran
dalam melaksanakan tugasnya. DPMPTSP
dilakukan melalui Bank Jabar Banten
mengeluarkan dan menerapkan GAMPIL sebagai
dimana retribusi tersebut langsung
sebuah aplikasi public dalam mengajukan proses
terhubung ke rekening kas daerah.
pelayanan.
7. Selanjutnya, pemohon diminta untuk
Pelaksanaan aplikasi gampil sudah berjalan dari
mengisi survey kepuasan. Setelah mengisi,
tahun 2015. Proses pelaksanaan sistem pelayanan
permohonan akan diproses ke tahap
perijinan yang dilaksanakan melalui aplikasi gampil
selanjutnya.
meliputi:
8. Apabila naskah izin telah diverifikasi,
maka Kepala DPMPTSP akan
201
Implementasi Program Gampil (Gadget Mobile Application For Licence)
Di Kota Bandung (Awang Setiawan, Mohammad Benny Alexandri, Candradewini)

menandatangani izin. Setelah itu, izin dalam menerima kebijakan pelayanan


diterbitkan dan dikirim ke alamt pemohon perizinan berbasis elektronik ini dengan
oleh petugas POS Indonesia. bekerja dengan baik dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya dengan sesuai
Berdasarkan petikan hasil wawancara dan observasi dengan SOP yang berlaku yaitu yang
yang peneliti laksanakan mengenai implementasi tertuang pada Peraturan Walikota Bandung
kebijakan program GAMPIL dikaitkan dengan No. 235 Tahun 2017 tentang SOP
Teori Edward III maka terdapat aspek- aspek yang DPMPTSP dan Kode Etik yang berlaku.
menjadi pertimbangan untuk penilaian meliputi 4 4. Struktur Birokrasi.
indikator dengan penjelasan sebagai berikut Pada intinya pola kinerja birokrasi yang
dibawah ini: dilaksanakan di DPMPTSP Kota Bandung
1. Komunikasi. berjalan dengan koordinasi yang baik,
Terkait program pelayanan perizinan proses koordinasi telah sesuai dengan alur
elektronik, langkah awal adalah melukakan kerja yang baik. Hal tersebut juga
proses komunikasi melalui kegiatan ditunjukkan dengan kerjasama yang terjalin
sosialisasi yang dilakukan kepada pihak antara semua pihak dinas yang memiliki
internal DPMPTSP dan yang terakhir kewenangan untuk mengeluarkan izin
kepada masyarakat selaku sasaran dari sehingga bekerjasama dengan DPMPTSP
program pelayanan perizinan elektronik. Kota Bandung dalam memproses
DPMPTSP Kota Bandung sudah permohonan, serta pihak lain yang
melakukan komunikasi yang baik di mendukung pelaksanaan program ini yaitu
internal sebagai pelaksana kebijakan. Bank BJB selaku bank yang bekerjasama
Namun pada kenyataan lainnya, DPMPTSP dalam penarikan retribusi izin yang
dianggap belum optimal dalam melakukan berbayar. Selain itu, dalam penerbitan surat
sosialisasi ke masyarakat secara merata. izin yang bersifat elektronik ini sudah
Selain itu DPMPTSP juga dinilai masih didukung oleh Balai Sertifikasi Elektronik
belum konsisten dalam melaksanakan yang berada dalam naungan Badan Siber
komunikasi terkait program GAMPIL. dan Sandi Negara.
2. Sumber Daya.
Sumber daya dalam implementasi Terkait dengan kendala penerapan sistem pelayanan
kebijakan ditunjang oleh sumber daya perizinan dengan menggunakan teknologi ternyata
manusia, materi, dan metoda. Pada belum mampu meningkatkan kepuasan masyarakat
implementasi program GAMPIL di Kota terkait dengan kinerja pelayanan Kota Bandung, hal
Bandung, sumber daya manusia dinilai tersebut dipengaruhi oleh factor internal dan factor
sudah belum merata dalam menunjang eksternal. Faktor internal meliputi kualitas SDM
keberhasilan pelaksanaan program ini. Dari DPMPTSP Kota Bandung, Sarana dan Prasarana,
segi sumber daya manusia, pelaksanaan Komunikasi yang dibangun dan struktur birokrasi.
pelayanan perizinan berbasis elektronik ini Sedangkan factor internal meliputi tingkat
dikelola kegiatan utamanya dikelola oleh pemahaman masyarakat yang berbeda beda terkait
Sub Bagian Data, Informasi dan Evaluasi penggunaan teknologi, mentalitas warga dalam
yang memiliki 6 staff dan 1 kepala sub menerima perubahan pelayanan dll.
bagian. Sub bagian ini lah yang menjadi
tombak utama pelaksanaan program
GAMPIL. SIMPULAN DAN SARAN
3. Disposisi. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan terkait
Komitmen dalam menjalankan kebijakan dengan implementasi program Gampil di Kota
pelayanan perizinan berbasis elektronik Bandung, peneliti menarik beberapa kesimpulan
disebutkan bahwa para pelaksana telah bahwa pelaksanaan Gampil sepenuhnya sangat
melaksanakannnya dengan komitmen yang membantu kinerja pelayanan public ditengan image
cukup baik. Berdasarkan pengamatan yang yang negative di masyarakat, selain itu penggunaan
dilakukan penulis, para pegawai telah teknologi juga sangat berguna ditengah masa
mendukung dan berkomitmen serta pandemic Covid-19 yang membatasi kerumunan
bertanggungjawab penuh menjalankan masyarakat. Namun ternyata implementasi Gampil
program ini, hal ini ditunjukan dengan belum sepenuhnya dapat meningkatkan tingkat
sikap semua pegawai yang berkomitmen kepuasan masyarakat. Masyarakat masih menilai
Responsive, Volume 4 No. 4 Bulan Desember Tahun 2021 : 195 - 203

bahwa program Gampil masih belum matang dan Berbasis Elektronik Serta Kontribusinya
belum menjangkau seluruh segmentasi masyarakat. Pada Pendapatan Asli Daerah. Indonesian
Ditambah dengan permasalahan permasalahan yang Accounting Research Journal
ditemukan dilapangan terkait dengan kesiapan
sistem itu sendiri, sdm DPMPTSP, Sarana
prasarana penunjang, serta tingkat pemahaman
yang berbeda pada masyarakat.

Oleh karena itu peneliti memberikan saran kepada


pemerintah daerah Kota Bandung dalam hal ini
DPMPTSP untuk mengevaluasi program GAMPIL
sembari melakukan penyesuaian terkait dengan
kompetensi pegawai dilingkungan DPMPTSP Kota
Bandung. Selain itu diperlukannya sosialisasi
kembali secara berkala kepada masyarakat oleh
DPMPTSP Kota Bandung bekerja sama dengan
dinas terkait lainnya dalam hal perizinan yang
dilakukan secara merata untuk seluruh lapisan
masyarakat dengan pola yang lebih efektif dan
efisien. Selain itu, diperlukannya sistem lebih lanjut
yang mengintegrasikan data dari tingkat perangkat
daerah paling bawah yang terkait terkait data dan
berkas bagi pemohon izin agar pelayanan perizinan
berbasis elektronik ini menjadi lebih maksimal
dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto. (2015), Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik,
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Agus Maryono. 2016. (Preparedness Assament
tools for Indonesia). Jakarta: UNESCO
Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan
Publik. Bandung : Alfabeta
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis
Kebijakan Publik: Edisi Kedua
(terjemahan), Yogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
Moleong, Lexi.J. 2016. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Nasution, S. 2013. Metode Penelitian Naturalistik –
Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Tarsito.
Ndraha, Taliziduhu. 2013. Kybernologi Ilmu
Pemerintahan Baru I. Jakarta: Rineka
Cipta.
Edwards III, George C. 2003. Implementing Public
Policy.Jakarta
Sinambela, LijanPoltak. 2006. Reformasi
Pelayanan Publik:Teori, Kebijakan, dan
Implementasi. Jakarta: PT. BumiAksara
Naswa Aziza Huwaida Rahmatunnisa (2021)
Analisis Efektivitas Pelayanan Permohonan
Perizinan Mendirikan Bangunan Dengan

203

Anda mungkin juga menyukai